Anda di halaman 1dari 9

KEDUDUKAN ETIKA DALAM ADMINISTRASI PUBLIK

Tugas Paper Mata Kuliah Etika Administrasi Publik


Dosen Pengampu : Dr.Drs. Mochammad Rozikin, M.AP.

Disusun oleh:
Shela Febri Anggraini
NIM. 205030100111093
Mata Kuliah Etika Administrasi Publik
Kelas B

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Maraknya fenomena korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagai dampak dari


penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan administrasi publik di Indonesia semakin
memperburuk kepercayaan publik terhadap perilaku birokrasi saat ini. perilaku yang
ditunjukkan oleh pejabat publik saat ini cenderung berorientasi kepada kepentingan pribadi
yang tentunya telah banyak menimbulkan kerugian negara dan menyebabkan hilangnya rasa
kepercayaan masyarakat kepada para birokrat.

Sementara itu, permasalahan lain yang masih menjadi perhatian publik selama ini
sebagai dampak dari terjadinya penyimpangan kekuasaan dalam pemerintahan yaitu
berkaitan dengan penyediaan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat,
seperti pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kesejahteraan.

Birokrasi pemerintahan seharusnya bekerja melayani masyarakat berdasarkan aturan


dan norma yang tidak bertentangan dengan kaidah hukum serta bersikap netral dan tidak
memihak kepada penguasa. Akan tetapi, kenyataannya para birokrat justru dengan sengaja
membentuk budaya birokrasi feudal yaitu cenderung loyal ke atas dan menekan ke bawah
yang jauh dari kepentingan publik. Kondisi seperti ini jika terus dibiarkan dan tidak segera
ditangani maka akan memicu terjadinya bad governance, karena penyelenggaraan
pemerintahan yang dilakukan oleh para pejabat menjadi tidak akuntabel atau tidak sesuai
dengan harapan dan keinginan masyarakat.

Maka dari itu, diperlukan suatu pegangan moral yang dapat menjadi landasan sikap,
perilaku dan perbuatan para birokrat untuk bisa mencapai tujuan dari birokrasi yang bersih
dan dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya pegangan moral yang dimiliki, maka mana
yang baik dan mana yang buruk, benar dan salah serta mana yang dianggap ideal dan tidak
ideal bisa dibedakan.

Pegangan moral ini lah yang dibutuhkan para birokrat agar bisa menjalankan tugas
yang diberikan dengan baik tanpa adanya penyelewengan. Disini lah peran etika administrasi
publik diperlukan sebagai pedoman perilaku para birokrat. Etika merupakan salah satu
elemen yang sangat menentukan kepuasan publik yang dilayani sekaligus keberhasilan
organisasi di dalam melaksanakan pelayanan publik itu sendiri. Maka dari itu, sangat penting
bagi setiap organisasi untuk mematuhi etika administrasi publik yang telah ditetapkan dan
disepakati. Dengan begitu, kegiatan organisasi bisa berjalan dengan lancar dan tujuan
organisasi dapat dicapai tanpa adanya penyelewengan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan etika administrasi publik?
2. Bagaimana kedudukan etika dalam administrasi publik?

1.3. Tujuan
1. Mengatahui apa yang dimaksud dengan etika administrasi publik
2. Mengetahui kedudukan etika dalam administrasi publik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika Administrasi Publik


1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan atau watak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 237) etika diartikan sebagai: 1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak); 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan 3) nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Menurut Widodo (2001: 252), etika dalam administrasi publik memiliki dua
fungsi, yaitu pertama sebagai pedoman dan acuan bagi administrator publik dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya dan kedua sebagai standar penilaian
perilaku dan tindakan administrator publik. Dengan begitu, etika administrasi
publik dapat dijadikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh
administrator publik dalam menjalankan kebijakan politik, sekaligus dapat
digunakan sebagai standar penilaian apakah perilaku administrator publik dalam
menjalankan kebijakan politik dapat dikatakan baik atau buruk.
2. Pengertian Administrasi
Administrasi merupakan keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja demi
tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya (Siagian: 1980).
Administrasi dalam bahasa Belanda dikenal dengan administratie yang memiliki
pengertian stelselmatige verkrijging, en verwerking van gegevens, yang berarti tata
usaha atau administrasi dalam arti sempit (catat-mencatat, mengetik,
menggandakan, dan sebagainya); dan bestuun en beheer. Bestuur adalah
manajemen berbagai kegiatan organisasi, sedangkan beheer adalah manajemen
sumber daya (finansial, personel, materiil, gudang, dan sebagainya).
Sedangkan administrasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan administration.
Istilah ini sering disebut sebagai administrasi dalam arti luas yang berarti apa yang
harus dijalankan oleh setiap individu dalam sebuah kelompok untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengertian Etika Administrasi Publik
Etika administrasi publik diartikan sebagai filsafat dan professional standar (kode
etik) atau right rules of conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya
dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik atau administrasi publik (Pasolong, 2007:
193). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa etika administrasi publik
merupakan aturan atau standar pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi
atau pekerjaan manajemen, aturan atau standar pengelolaan yang merupakan
arahan moral bagi administrator publik dalam melaksanakan tugasnya melayani
masyarakat.
Etika sendiri mempelajari tentang filsafat, nilai, dan moral. Hal ini berbeda dengan
administrasi publik yang mempelajari tentang pembuatan kebijakan, pengambilan
keputusan, dan pengimplementasian kebijakan. Etika mempunyai sifat yang
abstrak dan berkaitan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi
mempunyai sifat konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah dirumuskan dan
disepakati dalam kebijakan publik. Maka dari itu, etika administrasi publik adalah
tentang bagaimana mengaitkan antara keduanya, bagaimana gagasan-gagasan
administrasi, seperti efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, kemanfaatan, produktivitas
dapat menjelaskan etika dalam prakteknya, dan bagaimana gagasan-gagasan dasar
etika, seperti mewujudkan yang baik dan menghindari yang buruk dapat
menjelaskan hakekat administrasi publik. Sehingga diharapkan seorang
administrator publik selalu menggunakan pertimbangan etika dalam melakukan
segala aktivitas yang menyangkut kepentingan publik.

