TESIS
OLEH KELOMPOK
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang penelitian
yang menjelaskan faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang diteliti.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masalah komunikasi dan pengambilan
3
keputusan terhadap konflik kerja di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.
Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkapkan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi Terhadap Konflik Kerja di Kantor
Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
2. Seberapa Besar Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap Konflik Kerja
di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
3. Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi dan Pengambilan Keputusan
Terhadap Konflik Kerja di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah, tujuannya yaitu :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap konflik
kerja di kantor camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengambilan keputusan
terhadap konflik kerja di kantor camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi dan pengambilan
keputusan terhadap konflik kerja di kantor camat Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti maupun pembaca.
2. Manfaat bagi instansi untuk memberikan masukan dan sebagai referensi
ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu di akademik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Hal yang senada diungkapkan oleh
Hafied Cangara, komunikasi berpangkal pada perkataan Latin communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication)
bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan
antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah
laku itu (Cangara, 2011:18-19)
2. Bentuk - Bentuk Komunikasi
Menurut Susanto (2010:6-12) menyatakan bahwa ada lima konteks
komunikasi, yaitu: komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication),
komunikasi antarpersonal (interpersonal communication), komunikasi kelompok
(group communication), komunikasi organisasi (organizational communication)
dan komunikasi massa (mass communication).
3. Hambatan – Hambatan dalam Komunikasi
Untuk melakukan komunikasi yang efektif bukanlah suatu hal yang mudah.
Dalam komunikasi banyak berbagai hambatan-hambatan yang dapat merusak
komunikasi. Menurut Effendy (2013:45-50) menyebutkan ada beberapa hal yang
dalam hal ini merupakan hambatan komunikasi yang harus dijadikan perhatian
penting bagi komunikator jika ingin komunikasinya sukses yaitu:
a) Gangguan
b) Kepentingan
c) Motivasi terpendam
d) Prasangka
e) Hambatan ekologis
4
5
d) Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhui Pengambilan Keputusan
Menurut Terry dalam Hasan (2019:16) Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Emosional, hal-hal yang berwujud dan tidak berwujud maupun rasional.
2) Tujuan Organisasi, setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan
sebagai bahan dalam pencapai tujuan dari organisasi.
3) Orientasi, keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada
diri pribadi tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan organisasi.
4) Alternatif Tandingan, jarang sekali ada satu pilihan yang betul-betul
memuasakan, karenanya harus dibuat alternatif tandingan.
5) Tindakan, pengambilan keputusan merupakan tindakan mental karnanya
harus diubah menjadi tindakan fisik.
6) Waktu, pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan
proses yang lebih lama.
7) Kepraktisan, dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil
keputusan yang praktis untuk memperoleh hasil yang optimal.
8) Kelembagaan, setiap keputusan yang diambil harus dilembagakan agar
dapat diketahui tingkat kebenarannya.
D. Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono (2014:66) mengemukakan bahwa kerangka berfikir
merupakan hubungan antar variabel yang disusun dari beberapa teori yang telah
dideskripsikan. Teori-teori yang dideskripsikan tersebut, selanjutnya di analisis
8
secara kritis dan sistematis. yang menjadi variabel dalam kerangka berfikir
peneliti ini adalah variabel (X1) Komunikasi (X2) Pengambilan Keputusan (Y)
Konflik Kerja yang dilakukan di Kantor Camat Percut Sei Tuan .
