HASIL BELAJAR
ii
jdsvsioj
DAFTAR ISI
iii
jdsvsioj
iv
BAB 1
Komunikasi Yang Efektif
(Effective Communication)
Kata kunci pertama dalam definisi ini adalah proses. Sebuah proses
adalah aktivitas dinamis yang sulit untuk dijelaskan karena berubah
(Pearson & Nelson, 2000). Bayangkan Anda sendirian di dapur sambil
berpikir. Seseorang yang Anda kenal (contoh, ibu Anda) memasuki dapur
dan Anda berbicara sebentar. Apa yang berubah? Sekarang, bayangkan
orang lain bergabung dengan ibu Anda, seseorang yang belum pernah
Anda temui sebelumnya dan seseorang ini mendengarkan dengan
seksama saat Anda berbicara, apa yang berubah? Perspektif Anda
mungkin berubah dan Anda mungkin memperhatikan kata-kata Anda lebih
dalam. Umpan balik atau tanggapan dari ibu Anda dan orang lain ini (yang
pada dasarnya adalah pendengar Anda) dapat menyebabkan Anda
mengevaluasi kembali apa yang Anda katakan. Saat kita berinteraksi,
semua faktor ini memengaruhi proses komunikasi.
1
Kata kunci kedua adalah memahami. Memahami adalah melihat,
menafsirkan, dan menghubungkan persepsi dan interpretasi kita dengan
apa yang sudah kita ketahui (McLean, 2003). Jika seorang teman bercerita
tentang jatuh dari sepeda, gambaran apa yang muncul di benak Anda?
Sekarang teman Anda menunjuk ke luar jendela dan Anda melihat sepeda
motor tergeletak di tanah. Memahami kata dan konsep atau objek yang
dirujuknya merupakan bagian penting dari proses komunikasi.
2
Pengirim menyandikan (encodes) ide dengan memilih simbol-simbol yang
menyusun pesan. Pesan (message) adalah rumusan kasat mata dari ide
yang dikirimkan kepada penerima. Pesan dikirimkan melalui saluran
(channel) atau pengangkut komunikasi. Saluran dapat berupa laporan
formal, panggilan telepon, pesan surat elektronis, atau rapat tatap muka.
Penerima menafsirkan (decodes) simbol-simbol untuk menerjemahkan
makna pesan. Penyandian dan penafsiran merupakan potensi utama
kekeliruan dalam komunikasi, karena pengetahuan, sikap, dan latar
belakang berfungsi sebagai saringan dan menciptakan noise saat
menerjemahkan simbol-simbol menjadi makna. Terakhir, umpan balik
(feedback) terjadi ketika merespons komunikasi dari pengirim dengan
memberikan pesan balasan. Tanpa umpan balik, komunikasi bersifat satu
arah; dengan umpan balik, komunikasi menjadi dua arah. Umpan balik
merupakan sarana ampuh untuk efektivitas komunikasi karena
memungkinkan pengirim mengetahui apakah penerima menafsirkan pesan
dengan tepat.
3
2. Noise fisik adalah gangguan di lingkungan, seperti suara yang
dibuat oleh orang lain, cahaya yang terlalu redup atau terang, spam
dan pop-up advertising, suhu ekstrim, dan kondisi yang padat.
3. Noise psikologis mengacu pada kualitas dalam diri yang
memengaruhi cara berkomunikasi dan menafsirkan orang lain.
Misalnya, jika Anda disibukkan dengan suatu masalah, Anda
mungkin lalai saat rapat tim. Demikian pula, prasangka dan perasaan
defensif dapat mengganggu komunikasi, membawa Anda pada
kesimpulan awal yang bias yang tidak disetujui orang lain.
4. Noise semantik muncul ketika kata-kata itu sendiri tidak dipahami
bersama. Penulis terkadang membuat gangguan semantik dengan
menggunakan jargon atau bahasa teknis yang tidak perlu.
4
pesan mereka. Para pemimpin juga harus memutuskan hal yang
akan dikomunikasikan. Mustahil bagi mereka untuk berkomunikasi
dengan karyawan tentang semua hal yang terjadi organisasi. Oleh
karenanya, mereka harus memilih informasi penting untuk
dikomunikasikan.
5
Menyeleraskan aliran komunikasi ke atas dan ke bawah yang sehat
memastikan lengkapnya sirkuit komunikasi antara para manajer dan
pegawai. Lima jenis komunikasi ke atas adalah:
6
1. Pemecahan masalah di dalam departemen. Komunikasi ini
dilakukan oleh para anggota departemen yang sama dan
menyangkut penyelesaian tugas.
2. Komunikasi antar departemen. Komunikasi antar departemen
memfasilitasi penyelesaian proyek-proyek atau tugas-tugas
gabungan.
