Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hida
yah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Koperasi Dalam Analisis
Komparatif”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut m
emberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal ji
ka tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusu
nan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rend
ah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga i
nspirasi untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….....
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari era globalisasi masyarakat Indonesia sekarang inisudah
berusaha untuk meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
belum dicapai. Koperasi merupakan badan usaha untukmembangun perekonomian
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan yangsudah ada terdapat dalam UU No.25 Tahun
1992. Sudah kita ketahui bahwa koperasi itu bukanlah badan usaha yang berupa kumpulan
modal. Koperasi adalah suatu badan usaha yang unik karena dimiliki oleh banyaknya
individu.
Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok
dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi. Tafsiran yang sering dikemukakan oleh
Muhammad Hatta, atau sering disebut juga perumus pasal tersebut. Koperasi juga sebagai
suatu sistem ekonomi, yang mempunyaik kedudukan-kedudukan yang cukup kuat karena
memiliki dasar konstitusional. Pada penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan bahwa
sistem ekonomi Indonesia di dasarkan pada asas-asas Demokrasi Ekonomi di mana produksi
yang dilakukan oleh semua yang wujudnya dapat ditafsirkan sebagai Koperasi.
Manajemen koperasi tidak sepenuhnya mengejar keuntungan akan tetapi pada
koperasi didasari dengan pelayanan. Di Indonesia sendiri bahwa tujuan koperasi adalah untuk
mensejahterakan rakyatnya untuk secara umum. Tapi, pada saat ini masih banyak orang yang
kurang memahami pentingnya peran sebuah koperasi yang sebagai salah satu unsur
perekonomian di Indonesia. Tetapi, koperasi juga mempunyai andil yang sangat cukup
besar karena sebagai pembentukan produksi nasional, perluasan lapangan pekerjaanatau
usaha, serta peningkatan pemerataan pendapatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan koperasi dengan bisnis anggota?
2. Apa saja keunggulan koperasi dibandingkan dengan badan usaha lainnya?
3. Apa saja kekurangan koperasi dibandingkan dengan badan usaha lainnya?
4. Apa saja kerjasama dalam usaha koperasi?
5. Bagaimana partisipasi dalam koperasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan koperasi dengan bisnis anggota.
2. Untuk mengetahui keunggulan koperasi dibandingkan dengan badan usaha lainnya.
3. Untuk mengetahui kekurangan koperasi dibandingkan dengan badan usaha lainnya.
4. Untuk mengetahui kerjasama dalam usaha koperasi.
5. Untuk mengetahui partisipasi dalam koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu karakteristik organisasi koperasi adalah anggota koperasi adalah pemilik (own
er ) dan sekaligus sebagai pengguna/pelanggan (User) bagi koperasi itu sendiri. Sehingga perlu a
danya wadah untuk mengakomodasi, mengorganisasikan, dan memfasilitasi anggota. Dan KWS
G merealisasikannya melalui Unit Hubungan Keanggotaan yang tugas utamanya adalah pelayana
n anggota.
Guna meningkatkan pelayanan yang lebih kepada anggota, Unit Hubungan Keanggotaan
sejak tahun 2013 telah melakukan terobosan pelayanan sebagai berikut :
Selain fungsinya sebagai pelayanan anggota, Unit Hubungan Keanggotaan KWSG juga
menyelenggarakan pendidikan anggota setiap tahunnya. Pendidikan anggota koperasi merupakan
hal yang penting dalam pembinaan dan pengembangan koperasi karena keberhasilan atau kegaga
lan koperasi banyak tergantung pada tingkat pendidikan dan partisipasi anggota. Agar partisipasi
memberikan dampak yang positif, maka keterlibatan anggota dalam kegiatan usaha koperasi haru
s dapat diwujudkan, hal ini juga merupakan peran serta anggota dalam struktur organisasi. Oleh
karena itu, pendidikan sangat diperlukan untuk memberikan bekal yang memadai kepada anggot
a, agar anggota dapat berperan secara aktif dan dinamis.