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Variabel (X1)
Komunikasi
1. Komunikasi intrapersonal
2. Komunikasi antarpersonal
3. Komunikasi kelompok
4. Komunikasi organisasi Variabel (Y)
5. Komunikasi massa Konflik Kerja
Susanto (2010:6-12)
1. Konflik Interprasional
2. Konflik Interpersonal
Variabel (X2) 3. Konflik Antar Individu
Pengambilan Keputusan 4. Konflik Antar Kelompok
1. Emosional 5. Konflik Antar Organisasi
2. Tujuan Organisasi Stoner dan Wankel dalam
3. Orientasi Hartatik (2019:292)
4. Alternatif Tandingan
5. Tindakan
6. Kepraktisan
7. Waktu
8. Pelembagaan
Terry dalam Hasan
(2019:16)
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2019:99), Hipotesis merupakan jawaban sementara
atas rumusan masalah penelitian yang perlu di buktikan.Dikarenakan jawaban
yang di berikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengamatan. Jadi, hipoteis
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum
jawaban yang empirik
Berdasarkan pendapat tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
9
A. Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kantor Camat Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang yang beralamat Jl. Besar Tembung No.22, Bandar
Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
20371.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2014:38).
10
11
3) Komunikasi kelompok
4) Komunikasi organisasi
5) Komunikasi massa
b. Variabel bebas (X2) meliputi :
1) Emosional
2) Tujuan Organisasi
3) Orientasi
4) Alternatif Tandingan
5) Tindakan
6) Waktu
7) Kepraktisan
8) Kelembagaan
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi atau yang
menjadi adanya variabel bebas. Variabel dependen dilambangkan dengan (Y)
dalam hal ini variabel dependen adalah konflik kerja.
Variabel terikat meliputi:
1) Konflik Intrapersonal
2) Konflik Interpersonal
3) Konflik Antarindividu dalam kelompok
4) Konflik Antarkelompok dalam organisasi yang sama
5) Konflik Antarorganisasi
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Item
1) Komunikasi 1. Self-talk (berbicara pada diri 1
intrapersonal sendiri)
2. Menggunakan teknik 2
visualisasi atau imajinasi
3. Refleksi diri atau 3
mengintrospeksi diri
2) Komunikasi 4
Variabel (X1) 1. Menggunkaan bahasa tubuh
antarpersonal
Komunikasi dalam memberikan banyak
informasi tentang perasaan
dan niat seseorang
Susanto 2. Menggunkaan kata – kata atau
5
(2010:6-12) kalimat yang positif
3. Memberikan respons
6
3) Komunikasi 1. Partisipasi anggota kelompok 7
kelompok 2. Efektif menggunakan
komunikasi kelompok 8
3. Keterbukaan anggota
kelompok dalam 9
12
berkomunikasi
6
Konflik Kerja 3) Konflik 1. Mengubah sikap dan tingkah 7
(Y) Antarindividu laku sesuai norma sosial .
2. Tercapainya sebuah
Stoner dan produkvitas kerja 8
Wankel
dalam 4) Konflik 1. Adanya tujuan yang berbeda . 9
Hartatik Antarkelompok 2. Terjadinya masalah antar dua
(2019:292- individu 10
295) 3. Adanya kesalah pahaman
antara pegawai 11
4. Melakukan hal yang fositif
dalam suatu tindakan 12
5) Konflik 1. Adanya perbedaan pendapat 13
Antarorganisasi yang tidak sama antara satu
pegawai dengan pegawai lain
2. Kurangnya sosialisasi antar
sesama pegawai 14
3. Adanya bentuk pengawasan
dari pihak lain . 15
E. Jenis dan Sumber Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mendapatkan data dan informasi yang objektif, akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan dengan melalui beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Sumber Data Primer
Menurut Sugiyono (2014:) mengemukakan bawa Data primer merupakan
data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama yaitu
dengan cara sebagai berikut :
14
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Skala Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber Data : Sugiyono (2014:107)
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2014:156) mengemukakan bahwa data sekunder
merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi merupakan meninjau keadaan di lokasi yang akan di teliti.
b. Wawancara merupakan komunikasi secara langsung kepada responden.
c. Studi kepustakaan merupakan data yang diperoleh melalui buku-buku,
jurnal-jurnal maupun media lainnya.
d. Studi dokumentasi merupakan data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen penting yang terdapat di lokasi penelitian.
