DIGITAL
KOMUNIKASI BISNIS
Disusun oleh:
PS PENYULUHAN PERTANIAN
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas hidayah
dan karunia-Nya penyusunan Buku Ajar Komunikasi Bisnis ini dapat tersusun
tanpa adanya hambatan yang berarti.
Buku ajar berjudul “Komunikasi Bisnis” ini ditujukan sebagai pegangan kuliah
mahasiswa S1 Program Studi Penyuluhan Pertanian yang mengambil mata kuliah
komunikasi bisnis. Sebagai buku ajar, buku ini disusun sedemikian rupa, sehingga
diharapkan dapat membekali mahasiswa dalam memahami komunikasi bisnis. Isi
buku ini juga diharapkan dapat memenuhi harapan mahasiswa yang mengambil
mata kuliah komunikasi bisnis.
Dengan selesainya revisian buku ajar ini, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak. Tim Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih
jauh dari kesempurnaan, tak ada gading yang tak retak. Untuk itu, penulis
memohon saran-saran dari pembaca sekalian, semoga buku ajar ini ada
manfaatnya.
TIM PENULIS
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I. PERENCANAAN PESAN KOMUNIKASI BISNIS ................. 1
3
BAB IV. LAPORAN BISNIS ................................................................... 40
4
BAB
PERENCANAAN PESAN KOMUNIKASI
BISNIS
1
Tujuan Instruksional Khusus:
1
Seperti maksud/tujuan komunikasi, audiens yang akan menerima pesan, ide
pokok (main idea) pesan-pesan yang akan disampaikan.
2. Pengorganisasian
Tahap selanjutnya adalah menuangkan pesan tersebut dalam bentuk tertulis.
Penyusunan kata-kata, kalimat, paragraf serta menentukan ilustrasi.
3. Revisi
Pemeriksaan kembali apakah pesan yang disusun sudah mampu
mengekspresikan apa ide pokoknya (BoveedanThill. 2007)
Agar penyampaian pesan efektif ada beberapa tahapan penting yang perlu
diperhatikan yaitu antara lain: mengetahui tujuan pesan-pesan bisnis,
menganalisis audiens, memilih atau menentukan ide, gagasan atau pesan-pesan
bisnis yang akan disampaikan kepada pihak lain, mengumpulkan fakta atau
temuan penting guna mendukung pesan-pesan bisnis yang ingin disampaikan
kepada pihak lain dan membuat outline pengorganisasian pesan bisnis (Purwanto,
2008).
2
Penjabaran dari langkah yang harus diperhatikan dalam perencanaan komunikasi
bisnis adalah :
1. Tujuan penyampaian pesan bisnis
Penyampaian bisnis dilakukan oleh individu dengan tujuan bisnis yang berbeda-
beda. Tahap yang perlu diperhatikan adalah perlu pemahaman yang baik terhadap
tujuan penyampaian pesan bisnis tersebut. Apabila penyampaian pesan jelas maka
hal tersebut dapat mempermudah dan memperlancar penyampaian pesan
komunikasi bisnis. Dalam korespondensi pesan bisnis, pesan-pesan bisnis
dilakukan dengan tujuan untuk menginformasikan pesan-pesan binis kepada pihak
lain untuk mempengaruhi pihak lain untuk setuju dan sepakat dengan apa yang
yang disampaikan melakukan kolaborasi terhadap pihak lain dalam mencapai
tujuan tertentu.
Dalam merencanakan suatu pesan bisnis hal yang pertama dilakukan adalah
memikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Untuk dapat melakukan dan
menjaga goodwill di hadapan audience, maka hal pertama-tama ia harus
menentukan tujuan yang jelas dan dapat diukur, sesuai dengan tujuan
organisasi.Dengan tujuan yang jelas maka akan membantu pengambilan beberapa
keputusan diantaranya sebagai berikut :
a) Keputusan untuk meneruskan pesan.
Sebelum menyampaikan suatu pesan, tanyakan pada diri sendiri sendiri,
apakah pesan yang akan disampaikan benar-benar diperlukan atau tidak?
b) Keputusan untuk menenggapi audience
Untuk memutuskan cara terbaik menanggapi audience, komunikator perlu
mempertimbangkan motif-motif mereka. Mengapa mereka memperhatikan inti
pesan yang disampaikan? Apakah mereka mengharapkan keuntungan? Apakah
harapan mereka sesuai dengan harapan komunikator? Tanpa mengetahui tanpa
mengetahui motif audiencenya, komunikator tidak dapat menanggapi mereka
dengan baik.
c) Keputusan untuk memutuskan isi.
Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu memusatkan isi pesan.
Komunikator seharusnya hanya memasukkan informasi yang penting, yang
3
relevan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Informasi yang tidak
relevan harus di singkirkan jauh-jauh.
d) Keputusan untuk menetapkan saluran atau media.
Penentuan saluran atau media yang akan digunakan untuk menyampaikan
suatu pesan, sangat tergantung pada tujuan yang dikehendaki. Saluran
komunikasi yang akan digunakan dapat berupa lisan atau tulisan (Purwanto,
2006).
2. AnalisisAudiensi
Analisis audiensi dilakukan dengan menganalisis audiensi apa, siapa, bagaimana
dan kapan pesan bisnis disampaikan. Pemahaman yang tepat terhadap audiensi
akan sangat meperlancar komunikasi bisnis.
4
E. Pemahaman Proses Komposisi
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, C. L. & Thill, J. V. 2007. Komunikasi Bisnis. Jilid 1 & 2. Edisi Kedelapan.
Penerbit Indeks: Jakarta.
5
Purwanto, Djoko. 2008. Korespondensi Bisnis Modern. Jakarta: Penerbit Esensi.
6
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu bagi audiens terutama
dalam hal-hal berikut ini:
7
relevan dalam pesan, audienc dengan mudah akan memahami
maksud/tujuan pesan.
Susunan suatu outline secara garis besar oleh Purwanto (2006) dapat
digolongkan ke dalam tiga golongan, antara lain:
8
a. Memulai dengan Ide Pokok, akan sangat membantu dalam menetapkan
tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke
dalam dua hal yaitu : keinginan terhadap audiens untuk melakukan dan
memikirkannya, sebagai alasan yang mendasar bagi audiens mengapa
harus melakukan dan memikirkannya.
b. Menyatakan hal-hal pendukung yang penting, yang akan sangat
berguna dalam mendukung ide-ide pokok.
c. Membuat ilustrasi dengan bukti-bukti, semakin banyak bukti-bukti
yang dapat disajikan, maka outline yang dibuat akan semakin baik.
9
3. Penyebab Pesan-Pesan Bisnis Yang Tak Terorganisir Dengan Baik
a. Bertele-tele
b. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
c. Menyajikan ide-ide yang tidak logis
d. Informasi penting kadangkala tidak tercakup dalam pembahasan
(Bovee, 2007).
Guffey (2006) melanjutkan isi dari sebuah surat Direct Request harus
terdiri dari 3 bagian antara lain:
a. Bagian Awal
10
Bagian ini merupakan bagian pendahuluan atau pembukaan, yang berisi
tentang alasan kita dalam mengajukan atau meminta sesuatu. Kalimat
yang digunakan hendaknya haruslah jelas, singkat dan tidak bertele-
tele, tujuannya adalah agar pihak atau orang yang membaca pemintaan
kita menjadi lebih paham akan maksud yang tergan dung dalam surat
permintaan tersebut.
b. Bagian Pertengahan
Bagian ini merupakan penjelasan rinci dari apa yang kita tulikan pada
bagian pendahuluan, berisi hal-hal yang bersifat rincian dari maksud
permintaan. Teknis penyusunan kalimat dan kata-kata dapat
menggunakan serangkaian pertanyaan terutama jika permintaan
menyangkut perlengkapan yang sangat kompleks.Dapat berisi tentang
pertanyaan mengenai teknis, dimensi serta kegunaan sesuatu yang kita
minta.Jika permintaan lebih dari satu jenis, sebaiknya kita membuat
daftar dan memberi nomor secara berurutan.
c. Bagian Akhir
Bagian ini merupakan bagian penutup yang sebaiknya diisi dengan
suatu permintaan beberapa tanggapan khusus, lengkap dengan batas
waktu, dan ekspresi terhadap apresiasi maupun pemberian goodwill.
Untuk mempermudah pembaca, sebaiknya perlu mencantumkan
beberapa informasi penting seperi nomor telepon, jam kerja, dan
petugas yang dapat dihubungi.
a. Pesan-pesan badnews
11
Pesan bad news berisikan berita buruk. Contohnya: penolakan suatu
lamaran, penolakan kredit, perampingan karyawan, dan penurunan
pangkat. Pada umumnya berita ini menyebabkan audience kecewa.
Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan, berkaitan dengan
pesan yang tak menyenangkan ini :
12
membantu audiens menyadari bahwa keputusan yang diambil
adalah fair atau logis.
Penutup, setelah pesan yang kurang menyenangkan
disampaikan, maka tahap selanjutnya adalah memberikan
kata-kata penutup yang bersifat positif, hangat, bersahabat,
dan lebih menyenangkan. Dapat juga diusulkan suatu cara
pemecahan dari masalah yang dihadapi oleh audiens (Guffey,
2006).
2) Pendekatan Langsung
b. Pesan-pesangoodnews
13
Good News Tentang Produk
Good News yang berkaitan dengan produk antara lain, pembicaraan
diskon harga produk, sistem beli 3 produk dapat tambahan 1 produk
gratis (buy 3 get 1 free), pemberian kupon diskon harga produk,
membeli produk dalam jumlah tertentu akan memperoleh hadiah
tertentu (seperti kalender tahun baru, produk aksesoris atau produk
pelengkap) (Guffey, 2006).
14
a. Bentuk folmulir
b. Surat
c. Memo
d. Manuskrip
4. Membuat struktur laporan informative
Membuat struktur laporan informative, informasi harus disajikan secara
logis dan akurat sehingga pembaca memahami dengan tepat apa yang
dimaksudkan dan mampu menggunakan informasi secara praktis.
Cara membuat struktur laporan informative ialah sebagai berikut.
a. Menurut tingkat kepentingan
b. Menurut urutan
c. Menurut orientasi ruang
d. Menurut kronologis
e. Menurut geografis
f. Menurut kategoris
15
Apabila tingkat hubungan sudah dikenal dengan baik maka pesan dapat
disampaikan dengan nada informal.Sedangkan apabila tingkat hubungan
belum dikenal dengan baik maka pesan dapat disampaikan dengan nada
formal.
3. Sikap mementingkan lawan komunikasi
Agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik diperlukan sikap
mementingkan lawan komunikasi. Banyak pesan bisnis menggunakan kata
ganti “ saya” atau “kami”sehingga terkesan pihak pengirim pesan
berposisi lebih penting daripada kedudukan pihak lawan komunikasi.
Pesan yang disampaikan mengungkapkan keinginan-keinginan dan
harapan-harapan pihak pengirim, pihak penerima diminta untuk
menurutinya.
Beberapa hal yang harus ditelaah ulang adalah isi maupun pengorgani-
sasiannya, gaya bahasa yang dipakai, susunan bahasanya serta format
penulisannya. Untuk penggunaan kata hendaknya memilih kata yang sudah
dikenal, singkat dan menghindari kata-kata yang bermakna ganda.Revisi
16
sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan dibuat dapat
sesuai dengan yang dikehendaki. Revisi ini berlaku terhadap seluruh
komunikasi „menulis‟, maupun untuk komunikasi „berbicara‟ terutama yang
memerlukan persiapan tertulis seperti presentasi(Purwanto, 2007).
1. Ketrampilan Merevisi
17
Susunan kalimat yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan
kaidah kebahasaan yang ada, sehingga mudah dipahami dengan
baik.
Penggunaan kapitalisasi secara tepat (perhatikan kata-kata yang
harus ditulis dengan huruf kapital).
Penulisan tanda baca secara benar (perhatikan penggunaan tanda
baca koma, titik, titik koma, tanda tanya, dan tanda seru).
Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu
kalimat dapat dipahami dengan mudah.
Perhatikan pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat.
Hal ini dapat menghilangkan makna suatu pesa-pesan bisnis yang
telah disampaikan.
b. Pengorganisasian pesan
18
mencakup 3 poin penting, yaitu:
Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)
Penyampaian substansi pesan (misalnya, pengntar pesan
dilanjutkan dengan substansi pesan.
Penutup (misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi,
implikasi).
c. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan-pesan bisnis
secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk
tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan
tidak monoton (Curtis, 2002).
19
3. Membuat kalimat yang efektif
20
1) Ilustrasi
Ilustrasi dapat memberikan gambaran terhadap idea tau gagasan
umum.Pemberian contoh terhadap suatu topik bahasan yang
relevan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah
dipahami oleh audiens.
3) Pembahasan sebab-akibat
Pola pengembangan paragraf dengan sebab-akibat akan membantu
memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan
tertentu.
4) Klasifikasi
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara melakukan klasifikasi
atau pengelompokan ide-ide umum ke dalam ide-ide yang lebih
khusus. Pola pengmbangan dengan pengelompokan ini akan
mempermudah pemahaman bagi pengirim pesan maupun penerima
pesan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Curtis, dan James J. Floyd, Jerry L. Winsor. 2002. Komunikasi Bisnis dan
Profesional, disunting oleh Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M. Sc. Rosda.
Jakarta
Guffey, Mary Ellen. 2006. Komunikasi Bisnis Proses dan Produk. Salemba
Empat. Jakarta.
22
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB BAB
SOSIAL
3
Tujuan Instruksional Khusus:
Menurut Franz Magniz dalam Suseno (1987), secara historis etika sebagai usaha
filsafat lahir dari ambruknya tatanan moral di lingkungan kebudayaan Yunani
2500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan buruk tidak
lagi dipercayai, para filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi
kelakukan manusia. Situasi itu juga berlaku pada zaman sekarang. Etika bukan
suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral.
Menurut Bertens (2007), etika berasal dari bahasa Yunani kuno mempunyai
banyak arti yakni tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan,
23
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta
etha) artinya adalah adat kebiasaan.
Nilai-nilai dasar yang menjadi tolak ukur etika bisnis adalah tingkah laku para
pengusaha dalam menjalankan usahanya. Apakah dalam usahanya mengambil
keuntungan dari masyarakat konsumen dilakukan melalui persaingan usaha yang
fair (jujur), transparent (terbuka), dan ethic (etis). Perbuatan yang termasuk dalam
kategori unethical conduct misalnya memberikan informasi yang tidak benar
mengenai bahan mentah, karakteristik/ciri dan mutu suatu produk,
menyembunyikan harta kekayaan perusahaan yang sebenarnya untuk menghindari
atau mengurangi pajak, membayar upah karyawan di bawah UMR, melakukan
persekongkolan tender, dan melakukan persaingan tidak sehat (Khairandy, 2008).
1) Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan
kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Orang yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang
menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. Orang yang otonom adalah orang
yang tahu aturan dan tuntutan sosial, tetapi bukan orang yang sekedar
mengikuti begitu saja apa yang berlaku dalam masyarakat atau mengikuti
begitu saja apa yang dilakukan orang lain. Untuk bertindak secara otonom,
diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak
24
berdasarkan keputusan itu.
Dalam kerangka etika, kebebasan adalah syarat yang harus ada agar manusia
bisa bertindak secara etis. Hanya karena ia mempunyai kebebasan maka ia
dituntut untuk bertindak secara etis. Namun kebebasan saja belum menjamin
bahwa orang bisa bertindak secara otonom dan etis. Otonomi mengandaikan
juga adanya tanggung jawab. Jadi orang yang otonom adalah orang tidak
hanya sadar akan kewajibannya dan bebas, mengambil keputusan dan
tindakan berdasarkan kewajibannya, melainkan juga orang yang bersedia
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya serta mampu
bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya, serta dampak dari
keputusan dan tindakan itu.
2) Prinsip Kejujuran
Dalam dunia bisnis kejujuran menemukan wujudnya dalam tiga aspek, yaitu:
Pertama, kejujuran terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak. Kedua, kejujuran menemukan wujudnya dalam penawaran barang
dan jasa dengan mutu yang baik. Ketiga, kejujuran menyangkut pula
hubungan kerja dalam perusahaan. Dalam ketiga aspek wujud kejujuran tadi
terkait dengan erat dengan kepercayaan, karena kepercayaan yang dibangun di
atas prinsip kejujuran merupakan modal dasar usaha yang akan mengalirkan
keuntungan yang berlimpah. Keuntungan merupakan simbol kepercayaan dan
tanda terima kasih masyarakat dan mitra bisnis atas kejujuran kegiatan bisnis.
25
pihak lain.
4) Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan
haknya. Hak orang lain perlu dihargai dan jangan sampai dilanggar, persis
seperti kita pun mengharapkan agar hak kita dihargai dan tidak dilanggar.
Prinsip ini mengatur agar kita bertindak sedemikian rupa sehingga hak semua
orang terlaksana secara kurang lebih sama sesuai dengan apa yang menjadi
haknya tanpa saling merugikan.
26
terbaik dalam tanggung jawab sosial bilamana kualitas, pelayanan, dan harga
sama di antara para pesaing (Panuju, 1995).
Carroll dan Buchollz (2005) dalam Rudito (2007) membagi tiga tingkatan
manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam
bisnisnya, antara lain:
1) Immoral Manajemen
Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen
dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki
manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang
dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun
bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang
tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan
kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan
diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok
manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum
dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.
27
2) Amoral Manajemen
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah
amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan
tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau
moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama,
manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager).
Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala
keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung
akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan
menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah
memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat
baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis
mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer seperti ini
biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan menjadikan
hukum sebagai pedoman dalam beraktivitas.
Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini
sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun
terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain.
Namun manajer tipe ini terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku
bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis. Mereka percaya bahwa
aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-pertimbangan etika dan
moralitas.
3) Moral Manajemen
Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis
adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan
moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan
aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima
dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan
prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
28
Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan
dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan
juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan,
kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Hukum bagi
mereka dilihat sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga
aktifitas dan tujuan bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang
disebut sebagai tuntutan hukum.
Menaati aturan permainan dan kesopanan umum serta tidak melakukan suatu
kecurangan dan tipu muslihat sebenarnya sudah mengandung arti bahwa
perusahaan sampai batas tertentu mempunyai tanggung jawab moral. Pemerintah
yang bertugas mengawasi perilaku moral perusahaan, dan tidak mempersyaratkan
tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih besar (Ketut, 2004).
Sony Keraf (2007) membagi isi tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam dua
kategori, yakni:
29
1. Terhadap relasi primer, misalnya memenuhi kontrak yang sudah dilakukan
dengan perusahaan lain, memenuhi janji, membayar utang, memberi
pelayanan kepada konsumen dan pelanggan secara memuaskan, bertanggung
jawab dalam menawarkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan mutu
yang baik, memperhatikan hak karyawan, kesejahteraan karyawan dan
keluarganya, meningkatkan keterampilan dan pendidikan karyawan, dan
sebagainya.
2. Terhadap relasi sekunder: Bertanggung jawab atas operasi dan dampak bisnis
terhadap masyarakat pada umumnya, atas masalah-masalah sosial, seperti:
lapangan kerja, pendidikan, prasarana sosial, dan pajak.
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni sebuah
komitmen perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan
dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan
masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas
hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut Commission of The
European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang
berhubungan dengan kebijakan kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan
penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan
interaksi dengan stakeholder.
Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya bahwa
suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi
masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan
tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk
membatasi otonomi bisnis.
30
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung
jawab yakni :
1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai
bagi masyarakat.
2. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang
ditentukan oleh pemerintah
3. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan
umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
4. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan
bersifat sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum
dinilai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah
tanggung jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung
jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
31
E. Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab
sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab
social. Contohnya, perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk
menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan konsumsi rokok dengan
peluang penyakit kanker. Akan tetapi, karena adanya peraturan pemerintah
unuk mencantumkan bahaya rokok setiap iklan, maka hal tersebut
dilakukan oleh perusahaan rokok.
2. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum
32
untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial.
Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah saja
berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan
diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya
perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai ketika lokasi
perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain yang
beroperasi.
3. Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar akan hal tersebut.Tindakan seperti ini terkait dengan strategi
akomodatif dalam tanggung jawab sosial.contoh lainnya,perusahaan
perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman
kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena
adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langakah akomodatif
yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih
memperhatikan pengusaha kecil.
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab social adalah bagian dari
tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders.
Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan
terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh
masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan
pelanggan, justru akan berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan
akibat citra positif yang disandangnya. Langkah yang dapat diambil oleh
perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab
sosial, misalnya dengan membuat khusus penanganan limbah, keterlibatan
dalam setiap kegiatan sosial lingkungan masyarakat atau dengan
membarikan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan
masyarakat.
33
G. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
34
H. Pandangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Pandangan Tradisional
Menilik sejarahnya, gerakan CSR yang berkembang pesat selama dua puluh tahun
terakhir ini lahir akibat desakan organisasi-organisasi masyarakat sipil dan
jaringannya di tingkat global. Keprihatinan utama yang disuarakan adalah
perilaku korporasi, demi maksimalisasi laba, lazim mempraktekkan cara-cara
yang tidak fair dan tidak etis, dan dalam banyak kasus bahkan dapat dikategorikan
sebagai kejahatan korporasi. Beberapa raksasa korporasi transnasional sempat
merasakan jatuhnya reputasi mereka akibat kampanye dalam skala global tersebut.
