Anda di halaman 1dari 16

Nama : Vilent Wismany

NIM : 222221013
Mata kuliah : Metode Riset Komunikasi, ( 222222021101C C21 Hybrid Gatsu Cikarang )
Ujian Tengah Semester Metode Riset Komunikasi Kerangka Desain Tesis Kuantitatif

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I...............................................................................................................................10
PENDAHULUAN...........................................................................................................10
1.1 Latar Belakang Penelitian....................................................10
1.2 Batasan Masalah...................................................................11
1.3 Rumusan Masalah.................................................................12
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................12
1.5 Manfaat Penelitian................................................................12
BAB II.............................................................................................................................15
Tinjauan Pustaka...........................................................................................................15
2.1.1 Landasan Teori......................................................................15
2.1.2 Pengertian Kepuasan Konsumen.........................................30
2.2 Hipotesis.................................................................................30
2.3 Model Penelitian....................................................................31
BAB III............................................................................................................................35
Metode Penelitian...........................................................................................................35
3.1 Subjek Penelitian...................................................................35
3.2 Teknik Pengambilan Sampel................................................36
3.3 Jenis Data...............................................................................36
3.4 Teknik Pengumpulan Data...................................................36
3.5 Definisi Operasional Variabel penelitian.............................39
3.6 Uji Kualitas Data...................................................................39
3.7 Uji Hipotesis dan Analisis Data............................................44
BAB IV............................................................................................................................55
Hasil Penelitian dan Pembahasan.................................................................................55
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian....................................55
4.2 Uji Validitas Data..................................................................55
4.3 Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)............................................58
4.4 Pembahasan (Interpretasi)...................................................59
BAB V.............................................................................................................................68
Simpulan, Saran, Dan Keterbatasan Penelitian...........................................................68
5.1 Simpulan................................................................................68
5.2 Saran......................................................................................69
5.3 Keterbatasan Penelitian........................................................69

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................70
BAB I

PENDAHULUAN

Efektivitas BISINDO Sebagai Media Komunikasi


Interpersonal Antara Teman Tuli dan Teman Dengar .

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan


masyarakat. Komunikasi yang berlangsung secara tatap muka dan prosesnya
memerlukan dua orang atau lebih disebut komunikasi interpersonal. Pembentukan
kepribadian dan perilaku seseorang dapat didukung dengan penggunaan bahasa
dan komunikasi yang tepat.
Seseorang dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan bersikap terbuka
terhadap lingkungannya, mengungkapkan pendapat atau opini kepada orang lain
berdasarkan penampilannya. Menurut Devito ada tujuh sikap positif yang dapat
mendukung komunikasi interpersonal diantaranya adalah Keterbukaan
(openness), Empati (empathy), Dukungan (suportiveness), Kepositifan
(positiveness), Kesamaan (equality), Keyakinan (confidence), dan Kesiapan
(immediacy).

