Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syelvia Kurnia murni

No BP: 18103012044
RESUME PERTEMUAN 4 SAMPAI 6

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS YANG BERPENGARUH DALAM


PERUMUSA, PEMBUATAN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN.

Proses pembuatan keputusan atau kebijaksanaan bukanlah merupakan pekerjaan


yang mudah dan sederhana. Nilai-nilai Politis (political values), . keputusan-
keputusan dibuat atas dasar kepentingan politik dari partai politik atau kelompok
kepentingan tertentu. keputusan-keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai yang dianut
organisasi, seperti balas jasa (rewards) dan sanksi (sanctions) yang dapat
mempengaruhi anggota organisasi untuk menerima dan melaksanakannya. keputusan
dibuat atas dasar persepsi pembuat kebijaksanaan tentang kepentingan politik atau
pembuata kebijaksanaan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. nilai
ideologi seperti misalnya nasionalisme dapat menjadi landasan pembuatan
kebijakasanaan seperti misalnya kebijaksanaan dalam dan luar negeri.

Apakah dalam pelaksanaan kebijakan itu benar-benar akan didukung oleh


kemampuan administrative yang memadai, atau apakah sudah ada organisasi yang
akan melaksanakan kebijakan itu. Apakah teknologi yang ada dapat mendukung
penyelenggaraan pemerintahan, apabila kebijakan tersebut kemudian
diimplementasikan. Apakah kebijakan tersebut tidak menimbulkan benturan sosial,
budaya dan agama atau yang sering disebut masalah SARA, seperti yang pernah
terjadi di Kota Padang dalam rencana pembangunan Rumah Sakit SLAOM dan
kegiatan ekonomi, dikritik oleh masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat, karena
akan berpengaruh tegaknya agama Islam.

Berbagai model dan teori oleh para pakar telah dikembangkan untuk pembahasan
tentang implementasi kebijakan negara baik yang bersifat abstrak maupun yang relatif
operasional tergantung pada kompleksitas permasalahan yang akan dikaji.
mengajukan model mengenai proses implementasi kebijakan, bahwa perbedaan-
perbedaan dalam proses implementasi akan dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang
akan dilaksanakan. Dalam model pendekatan kebijakan top down (Model Rasional)
Van Meter dan Van Horn memandang implementasi kebijakan sebagai “tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan”. Van Meter dan Van Horn mengembangkan
model proses implementasi kebijakan.

Keputusan kebijakan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil


yang tepat sebelum keputusan dan perintah tersebut dapat diikuti. Dimensi kejelasan
menghendaki agar kebijakan yang ditransmisikan kepada para pelaksana, kelompok
sasaran dan pihak-pihak yang berkepentingan langsung maupun tidak langsung
terhadap kebijakan dapat diterima dengan jelas sehingga pihak-pihak tersebut
mengetahui maksud, tujuan, sasaran dan substansi dari kebijakan publik.
Ketidakjelasan pesan komunikasi tidak selalu menghalangi implementasi karena pada
tataran tertentu para pelaksana dapat bersifat fleksibel dalam melaksanakan kebijakan.
Perintah-perintah pelaksanaan kebijakan yang tidak konsisten juga akan mendorong
para pelaksana mengambil tindakan yang sangat longgar dalam menafsirkan dan
mengimplementasikan kebijakan. Bila ini terjadi, maka akan berakibat pada
ketidakefektifan implementasi kebijakan karena tindakan yang sangat longgar besar
kemungkinan tidak dapat digunakan untuk melaksanakan tujuan-tujuan kebijakan.
Meski perintah-perintah implementasi disampaikan secara akurat, jelas dan konsisten,
tetapi jika pelaksana kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan
kebijakan, implementasi tidak akan efektif.

Sumberdaya merupakan faktor yang penting dalam mengimplementasikan


kebijakan publik. Edward III memandang disposisi sebagai kecenderungan, keinginan
atau kesepakatan para pelaksana (implementers) untuk melaksanakan kebijakan.
Keberhasilan implementasi kebijakan tidak hanya ditentukan oleh sejauhmana para
pelaku kebijakan mengetahui apa yang harus dilakukan dan mampu melakukannya,
tetapi juga ditentukan oleh kemauan para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan
tersebut. Meskipun sumber-sumber untuk mengimplementasikan kebijakan cukup dan
para pelaksana kebijakan mengetahui apa dan bagaimana cara melakukannya, serta
mempunyai keinginan untuk melakukannya, implementasi kebijakan dapat jadi masih
belum efektif, karena adanya ketidakefesienan struktur birokrasi (Edward III,
1980:11).
Struktur birokrasi mencakup aspek-aspek seperti struktur organisasi yang ada
dalam organisasi yang bersangkutan, dan hubungan organisasi dengan luar
organisasinya. Keempat variabel yang mempengaruhi implementasi saling
berinteraksi satu sama lain, faktor dan mempengaruhi secara langsung terhadap
implementasi kebijakan. bahwa sistem kebijakan adalah tatanan kelembagaan yang
berperan dalam penyelenggaraan sebagian atau keseluruhan proses kebijakan yang
mengakomodasikan kegiatan teknis maupun sosiopolitis serta saling hubungan atau
interaksi antar empat faktor dinamik yang merupakan unsure dari sistem kebijakan
dan berperan dalam proses kebijakan. menciptakan model implementasi sebagai
kaitan antara tujuan kebijakan dan hasil-hasilnya.

. Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang


menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak. Evaluasi kebijakan bisa meliputi perumusan masalah
kebijakan, program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan,
implementasi, maupun dampak kebijakan. Menurut William N. Evaluasi berkenaan
dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi
member informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu
seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan
publik. Evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya
pada implementasi kebijakan publik. Evaluasi implementasi kebijakan dibagi tiga
menurut timing evaluasi, yaitu sebelum dilaksanakan, pada waktu dilaksanakan, dan
setelah dilaksanakan. Evaluasi setelah kebijakan juga disebut sebagai evaluasi
konsekuensi (output) kebijakan dan/atau evaluasi impak/pengaruh (outcome)
kebijakan, dan atau evaluasi sumatif. Sedangkan James P. Lester dan Joseph Steward,
Jr (2000) . yang berkenaan dengan evaluasi berbagai implementasi kebijakan yang
ada untuk menemukan kesamaan-kesamaan tertentu. Menurut M. Jadi penilaian
kebijakan dapat dilakukan pada fase perumusan masalahnya; formulasi usulan
kebijakan, implementasi, legitimasi kebijakan. Dalam penelitian ini kegiatan evaluasi
diarahkan dan dibatasi pada implementasi kebijakan Badan Informasi Publik dalam
usaha menyebarkan informasi publik yang dikaitkan dengan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat akan informasi.

Anda mungkin juga menyukai