Dalam banyak kasus di tanah air, hubungan bisnis anggota koperasi dengan koperasi sang
at jarang terjadi. Ini dikarenakan hubungan yang dibangun adalah hubungan yang lebih minitikbe
ratkan kepada hubungan anggota sebagai konsumen, sedangkan hubungan anggota sebagai pemil
ik atau produsen sangat jarang terjadi.
Kondisi koperasi di tanah air secara umum berbeda dengan kondisi koperasi di mancaneg
ara. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat koperasi yang menjadi besar sebagian sebuah geraka
n ekonomi rakyat, tetapi kenyataan menunjukan bahwa kebanyakan koperasi besar di Indonesia
bernaung di bawah instansi pemerintahan ataupun BUMN, seperti koperasi AD, koperasi AU, ko
perasi semen, dan sebagainya.
Hubungan koperasi dengan bisnis para anggotanya harus di lihat dari sudut pandang bah
wa anggota adalah pemilik sumber daya ekonomi menginvestasikan sumber ekonomi mereka me
lalui suatu wadah ekonomi, yaitu koperasi. Ini artinya, anggota adalah pemilik saham koperasi (ji
ka di lihat dari sisi kopitalisme). Jika anggota tidak memperoleh mafaat yang maksimal melalui k
operasi, anggota akan meninggkatkan koperasi dan beralih kepada system yang lebih mengutama
kan. Untuk itu, berbagai keunggulan komportif, termasuk anggota sebagsi konsumen, harus dima
nfaatkan sedemikian rupa dalam artian positif.
Pendekatan dari sudut pandang efek koperasi dicirikan dengan beberapa indikator berikut.
Jika berbagai indikator di atas mampu diberikan koperasi kepada para anggotanya,
anggota koperasi diyakini akan semakin aktif berpartisipasi dalam koperasi. Dengan kondisi ini,
pasar persaingan mikro akan memungkinkan koperasi mampu menciptakan pelanggan yang
bukan hanya dari para anggotanya dan jika manfaat tersebut semakin nyata dirasakan, bukan
tidak mungkin pelanggan yang bukan anggota akan tertarik dan pada akhirnya menjadi anggota
koperasi. Dengan kondisi yang demikian, keunggulan komparatif koperasi akan semakin kuat
guna menunjang bisnis para anggota.
Rangsangan Partisipasi
Setiap anggota koperasi akan mengambil keputusan untuk berpartisipasi,
terlibat, ikut serta untuk mempertahankan atau memelihara secara aktif hubungannya
dengan organisasi koperasi, jika insentif yang diperoleh anggota sama besar atau
lebih dari kontribusi yang diberikannya.
Sehubungan dengan itu, Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia / SDM
(2010: 3) rangsangan partisipasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa
oleh perusahaan koperasi dapat menjadi rangsangan penting bagi anggota
untuk ikut memberikan kontribusinya bagi pemupukan modal dan
pertumbuhan koperasi. Insentif perangsang yang dikehendaki oleh anggota
berkait erat dengan seberapa besar upaya pemenuhan kebutuhan oleh
perusahaan koperasi dapat dirasakanoleh anggota secara subyektif yang
dapat meningkatkan kepentingan ekonomi atau usaha rumah tangga
anggota.
2. Insentif juga dapat dirasakan dalam bentuk layanan barang dan jasa di
perusahaan koperasi sama sekali tidak tersedia di pasar atau tidak
disediakan oleh lembaga lain.
3. Insentif rangsangan dapat berwujud pelayanan barang dan jasa disediakan
dengan harga, kualitas, dan kondisi yang lebih baik, lebih menguntungkan
dibandingkan dengan barang dan jasa yang ditawarkan di pasar atau
lembaga lain non koperasi. Sebaliknya, jika pelayanan barang dan jasa di
koperasi yang tidak memenuhikebutuhan anggota, harga yang lebih tinggi
atau dengan kondisi yang lebih buruk daripada yang ditawarkan di pasar
atau lembaga non koperasi, menyebabkan partisipasi anggota semakin
menurun. Koperasi sebagai badan usaha harus memperhatikan kondisi ini
sebagai upaya perbaikan layanan, sehingga perbaikan layanan kepada
anggota merupakan keharusan bukan beban usaha, agar Partisipasi Anggota
semakin besar sehingga anggota semakin memiliki usaha koperasi dan
berkontribusi dalam pemanfaatan pelayanan usaha koperasi secara terus
menerus.
Model Partisipasi
Kualitas partisipasi akan sangat tergantung dari tiga variabel, yaitu anggota,
manajemen koperasi, dan program partisipasi dalam melaksanakan pelayanan yang
disediakon koperasi (Röpke, 1985). Jika ketiga variabel ini sejalan, partisipasi akan
berhasil. Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara
kebutuhan anggota dan output program koperasi kesesuaian antara anggota dengan
manajemen akan terjadi apabila anggota mempunyai kemampuan (kompetensi) dan
kemauan (motivasi) dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya (permintaan) yang
kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan ke dalam keputusan manajemen.
Terakhir, harus ada kesesuaian antara program dan manajemen, di mana suatu
program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan
menyelesaikannya. Partisipasi akan efektif apabila manajemen mampu melaksanakan
tugas dari program yang ditetapkan, pelaksanaan keputusan mencerminkan hasrat
para anggota terhadap pemenuhan kebutuhan ekonominya, dan hasrat peermintaan
pemenuhan kebutuhan anggota tercermin dalam keputusan program yang dibuat
pengurus.
Dalam praktiknya, partisipasi tidak selalu membuahkan hasil yang baik bagi
semua pihak. Penggunaan manajemen partisipasi akan sangat bergantung kepada
(Hendar dan Kusnadi, 2005) :
1. Waktu yang tersedia, artinya partisipasi selalu membutuhkan waktu yang
lebih banyak.
2. Kemauan anggota untuk berpartisipasi, sebab tidak semua anggota mau
berpartisipasi aktif di dalam koperasi.
3. Sistem imbalan partisipasi tidak akan menarik jika imbalan tidak adil atau
promosi tidak wajar.
4. Sifat dari pekerjaan artinya jika karyawan (Anggota) tidak dapat
mengendalikan pekerjaan nya, partisipasi tidak akan efektif.
2. Perlunya bantuan audit eksternal untu beberapa KUD yang belum mampu
membayar
3. Perlunya pengembangan sistem audit internal untuk evaluasi diri
6. Dimungkinkan adanya lebih dari satu KUD dalam suatu kecamatan, dimana
para anggota dapat melaksanakan alat partisipasi, yaitu voice , vote dan exit.
1. Semakin besar ukuran koperasi, semakin besar pula biaya partisipasi. Ini
dikarenakan dengan meningkatnya jumlah anggota, efektivitas koperasi akan
semakin berkurang Misalnya, diskusi antaranggota sulit dilaksanakan karena
anggota tersebar di berbagai tempat. Dengan kondisi seperti itu, anggota
membutuhkan pengorbanan yang besar untuk berpartisipasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Koperasi dalam analisis
komparatif sesuai dengan konsep koperasi pada UU No 25 tahun 1992. Koperasi
didefinisikan sebagai "badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan Imkum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya beradasarkan prinsip-prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonom rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan".
Koperasi memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan badan usaha lainnya,
tetapi dalam praktiknya, eksistensi koperasi (baik sebagai badan usaha maupun sebagai
gerakan ekonomi dalam kompetisi bisnis global) tidaklah terlalu nyata. Faktor yang
sangat menentukan maju atau mundurnya suatu koperasi sangat ditentukan oleh
partisipasi anggota.
B. Saran
Koperasi bisa menjadi wadah untuk rakyat-rakyat Indonesia yang berusaha untuk
bertahan hidup. Diharapkan koperasi bisa menjadi ujung tombak dalam perekonomian
Indonesia, tidak lepas dari hal-hal yang membuat koperasi merupakan badan usaha yang
kompleks.
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan memberikan
ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis mohon saran dan
kritik guna memperbaiki kesalahan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9731/2/T1_162012015_BAB%20II.pdf
http://repository.ikopin.ac.id/1387/1/4%20Yuanita-Keunggulan%20Koperasi.pdf
https://repository.uin-suska.ac.id/16678/7/7.%20BAB%20II.pdf