Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS KOPERASI SERTA MANAJEMEN PENGAWASAN KOPERASI

Pengawas koperasi merupakan bagian dari perangkat atau struktur koperasi selain rapat anggota dan
pengurus koperasi di Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam pasal 21, UU Nomor 25 Tahun 19912
Tentang Perkoperasian Indonesia. Tugas dan wewenang pengawas koperasi sebagaimana tertuang
dalam pasal 38-39 UU Nomor 25 1992 tentang Perkoperasian Indonesia :
- Pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat
anggota. Selanjutnya pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota (ayat 2). Jelaslah bagi kita
bahwa pengawas koperasi tidak bertanggung jawab kepada pengurus melainkan kepada rapat
anggota.
- Tugas dan wewenang pengawas koperasi sebagaimana diatur dalam pasal 39, pengawas koperasi
secara umum bertugas mengawasi manajemen koperasi dan membuat laporan tahunan.

Tugas dan wewenang pengawas serta manajemen pengawasan koperasi


1. Tugas Pengawas :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya;
c. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar.
2. Wewenang Pengawas :
a. Meneliti catatan yang ada pada Koperasi;
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
c. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
3. Manajemen Pengawasan Koperasi
A. Pendahuluan
Koperasi lahir dari sebentuk kesepakatan sosial dari orang-orang yang meyakini bahwa hidup
bersama adalah bagian dari cara efektif mewujudkan cita-cita, baik dalam pencapaian cita-cita
pribadi maupun tujuan-tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut, kemudian mereka
menyatukan potensi dan berbagi peran efektif yang dikelompokkan ke dalam unsur anggota,
pengurus dan pengawas. Sebagai kumpulan orang yang berasal dari latar belakang berbeda, orang-
orang di dalam koperasi melakukan interaksi dan komunikasi dalam posisi setara (equal) dan
membangun kefahaman atas kelebihan dan kekurangan serta mengkombinasikannya sebagai satu
kesatuan yang saling melengkapi dan memperkuat. Implikasinya kemudian terbentuk

Tugas dan Wewenang Pengawas Koperasi serta Manajemen Pengawasan Koperasi 1


pemberdayaan (empowering), dimana semua orang bergerak sesuai dengan peran yang melekat
pada dirinya. Dalam cara baca ini, maka bersikap “diam” adalah “beban” bagi mereka yang
“bergerak”. Oleh karena itu, setiap koperasi ditantang untuk bisa menyatukan potensi dan
kepentingan kedalam tujuan kolektif, sehingga soliditas dalam kebersamaan bisa menjadi modal
terbesar dalam membentuk karya-karya yang mensejahterakan, khususnya bagi segenap unsur
organisasi yaitu; anggota, pengurus dan pengawas.
B. Mendeteksi Aktivitas Koperasi
Sebagai pengingat, Induk Koperasi Dunia (ICA/International Cooperative Alliance), tahun 1995 di
Manchester, Inggris, mendefenisikan koperasi sebagai kumpulan otonom dari orang-orang yang
bertujuan memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya melalui perusahaan yang
mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. Defenisi ini wajib menjadi
referensi bagi setiap insan koperasi dalam memaknai dan mengintrepretasikan koperasi ke dalam
aktivitas-aktivitasnya. Sebagai pengingat dan penyemangat, satu slogan “dari, untuk dan oleh
anggota” sering didengungkan saat mentemakan koperasi. Slogan ini merupakan penegasan
bahwa arah pengembangan “perusahaan koperasi” harus memiliki relevansi dengan aspirasi dan
kebutuhan anggotanya. Oleh karena itu, realitas koperasi seharusnya tidak berjarak dengan
kehidupan anggotanya, koperasi seharusnya menjadi mesin penjawab aspirasi dan kebutuhan
anggotanya yang tidak terbatas pada persoalan ekonomi saja, tetapi juga tentang aspirasi dan
kebutuhan sosial dan budaya. Luasnya “ruang juang” ini, membuat koperasi memiliki keluasan dan
keluwesan dalam merancang aktivitasnya sepanjang memiliki relevansi dengan keterjawaban
kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya dari anggotanya serta dalam proses
pencapaiannya memegang teguh nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Sebagai sebuah insitusi
yang berfungsi mensejahterakan melalui kebersamaan, tidak terbantahkan bahwa roh aktivitas
koperasi sesungguhnya adalah “mencerdaskan”. Lewat aktivitas “mencerdaskan”, terbentuk
pengetahuan dan terbangun kesadaran untuk mengambil inisiatif dan tanggungjawab
mengembangkan perusahaan. Akumulasi inisiatif menjadi penyumbang terbesar dalam
mendongkrak pertumbuhan dan perkembangan koperasi. Satu hal yang menjadi catatan bahwa
pada saat anggota berinisiatif mengembangkan partisipasinya yang berimplikasi pada kebesaran
perusahaan koperasi, pada saat yang sama sesungguhnya anggota tersebut mendapatkan manfaat
dan sekaligus membentuk jawaban atas kebutuhannya. Untuk itu, penyelenggaraan pendidikan
menjadi faktor penting dalam sebuah koperasi.
C. Mengenal Medan Juang Koperasi
Koperasi merupakan mesin penjawab aspirasi dan kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya dari
segenap unsur organisasinya. Untuk itu, pengelolaan koperasi harus berjalan dengan efisien dan
efektif, sehingga mampu melahirkan produkvifitas sebagaimana dicita-citakan segenap unsur
organisasinya. Sebagai organisasi yang bertumpu pada kreasi dan partisipasi kolektif, maka
koperasi harus bernuansa mencerdaskan anggota dalam menggunakan dan meningkatkan
pendapatannya. Dalam hal mencerdaskan anggota menggunakan pendapatannya, aktvitas
pelayanan koperasi seharusnya mampu melahirkan efisiensi kolektif, sehingga berimplikasi pada
peningkatan pendapatan ril masyarakat. Untuk itu, efisiensi dan efektivitas pengelolaan harus
mampu membentuk performance yang memiliki nilai manfaat yang optimal kepada anggotanya
dan harus memiliki nilai lebih dibanding anggota mentransaksikan kebutuhannya ditempat lain.
Sebagai contoh, ketika perusahaan koperasi mengelola sebuah toko, foto kopi, cafe dan lain
sebagainya, maka ragam aktivitas layanan tersebut harus memiliki keunggulan yang tidak mungkin
didapati oleh anggota ketika mentransaksikan kebutuhannya di tempat lain yang menawarkan hal
sama. Hal ini bisa mewujud dalam harga yang lebih murah, kualitas yang lebih baik, pelayanan yang
lebih ramah, adanya pembagian SHU dan lain sebagainya. Sementara itu, dalam hal mencerdaskan