𝒓 𝒏 ∑ 𝑿𝒀 (∑ 𝑿) (∑ 𝒀)
𝒙𝒚=
𝟐 𝟐
√{𝒏 ∑ 𝑿 − (∑ 𝑿) }{𝑵 ∑ 𝒀𝟐 −(∑ 𝒀) }
𝟐
Dengan keterangan :
rᵪᵧ = Koefisien korelasi
n = Banyaknya populasi
X = Variabel independen
Y = Variabel dependen
Adapun yang menjadi pedoman dalam menentukan sebarapa besar tingkat
pengaruh dalam koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.3
“Interprestasi koefisien korelasi”
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
16
17
18
𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 (∑𝑋 2)−(∑ 𝑋)2 ) } {𝑛.(∑𝑌 2)−(∑ 𝑌)2 )}
(35)(144124)−(2285)(2206)
𝑟𝑥𝑦 =
√((35)(149333)−(2285)2 ) ((35)(139852)−(2206)2 )}
(5044340)−(5040710)
𝑟𝑥𝑦 =
√((5226655)−(5221225) ) ((4894820)−(4866436)}
𝑟𝑥𝑦 = 0,292
Berdasarkan tabel 3.3 hasil koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan Y di
atas dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara variabel bebas (X1) dan variabel
terikat (Y) berada pada tingkat kategori rendah. Ini terbukti bahwa hasil perhitungan
korelasi product moment berada di antara 0,20 – 0,399 yaitu 0,29 artinya pengaruh
Tabel 4.4
No X Y X2 Y2 XY
1 60 61 3600 3721 3660
2 65 51 4225 2601 3315
3 70 72 4900 5184 5040
4 65 70 4225 4900 4550
5 65 72 4225 5184 4680
6 70 65 4900 4225 4550
7 75 73 5625 5329 5475
8 65 62 4225 3844 4030
9 70 64 4900 4096 4480
10 65 64 4225 4096 4160
11 65 60 4225 3600 3900
12 65 70 4225 4900 4550
13 65 65 4225 4225 4225
14 60 58 3600 3364 3480
15 60 60 3600 3600 3600
16 60 63 3600 3969 3780
17 60 59 3600 3481 3540
18 65 59 4225 3481 3835
19 65 64 4225 4096 4160
20 65 71 4225 5041 4615
21 65 59 4225 3481 3835
22 65 61 4225 3721 3965
23 65 60 4225 3600 3900
24 67 63 4489 3969 4221
25 65 58 4225 3364 3770
26 60 64 3600 4096 3840
27 60 56 3600 3136 3360
28 60 62 3600 3844 3720
29 70 58 4900 3364 4060
30 70 63 4900 3969 4410
31 60 61 3600 3721 3660
32 65 64 4225 4096 4160
33 65 64 4225 4096 4160
34 65 67 4225 4489 4355
35 65 63 4225 3969 4095
Jlh 2267 2206 147289 139852 143136
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui hubungan Pengambilan
Keputusan terhadap Konflik kerja dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut :
20
𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ) (∑ 𝑌 )
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 (∑𝑋 2)−(∑ 𝑋 )2 ) } {𝑛.(∑𝑌 2)−(∑ 𝑌 )2 )}
(35)(143136)−(2267)(2206)
𝑟𝑥𝑦 =
√((35)(147289)−(2267)2 ) ((35)(139852)−(2206)2 )}
(5009760)−(5001002)
𝑟𝑥𝑦 =
√((5155115)−(5139289) ) ((4894820)−(4866436)}
𝑟𝑥𝑦 = 0,413
Berdasarkan tabel 3.3 hasil koefisien dan korelasi antara variabel X2 dan Y di atas
dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara variabel bebas (X2) dan variabel terikat
(Y) berada pada tingkat kategori sedang. Ini terbukti bahwa hasil perhitungan korelasi
product moment berada di antara 0,40 – 0,599 yaitu 0,413 artinya pengaruh
“SEDANG”
Tabel 4.5
No X Y X2 Y2 XY
1 125 61 15625 3721 7625
2 130 51 16900 2601 6630
3 140 72 19600 5184 10080
4 130 70 16900 4900 9100
5 130 72 16900 5184 9360
6 140 65 19600 4225 9100
7 140 73 19600 5329 10220
8 130 62 16900 3844 8060
9 140 64 19600 4096 8960
10 130 64 16900 4096 8320
11 130 60 16900 3600 7800
12 130 70 16900 4900 9100
13 135 65 18225 4225 8775
14 125 58 15625 3364 7250
15 125 60 15625 3600 7500
16 120 63 14400 3969 7560
