Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

DISUSUN OLEH:

Kelompok 8

AZMI ARINI (A021191115)

NURUL IZZAH (A021191126)

FINSENSIUS TITSE SESA (A021181327)

BATARA ADHIKARA ARYADAHANA (A021171333)

PUTRI ESTHER HALOHO (1819631180071)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis


sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., MSi, selaku dosen
mata kuliah Manajemen Koperasi dan UKM yang telah memberikan
bimbingan dan arahan terkait penyusunan makalah ini, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan penulis dengan baik. Dan juga kami berterima kasih
kepada teman anggota yang telah berkerja sama dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari


segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Makassar, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 2

A. Latar Belakang ................................................................................ 2


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Anggota Koperasi ............................................................................ 4


B. Karyawan Koperasi ......................................................................... 6
C. Manajer Koperasi ............................................................................ 8
D. Pengurus Koperasi ........................................................................ 10
E. Pengawas ..................................................................................... 12
F. Badan Pembina dan Dewan Penasehat........................................ 13
G. Koperasi Sekunder, Kankop, dan Dekopin.................................... 14
H. Peranan Pendidikan Perkoperasian .............................................. 16

BAB III PENUTUP .................................................................................... 24

A. Kesimpulan ................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia disebut juga sebagai manajemen
personalia atau manajemen kepegawaian. Menurut Wendel French,
manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya
manusia oleh suatu organisasi.
Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, koperasi
dapat menempuh pendekatan baik struktural maupun kultural.
Pendekatan strukural merupakan cara pengembangan SDM koperasi
sebagai lembaga ekonomi di mana pelatihan harus benar-benar
efektif, misalnya dengan magang untuk melengkapi pendidikan model
kelas yang sarat dengan ceramah. Pendekatan kultural lebih banyak
menyoroti SDM koperasi dari sisi anggota dan masyarakat
lingkungannya. Selain itu peningkatan etos koperasi dan
pemahamannya dapat dilihat dalam pendidikan formal dan pendidikan
anggota yang diselenggarakan oleh gerakan perkoperasian

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anggota koperasi?
2. Apa itu karyawan koperasi?
3. Apa itu manajer koperasi?
4. Apa yang dimaksud dengan pengurus koperasi?
5. Apa yang dimaksud dengan pengawas (BP)?
6. Apa yang dimaksud dengan Badan Pembina dan Dewan
Penasehat?
7. Apa itu Koperasi Sekunder, Kankop dan Dekopin?
8. Apa saja peranan pendidikan perkoperasian?

2
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan anggota koperasi
2. Dapat memahami apa itu karyawan koperasi
3. Dapat memahami apa itu manajer koperasi
4. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan pengurus koperasi
5. Dapat memahami pengertian pengawas (BP)
6. Dapat memahami apa itu Badan Pembina dan Dewan Penasehat
7. Dapat memahami apa itu Koperasi Sekunder, Kankop dan Dekopin
8. Dapat menguraikan peranan pendidikan perkoperasian

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anggota Koperasi
Anggota koperasi minimum harus 20 orang. Latar belakang anggota
biasanya tidak sama, baik Pendidikan, social ekonomi,
kepercayaan/agama maupun tanggungan keluarga. Jika anggota
koperasi lebih dari 20 orang, maka koperasi tersebut semakin besar
sehingga sulit untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi anggota
yang makin banyak, karena semakin beragam tingkat kepentingan dan
motivasi masing-masing anggota.

Dapat disimpulkan bahwa sudah saatnya bagi koperasi mulai


melihat dan memperlihatkan kualitas keanggotaan, bukan kuantitas
atau jumlah anggota. Di sini, prinsip keanggotaan koperasi yang
sukarela mulai diterapkan dengan benar untuk memulai suatu
koperasi yang baru yang semuanya bertujuan menciptakan anggota
koperasi yang bermotivasi tinggi, pribadi yang betul-betul ingin bekerja
sama dengan orang lain, dan mempunyai sifat ingin atau senang

4
membantu orang lain agar dapat menolong dirinya sendiri secara
bertahap dan berencana. Mereka diharapkan lebih menyadari apabila
diarahkan dan lebih mudah diajak berpartisipasi aktif.

Bagi anggota yang memperolah informasi cukup sehingga


memahami koperasi beserta kebijakan dan tindakannya diharapkan
akan:

- Lebih setia kepada koperasinya


- Memiliki kepentingan yang lebih besar dengan koperasinya
- Lebih banyak mengajukan kritik dan saran yang membangun
- Bertindak sebagai salesman bagi koperasinya
- Memenuhi semua kewajiban dan melunasi segala pembayaran
kepada koperasi
- Membantu menghentikan desas-desus dan membela koperasinya
- Membangun iklim yang lebih baik pada anggota dan masyarakat
terhadap koperasinya
- Memberitahukan kepada masyarakat mengenai sumbangan
koperasi kepada kemajuan ekonomi setempat

Bagi koperasi yang memiliki jumlah anggota yang banyak, maka


untuk mempermudah komunikasi di antara para anggota akan lebih
efektif bila dibentuk kelompok atau unit aktivitas. Masing-masing
mengurus kepentingan kelompoknya sendiri, misalnya dengan
pengarahan dan pembinaan anggota, sehingga pengambilan
keputusan terhadap hal yang penting dapat disampaikan kepada
kelompok.

