Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH ETIKA ADMINISTRASI

“ETIKA ADMINISTRASI”

Dosen: Dr, Hj, Darmawati, M.Si

Dibuat oleh:

Nama : Syelvia Kurnia Murni

No. BP : 18103012044

ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

ADABIAH PADANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika administrasi publik atau negara menurut The Liang Gie adalah
sebuah bidang pengetahuan tentang ajaran moral, asas-asas kelakuan yang baik
bagi administrator dalam menunaikan tugas pekerjaannya dan melakukan
tindakan jabatannya. Cara mengenai ajaran moral dan asas kelakuan bagi
administrator erat kaitannya dengan salah satu asas yaitu asas sensitifitas atau
kepekaan. Pengertian dari asas sensitivitas atau kepekaan yaitu seorang
administrator harus bisa merespon atau peka, artinya tidak hanya terhadap
perkembangan yang ada saat ini, tetapi juga peka terhadap masalah-masalah,
terutama yang menyangkut kepentingan publik.

Salah satu contoh kepekaan dari administrator publik dalam meningkatkan


pelayanan publik telah diterapkan oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Banyaknya kepentingan dan permasalahan publik yang ada di Kota Bandung
seperti permasalahan mengenai kemacetan, pedagang kaki lima yang berjualan
tidak pada area yang telah disediakan, sampah yang menumpuk di mana-mana,
sanitasi air yang dibutuhkan pada saat musim hujan hingga yang menyangkut
permasalahan pembangunan gedung. Keadaan tersebut menuntut seorang
pemimpin untuk lebih peka memberikan pelayanan kepada masyarakatnya.

Dari banyaknya kepentingan dan permasalahan publik yang ada, maka


kami ingin membahas lebih lanjut arti pentingnya asas sensitivitas atau kepekaan
bagi administrator publik dalam meningkatkan pelayanan publik sebab hal
tersebut berhubungan dengan kualitas pelayanan, semakin tinggi sensitivitas maka
pelayanan semakin baik dan semakin memenuhi segala kebutuhan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Dari paparan diatas maka kami mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pentingnya asas sensitivitas atau kepekaan bagi
administrator publik dalam meningkatkan pelayanan publik?
2. Apa saja program - program walikota Bandung ridwan kamil untuk
meningkatkan pelayanan publik?
3. Bagaimana Implementasi dan Keterkaitan Antara Adanya Asas-asas
Etis Bagi Administrator yaitu Asas Sensitivitas (Kepekaan) Dalam
meningkatkan Pelayanan Publik ? (Analisis)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Etika Administrasi

Etika merupakan seperangkat nilai sebagai pedoman, acuan, referensi,


acuan, penuntun apa yang harus dilakukan dalam menjalankan tugasnya, tapi juga
sekaligus berfungsi sebagai standar untuk menilai apakah sifat, perilaku, tindakan
atau sepak terjangnya dalam menjalankan tugas dinilai baik atau buruk. Oleh
karenanya, dalam etika terdapat sesuatu nilai yang dapat memberikan penilaian
bahwa sesuatu tadi dikatakan baik, atau buruk.

Pemikiran tentang etika berlangsung pada tiga aras: (1) filosofik, (2)
sejarah, dan (3) kategorial. Pada aras filosofik, etika dibahas sebagai bagian
integral Filsafat, disamping metafisika, Epistemologi, Estetika, dan sebangsanya.
Pada aras sejarah, etika dipelajari sebagai etika masyarakat tertentu pada zaman
tertentu, misalnya Greek and Graeco-Roman Ethics, Mediaeval Ethics, sedangkan
etika pada aras kategorial dibahas sebagai etika profesi, etika jabatan, dan etika
kerja. Sebagai bagian etika, Etika pemerintahan terletak pada aras kategorial,
sedangkan sebagai bagian Ilmu Pemerintahan, pada aras philosophical.

Pengertian Etika Administrasi:

1. Etika administrasi (Dennis Thomson): meliputi penerapan asas-


asas moral pada kelakuan para pejabat dalam organisasi-organisasi.

