Anda di halaman 1dari 13

KEKUATAN MANAJEMEN DALAM PERKEMBANGAN

KOPERASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Manajemen Koprasi

Dosen Pengampu : Ozi Setiadi, M. A. PoI.

Disusun oleh :

Kelompok 4 (A4MD)

1. Achmad Rafif Ramadhan (2040310008)


2. Kurnia Afrida (2040310010)
3. Ulfa Dwi Firawati (2040310021)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ kekuatan manajemen
dalam perkembangan koperasi ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu yaitu Bapak Ozi Setiadi, M.A.PoI. pada mata kuliah Manajemen Koperasi. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana Peran Manajemen
Dalam Koperasi bagi penulis dan para pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ozi Setiadi, M.A.PoI. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas ketidaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kudus, 7 April 2022

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatannya koperasi bukan sekedar usaha yang mengandalkan tingkat
prestasi individual orang -orang dimana keuntungan adalah hasil guna dari mereka yang
terlibat dalam kegiatan usaha melaikan merupakan usaha bersama untuk menuju
kesejahteraan bersama. Maka sejak awal penjelmaan koperasi menekankan penyatuan
sumber daya potensi dan peran serta kegiatan yang dikerahkan untuk mencapai
kesejahteraan bersama pencapaian peningkatan kesejahteraan adalah tujuan usaha yang
bermanfaat dalam usaha koperasi serta merupakan karya kegiatan dalam koperasi dalam
rangka tanggung jawab moril dan sosial. Dengan kata lain maka tujuan koperasi
(Widiyanti, 2000:52) adalah membuat karya yang dapat memberikan sumbangan
kesejahteraan yang bermanfaat .
Manajemen adalah kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Sebagaimana
diketahui, hakikat manajemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain.
Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan dengan melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Dengan demikian, keberhasilan manajemen sebuah organisasi akan sangat
tergantung pada pelaksanaan masing- masing fungsi tersebut.
Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian,
mempunyai tatanan manajemen yang berbeda dengan badan usaha non-koperasi.
Perbedaan tersebut terletak pada asas koperasi yang bersifat demokratis di mana
pengelolaan koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota. Karena itu dalam tatanan
manajemen koperasi Indonesia mempunyai unsur-unsur: Rapat anggota, pengurus,
pengawas dan manajer.
Peranan manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam mencapai
tujuannya, baik tujuan para anggota, seperti: untuk mencapai perbaikan tingkat hidup
atau sedikitnya meringankan biaya hidup sehari-hari, maupun tujuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal yang pertama, manajemen merupakan unsure
pembuat keputusan yang telah digariskan oleh rapat anggota. Dalam hal yang kedua,
pemerintah menetapkan bahwa koperasi bertujuan untuk menambah kesejahteraan

3
anggota dan masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
Manajemen yang baik adalah faktor yang paling penting untuk suksesnya
koperasi. Dalam menerapkan manajemen, pengurus mempunyai tanggung jawab untuk
merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program, melimpahkan wewenang
kepada manajer terkecuali bila dalam Hak Badan Hukum dan Anggaran Dasar Koperasi
tertera untuk dilimpahkan kepada anggota.Sehingga dapat dikatakan bahwa, koperasi
sebagai suatu Lembaga yang bergerak dibidang ekonomi memerlukan manajemen atau
ketatalaksanaan yang menajamin, tidak saja kelancaran dan keberhasilan usaha tetapi
menjamin koperasi mencapai tujuannya, yaitu memenuhi kebutuhan anggota dengan
cara-cara yang tidak menyimpang dari asas-asas perkoperasian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kekuatan manajemen perkembangan koperasi ?
2. Apa saja faktor yang memperkuat manajemen koperasi berkembang ?
3. Apa saja masalah yang membuat lemah dalam manajemen koperasi berkembang ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perngertian dari kekuatan manajemen perkembangan koperasi.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang memperkuat manajemen perkembangan
koperasi.
3. Untuk mengetahui masalah apa saja yang membuat lemah dalam manajemen
perkembangan koperasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kekuatan manajemen perkembangan koperasi


