Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

"METEODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI &

TEORI FILSAFAT DALAM ILMU KOMUNIKASI"

Dosen Pengampu : Arsy

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Aprilia zaenyca ( 2022170201009 )

2. Anang Kurniawan ( 2022170201008 )


3. Bimo putra yafa ( 2022170201010 )
4. Desak Made Ayu Astiti ( 2022170201011 )
5. Faezal Akhmal Guyub ( 2022170201012 )
6. Alfin Mandala Putra ( 2022170201007 )

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI ( ISIPOL )


UNIVERSITAS 45 MATARAM 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SwT yang mana Beliau telah memberikan
rahmat /taufik serta hidayahnya kepada kelompok kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul METEOROLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI & TEORI
FILSAFAT KOMUNIKASI inidengan tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa
kami Panjatkan kepada junjungan kami Nabi Besar Muhammad SWT yang mana beliau
telah membimbing dan menunjukkan kita dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang
terang Menderang yaitu pada ajaran agama islam.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Komunikasi.Dalam
makalah ini kami akan menjelaskan segala sesuatu yang Berhubungan dengan penelitian
dan teori dalam filsafat komunikasi serta apa saja yang terkait dengan pokok bahasan
kami tersebut.
Kami harap dengan adanya makalah ini dapat membantu para pembaca dan teman
teman sekalian dalam memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan materiyang
kami bahas dalam makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yangkami
buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu apabila para
pembacasekalianmempunyai kritik dan saran untuk mendukung makalah ini men*adi
lebih baiklagi akan sangat kami terima. Dan apabila ada kurang lebihnya kami dalam
menyusunmakalah ini/ kami sebagai tim penyusun mohon maaf yang sebesar
sebesarnya.

Mataram , 22 September 2022

Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..........................................................................................................................................
...............................................................1

KATA
PENGANTAR ..................................................................................................................................
..........................................................2

DAFTAR
ISI ................................................................................................................................................
............................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................................................................
....................................................................5
B. Rumusan
Masalah .......................................................................................................................................
.......................................................6
C. Tujuan
Penulisan .....................................................................................................................................
..............................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Metodelogi
Penelitian ....................................................................................................................................
...................................................7

B. Bagian bagian
Metodelogi ..................................................................................................................................
.......................................8

C. Teori Filsafat
komunikasi...................................................................................................................................
.........................................10
E. Bagian bagian Teori
filsafat..........................................................................................................................................
............................11
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan .....................................................................................................................................
..............................................................................................12
B.
Saran ...........................................................................................................................................
...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah hal yang sangat mendasar bagi setiap makhluk hidup.

Ziberman (dalam Mulyana, 2000, hlm. 4) merumuskan bahwa tujuan komunikasi dapat dibagi menjadi
dua kategori besar. Pertama, untuk memenuhi tugas-tugas penting bagi kehidupan kita, memuaskan
rasa penasaran kira akan lingkungan dan menikmati hidup. Yang kedua, kita berkomunikasi untuk
menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Salah satu fungsi komunikasi yaitu fungsi
sosial yang mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup,
untuk memperoleh kebahagiaan, memupuk hubungan dengan orang lain dan membangun konsep diri.
Selain itu komunikasi juga menjadi sarana untuk menyampaikan norma-norma yang berlaku baik secara
horzontal, yaitu dari masyarakat ke masyarakat yang lain, maupun secara vertikal, yaitu dari generasi ke
generasi. (Mulyana, 2000, hlm. 5) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 721), komunikasi
didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sementara itu Ruben dan Stewart (2006, hlm. 19)
mendefinisikan komunikasi sebagai berikut “komunikasi manusia adalah proses melalui mana individu
dalam hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi untuk
berhubungan satu sama lain dan dengan lingkungan.”Secara umum, komunikasi dapat dikatakan sebagai
proses penyampaian pesan antara makhluk hidup. Untuk dapat melakukan komunikasi ada dua fungsi
berbeda yang perlu dikuasai oleh individu. Dua fungsi tersebut adalah menangkap maksud orang lain
dan menyampaikan maksud kepada orang lain