2. John Roh: Skandal Watergate, etika menjadi suatu industri yg


tumbuh luas, bidang kegiatan yg melahirkan banyak pembicaraan,
perbincangan, & penulisan.

3. Etika Administrasi (Chandler & Plano, The Public Administration


Dictionary, 1982): Ethics is the rules or standards governing, the
moral conduct of the members of an organization or management
profession.
Darwin (1999) juga mengartikan Etika Birokrasi (Administrasi Negara)
adalah sebagai seperangkat nilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi tindakan
manusia dalam organisasi. Dengan mengacu kedua pendapat ini, maka etika
mempunyai dua fungsi, yaitu pertama sebagai pedoman, acuan, referensi bagi
administrasi negara (birokrasi publik) dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya agar tindakannya dalam birokrasi sebagai standar penilaian
apakah sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik dinilai abik, buruk, tidak
tercela, dan terpuji. Dapat disimpulkan etika administrasi negara merupakan salah
satu wujud kontrol terhadap administrasi negara dalam melaksanakan apa yang
menjadi tugas pokok, fungsi dan kewenangannya. Manakala administrasi negara
menginginkan sikap, tindakan dan perilakunya dikatakan baik, maka dalam
menjalankan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya harus menyandarkan pada
etika administrasi negara. Etika administrasi negara disamping digunakan sebagai
pedoman, acuan, referensi administrasi negara dapat pula digunakan sebagai
standar untuk menentukan sikap, perilaku, dan kebijakannya dapat dikatakan baik
atau buruk.

2.2. Kepemimpinan

Dalam suatu organisasi publik, kepemimpinan merupakan faktor utama


dalam mendukung kesuksesan dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya, sebelum mendefinisikan kepemimpinan penulis
mencoba memberikan gambaran tentang pemimpin menurut para ahli sebagai
berikut: Pemimpin adalah merupakan seorang inisiator, motivator, stimulator,
dinamisator, dan inovator dalam organisasi (Kartono, 2006:10). Pemimpin
seseorang yang karena kecakapan–kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran–sasaran tertentu
(Winardi, 2000:2).
Sedangkan Menurut Terry dan Frankin mendefinisikan pemimpin dengan
hubungan dimana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang untuk mau bekerja
sama melaksanakan tugas–tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang
diinginkan organisasi atau kelompok (Yuli, 2005:166).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat di defenisikan kepemimpinan dapat
dirumuskan antara lain, kepemimpinan menurut Kartono (2006:10) merupakan
kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang
mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka
menjadi conform dengan keinginan pemimpin. Kepemimpinan adalah
kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih)
agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan yang terarah pada
tujuan bersama (Nawawi, 1995:9). Menurut Robbin (2006:6) Kepemimpinan
merupakan kemampuan memotivasi karyawan, mengatur aktivitas individu lain,
memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau menyelesaikan konflik di
antara anggotanya. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam
menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Rivai, 2003:2).
Berdasarkan defenisi yang sudah dijelaskan diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan menurut Nawawi (2003:20) merupakan
aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi
sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan
mempengaruhi semua anggota kelompok dan organisasi agar bersedia melakukan
kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok dan organisasi.

2.3. Asas Sensitivitas atau Kepekaan

Kepekaan berasal dari kata peka (menurut KBBI) yang berarti mudah
merasa, mudah terangsang, mudah bergerak, mudah menerima atau mudah
meneruskan pengaruh, memeperdulikan, memperhatikan. Asas Kepekaan
merupakan kemauan dan kemampuan petugas administrasi publik untuk
memperhatikan dan siaga terhadap berbagai perkembangan baru, situasi yg
berubah, & kebutuhan yg timbul dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke
waktu dengan disertai usaha-usaha untuk menanggapi. Kepekaan administrator
publik diperlukan untuk memberikan pelayanan yang baik dan pemenuhan
kebutuhan mastarakat.
2.4. Pentingnya Asas Sensitivitas atau Kepekaan bagi Administrator Publik