Ada dua konsep awal yang sejak dulu menjadi landasan-landasan perusahaan-
perusahaan dalam menjalankan praktik tanggung jawab sosial. Di satu sisi, ada
pihak yang mengatakan bahwa urusan bisnis adalah menjalankan bisnis saja.
Pandangan seperti ini dipopulerkan oleh Milton Friedman. Menurut Friedman,
hanya ada satu tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu menggunakan sumber
35
daya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa mendapatkan dan meningkatkan laba
perusahaan, sepanjang semuanya sesuai aturan yang ada, terbuka, dan bersaing
bebas tanpa kecurangan. Pemerintah dapat mengatur berbagai aturan main tentang
cara operasi yang tidak merusak lingkungan dan mengganggu masyarakat, tentang
perpajakan, tentang penggunaan tenaga kerja, dan lain-lain. Perusahaan tinggal
mengikutinya. Jadi, pandangan mendirikan dan menjalankan bisnis seperti ini
motifnya sungguh-sungguh untuk motif ekonomi semata.
36
d. Perusahaan haruslah melakukan hal-hal yang “baik dan benar” dan bermanfaat
bagi masyarakat dalam menjalankan usahanya.
Salah satu pihak yang menjadi pengusung pandangan sosioeconomics view ini
adalah Archie Carrol yang mengaitkan tanggung jawab sosial perusahaan dan
tanggung jawab perusahaan terdiri dari empat level.
1. Tanggung jawab ekonomi; menghasilkan barang dan jasa yang bernilai bagi
masyarakat sehingga perusahaan dapat membayar pada pemegang saham dan
kreditornya.
2. Tanggung jawab legal; ditentukan pemerintah melalui produk hukum dan
dipatuhi oleh perusahaan. Di tingkat ini perusahaan bagaimanapun harus
mematuhi apapun peraturan perusahaan terkait dengan operasinya. Perusahaan
dianjurkan untuk peraturan ini akan membawa manfaat sendiri bagi
perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan yang menggunakan bahan-bahan
kimia, saat mengelola limbahnya, dianjurkan untuk mematuhi aturan
pemerintah tentang ambang batas.
3. Tanggung jawab etika; adalah mengikuti kepercayaan yang berlaku tentang
perilaku tertentu di masayarakat. Di sinilah urutan selanjutnya berada, di mana
perilaku perusahaan sangat ditentukan oleh perlakuan utama dari
mahasiswanya.
4. Tanggung jawab diskresi; adalah sesuatu yang secara murni dan sukarela tapi
perusahaan memperlakukannya sebagai suatu yang wajib.
Bagi Carrol, dua tanggung jawab yang terakhir inilah yang disebut
tanggung jawab sosial. Dan keempat tanggung jawab ini menurut Carrol harus
berlangsung berurutan. Sebuah perusahaan baru bisa menjalankann diskresi,
kalau ia sudah mampu menjalankan tanggung jawab yang ada sebelumnnya.
Meskipun begitu, sesuatu yang dianggap tanggung jawab sosial, bisa saja suatu
saat menjadi legal. Untuk kasus Indonesia, perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industry memanfaatkan sumber daya alam yang bergerak
dalam industry pertambangan, aktivitas CSR dianggap sebagai sesuatu yang
menjadi keharusan.
37
Pandangan kedua ini muncul karena bergesernya paradigma dalam memandang
bisnis dan kehidupan. Masyarakat, bergeser dari homoeconomicus, yang
disampaikan oleh Friedman, ke greedy economic animal. Dalam menjalankan
bisnisnya, pengusaha sering kali menjadi tamak dan akhirnya mengorbankan
dan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Hanya karena mencari untung,
kepentingan buruh ditekan, dan dibayar dengan semena-mena dan tidak
manusiawi. Karena ingin mengejar keuntungan, peraturan-peraturan
pemerintah dicari celahnnya, pemerintah yang mengawasi dikelabui, sementara
masyarakat sekitar mungkin terkena dampak negatifnya. Contoh lain, hanya
karena ingin untung, perusahaan melakukan persaingan yang tidak sehat
dengan cara kampanye yang negative atas produk-produk pesaing. Intinya, apa
yang dilihat Friedman bahwa perusahaan bisa berjalan tanpa berbuat
kecurangan menjadi sulit diterapkan karena perusahaan menjadi
mengahalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Sony. 2007. Etika Bisnis. Kanisius: Yogyakarta (halaman 74- 81)
38
Rudito, Bambang. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
Indonesia. Kanesius: Yogyakarta
Disertasi Js. Drs. Ongky Setio Kuncono, MM, MBA, Pengaruh Etika Confucius
Terhadap Kewirausahaan, Kemampuan Usaha dan Kinerja Usaha
Pedagang Eceran Etnis Tionghoa di Surabaya
39
BAB
LAPORAN BISNIS
4
Tujuan Instruksional Khusus:
Menurut ( Herta A. Murphy dalam Djoko ,2007), laporan bisnis adalah suatu
laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas,
dan berisi rencana penyajian fakta kepada seorang atau lebih untuk tujuan bisnis
tertentu.Menurut (Himstreetdalam Djoko, 2007)laporan bisnis adalah suatu pesan-
pesan objektif yang dissusun secara teratur dan digunakan untuk menyampaikan
informasi dari suatu bagian organisasional atau dari satu institusi atau lembaga
kelembagaan yang lain guna membantu pengambilan keputusan atau pemecahan
masalah.
40
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
c. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku bagi perusahaan.
d. Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang diperlukan baik bagi keperluan
internal maupun eksternal.
e. Untuk menganalisis informasi dan memberikan bimbingan bagi
pengambilan keputusan-keputusan atas masalah tertentu.
f. Untuk memperoleh sumber pendanaan atau membuka bisnis baru
41
Prinsip manfaat. Maksudnya manfaat yang diharapkan dari laporan itu
harus lebih besar dari biayanya.
42
3. Laporan menurut Formalitasnya
Laporan jenis ini dapat dibedakan atas laporan formal atau laporan laporan
panjang (pada umumnya lebih dari 10 halaman) dan laporan nonformal
atau laporan singkat.
Laporan formal umumnya panjang yaitu lebih dari 10 halaman, sehingga
disebut laporan panjang (long report).Laporan formal mencakup tiga
bagian penting:
a. Prefatory part,sampul, judul, daftarisi, surat kewenangan/persetujuan,
abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar tabel, daftar gambar.
b. Body tex, pendahuluan, isi, penutup.
c. Supplementpart, lampiran, daftar pustaka, catatan akhir, daftar istilah,
indeks
Laporan informal biasanya hanya menyangkut badan teks dan pendek,
sehingga disebut laporan pendek (short report).
4. Menurut keasliannya
Laporan Otoritas : laporan yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa
dari orang lain.
Laporan sukarela : inisiatif dari pembuat laporan itu sendiri.
Laporan swasta : laporan yang dibuat oleh organisasi atau perusahaan
swasta.
Laporan public : disusun oleh lembaga pemerintah atau lembaga yang
dibiayai Negara.
5. Menurut frekuensinya
Terdiri dari laporan berkala dan laporan khusus
Laporan Berkala yaitu laporan yang disusun harian, mingguan, bulanan,
semesteran, tahunan.contoh: laporan penjualan
Laporan Khusus : laporan atas kejadian yang unik(khusus) seperti
laporan mengenai krisis dalam perusahaan.
6. Menurut jenisnya
Suatu laporan dipengaruhi oleh formalitas dan panjangnya laporan.
43
Laporan infomal meliputi laporan memorandum, laporan surat, dan
laporan cetak. laporan formal sering disebut dengan laporan panjang.
Laporan surat merupakan suatu laporan yang menggunakan format
surat dengan kepala surat. Laporan dalam bentuk cetakan mempunyai
judul yang sudah tercetak, instruksi, baris-baris kosong. Laporan formal
biasanya lebih panjang daripada laporan informal.
44
d. maksud
e. ruang lingkup
f. metodologi
g. sumber-sumber primer atau sekunder
h. latar belakang
i. definisi istilah
j. keterbatasan
k. rekomendasi
2. Teks
Isi teks adalah bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis yang dapat
membantu anda mencapai maksud penulisan laporan bisnis. Penulisan
laporan bisnis yang baik, harus mencakup temuan fakta yang penting dan
relevan serta membuang hal-hal yang tidak perlu dan tidak relevan dengan
maksud penulisan laporan bisnis tersebut.
3. Penutup
Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh,
mengambil kesimpulan, atau memberi rekomendasi. Pengambilan
kesimpulan harus didasarkan pada isi teksnya dan tidak memasukkan
bahan-bahan yang baru, yang sama sekali belum dibahas dalam bagian
pembahasan. Pada bagian
penutup, informationalreport disebutrangkuman dan analytical
report disebut kesimpulan, rekomendasi,
ataukesimpulan dan rekomendasi. Bagian penutup sendiri diberi judul
rencana tindakan atau proposisi.
a. Rangkuman
Berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh.kadang kala hanya
berisi point-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan atau manfaat
dan kerugian.
b. Kesimpulan
Berisi evaluasi secara ringkas fakta – fakta yang dibahas tanpa
memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis.
45
c. Rekomendasi
Menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada
kesimpulan yang dibuat.
d. Rencana Tindakan
Merupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan
program, anggaran yang diperlukan dan orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap program yang
Menurut (Widyamartaya dan Vero, 2005), adapun syarat yang harus dimiliki
dalam laporan adalah :
1. Cermat, artinya laporan harus memuatdata yang cermat baik data kualitatif
maupun kuantitatif
2. Jelas, laporandikatakanjelas, uraiannyamudahdimengerti, dan
tidakmemberipeluangtimbulnyapenafsiran yang berbeda-beda
3. Akurat dan Lengkap, dalam arti mengandung semua data yang relevan dan
diperlukan
4. Singkat, isinya tidak berbelit-belit dan hanya berisikan butir-butir
informasi yang sesuai persyaratan yang ditetapkan dan menguraikan hal-
hal yang nyata dan perlu disampaikam.
5. Tepat waktu, mengindahkan faktor ketepatan waktu penyampaian, karena
laporan akan berkurang bahkan hilang manfaatnya apabila disampikan
melampaui waktu yang telah ditetapkan.
6. Disusun secara jujur , obyektif, dan transparan
7. Sederhana
Sebuah laporan hendaknya dapat menyederhanakan persoalan dengan
bahasa yang mudah di mengerti
46
c. Mengumpulkan Bahan yang Diperlukan. Mengumpulkan fakta yang
diperlukan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
d. Mengorganisasi Data dan Mempersiapkan Kerangka Akhir.
47
DAFTAR PUSTAKA
http://yosephlaporan.blogspot.com/2012/01/penulisan-laporan-bisnis.html
Diunduh pada tanggal 09/05/2013 19.25
http://toga-manulang.blogspot.com/2010/11/komunikasi-bisnis-penulisan-
laporan.html Diunduh pada tanggal 09/05/2013 19.25
http://bayuksukses.blogspot.com/2008/12/penulisan-laporan-bisnis.html Diunduh
pada tanggal 09/05/2013 19.25
48
BAB
PENULISAN RESUME DAN LAMARAN
KERJA
5
Tujuan Instruksional Khusus:
Resume atau biasa juga disebut daftar riwayat hidup merupakan salah satu hal
yang penting bagi seseorang yang sedang melamar kerja. Resume adalah bagian
pertama yang akan dibaca dan diperhatikan oleh pihak penerima kerja. Sehingga
resume harus bisa menceritakan secara singkat dan detail tentang seorang
pelamar.
Menurut (Bovee dan Thill dalam Dewi, 2006), Resume adalah suatu ringkasan
yang terstruktur dan tertulis dari pendidikan, latar belakang, serta kualifikasi
tentang suatu pekerjaan. Sangat penting untuk membuat resume yang menarik
untuk dibaca karena tentu kita tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengisi
posisi yang sedang kosong hanya karena resume kita yang tidak menarik.
Di dunia bisnis istilah resume disebut juga dengan Daftar Riwayat Hidup, atau
CV (Curriculum Vitae). Resume merupakan bentuk promosi yang dibuat oleh
pencari kerja dalam upayanya “menjual potensi diri” pada saat memasuki dunia
49
kerja.Melalui resume, individu atau organisasi diharapkan mengetahui
kemampuan pencari kerja walaupun belum pernah bertemu ataupun saling kenal.
Persiapan menulis resume
a. Pencarian Informasi
Analisis Diri (SelfAnalysis): Seseorang belum tentumengenal dengan baik
kemampuan, kekuarangan, atau kelebihan dirinya sendiri.
Analisis Karir (CareerAnalysis): Setelah mengetahui potensi diri yang dimiliki,
seseorang perlu melakukan analisis yang berkaitan dengan karir dimasa yang
akan datang.
1. Kecerdasan apa yang paling bermanfaat bagi karir yang ingin ditekuni?
2. Apakahprestasiakademismenjadisyaratdalampenjenjangankarier?
3. Apakahpengalamankerjamenjadisyaratdalampenjenjangankarir?
4. Apakahadaimbalanselainuang?
5. Bagaimanapersaingankarirdalambidangyangdiinginkan?
b. Perencanaan Resume
Perencanaan resume yaitu proses memilih posisi pekerjaan yang diminati,
memilih dan menyiapkan data pribadi dan data lain yang relevan sebelum
mengajukan lamaran kerja dan membuat resume.
Dalam merencanakan resume perlu memperhatikan:
Tujuan karier, yaitu pemilihan posisi apa yang diminati sebagai tujuan
karier
Informasi pribadi, mempersiapkan dan memilih data apa saja yang
diperlukan untuk disampaikan. Ini meliputi data pribadi, dan data yang
terkait dengan kualifikasi pekerjaan
Referensi, ini menyangkut pemilihan orang yang dapat memberikan
rekomendasi, dan dapat kredibilitas pencari referensi
c. Pembuatan Resume
Resume dapat dibuat dalam berbagai bentuk, resume yang baik berkualifikasi
anda dan prosfektif persyaratan kerja. Secara umum resume mencakup
informasi tentang:
Identitas pribadi, yaitu nama, tempat dan tanggal lahir, alamat. Nomor
telepon/HP
50
Tujuan kerja, melamar untuk mengisi salah satu lowongan kerja yang ada.
Informasi pribadi, pendidikan, keterampilan, hobi, penghargaan,
keanggotaan asosiasi.
Referensi, berisi nama, posisi dan alamat orang orang yang mengetahui
dengan baik kemampuan dan prestasi pencari referensi.
Menurut (Ali, Adlan dan Tanzil. 2009), dalam pengorganisasian resume dibagi
menjadi tiga hal yaitu secara kronologis, fungsional, dan kombinasi.
1. Resume Kronologis
Resume yang menekankan kronologis pengalaman kerja dan sejarah pendidikan.
Susunannya diurutkan dari posisi paling akhir sampai paling awal. Keunggulan
resume kronologis :
- Pemberi kerja sudah terbiasa dengan bentuk itu, dan mudah menemukan
unsur yang dicari
- Menonjolkan pertumbuhan dan kemajuan karier
- Menonjolkan kontinuitas dan stabilitas dalam bekerja
Resume ini sangat cocok bila sejarah pekerjaan pelamar cukup kuat dan pekerjaan
yang dilamar sesuai dengan jalur karier yang dimiliki.
2. Resume Fungsional
Resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi dalam organisasi yang dapat
dilakukannya dengan baik dan menguraikan terlebih dahulu keterampilan yang
relevan.Keunggulan resume fungsional
a. Pembaca langsung mengetahui kontribusi yang bisa diberikan oleh pelamar
b. Pelamar menekankan pengalaman kerja lebih awal
c. Kurang menekankan kemajuan karier atau masa menganggur yang lama.
Pendekatan ini sering digunakan oleh pelamar yang baru lulus.
3. Resume Kombinasi
Resume kombinasi memasukkan sifat-sifat terbaik dari format kronologis dan
fungsional.Format yang menekankan pada pendidikan dan pengalaman kerja
pelamar (resume kronologis) disamping itu juga memasukkan keterampilan kerja
atau kualifikasi yang dibutuhkan (resume fungsional). Pendekatan yang mencoba
menggabungkan keunggulan format kronologis dan fungsional, memiliki dua
kelemahan utama yaitu : Resume menjadi lebih panjang serta adanya
51
kemungkinan terjadinya pengulangan akibat dicantumkannya daftar keterampilan
dan keberhasilan dalam bagian fungsional dan kronologis.
Menurut (Purnanto, 2008), dalam dunia bisnis, istilah resume sering disebut
dengan CV (curriculum vitae), qualification document, qualification brief, atau
daftar riwayat hidup. Menurut K.C Bay resume sebenarnya merupakan presentasi
penjualan formal diri anda yang sangat penting. Di dalam resume itu mencangkup
semua fakta yang relevan mengenai latar belakang, kualifikasi, pengalaman kerja
dan sebagainya yang disusun dalam suatu format yang teratur, mudah dipahami,
dan menarik perhatian pembaca. Yang perlu diingat resume akan menjadi
pedoman atau petunjuk bagi pelaksanaan wawancara kerja. Melalui resume ini
pimpinan suatu organisasi atau perusahaan dapat mengetahui kemampuan
seseorang, walaupun belum pernah bertemu secara langsung. Menurut Batty dkk,
dalam mempersiapkan suatu resume ada tiga hal yang perlu dilakukan yaitu :
1. Mencari informasi penting
2. Merencanakan resume
3. Membuat resume
Menulis resume bukan hanya sekedar menulis profil diri, perusahaan ataupun
permintaan kepada institusi ataupun person namun telah menjadi daya tarik
pertama dari pengirim resume. Untuk mengetahui informasi seputar keahlian dan
kelemahan klien menjadi point penting dalam penulisan resume. Hal ini dilakukan
agar tidak membuat kesalahan dalam menuliskan resume terkait dengan
kemampuan yang dimiliki oleh klien .
52
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat resume yang
baik :
1. Dalam membuat resume kita harus jujur dan jangan berbohong. Kita harus
percaya diri bahwa kita mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.
2. Usahakan untuk membuat resume yang singkat tetapi padat. Karena kita akan
mempunyai waktu untuk bercerita panjang lebar mengenai pendidikan,
pengalaman kerja, dll pada saat sesi wawancara.
3. Selalu memperhatikan tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar.
4. Resume harus gamblang dan jelas serta tidak berbelit belit.
5. Pastikan bahwa resume yang kita buat mudah dibaca dan mudah dicerna oleh
siapapun.
6. Gunakan kertas putih polos tanpa background. Hindari juga penggunaan form
resume yang banyak dijual di toko-toko.
7. Sebaiknya CV tidak ditulis tangan, melainkan diketik dengan menggunakan
jenis huruf dan ukuran yang standar.
8. Lampirkan pas foto terbaru ukuran 3x4 atau 4x6 yang berwarna dan
mengenakan pakaian resmi.
9. Lampirkan juga foto copy dokumen pendukung seperti ijasah, transkrip nilai,
dan lain-lain.
Resume yang baik adalah resume yang memuat semua informasi tentang kita,
padat, dan "menjual". Adapun urutan penulisan resume yang baik adalah sebagai
berikut :
1) Data Pribadi
kita harus mencantumkan identitas pribadi dengan jelas mulai dari nama, alamat,
jenis kelamin, status, tempat dan tanggal lahir, agama, status perkawinan,
informasi kontak, dll.
2) Pendidikan
kita harus mencantumkan pendidikan formal maupun non formal yang pernah kita
enyam mulai dari tahun masuk, tahun lulus, jurusan, dll
3) Kemampuan / keahlian
kita perlu menjelaskan dengan singkat keahlian yang kita miliki yang tentu saja
53
berhubungan dengan posisi pekerjaan yang kita lamar. Ingat, jangan pernah
berbohong mengenai kemampuan / keahlian yang kita miliki.
4) Pengalaman kerja
apabila kita pernah bekerja pada lebih dari satu perusahaan, maka kita harus
mengurutkan mulai dari pekerjaan yang terakhir. Cantumkan nama perusahaan,
alamat perusahaan, jabatan, tahun masuk, tahun keluar, serta deskripsi singkat
pekerjaan kita saat itu.
5) Pengalaman organisasi (apabila ada)
pengalaman organisasi hanya dicantumkan apabila pengalaman organisasi itu
berhubungan dengan posisi pekerjaan yang sedang kita lamar.
6) Referensi kerja
referensi kerja sangat penting. Usahakan hanya mencantumkan nama dan nomer
telp seseorang yang memang benar-benar mengenak kita dan bisa memberikan
informasi yang positif mengenai kita.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam membuat surat lamaran kerja adalah
pendekatan Attention, Interest, Desire and Action (AIDA). Secara lebih rinci
pendekatan AIDA adalah sebagai berikut :
54
1. Attention
Prinsip pertama dalam penulisan surat lamaran kerja adalah attention (perhatian).
Artinya pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisasi atau lembaga
pencari kerja (pembaca) bahwa pelamar kerja memiliki sesuatu yang bermanfaat
yang dapat menumbuhkan rasa tertarik bagi pembaca. Jelaskan idea tau gagasan
yang dapat membuat pembaca antusias untuk menyimak apa yang anda tuliskan.
Pembaca tentunya bertanya-tanya tentang manfaat yang akan dia peroleh. Pelamar
kerja juga mengemukakan tentang bagaimana ia mandapatkan informasi
lowongan kerja dengan alasan mengapa ia tertarik pada posisi atau jabatan
tersebut.
2. Interest
Prinsip kedua dalam penulisan lamaran adalah interest (menarik). Artinya,
pelamar harus dapat menerik perhatian pembaca dengan menjelaskan relevasi
pesan-pesan yang disampaikan. Dalam hal ini pelamar kerja harus, menjelaskan
dan menegaskan bahwa kualifikasi yang dibutuhkan tersebut relevan dengan
kemampuan yang dimiliki dan ia yakin mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut
dengan baik.
3. Desire
Prinsip ketiga dalam penulisan lamaran adalah desire (hasrat). Artinya pelamar
kerja harus dapat menumbuhkan hasrat pembaca untuk mengetahui lebih jauh apa
yang sudah dituliskan dalam surat lamaran tersebut. Pelamar kerja juga dapat
meyakinkan pembaca melalui bukti-bukti pendukung yang relevan dengan posisi
yang dikehendaki.
4. Action
Prinsip keempat dalam penulisan lamaran adalah action (tindakan). Artinya
pelamar harus memberikan tindakan yang menguatkan pembaca agar dapat
mengetahui maksud dan tujuan yang disampaikan oleh pelamar.
Menurut (Purwanto, 2007, memasuki dunia kerja ada tiga hal yang perlu
mendapat perhatian para pelamar kerja, yaitu surat lamaran kerja, resume, dan
wawancara kerja. Selain itu ada beberapa perusahaan yang mensyaratkan
parapelamar kerja yang sudah lolos wawancara untuk mengikuti tahap berikutnya,
yakni presentasi bismis.
55
Dalam surat lamaran kerja, seorang pelamar kerja memperkenalkan dirinya
kepada pihak lain (perseorangan atau badan usaha yang menawarkan peluang
pekerjaan). Oleh karena itu, penulisan surat lamaran kerja dilakukan secara
persuasive, yaitu menyaksikan pihak lain bahwa segala persyaratan dan
kualifikasi yang dimiliki pelamar kerja tersebut memenuhi atau sesuai dengan
harapan pihak lain tersebut.
Surat lamaran kerja juga dapat dikatakan surat penjualan sebagaimana penjual
suatu produk yang berusahan menyakinkan para pembeli atau konsumen bahwa
produk yang ditawarkan tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka. Informasi
yang dikaitkan dengan lowongan pekerjaan atau peluang kerja yang diumumkan
secara terbuka atau public atau masyarakat umum, seperti iklan lamaran kerja di
berbagai media cetak dan media elektronik. Namun ada juga yang terkesan
tertutup dan hanya orang-orang tertentu yang mengetahui adanya lowongan
pekerjaan diperusahaan tersebut.
Menurut (Ali, Adlan dan Tanzil. 2009) Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari
seseorang yang memerlukan pekerjaan (pelamar) kepada orang atau pejabat yang
dapat memberi pekerjaan atau jabatan.
Surat lamaran pekerjaan dapat juga di artikan sebagai surat dari calon karyawan
kepada calon majikan yang berisi permintaan agar calon karyawan di beri
pekerjaan oleh calon majikan.
Surat lamaran pekerjaan dapat dibuat dengan dua cara yaitu:
1. Surat lamaran pekerjaan yang di gabungkan dengan riwayat hidup
(curriculum vitae). Dalam model ini riwayat hidup termasuk isi surat.
Karena isinya berupa gabungan, model ini juga disebut model gabungan
2. Surat lamaran yang dipisahkan dari riwayat hidup. Dalam model ini
riwayat hidup merupakan lampiran. Karena itu model ini juga disebut
56
model terpisah. Dalam praktek pemakaian. yang banyak dipakai adalah
model terpisah. Walaupun dalam pembuatannya memerlukan dua kali
kerja, namun surat lamaran model ini lebih digemari oleh pencari kerja
karena suratnya tidak panjang.
Surat lamaran yang baik sekurang–kurangnya mempunyai ciri–ciri :
a. Mempunyai bentuk yang menarik
b. Mempunyai bahasa yang baik
c. Menggambarkan kemampuan pelamar
d. Tepat pada sasaran
Adapun tata cara penulisan surat lamaran kerja yang baik dan benar adalah :
1. Gunakan kertas HVS ukuran kuarto / A4
2. Kertas tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal, antara 60-70 gram
3. Pilih kertas yang berkualitas baik , bersih dan tidak berwarna (putih)
4. Hindari penulisan surat lamaran kerja pada kertas secara timbal balik
5. Apabila di ketik menggunakan program komputer, pilihlah jenis huruf (font)
yang lazim di gunakan dalam berkorespondensi, misalnya times new roman,
arial/ verdana , dengan jarak 1,5 spasi dengan ukuran 12. hindari penulisan
surat lamaran kerja dengan jenis huruf yang terlalu berseni ( sulit di baca),
seperti webdinges , wingdanges , ms outlok,/marlet.
6. Apabila di tulis dengan tangan, usahakan di tulis sendiri dengan tulisan yang
rapi
7. Pilihlah amplop yang sesuai dengan ukuran surat , usahakan surat tersebut
tidak di lipat
8. Hindari coretan / menggunakan cairan penghapus dalam penulisan surat
lamaran kerja.
Tips Menulis Surat Lamaran Kerja
1. Gunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Dalam menulis surat lamaran kerja, Anda diharuskan untuk menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar jika surat lamaran kerja Anda berbahasa
indonesia. Namun jika perusahaan meminta Anda untuk menulis surat lamaran
kerja bahasa inggris, tulislah menggunakan bahasa inggris yang baik dan benar
57
pula. Jangan ada satu hurufpun yang tertingga atau salah ejaan. Untuk
mengatasinya, sebelum Anda print surat lamaran kerja tersebut coba ulangi
membaca surat lamaran kerja yang Anda buat.
2. Tulis Surat Lamaran Kerja Menggunakan Komputer
Sebisa mungkin usahakan menulis surat lamaran kerja menggunakan
komputer. Jangan membeli dari kedai photocopy atau menulis surat lamaran
kerja dengan tulisan tangan. Akan tetapi terkadang ada beberapa perusahaan
dan biasanya ini perusahaan BUMN (PNS) yang meminta menulis surat
lamaran kerja menggunakan tulisan tangan, hal ini boleh Anda lakukan. Secara
psikologis surat lamaran kerja yang ditulis atau diketik dengan komputer
terkesan profesional dan mampu menggunakan komputer.
3. Struktur Surat Lamaran Kerja
Mungkin struktur dan tata letak surat lamaran kerja Anda sudah tahu, disini
saya hanya mengingtkan kembali.
4. Singkat, Padat, Informatif dan Tepat Sasaran
Isi surat lamaran kerja usahakan ditulis dengan singkat, yaitu ditulis dalam satu
halaman lembar kertas A4. Uraikan informasi yang penting sesuai kualifikasi
yang dibutuhkan perusahaan. Selebihnya, jika Anda lulus dari seleksi berkas
dan berlanjut ke sesi wawancara kerja, disini Anda dapat menjelaskan siapa
dan apa prestasi yang pernah Anda raih selama ini.
5. Jangan Menuliskan Berapa Gaji yang Anda Minta
Masalah gaji dalam surat lamaran kerja merupakan hal yang sensitif dan
memiliki penilaian tersendiri oleh HRD. Jika perusahaan tidak meminta Anda
untuk menuliskan gaji yang Anda minta, jangan ditulis, begitu pula dengan
sebaliknya.
6. Beri Tanda Tangan Pada Surat Lamaran Kerja Anda
Memberi tanda tangan pada surat lamaran kerja adalah hal yang penting,
karena dengan adanya tanda tangan yang tercantun dalam surat lamaran kerja
Anda, menginformasikan secara tersira bahwa ini adalah surat formal dan
buatan Anda. Terkadang membubuhi tanda tangan pada surat lamaran kerja
sering terlupakan oleh kita, untuk itu setelah surat lamaran kerja di print
segeralah memberi tanda tangan sebagai Antisipasi agar Anda tidak lupa.
58
7. Surat Lamaran Kerja Harus Bersih
Nah, pada poin yang ketujuh ini mungkin Anda sudah tahu. Sekedar tambahan,
jika terdapat kesalahan dalam penulisan surat lamaran kerja setelah di print,
jangan hapus penggunakan penghapus pena, karena ini sangat pantang,
usahakan print kembali surat lamaran kerja Anda.
Dalam penulisan surat lamaran kerja kemukakanlah dengan jelas dan tegas tujuan
surat tersebut, misalnya untuk mengisi posisi jabatan tertentu yang di tawarkan
oleh perusahaan, dalam surat itu juga perlu di jelaskan tentang berbagai
kemampuan, ketrmpilan, dan pengalaman yang di miliki serang sesuai dengan
posisi pekerjaan yang di tawarkan / sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
tunjukkan bahwa kehadiran anda di perusahaan dapat menjadi solusi alternatif
terbaik yang dapat memecahkan permasalahan yang di hadapi perusahaan.
Suratlamaran kerja pada umumnya hanya mengemukakan poin-poin penting yang
releven dengan persyaratan tetentu dan menyajikan poin penting lainnya yang
dapat membedakan dengan pelamar kerja yang lain , suatu hal yang tak boleh di
lupakan dalam penulisan surat lamaran kerja adalah pernyataan pada paragraf
terakhir bahwa anda berharap dapat di panggil untuk mengikuti wawancara kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Adlan dan Tanzil. 2009. Pedoman Lengkap Menulis Surat. PT Kawan
Pustaka.Jakarta.
Enterprise, Jubille. 2010. 30 Bisnis Berbasis Ide bagi Siapa Pun. Jakarta. PT Alex
Media Komputindo.
59
http://akangjuheri.wordpress.com/2011/08/15/tata-cara-penulisan-surat-lamaran-
kerja-yang-baik-dan-benar/ Diakses tanggal 21 Mei 2013
http://www.poztmo.com/2011/10/contoh-surat-lamaran-kerja.html. Diakses
tanggal 20 Mei 2013.
http://tourworldinfo.blogspot.com/2012/01/contoh-surat-lamaran-kerja-
format.html
60
BAB
WAWANCARA KERJA
6
Tujuan Instruksional Khusus:
61
keluar dan persuasi.Fungsi setiap wawancara tersebut terlihat seperti di
bawah ini.
62
yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, baik dalam bentuk jurnal,
majalah atau buletin.
Wawancara Kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu
perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Seorang pelamar
mungkin saja dapat diwawancarai lebih dari satu kali. Hal ini sangta
bergantung pada jumlah pelamar yang diseleksi,sementara jumlah tenaga
yang dibutuhkan sangat sedikit.Wawancara Kerja bertujuan untuk
mengetahui kelayakan pencari kerja sebelum bergabung di perusahaan lewat
pertanyaan dalam wawancara kerja.Wawancara kerja juga merupakan sebuah
proses yang pasti dilalui oleh pencari kerja, terkadang dilakukan dengan
bahasa indonesia, namun ada juga beberapa perusahan yang menerapkan
wawancara kerja dengan bahasa inggris.
Menurut Sri (2001) terdapat beberapa aspek khusus kepribadian yang kita
tampilkan baik secara verbal maupun non verbal, bahkan pada saat anda
memasuki ruang wawancara akan memperolehperhatian darai pewawancara .