3. Inisiatif perubahan dan perbaikan. Komunikasi ini bertujuan
untuk membagikan informasi kepada berbagai tim dan
departemen yang dapat membantu organisasi berubah,
berkembang, dan mengalami peningkatan.
7
mendengarkan pendapat Anda dalam rapat? Pahami nilai Anda yang
tidak dihormati. Komunikasikan masalah secara langsung tanpa
salah menafsirkan atau bereaksi secara emosional, menghakimi,
atau membela diri. Bersikaplah transparan, sejelas dan seobjektif
mungkin.
2. Be Concise. Buat permintaan Anda secara sederhana dan langsung
ke intinya. Semakin sedikit bertele-tele, semakin baik. Jangan
terjebak dalam cerita dan fokuslah untuk menyampaikan maksud
Anda dengan cara yang paling ringkas.
3. Provide a Compelling Request. Jika Anda merasa dikucilkan
dalam percakapan, tanyakan terlebih dahulu kepada orang lain
apakah ada masalah yang lebih dalam. Kemudian, tanyakan
bagaimana Anda bisa mengatasinya, dan buat permintaan Anda
untuk didengarkan di masa mendatang. Jelaskan bahwa
mengungkapkan pendapat atau keahlian Anda sama pentingnya,
terlibat dalam percakapan, dan berbagi pemikiran tentang topik
tersebut untuk memberikan masukan yang diperlukan.
4. Be Curious. Dengarkan apa yang dibutuhkan orang lain. Setelah
Anda mengajukan permintaan, ingin tahu tentang apa masalah dan
tujuan orang lain tersebut dan apa yang mungkin mereka butuhkan
untuk memenuhi permintaan Anda. Ini tidak semua tentang Anda.
Pahami dari mana orang tersebut berasal karena mereka juga
memiliki kebutuhan dan masalah yang perlu ditangani.
5. Be Compassionate. Berusahalah untuk memahami orang lain.
Dengarkan baik-baik umpan balik mereka, dan kesampingkan
asumsi Anda. Ketika seseorang merasa didengarkan, mereka
cenderung lebih terbuka dan merasa lebih aman dan terjamin saat
melakukan percakapan sehingga dapat mengarah pada hubungan
yang saling percaya. Memiliki kemampuan untuk memahami,
mengenali dan menghargai perasaan orang lain sangat penting
8
1.5. Latihan dan Pengayaan
9
BAB 2
Kemampuan Negosiasi Yang Efektif
(Effective Negotiation Skills)
10
2.2. Alasan Pemimpin Harus Mampu Bernegosiasi
11
meluangkan waktu untuk meneliti masalah dan mempersiapkan
dirinya dengan poin data yang akan membantu semua pihak
dalam menyelesaikan konflik.
3. Keterampilan mendengarkan secara aktif. Konflik dapat
dengan mudah muncul ketika anggota tim merasa mereka tidak
didengarkan atau dipahami. Dengan memanfaatkan jenis
keterampilan ini, seorang pemimpin akan menunjukkan kepada
tim mereka bahwa mereka peduli dengan poin yang dibuat
anggota tim. Untuk mendengarkan secara aktif, seorang
pemimpin harus membiarkan karyawan berbicara sampai
mereka selesai, kemudian meringkas apa yang mereka katakan
untuk memastikan inti dari penjelasannya.
12
atau mengambil sumber daya dari fungsi tertentu kepada orang lain.
Untuk memastikan ini secara efektif, seorang pemimpin perlu
bernegosiasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam
organisasi.
13
trade-off, tentukan kemungkinan hasil yang paling diinginkan, dan
paling tidak diinginkan. Kemudian, buat daftar konsesi apa yang ingin
Anda berikan saat negosiasi, pahami siapa di organisasi Anda yang
memiliki kekuatan pengambilan keputusan, ketahui hubungan yang
ingin Anda bangun atau pertahankan dengan pihak lain, dan
persiapkan BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement).
Persiapan juga dapat mencakup penetapan aturan dasar:
menentukan dimana, kapan, dengan siapa, dan di bawah batasan
waktu negosiasi akan dilakukan.
2. Pertukaran informasi: Tahap ini adalah bagian dari negosiasi ketika
kedua belah pihak bertukar posisi awal mereka. Masing-masing
pihak harus diizinkan untuk berbagi kepentingan dan perhatian
mendasar mereka tanpa gangguan, termasuk apa yang ingin mereka
terima di akhir negosiasi dan mengapa mereka merasa seperti itu.