Seorang pemimpin harus memiliki sensitivitas sosial yang tinggi dalam


melihat dinamika organisasi. Setiap tindakan atau keputusan yang diambil perlu
dilihat dahului dari kacamata bawahannya. Kemampuan membayangkan diri
menjadi bawahan untuk menilai kemungkinan reaksi yang timbul adalah hal yang
belum tentu dimiliki setiap pemimpin. Pada saat seseorang mendapat wewenang
untuk mengantur dia akan dihadapkan dengan berbagai masalah. Dengan
berjalannya waktu tugas semakin menumpuk banyak pemimpin yang terjebak
dalam pemikiran praktis karena demi menjalankan efesiensi dalam kewenanganya,
hal tersebutlah menjadi gejala hilangnya empati dan mematikan sensitifitas sosial
sang pemimpin. Lama kelamaan sang pemimpin akan kehilangan legitimasi atas
bawahannya atau pengikutnya maka semua aktivitas dalam oranisasi yang
dilakukan anggotanya akan dilakukan dengan separuh hati yang akan membuat
buruk keadaan. Dengan demikian sensitivis merupakan suatu alat untuk
memenangkan hati bawahan atau pengikut sang pemimpin. Tidak ada
pengendalian yang paling efektif dari pada mendapatkan hati bawahan, suatu
keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya akan menjadi kebanggaan
bawahan sehingga menjadi aktualisasi diri paling efektif. (sistem pengendalian
manajemen sebuah filosofi dan aplikasi sudjoko efferin phd hal 67-70)

2.5. Kreativitas dan Sensitivitas (Kepekaan) Terhadap Lingkungan Tugas


Sebagai Indikator Peningkatan Budaya Kerja Aparatur Negara

Kreativitas berarti mempunyai ide-ide baru dan inovatif yang muncul


spontan untuk hal penting dan mendesak. Sedangkan kepekaan adalah respon
seseorang atau organisasi dalam menghadapi suatu peristiwa yang dapat
menguntungkan, merugikan atau membahayakan. Aparatur harus kreativitas,
mempunyai kepekaan serta keteladanan. Kreativitas dan kepekaan akan
melahirkan aparatur yang mampu kerja dinamis serta mendorong kearah efesien
dan efektifitas. Sebagai contoh, aparatur harus mampu mengejewantahkan
pentingnya standar pelayanan publik, dengan demikian aparatur akan mampu
melakukan pelayanan publik sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)
yang ditetapkan. Aparatur akan mampu melakukan pekerjaan dengan waktu yang
tepat, biaya pelayanan sesuai dengan peraturan yang dibuat, produk pelayanan
yang dikerjakan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,
kompetensi petugas pemberian layanan harus tepat berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

Seluruh poin diatas tentunya perlu pemimpin yang mampu memberikan


bimbingan serta pengarahan sehingga aparatur mampu menjadi bawahan ataupun
atasan yang dapat memberikan keteladanan, dengan demikian aparatur mampu
mendayagunakan kemampuan potensi bawahan secara optimal.

MENPAN telah merumuskan 17 perilaku persepsi, sikap dan cara kerja


sebagai indikator peningkatan budaya kerja yaitu perilaku-perilaku yang dianggap
perlu ditingkatkan untuk peningkatan fungsi pelayanan aparatur negara baik
kepada masyarakat, maupun ke dalam instansi sendiri dan antar instansi
pemerintah. Salah satunya meningkatkan kreativitas dan sensitivitas (kepekaan)
terhadap lingkungan tugasnya. Dimana Aparatur harus kreativitas, mempunyai
kepekaan serta keteladanan. Kreativitas dan kepekaan akan melahirkan aparatur
yang mampu kerja dinamis serta mendorong kearah efesien dan efektifitas.

2.6. Contoh Kasus Etika Administrasi di Pemerintahan Walikota Bandung


Ridwan Kamil

Semenjak dipercaya sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil


melakukan berbagai terobosan dalam menerapkan berbagai program kerjanya di
tengah kebekuan birokrasi. Masalah – masalah yang sudah menumpuk di kota
Bandung mulai diselaesaikan dengan berbagai gebrakan – gebrakan Ridwan
Kamil selaku walikota Bandung. Sebuah kejutan besar bagi masyarakat kota
Bandung. Pada awal masa pemerintahannya, Walikota Bandung Ridwan Kamil
langsung muncul ke publik dan membuat gebrakan-gebrakan nyata.