Salah satu aspek keterbukaan dalam komunikasi antarpribadi/


interpersonal adalah kesediaan untuk menanggapi/mengungkapkan diri (Self
Disclosure) kepada orang lain dalam berinteraksi dengan lingkungannya untuk
menanggapi dan bersikap jujur terhadap segala rangsangan yang diterima
sekaligus dialami dan bertanggung jawab atas segala pikiran dan perasaan yang
diungkapkannya.
Sikap keterbukaan yang dimaksud meliputi keinginan untuk membagi
informasi tentang diri sendiri kepada orang lain, keinginan untuk menanggapi
informasi orang lain dengan jujur, dan bertanggung jawab atas perasaannya dalam
artian tidak lari dari orang lain.
Difabel memiliki definisi “Different Abled People” ini adalah kata untuk
orang dengan gangguan pendengaran. Pidato ini dibuat oleh sebuah Lembaga
yang peduli terhadap orang-orang berkebutuhan khusus dan bertujuan untuk
memperhalus kata-kata atau penyebutan bagi semua penyandang disabilitas. Itu
direvisi dan didistribusikan ke semua komunitas pada tahun 1999 untuk
menggantikan istilah disabilitas.
Difabel tuli adalah orang yang mengalami gangguan pendengaran dan
bicara. Hal ini melingkupi keterbatasan dalam mendengar atau memahami
perkataan seseorang dengan jarak tertentu tanpa alat bantu, yang lainnya tidak
dapat berbicara sama sekali atau berbicara kurang jelas, dan mengalami kesulitan
dan hambatan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya atau
terhambat. Tentunya kondisi ini akhirnya menyebabkan terhambatnya hunbungan
komunikasi jika tidak menerima media bantuan apapun.
Komunikasi terjadi ketika ada komunikator (yang menyampaikan
informasi atau informasi) dan yang berkomunikasi (yang menerima informasi atau
informasi), komunikasi adalah kunci untuk berbagi informasi. berupa gagasan
atau pesan dari seseorang (komunikator) untuk menyuruhnya mengubah tingkah
laku, pemikiran dan moralnya secara langsung maupun tidak langsung, yang
terpenting dalam proses penyampaian pesannya harus sangat jelas, agar tidak
terjadi kesalahpahaman.
Littlejohn (1991) mendefinisikan komunikasi adalah suatu interaksi antar
induvidu-induvidu. Agus M. hardjana mengatakan komunikasi sebagai interaksi
tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung pula.
Salah satu bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah
komunikasi diadi (dyadic communication) yang melibatkan anatara dua orang.
Keberhasilan dari komunikasi menjadi tanggung jawab para anggota komunikasi.
Komunikasi antarpribadi bebas mengubah topic pembahasan tanpa terikat suatu
topik.
Difabel tuli atau teman Tuli berbeda dari orang dengan pendengaran
normal. Cara komunikasinya juga berbeda dengan orang biasa. Yaitu
menggunakan kata dan simbol secara umum. Akan tetapi, sebagian besar bahasa
linguistik yang digunakan oleh masyarakat nonverbal berbentuk lambang
(symbol) yang melibatkan gerak bibir, gerak tangan dan jari juga ekspresi wajah.
Begitu juga komunikasi dengan bahasa, suatu hubungan dapat terjalin
ketika dua individu memiliki setidaknya satu kesamaan. Setiap orang harus dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Bahasa sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem umum untuk
menyampaikan konsep menggunakan simbol yang diinginkan dan kombinasi
simbol yang ditetapkan. Hal ini dapat diterjemahkan bahwa bahasa adalah konsep
komunikasi yang disepakati oleh sekelompok orang dan digunakan untuk berbagi
informasi dan berinteraksi.
Kesepakatan komunikasi tersebut kemudian secara bertahap diwariskan
kepada anak cucu mereka hingga membentuk mata rantai yang dapat
mempersatukan perbedaan strata masyarakat.
Di Indonesia, bahasa isyarat digunakan dalam dua bentuk, yaitu Bahasa
Isyarat Indonesia (Bisindo) dan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI). Bahasa
Isyarat Indonesia adalah sistem komunikasi yang berguna dan efektif untuk
penyandang tunarungu di Indonesia yang dikembangkan oleh penyandang
tunarungu.
Sedangkan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) adalah sistem yang
dirancang dan dikembangkan oleh masyarakat biasa berkomunikasi dengan
penyandang difabel tuli dan bukan berasal dari penyandang difabel tuli.
Oleh sebab itu melalui penjelasan diatas penulis ingin melakukan
penelitian terkait efektivitas komunikasi menggunakan BISINDO antara teman
Tuli atau Difabel tuli dengan teman Dengar.
Saat ini banyak penelitian yang mulai focus meneliti komunikasi
nonverbal dan komunikasi interpersonal, salah satu contoh komunikasi nonverbal
adalah bahasa isyarat yang sering digunakan oleh penyandang disabilitas dan
tindakan yang menjadi contoh komunikasi interpersonal adalah memahami find
people. dan berkomunikasi di antara orang-orang di dalamnya. bagian dari
ekspresi diri (self-disclosure). Dengan banyaknya penelitian yang ada tentunya
memudahkan penulis dalam melakukan penelitian efektivitas Bahasa isyarat
BISINDO Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Antara Teman Tuli dan
Teman Dengar.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis membuat