Tanpa dua fungsi ini dapat dipastikan komunikasi tidak dapat berjalan dengan Salah satu fungsi
komunikasi yaitu fungsi sosial yang mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, memupuk hubungan dengan orang lain
dan membangun konsep diri. Selain itu komunikasi juga menjadi sarana untuk menyampaikan norma-
norma yang berlaku baik secara horzontal, yaitu dari masyarakat ke masyarakat yang lain, maupun
secara vertikal, yaitu dari generasi ke generasi. (Mulyana, 2000, hlm. 5)Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008, hlm. 721), komunikasi didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sementara itu Ruben
dan Stewart (2006, hlm. 19) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut “komunikasi manusia adalah
proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat membuat dan
menggunakan informasi untuk berhubungan satu sama lain dan dengan lingkungan.”

Secara umum, komunikasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan


antar makhluk hidup. Untuk dapat melakukan komunikasi ada dua fungsi berbeda yang perlu dikuasai
oleh individu. Dua fungsi tersebut adalah menangkap maksud orang lain dan menyampaikan maksud
kepada orang lain. Tanpa dua fungsi ini dapat dipastikan komunikasi tidak dapat berjalan dengan Namun
pada kenyataannya, hubungan komunikasi antara orang tua tunarungu dengan anak mereka yang
berpendengaran normal memiliki perbedaan yang jelas dalam hal bahasa. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa 90% orang tunarungu lahir dan tumbuh besar dari orang tua normal. Saat orang tua
mendapati bahwa anak mereka tunarungu, sudah pasti orang tua mencari berbagai informasi dari
berbagai sumber untuk mengasuh dan merawat anak mereka yang tunarungu. Hal ini mengakibatkan
anak tunarungu yang telah dewasa dan berkeluarga tidak memiliki contoh nyata dalam mengasuh anak
dengan pendengaran normal. Berdasarkan alasan itu peneliti merasa terpanggil dan tertarik
mengadakan penelitian ini dengan judul “Pola Komunikasi Orang Tua Tunarungu dengan Anak Mereka
yang Memiliki Pendengaran Normal”.

B. Rumusan Masalah

Meresensi Metodelogi penelitian Filsafat Komunikasi dan Teori-teori filsafat komunikasi

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini :


1). Untuk mengetahui Meteodologi Penelitian Filsafat secara jelas
2). Untuk Memudahkan dalam mengetahui Meteodologi dan Teori filsafat komunikasi
3). Untuk memahami Meteodologi & Teori serta bagaian dari penelitian Filsafat Komunikasi
METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI
Penelitian Komunikasi secara epistimologis membutuhkan seperangkat cara yang akan
digunakan dalam menjalankan penelitian Seperangkat cara tersebut disebut sebegai metodologi
penelitian. Dalam kaidah komunikasi sebagai ilmu, metodologi penelitian komunikasi diawali dengan
pemilihan paradigma dengan beragam asumsi yang melingkupinya. Setelah menentukan paradigma
maka perangkat ukuran, pengumpulan data, analisis harus ditentukan (Creswell, 1998). Secara garis
besar paradigma penelitian komunikasi dibagi kedalam dua paradigma besar yaitu: paradigma positivis
(positivist approach) dan paradigma interpretif (interpretive approach) (Neuwman, 2004). Setiap
paradigma memiliki perangkat metodologis yang berbeda (Marvasti, 2004). Dalam matrik berikut
disajikan perbedaan dari dulu dan Adapun juga bagian bagian dari Meteodologi Penelitian komunikasi :
Metodologi Penelitian Komunikasi

1 .Positivistik

Menurut paradigma positivistik, pengetahuan terdiri atas berbagai hipotesisyang diverifikasi dan dapat
diterima sebagai fakta atau hukum. Ilmu pengetahuanmengalami akumulasi melalui proses
pertambahan secara bertahap, denganmasing-masing fakta berperan sebagai semacam bahan
pembentuk yang ketikaditempatkan dalam posisinya yang sesuai, menyempurnakan bangunan
pengetahuan yang terus tumbuh. Ketika faktanya berbentuk generalisasi atau pertalian sebab-akibat,
maka fakta tersebut bisa digunakan secara sangat efisienuntuk memprediksi dan mengendalikan.
Dengan demikian generalisasi pun bisadibuat, dengan kepercayaan yang bisa diprediksikan.

Jika dilihat dari tiga pilar keilmuan, ciri-ciri positivistik yaitu:

(a) aspekontologis

, positivistik menghendaki bahwa realitas penelitian dapat dipelajarisecara independen, dapat


dieliminasikan dari obyek lain dan dapat dikontrol; (b)secara

(b) epistemologis , yaitu upaya untuk mencari generalisasi terhadap fenomena

(c) Secara aksiologis, menghendaki agar proses penelitian bebas nilai. Artinya, peneliti mengejar
obyektivitas agar dapat ditampilkan prediksi meyakinkan yang berlaku bebas waktu dan tempat.
Kevalidan penelitian positivisme dengan caramengandalkan studi empiri. Generalisasi diperoleh dari
rerata di lapangan. Datadiambil berdasarkan rancangan yang telah matang, seperti kuesioner,
inventori,sosiometri, dan sebagainya. Paham positivistik akan mengejar data yang terukur,teramati, dan
menggeneralisasi berdasarkan rerata tersebut.

Kata kunci positivistik yang penting adalah jangkauan yang bisa dibuktikansecara empirik (nyata) oleh
pengalaman indrawi (dilihat, diraba, didengar, dandirasakan). Misalnya: seseorang pada akhirnya
berkesimpulan dan itu “benar”, bahwa logam apapun jenisnya akan memuai jika dipanaskan
Pandangan ini merupakan pandangan tertua dalam kajian ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi.
Positivistik merupakan pandangan yang berpendekatan sebagaimana ilmu-ilmu alam. Pandangan ini
melihat suatu peristiwa sosial yang ada sebagai suatu gejala sebab-akibat. Dapat dikatakan pula sebagai
sesuatu yang terjadi disebabkan oleh alasan tertentu. Pandangan ini menyetarakan ilmu-ilmu tetang
manusia dengan ilmu-ilmu alam. Menurut Ardianto (2009), ilmu komunikasi memandang
bahwa positivistik ini adalah komunikasi sebagai sebuah proses linier sebab-akibat yang mencerminkan
upaya pengiriman pesan untuk mengubah pengetahuan penerima pesan yang aktif. Artinya, dalam
pandangan ini proses komunikasi ditentukan oleh si pengirim pesan. Berhasil atau tidaknya itu
tergantung bagaimana upaya si pengirim pesan. Dalam pandangan ini penelitian komunikasi
disamaratakan dengan penelitian ilmu alam menggunakan metode kuantitatif , yakni menggunakan data
berupa angka sebagai ukuran dan pedomannya. Teori kultivasi dan teori agenda setting merupakan
teori yang terkait dengan pandangan ini.

2. Post-Positivistik

Pandangan ini merupakan pandangan yang menentang atau anti thesis pandangan positivistik, dengan
alasan tidak mungkin menyetarakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam. Dikarenakan
tindakan dan perilaku manusia tidak dapat diprediksi dengan satu penjelasan mutlak, sebab manuasia
merupakan makhluk yang dinamis dan senantiasa berubah. Pada satu sisi post-positivistik sepaham
dengan positivistik yang menyatakan bahwa realitas sosial itu nyata keberadannya disesuaikan dengan
hukum alam. Akan tetapi, disatu sisi, post-positivistik berpendapat bahwa realitas sosial yang
sebenarnya tidak mungkin didapatkan saat mereka tidak terlibat dengan objek yang diteliti. kebenaran
suatu realitas sosial akan didapatkan saat kita terlibat langsung dengan objek yang diteliti.

Hubungan antara peneliti dengan suatu realitas haruslah bersifat interaktif dan untuk itu perlu
menggunakan prinsip trianguulasi  yaitu suatu metode yang membandingkan data dari berbagai subjek
terkait guna memperoleh data yang benar-benar objektif tidak hanya dari satu sudut pandang. Dalam
hal ini komunikasi, tidak hanya ditentukan oleh pengirim pesan saja melainkan oleh keduanya. Dimana
faktor keberhasilan dan kegagalan komunikasi dapat disebabkan dan sangat dimungkinkan oleh salah
satu diantara penerima maupun pengirim pesan, bahkan keduanya.

