TUGAS KELOMPOK
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA
MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara. Pegawai Negeri Sipil atau aparatur birokrasi adalah merupakan unsur
aparatur Negara yang betugas memberikan pelayanan yang terbaik, adil dan merata
diperlukan aparatur birokrasi (PNS) yang netral, mampu menjaga persatuan dan
1
Sekretariat Daerah Kabupaten Nias yang dipimpin oleh Sekretaris, salah
daerah (PERBUP Nias No. 14 Tahun 2017 tentang Rincian tugas dan fungsi
perangkat daerah). Dalam hal ini pemimpin yang menjadi lokomotif kearah mana
daerah akan dibawa. Kepemimpinan juga merupakan sebuah hubungan yang saling
keputusan, yang dimana merupakan suatu proses yang berlangsung dalam suatu
dari seorang pemimpin, mulai dari level bawah sampai level atas dalam suatu
2
pemerintahanlah yang mengetahui dengan baik kemana arah kegiatan-kegiatan
mencapai tujuan yang telah ditetapan. Sedangkan etika pemerintahan itu sendiri
kegiatan pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan fungsi
inilah diperlukan suatu acuan agar diterima dengan baik oleh masyarakat acuan
Nilai-nilai etika yang hidup dan berlaku dalam suatu masyarakat, bukanlah
sekedar menjadi keyakinan pribadi bagi para anggotanya, akan tetapi juga menjadi
seperangkat norma dalam lembaga. Dengan kata lain, suatu nilai etika harus
menjadi acuan dan pedoman bertindak yang membawa akibat dan pengaruh Etika
kesusilaan. Etika merupakan norma dan aturan yang turut mengatur perilaku
seseorang dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan aturan main
yang ada dalam lembaga dan masyarakat agar dapat dikatakan tindakan bermoral.
3
pembangunan yang telah meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam
yang besar.
dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait, antara lain oleh faktor
yang berlaku bagi segenap aparatur birokrasi. Sebagaimana diketahui bahwa dalam
memiliki pola perilaku yang wajib dijadikan sebagai pedoman atau kode etik yang
dengan berlandaskan pada paham dasar yang mencerminkan sistem yang hidup
dalam masyarakat yang harus dipedomani serta diwujudkan oleh setiap aparatur
suatu etika pemerintahan yang perlu dijadikan pedoman dan perlu dipraktekkan
secara operasional antara lain: bahwa aparat wajib mengabdi kepada kepentingan
umum. Aparat adalah motor penggerak "head" dan "heart" bagi kehidupan
bersikap terbuka dan tidak memihak (mediator). Aparat harus jujur, bersih dan
berwibawa, Aparat harus bersifat diskresif, bisa membedakan mana yang rahasia
dan tidak rahasia, mana yang penting dan tidak penting, dan aparat harus selalu
bijaksana dan sebagai pengayom (UU No. 43 tahun 1996, Tentang pokok-pokok
kepegawaian).
4
Setiap organisasi birokrasi ada usaha untuk membentuk etik, tetapi tidak
atau belum dapat diketahui sampai berapa besar pengaruhnya dan juga belum dapat
sebagai ukuran nilai perilaku dan tingkah laku "oknum" tersebut. Tetapi apapun dan
kode etik itu adalah membuat para aparatur lebih jujur, dan lebih berdedikasi.
pribadi atau kode etik pribadi. Usaha lain ke arah itu adalah membina sifat-sifat
jiwa yang dinamis daan penuh inisiatif, kesusilaan dan budi luhur, jujur dan
kepandaian, menghargai waktu, cara berpikir yang rasional. ksediaan bekerja keras.
mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat
gaya kepemimpinan yang tepat karena peranan seorang pemimpin penting untuk
potensi yang ada pada semua anggota organisasi yang dipimpinnya. Seorang
5
pemimpin menjadikan etika sebagai dasar mengoptimalkan semua bakat dan
potensi sumber daya manusia, dan meningkatkan nilai dari semua sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi serta menghargai semua kualitas dan kompetensi
sumber daya manusia. Dan bukan seorang pemimpin yang menciptakan jarak antara
mimpi dan realitas. Tetapi dia seorang pemimpin beretika yang membantu semua
organisasi.