Karena kekuatan koperasi berada di anggotanya, maka kesadaran


akan disiplin dan fanatisme anggota sangat penting guna
meningkatkan pemahaman koperasi serta etos koperasi yang perlu
ditanamkan sedalam-dalamnya kepada setiap anggota. Dengan
demikian motivasi mereka dapat ditingkatkan secara Bersama-sama

5
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonominya. Anggota
sebagai pemilik harus berani memberikan saran dan kritik kepada
pengurus, agar koperasi semakin maju dan berkembang.

Apabila kelompok atau unit aktivitas dapat hidup dan ada yang
lebih dari tiga kelompok, maka akan lebih bagus bila koperasi tersebut
diadakan organisasi yang khusus menangani komunikasi antaranggota
dan antarkelompok dengan koperasinya agar dapat berjalan secara
efektif.

B. Karyawan Koperasi
Karyawan koperasi adalah orang yang bekerja pada perusahaan
koperasi tersebut dan yang melaksanakan usaha, melayani
pelanggan, dan membantu pengurus dalam membuat
pertanggungjawaban kepada pemilik koperasi. Mereka diberi gaji
sesuai dengan prestasi kerjanya dan dengan perjanjian kerja yang
disepakati Bersama. Apabila usaha koperasinya masih kecil, maka
karyawan yang diperlukan cukup hanya 2 atau 3 orang saja. Jika
usaha koperasi semakin besar, maka semakin banyak karyawan yang
diperlukan di mana untuk mengaturnya bukan hal yang mudah. Di sini
akan diperlukan seorang ahli manajemen persoanlia yang bertugas
untuk:
- Merencanakan pembagian tugas
- Melaksanakan pembagian tugas agar dapat lancer
- Mengorganisasikan masing-masing unit aktivitas
- Sinkronisasi kegiatan antarbagian
- Mengawasi semua kegiatan yang ada
- Mengembangkan Pendidikan serta menambah pengetahuan para
karyawan
- Mempromosikan mereka yang pantas
- Memikirkan kesejahteraan mereka secara memadai

6
Dapat dijelaskan bahwa syarat penting untuk menjadi karyawan
koperasi adalah orang yang sesuai dengan keahliannya masing-
masing yang dibutuhkan oleh pekerjaannya, dan dengan tujuan agar
tidak ada pemborosan dalam pemanfaatan sumber daya manusia
yang bekerja di koperasi. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga
kerja yang baru, koperasi harus tidak begitu saja langsung menerima
orang yang akan ditempatkan, melainkan harus diseleksi dengan cara
yang benar sesuai dengan syarat-syarat kerja yang akan dikerjakan,
sehingga pegawai tersebut dapat berdayaguna bagi koperasinya.

Dalam mengadakan seleksi terhadap karyawan yang akan diterima


harus diselenggarakan secara sungguh-sungguh melalui langkah-
langkah yang benar dan baik.prosedur pemilihan tenaga kerja dengan
urutan sebagai berikut:

- Sediakan waktu yang cukup


- Ikuti jadwal yang tersedia
- Periksa semua surat lamaran
- Ajukan pertanyaan pribadi
- Ajukan pertanyaan singkat dengan jawabannya yang sekiranya
Panjang
- Sikap para calon dianalisis
- Hormati minat para calon
- Bertanya dan mendengarkan jawaban secara lengkap

Apabila usaha koperasi terdiri dari beberapa jenis, maka sebaiknya


masing-masing unit diberi keleluasaan dalam mengelola operasinya
dengan dipimpin oleh seorang kepala unit yang benar-benar mampu.
Dalam hal ini, yang penting adalah pertanggungjawaban unit kepada
usaha keseluruhan, dengan pengawasan yang intensif.

7
Seluruh kepala unit yang ada dalam usaha koperasi akan dipimpin
oleh seorang pimpinan karyawan yang disebut manajer. Mereka inilah
para karyawan yang disebut sebagai pengelola.

C. Manajer Koperasi
Manajer adalah orang yang memegang jabatan tertinggi dari semua
karyawan koperasi di mana dia bekerja sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati dengan pengurus. Karena manajer adalah pemimpin
dari semua karyawan, maka dia harus:
a) Seorang pembuat kebijakan yang handal.
b) Seorang pemimpin yang mampu menjadi koordinator yang baik
bagi seluruh kegiatan koperasi.
c) Seorang pengawas yang bijaksana dalam mengawasi semua
kegiatan usaha koperasi.
d) Walaupun ada kepala bagian keuangan, namun manajer juga
harus mempertanggungjawabkan keuangan koperasi kepada
pengurus.
e) Figur yang jujur dalam mengatur serta menggunakan dana yang
ada secara efisien dan produktif.