Aspek-aspek yang akan dinilai antara lain mencakup :
Penampilan anda secara fisik
Gerak-gerik dan sopan santun
Nada suara (tone voice)
Rasa percaya diri
Inisiatif
Kebijaksanaan
Daya tanggap dan kerja sama
63
Ekspresi wajah
Kemampuan berkomunikasi
Sikap terhadap pekerjaan
Selera humor
Menurut Curtis, James, dan Winsor (2002) wawancara pada tahap awal sering
disebut juga dengan wawancara pendahuluan. Pada tahap ini,wawancara yang
dilakukan didasarkan pada surat lamaran atau resume yang telah dibuat oleh
pelamar. Hal ini untuk memastikan bahwa pelamar secara administrasi sudah
memberikan atau mengisis semua informasi penting dan untuk menilai
kesulitan antara kualifikasi pelamar dengan jenis jabatan yang anda
isis.Selama kegiatan wawancar berlangsung, berusahalah untuk memberikan
informasi secara jelas,padat,akurat dan tidak berbelit-belit.
Menurut Curtis, James, dan Winsor (2002) cara terbaik untuk menyiapkan
wawancara pekerjaan adalah memikirkan dengan seksama mengenai
pekerjaan itu sendiri. Ikuti wawancara dengan penghargaan yang
mantabterhadap tujuan gandanya. Tujuan utama organisasi adalah menmukan
orang terbaik yang tersedia untuk pekerjaan yang tersedia. Tujuan pelamar
adalah menemukan pekerjaan yang paling cocok dengan sasaran dan
kemampuannya. Walaupun pemberi kerja dan pelamar mendekati proses dari
sudt berbeda, keduanya muju sasaran yang sama-sama menemukan
kecocokan.
64
Pada umunya pemberi kerja mewawancarai seorang pelamar dua atau tiga
kali sebelum memutuskan untuk menawarkan pekerjaan. Wawancara pertama
pada umumnya dilakukan dikampus,adalah wawancara penyaringan
pendahuluan,membantu pemberi kerja menyaring pelamar yang tidak
memenuhi syarat. Semua calon yang paling memenuhi persyaratan organisasi
diundang untuk mengunjungi kantor perusahaan untuk evaluasi lebih lanjut.
Beberapa organisasi membuat keputusan saat itu,tetapi banyak yang
menjadwalkan wawancara ketiga untuk melengkapi proses evaluasi sebelum
menawarkan pekerjaan. Pendekatan terbaik untuk wawancara dikampus
adalah mengikuti arah pembicaraan pewawancara.Jaga agar jawaban tetap
pendek dan langsung ke sasaran.Berbicara terlalu banyak dapat merupakan
kesalahan.
65
ini,karena jika pekerjaan ini kita cantumkan didalam daftar riwayat
hidup,pewawancara akan menanyakan kepada kita mengapa bekerja disuatu
perusahaan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini dapat menjadi penilaian
tersendiri bagi sebuah perusahaan untuk menentukan akan merekrut anda atau
tidak.
66
M. Jenis-janis Wawancara
Menurut Sri (2001) berbagai jenis wawancara dipakai oleh organisasi untuk
menemukan sebanyak mungkin informasi mengenai pelamar. Janis-jenis
tersebut adalah :
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara ini pada umumnya digunkan dalam tahap
penyaringan.Pemberi kerja memberikan wawancara dengan mengajukan
sederetan pertanyaan yang sudah dipersiapkan dalam urutan
tertentu.Dengan menggunakan daftar periksa, pewawancara mengajukan
setiap pertanyaan kepada pelamar, memprhatikan periode yang telah
ditentukan.Walaupun bermanfaat untuk mengumpulkan fakta, wawancara
terstruktur pada umumnya dianggap sebagai ukuran yang buruk terhadap
kemampuan pribadi pelamar. Walaupun demikian, beberapa perusahaan
menggunakannya untuk menciptakan keseragaman dalam proses
penerimaan karyawan.
2. Wawancara Terbuka
Adalah wawancara yang kurang formal,tidak terstruktur dengan format
santai. Pewawancara melontarkan pertanyaannya umum dan terbuka sera
mendorong pelamar untuk berbicara bebas, bahkan untuk menyampaikan
lebihbanyak daripada yang seharusnya.Jenis wawancara ini baik untuk
membongkar kepribadia pelamar dan dipakai unuk menguji penilaian
professional.
3. Wawancara Kelompok
Mewawancarai beberapa calon bersamaan untuk mengetahui bagaimana
mereka berinteraksi, Jenis wawancara ini bermanfaat untuk menilai
ketrampilan antar pribadi
4. Wawancara Stres
Wawancara ini diatur untuk mengetahui seberapa baik seorang calon
menangani situasi yang dapat menimbulkan stress (kualifikasi penting
untuk pekerjaan tertentu). Selama wawancara ini akan ditanya dengan
pertanyaan yang didesain untuk mengganggu atau membuat kita gelisah.
Kita mungkin di hadapkan pada kesunyian yang cukup panjang, kritik atas
67
penampilan, intropeksi yang dilakukan dengan sengaja, reaksi yang kasar
atau bahkan dimusuhi oleh pewawancara.
Menurut Ridha (2000), ada beberapa hal yang biasanya dicari oleh pencari
kerja atau perusahaan yang membutuhkan seorang karyawan. Hal-hal tersebut
adalah :
1. Cocok dengan Organisasi
Pewawancara mencoba untuk memutuskan apakah calon akan sesuai
dengan orang lain dalam organisasi. Seiap pewawancara yakin bahwa latar
belakang pribadi merupakan indicator seberapa baik calon akan cocok
didalam organisasi, jadi kita mungkin akan ditanya mengenai minat, hobi,
pengetahuan peristtiwa dunia, dan berpartisipasi dalam kelompok diskusi,
seminar dan lokakarya. Pemberi kerja juga akan mempertimbangkan gaya
pribadi calon. Keterbukaan, antusiasme, dan minat kemungkinan member
kesan seorang pewawancara. Jadi apakah kesopanan, ketulusan, kemauan
untuk belajar, dan gaya percaya diri yangpositif semuanya membantu
karyawan baru menyesuaikan diri dengan tempat kerja baru dan tanggung
jawab baru.
2. Kualifikasi untuk Pekerjaan
Setiap posisi memerlukan kualifikasi dan ketrampilan spesifik.Untuk
menjadi auditor misalnya anda harus mengetahui akounting. Selama
wawancara kita akan diminta untuk menguraikan pendidikan dan
pekerjaan sebelumnya secara lebih mendalam sehingga pewawancara
dapat menentukan seberapa baikketrampilan anda memenuhi persyaratan.
Pada umunya pewawancara akan mencari seseorag dengan fleksibilitas
untuk menerapkan berbagai ketrampilan dalam banyak bidang.
68
Hal – hal yang harus disiapkan sebelum menghadapi wawancara kerja adalah
:
1. Lakukan Riset Dasar
Mengetahui tentang organisasi dan pekerjaan penting karena hal itu
memungkinkan anda utnuk menunjukan kepada organisasi bagaimana
akan memenuhi kebutuhan tertentu. Cara tercepat ntuk empelajari
perusahaan yang akan dituju adalah dengn mempelajari web nya. Jika
menghadapi wawancara penting dan memerlukan informasi mengenai
perusahaan itu dengan cepat, kita dapat menggunakan alat pncari web
untuk menemukan lokasi informasi mengenai pernyataan misi, uraian
produk, laporan tahunan dan pekekrjaan yang ditawarkan.
2. Membayangkan pertanyaa yang akan di ajukan
Wawancara penerimaan karyawan pada umumnya adalah acara Tanya
jawab dan anda menjawab pertanyaa pewawancara mengenai
latarbelakang anda, dan anda mengajukan pertanyaan untuk menentkan
aakah pekerjaan dan organisasi itu cocok untuk anda.Dengan
merencanakan wawancara anda dapat menangani pertukaran ini dengan
cerdik.Pemberi kerja biasanya mengarahkan pertanyaan mereka pada
kebutuhan organisasi dan banyak mengubah pertanyaan mereka dengan
berlalunya waktu. Pada umumnya anda akan ditanya mengenai
ketrampilan keberhasilan dan sasaran, sikap terhadap pekerjaan dan
sekolah, hubungan dengan pekerjaan supervisor, rekan kerja dan sesame
mahasiswa. Untuk mengetahui beberapa pertanyaan yang di ajukan,
tuliskan jawaban singkat untuk masing-masing pertanyaan.Kemudian
baca jawaban berulang kali sampai anda measa puas denan jawaban itu.
Pertanyaan yang anda ajukan dalam w awancara sama pentingnya dengan
jawaban yang anda berikan.
3. Menaikan Percaya Diri
Anda dapat membina rasa percaya diri dan membuat kesan yang lebih
baik.Cara terbaik untuk melawan keakutan adalah menghilangkan
sumbernya.Bila beberapa aspek dari penampilan latarbelakang
menyebabkan anda gelisah, koreksi kessalahan itu atau melatih sifat yang
positif untuk menutupinya, seperti kehangatan, kejenakan, kecerdasan
69
atau anggun.Daripada menghawatirkan kelemahan, fokuskan pada
kekuata anda sehingga dapat menekankannnya kepada
pewawancara.Buat daftar hal-hal yang baik dari diri anda.
Dalam proses menunggu ini, calon karyawan tidak harus berdiam dirisaja.
Namun calon dapat menghubungi pewawancaranya atau departemen
personalia, untuk menunjukan bahwa calon dapat menghubuni
pewawancaranya atau departemen personalia untuk menunjukan bahwa calon
benar-benar menginginkan pekerjaan itu dan menunggu keputusan aau
pengumuman dari perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
70
BAB
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNIS
7
Tujuan Instruksional Khusus:
A. Pengertian Korespondensi
71
B. Peranan Korespondensi dalam Bisnis
72
4. Juru ketik, yaitu orang yang membantu memproduksi surat-surat.
5. Register,yaitu orang yang melakukan aktivitas tata usaha atau administrasi
surat-surat yang meliputi pemberian nomor surat, pencatatan surat keluar
dann surat masuk, serta menangani pengarsipan surat-surat (filling system).
6. Kurir, yaitu orang atau pihak yang mmenyampaikan surat kepada
penerima.
D. Fungsi Surat
73
7. Dasar penilaian dan keputusan
Surat merupakan salah sati dasar penilaian dan pengambilan keputusan.
Misalnya, surat rekomendasi, surat keterangan, dan surat dalam bentuk
laporan.
8. Sebagai barometer kegiatan organisasi
Kegiatan organisasi disebarkan kepada pihak internal dan eksternal
melalui surat. Dengan demikian, intensitas kegiatan organisasi dapat
diukur dari frekwensi surat-menyurat.
9. Alat untuk menumbuhkan sikap saling pengertian dan menghindari
kesalah pahaman.