3. Klarifikasi: Pada tahap klarifikasi, kedua belah pihak melanjutkan
diskusi yang mereka mulai saat bertukar informasi dengan
membenarkan dan memperkuat klaim mereka. Jika satu pihak tidak
setuju dengan sesuatu yang dikatakan pihak lain, mereka harus
mendiskusikan ketidaksepakatan itu dengan cara yang tenang untuk
mencapai titik pemahaman.
4. Tawar-menawar dan pemecahan masalah: Tahap ini adalah inti
dari proses negosiasi, dimana kedua belah pihak memulai memberi-
dan-menerima. Setelah penawaran pertama, setiap pihak yang
bernegosiasi harus mengajukan penawaran balasan yang berbeda
untuk masalah tersebut, sambil membuat dan mengelola konsesi
mereka. Selama proses tawar-menawar, kendalikan emosi Anda.
Negosiator terbaik menggunakan keterampilan komunikasi verbal
yang kuat. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencapai hasil yang
sama-sama menguntungkan sehingga menimbulkan tindakan yang
positif.
14
5. Penyimpulan: Setelah solusi yang dapat diterima telah disepakati,
kedua belah pihak harus saling berterima kasih atas diskusi tersebut,
tidak peduli hasil negosiasi. Negosiasi yang sukses adalah tentang
menciptakan dan memelihara hubungan jangka panjang yang baik.
Kemudian, mereka harus menguraikan harapan masing-masing
pihak dan memastikan bahwa kompromi akan dilaksanakan secara
efektif. Langkah ini seringkali mencakup kontrak tertulis dan tindak
lanjut untuk memastikan bahwa implementasi berjalan lancar.
15
2.4.1 Competing (I Win, You Lose)
16
memberikan produk dan layanan, mereka juga murah hati dengan
informasi. Akomodator biasanya sangat disukai oleh kolega mereka
dan negosiator pihak lawan.
17
2.4.4 Compromising (I Lose/Win Some, You Lose/Win Some)
18
sebaiknya Anda memikirkan semua cara dimana Anda dapat
membangun hubungan kerja kolaboratif yang lebih dapat dipercaya.
Jika Anda perlu memahami perasaan dan minat atau motivasi yang
lebih dalam dari semua negosiator, maka kolaborasi adalah jalan
terbaik Anda.
19
3. Be Agile. Menjadi negosiator yang sukses melibatkan pengetahuan
tentang cara berpikir sendiri. Persiapan yang ekstensif adalah bagian
penting dari tawar-menawar, tetapi rencana yang paling baik pun
bisa salah. Anda harus siap menyesuaikan diri dengan kondisi yang
berubah. Sempurnakan taktik Anda saat Anda mendengarkan pihak
lain dan pelajari lebih lanjut tentang sudut pandang mereka. Miliki
gagasan tentang skenario kasus terbaik dan terburuk yang dapat
dilakukan sehingga Anda dapat siap untuk mengusulkan solusi untuk
tantangan yang muncul.
1. Pada praktik sebagai kepala sekolah, dalam hal apa biasanya Anda
melakukan negosiasi? Jelaskan!
2. Bagaimana Anda menyiapkan Best Alternative to a Negotiated
Agreement pada saat proses negosiasi? Berikan kondisi yang
pernah Anda alami sebagai kepala sekolah!
3. Sebagai pengalaman Anda sebagai kepala sekolah, gaya negosiasi
apa yang biasanya Anda lakukan? Jelaskan!
20
BAB 3
Dialog Strategis
(Strategic Dialogue)
21
Untuk keberhasilan strategis, organisasi harus memahami esensi
konteks, esensi konten, dan esensi proses. Mengorganisir perumusan
strategi dan proses implementasi strategi sebagai dialog akan mengarah
pada kesuksesan strategis. Dialog strategis mengasumsikan bahwa
keberhasilan strategis adalah hasil dari formulasi, mobilisasi, dan realisasi.
Artinya, kesuksesan strategis berasal dari perumusan strategi yang berhasil
dengan mobilisasi orang yang tepat, serta realisasi strategi yang berhasil
(Van den Berg dan Pietersman, 2014).
22
proyek perubahan yang terkelola dengan baik, seringkali semua
orang masih terkejut bahwa strategi tersebut tidak berhasil dan tidak
memberikan apa yang mereka harapkan.
3. Mobilisasi. Tuntutan yang dihadapi oleh perusahaan di abad kedua
puluh satu secara struktural berbeda dari sebelumnya dan ini akan
tercermin dalam proses strategi. Proses strategi telah (atau harus)
menjadi lebih gesit dan menentukan. Strategi pada dasarnya adalah
tentang jangka panjang, tetapi saat ini tekanan dari pemangku
kepentingan untuk mencapai hasil dalam jangka pendek sangat
besar. Toleransi atas kesalahan dan risiko tetap rendah.