Dibawah ini merupakan program – program yang dicanang oleh


pemerintahan Walikota Bandung, Ridwan Kamil :
POKJA KEMACETAN BANDUNG
1) Konsep Live-Work- 9) Pendisiplinan Pasar
17) Bus Sekolah
Play di satu Lokasi Tumpah
10) Banpolantas diperempatan
2) Bike-Sharing 18) Bus Trans Metro
jalan
11) Unit Reaksi Cepat Tambal
3) Bike to Work 19) Angkot Gaul
Jalan
12) Teknologi Lalu Lintas 20) Penataan Supir Angkot dan
4) Bike to School
Baru Karu Supir Angkot
13) Monorel/Aeromovel/H- 21) Fly-
5) Bike to Lunch
Bahn/Guide Bus Over/Underpass(Setahun 2)
14) Cable Car di Bandung 22) Gedung Parkir dg
6) Jumat Bersepeda
Utara Teknologi Lift
23) Award untuk
Individu/Institusi yang
7) Disiplin Angkot 15) Urban Eleveted Walkway
Berpartisipasi Kurangi
Kemacetan
24) Media/Brosur Kampanye
8) Gembok Parkir 16) Bus Wisata
Tertib Lalu Lintas

POKJA PKL
1) Sub. Dinas Sektor
5) Forum PKL 9) Desain Jongko/Lapak PKL
Ekonomi Informal
2) Satpol PP di 10) Spatio Temporal di Parkir-
6) Kredit PKL
Kecamatan parkir Kantor
3) Tim Gabungan 7) Pasar-pasar Baru 9PD 11) Media/Brosur Kampanye
(Militer/Polisi) Pasar) Tertib PKL
8) Penampunagn Sementara
4) Kartu PKL
(Aset)

POKJA SAMPAH BANDUNG


1) Gerakan Zero Waste 7) Waste to Energy di RW 13) Mobil/Robot Pembersih
Home (biogas) Sampah
8) Produk Recycle (Desain di
2) Bank Sampah 14) Bendungan Sampah
1 Kampung 1 Produk)
15) Award untuk
3) Supermarket Sampah 9) TPA Legok Nangka RW/Kantor/Sekolah/Hotel
terbersih
4) Tempat Sampah di
10) Truk Sampah Bandung 16) Award untuk Individu
RW dan Jalan-jalan
Juara Inspiratif
Utama
5) TPS Bawah Tanah 11) Motor Sampah 17) Relawan Bersih Bandung

6) Sejuta Biopori dan 18) Media Kampanye Bandung


12) Mesin Pencacah
Sumur Resapan Bersih/Bebas Sampah

POKJA BANDUNG HIJAU


11) Jalan Bertiang
1) Rumah Sehat 21) Hutan Kota Babakan Siliwangi
Hijau/Bunga
2) Septic-tank
12) Halte Hijau
Communal/Pipa 22) Edukasi di Sekolah
(Bis/Angkot/Sepeda)
septictank
3) Green Building
13) Taman Tematik 23) Bandung Green and Clean
Guidelines
14) Satu Taman Satu
4) Hemat Energi 24) Forum Jaga Seke
Komunitas
5) Hemat air dan Daur 15) Satu Kampung Satu
25) Forum Jaga Walungan
Ulang Taman
6) Filter Air (Permanen 16) Satu Kecamatan satu
26) Forum Cikapundung
dan Bergerak) Lapangan Bola
7) River Ffloating
Park/BridgeOpen 17) Gerakan Atap Hijau 27) Bandung Bersih
Space
28) Award untuk
8) River Green Wall 18) Gerakan Pagar Hijau RW/Sekolah/Kantor/Resto/Hotel
Ter-Hijau
19) Gerakan 1 Rumah 1 29) Award untuk Individu Peduli
9) Jalan Berbunga
Pohon Lingkunagn
10) Jalan Berpohon 20) Perpustakaan/Toilet 30) Media/Brosur kampanye
Buah-buahan Taman bandung Hijau

Selain itu, Sebagai langkah awal membangun budaya kreatif di Kota


bandung, Ridwan kamil (walikota Bandung) mencanangkan agenda harian
sebagai kanpanye Bandung Juara, antara lain :

1. Hari senin sebagai hari transportasi umum (khusunya bagi para pelajar),
diharapkan ini menjadi sebuah pembiasaan bagi warga untuk lebih
memilih transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi dalam
melakukan aktifitas hariannya.
2. Hari rabu digembargemborkan sebagai #rebonyunda, sebuah sikap untuk
kembali mencintai dan menggunakan budaya sunda (sebagai kearifan local
kota bandung), para PNS diwajibkan untuk berpangsi bagi Laki-laki dan
mengenakan kebaya bagi para wanita.

3. Hari kamis diumumkan sebagai #kamisInggris, sebagai upaya


meningkatkan daya tawar kota bandung dalam mempersiapkan
perdagangan bebsa tahun 2015. Sehingga semua SDM di kota bandung
siap bersaing tidak hanya dengan pemain local, namun juga dengan dunia
internasional.

4. Hari Jumat dikenal dengan #JumatBersepeda, Bike to Work, Bike to


School sebagai salah satu campaign yang disampaiakan oleh Pemkot
Bandung, termasuk Juga Walikota bandung, Ridwan kamil memberikan
contoh dengan tiap hari bersepaeda de Balaikota.

5. Hari sabtu sebagai hari produk Lokal atau produk Indonesia, banyak
pengusaha local khususnya Bandung yang memiliki produk berkualitas
bahkan sudah diekspor ke luar negeri, ini membuktikan daya saing produk
dalam negeri cukup baik. Oleh karena itu ini kesempatan bagi warga Kota
Bandung untuk memajukan industri

6. Hari minggu sebagai kawasan car free day di area Jl Dago (Jl Ir H
Djuanda) dan Jl Buah Batu.

Satu program lagi yang akan dijalankan oleh pemkot Bandung. Pemkot
Bandung akan membangun Command Centre mulai Januari 2015. Ruang
pengendalian publik tersebut sedang dipersiapkan, termasuk software
pendukungnya. Bandung Command Centre itu berfungsi untuk mengawasi
seluruh kota dengan CCTV yang bakal dipasang di setiap sudut kota.

Selain itu, ruangan tersebut juga berfungsi untuk menampung semua


keluhan masyarakat yang dilaporkan melalui software-software khusus. Menurut
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Kota Bandung memiliki target menjadi
percontohan smart city. Kalau Singapura memiliki 1.600 layanan online, Kota
Bandung pada tahun 2015 akan memiliki 150 layanan publik secara online.
Software yang dibuat seperti : software mengurus KTP, AKTA, perijinan,
kemacetan, banjair, dan lain – lain. Menurut Ridwan, setiap software tersebut
masuk Command Centre. Bandung Command Centre tersebut terbagi dua yakni
mempermudah pelayanan ke dalam supaya manajemen mengambil keputusan
secara cepat, dan menyempurnakan pelayanan publik ke luar.

Program – program yang dibuat walikota Bandung hingga saat ini sudah
banyak yang berjalan maupun sedang berproses. Yang kita ketahui disni, walikota
Bandung Ridwan Kamil menerapkan asas sensitivitas atau kepekaan. Berbagai
inovasi baru diciptakan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
mesyarakat. Kinerja yang maksimal dalam melayani masyarakat dan memberikan
yang terbaik untuk masyarakat. Pemkot juga memanfaatkan kemajuan teknologi
dan tak ingin ketinggalan perkembangan dengan kota dinegara lain. segala
kemajuan teknologi dimanfaatkan, tak terkecuali facebook dan twitter untuk
menampung keluh kesah masyarakatnya. Dengan begitu Walikota juga dapat
memantau kinerja pegawainya dalam melayani masyarakat.