Menurut Suparmi Su dalam bukunya Manajemen Koperasi, ada


beberapa bidang yang perlu ditangani oleh manajer sebagai pengelola
usaha koperasi, yaitu bidang personalia, bidang pengelola usaha,
administrasi, perencanaan, serta pengawasan.

1. Bidang Personalia
a) Mengusulkan pengangkatan pegawai dan pencatatan pegawai
yang melanggar tata tertib.
b) Membimbing, memotivasi, dan mengawasi karyawan.
c) Mengusulkan peningkatan pendidikan dan keterampilan
pegawai, misal- nya dikirim untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

8
d) Mengusulkan promosi pegawai yang berprestasi, termasuk
peningkatan kesejahteraannya.

Pemimpin yang baik adalah orang yang tahu banyak tentang


bawahan yang dipimpinnya. Karena manajer adalah pemimpin dari
seluruh kepala unit maka dia juga harus mengetahui banyak
tentang seluk baik usaha dan tentang teknik pemasaran di mana
dia bertanggung jawab terhadap penjualan hasil produksi koperasi.
Di samping itu, dia juga harus menguasai tentang komunikasi ke
luar untuk mempromosikan usaha koperasi, kerjasama dengan
pihak lain, mencari peluang-peluang pasar, dan mengembangkan
pemasaran koperasi

2. Bidang Pengelola Usaha Intensif


Karena usaha adalah tanggung jawab manajer, maka dia secara
harus mencari informasi pasar, merealisasi peluang pasar yang
ada, dan bertanggung jawab penuh terhadap omzet penjualan.
Dalam menangani masalah strategi teknologi produksi, ia juga
harus mengusahakan agar mencapai economic of scale atau
penurunan biaya dan mencapai efisiensi kerja. Selain itu,
permodalan koperasi yang murah dan mudah harus diusahakan
oleh koperasi, terutama modal kerja operasional yang menjadi
tanggung jawabnya. Di sini pembelanjaan usaha harus diusahakan
seefisien dan seefektif mungkin.
3. Bidang Administrasi
Administrasi merupakan pendukung lancarnya organisasi
mencakup administrasi keuangan dan pembuatan laporan-laporan
yang menjadi tanggung jawabnya. Sampai batas tertentu dengan
persetujuan pengurus dapat menandatangani surat-surat
persetujuan penerimaan dan pengeluaran sampai jumlah tertentu.
4. Bidang Perencanaan
1) Mengkoordinir penyusunan konsep:

9
a. Rencana kerja, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Rencana pengeluaran terutama pengeluaran yang rutin.
c. C. Rencana pemasukan yang sudah ada anggarannya.
2) Konsep perencanaan ini diajukan ke pengurus, lalu diadakan
penyesuaian seperlunya sebelum diajukan ke rapat anggota.
3) Mengikuti rapat yang berkaitan dengan bidang usaha.
5. Bidang Pengawasan
Disini manajer bertanggung jawab atas seluruh bidang
pengawasan dimana kegiatan yang harus dilakukan mencakup
antara lain:
1) Perencanaan persediaan, yang meliputi persediaan bahan baku
dan barang jadi.
2) Pengawasan investasi.
3) Kerajinan dan kedisiplinan pegawai.
4) Jumlah uang masuk dan uang keluar harus diberikan setiap
saat serta diadakan evaluasi lalu dibandingkan antara rencana
dan kenyataan.

D. Pengurus Koperasi
Pengurus Koperasi adalah para anggota yang dipilih dalam rapat
anggota sebagai kelompok orang yang ditugasi untuk mengurus
koperasi dalam periode tertentu.
• Kerja Pengurus adalah Kerja Tim
Pemegang mandat dari pemilik koperasi disebut sebagai pengurus.
Biasanya mereka terdiri dari sekelompok orang yang tidak sama
dalam pendidikan, agama, sosial ekonomi, tujuan dan motivasi
hidupnya. Disini dapat dikemukakan bahwa tenggang rasa,
solidaritas dan kemauan mereka untuk mengabdi kepada koperasi
merupakan landasan yang kuat untuk menjadi suatu team work
yang kompak dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

10
Salah satu langkah yang baik untuk mencapai hal-hal diatas
adalah mengadakan pertemuan rutin dan intensif antar pengurus
inti dengan unit-unit pelaksana. Pertemuan rutin ini, yang bertujuan
untuk mengadakan konsolidasi dan koordinasi atas masalah-
masalah yang dihadapi seperti masalah organisasi koperasi dalam
hubungannya dengan anggota, pemerintah, sesama koperasi,
koperasi sekunder, Kankop, gerakan koperasi dan sebagainya,
perlu dilakukan satu bulan sekali.
• Koordinasi Kegiatan Pengurus
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan dalam suatu perusahaan
harus dikoordinasi dan disinkronisasikan. Dari segi pengurusan
usaha, pengurus harus banyak berhubungan dengan manajer atau
kepala unit usaha yang bertanggung jawab langsung atas usaha
unitnya. Di samping itu, pengurus juga harus dipilih dari orang yang
mengetahui banyak tentang seluk beluk usaha, dan liku-liku
organisasi koperasi agar mampu berdaya guna bagi koperasi, demi
kepentingan dan tujuan koperasi yang harus dicapai secara
bersama-sama. Ketua pengurus juga harus orang-orang yang
benar-benar terseleksi pengabdiannya.
• Koperasi Sebagai Suatu Gerakan
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, ketua pengurus
koperasi haruslah orang-orang yang benar-benar menguasai
pengetahuan tentang organisasi koperasi sebagai suatu gerakan
dan sebagai alat perjuangan ekonomi. Biasanya realisasi kegiatan
gerakan ini sudah tercermin dalam keputusan rapat anggota
sehingga koperasi harus dapat menjalankan misinya seperti yang
diamanatkan rapat anggota. Pengurus mempunyai tanggung jawab
yang besar atas jalannya koperasi yang akan dilaporkan kepada
para pemilik, pengawas dan gerakan koperasi (Pasal 31).
Karena tugas pengurus benar-benar berat, maka ia harus
dipilih secara benar, demokratis dan memenuhi syarat yang telah

11
ditetapkan. Khusus untuk ketuanya, harus dipilih orang yang pandai
dan jujur dalam bidang usaha dan keuangan, luwes, pandai
bergaul, dan bisa tegas dalam menghadapi anak buah. Selain itu,
orang ini juga harus mempunyai disiplin yang tinggi dan
bertanggung jawab atas tugas-tugasnya. Sesuai dengan struktur
organisasi internal yang telah dibahas terlebih dahulu, manajer
adalah bawahan dari para pengurus. Oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa ketua pengurus koperasi haruslah orang yang
lebih pintar daripada manajer, sehingga tidak mudah dibohongi
atau diatur oleh manajer. Sebaliknya, manajer harus menyesuaikan
diri dengan pengurus dan dengan kebijakan pengurus yang telah
disepakati dalam rapat anggota.
• Pengurus Tidak Digaji
Walaupun tugas pengurus koperasi berat, namun dia tidak diberi
gaji sehingga sulit mencari orang yang benar-benar mampu dan
mau. Disini pengurus paling-paling hanya akan mendapat bagian
SHU satu tahun sekali, yaitu maksimum 5% dari SHU yang dibagi.
Jumlah ini akan dibagi-bagi lagi kepada seluruh personal yang ada.
Apakah pengurus harus diberi uang lelah yang pantas sehingga ia
bertindak dengan penuh kejujuran dan salah satu motivasi untuk
berkarya lebih baik bagi koperasinya?
Agar dapat mencegah penyalagunaan wewenang dan
menghindarkan dari tindakan yang tercela maka sistem insentif
untuk pengurus harus diperbaiki dan disesuaikan. Hal ini
merupakan pendorong semangat kerja para pengurus sehingga
koperasi dapat berjalan dengan baik.

E. Pengawas (BP)
Pengawasan yang dinamis dan efektif terhadap pengurus koperasi
berada di tangan Pengawas, di mana mereka secara team work
melakukan pemeriksaan terhadap cara kerja pengurus dalam

12
menjalankan usaha koperasi. Di sini pengawas atau BP harus terdiri
dari orang-orang yang menguasai administrasi keuangan dan
mengetahui liku-liku penyimpangan yang mungkin ada. Orang yang
bertindak sebagai pengawas dituntut untuk ber laku jujur, karena
mereka adalah pengawas operasional yang harus mencegah tindakan
kecurangan. Di samping itu, personal pengawas harus mencakup
orang-orang yang ahli dalam bidang manajemen karena pengawasan
dalam bidang manajemen koperasi termasuk obyek pengawasan yang
penting. Orang yang duduk dalam tim pengawas juga harus
mengetahui seluk-beluk organisasi koperasi. Sebagai suatu gerakan
ekonomi masyarakat. Agar pengawas mempunyai kewibawaan, maka
biasanya dipilih dari anggota yang lebih baik lagi apabila pilihan jatuh
kepada orang yang lebih dihormati atau telah banyak pengalaman
usaha serta pengalaman organisasi. Di sini akan sesepuh yang tahu
banyak dan berpengalaman terhadap liku-liku perkoperasian di mana
dapat berfungsi sebagai pengawas yang dinamis dan efisien.