Penyesuaian harus dilakukan secara instan. Oleh karena itu, Anda
harus lebih fokus pada variabel ketiga, yaitu mobilisasi. Ini tentang
mengorganisir keterlibatan dalam proses perumusan strategi dan
implementasi strategi. Singkatnya, ini tentang melibatkan mitra
bisnis utama dan pemangku kepentingan eksternal dan internal
untuk mendapatkan pemahaman dan dukungan mereka.
23
1. Searchlight. Pengaturan proses perumusan dan implementasi
strategi serta pencarian ambisi dan ruang lingkup bisnis bersama.
2. Outside-in: Scenarios. Pemetaan posisi strategis potensial dari
lingkungan bisnis masa depan yang masuk akal.
3. Inside-out: Analysis. Eksplorasi opsi strategis berdasarkan
kemampuan dan keterbatasan perusahaan.
4. Options. Penerjemahan informasi analitis menjadi wawasan dan,
dari sana, menghasilkan opsi strategis.
5. Choices. Estimasi risiko dan kelayakan berbagai opsi, mengarah
pada pilihan strategi.
6. Operationalisation. Membuat rencana implementasi, mengatur
proses implementasi secara detail, dan memanfaatkan 'quick wins'.
7. Execution. Implementasi aktual dari rencana, kebijakan, dan
tindakan untuk perubahan.
8. Monitoring. Penilaian perkembangan yang sedang berlangsung di
lingkungan dan kinerja organisasi dalam kaitannya dengan strategi
dan tujuan strategis.
24
(seluruh siklus) dari kiri ke kanan pada gambar. Proses mengembangkan
pernyataan misi, visi, dan strategi dijelaskan dalam siklus sebelah kiri.
Proses ini lancar, interaktif, dan kreatif. Di tengah, proses pemilihan opsi
strategis yang sebenarnya terjadi. Di sinilah berbagai opsi dipertimbangkan
dan pilihan dibuat. Di siklus kanan, penekanannya adalah pada realisasi
dan implementasi pilihan yang dibuat. Proses ini lebih kaku dan berorientasi
pada tindakan.
1. Tentukan siapa yang akan terlibat, dan peran apa yang akan mereka
ambil selama proses perumusan strategi.
2. Putuskan bagaimana mengatur dukungan untuk strategi dengan
seluruh organisasi karena sebuah rencana tanpa komitmen dari
mereka yang seharusnya melaksanakannya tidak mungkin berhasil.
3. Menilai masukan anggota tim terkait dengan analisis dan visinya.
Pertimbangkan kesediaan mereka untuk memikirkan masa depan
secara sistematis dan fundamental.
4. Putuskan model dan instrumen lain mana yang akan bernilai sebagai
bagian dari proses.
5. Sertakan proses untuk memastikan bahwa prosedur yang disepakati
ditaati oleh semua pihak yang terlibat, terutama selama tahap
implementasi.
25
BAB 4
Strategi Komunikasi Dan Media Komunikasi
26
Komunikasi yang baik berarti pesan yang Anda kirimkan diterima
oleh audiens Anda tanpa distorsi yang berarti, menurut sebuah artikel dari
Chron Small Business. Tentu saja, definisi ini dapat diterapkan dengan
mudah untuk komunikasi pribadi seperti halnya komunikasi dalam konteks
profesional. Kejelasan adalah aspek terpenting dari komunikasi yang
berhasil karena dapat "menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tepat waktu
dan sesuai anggaran", jelas artikel tersebut. Pemimpin atau anggota tim
yang dapat mengkomunikasikan tujuan, penalaran, dan tugas dengan cara
yang ringkas dan koheren berkontribusi lebih banyak pada kesuksesan
organisasi daripada yang tidak.
sendiri atau apa yang terjadi di sekitar Anda. Memberi isyarat kepada orang
lain bahwa Anda mendengarkan, memproses, dan memahami poin-poin
27
yang ingin mereka sampaikan dengan menganggukkan kepala atau
menggunakan frasa seperti, "Benar," dan "Saya mengerti," sepanjang
percakapan. Penggunaan sinyal ini memiliki dua tujuan yaitu membiarkan
orang lain tahu bahwa Anda memperhatikan sambil mengingatkan diri
sendiri untuk tetap mendengarkan. Taktik aktif mendengarkan lainnya
termasuk menanyakan pertanyaan sesekali atau mengomentari poin yang
sangat bagus.
28
1. Pertanyaan tertutup membutuhkan satu kata atau jawaban yang
sangat singkat, sering kali “ya” atau “tidak”. Pertanyaan-pertanyaan
ini dapat digunakan untuk menguji pemahaman Anda atau membuat
keputusan.
