Anda di halaman 1dari 14

Slide 2

Pengertian pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya fasilitas yang bersifat non instruktif


guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari
instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat.

Slide 3

1. Menurut Robinson (1994)

Menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan


sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi,
kreatifitas dan kebebasan bertindak.

2. Menurut Payne (1997)

Menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan


untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan
dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk
mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan
melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih
diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi
pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka
mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan
eksternal.

Slide 4
Ciri-Ciri Pemberdayaan Masyarakat
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri pemberdayaan masyarakat,
terdiri atas:

 Community leader: petugas kesehatan melakukan pendekatan


kepada tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu.
Misalnya Camat, lurah, kepala adat, ustad, dan sebagainya.
 Community organization: organisasi seperti PKK, karang
taruna, majlis taklim,dan lainnnya merupakan potensi yang
dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan
masyarakat.
 Community Fund: Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dikembangkan dengan
prinsip gotong royong sebagai salah satu prinsip
pemberdayaan masyarakat.
 Community material : setiap daerah memiliki potensi tersendiri
yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pelayanan
kesehatan. Misalnya, desa dekat kali pengahsil pasir memiliki
potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan
akses ke puskesmas.
 Community knowledge: pemberdayaan bertujuan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan berbagai
penyuluhan kesehatan yang menggunakan pendekatan
community based health education.
 Community technology: teknologi sederhana di komunitas
dapat digunakan untuk pengembangan program kesehatan
misalnya penyaringan air dengan pasir atau arang.

Slide 5
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto “2014:202”, terdapat enam tujuan
pemberdayaan masyarakat yaitu:

1. Perbaikan Kelembagaan “Better Institution”


Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan,
diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk
pengembangan jejaring kemintraan usaha.
2. Perbaikan Usaha “Better Business”
Perbaikan pendidikan “semangat belajar”, perbaikan
aksesibisnislitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan,
diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.
3. Perbaikan Pendapatan “Better Income”
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan
akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya,
termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat.
4. Perbaikan Lingkungan “Better Environment”
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki
lingkungan “fisik dan sosial” karena kerusakan lingkungan
seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang
terbatas.
5. Perbaikan Kehidupan “Better Living”
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik,
diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap
keluarga dan masyarakat.
6. Perbaikan Masyarakat “Better Community”
Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan
“fisik dan sosial” yang lebih baik, diharapkan akan terwujud ke
kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

Slide 6

Prinsip Pemberdayaan Masyarakat


Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya
program pemberdayaan yaitu prinsip kesetaraan, pasrtisipasi,
keswadayaan atau kemandirian dan berkelanjutan “Najiati dkk,
2005:54”, adapun penjelasan terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan
masyarakat tersebut ialah sebagai berikut:

 Prinsip Kesetaraan

Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan


masyarakat ialah adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan
antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-
program pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun
perempuan. Dinamika yang dibangun ialah hubungan kesetaraan
dengan mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan,
pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling
mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling
belajar.

 Partisipasi

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian


masyarakat ialah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan,
dilaksanakan, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun untuk
sampai pada tingkat tersebut perlu waktu dan proses pendampingan
yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggi terhadap
pemberdayaan masyarakat.

 Keswadayaan Atau Kemandirian

Prinsip keswadayaan ialah menghargai dan mengedepankan


kemampuan masyarakat dari pada bantuan pihak lain. Konsep ini
tidak memandang orang miskin sebagai objek yang tidak
berkemampuan “the have not”, melainkan sebagai subjek yang
memiliki kemampuan sedikit “the have little”.

Mereka memiliki kemampuan untuk menabung pengetahuan yang


mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi
lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan serta memiliki
norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu
harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan.
Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang
sebagai penunjang sehingga pemberian bantuan tidak justru
melemahkan tingkat keswadayaannya.

 Berkelanjutan

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan,


sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding
masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran
pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus,
karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.
Slide 7

Tahapan Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah
yang dilakukan sebagai berikut “Soekanto, 1987:63”.

1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan yaitu
pertama, penyimpangan petugas yaitu tenaga pemberdayaan
masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker dan
kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan
dilakukan secara non-direktif.
2. Tahapan Pengkajian “Assessment”
Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan
secara individual melalui kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha
mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan “feel
needs” dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program Atau Kegiatan
Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan “exchange
agent” secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk
berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana
cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan
dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan
yang dapat dilakukan.
4. Tahap Pemfomalisasi Rencana Aksi
Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing
kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan
kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas
membantu memformalisasikan gagasan mereka ke dalam
bentuk tertulis terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan
proposal kepada penyandang dana.
5. Tahap Pelaksanaan “Implemantasi” Program Atau
Kegiatan
Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat
menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan.
Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal
penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang
sudah direncanakan dengan baik melenceng saat dilapangan.
6. Tahap Evaluasi
Eveluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
sebainya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan
keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu
pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk
pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat
membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
7. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan
secara formal dengan komunitas sasaran dalam tahap ini
diharapkan proyek harus segera berhenti.