Surat tidak disusun dengan baik bisa menimbulkan kekacaauan. Namun,
melalui surat pula saling pengertian dapat ditumbuhkan dan kesalpahaman
dapat terhindari.
10. Sarana meningkatkan kerja sama dengan pihak lain
Karena kerja sama dengan pihak lain akan terjalin lebih kuat dengan
adanya surat. Arus surat-menyurat dengan pihak lain bisa menunjukan
eratnya kerja sama dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
E. Penggolongan Surat
74
h. Surat perjanjian
i. Surat penawaran
j. Surat pesanan
k. Surat laporan
l. Surat pengantar
m. Surat lamaran pekerjaan
n. Surat penegasan
o. Surat penuntutan (klaim)
3. Menurut wujud atau bentuknya
a. Surat bersampul
b. Memorandum atau nota
c. Telegram
d. Telex
e. Radiogram
f. Faksimili
g. Kartu pos
h. Wesel/warkat pos
4. Menurut jaminan keamanan
a. Surat sangat rahasia
b. Surat rahasia
c. Confidential (terbatas)
d. Surat biasa
5. Menurut urgensinya
a. Surat kilat khusus
b. Surat kilat (amat segara)
c. Surat biasa
6. Menurut alirannya
a. Surat keluar
b. Surat masuk
7. Menurut kegunaannya
a. Surat konsep
b. Surat asli
75
c. Surat tebusan
d. Surat petikan
8. Menurut nilai isinya
a. Surat tidak rutin
b. Surat rutin
9. Menurut sifatnya
a. Surat yang bersifat mengatur
b. Surat yang tidak bersifat mengatur
F. Bagian-bagian Surat
76
Lampiran surat diisi dengan hal-hal yang dicantumkan sebagai laampiran
surat. Dalam surat niaga atau bisnis, semua lampiran harus diseebutkan
satu per satu. Sementara dalam surat dinas, cukup dituliskan satu lampiran
atau berkas.
Hal/perihal merupakan petunjuk mengenai pokok isi surat untuk
mempermudah penerima dalam membahas isi surat dam memberikan
tanggapan atau balasan.
Penulis surat dapat menyusun surat yang baik dan benar dalam aktifitas
korespondensi bisnis apabila penulis surat tersebut mengetahui adanya
beberapa syarat maupun ciri-ciri tertentu dari sebuah surat yang baik. Berikut
ini beberapa syarat dan ciri-ciri dari surat yang baik tersebut ( Rakhmat,
1993):
1. Bentuk surat harus disesuaikan dengan isi, pesan dan tingkat urgensinya
2. Bahasa yang dipergunakan tidak boleh kasar atau menyinggung perasaan,
dan tetap menjaga sopan santun.
3. Kalimat-kalimat dalam surat harus mematuhi kaidah-kaidah tata bahasa
Indonesia yang benar (EYD). Oleh sebab itu pengetahuan mengenai tata
bahasa yang baik dan benar mutlak dibutuhkan.
4. Isi Surat tidak perlu terlalu panjang dan bertele-tele, tetapi menggunakan
bahasa yang efisien, efektif dan lugas namun harus tetap menjaga etika
kesopanan sehingga menjadi lebih mudah dipahami dan berkesan
mendalam.
Dalam penyusunan „surat‟ yang sifatnya „dinas‟ atau „resmi‟ penulis surat juga
perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Mempersiapkan dan merencanakan rancangan surat dengan baik (draft)
b. Menetapkan dan menguasai permasalahan yang akian diungkapkan
c. Menetapkan bahan rujukan : dokumen/arsip dan berbagai macam data
pendukung yang diperlukan.
77
H. Pentingnya Korespondensi Bisnis
Apabila perundingan tersebut dilakukan dalam beberapa kali tatap muka dan
berkesinambungan, maka semua catatan notulen dari setiap pertemuan
tersebut akan dituangkan dalam suatu kesimpulan akhir yang disebut dengan
“Persetujuan Prinsip” atau Memorandum Of Understanding yang dikenal
dengan singkatan „MOU‟. MOU tersebut selanjutnya akan ditandatangani
bersama oleh kedua belah pihak yang membuat kesepakatan dalam suatu
upacara sederhana yang disebut dengan „Assigment of MOU‟.
78
1. Korespondensi dan Citra Baik (Favourable Image)
Pada prakteknya hampir sebagian besar relasi bisnis kita bisa jadi hanya
mengenal perusahaan kita melalui surat-surat (brosur, leaflet, price list)
yang telah kita kirimkan. Mereka tidak menganal kita secara pribadi atau
personal. Oleh karena itu, desain bentuk dan isi surat mulai dari kop surat,
isi surat dan bahasa yang digunakan akan menjadi cerminan awal dari
eksistensi perusahaan kita.
Citra perusahaan pada tahap awal perkenalan mungkin sekilas hanya
diwakili oleh bentuk sampul amplop ataupun kop suratnya, oleh karena itu
desain amplop maupun kop surat perlu dibuat dengan desain yang anggun
dan indah yang dapat memberikan informasi dasar mengenai perusahaan,
terutama yang dapat menunjukkan sejauh mana integritas dan bonafiditas
perusahaan.
2. Korespondensi dan Reputasi (Good Reputation)
Apabila perusahaan kita telah mendapatkan pesanan pertama (first order =
trial order) maka hal ini berarti kita mulai memasuki tahap yang amat
penting dalam kehidupan usaha bisnis tersebut. Pesanan pertama
merupakan ujian atas bonafiditas perusahaan, dan salah satu ukuran yang
dapat dipakai adalah apakah perusahaan dapat memegang komitmen,
khususnya tentang „tepat mutu dan tepat waktu‟ sebagaimana yang
disepakati dalam dokumen „MOU‟.
3. Korespondensi dan Kepercayaan (Reliability)
Citra yang baik muncul dari penampilan lahir yang baik, sedangkan
reputasi yang baik akan terlahir dari kemampuan perusahaan dalam
memegang janji komitmen atau dalam menunjukkan kinerja yang baik.
Apabila perusahaan dapat mencapai kedua sasaran diatas maka secara
otomatis para pelanggan akan menaruh kepercayaan kepada perusahaan
dalam aktifitas transaksi bisnisnya. Peranan korespondensi sangatlah
penting untuk dapat menunjang mewujudkan tercapainya ketiga sasaran
tersebut yaitu tercapainya :citra, reputasi dan kepercayaan dari mitra bisnis
perusahaan (Edhy, 2003).
79
I. Etika Korespondensi
80
menandatangani surat itu adalah seorang yang teliti, bersih, rapih dan
efisien. Hindari penggunaan penghapus (tip-ex) atau correction pen,
karena surat bisnis resmi harus bias menampilkan ketelitian dan
keprofesionalan pengirimnya.
4. Perhatikan Tata Letak Surat
Susunan isi surat dan lay outnya pada umumnya dapat dibagi-bagi dalam
beberapa bagian sebagai berikut: ruang referensi, ruang nama & alamat,
kalimat pembuka, Isi surat, kalimat penutup, nama pengirim, tanda tangan
pengirim dan jabatan pengirim. Pembahasan lebih lanjut mengenai
masalah ini akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
5. Membaca Kembali (Koreksi)
Sebelum anda mengirimkan atau menandatangani surat tertentu, terlebih
dahulu luangkan waktu anda untuk membaca kembali surat tersebut, hal
ini penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan fatal yang seharusnya
tidak perlu terjadi. Jika anda seorang manajer sebaiknya jangan 100%
percayakan urusan korespondensi kepada sekretaris anda, telitilah sebelum
surat tersebut anda tanda tangani, karena andalah yang menjadi
penanggung jawab atas isi surat itu, Ingatlah isi surat tersebut kelak bisa
dijadikan barang bukti di pengadilan apabila terjadi perselisihan dan
sengketa bisnis dengan relasi anda, oleh karena itu baca lagi dan sekali lagi
sebelum anda menandatanganinya.
6. Balas Segera
Usahakan membalas setiap surat yang masuk „segera‟ setelah surat itu
diterima. Apabila perlu surat yang masuk dibalas pada hari yang sama.
Jangan tunda hingga esok apa yang bisa anda selesaikan hari ini. Mungkin
sebagian besar pelanggan memutuskan membeli produk dari perusahaan
anda bukan atas dasar pertimbangan harga atau mutu barang, namun lebih
didasari oleh kecepatan pelayanan dan perhatian kita terhadap kepuasan
kebutuhan pelanggan.
81
J. Evaluasi Proses Korespondensi
82
DAFTAR PUSTAKA
83
DEFINISI, TAHAPAN, PROSES, FAKTOR
PENTING SERTA PENYEBAB TERJADI BAB
NEGOSIASI DAN KONFLIK
8
Tujuan Instruksional Khusus:
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Menurut Thill (1994)
negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat
memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen
kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika
berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Negosiasi bisnis adalah pertemuan tatap muka antara 2 orang atau dua kelompok
pengusaha untuk melakukan serangkaian tawar menawar yang berkesinambungan
mengenai suatu subjek niaga tertentu yang bertujuan untuk mencapai suatu
perjanjian atau suatu kontrak dagang. Setiap perunding akan maju ke meja
perundingan dengan tujuan dan tekad untuk mencapai suatu prjanjian dengan
syarat-syarat yang secara optimal akan memuaskan kedua belah pihak. Negosiasi
yang berhasil adalah negosiasi yang membuahkan suatu kontrak atau perjanjian.
Sebaliknya negosiasi yang menemui jalan buntu hanya menghasilkan suatu
84
perjanjian yang hanya akan memuaskan salah satu pihak saja. Yang lazim
biasanya menyangkut mutu barang atau produk, harga, syarat pembayaran, tempat
penyerahan, waktu penyerahan, sertifikat mutu, garansi, perawatan purna jual, dan
lain sebagainya (AnonimA, 2013).
Tahapan-tahapan Negosiasi
1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan dalam negosiasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Persiapan sebagai kunci keberhasialan;
2. Mengenal lawan, pelajari sebanyak mungkin pihak lawan dan lakukan
penelitian;
3. Usahakan berfikir dengan cara berfikir lawan dan seolah-olah kepentingan
lawan sama dengan kepentingan anda;
4. Sebaiknya persiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum pertemuan dan
ajukan dalam bahasa yang jelas dan jangan sekali-kali memojokkan atau
menyerang pihak lawan;
5. Memahami kepentingan kita dan kepentingan lawan;
6. Identifikasi masalahnya, apakah masalah tersebut menjadi masalah bersama
7. Menyiapkan agenda, logistik, ruangan dan konsumsi
85
8. Menyiapkan tim dan strategi
9. Menentukan BTNA (Best Alternative to A Negitieted Agreement)
alternative lain atau harga dasar (Bottom Line)
4. Tahapan Penutup
Langkah-langkh yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagi berikut :
1. Mengevaluasi opsi-opsi berdasarkan kriteria obyektif
2. Kesepakatan hanya menguntungkan bila tidak ada lagi opsi lain yang lebih
baik, bila tidak berhasil mencapai kesepakatan, membatalkan komitmen
atau menyatakan tidak ada komitmen.