2. Pertanyaan terbuka mendapatkan jawaban yang lebih panjang.
Biasanya dimulai dengan kata-kata seperti “apa”, “mengapa”, dan
“bagaimana”. Jenis pertanyaan ini mengajak responden untuk
berpartisipasi dengan menambahkan informasi, pendapat atau
perasaan ke dalam percakapan.
3. Funnel questions dimulai dengan yang umum dan berlanjut ke
jawaban yang lebih spesifik. Biasanya, funnel questions dimulai
dengan pertanyaan tertutup dan berlanjut ke pertanyaan terbuka.
Funnel questions ideal untuk mengetahui lebih banyak detail.
4. Pertanyaan menyelidik adalah cara lain untuk mengetahui lebih
banyak informasi. Pertanyaan menyelidik paling sering digunakan
untuk mengklarifikasi.
4.2.1 Verbal
29
2. Aktif Mendengarkan. Sisi lain dari penggunaan komunikasi
verbal adalah mendengarkan dan mendengarkan orang lain.
Keterampilan aktif mendengarkan adalah kunci saat
mengadakan rapat, presentasi, atau bahkan saat berpartisipasi
dalam percakapan empat mata. Melakukan hal tersebut akan
membantu Anda tumbuh sebagai komunikator yang baik.
3. Hindari kata-kata pengisi. Mungkin Anda tergoda, terutama
selama presentasi untuk menggunakan kata-kata pengisi seperti
"hmm," "eee,". Meskipun mungkin terasa alami setelah
menyelesaikan kalimat atau berhenti sejenak untuk
mengumpulkan pikiran Anda, hal itu juga dapat mengganggu
audiens Anda. Cobalah untuk menggantinya dengan menarik
napas saat Anda tergoda untuk menggunakannya.
4.2.2 Nonverbal
30
1. Perhatikan bagaimana perasaan Anda secara fisik.
Sepanjang hari, saat Anda mengalami berbagai emosi (mulai dari
yang berenergi, bosan, bahagia, atau frustasi), cobalah untuk
mengidentifikasi dimana Anda merasakan emosi tersebut di
dalam tubuh Anda. Misalnya, jika Anda merasa cemas, Anda
mungkin memperhatikan bahwa perut Anda terasa sesak.
Memahami kesadaran diri tentang bagaimana emosi Anda
memengaruhi tubuh Anda dapat memberi Anda penguasaan
yang lebih baik.
2. Bersikaplah sungguh-sungguh dengan komunikasi
nonverbal Anda. Berusahalah untuk menunjukkan bahasa
tubuh yang positif ketika Anda merasa waspada, terbuka, dan
positif tentang lingkungan Anda. Anda juga dapat menggunakan
bahasa tubuh untuk mendukung komunikasi verbal jika Anda
merasa bingung atau cemas tentang informasi, seperti
menggunakan alis yang berkerut. Gunakan bahasa tubuh
bersamaan dengan komunikasi verbal seperti meminta untuk
menindaklanjuti pertanyaan atau untuk meminta umpan balik.
3. Tiru komunikasi nonverbal yang menurut Anda efektif. Jika
Anda merasa ekspresi wajah atau bahasa tubuh tertentu
bermanfaat untuk situasi tertentu, gunakan itu sebagai panduan
saat meningkatkan komunikasi nonverbal Anda sendiri. Misalnya,
jika Anda melihat bahwa ketika seseorang menganggukkan
kepala, berarti mengomunikasikan persetujuan dan umpan balik
4.2.3 Tertulis
31
Email dan chat adalah bentuk komunikasi tertulis yang umum di
tempat kerja. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis Anda:
32
4.2.4 Visual
33
4.3. Latihan dan Pengayaan
34
BAB 5
Proses Manajemen Perubahan
(Change Management Process)
35
perubahan transformasional di sisi lain. Perubahan adaptif adalah
perubahan kecil, bertahap, berulang yang dilakukan organisasi untuk
mengembangkan produk, proses, alur kerja, dan strateginya dari waktu ke
waktu. Mempekerjakan anggota tim baru untuk menangani peningkatan
permintaan merupakan contoh perubahan adaptif. Perubahan
transformasional memiliki skala dan cakupan yang lebih besar dan sering
kali menandakan perubahan yang dramatis dan, terkadang keluar dari
status quo. Meluncurkan produk atau divisi bisnis baru, atau memutuskan
untuk melakukan ekspansi secara internasional, adalah contoh perubahan
transformasional.
36
1. Sasaran strategis: Apakah sasaran yang diubah membantu
organisasi bekerja?
2. Key Performance Indicator: Bagaimana mengukur
kesuksesannya? Metrik apa yang perlu dipindahkan? Apa dasar
dari keadaan saat ini?