6
demikian, etika dan kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam
pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
adalah :
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan adalah sebagai
berikut :
7
D. Manfaat
b. Bagi para akademis, hasil ini dapat dimanfaatrkan sebagai sumbangan untuk
c. Bagi peneliti khususnya kelompok 6 (enam), hasil ini bermanfaat untuk lebih
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
ilmiah, langkah awal yang ditempuh dalam penyusunan tesis ini adalah mengkaji
lebih jauh penelitian terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang
akan disusun menjadi karya ilmiah. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat
diketahui bahwa apa yang penulis teliti saat ini, tidak sama dengan penelitian dari
tesis-tesis yang lainnya tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu
mempertegas antara masing-masing judul dan hasil penelitian dari peneliti tersebut,
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kristian Soleman DjelaDjela, Riane Johnly Pio,
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Pajak Pratama
korelasi spearman rank, untuk menguji hubungan antara variabel serta untuk
9
artinya apabila Kepemimpinan etis dinaikan I skala akan menyebabkan
(random) yang dilakukan dengan cara undian dari keseluruhan pegawai yang
data dan pengujian hipotesis diketahui bahwa kedua variabel yaitu gaya
yang positif dan sedang, hal ini dibuktikan dengan r 0,543 dimana pedoman
interval 0,400- 0,599 yang termasuk kategori sedang. Dari hasil penelitian yang
kategori sedang. Oleh karena itu gaya kepemimpinan yang ada harus
dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar kinerja pegawai yang telah baik dapat
10
mendeskripsikan dan mengidentifikasi dasar-dasar dalam pengambilan
analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
kewenangan dan rasional karna ini dianggap hal yang tepat dengan
11
B. Konsep Etika
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethes" berarti kesediaan jiwa akan
tercakup juga adanya kesediaan karena kesusilaan dalam dirinya minta minta ditaati
Konsep etika menurut Bartens (Keban, 2008) dengan beberapa arti, salah
satu diantaranya dan biasa digunakan orang adalah kebiasaan adat atau akhlak dan
watak.
Menurut Salamoen dan Aya Sofia (Kharron, 2013: 1521 Etika adalah satu
sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara
sadar untuk menaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam matu
Pada kenyataannya etika menjadi suatu hal yang amat dilekatkan dengan
keputusan mereka itu akan mempengaruhi publik secara keseluruhan. Oleh karena
itu etika senantiasa dihubungkan dengan soal nilai yang mengatur perilaku manusia,
dihadapkan pada benar atau salah sesuatu tindakan dan pada baik atau buruknya
motif dan tujuan tindakan yang dilakukan. Dalam konteks birokrasi pemerintah,
setiap aparatur pemerintah wajib memiliki sikap mental dan perilaku yang
12
menerapkan berbagai asas etis yang bersumber pada kebajikan-kebajikan moral
paham dasar yang mencerminkan sistem yang hidup dalam masyarakat yang harus
berbangsa dan bernegara. Secara umum nilai-nilai suatu etika pemerintahan yang
perlu dijadikan pedoman dan perlu dipraktekkan secara operasional antara lain:
bahwa aparat wajib mengabdi kepada kepentingan umum. Aparat adalah motor
memihak (mediator), Aparat harus jujur, bersih dan berwibawa. Aparat harus
bersifat diskresif, bisa membedakan mana yang rahasia dan tidak rahasia, mana
yang penting dan tidak penting, dan aparat harus selalu bijaksana dan sebagai
pengayom.
13
kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi
memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and
services) baik secara langsung maupun tidak langsung bahkan dalam keadaan
tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu
tugas dan tanggung jawab, mentaati berbagai ketentuan dan peraturan perundang
dipahami bahwa konteks dalam beretika akan menjadi pedoman bagi setiap
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, yang antara lain mengatur
mengenai kode etik bagi segenap PNS dalam menjalankan tugas dan melakukan
tindakan jabatan. Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkahlaku, dan perbuatan
Dengan kode etik diharapkan akan terwujud PNS/aparatur yang menjunjung tinggi
14
kehormatan serta keteladanan sikap, tingkahlaku dan perbuatan dalam tugas
kedinasan.
menyebutkan bahwa ada beberapa kode etik dimaksudkan antara lain agar pegawai
1. Jujur, merupakan terjemahan dari shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya.
Dengan kata lain jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas adalah sifat, mutu
kewibawaan
4. Cermat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penuh minat
yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
15
C. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
yang belum mapan atau sedang mencari bentuk yang lebih baik atau sedang
"Leadhership indicates the ability to influence men and secuire result through
imbalan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan
kekuasaan.
yakni:
masa lalu, bahkan sampai sekarang, seorang pemimpin biasanya memiliki sifat
berani.
kegiatannya.
16
Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi.
orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun
a. Bersifat adil. Dalam kegiatan suatu organisasi, rasa kebersamaan diantara para
b. Memberi sugesti. Sugesti biasanya disebut sebagai saran atau anjuran. Dalam
mampu menggerakkan hati orang lain dan sugesti mempunyai peranan yang
sangat penting di dalam memelihara dan membina harga diri serta rasa
17
itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mampu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, maka setiap tujuan yang ingin dicapai perlu disesuaikan
sama.
pemimpin itu selalu dapat meningkatkan segala sumber daya manusia yang
ada, berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja
2. Tipe Kepemimpinan
pemimpin. Menurut Tery dalam Swanto dan Priansa (2016), tipe kepemimpinan
yang bersangkutan.
penyediaannya.
bekerja menurut peraturan dan kebijakan yang berlaku dengan ketat. Meskipun
18
agak kaku dan segala instruksinya harus dipatuhi oleh para bawahan, para
yang sama sebagai elemen perusahaan dan secara bersamaan seluruh elemen
melindungi dan memberikan arah, tindakan, dan perilaku ibarat peran seorang
menurut bakat biasanya muncul dari kelompok informal yang didapatkan dari
bersangkutan.
individu yang sehat lahir-batin dan intelek, pasti akan memilih seorang pemimpin
yang tinggi, bersifat terbuka, demokratis, dan sensitive terhadap kebutuhan aspirasi
19
Intelegensi rendah, sikap yang egoistis atau individualistis, tidak
pemimpin demokratis dalam kelompok individu yang sehat. Maka pemimpin yang
tidak efesien itu semisal mesin thermostat kuno yang secara tidak perduli
tidak peka, tidak perduli, dan selalu tidak mau menerima pesan serta informasi dari
para pengikutnya. Sifat-sifatnya tidak "lumrah", tidak patut, dan tidak komunikatif
pengawasan yang efesien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang
pengambilan keputusan.
20
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Pemimpin yang menggunakan
power dalam setiap rencana kerja yang dijalankan adalah sesuatu yang positif, asal
memperlihatkan kemampuan dalam bekerja keras serta kedisplinan yang tinggi agar
dalam setiap keputusan - keputusan yang dianggap memiliki nilai penting dan
memiliki pengaruh besar bagi profit atau mendapatkan kepuasan Pemimpin yang
ideal (Fahmi 2014:25) adalah mampu memprediksi kondisi yang akan terjadi
Setiap organisasi baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi
yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta
pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas hal itu berkaitan dengan atas
21
pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya
ditelah digariskan atau penyimpangan serius terhadap rencana yang telah ditetapkan
yang dikutip oleh Pasalong (2008 155) suatu pendekatan yang sistematis terhadap
22
program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup
Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi,
para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan
usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap
pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari
cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan
tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa
23
yang harus dilakukan" dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan Dapat
pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa
dan mengambil keputusan yang tepat Keputusan yang tepat adalah keputusan yang
berbobot dan dapat diterima bawahan Ini biasanya merupakan keseimbangan antara
disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan
yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human
relations.
berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya guna. Lalu Fakta yaitu merupakan
sehingga keputusan yang diambil dapat lebih sehat, solid dan baik serta ada yang
didasarkan pada wewenang dari manajer yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari
24
(authority) yang dimilikinya. Dan yang terahkir Pengalaman yaitu merupakan
Dalam membuat suatu keputusan yang baik ada beberapa syarat yang
keputusan, yakni
yang berarti menuntut pendekatan ilmiah berdasarkan berbagai teori dan azas
dengan daya piker yang kreatif, inovatif, intuitif dan bahkan rasional.
d. Keputusan yang diambil harus diterima dan dipahami baik oleh sekelompok
25
a. Berdasarkan programnya, pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi
lengkap, sehinggap dapat diramalkan secara akurat atau eksak hasil dari
secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa mendatang. teknik
26
E. Kerangka Pemikiran
ditentukan oleh faktor Sumber Daya Manusia, yang memiliki kinerja yang tinggi
dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
oleh organisasi atau institusi. Pada proses ini fungsi pemimpin mempunyai peran
Hasil kerja yang di capai oleh pegawai dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam upaya
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika dan hasil kerja haik
secara kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam
suatu tujuan terutama dalam pengambilan keputusan, karena suatu keputusan dapat
27
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel X1
Etika
a. Jujur
b. Bertanggung Jawab
c. Berintegritas Tinggi
d. Cermat
e. Disiplin
Variabel Y
Pengambilan keputusan
a. Berdasarkan Program
b. Berdasarkan Lingkungan
Pasalong (2008)
Variabel X2
Kepemimpinan
a. Bersifat Adil
b. Memberi Sugesti
c. Mendukung Tujuan
d. Katalisator
Wahjosumidjo dalam
Wijayanti (2012)
28
F. Hipotesis
permasalahan yang diangkat dengan dilandasi kajian teori yang ada, maka hipotesis
dan Kepemimpinan.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
B. Metode Penelitian
2013:3).
keadaan atau kondisi yang terjadi sekarang. Kondisi atau keadaan yang dimaksud
C. Defenisi Operasional
telah diklasifikasikan kedalam bentuk variabel yang akan diteliti. Selain itu defenisi
30
operasional merupakan unsur penelitian yang memberikan batasan pengukuran
suatu variabel.
independent (X1) adalah Etika yang dibentuk pada dimensi karakteristik menurut
UU No. 5 Tahun 2004 dan X2 adalah Kepemimpinan yang dibentuk pada dimensi
a. Jujur
b. Bertanggung Jawab
c. Berintegritas Tinggi
d. Cermat dan
e. Disiplin
a. Bersifat Adil
b. Memberi Sugesti
c. Mendukung Tujuan
d. Katalisator
31
2. Variabel Terikat / Variabel Dependen (Y)
adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat
kriteria, variabel terpengaruh dan variabel efek. Dalam penelitian ini variabel
a. Berdasarkan Program
b. Berdasarkan Lingkungan
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Item
Etika (X1) 1. Jujur a. Dapat dipercaya
2. Tanggung a. Berkewajiban menanggung
Jawab b. Memikul tanggung jawab
UU No. 5 3. Integritas a. Kewibawaan
Tahun 2004 4. Cermat a. Teliti
5. Disiplin a. Menghormati
Kepemimpinan 1. Bersifat Adil a. Tidak memihak
2. Memberi a. Pengabdian
Sugesti b. Partisipasi
32
Wahjosumidjo 3. Mendukung a. Bekerjasama
(Wijayanti, Tujuan b. Menyesuaikan keadaan
2012) 4. Katalisator a. Memberikan reaksi
1. Berdasarkan a. Terprogram
Pengambilan
program b. Tidak terprogram
Keputusan (Y)
2. Berdasarkan a. Didukung oleh informasi
lingkungan b. Belum pernah terjadi
Pasalong (2008)
c. Internal maupun eksternal
Sumber : Hasil Olahan Penelitian, 2022
Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian dari populasi dan sampel, antara
lain :
1. Populasi
dan pada waktu tertentu. Menurut Sugiyono (2014:90) populasi adalah wilayah
karakteristik.
adalah seluruh aparat Pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Nias yang
berjumlah 32 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti dan dipandang
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.
33
Menurut Sugiyono (2014:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Selanjutnya jika subjeknya lebih
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditegaskan bahwa sampel merupakan
jumlah yang dimiliki dari populasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Pegawai di Kantor Sekretariat Daerah
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dilapangan, yaitu data
2. Data Sekunder
Yaitu data pendukung yang diperoleh dari instansi pemerintah yang erat
kaitannya dengan penelitian ini. Data ini merupakan data yang sudah tersedia dari
objek penelitian yang diambil oleh peneliti dari tempat penelitian dimana data ini
bersifat telah publikasikan atau diolah sebelumnya. Data ini bisa berupa penjelasan
umum, struktur organisasi dan fungsi setiap unit kerja dan data sekunder lainnya
34
F. Teknik Pengumpulan Data
data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
catatan atau alat rekam. Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
35
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.
nantinya akan digunakan sebagai alat ukur yang valid dan realibel.
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
menunjang penelitian.
36
G. Teknik Pengukuran Skor
adalah metode yang mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
ketidaksetujuan terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu. Dengan skala ini,
yang berhubungan dengan variabel bebas dan variabel terikat dalam beberapa item-
Tabel 3.2
Instrument Skala Libert
Skala Score (Nilai)
Selalu (Sl) 5
Sering (Sr) 4
Kadang-kadang (KK) 3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Sumber : Sugiyono (2014:107)
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
37
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y), maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikutip oleh
𝑛. ∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{𝑛. (∑𝑥 2 ) − (∑𝑥 )2} {𝑛. (∑𝑦 2 )−(∑𝑦)2}
Keterangan rumus :
rxy : Koefisien dan korelasi antara variabel X dan Y
n : Jumlah Responden
X : Etika dan Kepemimpinan
Y : Pengambilan Keputusan
X2 : Variabel Bebas Yang Telah Dikuadratkan
Y2 : Variabel Terikat Yang Telah Dikuadratkan
XY : Product Moment Variabel X dan Y
Tabel 3.3
Interprestasi Koefisien Product Moment
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2019:184)
38
Untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh perilaku kepemimpinan
39
BAB IV
dengan jumlah angket yang disebarkan kepada 32 orang responden sebanyak 6 item
1) Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Laki – laki 8 25,00
2 Perempuan 24 75,00
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer, 2022
jenis kelamin pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Nias adalah pegawai yang
40
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 8 orang (25%) dan perempuan berjumlah 24
orang (75%).
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SMA 4 12,50
2 Diploma 8 25,00
3 S1 20 62,50
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer, 2022
pendidikan pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Nias adalah pegawai yang
20 orang (62,5%).
Berdasarkan Sugiyono (2017 : 228) maka rumus yang digunakan sebagai berikut.
41
Rentang
Panjang kelas interval =
Banyak Kelas
Dimana :
30 - 23
Panjang kelas interval = = 1,4
5
Maka interval dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas (X1)
Etika
No Item Pernyataan
Jlh
Res 1 2 3 4 5 6
1 5 4 4 5 4 4 26
2 4 5 5 4 5 5 28
3 5 5 5 4 5 5 29
4 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 4 5 5 29
6 4 5 5 5 5 5 29
7 5 4 4 5 4 4 26
8 3 5 4 5 5 5 27
9 5 5 4 5 5 5 29
10 4 4 5 4 4 4 25
11 5 4 5 4 4 4 26
12 4 4 4 5 4 4 25
13 4 4 5 4 4 4 25
14 5 5 5 4 5 5 29
15 5 5 5 4 5 5 29
16 4 5 4 4 5 5 27
17 4 4 4 3 4 4 23
18 4 5 5 4 5 5 28
19 5 5 4 4 5 5 28
20 4 4 4 4 4 4 24
42
21 5 5 5 4 5 5 29
22 4 5 5 5 5 5 29
23 5 4 5 4 4 4 26
24 5 5 5 5 5 5 30
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 5 5 5 5 5 30
27 5 5 4 5 5 5 29
28 4 5 5 4 5 5 28
29 4 4 5 5 4 4 26
30 5 5 5 4 5 5 29
31 4 5 4 4 5 5 27
32 4 4 4 3 4 4 23
Jumlah 878
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
fxi 878
= = 27,44
n 32
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui rata-rata jawaban
responden terhadap variabel bebas (X1) Etika adalah 27,44 angka ini tergolong pada
Angka 27,2 s/d 28,6 yaitu kategori tinggi, artinya Etika yang berlangsung di Kantor
Berdasarkan Sugiyono (2017 : 228) maka rumus yang digunakan sebagai berikut.
Rentang
Panjang kelas interval =
Banyak Kelas
Dimana :
30 - 24
Panjang kelas interval = = 1,2
5
43
Maka interval dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas (X2)
Kepemimpinan
No Item Pernyataan
Jlh
Res 1 2 3 4 5 6
1 5 5 5 4 5 5 29
2 5 4 5 5 4 5 28
3 5 5 5 5 5 5 30
4 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 5 5 5 30
6 5 4 4 5 4 5 27
7 5 5 5 4 5 5 29
8 5 3 4 4 3 5 24
9 4 5 4 4 5 4 26
10 5 4 4 5 4 5 27
11 4 5 5 5 5 4 28
12 4 4 4 4 4 4 24
13 5 4 5 5 4 5 28
14 5 5 4 5 5 5 29
15 5 5 5 5 5 5 30
16 5 4 5 4 4 5 27
17 5 4 5 4 4 5 27
18 4 4 4 5 4 4 25
19 5 5 4 4 5 5 28
20 5 4 5 4 4 5 27
21 5 5 4 5 5 5 29
22 5 4 5 5 4 5 28
23 4 5 4 5 5 4 27
24 5 5 5 5 5 5 30
25 4 5 5 5 5 4 28
26 5 5 5 5 5 5 30
44
27 4 5 5 4 5 4 27
28 5 4 5 5 4 5 28
29 5 4 5 5 4 5 28
30 5 4 5 4 4 5 27
31 4 4 4 5 4 4 25
32 5 5 4 4 5 5 28
Jumlah 888
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
fxi 888
= = 27,75
n 32
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui rata-rata jawaban
responden terhadap variabel bebas (X2) Kepemimpinan adalah 27,75 angka ini
tergolong pada Angka 27,6 s/d 28,8 yaitu kategori tinggi, artinya Kepemimpinan
sangat tinggi.
Keputusan
Berdasarkan Sugiyono (2017 : 228) maka rumus yang digunakan sebagai berikut.
Rentang
Panjang kelas interval =
Banyak Kelas
Dimana :
25-20
Panjang kelas interval = =1
5
45
Maka interval dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
a. Angka 20 s/d 21 tergolong kategori sangat rendah
Tabel 4.5
Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas (X2)
Pengambilan Keputusan
No Item Pernyataan
Jlh
Res 1 2 3 4 5
1 5 4 4 5 5 23
2 4 5 5 4 5 23
3 5 5 5 4 5 24
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 4 5 24
6 4 5 5 5 4 23
7 5 4 4 5 5 23
8 3 5 4 5 4 21
9 5 5 4 5 4 23
10 4 4 5 4 4 21
11 5 4 5 4 5 23
12 4 4 4 5 4 21
13 4 4 5 4 5 22
14 5 5 5 4 4 23
15 5 5 5 4 5 24
16 4 5 4 4 5 22
17 4 4 4 3 5 20
18 4 5 5 4 4 22
19 5 5 4 4 4 22
20 4 4 4 4 5 21
21 5 5 5 4 4 23
22 4 5 5 5 5 24
23 5 4 5 4 4 22
24 5 5 5 5 5 25
25 5 5 5 5 5 25
26 5 5 5 5 5 25
46
27 5 5 4 5 5 24
28 4 5 5 4 5 23
29 4 4 5 5 5 23
30 4 4 4 4 5 21
31 5 5 5 4 4 23
32 4 5 5 5 5 24
Jumlah 732
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan jawaban responden terhadap
fxi 732
= = 22,87
n 32
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui rata-rata jawaban
angka ini tergolong pada Angka 22 s/d 23 yaitu kategori sedang, artinya
berikut:
Tabel 4.6
Koefisien Korelasi Variabel Bebas (X1) Etika Dengan Variabel Terikat (Y)
Pengambilan Keputusan
No.Res X Y X2 Y2 XY
1 26 23 676 529 598
2 28 23 784 529 644
3 29 24 841 576 696
4 30 25 900 625 750
5 29 24 841 576 696
6 29 23 841 529 667
7 26 23 676 529 598
47
8 27 21 729 441 567
9 29 23 841 529 667
10 25 21 625 441 525
11 26 23 676 529 598
12 25 21 625 441 525
13 25 22 625 484 550
14 29 23 841 529 667
15 29 24 841 576 696
16 27 22 729 484 594
17 23 20 529 400 460
18 28 22 784 484 616
19 28 22 784 484 616
20 24 21 576 441 504
21 29 23 841 529 667
22 29 24 841 576 696
23 26 22 676 484 572
24 30 25 900 625 750
25 30 25 900 625 750
26 30 25 900 625 750
27 29 24 841 576 696
28 28 23 784 529 644
29 26 23 676 529 598
30 29 21 841 441 609
31 27 23 729 529 621
32 23 24 529 576 552
Jlh 878 732 24222 16800 20139
Sumber : Data Primer Diolah, 2022.