86
mengenai konflik ini akan bermanfaat dalam upaya mengakhiri perang intelektual
di antara aliran-aliran penelitian antropologis.
Konflik merupakan suatu gejala yang umumnya muncul sebagai akibat dari
interaksi manusia dalam hidup bermasyarakat. Konflik akan timbul ketika terjadi
persaingan baik individu maupun kelompok. Konflik juga bisa dipicu karena
adanya perbedaan pendapat antara komponen-komponen yang ada di dalam
masyarakat membuatnya saling mempertahankan ego dan memicu timbulnya
pertentangan. Bukan hanya di masyarakat konflik juga bisa terjadi di satuan
kelompok masyarakat terkecil, keluarga, seperti konflik antar saudara atau suami-
istri (Anonim B, 2013).
87
1. Potensi Pertentangan atau Ketidakselarasan
Tahap pertama ini adalah munculnya kondisi-kondisi yang menciptakan peluang
bagi pecahnya konflik. Kondisi-kondisi tersebut tidak harus mengarah langsung
pada konflik, tetapi salah satunya diperlukan jika konflik akan muncul. Secara
sederhana, kondisi-kondisi tersebut dapat dipadatkan ke dalam tiga kategori
umum, yaitu:
1. Komunikasi
Sebuah ulasan mengenai penelitian menunjukkan bahwa konotasi kata yang
menimbulkan makna yang berbeda, pertukaran informasi yang tidak
memadai, dan kegaduhan pada saluran komunikasi merupakan hambatan
komunikasi dan kondisi potensial pendahulu yang menimbulkan
konflik.Penelitian menunjukkan bahwa potensi konflik meningkat ketika
terjadi terlalu sedikit atau terlalu banyak informasi.Jelas, meningkatnya
komunikasi menjadi fungsional sampai pada suatu titik, dan diatasnya
dengan terlalu banyak komunikasi, meningkat pula potensi konflik.
2. Struktur
Istilah struktur digunakan dalam konteks ini untuk mencakup variabel-
variabel seperti ukuran, kadar spesialisasi dalam tugas-tugas yang diberikan
kepada anggota kelompok, keserasian antara anggota dan tujuan, gaya
kepemimpinan, sistem imbalan, dan kadar ketergantungan antar kelompok.
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran dan spesialisasi bertindak sebagai
daya yang merangsang konflik.Semakin besar kelompok dan semakin
terspesialisasi kegiatan-kegiatannya, semakin besar pula kemungkinan
terjadinya konflik.Semakin besar ambiguitas dalam mendefinisikan secara
tepat dimana letak tanggung jawab atas tindakan, semakin besar potensi
munculnya konflik.
3. Variabel-variabel Pribadi
Kategori ini meli[uti kepribadian, emosi, dan nilai-nilai. Bukti menunjukkan
bahwa jenis kepribadian tertentu memiliki potensi memunculkan
konflik.Emosi juga dapat menyebabkan konflik.Nilai yang berbeda-beda
yang dianut tiap-tiap anggota dapat menjelaskan munculnya konflik.
88
2. Kognisi dan Personalisasi
Sebagaimana yang telah disinggung dalam definisi mengenai konflik, disyaratkan
adanya persepsi.Karena itu, salah satu pihak (atau lebih) harus menyadari adanya
kondisi-kondisi pendahulu.Namun karena suatu konflik yang dipersepsi, tidak
berarti bahwa konflik itu dipersonalisasi. Konflik yang dipersepsi merupakan
kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya kondisi-kondisi yang
menciptakan peluang munculnya konflik. Pada tahap ini mungkin tidak
berpengaruh apapun pada perasaan satu dan yang lainnya.Baru pada tingkat
perasaan, yaitu ketika orang mulai terlibat secara emosional, para pihak tersebut
merasakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau rasa bermusuhan.
Tahap ini penting karena disinilah isu-isu konflik biasanya didefinisikan. Pada
tahapan proses inilah, para pihak memutuskan konflik itu tentang apa, dan pada
akhirnya ini sangat penting karena cara sebuah konflik didefinisikan akan
menentukan jalan panjang menuju akhir penyelesaian konflik.
3. Maksud
Mengintervensi antara persepsi serta emosi orang dan perilaku mereka. Masud
adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Seseorang harus
menyimpulkan maksud orang lain untuk mengetahui bagaimana sebaiknya
menanggapi perilakunya itu. Banyak konflik bertambah parah semata-mata karena
salah satu pihak salah dalam memahami maksud pihak lain. Selain itu, biasanya
ada perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku, sehingga perilaku tidak
selalu mencerminkan secara akurat maksud seseorang.Dengan menggunakan sifat
kooperatif (kadar sampai mana salah satu pihak berupaya memuaskan
kepentingan pihak lain) dan sifat tegas (kadar sampai mana salah satu pihak
berupaya memperjuangkan kepentingannya sendiri), lima maksud penanganan
konflik berhasil diidentifikasi:
1. Bersaing
Yaitu hasrat untuk memuaskan kepentingan pribadi, tanpa memedulikan
dampaknya atas pihak lain yang berkonflik dengannya. Perilaku ini
mencakup maksud untuk mencapai tujuan anda dengan mengorbankan
tujuan orang lain, berupaya meyakinkan orang lain bahwa kesimpulan anda
89
benar dan kesimpulannya salah, dan mencoba membuat orang lain
dipersalahkan atas suatu masalah.
2. Bekerja sama
Yaitu suatu situasi dimana pihak-pihak yang berkonflik ingin sepenuhnya
memuaskan kepentingan kedua belah pihak.Maksud para pihak adalah
menyelesaikan masalah dengan memperjelas perbedaan ketimbang
mengakomodasi berbagai sudut pandang.
3. Menghindar
Yaitu hasrat untuk menarik diri dari konflik atau menekan sebuah konflik.
Maksud dari perilaku ini adalah mencoba mengabaikan suatu konflik dan
menghindari orang lain yang berbeda pendapat.
4. Akomodatif
Yaitu kesediaan salah satu pihak yang berkonflik untuk menempatkan
kepentingan lawannya di atas kepentingannya sendiri.Maksud dari perilaku
ini adalah supaya hubungan tetap terpelihara, salah satu pihak bersedia
berkorban.
5. Kompromis
Yaitu situasi dimana masing-masing pihak yang berkonflik bersedia
mengalah dalam satu atau lainhal. Saat itulah terjadi tindakan berbagi yang
mendatangkan kompromi.Maksud kompromis ini tidak jelas siapa yang
menang dan kalah.Tiba-tiba muncul kesediaan dari pihak-pihak yang
berkonflik untuk membatasi objek konflik dan menerima solusi meski
sifatnya sementara.Karena itu, cirri khas maksud kompromis adalah masing-
masing pihak rela menyerahkan sesuatu atau mengalah.
4. Perilaku
Tahap perilaku meliputi pernyataan, aksi dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak
yang berkonflik. Perilaku konflik ini biasanya merupakan upaya kasat mata untuk
mengoperasikan maksud dari masing-masing pihak. Tetapi perilaku ini memiliki
kualitas stimulus yang berbeda dari maksud.Jika konflik bersifat disfungsional,
maka perlu dilakukan berbagai teknik penting untuk meredakannya. Para manajer
mengendalikan tingkat konflik dengan manajemen konflik (conflict management),
90
yaitu pemanfaatan teknik-teknik resolusi dan dorongan (stimulasi) untuk
mencapai tingkat konflik yang diinginkan.
5. Akibat
Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi.
Akibat atau konsekuensi itu bisa bersifat fungsional, dalam arti konflik tersebut
menghasilkan kinerja kelompok, atau juga bisa bersifat disfungsional karena
justru menghambat kinerja kelompok.
1. Akibat fungsional
Meningkatnya keragaman kultur dari anggota dapat memberikan manfaat
lebih besar bagi organisasi. Penelitian memperlihatkan bahwa heterogenitas
antaranggota kelompok dan organisasi dapat meningkatkan kreativitas,
memperbaiki kualitas keputusandan memfasilitasi perubahan dengan cara
meningkatkan fleksibilitas anggota.
2. Akibat disfungsional
Pertengkaran yang tak terkendali menumbuhkan rasa tidak senang, yang
menyebabkan ikatan bersama renggang, dan pada akhirnya menuntun pada
kehancuran kelompok. Diantara konsekuensi-konsekuensi yang tidak
diharapkan tersebut, terdapat lambannya komunikasi, menurunnya
kekompakan kelompok, dan subordinasi tujuan kelompok oleh dominasi
perselisihan antar anggota.
3. Menciptakan konflik fungsional
Salah satu cara organisasi menciptakan konflik fungsional adalah dengan
memberi penghargaan kepada orang yang berbeda pendapat dan
menghukum mereka yang suka menghindari konflik.
91
DAFTAR PUSTAKA
92
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Adlan dan Tanzil. 2009. Pedoman Lengkap Menulis Surat. PT Kawan
Pustaka. Jakarta.
Bovee, C.L. & Thill, J.V. 2007. Komunikasi Bisnis. Indeks. Jakarta.
Disertasi Js. Drs. Ongky Setio Kuncono, MM, MBA, Pengaruh Etika Confucius
Terhadap Kewirausahaan, Kemampuan Usaha dan Kinerja Usaha
Pedagang Eceran Etnis Tionghoa di Surabaya.
Enterprise, Jubille. 2010. 30 Bisnis Berbasis Ide bagi Siapa Pun. PT Alex Media
Komputindo. Jakarta.
93
Guffey, Mary Ellen. 2006. Komunikasi Bisnis Proses dan Produk. Salemba
Empat. Jakarta.
http://akangjuheri.wordpress.com/2011/08/15/tata-cara-penulisan-surat-lamaran-
kerja-yang-baik-dan-benar/ Diakses tanggal 21 Mei 2013.
http://bayuksukses.blogspot.com/2008/12/penulisan-laporan-bisnis.html Diunduh
pada tanggal 09/05/2013 19.25.
http://toga-manulang.blogspot.com/2010/11/komunikasi-bisnis-penulisan-
laporan.html Diunduh pada tanggal 09/05/2013 19.25.
http://www.poztmo.com/2011/10/contoh-surat-lamaran-kerja.html. Diakses
tanggal 20 Mei 2013.
http://yosephlaporan.blogspot.com/2012/01/penulisan-laporan-bisnis.html
Diunduh pada tanggal 09/05/2013 19.25.
Keraf, Sony. 2007. Etika Bisnis. Kanisius: Yogyakarta (halaman 74- 81).
Panuju, Rendi. 1995. Komunikasi Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
94
Purwanto, Djoko. 2003. Korespondensi Bisnis Modern. Penerbit Esensi : Jakarta.
95