3. Pemangku kepentingan dan tim proyek: Siapa yang akan
mengawasi tugas dalam melaksanakan perubahan? Siapa yang
perlu menandatangani di setiap tahap kritis? Siapa yang akan
bertanggung jawab untuk implementasi?
4. Ruang lingkup proyek: Apa langkah dan tindakan terpisah yang
akan disertakan dalam proyek? Apa yang berada di luar lingkup
proyek?
37
penting selama proses implementasi untuk mengingatkan anggota
tim mengapa perubahan dilakukan.
38
1. Apakah Anda memahami kekuatan yang membuat perubahan
perlu dilakukan? Tanpa pemahaman ini, mungkin sulit secara
efektif mengatasi penyebab mendasar yang memerlukan
perubahan, yang menghambat kemampuan Anda untuk berhasil.
2. Apakah Anda mempunyai rencana? Tanpa rencana terperinci dan
strategi yang ditentukan, akan sulit untuk mengantarkan inisiatif
perubahan hingga penyelesaian.
3. Bagaimana Anda akan berkomunikasi? Manajemen perubahan
yang sukses membutuhkan komunikasi yang efektif dengan anggota
tim Anda dan pemangku kepentingan. Merancang strategi
komunikasi sangatlah penting.
4. Sudahkah Anda mengidentifikasi hambatan potensial?
Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi segala sesuatu yang
berpotensi salah dengan sebuah proyek, meluangkan waktu untuk
mengantisipasi potensi hambatan dan menyusun strategi mitigasi
sebelum Anda memulai merupakan ide yang bagus.
39
memahami mengapa perubahan itu perlu dan bagaimana hal itu
akan memengaruhi mereka, Anda tidak akan pernah sampai ke
langkah selanjutnya. Bahkan dengan alasan intelektual yang kuat
untuk perubahan, orang mau tidak mau ingin memahami implikasi
dan dampaknya pada mereka.
2. Berkomunikasi tanpa benar-benar terlibat. Tidaklah cukup bagi
pemimpin untuk meluangkan banyak waktu dan perhatian untuk
mengartikulasikan dan mengkomunikasikan perubahan. Pemimpin
harus melakukannya dengan cara yang benar-benar melibatkan
karyawan dalam proses perubahan. Komunikasi satu arah, bahkan
dengan materi pendukung terbaik, tidak cukup untuk membuat
karyawan bersedia menjadi agen perubahan. Untuk melibatkan
karyawan, pemimpin harus bersedia membiarkan segala sesuatunya
terbuka melalui keterlibatan yang intensif dan otentik serta
keterlibatan karyawan dalam membuat perubahan dapat berhasil.
3. Tidak fokus pada perubahan budaya. Perubahan budaya
merupakan elemen penting dari perubahan. Budaya norma dan cara
beroperasi yang mendukung menyelesaikan pekerjaan. Jika itu tidak
berubah dengan cara yang diperlukan, maka semua pekerjaan untuk
mengubah strategi, struktur, dan sistem kemungkinan besar akan
sia-sia. Namun, budaya sulit untuk dikerjakan secara langsung.
4. Tidak ada upaya yang terfokus untuk mempercepat fase
transisi. Upaya perubahan organisasi jarang gagal karena desain
yang buruk, melainkan karena kurangnya perhatian yang memadai
pada transisi dari organisasi lama ke yang baru. Ada kecenderungan
untuk memperlakukan "hari pertama" saat diterapkannya perubahan
organisasi baru sebagai akhir dari perjalanan, dan bukan awal dari
fase kritis baru. Menghindari masalah-masalah ini membutuhkan
perhatian dan investasi dalam memperbaiki organisasi dengan cepat
selama fase transisi.
40
5.5. Latihan dan Pengayaan
41
BAB 6
Menghadapi Orang Yang Sulit Diatur
(Handling Difficult People)
42
menyukai orang yang tegas yang membela diri sendiri selama
tidak dianggap sebagai serangan. Jaga volume suara Anda pada
75% dari volume Tank. Kemudian dia akan menganggap Anda
asertif tetapi tidak agresif.
3. Mundur. Setelah Anda mendapatkan perhatian Tank, mundur
dari tuduhan yang diserangkan kepada Anda. Hal ini memberikan
contoh yang baik dalam mendengarkan dengan rasa hormat dan
menyampaikan bahwa Anda telah mendengarnya. Tank memiliki
rentang perhatian yang pendek. Dua kalimat sudah cukup.
Tunggu beberapa detik, lalu interupsi lagi dan mundur lagi.