𝑛. ∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{𝑛. (∑𝑥 2 )−(∑𝑥)2 } {𝑛. (∑𝑦 2)−(∑𝑦)2 }
Dimana :
rxy : Koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan Y
n : 32
X : 878
Y : 732
X2 : 24.222
Y2 : 16.800
XY : 20.139
48
32(20.139) − (878)(732)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{32(24.222) − (878)2 } {32(16.800) − (732)2 }
644.448 − 642.696
𝑟 𝑥𝑦 =
√{(775.104) − (770.884)} {(537.600) − (535.824)}
1.752
𝑟 𝑥𝑦 =
√(4.220) (1.776)
1.752
𝑟 𝑥𝑦 =
√7.494.720
1.752
𝑟 𝑥𝑦 =
2.737,65
𝑟 𝑥𝑦 = 0,64
Berdasarkan pedoman tabel 3.3 dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara
variabel bebas (X1) dengan variabel terikat (Y) berada pada tingkat kategori kuat.
Ini terbukti bahwa hasil perhitungan koefisien korelasi product moment berada
diantara 0,60 – 0,799 yaitu 0,64 yang menandakan interprestasi kuat. Angka
koefisien korelasi rxy apabila dikompresikan pada tabel kritik product moment
(n=32) dengan df 5% terdapat angka t tabel 0,34 (LAMPIRAN I) dimana rxy > t
tabel yaitu 0,64 > 0,34. Ini berarti pengaruh etika terhadap pengambilan keputusan
49
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi Variabel Bebas (X2) Kepemimpinan Dengan Variabel
Terikat (Y) Pengambilan Keputusan
No.Res X Y X2 Y2 XY
1 29 23 841 529 667
2 28 23 784 529 644
3 30 24 900 576 720
4 30 25 900 625 750
5 30 24 900 576 720
6 27 23 729 529 621
7 29 23 841 529 667
8 24 21 576 441 504
9 26 23 676 529 598
10 27 21 729 441 567
11 28 23 784 529 644
12 24 21 576 441 504
13 28 22 784 484 616
14 29 23 841 529 667
15 30 24 900 576 720
16 27 22 729 484 594
17 27 20 729 400 540
18 25 22 625 484 550
19 28 22 784 484 616
20 27 21 729 441 567
21 29 23 841 529 667
22 28 24 784 576 672
23 27 22 729 484 594
24 30 25 900 625 750
25 28 25 784 625 700
26 30 25 900 625 750
27 27 24 729 576 648
28 28 23 784 529 644
29 28 23 784 529 644
30 27 21 729 441 567
31 25 23 625 529 575
32 28 24 784 576 672
Jlh 888 732 24730 16800 20359
Sumber : Data Primer Diolah, 2022.
berikut:
50
𝑛. ∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{𝑛. (∑𝑥 2 )−(∑𝑥)2 } {𝑛. (∑𝑦 2)−(∑𝑦)2 }
Dimana :
rxy : Koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan Y
n : 32
X : 888
Y : 732
X2 : 24.730
Y2 : 16.800
XY : 20.359
32(20.359) − (888)(732)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{32(24.730) − (888)2 } {32(16.800) − (732)2 }
651.488 − 650.016
𝑟 𝑥𝑦 =
√{(791.360) − (788.544)} {(537.600) − (535.824)}
1.472
𝑟 𝑥𝑦 =
√(2.816) (1.776)
1.472
𝑟 𝑥𝑦 =
√5.001.216
1.472
𝑟 𝑥𝑦 =
2.236,34
𝑟 𝑥𝑦 = 0,66
Berdasarkan pedoman tabel 3.3 dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara
variabel bebas (X2) dengan variabel terikat (Y) berada pada tingkat kategori kuat.