Kekuatan diartikan sebagai tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak
atau bentuk suatu benda. Harsono (1988: 47) mengartikan kekuatan sebagai energy
untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan atau
tension.
Manajemen ialah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan yang kegiatan
dilakukan dengan bantuan tenaga orang lain. Jelas bahwa manajemen kepegawaian
merupakan hal yang terpenting bahkan ada yang menyatakan manajemen kepegawaian
identik dengan manajemen itu sendiri.
Demikian penting kedudukan manusia dalam suatu usaha, sehingga sebagian
besar waktu dan tenaga pengusaha dalam menghadapi masa usaha adalah terutama
dicurahkan kepada masalah-masalah manusiawi karyawannya.
Koperasi sering diartinya sebagai perkumpulan orang-orang yang secara
sukarela mempersatukan diri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan
menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang
diawasi secara demokrasi.
Dari pengertian tersebut diatas dapt kita simpulkan bahwa koperasi itu
mempunyai dua aspek utama, aspek perkumpulan orang-orang yang tergabung Di dalam
koperasi adalah mereka yang yang tentunya sudah memahami benar arti dan tujuan
koperasi serta asas dan sendi dasarnya. Sebagai anggota koperasi, harus memiliki
kesadaran bahwa bukan kepentingan diri pribadi yang diutamakan, melainkan
kepentingan bersama.
Kemudian bila dilihat dari aspek usahanya, maka pengelolaan usaha koperasi
pada prinsipnya tidak berbeda dengan usaha bukan koperasi, yaitu harus efisiensi dan
lugas serta dilandasi dengan hukun hukum ekonomi. Dengan kata lain usaha koperasi
harus dikelola secara profesional. Sebagai badan uasaha, koperasi harus juga mampu
bersaing dengan usaha-usaha koperasi, sehingga anggota tidak tergoda untuk mencari
pelayanan pihak lainnya.
Untuk mencapai sasaran yang baik dalam bidang organisasi (perkumpulan)
maupun dalam bidang usaha, diperlukan upaya yang terus-menerus, konsisten dan

5
berkesinambungan, yang tidak lain adalah upaya pendidikan. Dengan demikian
pendidikan dalam koperasi bertujuan untuk memberikan pengertian dan keadaan kopera
dikalangan anggota pada umumnya (termasuk Pengurus, Badan Pemeriksa ,dan
sebagainya) serta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil - personil
yang menangani bidang usaha.
Konsekuensi manajemen koperasi yang bersifat demokrasi itu adalah membina
dan mengembangkan kecerdasan anggota khususnya dan masyarakat umumnya
terutama anggota mengenal tata kehidupan koperasi sendiri.
Di dalam demokrasi dituntut pengetahuan dan kecerdasan anggotanya tentang
hal-hal yang menyangkut hakikat hak dan kewajiban sebagai anggotanya, isi dan makna
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Organisasi yang menjadi aturan permainan
semua pihak unuk mencapai tujuan bersama.
Kondisi seperti itulah menjadi persyaratan tegaknya suatu demokrasi Di dalam
semua bentuk organisasi. Demokrasi tidak akan tumbuh tegak jika anggotanya tidak
memahami hak dan kewajiban mereka dan aturan-aturan permainan yang telah
ditetapkan serta terebukanya kesempatan untukmenggunakan hak dan kewajiban itu.
Pembinaan anggota dalam rangka menegakkan sifat demokrasi daim tata
kehidupan koperasi terletak pada dua pihak sebagai kutub magnit yang saling tarik
menarik (Hasibuan, 1986: 206)
Pengurus sebagai pihak pertam merupakan magnit kutub utara yang pertama dan
utama yang harus bermain untk memutar dan menggerakkn pihak anggota sebagai kutub
selatan. Kesimpulannya bahwa Alau organisasi dan tata kerja koperasi sudah baik,
sempurna dan mantap, jika koperasi tersebut sudah dipinpin dan dikelola oleh orang-
orang yang jujkur, berdedikas yang tinggi, berwatak, tinggi harga diri dan kusadaran
berkoperasinya, maka Insya Allah koperasi tersebut akan mewujudkan cita-cita
perjuangan rakyat sevarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
Jadi, sebagai organisasi dan kekuatan ekonomi nasionalnya yang akan membawa
kemakmuran serta kesejahteraan tidak hanya untuk satu orang atau dua golongan saja,
akan tetapi kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kita harus
menjadikan koperasi Indonesia sebagai sokoguru ekonomi nasional.1