17 120 59 14400 3481 7080
18 130 59 16900 3481 7670
19 130 64 16900 4096 8320
21
𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ) (∑ 𝑌 )
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 (∑𝑋 2)−(∑ 𝑋 )2 ) } {𝑛.(∑𝑌 2)−(∑ 𝑌 )2 )}
(35)(287260)−(4552)(2206)
𝑟𝑥𝑦 =
√((35)(592910)−(4552)2 ) ((35)(139852)−(2206)2 )}
(10054100)−(10041712)
𝑟𝑥𝑦 =
√((20751850)−(20720704) ) ((4894820)−(4866436)}
𝑟𝑥𝑦 = 0,416
Berdasarkan tabel 3.3 hasil koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan X2 terhadap
Y di atas dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara variabel bebas (X1) dan (X2)
terhadap variabel terikat (Y) berada pada tingkat kategori sedang. Ini terbukti bahwa
hasil perhitungan korelasi product moment berada di antara 0,40 – 0,599 yaitu 0,416
A. Kesimpulan
Secara umum, baik komunikasi yang baik maupun pengambilan keputusan
yang tepat dapat mempengaruhi secara positif hubungan antar individu di
lingkungan kerja dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik.
Komunikasi yang baik dapat membantu membangun kepercayaan dan
mengurangi ketidakpastian di antara anggota tim, serta memfasilitasi pertukaran
informasi yang efektif. Sementara itu, pengambilan keputusan yang tepat dan
transparan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang kebijakan dan
tujuan organisasi, mengurangi ambiguitas dan meningkatkan kepercayaan.
Namun, konflik kerja bisa terjadi karena berbagai faktor yang kompleks dan
bervariasi, tergantung pada konteks dan karakteristik individu yang terlibat. Oleh
karena itu, untuk memahami secara mendalam pengaruh komunikasi dan
pengambilan keputusan terhadap konflik kerja di kantor camat, perlu dilakukan
studi khusus dan analisis yang lebih rinci.
B. Saran
Konflik kerja di kantor camat dapat diatasi dengan baik dengan
memperhatikan pengaruh komunikasi dan pengambilan keputusan yang tepat.
Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu mengatasi konflik kerja di
kantor camat:
1. Perbaiki komunikasi di antara staf: Komunikasi yang buruk sering menjadi
penyebab utama konflik di tempat kerja. Oleh karena itu, penting untuk
memastikan bahwa komunikasi di antara staf kantor camat adalah efektif
dan terbuka. Dapat ditingkatkan melalui pelatihan komunikasi dan
memastikan bahwa saluran komunikasi antar staf terbuka, jelas, dan teratur.
2. Pastikan semua pihak terlibat dalam pengambilan keputusan: Ketika
keputusan dibuat oleh satu atau dua orang, hal ini dapat menyebabkan rasa
tidak puas dan ketidakpuasan di antara staf lainnya. Oleh karena itu,
pastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam masalah yang dibahas
dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Ini dapat membantu memastikan
bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semua pihak dan
dapat mengurangi kemungkinan konflik.
3. Jadikan keterbukaan sebagai prioritas: Keterbukaan dapat membantu
mencegah konflik di tempat kerja. Pastikan bahwa aturan dan prosedur yang
diikuti di kantor camat mudah dipahami dan jelas bagi semua staf. Juga,
pastikan bahwa semua orang diberi kesempatan untuk mengemukakan
22
23
Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Cet. III.
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
24