F. Badan Pembina dan Dewan Penasehat


Secara fungsional pejabat struktural dalam unit atau lingkungan di
mana koperasi berada biasanya diangkat sebagai pembina atau
Dewan Penasehat. Pada tingkat kecamatan, misalnya KUD
pembinanya adalah Camat dan pada tingkat koperasi sekunder
pembinanya adalah Gubernur atau Bupati atau Kepala Kantor
setempat. Namun karena kesibukan tugas rutinnya, biasanya mereka
tidak sempat menjadi penasehat yang baik atau kurang berfungsi
sebagai pembina yang baik. Oleh sebab itu, disarankan kepada
pengurus koperasi/BP untuk mengambil inisiatif mengadakan
pendekatan kepada mereka agar mereka lebih tahu banyak tentang
keberadaan dan fungsi koperasi serta manfaatnya bagi lingkungan.
Pada waktu pengawas atau pengurus koperasi mengunjungi atau
melaporkan kegiatan rutin, sebaiknya mereka memohon nasehat dan

13
saran-saran bagi perkembangan koperasinya. Dalam kesempatan itu
mungkin di berikan rekomendasi atau kemudahan-kemudahan kepada
koperasi, sehingga dapat mendayagunakan fungsi penasehat/dewan
pembina yang ada untuk berpartisipasi aktif dalam koperasi yang
dibinanya walaupun secara tidak langsung.

G. Koperasi Sekunder, Kankop, dan Dekopin


1. Koperasi Sekunder
Di sini fungsi koordinasi berkaitan dengan usaha koperasi sekunder
yang memungkinkan mencari terobosan di tingkat yang lebih tinggi
(di pusat) dalam mencari pasar yang lebih luas, apabila koperasi
sekunder memberikan pesanan atau kegiatan ke koperasi primer
maka omzet koperasi primer dapat diperbesar. Mengenai usaha
penyediaan bahan baku atau peraltan produksi ke pemasok atau
produsen secara langsung, ditempuh oleh koperasi sekunder
sehaingga dapat dilakukan penghematan dalam pengadaan bahan
baku. Dalam mencari atau mengkomunikasikan kepada pihak bank
terkait guna pemenuhan modal yang diperlukan oleh koperasi
primer, atau lebih luas lagi ke tertier, maka jaringan usaha koperasi
(JUK) akan lebih sesuai bila ditangani/dikoordinir oleh koperasi
sekunder. Bila memungkinkan koperasi sekunder juga dapat
mengadakan poolinng dengan segala keuntungannya. Dalam hal
ini, personalia pengurus koperasi sekuner harus orang yang
menguasai bisnis dan mempunyai relasi dengan scope yang lebih
besar dan lebih luas serta mempunyai jiwa pengadian.
2. Departemen Koperasi Daerah Tingkat 1 atau Tingkat 2
Departemen koperasi Dati I dan II biasanya hanya bersiffat untuk
evaluasi dalam rangka pembinaan administratif di mana
pengawasannya dapat dijalankan oleh mereka, baik terhadap
koperasi primer maupun koperasi sekunder yang ada di
wilahyahnya. Hal ini dimaksudkan agar pembinaan dan

14
pengawasan dijalankan sebaik-baiknya oleh petugas dari kankop
selaku pihak yang bertanggung jawab atas hal-hal tersebut.
Dengan demikian, ada dorongan untuk lebih maju lagi bagi
koperasi.
Merupakan hal yang sangat bermanfaat apabila pihak
Kankop melakukan pembinaan atau penataran atau penyuluhan
guna meningkatkan pengetahuan para pegawai atau pengurus
koperasi. Kegiatan ini sangat membantu sekali bagi personalia
koperasi yang ada dan dapat diselenggara kan secara rutin dan
merata.
3. Dekopinda atau Dekopinwil
Dekopinda atau Dekopinwil berfungsi sebagai pengarah kegiatan
gerakan koperasi dari segi ideologi organisasi koperasi yaitu
menangani pendidikan para pengurus koperasi sehingga dapat
meningkatkan peranannya. Agar manfaatnya lebih terasa lagi bagi
masing-masing koperasi primer yang ada, maka pengurus Dekopin
harus orang yang lebih luas dan tangkas dalam hubungannya
dengan pejabat-pejabat pemerintah dan dengan pimpinan
perusahaan lainnya. Komunikasi yang dilakukan dapat diarahkan
ke kerja ama yang saling menguntungkan bagi koperasi dan bagi
gerakan. Apabila arah kebijakan pemerintah berkaitan dengan
perekonomian, maka Dekopin harus berperan serta agar dapat
menerima manfaat ganda, dan menangkap peluang bisnis yang
lebih luas untuk diteruskan kepada koperasi sekunder atau primer
bersangkutan. Kerja sama antar organisatoris perlu dirintis secara
lebih intensif oleh Dekopin atau Dekopinda, agar kerja sama ini
memberikan kesibukan ekonomi bagi koperasi primer/sekunder. Di
sini pengurus Dekopin juga harus orang yang mengetahui liku-liku
bisnis koperasi.