2.7. Analisis Implementasi dan Keterkaitan Antara Adanya Asas-asas Etis


Bagi Administrator yaitu Asas Sensitivitas (Kepekaan) Dalam
meningkatkan Pelayanan Publik

Permasalahan publik merupakan hal yang dihadapi bagi semua


administrator publik terutama yang ada di Indonesia. Para administrator tidak
hanya berhadapan dengan permasalahan tetapi juga berhadapan dengan tantangan
dimana sebuah tantangan tersebut bisa datang dari luar maupun dari dalam.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi di kota Bandung merupakan sebuah
tugas besar dari kepemimpinan seorang Ridwan Kamil untuk mewujudkan
Bandung sebagai kota yang nyaman ditinggali dengan semboyannya yang sering
didengar yaitu sebagai Bandung Juara. Cara atau program yang telah ditetapkan
oleh Ridwan Kamil dalam mewujudkan peningkatan pelayanan publik begitu
beragam yaitu dengan menyapa dengan akun media sosial nya yaitu facebook dan
twitter. Cara tersebut merupakan salah satu poin penting untuk merespon
masyarakat agar menyampaikan keluhan maupun kritik dan saran yang
menyangkut kepentingan publik. Di zaman yang sudah modern ini semua
kalangan masyarakat dari muda hingga tua banyak mengenal namanya internet
tidak terkecuali jejaring sosial facebook dan twitter, berangkat dari hal tersebut
Ridwan Kamil mempunyai sebuah cara untuk meningkatkan pelayanan publik
dengan akrab di jejaring sosial. Hal tersebut juga merupakan sebuah indikator
dimana adanya praktek dari implementasi asas etis bagi administrator yaitu asas
sensitivitas atau kepekaan yang cepat dan tanggap terhadap pemasalahan yang ada
serta segera merespon dan menindak lanjuti terhadap perkembangan yang sedang
dan akan terjadi dalam menyangkut bidang kerja serta nantinya menunujang
dalam peningkatan pelayanan publik.

Selain menyapa dan akrab di jejaring sosial walikota Bandung, Ridwan


Kamil merespon masyarakat dengan cara lain yaitu dengan akrab dan dekat
dengan masyarakat secara nyata. Salah satu contohnya yaitu dengan menciptakan
iklim dan menganggap anak muda yang ada di Bandung sebagai teman dan bukan
sebagai pejabat yang harus disegani secara penuh dengan maksud agar anak muda
yang berada di Bandung tetap dapat mengembangkan kreativitasnya sesuai
dengan bakat yang dimiliki dengan tetap ada batasan-batasan norma yang ada di
dalam masyarakat. Selain hal itu Ridwan kamil sering mengadakan blusukan dan
turun ke lapangan secara langsung juga sebagai bukti bahwa asas etis yaitu asas
sensitivitas atau kepekaan ditunjukkan secara nyata.

Asas etis bagi administrator merupakan hal yang penting karena dengan
adanya asas tersebut dapat menunjang kinerja dari aparatur itu sendiri. Selain hal
tersebut adanya asas etis bagi administrator penting karena dapat menunjang
peningkatan pelayanan publik ke arah yang lebih baik. Adanya asas etis bagi
administrator terutama yang mengarah ke asas sensitivitas (kepekaan) sangat
dibutuhkan saat ini karena perlu diketahui bahwa banyak para pejabat publik atau
administrator saat ini tidak menerapkan secara baik dari adanya etika administrasi
publik terutama yang mengarah ke asas etis bagi administrator yaitu asas
sensitivitas (kepekaan). Padahal kalau para pejabat publik atau administrator
tersebut menerapkan secara baik adanya etika administrasi pada poin asas
sensitivitas (kepekaan) maka permasalahan dan tantangan yang ada dalam
pelayanan publik dapat tercakup semua dan tertangani secara baik. Pentingnya
daya peka dan respon dalam menindaklanjuti permasalahan publik dan
kepentingan publik sangat dibutuhkan karena publik saat ini membutuhkan
sesosok pemimpin yang peka terhadap kepentingan publik. Karena bila seorang
pemimpin peka dan cepat menanggapi respon dari publik maka sebuah
permasalahan akan segera cepat terselesaikan dan tidak terbengkalai begitu saja.
Selain hal tersebut adanya seorang pemimpin yang cepat menanggapi respon
merupakan sebagai wujud bahwa seorang pemimpin tersebut mempratekkan etika
administrasi publik secara baik karena yang perlu diingat bahwa tugas seorang
administrator yaitu memberikan pelayanan atau melayani masyarakat bukan untuk
dilayani masyarakat.