4. Bidik dan tembak. Arahkan kembali percakapan ke intinya, akan
menjadi milik Tank jika dia benar, dan menjadi milik Anda jika dia
salah. Tank ingin menyelesaikannya, dan peluang terbaik Anda
untuk mengakhiri serangan adalah berbaur dengan niatnya.
Intinya bervariasi dengan situasi Anda, tetapi biasanya dapat
dinyatakan dalam dua kalimat. Jaga agar tetap pendek dan manis
karena rentang perhatian Tank sangat pendek. Cobalah untuk
menetapkan bahwa Anda dan dia berada di sisi yang sama:
misalnya, "Kami berdua menginginkan yang terbaik dalam proyek
ini." Atau tanggapi dengan masalah: misalnya, "Itu buruk, saya di
sini untuk membantu Anda, dan kami akan melakukan sesuatu
untuk mengatasinya" Sikap bertanggung jawab pasti akan
menyatu dengan Tank. Jika Anda tidak berada di pihak yang
sama, katakan saja seperti ini: misalnya, "Saya akan
membicarakan hal ini dengan Anda saat Anda siap untuk
berkomunikasi dengan cara yang wajar."
43
masih bisa kalah jika Tank memutuskan untuk membangun
aliansi melawan Anda.
2. Jangan membela, menjelaskan, atau membenarkan: Tank
tidak tertarik dengan penjelasan Anda dan perilaku defensif
kemungkinan akan membuat Tank semakin agresif.
3. Jangan takut: Karena takut atau untuk menghindari konflik,
Anda mungkin tergoda untuk mundur. Tapi ketakutan adalah
tanda pasti bagi Tank bahwa serangan itu dibenarkan dan dapat
membuat mereka untuk menyerang kembali.
44
2. Mundur dengan hormat. Diperingatkan: Anda harus melakukan
lebih banyak mundur dengan Know-It-All daripada dengan orang
sulit lainnya. Mereka harus merasa bahwa Anda telah
sepenuhnya memahami kecemerlangan sudut pandang mereka
sebelum Anda dapat mengarahkan mereka ke sudut pandang
lain. Tidaklah cukup hanya mundur; seluruh sikap Anda harus
menghormati mereka. Anda ingin terlihat dan terdengar seperti
pandangan orang yang tahu segalanya adalah benar.
3. Berbaur dengan keinginan mereka. Jika orang yang tahu
segalanya benar-benar percaya pada sebuah ide, itu karena
kriteria khusus yang membuat ide itu penting baginya. Anda akan
merasa terbantu jika memadukan kriteria tersebut dengan kriteria
Anda, Anda dapat menunjukkan bagaimana ide Anda
mempertimbangkan ide-ide mereka.
4. Sajikan pandangan Anda secara tidak langsung. Ketika tiba
waktunya untuk mengarahkan orang yang tahu segalanya ke
posisi Anda, gunakan kata-kata yang lembut seperti "mungkin",
dan "bersabarlah sebentar" agar terdengar hipotesis dan tidak
langsung, daripada bertekad atau menantang. Cobalah
pertanyaan daripada pernyataan "kami" daripada "saya".
5. Ubah mereka menjadi mentor. Dengan membiarkan orang
yang tahu segalanya tahu bahwa Anda mengenali seorang ahli
dan bersedia untuk belajar, Anda tidak akan menjadi ancaman.
Dengan cara ini, orang yang tahu segalanya menghabiskan lebih
banyak waktu untuk mengajar Anda daripada menghalangi Anda.
Sangat mungkin bahwa, seiring berjalannya waktu, orang yang
tahu segalanya mungkin lebih bersedia mendengarkan Anda
juga.
45
Ada tiga respons emosional terhadap orang yang tahu
segalanya, sesuaikan sikap Anda seperti:
46
2. Ajukan pertanyaan terbuka dengan penuh harap. Pertanyaan
terbaik untuk Nothing Person adalah pertanyaan yang tidak bisa
dijawab dengan ya atau tidak. Ajukan pertanyaan yang dimulai
dengan "Siapa", "Apa", "Kapan", "Dimana", atau "Bagaimana"
untuk membuka topik diskusi. Pastikan komunikasi non-verbal
Anda juga berperan. Anda harus terlihat dan terdengar seperti
akan mendapatkan jawaban. Kami menyebutnya "tampilan
penuh harapan".
3. Cairkan suasana. Ketika tidak ada yang berhasil, sedikit humor
bisa sangat bermanfaat. Membuat tebakan yang absurd,
berlebihan, dan tidak mungkin bisa saja mencairkan keheningan
Nothing Person yang paling keras kepala.
