PENDAHULUAN
1
Sesuai dengan moralitas dan perilaku masyarakat setempat, etika dapat
dianggap penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Masalah yang ada dalam
penyelenggaraan pemerintahan semakin lama semakin kompleks. Keberhasilan
pembangunan yang telah meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam
lingkungan penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah melakukan adjusment
(penyesuaian) yang menuntut discretionary power (kekuatan
pertimbangan/kebijaksanaan) yang besar.
Perlu dipahami bahwa dalam etika pemerintahan, terdapat asumsi yang
berlaku bahwa melalui penghayatan yang etis yang baik, seorang aparatur akan
dapat membangun komitmen untuk menjadikan dirinya sebagai teladan tentang
kebaikan dan menjaga moralitas pemerintahan. Aparatur pemerintahan yang baik
dan bermoral tinggi, akan senantiasa menjaga dirinya agar dapat terhindar dari
perbuatan tercela, karena ia terpanggil untuk menjaga amanah yang diberikan,
melalui pencitraan perilaku hidup sehari -hari.
Berbicara mengenai etika pemerintahan tidak terlepas dari etika birokrasi,
birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern yang
kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi
logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk menyelenggarakan
kesejahteraan masyarakat (social welfare). Negara dituntut terlibat dalam
memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and
services) baik secara langsung maupun tidak langsung bahkan dalam keadaan
tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu
negara membangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani
kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi. Kaitannya dengan
etika pemerintahan maka hal yang terkait proses penyelenggaraan pemerintahan
adalah menyangkut pentingnya melaksanakan tugas dan tanggung jawab, mentaati
berbagai ketentuan dan peraturan perundang-undangan, melaksanakan hubungan
kerja yang baik, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, disamping itu
aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan koridor etika
pemerintah perlu memberikan pelayanan terbaik khususnya dalam proses
pelayanan publik, dengan demikian dapatlah dipahami bahwa konteks dalam
beretika akan menjadi pedoman bagi setiap aparatur pemerintah khususnya dalam
2
melaksanakan tugasnya. Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa
tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan, pelayanan publik,
dan memberikan lapangan kerja. Tujuan instansi pemerintah dapat dicapai apabila
manajemen mampu mengolah, menggerakkan dan menggunakan sumber daya
manusia yang dimilikinya secara efektif dan efisien.
Etika menjadi landasan berpikir dan bertindak seorang aparat
penyelenggara pemerintahan. Ketika masyarakat luas tidak merasa terpenuhi atas
pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah, mereka lalu menggugat nilai atau
standar etika apa yang dipakai aparat dalam memberikan pelayanan tersebut, karena
etika pemerintahan selalu menjadi isu yang senantiasa membutuhkan perhatian
yang serius. Etika pemerintahan menjadi topik pembicaraan dewasa ini terutama
dalam upaya mewujudkan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Dalam kaitannya dengan pembangunan aparatur pemerintah memberikan
arahan bahwa “pembangunan aparatur pemerintah diarahkan pada peningkatan
kualitas, efisiensi dan efektivitas seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan
termasuk peningkatan kemampuan dan disiplin, pengabdian, keteladanan dan
kesejahteraan aparatnya, sehingga secara keseluruhan makin mampu melaksanakan
tugas pemerintahan dan pembangunan sebaik-baiknya, khususnya dalam melayani,
mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam
pembangunan, serta tanggap terhadap kepentingan dan apirasi masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil biasa disebut PNS, adalah aparatur negara yang
memiliki peran dalam menentukan dan menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan. Sejak tahun 2014, Pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, mengganti PNS dengan sebutan
Aparatur Sipil Negara (ASN), namun pergantian sebutan PNS menjadi ASN belum
digunakan oleh seluruh lembaga pemerintahan yang ada di Indonesia, termasuk di
Provinsi Jawa Barat yang masih menggunakan sebutan PNS.
3
kesadaran dan tanggung jawab. Tujuan nasional yang ingin dicapai memerlukan
keseriusan dan kerja keras, untuk itu diperlukan pegawai yang jujur, setia,
bermental baik, berwibawa, dan berkualitas dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi. Sikap tersebut harus dimiliki dan dijaga agar berkembang menjadi
budaya yang baik di dalam organisasi.