15
H. Peranan Pendidikan Perkoperasian
Pendidikan anggota koperasi merupakan hal yang penting dalam
pembinaan dan pengembangan koperasi karena keberhasilan atau
kegagalan koperasi banyak tergantung pada tingkat pendidikan dan
partisipasi para anggota. Agar partisipasi memberikan dampak yang
positif, maka keterlibatan anggota dalam kegiatan usaha koperasi
harus dapat diwujudkan, di mana,hal ini juga merupakan peran
sertanya dalam struktur, demokrasi. Oleh karena tu, agar para anggota
dapat berperan serta secara aktif dan dinamis, mereka harus
mempunyai bekal yang memadai yaitu pendidikan.
Bertitik tolak dari GBHN dan Tap MPR RI No.II/MPR/88 dan
berbagai Inpres serta Kepmen, terlihat bahwa pemerintah dan
Gerakan Koperasi telah menyadari betapa pentingnya peranan
pendidikan dalam perkoperasian. Hal ni dapat mendorong
pengembangan perkoperasian Indonesia sedikit demi sedikit, sehingga
dapat maju secara nyata dan baik. Menurut Ace Partadiredja, belum
majunya koperasi di Indonesia disebabkan oleh kurangnya kecerdasan
dan belum meratanya pendidikan di Indonesia. Di sini pendidikan yang
bersifat umum merupakan kunci keberhasilan koperasi karena
sebelum belajar hal-hal yang khusus, lebih dulu orang harus mengenal
pendidikan yang bersifat umum.
Pendidikan perkoperasian merupakan salah satu topik yang akan di
pelajari secara bersama-sama dengan topik bahasan khusus setelah
mempelajari pendidikan dasar secara umum.
1. Kategori Pendidikan
Pendidikan perkoperasian, baik yang formal maupun yang informal
merupakan keseluruhan proses pengembangan kemampuan atau
kecakapan dan perilaku manusia yang dilakukan secara
terorganisasi dan terus menerus serta dirancang untuk
mengkombinasikan gabungan pengetahuan keterampilan dan

16
pengertian di bidang perkoperasian yang bermanfaat bagi seluruh
kegiatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Sebagai pendidikan di luar sekolah, pendidikan anggota
koperasi dapat ditafsirkan sebagai proses pemindahan atau
pengalihan pengetahuan perkoperasian serta hal yang berkaitan
dengan seluk-beluk perkoperasian seluruhnya.
2. Tujuan Pendidikan Anggota
Pendidikan bagi para anggota koperasi bertujuan untuk:
1) Membangkitkan aspirasi dan pemahaman para anggota tentang
konsep, prinsip, metode, dan praktek serta pelaksanaan usaha
koperasi;
2) Mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan
kesadaran pada masyarakat, khususnya para anggota koperasi,
tentang arti penting atau manfaat untuk bergabung dan
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan usaha dan
pengambilan keputusan koperasi sebagai upaya perbaikan
terhadap kondisi sosial-ekonomi mereka;
3) Mengembangkan rasa percaya diri, kemandirian, dan kesetiaan
di antara para anggota serta pemahaman tentang kewajiban,
tugas, serta hak, termasuk hak-hak istimewa mereka;
4) Meningkatkan kompetisi para anggota, pengurus, dan badan
pengawas, serta para karyawan guna memperbaiki manajemen
dan kinerja usaha para anggota dan koperasinya;
5) Menjamin kesinambungan pemasokan kepemimpinan di
berbagai tingkatan organisasi koperasi;
6) Mendorong dan menopang kebijakan Pemerintah serta Gerakan
Koperasi dalam rangka pembangunan sosial-ekonomi.
Jadi, lingkup pendidikan perkoperasian sangatlah luas, yaitu
meliputi pendidikan kepada pengurus, BP, anggota, karyawan,
pembina, dan juga masyarakat pada umumnya. Pendidikan
merupakan jenis investasi yang mahal yang berarti untuk

17
membiayai seseorang belajar atau sekolah agar menjadi lebih
pandai diperlukan biaya yang besar. Akan tetapi, dengan
kepandaian yang diperolehnya itu ia dapat meningkatkan
keahliannya sehingga semua biaya yang telah dikeluarkan bisa
kembali berlipat ganda. Bagi koperasi di Indonesia, sesuai dengan
yang ditunjuk pada Pasal 34 UU No.12 Tahun 1967, bahwa salah
satu kegunaan SHU yang dibagi adalah untuk pendidikan. Hal ini
membuktikan bahwa koperasi juga melakukan human invesment
agar perkembangan perkoperasian di masa yang akan datang
dapat lebih maju lagi.
Departemen Koperasi mempunyai Badan Penelitian dan
Pengembangan, bertujuan memikirkan perkembangan
perkoperasian di waktu yang akan datang rta Balai Latihan
Koperasi dan Pengusaha Kecil (Balatkop & PK), yang Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Koperasi antara lain
bertugas serta Balai mengadakan penelitian mengenai segala hal,
kebijakan, dan peraturan yang telah ada apakah sudah
dilaksanakan dengan baik Selain itu, Badan tersebut juga
melakukan penelitian apakah suatu program yang ada dapat
dipakai dalam pengembangan perkoperasian di masa yang akan
datang, serta kegiatan atau program mana yang sudah saatnya
diganti atau diubah atau di kembangkan ebih lanjut. Balatkop
merupakan kancah pelatihan, dan pendidikan yang terkait dengan
perkoperasian di masing-masing daerah. Tujuan yang lebih khusus
dari pendidikan koperasi ditujukan kepada pelaksana manajemen
koperasi atau personil yang terkait langsung dengan
perkoperasian, misalnya pegawai koperasi, pengurus, pengawas
dan sebagainya.
3. Objek Pendidikan
a) Pengurus, Pengawas, dan Dewan Penasehat