4. Menebak. Jika Nothing Person masih belum merespons, coba
tempatkan diri Anda pada posisinya dan pikirkan kembali apa
yang mungkin dirasakan orang tersebut selama berlangsungnya
peristiwa. Mulailah berbicara dengan lantang, mengoceh tentang
kemungkinan apakah itu tampak masuk akal atau tidak. Jika
Anda dapat menemukan alasan keheningan itu, orang tersebut
akan mengira tindakannya sudah habis dan dia mungkin mulai
berbicara. Jika Anda tidak mendekati, Nothing Person mungkin
mengira Anda tidak memiliki petunjuk dan merasa terdorong
untuk memberi tahu Anda apa yang sedang terjadi.
5. Tunjukkan masa depan. Kadang satu-satunya cara agar
Nothing Person berbicara adalah dengan mengalihkan perhatian
mereka dan menunjukkan konsekuensi dari sikap diam mereka
yang terus-menerus. Jangan membuat ancaman kosong, tetapi
jelaskan tentang bagaimana perilaku mereka dapat merusak
proyek atau hubungan Anda.
47
2. Pahami maksudnya: Nothing Person bisa fokus pada tugas jika
mereka berniat melakukannya dengan benar, atau berfokus pada
orang jika mereka berniat untuk akur. Tentukan apa yang penting.
48
Anda mendengarkan sehingga akan memastikan bahwa Anda
mengenali keluhan tersebut jika Whiner mencoba mendaur
ulangnya.
2. Interupsi dan spesifikasikan. Ambil komando percakapan dan
ajukan pertanyaan klarifikasi untuk mendapatkan masalah
spesifik. Jika Whiner tidak bisa menjelaskan secara spesifik,
sarankan dia untuk keluar dan mengumpulkan lebih banyak
informasi.
3. Alihkan fokus ke solusi. Karena Whiner sering mengeluh dalam
generalisasi yang tidak jelas, mereka biasanya tidak melihat
masalah cukup lama untuk mulai memikirkan solusi. Menanyakan
apa yang mereka inginkan dapat mulai menggerakkan pikiran
mereka ke arah yang baru.
4. Tunjukkan masa depan mereka. Ketika orang merasa tidak
berdaya, memberi mereka sesuatu untuk dinantikan adalah hal
yang konstruktif. Tawarkan untuk mengatur pertemuan dengan
orang yang mereka keluhkan atau cukup tentukan waktu untuk
mendiskusikan masalah lebih lanjut. Anda mungkin merasa
terbantu untuk menyarankan agar mereka kembali kepada Anda
dengan kemungkinan solusi dalam jangka waktu tertentu.
5. Tarik garisnya. Jika langkah sebelumnya tidak menghasilkan
perubahan nyata, mungkin perlu untuk menarik garis. Jika Whiner
memulai keluhan lagi, hentikan dia. Jelaskan bahwa
membicarakan masalah tanpa solusi bukanlah penggunaan yang
baik atas waktu Anda atau siapa pun.
49
2. Jangan mencoba untuk memecahkan masalah dengan
Whiner: Anda tidak akan dapat memecahkan masalah mereka
untuk mereka; Anda akan membutuhkan partisipasi mereka.
50
FINAL ASSESSMENT MATA DIKLAT 5
Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Perubahan
(People and Change Management)
51
c. Menurut Anda, apakah komunikasi yang dilakukan Steve
Jobs efektif? Jika iya, berikan alasan Anda!
52
AKTIVITAS
53
DAFTAR PUSTAKA
54
<https://online.hbs.edu/blog/post/negotiation-tactics-how-to-add-
value> [Accessed 18 Sep. 2020]
Hoffman, L. 2019. Why leaders need negotiation skills. [online] Available at:
<https://invoicebus.com/blog/leaders-need-negotiation-skills/>
[Accessed 8 Sep. 2020].
Indeed. 2020. 4 types of communication (with examples). [online] Available
at: <https://www.indeed.com/career-advice/career-
development/types-of-communication> [Accessed 14 Sep. 2020].
55
McLean, S. 2003. The basics of speech communication. Boston: Allyn and
Bacon.
Nix, S. 2018. An 8-step process for getting your strategy right. [online]
Available at: <https://www.smallbusinessstrategies.org/an-8-step-
process-for-getting-your-strategy-right/> [Accessed 7 Sep. 2020].
Salacuse, J.W., 2004. Negotiating: The top ten ways that culture can affect
your negotiation. Ivey Business Journal, 69(1), pp.1-6.
Thompson, L. L. 2005. The mind and heart of the negotiator (3rd ed.). Upper
Saddle River, N.J.: Pearson/Prentice Hall.
56
Van den Berg, G. and Pietersma, P. 2014. The 8 Steps to Strategic
Success: Unleashing the Power of Engagement. London: Kogan
Page.
57