2.2. Kedudukan Etika Dalam Administrasi Publik

Posisi etika dalam penyelenggaraan administrasi publik termasuk ke dalam salah satu
dimensi yang sangat krusial. Etika pada saat ini dijadikan sebagai landasan berfikir dan
bertindak bagi para penyelenggara pemerintahan, karena etika merupakan konstruksi yang
membangun bagaimana sebuah tingkah laku pejabat pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini etika mengarahkan para pelaku pemerintahan untuk
menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien, serta responsive untuk mendukung tata kelola
pemerintahan yang demokratis.

Etika administrasi publik sangat berkaitan erat dengan etika kehidupan berbangsa.
Administrasi publik tidak hanya terbatas pada kumpulan sketsa yang digunakan untuk
membenarkan kebijakan pemerintah atau hanya terbatas pada suatu disiplin ilmu saja, tetapi
lebih jauh dari itu, administrasi negara dijelaskan Wilson (1978) sebagai upaya untuk
menaruh perhatian terhadap pelaksanaan suatu konstitusi ketimbang upaya membuatnya.

Jadi sangat jelas bahwa dalam administrasi publik dikenal etika administrasi publik
yang tujuannya adalah untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi negara dengan baik,
dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. Itu berarti, saatetika administrasi publik
digunakan dengan baik oleh para administrator maka etika kehidupan berbangsa pun dapat
berlangsung dengan baik. Sebaliknya, apabila etika administrasi negara tidak secara benar
melandasi setiap pergerakan dalam administrasi negara maka dapat diindikasikan begitu
banyaknya masalah yang berdampak pada kehiduan berbangsa.

Kedudukan etika dalam administrasi publik dimaksudkan untuk mewujudkan


pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif; menumbuhkan suasana politik yang
demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat;
menghargai perbedaan; jujur dalam persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yang
lebih benar walaupun datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; serta menjunjung
tinggu hak asasi manusia.

Etika pemerintahan mengamanatkan agar aparatur memiliki rasa kepedulian tinggi


dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila dirinya telah melanggar
kaidah dan sistem nilai, atau tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan
negara.

- Etika Sebagai Wujud Profesionalisme Dalam Peyelenggaraan Administrasi


Publik

Etika administrasi publik merupakan suatu aturan atau standar yang ditetapkan dalam
pengelolaan managerial sebagai arahan moral bagi para administrator publik dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam etika administrasi publik ada asumsi
bahwa melalui penghayatan etis yang baik, seorang birokrat akan dapat membangun
komitmen untuk menjadikan dirinya sebagai teladan tentang kebaikan dan moralitas
pemerintahan.

Selama ini pandangan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan


kekuasaan yang dilakukan oleh para pejabat negara, masih meninggalkan berbagai catatan
merah diberbagai bidang, praktek-praktek penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi,
nepotisme, dan berbagai tindakan yang bertentangan dengan norma dan ketentuan formal
masih menjadi bagian dalam tata kelola pemerintahan di negara ini. disamping itu, mentalitas
pejabat negara seringkali dihadapkan dengan ego kekuasaan sehingga memposisikan dirinya
sebagai penguasa yang harus dilayani bukan untuk melayani masyarakat. Disini lah peran
etika administrasi publik diperlukan sebagai penangkal dari semua penyelewengan yang
dilakukan oleh pejabat negara. Dengan dipatuhinya etika administrasi publik, maka akan
terbentuk karakter dan mentalitas yang baik yang akan membuat para birokrat selalu
melakukan kegiatan yang positif dan tidak melanggar aturan yang ada. Sehingga kegiatan
administrasi publik dapat berjalan dengan lancar dengan didukung sifat yang baik dari para
birokrat.

