Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sucinda Agustiani

Nim: 18103012045
RESUME PERTEMUAN 4 SAMPAI 6

A. Proses pembuatan keputusan atau kebijaksanaan


Nilai-nilai Politis , keputusan-keputusan dibuat atas dasar kepentingan politik dari
partai politik atau kelompok kepentingan tertentu.Organisasi , keputusan-keputusan
dibuat atas dasar nilai-nilai yang dianut organisasi, seperti balas jasa dan sanksi yang
dapat mempengaruhi anggota organisasi untuk menerima dan melaksanakannya.
Pribadi , seringkali pula keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai pribadi yag dianut oleh
pribadi pembuat keputusan untuk mempertahankan status quo, reputasi, kekayaan dan
sebagainya. Kebijaksanaan , keputusan dibuat atas dasar persepsi pembuat
kebijaksanaan tentang kepentingan politik atau pembuata kebijaksanaan yang secara
moral dapat dipertanggungjawabkan. Ideologi , nilai ideologi seperti misalnya
nasionalisme dapat menjadi landasan pembuatan kebijakasanaan seperti misalnya
kebijaksanaan dalam dan luar negeri.

B. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS YANG BERPENGARUH DALAM


PERUMUSAN KEBIJAKAN

Dalam perumusan suatu kebijakan diperlukan dukungan dari berbagai faktor


kebijakan , baik aktor – aktor dari kalangan pemerintah , maupun dari kalangan bukan
pemerintah .Ekonomi / Finansial. Faktor ini perlu dipertimbangkan, terutama apabila
kebijakan tersebut akan menggunakan dana yang cukup besar atau akan berpengaruh
pada situasi ekonomi dalam negara/daerah, seperti yang kita ketahui bersama, sejak
diberlakukannya Otonomi Daerah kepada Kabupaten/Kota di Indonesia, sejak saat itu
pula semua daerah sudah berlomba-lomba untuk membuat/memunculkan ide-ide baru
dalam bentuk kebijakan tanpa memperhatikan keuangan daerah, sehingga banyak pula
daerah dalam pelaksanaan anggaran mengalami defisit, dan jelas hal ini
mempengaruhi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
masyarakat. Administrasi / Organisatoris. Apakah dalam pelaksanaan kebijakan itu
benar-benar akan didukung oleh kemampuan administrative yang memadai, atau
apakah sudah ada organisasi yang akan melaksanakan kebijakan itu.
Berbagai model dan teori oleh para pakar telah dikembangkan untuk pembahasan
tentang implementasi kebijakan negara baik yang bersifat abstrak maupun yang relatif
operasional tergantung pada kompleksitas permasalahan yang akan dikaji. Van Meter
dan Van Horn dalam Winarno mengajukan model mengenai proses implementasi
kebijakan, bahwa perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi akan dipengaruhi
oleh sifat kebijakan yang akan dilaksanakan. Menurut Edward III dalam Winarno
mengemukakan faktor komunikasi mempunyai tiga dimensi yaitu : a.Dimensi
transmisi menghendaki agar kebijakan publik tidak hanya disampaikan kepada para
pelaksana kebijakan , tetapi juga disampaikan kepada kelompok sasaran kebijakan
dan pihak lain yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap
kebijakan tersebut. sifat pembuatan kebijakan pengadilan. Ketidakjelasan pesan
komunikasi tidak selalu menghalangi implementasi karena pada tataran tertentu para
pelaksana dapat bersifat fleksibel dalam melaksanakan kebijakan.

C. Konsistensi yaitu Jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif, maka


perintahperintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas.

Meski perintah-perintah implementasi disampaikan secara akurat, jelas dan


konsisten, tetapi jika pelaksana kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan kebijakan, implementasi tidak akan efektif. Sumberdaya merupakan
faktor yang penting dalam mengimplementasikan kebijakan publik. Meskipun
sumber-sumber untuk mengimplementasikan kebijakan cukup dan para pelaksana
kebijakan mengetahui apa dan bagaimana cara melakukannya, serta mempunyai
keinginan untuk melakukannya, implementasi kebijakan dapat jadi masih belum
efektif, karena adanya ketidakefesienan struktur birokrasi .

sasaran kebijakan. Grindle dalam Tangkilisan menciptakan model implementasi


sebagai kaitan antara tujuan kebijakan dan hasil-hasilnya. Kebijakan Grindle
mengidentifikasi variabel-variabel dalam kelompok yaitu kelompok Variabel Isi, al :
a.Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi b.Tipe-tipe manfaat c.Derajat
perubahan yang diharapkaan d.Letak pengambilan keputusan e.Pelaksanaan program
f.Sumber daya yang dilibatkan.
Evaluasi Implementasi Kebijakan

Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang


menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu
kegiatan fungsional. Analisis, Rekomendasi. Menurut William N. Evaluasi
berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.
Evaluasi member informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja
kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai
melalui tindakan publik.

Evaluasi kebijakan, yaitu apakah benar hasil yang dicapai mencerminkan tujuan
yang dikehendaki Evaluasi meta-evaluasi yang berkenaan dengan evaluasi berbagai
implementasi kebijakan yang ada untuk menemukan kesamaan-kesamaan tertentu.
Menurut M. Irfan Islamy, penilaian kebijakan dapat mencakup tentang isi kebijakan,
pelaksanaan kebijakan dan dampak kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai