Anda di halaman 1dari 5

Anjloknya pertumbuhan ekonomi serta penerapan restriksi sosial dan mobilitas di

berbagai wilayah sebagai akibat pandemi Covid-19, tidak hanya berpotensi


mengakibatkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar, tetapi juga
meningkatkan kemiskinan secara masif. Lembaga penelitian CORE Indonesia (Center
of Reform on Economics) mengatakan dalam siaran pers Selasa (5/5/2020),
masyarakat golongan rentan dan hampir miskin ini umumnya bekerja di sektor
informal dan banyak yang sangat bergantung pada bantuan-bantuan pemerintah.
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengatakan, persebaran Covid-19 yang
saat ini terpusat di wilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan
lebih besar terjadi di perkotaan.
Upaya penanggulangan kemiskinan akibat pandemi Covid-19 yakni dengan
menekankan pentingnya meletakkan prioritas kebijakan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah saat ini pada menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat terutama
yang berada di sekitar garis kemiskinan.

A. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat kepada


masyarakata yang kurang mampu iayalah
1. Membantu sesama masayarakat, pada saat sekarang ini banyak masyarakat
yang mengalami keterpurukan ekonomi karena tidak bekrja, oleh krena itu
bagi masyarakat yang memiliki harta yang berlebih sebaiknya bantulah
sesama masyarakat, seperti membeikan sembako geratiss, membagi bagikan
makann gratsi atau mebagi bagikan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari

2. Membuat tempat perkumpulan donasi, walupun kita tidak memiliki harta


berlebih dan pas pasan untuk kebutuhan sehari hari ada cara untuk membantu
orang orang yang berada dalam kesusahan diantaranya membuat tempat
donasi yang mana uang tersebut digunakan untuk membantu orang orang
yangterkena dampak dari covid 19 ini, biasanya tempat donasi di sebar di
media sosial seperti facebok , ingstagram, twiter youtube dan media sosial
laninya

B. Adapun lima Upaya untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa dilakukan


pemerintaah meliputi :
1. Update Data Penduduk Target penerima Program Keluarga Harapan (PKH)
yang dianggarkan pemerintah selama pandemi adalah 10 juta keluarga dengan
alokasi anggaran Rp 37,4 triliun atau Rp 3,7 juta per tahun. Sementara, Kartu
Sembako ditargetkan sebanyak 20 juta keluarga dengan anggaran Rp 43,6
triliun, yang terdiri dari Rp 200.000 per bulan selama sembilan bulan,
termasuk Rp 600.000 untuk 1,776 juta keluarga di Jabodetabek selama tiga
bulan. Selain itu, ada transfer cash dari Program Kartu Prakerja untuk 5,6 juta
peserta senilai Rp 600.000 selama empat bulan. “Di samping terus
memperbaharui data penduduk miskin dan rentan miskin yang layak
mendapatkan bantuan sosial, pemerintah perlu meningkatkan anggaran
Bantuan Sosial dan memperluas jumlah penerima bantuan kepada penduduk
yang jatuh miskin akibat Covid-19,” kata Faisal.

2. Integrasi Penyaluran Bansos Di banyak tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial


yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya telah menimbulkan ketegangan sosial
di sejumlah daerah. Hal ini diperparah dengan basis data Bantuan Sosial,
khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang digunakan oleh
pemerintah daerah yang belum mencakup masyarakat yang sebelumnya tidak
terdata namun kondisi ekonominya memburuk selama pandemi. Salah satu
alternatif yang dapat ditempuh pemerintah adalah menggandeng bank-bank
pemerintah untuk melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui
rekening khusus untuk setiap penerima bantuan. “Selain penyalurannya lebih
efisien, penerima bantuan tidak tumpang tindih. Di samping itu, potensi
berkurangnya jumlah bantuan dapat dihindari,”

3. Subsidi Administered Prices Mengurangi beban pengeluaran masyarakat


khususnya masyarakat miskin dan hampir miskin, terutama dengan
menurunkan biaya-biaya yang dikontrol pemerintah (administered prices). Di
antaranya:
a. Menurunkan harga BBM yang menjadi salah satu komponen terbesar
pengeluaran penduduk miskin (5 persen untuk penduduk miskin di
kota dan 4 persen untuk penduduk miskin di desa). Meskipun
penurunan mobilitas orang saat ini berdampak pada berkurangnya
penggunaan BBM, BBM tetap berperan besar dalam mobilitas barang
(logistik) yang tetap sangat krusial perannya selama masa wabah.
Apalagi, harga minyak mentah terus mengalami penurunan hingga di
bawah 25 dollar per barel. Semestinya harga dasar BBM di bawah
RON 95 dapat turun setidaknya pada kisaran Rp 4.500 sampai Rp
Rp5.000 per liter. “Harga tersebut berpotensi lebih rendah jika
Kementerian ESDM menurunkan biaya konstanta (alpha pengadaan,
penyimpanan, dan distribusi) dan margin perusahaan penyalur
BBM,” kata dia. Baca juga: Ekonomi Hanya Tumbuh 2,97 Persen,
BI: karena Pengaruh Covid-19
b. Menambah jumlah rumah tangga penerima diskon pemotongan tarif
listrik sehingga mencakup minimal seluruh pelanggan 900 VA. Saat
ini, selain golongan R1/450VA (24 juta pelanggan) yang
mendapatkan listrik gratis selama tiga bulan, golongan rumah tangga
R1/900VA yang mendapat pemotongan 50 persen hanya sebanyak
7,2 juta pelanggan dari total 22,1 juta.
c. Menurunkan harga LPG tiga kilogram yang kebanyakan dikonsumsi
oleh masyarakat menengah bawah. Ini juga sejalan dengan harga
propane dan butane yang menjadi bahan baku utama LPG yang turun
tajam. Harga propane Aramco, yang menjadi acuan perhitungan
harga subsidi LPG, turun dari 430 dollar AS per ton pada bulan
Maret menjadi 230 dollar AS per ton pada April 2020. Sementara itu,
harga butane turun dari 480 dollar AS per ton menjadi 240 dollar AS
per ton pada periode yang sama. Oleh sebab itu, seiring dengan
potensi penurunan realisasi anggaran subsidi LPG tiga kilogram (Rp
50,6 triliun) tahun ini, pemerintah memiliki cukup ruang untuk
menurunkan harga bahan bakar itu di kisaran Rp 1.000 sampai Rp
2.000 per kg. “Penurunan tersebut akan memberikan efek yang cukup
besar untuk mengurangi biaya hidup masyarakat, khususnya yang
terdampak Covid-19,”

4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan Meningkatkan insentif


bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian produk oleh
pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan
perikanan perlu dilakukan mengingat sektor tersebut terus berproduksi dan
menghadapi minimnya serapan pasar.

Jika insentif di sektor ini tidak segera dan secara khusus diberikan, maka
mereka berpotensi menambah jumlah penduduk kemiskinan. Sektor pertanian
saat ini masih menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak hingga 34,58 juta
orang atau 27,3 persen tenaga kerja nasional per Agustus 2019. “Kebijakan
tersebut juga akan membantu pemerintah mengamankan ketersediaan stok
pangan nasional khususnya selama berlangsungnya masa pandemi,” ujar dia.

5. Pengelolaan APBN Secara Cermat Meningkatnya intervensi pemerintah untuk


mengatasi pandemi tentunya berdampak pada peningkatan anggaran belanja
pemerintah. Meskipun terdapat ruang untuk memperlebar defisit, pemerintah
dapat mengoptimalkan realokasi anggaran yang telah disusun dan
menerapkan beberapa kebijakan alternatif, meliputi:

a. Melakukan realokasi sebagian anggaran belanja modal dan belanja


barang APBN, dan melakukan pembagian beban (burden sharing)
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan mengalihkan
sebagian anggaran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa, untuk
dialokasikan menjadi anggaran Bantuan Sosial. Pemerintah juga
perlu melakukan renegosiasi pembayaran utang luar negeri kepada
kreditur asing baik lembaga ataupun negara.
b. Melakukan realokasi anggaran penanganan Covid-19 senilai Rp 150
triliun (dari total pembiayaan Rp 405 triliun) yang semula
diperuntukkan untuk mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional yang belum dijelaskan rinciannya, untuk kegiatan anggaran
social safety-net dan peningkatan anggaran penanggulangan Covid-
19.
c. Melakukan realokasi anggaran program Kartu Prakerja yang digunakan
untuk membayar program pelatihan senilai Rp 5,63 triliun, yang
tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, khususnya
angkatan kerja yang menganggur akibat PHK. Lagi pula, kebanyakan
materi yang ditawarkan dapat diperoleh secara gratis di internet.
“Dengan demikian, dana tersebut dapat dialokasikan untuk
memberikan bantuan sosial yang lebih dibutuhkan penduduk miskin
dah hampir miskin, khususnya dalam bentuk penyediaan kebutuhan
pokok,”
A.

Anda mungkin juga menyukai