Etika dijadikan sebagai pedoman apa yang harus dilakukan dalam setiap sendi
kehidupan, bukan hanya sebagai seperangkat nilai yang harus ditunjukan dan menuntut apa
yang harus dilakukan. Akan tetapi, etika memberikan upaya kesadaran untuk berbuat
tindakan yang bermanfaat, berfaedah atau berguna bagi semua pihak. Etika akan
mengarahkan seseorang untuk bertanggungjawab dengan apa yang akan dilakukan dan apa
yang telah dilakukan karena meskipun pengelolaan pemerintah dilakukan oleh para
kewenangan-kewenangan yang diatur berdasarkan undnag-undang, akan tetapi sebagai wujud
etika dalam pemerintahan yang demokratis harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik.

- Etika Sebagai Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas yang selama ini dilakukan oleh aparatur penyelenggara pemerintahan


lebih menekankan pada hirearki kewenangan berdasarkan posisi dan jabatan, yaitu mengalir
dari bawah ke atas atau dari bawahan kepada atasan. Artinya pejabat atau aparatur
pemerintah yang berada di level bawah harus memberikan laporan pertanggung jawaban
pekerjaan kepada pejabat yang berada di atasnya. Namun, halite dipandang masih cenderung
menimbulkan adanya penyelewengan dan tindakan-tindakan negosiasi yang mengarah pada
penyimpangan kewenangan.

Sistem akuntabilitas yang selama ini diterapkan lebih bersifat internal, artinya
pemahaman akuntabilitas sebatas pertanggung jawaban dari setiap individu atau satuan kerja
dengan dimensi yang lebih menitik beratkan pada penggunaan anggaran dan diarahkan hanya
untuk memenuhi aspek formalitas. Sementara akuntabilitas yang bersifat output berupa tolak
ukur kinerja atau kriteria yang jelas berdasarkan indek kepuasan masyarakat masih minim
perhatian. Akuntabilitas publik yang harus dapat ditunjukan oleh para penyelenggara negara,
senantiasa sebagai bagian dari aktualisasi diri atas potensi yang dimiliki dengan melakukan
tugas dan tanggungjawabnya secara sungguh-sungguh.

Akuntabilitas pada dasarnya datang dari luar sebagai bentuk penilaian dan pengukuran
atas apa yang telah dilakukan, melalui sikap atau tindakan yang selalu mengedepankan
kepentingan publik. Meskipun demikian, akuntabilitas publik bukan berarti bebas dari
kemungkinan adanya ketidakjujuran, karena akuntabilitas atau pertanggungjawaban yang
kerap dilakukan hanya sebatas pada laporan dan informasi yang sifatnya tertulis yang seolah
harus nampak ke permukaan dengan menonjolkan sisi kebaikan dan keberhasilan atas
pelaksanaan program yang telah dilakukan, tidak menjelaskan bagaimana proses itu
dilakukan, akan tetapi hanya memperlihatkn hasil dari apa yang telah dikerjakan. Oleh karena
itu, untuk dapat mewujudkan akuntabilitas publik yang sebenarnya perlu ditekankan pada
tataran normatif berupa etika yang ketika apa yang sedang dikerjakan dapat
dipertanggungjawabkan pada publik, supaya tidak terjadi malpraktek atau menggunakan
berbagai cara yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebaikan.

Etika sebagai wujud akuntabilitas publik, memang masih dinilai sebagai suatu hal
yang bersifat abstrak alias berada pada posisi yang samar, karena etika tidak berbicara benar
atau salah, namun lebih pada baik atau buruk atas suatu hal yang dikerjakan. Untuk itu, agar
etika menjadi suatu yang bersifat konkret dan benar dapat dirasakan serta diberikan penilaian,
maka aparatur pemerintah sebagai pengelola pemerintahan senantiasa mengembangkan setiap
tindakan atau aktivitas dalam mengemban tugas sebagai pelayan masyarakat dengan
mengedepankan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat, seperti : kejujuran,
kepastian hukum, kemudahan, kemanfaatan dan efektivitas biaya.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Etika administrasi publik merupakan aturan atau standar pengelolaan, arahan moral
bagi anggota organisasi atau pekerjaan manajemen, aturan atau standar pengelolaan yang
merupakan arahan moral bagi administrator publik dalam melaksanakan tugasnya melayani
masyarakat.

Kedudukan etika dalam administrasi publik dimaksudkan untuk mewujudkan


pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif; menumbuhkan suasana politik yang
demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat;
menghargai perbedaan; jujur dalam persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yang
lebih benar walaupun datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; serta menjunjung
tinggu hak asasi manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Jeujanan, W., Peranan Etika Dalam Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
(Societas). ISSN 2252-603X : 70-86.

Yuniar, Sukma, A. (2018). Etika Administrasi Publik. Makalah.

Yuniningsih, T., dkk. (2017). Bunga Rampai Etika Administrasi Publik. Semarang: Program
Studi Doktor Administrasi Publik Press FISIP-UNDIP.

Yuniningsih, T., dkk. (2018). Etika Administrasi Publik. Semarang: Program Studi Doktor
Administrasi Publik Press FISIP-UNDIP.

Yusuf, I.M., Etika Dalam Wujud Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai