Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN TERHADAP KONFLIK KERJA DI KANTOR


CAMAT PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

OLEH KELOMPOK

1. Budiman Nasution NPM. 202121081


2. Jhonny Ramses simanjuntak NPM. 202121091
3. Dedi Irawan NPM. 202121092
4. Khairil Anwar NPM. 202121012

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 4
A. Konsep Komunikasi ............................................................................ 4
1. Pengertian Komunikasi ................................................................. 4
2. Bentuk – Bentuk Komunikasi ....................................................... 4
3. Hambatan – Hambatan Komunikasi ............................................. 4
B. Konsep Pengambilan Keputusan ......................................................... 4
1. Pengertian Pengambilan Keputusan .............................................. 4
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan ................................. 5
3. Unsur – Unsur Pengambilan Keputusan ....................................... 5
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan .... 6
C. Konsep Konflik Kerja ......................................................................... 6
1. Pengertian Konflik Kerja .............................................................. 6
2. Jenis – Jenis Konflik Kerja ........................................................... 6
3. Penyebab Konflik Kerja ................................................................ 7
D. Kerangka Berfikir ................................................................................ 7
E. Hipotesis .............................................................................................. 8
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 10
A. Objek Penelitian .................................................................................. 10
B. Metode Penelitian ................................................................................ 10
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 10
1. Populasi ......................................................................................... 10
2. Sampel ........................................................................................... 10
D. Defenisi Operasional Variabel ............................................................ 10
1. Variabel Bebas .............................................................................. 10
2. Variabel Terikat ............................................................................ 11
E. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 13
1. Data Primer ................................................................................... 13
2. Data Sekunder ............................................................................... 14
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 14
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 17
A. Hasil dan Pembahasan ......................................................................... 17
1. Karakteristik Responden ............................................................... 17
2. Hasil Uji Variabel X Terhadap Y .................................................. 17
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 22
A. Kesimpulan ......................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kecamatan adalah wilayah atau daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh
camat, camat adalah seorang pemimpin di sebuah kantor camat, yang sangat
berperan penting serta menangung jawab hal apapun termasuk sebuah konflik dan
setiap aktivitas yang dilakukan oleh pegawai di suatu kantor tersebut. Menurut
Umam (2012) dalam Hamali (2018:235) Konflik adalah suatu gejala ketika
pegawai atau suatu kelompok orang menunjukan sikap atau perilaku seperti
‘Bermusuhan’ terhadap suatu kelompok yang lain. Camat mempunyai hak,
wewenang dan tangung jawab yang biasanya diambil atau di musyawarahkan
ketika suatu hal yang akan dijalankan tidak sesuai prosedur kerja pegawai dimana
terkadang pegawai mempunyai tugas dan tangung jawab yang harus dijalankan
sesuai peraturan di kantor tersebut.
Pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintah mempunyai bentuk rasa
Prepesionalitas dalam menjalankan setiap pekerjaan yang di berikan atasan, di
dalam pekerjaan tersebut sering terjadi bentuk rasa salah paham yang sering
dijadikan konflik, dengan sering terjadinya salah paham maka argumen-argumen
kecil sering muncul di mana setiap argumen tersebut di jadikan pemicu rasa ego,
rasa tidak bertangung jawab atas tangung jawabnya sebagai pekerja yang harus
mempunyai sifat etos kerja tersebut tidak terlaksana dengan baik. Konflik bisa
saja mempengaruhi satu individu atau suatu kempok lainnya. Konflik kerja
merupakan suatu gejala terhadap individu atau kelompok lainnya, sehingga
mempengaruhi kinerja dari salah satu atau semua pihak yang terlibat (Umam,
2012:323), Konflik ini di latarbelakangi adanya ketidakcocokan atau perbedan
dalam sebuah nilai, tujuan, status, dan budaya konflik disebuah kantor biasanya
terjadi konflik antar organisasi dimana konflik tersebut bertentangan atau adanya
ketidaksesuaikan antara dua orang atau dua pihak sehingga hubungan dalam suatu
kinerja bersama tidak terlaksana dengan baik.
Konflik kerja dapat terjadi di setiap organisasi, termasuk di kantor camat.
Konflik tersebut dapat berdampak negatif terhadap kinerja dan produktivitas
pegawai serta menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya konflik kerja adalah
kurangnya komunikasi yang baik antara pegawai atau antara pegawai dengan
atasan. Komunikasi yang kurang efektif dapat menyebabkan salah pengertian atau
ketidaksepakatan dalam mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan yang kurang tepat atau lambat dapat
memperburuk situasi konflik. Hal ini dapat terjadi jika atasan tidak memahami
atau mengabaikan masalah yang timbul, atau jika atasan tidak memiliki
kewenangan atau keahlian yang cukup dalam mengambil keputusan.

1
2

Pengambilan keputusan di lakukan oleh seorang pemimpin dalam bentuk


sebuah kebijakan-kebijakan yang di buat untuk menangani masalah. dengan ini
masalah yang sering muncul adalah masalah dalam meminimaisir penanganan
sampah di kalangan masyarakat di kecamtan percut sei tuan kabupaten deli
serdang. Dalam menaggapi masalah tersebut, seorang pimpinan mengambil
keputusan yang bersifat kulturistik, di mana sifat kulturistik ini adalah
pengambilan keputusan ini akan mempengaruhi masalah yang akan datang yang
akan berlangsung cukup lama.
Ketika masalah terjadi maka pimpinan berhak untuk mengambil suatu
tindakan ketika masalah tersebut sudah mencapai titik terendah, maka pimpinan
bisa saja mengambil suatu keputusan. Masalah di suatu kantor camat tidak saja,
hanya berlaku kepada hubungan pegawai dan atasan. Pimpinan juga bisa
melakukan kesalahan, ketika kesalahan tersebut terjadi bawahan juga bisa
mengambil suatu keputusan dengan cara bermusyawarah, keputusan berguna
untuk mencapai tujuan bersama ini merupakan konsep yang berkaitan dengan
masa depan untuk tujuan yang akan datang, pimpinan mempunyai peran penting
disetiap masalah yang ada.
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik, maka pengambilan
keputusan dilakukan akan menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa
merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti ini lahirnya keputusan
sebelumnya telah terwakili oleh keadaan yang saling bertentangan antara satu
pihak dengan pihak lainnya. Untuk menyelesaikan masalah biasanya dilakukan
pendekatan secara individu membuat kata kata teori, permainan yang dimana
disetiap kantor terdapat suatu bentuk kebijakan yang harus terealisasikan dengan
baik.
Kondisi pengambilan keputusan dalam kondisi konflik dan banyak
literatur dan banyak persamaan dengan kondisi keputusan yang berisiko. Hal ini
seperti yang di kemukakan oleh Kamaluddin, yaitu “Pengambilan keputusan
kadang kala dihadapkan pada masalah dengan situasi atau kondisi masa depan
tidak pasti, tetapi pimpinan bisa membut perkiraan perkiraan (probalitas)
kemungkinan terjadinya kondisi tersebut. Kemungkinan terjadinya suatu konflik
tersebut dapat diperoleh karena seringnya suatu peristiwa tersebut terjadi atau bisa
jadi pengambilan keputusan dalam keadaan beresiko”.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi dan Pengambilan Keputusan
Terhadap Konflik Kerja Di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang penelitian
yang menjelaskan faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang diteliti.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masalah komunikasi dan pengambilan
3

keputusan terhadap konflik kerja di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.
Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkapkan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi Terhadap Konflik Kerja di Kantor
Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
2. Seberapa Besar Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap Konflik Kerja
di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
3. Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi dan Pengambilan Keputusan
Terhadap Konflik Kerja di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah, tujuannya yaitu :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap konflik
kerja di kantor camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengambilan keputusan
terhadap konflik kerja di kantor camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi dan pengambilan
keputusan terhadap konflik kerja di kantor camat Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti maupun pembaca.
2. Manfaat bagi instansi untuk memberikan masukan dan sebagai referensi
ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu di akademik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Hal yang senada diungkapkan oleh
Hafied Cangara, komunikasi berpangkal pada perkataan Latin communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication)
bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan
antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah
laku itu (Cangara, 2011:18-19)
2. Bentuk - Bentuk Komunikasi
Menurut Susanto (2010:6-12) menyatakan bahwa ada lima konteks
komunikasi, yaitu: komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication),
komunikasi antarpersonal (interpersonal communication), komunikasi kelompok
(group communication), komunikasi organisasi (organizational communication)
dan komunikasi massa (mass communication).
3. Hambatan – Hambatan dalam Komunikasi
Untuk melakukan komunikasi yang efektif bukanlah suatu hal yang mudah.
Dalam komunikasi banyak berbagai hambatan-hambatan yang dapat merusak
komunikasi. Menurut Effendy (2013:45-50) menyebutkan ada beberapa hal yang
dalam hal ini merupakan hambatan komunikasi yang harus dijadikan perhatian
penting bagi komunikator jika ingin komunikasinya sukses yaitu:
a) Gangguan
b) Kepentingan
c) Motivasi terpendam
d) Prasangka
e) Hambatan ekologis

B. Konsep Pengambilan Keputusann


1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Menurut Davis dalam Hasan (2019:09) Pengambilan Keputusan adalah hasil
pemecahan yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban
yang pasti terhadap suatu pernyataan. Keputusan harus dapat menjawab
pernyataan tentang apa yang dibicaralan dalam hubungannya dengan perencanaan.

4
5

Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat


menyimpang dari rencana semula.
Menurut Dermawan (2020:02) Pengambilan Keputusan adalah ilmu dan
seni yang harus dicari, dipelajari dimiliki dan dikembangkan secara mendalam
oleh setiap orang. Bila manusia gagal menguasai bidang tersebut, maka munculah
beragam masalah-masalah yang muncul dalam pencapaian tujuan dapat
dihubungkan dengan ketidak mampuan kita dalam melakukan proses
pengambilan keputusan dilakukan. Bila penguasaan kita atas ilmu seni
pengambilan keputusan rendah, maka peluang kita untuk selalu menghadapi
masalah juga besar. Hal penguasaan ilmu dan seni ini berlaku bagi individu
maupun bagi organisasi. Sebuah tindakan selalu dan pasti selalu, akan didahului
oleh pengambilan keputusan, dimulai oleh pemilihan satu alternatif solusi.
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut :
a) Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sabar dan terarah
baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional
maupun secara organisasional.
b) Sesuatu yang bersifat kulturistik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama.
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai
berikut:
a) Tujuan yang bersifat tunggal.
Tujuan Pengambilan Keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya
bahwa sekali diputuskan ,tidak ada kaitannya dengan masalah lain .
b) Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang di ambil itu sekaligus memecahkan
dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak
kontradiktif.
3. Unsur - Unsur Pengambilan Keputusan
Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui
unsur-unsur / komponen–komponen dari pengambilan keputusan itu adalah
sebagai brikut :
a) Tujuan dari pengambilan keputusan.
b) Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.
c) Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumya / diluar jangkauan manusia.
6

d) Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhui Pengambilan Keputusan
Menurut Terry dalam Hasan (2019:16) Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Emosional, hal-hal yang berwujud dan tidak berwujud maupun rasional.
2) Tujuan Organisasi, setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan
sebagai bahan dalam pencapai tujuan dari organisasi.
3) Orientasi, keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada
diri pribadi tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan organisasi.
4) Alternatif Tandingan, jarang sekali ada satu pilihan yang betul-betul
memuasakan, karenanya harus dibuat alternatif tandingan.
5) Tindakan, pengambilan keputusan merupakan tindakan mental karnanya
harus diubah menjadi tindakan fisik.
6) Waktu, pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan
proses yang lebih lama.
7) Kepraktisan, dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil
keputusan yang praktis untuk memperoleh hasil yang optimal.
8) Kelembagaan, setiap keputusan yang diambil harus dilembagakan agar
dapat diketahui tingkat kebenarannya.

C. Konsep Konflik Kerja


1. Pengertian Konflik Kerja
Menurut Umam (2012:323) menyatakan bahwa konflik adalah suatu gejala
ketika individu atau kelompok menunjukan sikap atau perilaku terhadap individu
atau kelompok lain, sehingga memengaruhi kinerja dari salah satu atau semua
pihak yang terlibat. Konflik di latarbelakangi adanya kecocokan atau perbedaan
dalam hal, nilai, tujuan, stataus dan budaya. Konflik organisasi adalah situasi
terjadinya pertentangan atau ketidaksesuian antara dua orang atau dua pihak
sehingga hubungan terganggu.
2. Jenis-Jenis Konflik Kerja
Menurut Stoner dan Wankel dalam Hartatik (2019:292-295) jenis-jenis
konflik kerja adalah sebagai berikut :
a) Konflik Intrapersonal. Konflik Intrapersonal adalah konflik seseorang
dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama
seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi
sekaligus, bagaimana diketahui bahwa diri seseorang.
b) Konflik Interpersonal. Konflik Interpersonal adalah pertentangan antara
seseorang dengan orang lain, karena perbedaan kepentingan atau
keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status,
jabatan, bidang kerja, dan lain-lain.
7

c) Konflik Antar individu Dalam Kelompok. Hal ini sering berhubungan


dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas dalam sebuah kelompok kerja.
d) Konflik Antar kelompok Dalam Organisasi Yang Sama. Konflik ini
merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi. Konflik
antarlini dan staff, pekerja dan manajemen merupakan dua macam
bidang konflik antarkelompok.
e) Konflik Antar organisasi. Sebagai contoh, konflik di bidanaga ekonomi
antara Amerika Serikat dan negara-negara lain, dan konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan. Berdasarkan pengalaman, konflik ternyata
dapat menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru,
teknologi baru, servis baru, harga lebih rendah, dan pemanfaatan sumber
daya secara lebih efesien.
3. Penyebab Konflik Kerja
Menurut Ivanko (2012:181) menyatakan bahwa penyebab–penyebab konflik
dikelompokan menjadi dua yaitu:
a) Faktor –faktor Struktual (Structural Factors), terdiri dari:
1) Hubungan wewenangan, yaitu hubungan antara pimpinan dengan
pegawai bawahannya.
2) Sumber daya umum, yaitu pembagian tugas-tugas yang sama.
3) Perbedaan Tujuan, yaitu satu orang ingin meningkatkan produksi dan
yang lainnya ingin meningkatkan komunikasi.
4) Antara ketergantungan, yaitu sebuah organisasi sebagai suatu
keseluruhan yang tidak dapat beroprasi tanpa dapartemen.
5) Ambiguitas yurisdiksi, yaitu kepada siapa seseorang dapat berdisiplin.
6) Spesialisasikan, yaitu keahlian–keahlian di lapangan
7) Inkonsistensi Status.
8) Kebutuhan tanah, air dan makanan.
b) Faktor –faktor Personal (Personal Factors) terdiri dari:
1) Hambatan –hambatan komunikasi
2) Gaya manajemen konflik
3) Perbedaan budaya
4) Emosi
5) Prepsepsi
6) Kepribadian
7) Keahlian dan kemampuan
8) Nilai dan etika.

D. Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono (2014:66) mengemukakan bahwa kerangka berfikir
merupakan hubungan antar variabel yang disusun dari beberapa teori yang telah
dideskripsikan. Teori-teori yang dideskripsikan tersebut, selanjutnya di analisis
8

secara kritis dan sistematis. yang menjadi variabel dalam kerangka berfikir
peneliti ini adalah variabel (X1) Komunikasi (X2) Pengambilan Keputusan (Y)
Konflik Kerja yang dilakukan di Kantor Camat Percut Sei Tuan .
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Variabel (X1)
Komunikasi
1. Komunikasi intrapersonal
2. Komunikasi antarpersonal
3. Komunikasi kelompok
4. Komunikasi organisasi Variabel (Y)
5. Komunikasi massa Konflik Kerja
Susanto (2010:6-12)

1. Konflik Interprasional
2. Konflik Interpersonal
Variabel (X2) 3. Konflik Antar Individu
Pengambilan Keputusan 4. Konflik Antar Kelompok
1. Emosional 5. Konflik Antar Organisasi
2. Tujuan Organisasi Stoner dan Wankel dalam
3. Orientasi Hartatik (2019:292)
4. Alternatif Tandingan
5. Tindakan
6. Kepraktisan
7. Waktu
8. Pelembagaan
Terry dalam Hasan
(2019:16)

Sumber : Kerangka Pemikiran, 2023

D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2019:99), Hipotesis merupakan jawaban sementara
atas rumusan masalah penelitian yang perlu di buktikan.Dikarenakan jawaban
yang di berikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengamatan. Jadi, hipoteis
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum
jawaban yang empirik
Berdasarkan pendapat tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
9

a) Komunikasi berpengaruh besar terhadap konflik kerja di Kantor Camat


Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
b) Pengambilan keputusan berpengaruh besar terhadap konflik kerja di
Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
c) Komunikasi dan pengambilan keputusan berpengaruh besar terhadap
konflik kerja di Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kantor Camat Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang yang beralamat Jl. Besar Tembung No.22, Bandar
Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
20371.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2014:38).

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014: 90), mengemukakan bahwa Populasi merupakan
objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di
tetapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pegawai Kantor Camat
Percut Sei Tuan yang berjumlah 35 pegawai di Kabupaten Deli Serdang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014: 91), mengemukakan bahwa Sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi
besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Maka,
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representif (mewakili).
Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor Camat Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 35 Pegawai.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur dan batasan dari beberapa kata istilah-istilah yang dipakai dalam
penelitian. Defenisi operasional variabel sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
indenpenden dilambangkan dengan (X), dalam hal ini variabel independen ada
dua adalah Komunikasi (X1) dan Pengambilan Keputusan (X2).
a. Variabel bebas (X1) meliputi :
1) Komunikasi intrapersonal
2) Komunikasi antarpersonal

10
11

3) Komunikasi kelompok
4) Komunikasi organisasi
5) Komunikasi massa
b. Variabel bebas (X2) meliputi :
1) Emosional
2) Tujuan Organisasi
3) Orientasi
4) Alternatif Tandingan
5) Tindakan
6) Waktu
7) Kepraktisan
8) Kelembagaan
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi atau yang
menjadi adanya variabel bebas. Variabel dependen dilambangkan dengan (Y)
dalam hal ini variabel dependen adalah konflik kerja.
Variabel terikat meliputi:
1) Konflik Intrapersonal
2) Konflik Interpersonal
3) Konflik Antarindividu dalam kelompok
4) Konflik Antarkelompok dalam organisasi yang sama
5) Konflik Antarorganisasi
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Item
1) Komunikasi 1. Self-talk (berbicara pada diri 1
intrapersonal sendiri)
2. Menggunakan teknik 2
visualisasi atau imajinasi
3. Refleksi diri atau 3
mengintrospeksi diri
2) Komunikasi 4
Variabel (X1) 1. Menggunkaan bahasa tubuh
antarpersonal
Komunikasi dalam memberikan banyak
informasi tentang perasaan
dan niat seseorang
Susanto 2. Menggunkaan kata – kata atau
5
(2010:6-12) kalimat yang positif
3. Memberikan respons
6
3) Komunikasi 1. Partisipasi anggota kelompok 7
kelompok 2. Efektif menggunakan
komunikasi kelompok 8
3. Keterbukaan anggota
kelompok dalam 9
12

berkomunikasi

4) Komunikasi 1. Memiliki budaya terbuka 10


organisasi dalam komunikasi saat rapat
2. Kunci sukses komunikasi
organisasi adalah kejelasan 11
dan kesederhanaan pesan
3. Menggunkaan teknologi untuk
berkomunikasi dalam
organisasi 12
5) Komunikasi 1. Membutuhkan jumlah 13
massa pembaca, pendengar atau
penonton
2. Isu dan topik yang dibahas 14
secara konsisten
3. Menggunakan social media 15
dalam komunikasi massa
1) Emosional 1. Menahan rasa ego ketika 1
terjadinya masalah.
2. Keterbukaan ketika adanya 2
masalah
2) Tujuan 1) Mencapai sebuah tujuan 3
Organisasi dalam suatu kegitan .
2) Pencapaian tujuan harus 4
terlaksana dengan baik.
Pengambilan
3) Orientasi 1. Keputusan Pimpinan harus 5
Keputusan
diterima dengan baik.
(X)
2. Tidak melibatkan kemauan
diri sendiri. 6
4) Alternatif 1. Keputusan yang diambil harus 7
Terry dalam
Tandingan bersifat akurat.
Hasan
2. Setiap, pengambilan 8
(2019:16)
keputusan harus di
musyawarahkan terlebih
dahulu
5) Tindakan 1. Pengambilan dilakukan 9
dengan mental yang baik.
2. Pengambilan keputusan 10
dilakukan dengan fisik yang
baik.
6) Kepraktisan 1. Melakukan tindakan yang 11
mempermudah.proses
pengambilan keputusan.
2. Memerlukan waktu yang 12
sangat singkat
7) Waktu 1. Memerlukan waktu dalam 13
jangka lama untuk pencapaian
tujuan .
13

2. Dilakukan dengan tepat waktu. 14


8) Pelembagaan 1. Proses nilai dan tujuan 15
dalam,kehidupan
bermasyarakat
1) Konflik 1. Masalah yang terjadi pad diri 1
Interprasional sendiri.
2. Adanya unsure negative dan 2
fositif dalam suatu masalah.
3. Dihadapkan pada dua p1ilihan
yang berbeda menarik. 3
2) Konflik 1. Adanya perbedaan tujuan dan 4
Interpersonal prilaku dalam suatu masalah
2. Adanya peran orang lain dalam
melakukan suatu kegitan 5
3. Adanya perbedaan pendapat

6
Konflik Kerja 3) Konflik 1. Mengubah sikap dan tingkah 7
(Y) Antarindividu laku sesuai norma sosial .
2. Tercapainya sebuah
Stoner dan produkvitas kerja 8
Wankel
dalam 4) Konflik 1. Adanya tujuan yang berbeda . 9
Hartatik Antarkelompok 2. Terjadinya masalah antar dua
(2019:292- individu 10
295) 3. Adanya kesalah pahaman
antara pegawai 11
4. Melakukan hal yang fositif
dalam suatu tindakan 12
5) Konflik 1. Adanya perbedaan pendapat 13
Antarorganisasi yang tidak sama antara satu
pegawai dengan pegawai lain
2. Kurangnya sosialisasi antar
sesama pegawai 14
3. Adanya bentuk pengawasan
dari pihak lain . 15
E. Jenis dan Sumber Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mendapatkan data dan informasi yang objektif, akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan dengan melalui beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Sumber Data Primer
Menurut Sugiyono (2014:) mengemukakan bawa Data primer merupakan
data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama yaitu
dengan cara sebagai berikut :
14

Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Skala Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber Data : Sugiyono (2014:107)
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2014:156) mengemukakan bahwa data sekunder
merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi merupakan meninjau keadaan di lokasi yang akan di teliti.
b. Wawancara merupakan komunikasi secara langsung kepada responden.
c. Studi kepustakaan merupakan data yang diperoleh melalui buku-buku,
jurnal-jurnal maupun media lainnya.
d. Studi dokumentasi merupakan data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen penting yang terdapat di lokasi penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh data-data yang
diperlukan, maka dilakukan melalui teknik :
1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan survei langsung ke
Kantor Camat Medan Kota sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian
dilapangan adalah untuk memperoleh data akurat. Adapun data yang
diperoleh dengan cara penelitian meliputi :
a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini
peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian dan melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, kemudian dari
pengamatan tersebut melakukan pencatatan data-data yang diperoleh
yang berkaitan dengan aktivitas penelitian.
b. Wawancara (Interview), metode wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi.
15

c. Angket (Quisioner), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan menyebarkan sejumlah daftar yang dilengkapi alternative
jawaban ke pihak terkait.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder untuk mendukung data primer. Penulis
menggunakan cara untuk memperoleh data sekunder sebagai berikut :
a. Studi keperpustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data,
informasi dan keterangan melalui buku-buku bacaan, buku paket, dan
hasil penelitian berupa skripsi dan tesis yang sifatnya teoritis yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang penelitian yang dirumuskan.
b. Studi Lapangan (Field Research), suatu aktivitas penelitian untuk
mencari data-data yang lengkap dan akurat yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Penelitian lapangan yang dilakukan adalah
dengan memperhatikan berbagai gejala di lapangan dengan melakukan
pencatatan-pencatatan terhadap penemuan gejala yang berhubungan
dengan permasalahan yang dirumuskan.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data adalah kegiatan setelah data
terkumpul seluruhnya. Kegiatan dalam analisis data ini adalah mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
1. Analisis Korelasi Product Moment
Analisis data ini menggunakan analisis korelasi product moment dengan
menggunakan rumus Sugiyono (2014: 212) yaitu sebagai berikut :

𝒓 𝒏 ∑ 𝑿𝒀 (∑ 𝑿) (∑ 𝒀)
𝒙𝒚=
𝟐 𝟐
√{𝒏 ∑ 𝑿 − (∑ 𝑿) }{𝑵 ∑ 𝒀𝟐 −(∑ 𝒀) }
𝟐

Dengan keterangan :
rᵪᵧ = Koefisien korelasi
n = Banyaknya populasi
X = Variabel independen
Y = Variabel dependen
Adapun yang menjadi pedoman dalam menentukan sebarapa besar tingkat
pengaruh dalam koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.3
“Interprestasi koefisien korelasi”
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
16

0,40 – 0,599 Sedang


0,60 – 0,799 Kuat
0,80 -1,000 Sangat kuat
Sumber Data : Sugiyono (2019:214)
2. Uji Signifikan Persial (Uji t)
Uji signifikan persial atau Uji t digunakan untuk menguji hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat. Uji t ini menggunakan Rumus sebagai
berikut :
t= r √n – 2
√1 - r²
Keterangan :
t = Harga yang di hitung
r = Koefisien korelasi
n = banyak populasi
Uji signifikan korelasi product moment ini menggunakan tarap kesalahan
5%. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak.
2. Bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ha diterima, Ho di terima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan


Hasil analisis penelitian menyangkut tentang karakteristik responden, tanggapan
responden terhadap variabel bebas (X1) Komunikasi, (X2) Pengambilan Keputusan dan
variabel terikat (Y) Konflik Kerja pada Kantor Camat Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang, berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada responden masing-masing 15
(lima belas) item pernyataan untuk variabel bebas dan 15 (lima belas) item pernyataan
untuk variabel terikat dengan jumlah responden 35 orang di peroleh hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 Laki – Laki 18 51
2 Perempuan 17 49
Jumlah 35 100
Sumber : Data Olahan, 2023
b. Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2
No Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 SMA 10 29
2 D3 2 6
3 S1 18 51
4 S2 5 14
Jumlah 35 100
2. Hasil Uji Variabel X terhadap Y
a. Uji Korelasi Product Moment Varibel (X1) Komunikasi terhadap
Variabel (Y) Konflik Kerja
Tabel 4.3
No X Y X2 Y2 XY
1 65 61 4225 3721 3965
2 65 51 4225 2601 3315
3 70 72 4900 5184 5040
4 65 70 4225 4900 4550
5 65 72 4225 5184 4680
6 70 65 4900 4225 4550
7 65 73 4225 5329 4745
8 65 62 4225 3844 4030
9 70 64 4900 4096 4480
10 65 64 4225 4096 4160
11 65 60 4225 3600 3900
12 65 70 4225 4900 4550
13 70 65 4900 4225 4550
14 65 58 4225 3364 3770

17
18

15 65 60 4225 3600 3900


16 60 63 3600 3969 3780
17 60 59 3600 3481 3540
18 65 59 4225 3481 3835
19 65 64 4225 4096 4160
20 65 71 4225 5041 4615
21 65 59 4225 3481 3835
22 65 61 4225 3721 3965
23 65 60 4225 3600 3900
24 67 63 4489 3969 4221
25 65 58 4225 3364 3770
26 65 64 4225 4096 4160
27 63 56 3969 3136 3528
28 65 62 4225 3844 4030
29 65 58 4225 3364 3770
30 65 63 4225 3969 4095
31 65 61 4225 3721 3965
32 65 64 4225 4096 4160
33 65 64 4225 4096 4160
34 65 67 4225 4489 4355
35 65 63 4225 3969 4095
Jlh 2285 2206 149333 139852 144124
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui hubungan Pengambilan
Keputusan terhadap Konflik kerja dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut :

𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 (∑𝑋 2)−(∑ 𝑋)2 ) } {𝑛.(∑𝑌 2)−(∑ 𝑌)2 )}

(35)(144124)−(2285)(2206)
𝑟𝑥𝑦 =
√((35)(149333)−(2285)2 ) ((35)(139852)−(2206)2 )}

(5044340)−(5040710)
𝑟𝑥𝑦 =
√((5226655)−(5221225) ) ((4894820)−(4866436)}

𝑟𝑥𝑦 = 0,292

Berdasarkan tabel 3.3 hasil koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan Y di

atas dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara variabel bebas (X1) dan variabel

terikat (Y) berada pada tingkat kategori rendah. Ini terbukti bahwa hasil perhitungan

korelasi product moment berada di antara 0,20 – 0,399 yaitu 0,29 artinya pengaruh

komunikasi terhadap konflik kerja di organisasi tersebut adalah “RENDAH”


19

b. Uji Korelasi Product Moment Varibel (X2) Pengambilan Keputusan

terhadap Variabel (Y) Konflik Kerja

Tabel 4.4
No X Y X2 Y2 XY
1 60 61 3600 3721 3660
2 65 51 4225 2601 3315
3 70 72 4900 5184 5040
4 65 70 4225 4900 4550
5 65 72 4225 5184 4680
6 70 65 4900 4225 4550
7 75 73 5625 5329 5475
8 65 62 4225 3844 4030
9 70 64 4900 4096 4480
10 65 64 4225 4096 4160
11 65 60 4225 3600 3900
12 65 70 4225 4900 4550
13 65 65 4225 4225 4225
14 60 58 3600 3364 3480
15 60 60 3600 3600 3600
16 60 63 3600 3969 3780
17 60 59 3600 3481 3540
18 65 59 4225 3481 3835
19 65 64 4225 4096 4160
20 65 71 4225 5041 4615
21 65 59 4225 3481 3835
22 65 61 4225 3721 3965
23 65 60 4225 3600 3900
24 67 63 4489 3969 4221
25 65 58 4225 3364 3770
26 60 64 3600 4096 3840
27 60 56 3600 3136 3360
28 60 62 3600 3844 3720
29 70 58 4900 3364 4060
30 70 63 4900 3969 4410
31 60 61 3600 3721 3660
32 65 64 4225 4096 4160
33 65 64 4225 4096 4160
34 65 67 4225 4489 4355
35 65 63 4225 3969 4095
Jlh 2267 2206 147289 139852 143136
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui hubungan Pengambilan
Keputusan terhadap Konflik kerja dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut :
20

𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ) (∑ 𝑌 )
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 (∑𝑋 2)−(∑ 𝑋 )2 ) } {𝑛.(∑𝑌 2)−(∑ 𝑌 )2 )}

(35)(143136)−(2267)(2206)
𝑟𝑥𝑦 =
√((35)(147289)−(2267)2 ) ((35)(139852)−(2206)2 )}

(5009760)−(5001002)
𝑟𝑥𝑦 =
√((5155115)−(5139289) ) ((4894820)−(4866436)}

𝑟𝑥𝑦 = 0,413

Berdasarkan tabel 3.3 hasil koefisien dan korelasi antara variabel X2 dan Y di atas

dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara variabel bebas (X2) dan variabel terikat

(Y) berada pada tingkat kategori sedang. Ini terbukti bahwa hasil perhitungan korelasi

product moment berada di antara 0,40 – 0,599 yaitu 0,413 artinya pengaruh

pengambilan keputusan terhadap konflik kerja di organisasi tersebut adalah

“SEDANG”

c. Uji Korelasi Product Moment Varibel (X1) Komunikasi dan (X2)

Pengambilan Keputusan terhadap Variabel (Y) Konflik Kerja

Tabel 4.5
No X Y X2 Y2 XY
1 125 61 15625 3721 7625
2 130 51 16900 2601 6630
3 140 72 19600 5184 10080
4 130 70 16900 4900 9100
5 130 72 16900 5184 9360
6 140 65 19600 4225 9100
7 140 73 19600 5329 10220
8 130 62 16900 3844 8060
9 140 64 19600 4096 8960
10 130 64 16900 4096 8320
11 130 60 16900 3600 7800
12 130 70 16900 4900 9100
13 135 65 18225 4225 8775
14 125 58 15625 3364 7250
15 125 60 15625 3600 7500
16 120 63 14400 3969 7560
17 120 59 14400 3481 7080
18 130 59 16900 3481 7670
19 130 64 16900 4096 8320
21

20 130 71 16900 5041 9230


21 130 59 16900 3481 7670
22 130 61 16900 3721 7930
23 130 60 16900 3600 7800
24 134 63 17956 3969 8442
25 130 58 16900 3364 7540
26 125 64 15625 4096 8000
27 123 56 15129 3136 6888
28 125 62 15625 3844 7750
29 135 58 18225 3364 7830
30 135 63 18225 3969 8505
31 125 61 15625 3721 7625
32 130 64 16900 4096 8320
33 130 64 16900 4096 8320
34 130 67 16900 4489 8710
35 130 63 16900 3969 8190
Jlh 4552 2206 592910 139852 287260
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui hubungan Pengambilan
Keputusan terhadap Konflik kerja dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut :

𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ) (∑ 𝑌 )
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 (∑𝑋 2)−(∑ 𝑋 )2 ) } {𝑛.(∑𝑌 2)−(∑ 𝑌 )2 )}

(35)(287260)−(4552)(2206)
𝑟𝑥𝑦 =
√((35)(592910)−(4552)2 ) ((35)(139852)−(2206)2 )}

(10054100)−(10041712)
𝑟𝑥𝑦 =
√((20751850)−(20720704) ) ((4894820)−(4866436)}

𝑟𝑥𝑦 = 0,416

Berdasarkan tabel 3.3 hasil koefisien dan korelasi antara variabel X1 dan X2 terhadap

Y di atas dapat dilihat bahwa tingkat kategori antara variabel bebas (X1) dan (X2)

terhadap variabel terikat (Y) berada pada tingkat kategori sedang. Ini terbukti bahwa

hasil perhitungan korelasi product moment berada di antara 0,40 – 0,599 yaitu 0,416

artinya pengaruh komunikasi dan pengambilan keputusan terhadap konflik kerja di

organisasi tersebut adalah “SEDANG”


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, baik komunikasi yang baik maupun pengambilan keputusan
yang tepat dapat mempengaruhi secara positif hubungan antar individu di
lingkungan kerja dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik.
Komunikasi yang baik dapat membantu membangun kepercayaan dan
mengurangi ketidakpastian di antara anggota tim, serta memfasilitasi pertukaran
informasi yang efektif. Sementara itu, pengambilan keputusan yang tepat dan
transparan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang kebijakan dan
tujuan organisasi, mengurangi ambiguitas dan meningkatkan kepercayaan.
Namun, konflik kerja bisa terjadi karena berbagai faktor yang kompleks dan
bervariasi, tergantung pada konteks dan karakteristik individu yang terlibat. Oleh
karena itu, untuk memahami secara mendalam pengaruh komunikasi dan
pengambilan keputusan terhadap konflik kerja di kantor camat, perlu dilakukan
studi khusus dan analisis yang lebih rinci.

B. Saran
Konflik kerja di kantor camat dapat diatasi dengan baik dengan
memperhatikan pengaruh komunikasi dan pengambilan keputusan yang tepat.
Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu mengatasi konflik kerja di
kantor camat:
1. Perbaiki komunikasi di antara staf: Komunikasi yang buruk sering menjadi
penyebab utama konflik di tempat kerja. Oleh karena itu, penting untuk
memastikan bahwa komunikasi di antara staf kantor camat adalah efektif
dan terbuka. Dapat ditingkatkan melalui pelatihan komunikasi dan
memastikan bahwa saluran komunikasi antar staf terbuka, jelas, dan teratur.
2. Pastikan semua pihak terlibat dalam pengambilan keputusan: Ketika
keputusan dibuat oleh satu atau dua orang, hal ini dapat menyebabkan rasa
tidak puas dan ketidakpuasan di antara staf lainnya. Oleh karena itu,
pastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam masalah yang dibahas
dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Ini dapat membantu memastikan
bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semua pihak dan
dapat mengurangi kemungkinan konflik.
3. Jadikan keterbukaan sebagai prioritas: Keterbukaan dapat membantu
mencegah konflik di tempat kerja. Pastikan bahwa aturan dan prosedur yang
diikuti di kantor camat mudah dipahami dan jelas bagi semua staf. Juga,
pastikan bahwa semua orang diberi kesempatan untuk mengemukakan

22
23

pendapat mereka dan bahwa staf merasa nyaman untuk mengajukan


pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran mereka.
4. Berikan pelatihan manajemen konflik: Konflik di tempat kerja seringkali
tidak dapat dihindari. Namun, jika staf kantor camat dilengkapi dengan
keterampilan manajemen konflik, mereka dapat mengatasi masalah tersebut
dengan lebih efektif dan mengurangi dampak negatifnya. Pelatihan
manajemen konflik dapat membantu staf memahami bagaimana mengenali,
mencegah, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif dan
produktif.
Dengan mengimplementasikan saran-saran di atas, kantor camat dapat
memperbaiki komunikasi dan pengambilan keputusan, dan mengurangi dampak
negatif konflik di tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. XII. Jakarta :


PT.Rajagrafindo.

Dermawan, Rizky, 2020. Landasan Filosofi Konsep Dan Aplikasi Pengmbilan


Keputusan. Bandung: Alfabeta.

Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Cet. III.
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Hamali, Arif Yusuf. 2018. Pemahaman Manajemen Sumber Daya


Manusia.Caps.

Hartatik, Indah Puji 2019. Mengembangkan SDM. Yogyakarta: Laksana.

Hasan, Iqbal, 2019. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Ghalia


: Indonesia.

Sugiono, 2014.Metode Penelitian Administras. Alfabeta Bandung.

. 2019.Metode Penelitian Administras. Alfabeta Bandung.

Susanto, Eko Harry.2010. Komunikasi Manusia Esensi dan Aplikasi dalam


Dinamika Sosial Ekonomi Politik, Edisi. I. Jakarta : Mitra Wacana
Media.

24

Anda mungkin juga menyukai