Beberapa negara di Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan
telah memiliki budaya organisasi yang baik. Ketiga negara tersebut telah memiliki
dinamika yang sangat tinggi dalam semangat kerja, karena dipengaruhi budaya
negerinya. Budaya organisasi yang mampu dikembangkan pada ketiga negara
tersebut, terbentuk dari kesadaran yang melekat pada tiap individu dan terus dibawa
pada kehidupan sosial berorganisasi. Selanjutnya, pembentukan budaya organisasi
pada negara-negara tersebut akan dibahas secara singkat.
4
Negara China menganut nlai-nilai budaya serta norma dalam keluarga yang
menjiwai semangat kerja dan sangat dijunjung tinggi, sehingga berhasil
menerapkan semangat kerja yang tinggi, menjadi pekerja yang ulet, berdedikasi
tinggi, dan mampu beradaptasi dengan perubahan sekitarnya. Nilai-nilai ini
menjadi pola berperilaku dalam keseharian hidup.
Sejak dulu kala, dalam Budaya China telah tertanam sikap yang dihayati oleh tiap
individu di dalam rumah, seperti:
1. Kewajiban menjunjung tinggi nama keluarga dan bangsa; Menerima
disiplin kerja;
2. Ketakutan jika berada dalam suasana tidak nyaman (fear of insecurity)
memasuki masa depan;
3. Orientasi mengelompok, awalnya fungsional dan dengan kemajuan
sarana komunikasi, termasuk teknologi informasi, menjadi lintas
fungsional;
4. Menumbuhkan jaringan kerja yang saling mendukung dan saling
menguntungkan atas dasar saling percaya dengan menjunjung tinggi
tata krama dan etika. Berprestasi dulu, kemudian baru penghargaan
menyusul.
Sikap tersebut dikenal sebagai sikap luhur yang melekat dan dihayati oleh
masyarakat, kemudian dilaksanakan ke dalam organisasi yang menciptakan budaya
organisasi dengan etos kerja tinggi. Etos kerja tinggi yang dilakukan secara tekun
dan berkesinambungan membuahkan hasil yang baik.
5
yang dikenal bermental samurai. Sikap seorang samurai adalah selalu berhati-hati,
memperhitungkan dahulu segala sesuatu dengan cermat, kemudian melakukaannya
dengan kesungguhan hati, dan pantang menyerah sebelum mencapai tujuannya.
Pemahaman kaizen bukan saja sebagai suatu sistem kerja yang telah
menjadi bagian dalam manajemen Jepang, tetapi sudah merupakan budaya kerja
yang mengakar bahkan telah menjadi falsafah hidup yang bersumber dari budaya
leluhur dan terbukti mampu mengantarkan masyarakatnya menjadi masyarakat
dengan peradaban modern yang berbasis nilai budaya luhur.
Jika negara China memegang lima prinsip dasar yang harus dihayati dalam
hidup, maka masyarakat Jepang mengenal lima konsep dasar kaizen dikenal dengan
5S, yaitu ; seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu (rawat), dan setsuke
(rajin). Konsep 5S merupakan konsep yang sederhana, namun memiliki kekuatan
dalam mendidik perilaku masyarakat. Konsep 5S ini merupakan suatu pendekatan
yang berorientasi pada pendekatan manusia untuk melakukan perbaikan secara
berkesinambungan dan membuat budaya organisasi menjadi lebih baik.
Negara Korea Selatan memiliki semangat atau etos kerja yang unik, yang
disebut hahn. Semangat kerja hahn mengungkapkan daya pskologis (psychic
force). Boye De Monte (16 Juni 2016 : 15.00), mengatakan bahwa "hahn
merupakan suatu energi yang menggerakkan hasrat berpendidikan, bekerja
6
dengan tekad tidak kenal menyerah (boldness), berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungan, memiliki disiplin tinggi." Meskipun mencurahkan dana dan
daya serta waktu, tetap mengorbankan diri untuk peningkatan mutu kehidupan dan
penghidupan keluarga dan negara. Masyarakat Korea Selatan masih memegang
teguh nilai-nilai dalam keluarga, seperti menjaga keharmonian, menjaga etika,
bersikap jujur, memegang janji dan menghargai waktu pihak ketiga. Semangat
kerja hahn disatukan dengan etika, kejujuran, dan nilai-nilai dalam keluarga
menjadi dasar dalam pembentukan budaya beroganisasi bangsa Korea.
7
masyarakat. Budaya organisasi yang telah terbentuk saat ini adalah atas hubungan
yang sangat terbatas antara kepentingan publik dengan kepentingan individu, dan
pada kenyataanya terlihat memiliki kecenderungan pada kepentingan individu.
Oleh karena itu keinginan untuk perubahan pada budaya organisasi mengalami
keterlambatan. Selain saratnya akan kepentingan individu, keterlambatan
keberhasilan ini juga disebabkan oleh perilaku pegawai yang belum siap menerima
perubahan, masih mementingkan diri sendiri, kurang bertanggung jawab, belum
bekerja secara optimal, enggan mengambil resiko dalam bekerja, dan sebagainya.
Abdul Hamid Tome (2012 : 133) mengatakan, "birokrasi sebagai sebuah
organisasi kualitas kerjanya rendah, biaya mahal dan boros, miskin informasi
dan lebih mementingkan diri sendiri."
8
belum berhasil mencapai sasaran yang di capai sesuai target kinerja karena masih
membudayanya perilaku pegawai yang menginginkan dan melakukan kebiasaan-
kebiasaan lama yang kurang baik.
Melihat kondisi kerja yang ada di Organisasi Perangkat Daerah tersebut, penulis
ingin memaparkan hasil yang diperoleh di lapangan, dengan
mengidentifikasi beberapa masalah dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Etika Pemerintahan.
2. Apa Yang dimaksud dengan Aparatur Sipil Negara.
3. Apa saja Faktor Etika yang menjadi penghambat semanagt kerja ASN di
pemerintahan Organisasi Perangkat Daerah Kecamatan Naringgul.
4. Bagaimana Etika Pemerintahan Organisasi Perangkat Daerah Kecamatan
Naringgul dapat meningkatkan semangat kerja ASN
1.3 Tujuan
9
1.4 Manfaat Makalah
1.4.2 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan menjadi tolak ukur kaitan Etika Pemerintahan
dengan semangat kerja Aparatur Sipil Negara di Organisasi Perangkat
Daerah Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku.
Arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorangan
atau hidup bermasyarakat.
b) Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral, yang dimaksud di
sini adalah kode etik
c) Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Makna
ini berkenaan dengan filsafat moral.
11
Etika merefleksikan mengapa seseorang harus mengikuti moralitas tertentu atau
bagaimana kita mengambil sikap yang bertanggung jawab ketika berhadapan
dengan berbagai moralitas. Oleh sebab itu dikatakan etika sebagai alat yang
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat supaya dapat membimbing segala
tingkah laku manusia dan terhindar dari tindakantindakan yang tidak baik serta
memiliki moral atau akhlak yang baik.
12
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN. Pegawai
ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik
dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan Pegawai ASN. Adapun tugas pemerintahan
dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang
meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan.
Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan
melalui pembangunan bangsa (cultural and political development) serta melalui
13
pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social development) yang
diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
adalah melakukan program pengembangan karir yang sistimatik, mengembangkan
kemampuan profesional pegawai adalah konsisten dengan kebijakan personal untuk
promosi pegawai yang berkualitas ke jabatan yang lebih tinggi.
Promosi adalah merupakan bukti prestasi. Promosi adalah proses kegiatan
pemindahan pegawai, dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi.
Promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih
tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Sehingga pada akhirnya promosi
juga diikuti oleh peningkatan pendapatan dan fasilitas pendukung lainnya.
Disiplin kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi,
karena dengan adanya disiplin kerja membuktikan adanya komitmen keseriusan
yang tinggi akan pekerjaan tanpa dipengaruhi oleh situasi apapun. Ketika seseorang
sudah mempunyai sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan maka hal tersebut
dapat dibuktikan dengan tingkat kedisiplinan pegawai itu sendiri. Keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai sesuatu tujuan selain sangat ditentukan oleh mutu
profesionalitas juga ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Bagi aparatur
pemerintahan disiplin tersebut mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan,
kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti
mengorbankan kepentingan pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan
masyarakat.
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
17
lainnya sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada suatu pelayanan
dalam organisasi pemerintahan.
18
Daftar Pustaka
Bertens, K, 2000. Etika. Seri Filsafat PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
19
Labolo Muhadam dkk, 2015. Dialektika Ilmu Pemerintahan.
Ghalia Indonesia. Bogor.
20