Anda di halaman 1dari 9

Makalah Koperasi

“Manajemen Produksi Koperasi”

Dosen

Disusun Oleh :

1. ANDINI
2. BUNGA SAPUTRI
3. DESSY NUR ANDRIANI
4. IMAS KURNIAWATI
5. NUR AZIZAH BANSIR

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MANAJEMEN PRODUKSI KOPERASI” ini tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu
menjadi acuan dalam mata kuliah yang bersangkutan.
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dilihat dari era globalisasi sekarang masyarakat berusaha untuk terus
meningkatkan kemampuannya dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai,
dengan menggunakan waktu yang efektif dan seefesien mungkin dan dengan biaya yang
relatif murah. Koperasi merupakan badan usaha dalam rangka membangun ekonomi
rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Di lihat dari sejarah, koperasi dilahirkan sebagai
usaha yang berperan dalam memajukan kepentingan perekonomian anggota koperasi
tersebut. Dalam koperasi anggota sebagai pemilik dan pelanggan mempunyai posisi
kekuasaan yang tinggi, mereka mendirikan dan mengembangkan perusahaan koperasi
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.
Manajemen koperasi berlandasan kekeluargaan dan gotong royong dengan
berlandasan Pancasila yang diwujudkan dalam sifata manajemen koperasi :
a. Kekuasaan tertinggi, keputusan dan kebijakan yang akan dilaksanakan didalam suatu
koperasi terletak pada rapat anggota berdasarkan hikmah kebijaksanaan dan
permusyawaratan.
b. Pengurus dan badan pemeriksa, yakni anggota yang dikuasakan anggota dan
menggunakan kekayaan anggota yang telah dikumpulkan guna menjalankan usaha
bersama.
c. Pembagian hasil, keberhasilan suatu koperasi buka terletak besarnya hasil atau laba
tetapi di ukur dari banyaknya anggota dan masyarakat yang memperoleh pelayanan
dari koperasi.
d. Usaha koperasi, dalam usaha ini dapat ditentukan bersama antara anggota apa yang
diinginkan dalam pembentukan koperasi contoh koperasi yang ingin didirikan yakni
bias koperasi simpan pinjam, atau penyedia bahan pokok dan sebagainya, ini
tergantung kesepakatan pendirian koperasi tersebut.
Pertumbuhan koperasi relatif mengalami kemunduran yang mana salah satu
penyebabnya adalah konsep pengembangan strategi dalam koperasi untuk dapat
merespon persaingan dan pasar yang terus berkembang dengan cepat.
Perkembangan yang cenderung liberalisme membuat koperasi semakin sulit untuk
tumbuh lebih maju dalam persaingannya. Permasalhannya yang penting adalah
dimana koperasi yang didirikan benar-benar dibutuhkan dan dapat memberikan
pelayanan kepada para anggota dan masyarakat sekitar, dan menjadikan hidup
anggota dan masyarakat sekitar, dan menjadikan hidup anggota menjadi lebih baik.
Dengan demikian dalam memajukan koperasi, diperlukannya kerja sama atas semua
unsur-unsur koperasi dengan sesuai fungsi-fungsi dari unsur-unsur tersebut.
Pendekatan dan pembangunan koperasi haruslah ditinjau dari empat matra yang
dalam geraknya berlangsung secara serentak dan mempunyai kekuatan saling
mempengaruhi satu sama yang lain, empat matra itu adalah :
a. Koperasi adalah suatu proses maksudnya adalah koperasi rententan
pertumbuhan dan perkebangan.
b. Koperasi sebagai metode yakni pembangunan koperasi menempuh cara-cara
yang terencana diatas disimplin, teratur dan berkesinambungan dengan asas
swadaya, swasembada.
c. Koperasi sebagai program, karena pembangunan koperasi menyentuh
kepentingan masyarakat kecil baik dari daerah, perkotaan atau perdesaan.
d. Koperasi suatu gerakan, pertumbuhan dan perkembangan adalah cita-cita
kemasyarakatan yang ingin diwujudkan bersama-sama.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian manajemen koperasi?
b. Bagaimana sistem produksi atau koperasi?
c. Bagaimana letak perusahaan serta peran manajer dan karyawan?
3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas manajemen
koperasi, selain dari itu juga untuk dipresentasikan dan di diskusikan bersama teman-
teman mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi adalah kegiatan profesional yang dilakukan koperasi untuk
membantu seluruh keanggotaan koperasi di dalam mencapai tujuannya. Tugas
manajemen koperasi adalah menghimpun, mengkoordinasi dan mengembangkan
potensi tersebut menjadi kekuatan untuk meningkatkan taraf hidup anggota sendiri
melalui proses “nilai tambah”. Hal itu dilakukan bila simber daya yang ada dapat
dikelola secara efisien dan penuh kreatif (inovatif) serta diimbangi oleh kemampuan
kepemimpinan yang tangguh.
Adapun kekuatan manajemen dalam perkembangan koperasi diantaranya :
a. Peran anggota, anggota dalam sebuah organisasi koperasi adalah sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan koperasi. Dimana anggota
merupakan ujung tambok dari keberhasilan koperasi baik yang berhubungan
dengan keuntungan maupun keaktivan seorang anggota.
b. Kekuatan manajemen koperasi, konsekuensi manajemen koperasi bersifat
demokratis itu adalah membinan mencerdaskan anggota khususnya dan
anggota masyarakat pada umumnya terutama mengenai tata kehidupan
berkoperasi itu sendiri. Dalam demokrasi anggota dituntut agar mengetahui
hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban sebagai anggotanya, isi dan
makna AD dan AR sebagai landasan mencapai tujuan bersama.
c. Masalah anggota dalam manajemen koperasi, masalah anggota adalah
sangat penting. Beda dengan bentuk usaha yang berdasarkan kumpulan
modal, dimana anggota pemiliknya tidak termasuk di bidang manajemen.
Kalau koperasi masalah anggota meminta perhatian manajemen. Kalau
koperasi masalah anggota meminta perhatian manajemen yang lebih besar.
Hal ini jelas, karena koperasi adalah konsentrasi anggota, buka konsentrasi
modal pemiliknya.
d. Sumber daya manusia sangat penting dalam koperasi, setiap bentuk usaha
termasuk koperasi harus berpegang pada fungsi-fungsi manajemen, dalam
rangka melakukan fungsi-fungsi perusahaan dan untuk mencapai tujuan
usaha masing-masing.
e. Manajemen menciptakan kesejahteraan, adakalanya anggota akan keluar
dari koperasi karena tidak tercpainya kesempatan ataupun terkait
kesejahteraan anggota, sehingga manajemen koperasi harus kuat dalam
pengelolaanya. Baik itu dalam pembinaan ke anggotaan ataupun dalam
bidang usaha yang dijalankan, dua hal ini yang sering terjadi jika koperasi
mengalami kebangkrutan atau tutup karena keanggotaan yang tidak sejalan
lagi dan bidang usaha yang dijalankan staknan dalam perkembangannya.
Sehingga kesejahteraan anggota yang ingin diciptakan tidak berjalan sesuai
dengan tujuan yang disepakati bersama. Terkait usaha ada beberapa faktor
yang mempengaruhi tidak majunya usaha tersebut.

2. Manajemen Produksi Koperasi


Koperasi produksi (Productive cooperative) ; pada mulanya koperasi jenis ini
didirikan oleh sejumlah pekerja pabrik atau pengusaha kecil sejenis dalam lapngan
produksi bersama dengan tujuan agar tiap pekerjaan memperoleh hasil yang
sepadan dengan jerih payahnya atau keahliannya. Anggota dari koperasi ini adalah
para pekerja yang secara bersama-sama memproduksi produksi tertentu di
koperasinya, kemudian produk tersebut dijual ke pasaran umum untuk memenuhi
pesanan para pelanggan.
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
sesuatu barang dan jasa, untuk kegiatan tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi
yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skill. Dari
pengertian tersebut maka apabila terdapat barang dan jasa yang dilah untuk
menambah faedah atau kegunaan bentuk, kegunaan waktu, maupun kegunaan
tempat dengan tersebut menggunakan faktor-faktor produksi untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Maka barang dan jasa tersebut dapat disebut hasil produksi.
Pada umumnya, kegiatan untuk meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa
tidak dapat dilakukan sendiri melainkan dilakukan bersama-sama dengan orang lain,
maka kegiatan produksi memerlukan manajer kgiatan manajemen ini dibutuhkan
untuk mengatur dan saling mengkombinasikan faktor-faktor produksi guna
meningkatkan kegunaan suatu barang dan jasa melalui skill. Tujuan dari
manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi pada barang-
barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat, tertentu sesuai
dengan kebutuhan konsumen.
Untuk mencapai manajemen produksi tersebut maka harus dilakukan fungsi-
fungsi input di dalam proses produksi maupun dalam proses pengambilan
keputusan di bidang produksi.
Manager produksi pada hakikatnya harus melakukan tiga fungsi yaitu :
1. Frecasting (peramalan)
2. Planning (perencanaan)
3. Controling (pengawasan)
Tugas perencanaan biasanya dimulai dengan kegiatan peramalan yaitu
perkiraan apa yang nantinya akan terjadi dimasa depan, terutama yang
berkaitan dengan permintaan dan penawaran bahan serta perkiraan
terhadap kemajuan dan perkembangan teknologi. Anggota yang menjadi
pemimpin untuk menjalankan satu tugas tertentu ialah manajer. Menurut
ruslan dalam buku suhendi ada beberapa karakteristik sekurang-kurangnya
yang dimiliki seorang manajer dalam konteks saat ini diantaranya :
a. Mampu bekerja dibawah tekanan terus menerus
b. Lebuh banyak menggunakan komunikasi lisan
c. Memberikan motivasi, semangat, inspirasi dan dorongan
d. Menyeleksi dan mengembangkan bawahan
e. Sisi seni manajemen lebih menonjok
Adapun Tujuan dan peramalan atau perkiraan produksi adalah :
 Untuk dapat pembuatan budget
 Minimumkan persediaan barang jadi
 Memanfaatkan fasilitas pabrik sebaik-baiknya untuk memproduksi
jenis produksi dalam jumlah yang menguntungkan
 Meminimumkan investasi modal pada peralatan
 Menstabilkan kesempatan kerja sehingga tidak terdapat
pertentangan antara manajer dan karyawan.

Dengan adanya peramalan maka kita dapat menyusun perencanaan


kegiatan untuk melakukan proses produksi sesuai dengan perkembangan
situasi di masa depan. Dan perlunya perencanaan untuk memilih letak
perusahaan yang baik karena perusahaan adalah tempat terjadinya
produksi dan berkumpunya semua faktor produksi. Setiap perusahaan
ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi
perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan
usaha untuk perusahannya. Setiap badan usaha memiliki pengertian yang
bebeda juga. Badan usaha ini berdiri sesuai dengan jenis dari usaha
masing-masing. Jenis-jenis perusahaan yang ada di Indonesia :

a. Perusahaan Ekstraktif yaitu jenis perusahaan yang kegiatannya


langsung mengambil serta memanfaatkan hasil-hasil kekayaan alam
seperti perusahaan, pertambangan, penangkapan ikan di laut bebas,
penebangan kayu legal, pengambilan rumput laut, dan lain
sebagainya.
b. Perusahaan industri atau manufaktur yakni jenis perusahaan yang
bergerak di bidang pengolahan bahan baku menjadi barang setengah
jadi atau jadi sehingga dapat dijual kepada konsumen.
c. Perusahaan agraris yakni jenis perusahaan yang bergerak di bidang
pengelolaaan sumber daya alam seperti perusahaan agro industri,
perusahaan perkebunan,, perusahaan perikanan darat, dan
perusahaan peternakan.
d. Perusahaan jasa yakni jenis perusahaan yang menjual atau memberi
jasa kepada pelanggan atau masyarakat seperti bank, asuransi,
transportasi, kantor akuntan, dan lain sebagainya.
e. Perusahaan dagang yakni jenis perusahaan yang usaha utamanya
adalah membeli suatu barang dan kemudian dijual kembali kepada
para pelanggan.
Adapun rencana yang harus disusun di dalam bidang produksi terdiri
dari :
 Perencanaan tentang pabrik atau perusahaan (letak
pabrik/perusahaan , luas pabrik/perusahaan, bentuk
pabrik/perusahaan). Letak pabrik atau perusahaan : tempat
kedamaian, tempat melaksanakan kegiatan sehari-hari (TKP), tempat
kedudukan perusahaan adalah tempat kantor pusat perusahaan.
Kesalahan pemilihan lokasi perusahaan akan menyebabkan kerugian
bagi perusahaan yaitu akan relokasi perusahaan dan kesulitan
ekspansi, sehingga dalam penentuan letak perusahaan tidak boleh
dilakukan coba-coba. Jenis letak perusahaan yaitu harus terkait pada
alam, perusahaan berdasarkan sejarah, perusahaan yang ditetapkan
pemerintah, dan perusahaan yang harus dipengaruhi oleh faktor-
faktor ekonomi.
 Manufacturing planning (route aliran proses produksi, metode kerja.
Alat-alat bantu pembantu)
 Producting planning (desain baru, pola produksi, skedul produksi)
Perencanaan yang disusun akan berhasil apabila tidak diikuti dengan
pengawasan. Bahkan lebih dari itu perencanaan itu sendiri harus
digunakan sebagai alat untuk mengawasi kegiatan-kegiatan. Pengawasan
pada dasarnya adalah pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan
apakah telah terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Penggunaan
perencanaan dan pengawasan secara bersama inilah yang disebut
pengendalian, yang merupakan fungsi ketiga dari manajer produksi.

Anda mungkin juga menyukai