Slide 8
Proses Pemberdayaan Masyarakat
Berikut ini terdapat beebrapa proses permberdayaan masyarakat,
terdiri atas:

 Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses


memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan
atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih
berdaya.
 Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses
menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Slide 10
1. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Ekonomi

Program pemberdayaan masyarakat desa di bidang ekonomi termasuk kedalam


program yang sangat penting. Tujuannya untuk membuat masyarakat desa mandiri
dan juga sejahtera.Banyaknya potensi alam yang dimiliki jika diolah dengan baik
akan bisa menyehaterakan masyarakat desa setempat.Karena itu pemerintah pusat
membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat salah satunya di bidang
ekonomi. Adapun program tersebut mencakup;

• Pemberdayaan UMKM

Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM ini tergantung dari potensi
yang ada di daerah tersebut.Contohnya saja, di Kota Cirebon dikenal dengan produk-
produk batik, maka warga setempat bisa mengoptimalkan hal tersebut untuk
kesejahteraan bersama.Atau di kota Garut yang banyak warga menjual kerajinan
sehingga bisa dijadikan untuk UMKM.

Peran pemerintah adalah memberikan subsidi bunga kepada pelaku usaha ini.
Kemudian ada satu hal lagi yang dimunculkan oleh Kementerian Keuangan yaitu
usaha mikro. Jadi ini diberikan kepada masyarakat kelompok pelaku usaha yang lebih
mikro, ultra mikro.

• BUMDes

BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
desa.Lembaga ini digadang-gadang sebagai kekuatan yang akan bisa mendorong
terciptanya peningkatan kesejahteraan dengan cara menciptakan produktivitas
ekonomi bagi desa dengan berdasar pada ragam potensi yang dimiliki desa.

Di Jawa Barat contohnya, BUMDes ini bisa disinkronasikan dengan desa digital.
Dimana potensi BUMDes bisa dilihat dari akun desa digital juga tersebut kemudian.

Yang nantinya produk-produk BUMDes tersebut dibagi menjadi tiga zona, yakni
Zona Merah bagi desa yang tidak memiliki perusahaan (BUMDes), Zona Kuning
untuk desa yang sedang memproses ataupun mengembangkan BUMDes-nya, serta
Zona Hijau bagi desa yang telah memiliki BUMDes dan sudah beroperasi.Dari zona
inilah pemerintah daerah maupun pusat pun bekerja, terutama dalam hal pemberian
modal pada masing-masing daerah tersebut.
Selain dua hal di atas terdapat pula pelatihan workshop, pemberian modal, bantuan
alat produksi, peningkatan saran dan prasarana, dan lain sebagainya.Goalnya adaldah
dengan adanya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ini diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

Slide 11
2. Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Pertanian

Seperti yang diketahui bersama, hampir di setiap desa yang ada di Indonesia memiliki
lahan pertanian yang cukup berlimpah.Pertanian ini menjadi mata pencaharian utama
para warga yang nantinya bisa didistribusikan ke setiap daerah yang ada di
Indonesia.Bidang pertanian yang sangat potensial tentunya menjadi perhatian
pemerintah agar bisa berkembang lebih baik lagi.Karena itu, pemerintah pun
berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk membuat program pemberdayaan
masyarakat desa yang revolusioner dan juga inovatif. Adapun pemberdayaan tersebut
mencakup ;

• Pelatihan dan Pembinaan untuk para Petani

Para penduduk desa yang berporofesi sebagai petani, pasti sudah memiliki ilmu
‘’turun menurun’’ sehingga secara kasat mata mereka tidak memerlukan pelatihan
atau pembinaan.

Namuan seiring dengan berkembangnya teknologi dan zaman, perubahan itu pasti ada
sehingga mau tidak mau para petani tersebut diberikan pelatihan dan pembinaan agar
bisa bersaing dengan siapapun.

Contohnya saja, dulu ketika membajak sawah pasti menggunakan tenaga sapi atau
kerbau .

Namun, seiring dengan berkurangnya populasi hewan-hewan tersebut dan juga


berkembangnya teknologi munculnya alat bernama traktor yang lebih memudahkan
manusia untuk membajak sawah.Nah, pengoperasian alat tersebut tentunya harus
dibantu oleh ahlinya agar para petani desa paham serta bisa menggunakannya dengan
optimal.