Dari beberapa paparan di atas maka dapat diambil sebuah poin-poin penting yaitu :

- Asas etis bagi administrator merupakan hal yang penting dan perlu diterapkan
secara nyata agar dapat meningkatkan pelayanan maupun kepentingan publik.

- Salah satu asas etis bagi administator yaitu asas sensitivitas atau kepekaan yaitu
cepat dan tanggap dalam merespon pelayanan maupun kepentingan publik.

- Dengan cara sensitivitas atau peka terhadap pemasalahan dan perkembangan


yang ada maka pelayanan publik dapat ditingkatkan.

- Selain peka dan cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada juga perlu
adanya implementasi secara nyata dengan cara segera menindaklanjuti
permasalahan yang menyangkut kepentingan publik tersebut.

- Dengan adanya kepekaan dan cepat tanggap serta tindak lanjut dari adanya
permasalahan publik tersebut maka dapat menunjang kinerja bagi pemerintah dan
admnistator publik itu sendiri sehingga tujuan utama dari pelayanan publik dapat
tercapai yaitu pelayanan publik yang responsibilitas, akuntablitas, efektif dan
efisien.
Solusi yang dapat ditawarkan dari kami untuk meningkatkan pelayanan
publik terutama untuk menumbuhkan asas sensitivitas adalah perlu adanya
pembelajaran etika bagi administrator agar memahami secara mendalam apa saja
etika yang perlu diterapkan dalam pelayanan publik dan bagaimana mewujudkan
pelayanan publik itu secara lebih reponsif. Selain adanya pembelajaran etika juga
perlu adanya penanaman norma di kalangan para pejabat publik atau administator.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai pembahasan di bab sebelumnya maka dapat diambil sebuah


kesimpulan bahwa asas sensitivitas atau kepekaan yaitu seorang administrator
harus bisa merespon atau peka, artinya tidak hanya terhadap perkembangan yang
ada saat ini, tetapi juga peka terhadap masalah-masalah, terutama yang
menyangkut kepentingan publik. Dengan adanya asas sensitivitas (kepekaan)
seorang administrator tersebut dapat merespon secara cepat permasalahan yang
ada saat ini selain hal itu juga dapat meningkatkan pelayanan publik.

Sesosok seorang pemimpin seperti Ridwan kamil sangat dibutuhkan saat


ini karena publik saat ini membutuhkan sesosok yang cepat dan tanggap dalam
merespon kepentingan publik dan segera menindaklanjuti sehingga tidak
terbengkalai. Perlu diingat bahwa tugas dari seorang administrator atau pejabat
publik adalah melayani dan memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
memandang suku, agama, maupun ras dan bukan untuk dilayani oleh masyarakat.

3.2 Saran

Perlu adanya penanaman kembali asas etis bagi administrator karena hal
tersebut erat kaitannya dengan etika administrasi publik dalam memberikan
pelayanan kepada publik. Adanya contoh seorang pemimpin seperti Ridwan kamil
perlu dicontoh untuk dijadikan sebagai teladan yang baik terutama dalam
menjalankan pelayanan publik yang merespon secara cepat dan mudah tanggap
terhadap permasalahan yang ada saat ini.
Daftar Pustaka

Efferin, Sudjoko. Sistem Pengendalian Manajemen Sebuah Filosofi dan Aplikasi,


hal 67-70.

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi Edisi 12.


Penerbit: Salemba Empat. Jakarta. 2012.

Santosa, Pandji. Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance.


Penerbit: Refika Aditama. Bandung. 2008.

www.wikipedia.com.(online), Diakses pada tanggal 14 November 2014

Ridwan/Kamil/berinovasi/setiap hari/BBC.ndonesia.html.(online), Diakses pada


tanggal 14 November 2014

Anda mungkin juga menyukai