18
Pendidikan untuk kelompok ini bertujuan agar mereka dapat
lebih aktif mengembangkan kemampuan dan kepemimpinan
pengawasan, serta meningkatkan pengetahuan, dan
keterampilan sehingga dapat memupuk jiwa pengabdian
mereka, serta meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban
masing-masing. Hal ini lebih diutamakan apabila pengurus dan
BP adalah orang-orang baru yang belum banyak pengalaman.
b) Manajer
Manajer selalu dituntut untuk meningkatkan pengetahuan
profesionalnya sehingga dalam mengelola usaha dapat lebih
baik, dan dalam mengabdi kepentingan anggota juga dapat
ditingkatkan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dapat diteruskan kepada kepala unit yang terkait serta kepada
karyawan koperasi lainnya. Dengan demikian, suasana kerja
yang dinamis akan selalu terbina demi pengembangan usaha
koperasi di masa yang akan datang.
c) Karyawan
Bagi karyawan, biasanya hal-hal yang lebih dipentingkan adalah
peningkatan kecakapan teknis dan keterampilan melalui latihan
praktis. Disini pendidikan kepada karyawan harus diperkuat,
diperluas, diperbaiki nya serta volume penyelenggaraannya
diusahakan semakin sering, dan merata, sehingga:
1) Tersedia karyawan yang berkemampuan cukup dalam
menjalankan tugas rutin yang semakin besar, dan semakin
kompleks.
2) Dalam menghadapi pengembangan koperasi yang akan
datang dapat tersedia cukup kuantitas dan kualitas, terutama
kualitas pengabdian
3) Karyawan dapat tumbuh dan berkembang sebagai pribadi
yang pasti untuk mengemban tanggung jawab yang semakin
besar.

19
4) Demi kepentingan promosi masing-masing individu.
5) Membina dan mengembangkan serta memantapkan prestasi
yang baik di sepanjang karier mereka masing-masing
6) Mengurangi kejenuhan kerja, untuk mencari pengalaman,
dan sebagai bekal untuk diadakan alih tugas sehingga
memungkinkan untuk mengembangkan hal-hal baru pada
tugas yang baru, sesuai dengan keahlian dan pengalaman
masing-masing
d) Anggota
Kebanyakan para anggota koperasi bersifat pasif. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan mereka tentang perkoperasian
sangat minim. Secara bertahap mereka harus meningkatkan
pengetahuan tentang perkoperasian melalui pendidikan.
Pendidikan ini dapat diberikan melalui ketua kelompok masing-
masing sehingga secara berkesinambungan mereka dapat
menyebarluaskan pengetahuannya kepada anggota lain.
Apabila para ketua kelompok sudah menerima pendidikan yang.
dimaksud, maka secara bertahap atau bergantian mereka harus
memberikannya kepada para perwakilan dari masing-masing
unit usaha atau masing-masing kelompok atau masing-masing
daerah.
Materi pendidikan yang akan diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan seperti pengetahuan tentang keterampilan produksi,
peningkatan kualitas, cara mengembangkan penjualan,
pengetahuan tentang bahan baku yang baik serta murah, seluk
beluk organisasi koperasi, hak dan kewajiban sebagian
anggota, dan sebagainya. Semuanya ini dimaksudkan agar
para anggota koperasi termotivasi untuk secara lebih aktif
berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di koperasinya.
Selanjutnya, koperasi diharapkan dapat lebih maju usahanya,
dapat berkembang sesuai dengan tujuan bersama yaitu

20
meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota, dan dapat
berakibat ganda yang positif ke masyarakat sekeliling atau
lingkungannya.
e) Masyarakat
Walaupun tugas ini merupakan tugas yang berat, namun sedikit
demi sedikit harus dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan antar koperasi, antar bidang, dan antar
instansi yang terkait. Berkesinambungan sini berarti pendidikan
merupakan kewajiban manusia sepanjang hidup sehingga
mereka harus belajar serta mengikuti perkembangan lingkungan
yang sangat dinamis amis. Lingkungan usaha lain yang juga
sangat dinamis dalam sepuluh tahun terakhir ini adalah
dimulainya abad teknologi serta sistem komunikasi yang sudah
menjelajah ke dunia bisnis dan globalisasi ekonomi sebagai
tantangan berat yang harus dihadapi. Di sini koperasi jangan
sampai ketinggalan, dalam memanfaatkan kemajuan-kemajuan
yang ada, sehingga tidak kalah dalam bersaing dengan
perusahaan lain. Oleh karena ita, peranan pendidikan tidak
dapat dipungkiri lagi, baik untuk masa sekarang maupun untuk
masa yang akan datang. bagi pengurus, anggota, dan
karyawan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa semua
pihak yang berkepentingan atas maju mundurnya koperasi
harus meningkatkan pendidikan dan pengalamannya.
Karena pendidikan perkoperasian kepada masyarakat
merupakan tugas yang berat, maka pelaksanaannya tidak
mungkin ditangani sendiri oleh koperasi. Di sini dibutuhkan
peranan pemerintah yang sangat besar, misalnya melalui
sekolah-sekolah formal mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai
ke tingkat Perguruan Tinggi. Hal ini jelas memerlukan waktu
yang tidak pendek dan biaya yang tidak kecil Untuk itu bantuan
dan peranan Lembaga Swadaya Masyarakat dan lembaga lain

21
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dalam memasyarakatkan koperasi dan mengkoperasikan
masyarakat sangat diperlukan. Bantuan dan peranan yang
bersifat langsung seperti melalui contoh-contoh di dalam kotbah
atau penerangan agama dari para pemuka agama, akan sangat
efektif untuk memberikan penjelasan tentang koperasi dan
kebaikannya. Di samping itu, diperlukan juga peranan surat
kabar atau majalah, serta siaran-siaran TV atau radio yang
sangat bermanfaat dalam mendidik masyarakat.
4. Kendala dalam Pendidikan Anggota
Banyak hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan
kepada para anggota yang di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Kurangnya tindakan kelompok yang didasarkan atas semangat
kemandirian dan self help.
b) Anggota kurang peduli terhadap prosedur kerja dan sistem
koperasi, Sehingga cenderung apatis.
c) Cara kerja manajemen pendidikan yang sudah ada belum
efisien.
d) Ada motivasi khusus (vested interest) dari beberapa oknum
pelaksana pendidikan.
e) Sikap tertutup manajer dan pengawas koperasi. Keterbatasan
para anggota seperti waktu, modal, dan pengertian.
f) Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan.
g) Sistem pendidikan yang sudah ada masih memiliki banyak
kelemahan Seperti dalam menyusun silabus, kurikulum, widya
iswara, dan sebagainya.
5. Falsafah Pendidikan
Falsafah pendidikan merupakan salah satu ciri atau sifat yang di
dalamnya terkandung maksud, tujuan, syarat, serta kaidah yang
akan dicapai. Falsafah pendidikan anggota koperasi di Indonesia
adalah sebagai berikut

22
1) Pendidikan koperasi adalah pendidikan orang dewasa yang
bersifat suka rela.
2) Harus diorientasikan kepada tugas dan fungsi terkait.
3) Gerakan koperasi harus merasa berkewajiban untuk
melaksanakannya.
4) Merupakan proses yang berkesinambungan untuk memperbaiki
hari depan.
5) Kurikulum dan silabus disusun berdasarkan pada kebutuhan
dan selalu disesuaikan dengan keadaan.
6) Pendidikan ini memberikan sumbangan yang positif bagi
pencapaian tujuan pengembangan koperasi.
7) Pendidikan ini bukan merupakan jawaban atas seluruh masalah
gerakan koperasi.
8) Menitikberatkan pada kepemimpinan yang serbadaya (power
full) dan kreatif.
9) Sistem pendidikan ini mempertimbangkan dalam pengendalian
mutu.
10) Menerapkan prinsip-prinsip dasar pengelolaan pendidikan
secara sistematis, sepanjang hal itu menunjang pemanfaatan
sumber daya secara lebih efektif.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anggota koperasi minimum harus 20 orang. Latar belakang anggota
biasanya tidak sama, baik pendidikan, sosial ekonomi,
kepercayaan/agama maupun tanggungan keluarga.
Pendidikan anggota koperasi merupakan hal yang penting dalam
pembinaan dan pengembangan koperasi karena keberhasilan atau
kegagalan koperasi banyak tergantung pada tingkat pendidikan dan
partisipasi para anggota. Agar partisipasi memberikan dampak yang
positif, maka keterlibatan anggota dalam kegiatan usaha koperasi
harus dapat diwujudkan, dimana, hal ini juga merupakan peran
sertanya dalam struktur, demokrasi. Oleh karena tu, agar para anggota
dapat berperan serta secara aktif dan dinamis, mereka harus
mempunyai bekal yang memadai yaitu pendidikan.

24
DAFTAR PUSTAKA

IGN Sukamdiyo, Manajemen Koperasi, Jakarta : Erlangga, 1999.

25

Anda mungkin juga menyukai