Ini terbukti bahwa hasil perhitungan koefisien korelasi product moment berada
diantara 0,60 – 0,799 yaitu 0,66 yang menandakan interprestasi kuat. Angka
koefisien korelasi rxy apabila dikompresikan pada tabel kritik product moment
(n=32) dengan df 5% terdapat angka t tabel 0,34 (LAMPIRAN I) dimana rxy > t
tabel yaitu 0,66 > 0,34. Ini berarti pengaruh kepemimpinan terhadap pengambilan
51
keputusan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Nias mempunyai hubungan
yang kuat.
Tabel 4.8
Koefisien Korelasi Variabel Bebas (X1) Etika dan (X2) Kepemimpinan
Dengan Variabel Terikat (Y) Pengambilan Keputusan
No.Res X Y X2 Y2 XY
1 55 23 3025 529 1265
2 56 23 3136 529 1288
3 59 24 3481 576 1416
4 60 25 3600 625 1500
5 59 24 3481 576 1416
6 56 23 3136 529 1288
7 55 23 3025 529 1265
8 51 21 2601 441 1071
9 55 23 3025 529 1265
10 52 21 2704 441 1092
11 54 23 2916 529 1242
12 49 21 2401 441 1029
13 53 22 2809 484 1166
14 58 23 3364 529 1334
15 59 24 3481 576 1416
16 54 22 2916 484 1188
17 50 20 2500 400 1000
18 53 22 2809 484 1166
19 56 22 3136 484 1232
20 51 21 2601 441 1071
21 58 23 3364 529 1334
22 57 24 3249 576 1368
23 53 22 2809 484 1166
24 60 25 3600 625 1500
25 58 25 3364 625 1450
26 60 25 3600 625 1500
27 56 24 3136 576 1344
52
28 56 23 3136 529 1288
29 54 23 2916 529 1242
30 56 21 3136 441 1176
31 52 23 2704 529 1196
32 51 24 2601 576 1224
Jlh 1766 732 97762 16800 40498
Sumber : Data Primer Diolah, 2022.
berikut:
𝑛. ∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{𝑛. (∑𝑥 2 )−(∑𝑥)2 } {𝑛. (∑𝑦 2)−(∑𝑦)2 }
Dimana :
rxy : Koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan Y
n : 32
X : 1.766
Y : 732
X2 : 97.762
Y2 : 16.800
XY : 40.498
32(40.498) − (1.766)(732)
𝑟 𝑥𝑦 =
√{32(97.762) − (1.766)2 } {32(16.800) − (732)2 }
1.295.936 − 1.292.712
𝑟 𝑥𝑦 =
√{(3.128.384) − (3.118.756)} {(537.600) − (535.824)}
3.224
𝑟 𝑥𝑦 =
√(9.628) (1.776)
3.224
𝑟 𝑥𝑦 =
√17.099.328
3.224
𝑟 𝑥𝑦 =
4.135,13
𝑟 𝑥𝑦 = 0,78
53
Berdasarkan pedoman tabel 3.3 dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara
variabel bebas (X1) Etika (X2) Kepemimpinan dengan variabel terikat (Y)
Pengambilan Keputusan berada pada tingkat kategori kuat. Ini terbukti bahwa hasil
perhitungan koefisien korelasi product moment berada diantara 0,60 – 0,799 yaitu
0,78 yang menandakan interprestasi kuat. Angka koefisien korelasi rxy apabila
angka t tabel 0,34 (LAMPIRAN I) dimana rxy > t tabel yaitu 0,78 > 0,34. Ini berarti
54
BAB V
A. Kesimpulan
Sekretariat Daerah Kabupaten Nias sebesar 0,64 atau 64% dengan melalui
Sekretariat Daerah Kabupaten Nias sebesar 0,66 atau 66% dengan melalui
0,78 atau 78% dengan melalui variabel etika yang terdiri dari beberapa dimensi
yaitu jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi, cermat dan disiplin serta
B. Saran
55
3. Pemimpin dapat mengarahkan, memotivasi, mengawasi dan memberikan
kesalahan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Keban, Y.T. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep, Teori
dan Isu. Yogyakarta : Gava Media
Rusyan, Tabrani. 2006. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta : Inti Media Cipta
Nusantara
Swanto dan Priansa. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Alfabeta
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
57
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah
PERBUP Nias No. 14 Tahun 2017 Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Perangkat
Daerah
58