Batasan Masalah sebagai berikut : Karena luasnya lingkup materi yang akan di
teliti maka penulis membuat Batasan penelitian yaitu Efektivitas penggunaan
Bahasa isyarat BISINDO sebagai media komunikasi interpersonal terutama antara
teman Tuli dengan teman Dengar.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis


mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
 Bahasa isyarat BISINDO dapat menjadi media komunikasi yang
efektif antara teman Tuli dengan teman Dengar.
 Bahasa isyarat BISINDO dapat membantu komunikasi
interpersonal teman Tuli dalam kegiatan sehari-hari.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas

penggunaan Bahasa isyarat BISINDO Sebagai Media Komunikasi

Interpersonal Antara Teman Tuli dan Teman Dengar.


1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian

lebih lanjut bagi para peneliti lain maupun masyarakat umum

serta diharapkan dapat memberi manfaat serta pengetahuan

kepada khalayak umum baik itu teman Tuli ataupun teman

Dengar dalam penggunaan Bahasa isyarat BISINDO.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat sebagai

wacana untuk menambah wawasan mengenai penggunaan

bahasa isyarat BISINDO.

2) Sebagai informasi bagi civitas akademika dan peneliti dalam

bidang magister ilmu komunikasi.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Komunikasi interpersonal terjadi antara dua orang yang berbicara

secara tatap muka dalam suatu pertemuan atau dapat juga komunikasi yang

terjadi dengan menggunakan sarana komunikasi yang memiliki arti yang

mirip dengan tatap muka, seperti menggunakan telepon atau telepon genggam

yang sekarang memiliki fitur tatap muka.

Pentingnya komunikasi interpersonal karena prosesnya berlangsung

secara dialogis. Ini mengacu pada bentuk komunikasi di mana satu orang

berbicara dan yang lain mendengarkan. Dialog dalam bentuk komunikasi

interpersonal mencerminkan kontak langsung. Mereka yang terlibat dalam

bentuk komunikasi ini memiliki fungsi ganda, masing-masing bertindak

secara bergantian sebagai pembicara dan pendengar.

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal

Communication book” mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai

suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih

dalam suatu kelompok kecil orang, dengan beberapa pengaruh dan adanya

respon atau feedback.

Menurut Miller dan Steinberg, sebagaimana dirujuk dalam buku

Muhammad Culture, Interpersonal Communication Theory, ada tiga tingkatan

analisis yang meliputi kultural, sosiologis, dan psikologis.


a. Analisis pada tingkat kultural

Merupakan dasar komunikasi dalam bentuk kata-kata, tindakan,

posisi, gerak tubuh, nada suara, penampilan, penggunaan ruang dan waktu.

Komunikasi dan interpretasi yang utuh hanya dapat terbaca dengan benar

ketika perilaku dilihat dalam konteks sejarah, sosial, dan budayanya. Dua

budaya berbeda adalah serupa, artinya orang-orang dalam suatu budaya

kurang lebih berperilaku dan menghargai hal yang sama. Sekarang mereka

berbeda, yaitu ada perbedaan perilaku dan nilai-nilai yang dianutnya.

b. Analisis pada tingkat sosiologis

Penelitian dalam bidang ini, jika prediksi komunikator tentang


reaksi penerima terhadap pesan yang disampaikannya didasarkan pada
keanggotaan penerima dalam kelompok tertentu, maka komunikator
melakukan prediksi melalui tataran sosiologis.

c. Analisis pada tingkat psikologis

Pada analisis level psikologis, komunikator memprediksi reaksi


pihak atau penerima lain terhadap perilaku komunikasi berdasarkan
analisis pengalaman belajar unik individu, sehingga prediksi didasarkan
pada level psikologis.