Tugas dan Wewenang Pengawas Koperasi serta Manajemen Pengawasan Koperasi 2


anggota dalam meningkatkan pendapatannya, perusahaan koperasi harus mengambil inisiatif
mendorong anggotanya untuk lebih produktif, baik lewat membantu anggota dalam meningkatkan
ketajaman instuisi dan kreasinya, maupun membantu anggota dalam mendrive gagasan-
gagasannya ke dalam aktivitas produktif yang akan mempercepat anggota tersebut membentuk
kemandirian pribadinya. Pada titik inilah perusahaan koperasi berpotensi besar menjadi partner
strategis anggota dalam mewujudkan cita-citanya. Aktivitas-aktivitas yang mendukung hal ini bisa
diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendampingan
manajemen, support modal dengan beban ringan, support market atau jaringan pemasaran dan
lain sebagainya. Dalam hal perusahan koperasi sudah lekat roh “mencerdaskan” anggota dalam
hal menggunakan dan meningkatkan pendapatan nya, maka eksistensi koperasi akan sangat
bermanfaat dan lekat dengan keseharian dan masa depan pribadi anggotanya. Pada titik inilah,
kebersamaan yang didrive ke arah penyatuan potensi dan juga pemberdayaan (empowering) akan
melahirkan makna dan kebermanfaat yang luas dari sebuah koperasi.
D. Menakar Peran Strategis Pengawas Dalam Koperasi
D.1. Manajemen Peran
Sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam koperasi, pengawas memiliki peran strategis
dalam menjaga dan juga mendorong keterwujudan tujuan-tujuan berkoperasi. Pengawas
dalam memainkan peran sesungguhnya tidak terbatas pada mengamati, mengkonfirmasi,
cross check validitas data, tetapi juga melakukan upaya-uoaya bagi optimalisasi partisipasi
pengurus dan anggota dalam menumbuhkembangkan manfaat dari kebersamaan di koperasi.
Untuk itu, pengawas selayaknya berposisi sebagai oposisi produktif bagi pengurus. Artinya,
pengawas secara kelembagaan harus bisa menjadi sparring partner pengurus sehingga
tercipta gairah untuk lebih meningkatkan laju pertumbuhan koperasi. Satu hal yang harus
difahami, pengawas bukanlah lembaga pengadilan di koperasi sehingga dalam memainkan
perannya tidak perlu over acting yang justru kontraproduktif bagi koperasi itu sendiri.
Demikian halnya di wilayah keanggotaan, pengawas juga harus memainkan peran kaitannya
dengan efektivitas partisipasi anggota bagi jalannya roda organisasi dan perusahaan. Sebagai
perwakilan anggota, pengawas juga harus ikut membantu pengurus dalam men-sosialisasikan
dan mengedukasikan kebaikan-kebaikan yang telah dan sedang diperjuangkan koperasi
kepada segenap anggota. Disamping itu, pengawas juga bisa memerankan diri sebagai
penyerap aspirasi yang lahir dari fikiran dan gagasan anggota. Dengan demikian potensi
ketebentukan pemberdayaan produktif berbasis kolektif akan efektif membawa koperasi ke
titik optimal kebermaknaan bagi segenap unsur organisasinya, khususnya anggota sebagai
populasi mayoritas dari koperasi.
D.2. Teknis Kepegawasan
Dalam ranah teknis kepengawasan, ada beberapa hal prinsip yang harus dilakukan
sebagaimana dijelaskan berikut ini :
a. Dasar Hukum Kepengawasan.
Pengawas menjalankan tugas dan tanggungjawabnya berlandaskan:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
2. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
3. Keputusan-keputusan Rapat Anggota
4. Perturan-peraturan khusus yang disepakati internal koperasi. Kelembagaan Pengawas.
Kelembagaan pengawas terdiri dari personal yang ditetapkan berdasarkan keputusan
RAT.

Tugas dan Wewenang Pengawas Koperasi serta Manajemen Pengawasan Koperasi 3


b. Pola Kepengawasan.
Pengawas dapat menerapkan 2 (dua) pola pengawasan untuk mendapatkan informasi
obyektif, akurat dan bisa diandalkan, aplikasi kedua pola ini dapat dikombinasi guna
mendapatkan informasi valid dan layak berkesimpulan tentang detail operasional
organisasi dan usaha koperasi. Adapun pengawasan tersebut adalah :
1. Pengawasan regular
Pengawasan regular merupakan pengawasan yang sifatnya terjadual secara periodik.
2. Pengawasan irregular
Pengawasan irregular merupakan pola pengawasan sewaktu-waktu (mendadak) yang
diselenggarakan untuk tujuan-tujuan khusus atau sebagai bagian dari cara menguji
validitas data dan informasi.
c. Lingkup Kepengawasan.
Lingkup kepengawasan dari terdiri dari pengurus dan anggota. Secara umum pengawasan
terhadap pengurus mengarah pada pengawasan kinerja dalam konteks menyeluruh, yang
antara lain meliputi :
1. Organisasi.
Dalam bidang organisasi, pengawas melakukan pemantauan tentang tahapan-tahapan
yang dilakukan pengurus dalam hal :
- Membangun iklim organisasi yang sehat dan kuat dengan me-referensi pada nilai-nilai
perjuangan (ideologi) koperasi dan segala hukum yang berlaku di lingkungan koperasi;
- Membangun eksistensi kelembagaan kaitannya dengan pembangunan dan penjagaan
citra organisasi.
2. Usaha.
Inti dari usaha adalah produktivitas yang dalam prosesnya bisa meliputi tentang langkah-
langkah intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi merupakan langkah-
langkah memperbaiki yang sudah ada. Ekstensifikasi adalah langkah-langkah
memperluas yang sudah ada. Diversifikasi merupakan langkah-langkah menambah yang
baru diluar yang sudah ada. Disamping itu pengawasan juga menyangkut komitmen
pengurus dalam menjaga efisiensi dan efektivitas dari setiap kebijakan dan langkah yang
diambil. Secara detail, pada wilayah usaha ini meliputi :
- Manajemen keuangan yang meliputi tentang sumber, pemanfaatan, pencatatan dan
pengamanan.
- Manajemen yang meliputi tentang pengadaan, rekruitmen, penempatan, pembinaan,
reward dan punishment.
- Manajemen pemasaran yang berkaitan dengan upaya mengkomunikasikan unit-unit
layanan yang ada kepada anggota dan juga non-anggota (dalam hal unit layanan
tersebut juga melayani pangsa pasar non-anggota).
- Manajemen operasional yang berkaitan dengan kualitas dari pola dan tata cara
penyajian layanan.
- Manajemen pengawasan terhadap anggota yang berkaitan dengan :
- Tingkat disiplin anggota dalam mengikuti segala aturan organisasi.
- Tingkat partisipasi anggota dalam mendukung dan ikut mengambil tanggung jawab
membesarkan koperasi.
Hal tersebut di atas penting dilakukan oleh pengawas mengingat anggota adalah
subyek dan obyek pembangunan koperasi itu sendiri. Artinya, dikarenakan tingkat
urgensi peran (partisipasi atau keterlibatan aktif) anggota dalam kaitannya dengan
kemajuan koperasi, maka anggota merupakan obyek pengawasan yang penting.

Tugas dan Wewenang Pengawas Koperasi serta Manajemen Pengawasan Koperasi 4


E. Penutup
Pengawas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kelembagaan koperasi, sehingga memiliki
signifikansi terhadap perumbuhan dan perkembangan sebuah koperasi. Manajemen
kepengawasan yang efektif perlu diaplikasikan secara berkesinambungan untuk mendukung
efektivitas kepegawasan, sehingga pengawas mampu berperan maksimal sebagai penjaga dan juga
pendorong eksistensi sebuah koperasi. Manajemen pengawasan perlu direalisasikan berdasarkan
pada sebuah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evalusi. Semua
langkah kepengawasan harus dikemas dalam semangat “continous improvement” atau perbaikan
yang dilakukan secara terus-menerus.

- Manz_Aqunk -

Tugas dan Wewenang Pengawas Koperasi serta Manajemen Pengawasan Koperasi 5

Anda mungkin juga menyukai