• Pengetahuan Tentang Pengairan Sawah

Banyak petani yang saat ini sulitnya untuk mengairi sawah dikarenakan banyaknya
infrastruktur dan juga pabrik-pabrik yang dibangun di desa.Tentunya, dengan hal ini
harus ada pemberdayaan pemberi pengetahuan tentang pengairan sawah dengan cara
lain ataupun mencari solusi dari hal tersebut.

• Pendistribusian Hasil Pertanian ke Pasar atau Koperasi

Karena lahan pertanian tersebut merupakan mata pencaharian utama para petani,
maka hasil pertanian tersebut akan dijual yang biasanya lewat pasar tradisional
ataupun koperasi desa.

Nah, para petani masa kini harus diajari pula tentang menentukan harga penjualan dan
modal serta cara mengelola keuangan apabila ada pmasukan yang masuk.

Slide 12
3. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Kesehatan

Pemerintah pun membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat desa yang


bergerak dalam bidang kesehatan. Diharapkan dengan adanya program pemberdayaan
tersebut, masyarakat desa bisa meningkatkan kualitas hidup dan peduli akan
kesehatannya.Bila dilihat secara kasat mata, bidang kesehatan di desa ini seringkali
menjadi ‘’PR’’ besar pemerintah.Banyak desa yang masih tertinggal karena tidak
adanya sarana dan prasarana kesehatan serta petugas kesehatan yang mumpuni untuk
menangani penyakit-penyakit mereka.
Hal ini memang tidak sepenuhnya kesalahan pemerintah, karena kerap berbenturan
dengan nilai adat istiadat dan juga kepercayaan mereka.Maka dari itu, jangan kaget
bial di desa masih banyak petugas medis non resmi seperti dukun beranak untuk
menolong ibu yang melahrikan, dukun, mantri, dan sebutan lainnya.Namun, hal
tersebut tidak bisa dibiarkan karena bagaimanapun juga berkembangnya zaman saat
ini juga sebanding dengan munculnya berbagai penyakit yang ada dan harus ditangani
oleh petugas medis ahli.

Maka dari itu, pemerintah melakukan program pemberdayaan tersebut dengan


bertahap. Pemberdayaan yang dilakukan meliputi;

• Peningkatan Sarana dan Prasarana

Mulai dari renovasi atau dibangunnya puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat
yang memadai.Artinya disediakan pula tenaga medis yang professional, alat yang
memadai, serta fasilitas kesehatan yang lengkap.Selain tenaga medis yang berasal dari
luar, bisa pula memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu di bagian-bagian
yang memang layak untuk mereka isi sesuai minat dan bakatnya.

• Promosi dan Penyuluhan Program Kesehatan

Kesadaran masyarakat di Desa masih sangat minim. Contoh nyata yang bisa kita
temui adalah seperti tentang kesadaran mencuci tangan sebelum makan atau sesudah
BAB.Selain itu mereka pun masih sering mengabaikan penyakit-penyakit lain yang
bisa menular pada anggota keluarga atau masyarakat di sekitarnya.Dan yang lebih
parah tentang ibu yang memiliki bayi kerap diberikan makanan padahal usianya
masih di bawah 6 bulan.

Pentingnya penyuluhan agar life style masyarakat desa bisa berubah dan memiliki
pengetahuan yang mumpuni tentang hal tersebut.Pemerintah desa bia bekerja sama
dengan PKK yang ada di desa untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan
tersebut.
Slide 13
4. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah program terpenting yang harus bisa dirasakan oleh masyarakat
desa maupun kota. Pasalnya, Pendidikan ini adalah gerbang awal agar para
masyarakat bisa mengetahui berbagai macam hal yang ada di sekitarnya.

Bila Pendidikan tidak dinikmati langsung oleh para masyarakat di desa mereka akan
menjadi masyarakat tertinggal dalam segala hal.

Hampir sama dengan kesehatan, Pendidikan di desa ini belum bisa dilakukan secara
optimal karena masih banyak desa yang belum tersentuh Pendidikan dengan baik.

Maka dari itu, pemerintah wajib memberlakukan pemberdayaan masyarakat dalam


bidang Pendidikan dengan mencakup;

• Peningkatan Sarana dan Prasarana

Merenovasi bangunan sekolah atau membangun sekolahan agar para masyarakat desa
tidak perlu jauh-jauh untuk menuntut ilmu.Kondisi yang berkembang di tengah
masyarakat adalah banyak siswa-siswa yang harus menempuh perjalanan ke sekolah
dengan jarak yang cukup jauh.

Tidak hanya itu, ada pula yang harus menempuh sekolah melewati jembatan atau
jalan yang sudah tidak layak.Bila belum memungkinkan membangun sekolah,
pemerintah bisa menyediakan Lembaga Pendidikan yang setara dengan apa yang
mereka butuhkan.

• Tenaga Pengajar yang Memadai

Selain sarana dan prasarana yang biasanya menjadi masalah adalah tenaga pengajar
itu sendiri.Masih sangat kurang tenaga kerja pengajar sehingga banyak desa yang
diajar oleh kepala sekolah sekaligus guru yang mengajar di kelas atau sekolah
lain.Hal ini disebabkan masih engganya tenaga pengajar di kota yang mengajar di
desa. Ataupun tenaga pengajar setempat belum memiliki pengetahuan yang memadai.

Maka solusi dari hal tersebut adalah memberikan pelatihan dan penyuluhan tenaga-
tenaga pengajar setempat.Selain harus diperhatikan dua hal di atas, perhatikan pula
tentang pemberian beasiswa anak berprestasi yang kerap luput perhatian dari
pemerintah setempat maupun daerah.Serta adakan pula program untuk membantu
siswa-siswa yang tidak mampu agar bisa mengenyam Pendidikan dengan mana
semestinya.

Slide 14

5. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Agama

Program pemberdayaan masyarakat dalam bidang agama pun patut untuk


diperhitungkan. Kita boleh bangga dengan anak yang cerdas dan baik dalam hal
akademik.Tetapi akan lebih bahagia lagi apabila anak memiliki kecerdasan dan
kemampuan dalam bidang Agama.

Kita bisa meniru dan memodifikasi program pemerintah jawa barat, dimana mereka
mencanangkan satu desa satu hafidz.Dimana hafudz tersebut bisa diberikan beasiswa
mengenyam Pendidikan di luar negeri. Tentunya program ini menjadi angin segar
bagi para hafidz di desa dan juga memotivasi anak-anak untuk bisa menjadi seorang
hafidz.Pemerintah desa yang ada di daerah lain bisa mencontoh program ini tentunya
didukung dengan peningkatan berbagai hal yang menunjang hal tersebut.

Seperti pemberian intensif untuk guru ngaji dengan nominal yang layak dan sesuai,
Pemberian fasilitas yang mendukung kegiatan pengajian, adanya pelatihan bagi guru
atau anak-anak hafidz untuk bisa termotivasi menajdi seorang hafidz, renovasi tempat
ibadah, dan lain sebagainya.

Bila di desa banyak anak yang hafidz, maka akan berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat desa itu sendiri. Dimana mereka memiliki kecerdasaan spiritual dan juga
emosional.Dan yang lebih membanggakan lagi adalah bila akhirat dikejar maka dunia
pun akan mengikuti.

Slide 15
Indikator Hasil pemberdayaan Masyarakat
Untuk mengukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan masyarakat, dapat menggunakan indikator sebagai
berikut :

1. Input

 Sumber daya manusia, yakni tokoh atau pemimpin masyarakat


baik tokoh formal maupun informal
 Besarnya dana yang digunakan, baik dana yang berasal dari
kontribusi masyarakat setempat maupun dana yang diperoleh
dari bantuan di luar masyarakat tersebut.
 Bahan-bahan, alat-alat atau materi lain yang digunakan untuk
menyokong kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut.

2. Proses

 Jumlah penyuluhan kesehatan dilaksanakan


 Frekuensi dan jenis pelatihan dilaksanakan
 Jumlah tokoh masyarakat atau kader kesehatan yang dilatih
sebagai motivator
 Pertemuan- pertemuan masyarakat dalam rangka
perencanaan dan pengambilan keputusan
3. Output

 Jumlah dan jenis UKBM (upaya kesehatan yang bersumber


daya masyarakat), missal : Posyandu, Polindes, Pos Obat
Desa, dana Sehat, dan sebagainya.
 Jumlah orang atau anggota masyarakat yang telah meningkat
pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan.
 Jumlah anggota keluarga yang mempunyai usaha untuk
meningkatkan pendapatan keluarga
 Meningkatkan fasilitas-fasilitas umum di masyarakat

4. Outcome

 Menurunnya angka kesakitan dalam masyarakat


 Menurunnya angka kematian umum dalam masyarakat
 Menurunnya angka kelahiran dalam masyarakat
 Meningkatnya status gizi anak balita dalam masyarakat

Penutup

Itulah 5 bentuk MODEL MODEL pemberdayaan desa yang revolusioner sesuai


dengan bidangnya. Boleh jadi, tidak ada perubahan tetapi nyatanya belum sepenuhnya
dilakukan oleh pemerintah karena terkendala berbagai hal.Semoga bermanfaat dan
smeoga desa-desa di Indonesia bisa semakin maju serta berkembang

Anda mungkin juga menyukai