2.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Hipotesis Mayor:


Dengan rumusan masalah sebagai berikut :

• Bahasa isyarat BISINDO dapat menjadi media komunikasi yang efektif

antara teman Tuli dengan teman Dengar.

• Bahasa isyarat BISINDO dapat membantu komunikasi interpersonal

teman Tuli dalam kegiatan sehari-hari.

Hipotesis Mayor:

1. Hipotesis kerja (Ha): Hipotesis kerja atau alternative.

2. Hipotesis nol (Ho): Hipotesis nol atau statistic.

Dalam hal ini hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah: ( subjek
penelitian teman Tuli dan teman Dengar )

2.3 Model Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
yaitu dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kuantitatif. Sujarweni (2014) mendefinisikan pendekatan kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Pendekatan ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi teman Tulu dengan teman
Dengar melalui implementasi sarana media komunikasi BISINDO di lingkungan
masyarakat.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen karena dalam desain ini


peneliti dapat mengontrol semua variabel eksternal yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Oleh karena itu, nilai intrinsik (kualitas pelaksanaan
estimasi penelitian) bisa tinggi. Fitur utama dari True Experimental adalah bahwa
sampel yang digunakan untuk eksperimen serta kelompok control diambil secara
acak dari populasi tertentu.

Oleh karena itu karakteristik untuk memiliki kelompok kontrol dan sampel
yang dipilih secara acak (Sugiyono,2013). Dalam penelitian ini akan digunakan
desain kelompok kontrol terbaik setelah uji coba. Pada desain ini dua kelompok
dipilih secara acak kemudian diuji terlebih dahulu untuk menemukan dua
kelompok yang dipilih secara acak kemudian diuji terlebih dahulu untuk
mengetahui keadaan awal, y adalah selisih antara kelompok nyata kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik jika nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda nyata (Sugiyono, 2011:113). Secara rinci dalam desain
Pretest-Posttest Control Group design. Dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.1. Pretest – Posttest Control Group Design

Sampel Pretest Perlakuan Posttest


R O1 X O2
R O3 - O4

Sumber: Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan

Keterangan:

R = Pengambilan Sampel secara acak

X = Perlakuan pada kelas eksperimen

O1 = Pretest kelas eksperimen

O2= Posttest kelas eksperimen

O3= Pretest kelas kontrol

O4= Posttest kelas kontrol

Dengan skema desain diatas dapat diketahui bahwa efektivitas komunikasi


ditunjukkan oleh perbedaan anatara ( O2-O1) pada kelompok eksperimen dengan
( O2-O1) pada kelompok pembanding. Jadi pengaruh perlakuan adalah ( O2-O1)
– (O3-O4).

Menurut Sukardi dalam buku pada umumnya, penelitian eksperimental


dilakukan dengan langkah sebagai berikut (Sukardi, 2003):

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan


permasalahan yang hendak dipecahkan.

2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah


3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan,
memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variable dan merumuskan
definisi operasioanal dan definisi istilah.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan ciri-ciri suatu populasi. Menurut
Bailey, sampel harus dilihat sebagai perkiraan populasi dan bukan populasi itu
sendiri (Prasetyo, 2012:119). Penulis memilih komunitas Handai Tuli karena
dianggap mewakili komunikasi bahasa isyarat yang selama ini digunakan dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah maksimum yang akan diambil
adalah sebanyak 20 anggota dengan rentang umur berbeda beda. Hal ini
berdasarkan teori Roscoe dalam bukunya Business Research Methods bahwa
jumlah sampel yang digunakan oleh kelompok eksperimen dan kontrol, sehingga
jumlah anggotanya masing-masing 10/20 (Sugiyono, 2013). : 91).

3.3 Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah kuantitaif. Sumber data penelitian adalah
data yang diperoleh subjek penelitian. Sumber data penelitian ini ada dua yaitu :
a) Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya(Sarwono, 2006). Adapun yang menjadi sumber data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari respon melalu
kuesioner . (Narasumber teman Tuli dan teman Dengar )
b) Sumber data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia dan tinggal mencari
dan mengumpulkan sebagai penunjang dari sumber pertama. Dari jurnal/tesis
terdahulu, dari internet, dan buku-buku yang sudah terbit mengenai
komunikasi menggunakan bahasa isyarat BISINDO.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan peneliti


untuk mengumpulkan datanya. Data yang dikumpulkan menggunakan tehnik
berikut :

1. Observasi

Metode observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku
objek sasaran. (sugiyono, 2013 :233).

Observasi dan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu


objek menggunakan seluruh alat indera yakni melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba dan pengecapan (Fathoni, 2011 :104).

2. Kuesioner

Kuesioner adalah tehnikpengimpulan data yang dilakukan dengan cara memberi


seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.Tehnik ini terbilang efesien saat peneliti tahu dengan pasti variabel
yang diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden (sugiyono, 2013 :142).

Adapun pengukuran nilai kuesioner menggunakan skala likert. Skala Likert


digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tantang fenomena sosial (sugiyono, 2013 : 93). Jawaban untuk setiap
item instrumen menggunakan gradasi berupa kata-kata, dengan intensitas yang
sama. Keunggulan indeks ini adalah kategorinya memiliki urutan yang jelas mulai
dari, “ “setuju,” “ ragu-ragu,” “tidak setuju,”. Adapun skor jawaban untuk masing-
masing variabel sebagi berikut :
Tabel 3.2 Skor Item ( contoh tabel )
3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin


melakukan studi penemuan hal-hal kecil dari responden yang lebih mendalam.
Wawancara merupakan cara memperoleh data dengan berhalangan langsung,
bercakap-cakap, baik anatara individu individu maupun individu dengan
kelompok (Ratna, 2010 : 222).

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara


mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.

Referensi :
1. OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT DENGAN SIBI DAN BISINDO
PADA MAHASISWA DIFABEL TUNARUNGU DI PRODI PGMI UIN SUNAN
KALIJAGA Aninditya Sri Nugraheni1)* , Alma Pratiwi Husain2) , Habibatul
Unayah3
2. EFEKTIVITAS BISINDO (BAHASA ISYARAT INDONESIA) PROGRAM SIARAN
REDAKSI SORE TRANS7 PADA BALI DEAF COMMUNITY Miranda Azmir1), Ni
Luh Ramaswati Purawan2), I Dewa Ayu Sugiarica Joni3) 1,2,3)FakultasIIlmu
Sosial dan Ilmu Politik UniversitaslUdayana
3. BAHASA ISYARAT INDONESIA DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL TULI DAN
“MASYARAKAT DENGAR” DI KOTA DENPASAR Jordy Alexi Yohans1 , I Gusti
Putu Bagus Suka Arjawa2 , I Nengah Punia3 1,2,3)Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Udayana Email: jordyalexi@gmail.com1 ,
suka_arjawa@yahoo.com2 , nengah_puniah@yahoo.com3
4. PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) PADA SIARAN
BERITA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PENYANDANG
TUNARUNGU DI KOTA BANDA ACEH The Use Of Indonesian Sign Language
“BISINDO” In News Broadcast Of Fulfilling The Information Needed For Deaf
People In Banda Aceh Jannata Zuhir, Dr. Amsal Amri, M. Pd Program Studi
Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala
5. Implementasi Berkomunikasi Melalui BISINDO Antar Tuli Dan Non Tuli Di
Lingkungan Masyarakat IMPLEMENTATION OF COMMUNICATING THROUGH
BISINDO BETWEEN DEAF AND NON DEAF IN THE COMMUNITY Indah
Rahmawati1 , Djoni Rosyidi2 , Kasmawati3

Anda mungkin juga menyukai