1
Fifi Hasmawati, “Manajemen Koperasi”(Medan: Duta Azhar,2013),
http://repository.uinsu.ac.id/3995/1/buku%20manajemen%20koperasi.pdf
6
B. Faktor yang Memperkuat Manajemen Koperasi Berkembang
Untuk mencapai keberhasilan Perkembangan Manajemen Kopereasi. tidak lepas
dari sumber daya yang digunakan, yaitu manusia, material, mesin, metoda, uang dan
pasar, diantara sumber daya tersebut, yang menjadi faktor penggerak bagi sumber daya
lain adalah manusia. Oleh sebab itu kualitas dari sumber daya manusia harus terus
ditingkatkan agar organisasi dapat mencapai tujuan.
Beberapa faktor yang memperkuat manajemen koperasi berkembang :
1. Pendidikan Perkoperasian Anggota
Pendidikan dan latihan pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh semua bentuk
organisasi, besar maupun kecil, termasuk pula perkumpulan koperasi. Menurut
Sudarsono (2005:37) dikatakan bahwa pada gerakan koperasi masalah pendidikan
dan latihan ini sangat urgen sebab dalam penyelenggaraannya terkandung dimensi
ideologi yang harus dipatuhi. Di sinilah antara lain pentingnya masalah pendidikan
dan latihan koperasi. Selain itu pendidikan dalam koperasi bertujuan untuk
memberikan pengertian dan kesadaran koperasi di kalangan anggota pada umumnya
(termasuk pengurus, badan pengawas, dsb) serta untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan personil-personil yang menangani bidang usaha.
2. Permodalan Koperasi
Sumber modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Untuk modal
sendiri dapat diklasifikasikan sebagai modal internal. Sifat dari jenis dana ini adalah
tertanam untuk jangka waktu yang tidak terbatas sebab sepanjang koperasi berdiri.
3. Pengalaman Pengurus
Pengalaman kerja menurut Manulang (1984:15) dikatakan sebagai proses
pembentukan pengetahuan dan ketrampilan tentang metode suatu pekerjaan karena
keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Menurut
Undang- undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dijelaskan tentang
kedudukan pengurus sebagai pemegang kuasa rapat anggota dan memiliki tugas
serta wewenang. Lebih jauh dikatakan oleh Sudarsono (2005: 45) bahwa
pengalaman-pengalaman tertentu yang sesuai sangat berguna dalam praktik
mengurus koperasi. Jadi pengalaman pengurus indikatornya dilihat dari pengalaman
mengelola organisasi dan usaha koperasi, lama waktu/masa kerja, tingkat
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk keberhasilan usaha koperasi.

7
Faktor internal diantaranya adalah rendahnya kemampuan sumber daya manusia
yang dimiliki oleh koperasi, terutama pengalaman yang dimiliki oleh pengelola
koperasi (pengurus dan manajer) masih sangat terbatas, selain faktor pendidikan
perkoperasian anggota dan permodalan.
Sampai saat ini koperasi belum mampu menunjukkan kontribusi yang signifikan
terhadap perekonomian nasional. Teridentifikasi 7 masalah kualitatif yang dialami
koperasi Indonesia, yaitu (1) citra, (2) kemandirian, (3) kualitas SDM, (4) Manajemen,
(5) ketersediaan dan (6) akses permodalan, (7) jaringan usaha (Suryadharma Ali, 2004).
Koperasi memiliki citra sebagai organisasi ketingalan zaman karena kualitas SDM yang
kurang dan kemampuan manajerial yang tidak kompeten sehingga kebanyakan orang
memandang sebelah mata terhadap koperasi, padahal koperasi didirikan sebagai soko
guru ekonomi nasional. Pengelolaan dan pembinaan SDM yang tepat diperlukan jika
koperasi ingin bertahan dalam bisnis dan menambah daya kompetitifnya. Tapi sejauh
ini jarang sekali dilakukan pemetaan kondisi MSDM sebuah koperasi. Padahal dalam
aspek SDM inilah koperasi paling banyak disorot sebagai salah satu sumber
permasalahan lemahnya keberadaan koperasi.
Oleh karena itu perlu adanya identifikasi masalah MSDM koperasi sebagai
langkah awal perbaikan. Manajemen sumber daya manusia pengurus koperasi adalah
proses mengelola sumber daya manusia pengurus koperasi melalui implementasi
fungsi-fungsi manajemen yang meliputi:perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pengarahan/menggerakkan (Actuating) dan pengawasan (Controlling)
dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengurus koperasi agar dapat
bekerja secara efektif dan professional guna mencapai tujuan anggota, organisasi dan
pemerintah.
Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi.
Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang
manajemennya. Apabila orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran,
kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju
pesat atau setidak-tidaknya tendensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat
ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang- orang ini tidak cakap, curang atau
tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak semaju seperti

8
diharapkan. 2

C. Masalah Apa Saja yang Membuat Lemah dalam Manajemen Perkembangan


Koperasi
Masalah anggota dalam manajemen koperasi, merupakan masalah yang dapat
melemahkan manajemen perkembangan koperasi. Berbeda dengan bentuk usaha yang
berdasarkan kumpulan modal, dimana anggota pemiliknya tidak termasuk di dalam
bidang manajemen. Pada koperasi, masalah anggota meminta perhatian manajemen
yang lebih besar. Hal Ini jelas, karena koperasi adalah kosentrasi anggota, bukan
kosentrasi modal pemiliknya.
Dalam Koperasi usaha dan organisasi diurus bersama oleh anggota. Usaha
anggota dan usaha koperasi berkaitan erat sehingga setiap anggota menjadi pelanggan
koperasi, dan usaha koperasi merupakan bagian-bagian dari usaha anggota. Oleh sebab
itu kekuatan Satu koperasi tergantung kepada kuantitas dan kualitas anggota koperasi
masing masing.
Koperasi adalah organisasi masyarakat yang potensi ekonominya lemah. Ini
tidak berarti bahwa pemilik modal tidak boleh masuk menjadi anggota koperasi, akan
tetapi orang yang memiliki modal tidak memilih koperasi sebagai wadah perjuangan
ekonominya. Oleh sebab itu yang dapat diterima menjadi anggota koperasi adalah
mereka yang memiliki syarat- syarat kuantitas (Widiyanti, 2000:72) yaitu :
1. Anggota masyarakat yang mempunyai usaha
2. Usaha itu berkaitan dengan usaha koperasi
3. Anggota masyarakat dimaksud berada dalam lingkungan wilayah kerja koperasi
4. Mempunyai rasa individualistis, solidaritas dan autoaktivitas.
Masalah yang demikian relevan dengan prinsip bahwa kekuatan kopersi
terletak pada kualitas dan kuantitas anggotanya. Koperasi harus berusaha untuk terus
menambah jumlah anggotanya, sehingga mencapai jumlah ekonomis. Jumlah dimaksud
adalah 500-600 anggota tiap koperasi. Jika batas ekonomis sudah terpenuhi perlu
segera diadakan pembatasan jumlah anggotanya dengan menyelenggarakan usaha
bersana melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi secara demokrasi .

2
Admin DIY, Apa saja faktor penentu keberhasilan koperasi?,diakses pada 4April 2022,
http://www.elearningkoperasi.jogjaprov.go.id/utama/detail_artikel/apa-saja-faktor-faktor-penentu-keberhasilan-
koperasi

9
Dari pengertian tersebut diatas dapt kita simpulkan bahwa koperasi itu
mempunyai dua aspek utama, aspek perkumpulan orang-orang yang tergabung Di
dalam koperasi adalah mereka yang yang tentunya sudah memahami benar arti dan
tujuan koperasi serta asas dan sendi dasarnya. Sebagai anggota koperasi, harus memiliki
kesadaran bahwa bukan kepentingan diri pribadi yang diutamakan, melainkan
kepentingan bersama.
Kemudian bila dilihat dari aspek usahanya, maka pengelolaan usaha koperasi
pada prinsipnya tidak berbeda dengan usaha bukan koperasi, yaitu harus efisiensi dan
lugas serta dilandasi dengan hukun hukum ekonomi. Dengan kata lain usaha koperasi
harus dikelola secara profesional. Sebagai badan uasaha, koperasi harus juga mampu
bersaing dengan usaha-usaha koperasi, sehingga anggota tidak tergoda untuk mencari
pelayanan pihak lainnya.
Untuk mencapai sasaran yang baik dalam bidang organisasi (perkumpulan)
maupun dalam bidang usaha, diperlukan upaya yang terus-menerus, konsisten dan
berkesinambungan, yang tidak lain adalah upaya pendidikan. Dengan demikian
pendidikan dalam koperasi bertujuan untuk memberikan pengertian dan keadaan
koperasi dikalangan anggota pada umumnya (termasuk Pengurus, Badan Pemeriksa,
dan sebagainya) serta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil
personil yang menangani bidang usaha. Melalui pendidikan-pendidikan yang
dilakukaan dengan baik, maka dapat diharapkan koperasi akan dapat melaksanakan
anggotanya.
Dengan demikin ada beberapa aspek tentang pendidikan yang dijalankan oleh
koperasi seperti peranan pendidikan dalam kehidupan koperasi, jenis jenis pendidikan
koperai, sumber dana pendidikan koperasi, pelaksanaan pendidikan koperasi,
pendekatan dan metode yang tepat guna dalam pendidikan koperasi, dan pengelolaan
program pendidikan koperasi Indonesia.
Kehadiran Pengurus dan Badan Pemeriksa yang berasal dari lingkungan
anggota yang cerdas, yang dipilih secara demokratis, maka pengelolaan organisasi
koperasi diharapkan dapat berjalan dengan sehat pula. Bila sudah saatnya usaha-usaha
yang dikelola dikembangkan secara lebih profesional dan diperlukan manajer, maka
usaha juga dapat dikembangkan dengan baik.

Karena keberhasilan koperasi dalam mencapal tujuannya akan banyak


ditentukan dari pengetahuan, penghayatan dan kesadaran berkoperasi para anggotanya.
Dan hal ini hanya mungkin dicapai melaui pendidikan anggota, Juga masalah dari
masalah yang ada bukan hanya ideolagi koperasi saja yang diajarkan melainkan
10
masalah usaha, karena memang pada hakekatnya koperasi adalah lembaga ekonomi
yang harus dikelola dengan hukum-hukum ekonomi pula. Karena itu masalah
pendidikan usaha ini tak kalah pentingnya dengan pendidikan dalam bidang organisasi
ideologi.3

3
Fifi Hasmawati, “Manajemen Koperasi”(Medan: Duta Azhar,2013),
http://repository.uinsu.ac.id/3995/1/buku%20manajemen%20koperasi.pdf

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kekuatan diartikan sebagai tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak
atau bentuk suatu benda. Manajemen ialah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan yang
kegiatan dilakukan dengan bantuan tenaga orang lain. Koperasi sering diartinya sebagai
perkumpulan orang-orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi anggotanya dengan menyelenggarakan usaha bersama melalui
pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi secara demokrasi.
Ada beberapa faktor yang memperkuat manajemen koperasi berkembang , yaitu : a.
Pendidikan Perkoperasian Anggota , b. Permodalan Koperasi , c. Pengalaman Pengurus.
Masalah anggota dalam manajemen koperasi, merupakan masalah yang dapat
melemahkan manajemen perkembangan koperasi.
Dalam Koperasi usaha dan organisasi diurus bersama oleh anggota. Usaha anggota
dan usaha koperasi berkaitan erat sehingga setiap anggota menjadi pelanggan koperasi,
dan usaha koperasi merupakan bagian-bagian dari usaha anggota. Oleh sebab itu kekuatan
Satu koperasi tergantung kepada kuantitas dan kualitas anggota koperasi masing masing.

B. Saran

Demikianlah makalah yang penulis susun. Apabila terdapat kekurangan dan


kesalahan dalam penyusunan maupun penjelasan pada makalah ini penulis mohon maaf
serta mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif, dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasmawati Fifi, “Manajemen Koperasi”(Medan: Duta Azhar,2013),


http://repository.uinsu.ac.id/3995/1/buku%20manajemen%20koperasi.pdf

Admin DIY, Apa saja faktor penentu keberhasilan koperasi?,diakses pada 4 April
2022,
Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti. 2005.Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka
Cipta

Hasibuan, Malayu S.P., 1996, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi
Kedua,
Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
M, Manulang. 1984. Management Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sudarsono, 2005, Analisis Kebijakan Manajemen Koperasi Yogyakarta, Pustaka
Pelajar;

13

Anda mungkin juga menyukai