Asumsi Dasar Post Positivistik :

a. Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.

b. Falibilitas Teori, tidak satupun teori yang dapat sepenuhnya dijelaskan dengan bukti-bukti empiris,
bukti empiris memiliki kemungkinan untuk menunjukkan fakta anomali.

c. Fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai.

d. Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan
hasil interaksi manusia dan semesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.

e. Asumsi dasar post-positivisme tentang realitas adalah jamak individual.


f. Hal itu berarti bahwa realitas (perilaku manusia) tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan
dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan.

g. Fokus kajian post-positivis adalah tindakan-tindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah
keputusan.

3.Konstruktivistik

Pandangan konstuktivistik berpendapat realitas sosial bukanlah suatu hal alamiyah, melainkan
terbentuk dari suatu konstruksi. Sebagaimana dijelaskan dalam pandangan positivitik,  Pandangan ini
berfokus pada analisis bagaimana suatu peristiwa atau realitas  dikonstruksi dan dibentuk. Dalam
pandangan konstruktivistik subjek dengan objek komunikasi merupakan suatu kesatuan. Dalam
pandangan ini bahasa yang menjadi objek penelitian tidak hanya untuk memahami apa yang menjadi
realitas saja. Namun lebih dari itu, bahasa dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari subjek sebagai
pengirim pesan. Sementara itu subjek sendiri dalam paradigma konstruktivistik diasumsikan sebagai
pemain utama dalam suatu komunikasi. Teori kegunaan dan kepuasan serta teori interaksionalisme
simbolik adalah teori yang berada dibawah paradigma ini.

4. Kritis

Paradigma kritis ini lahir sebagai sebuah gagasan yang tidak sepakat  pandangan kontruktivistik yang
dianggap kurang peka terhadap proses pemaknaan dan pemaknaan kembali terhadap suatu realitas baik
terjadi baik secara historis maupun secara institusional. Analisis pada teori kritis tidak hanya terfokus
pada apa yang dianggap benar dan tidak benar dalam penggunaan sebuah strukur bahasa maupun
proses penafsiran serta penggunaan simbol – simbol komunikasi layaknya pada pandangan
kontruktivistik. Menurut Pambanyun (2013) paradigma kritis bersifat realism historis, artinya suatu
realitas objektif diasumsikan dan harus dipahami sebagai suatu yang plastis atau tidak sebenarnya.
Artinya realitas objektif itu dibentuk secara terus menerus atau kontinyu oleh berbagai faktor, seperti
sosial,politik, ekonomi dan budaya yang justru bahkan disatukan kedalam suatu rangkain struktur yang
sekarang ini dianggap sebagai sesuatu yang nyata atau alamiah.Sebagian besar ahli beranggapan bahwa
teori kritis ini sangat erat kaitanya dengan media massa, dimana massa pembawa informasi yang
mampu menggugah kritik terhadap realitas objektif atau peristiwa yang menjadi muatanya.Dalam ilmu
komunikasi pandangan ini memberikan sumbangsih pada teori Feminis dan Teori Analisi Wacana.

Indonesia sebagai negara rawan bencana membutuhkan studi kebencanaan yang lebih mendalam
sebagai bagian dari pengembangan terhadap pengurangan resiko bencana. Banyak aliran studi
kebencanaan yang berkembang sekarang ini, yang dalam pendekatannya masuk dalam dua paradigma
besar, yakni pendekatan struktural dan nonstruktural. Literasi bencana adalah bagian dari pendekatan
nonstruktural yang fokus pada kecakapan dan pemahaman terhadap bencana. Literasi bencana
merupakan kajian yang masih dianggap baru dalam studi kebencanaan, sementara literasi bencana bisa
menjadi tawaran terhadap studi kebencanaan khususnya menyangkut pengukuran ataupun
membangun kapasitas masyarakat terhadap bencana. Studi literasi bencana fokus pada bagaimana
tingkat pemahaman dan daya kritis masyarakat terkait dengan bencana. Pembahasan akan banyak
mengulas tentang apa itu literasi bencana, posisi dan peran ilmu komunikasi dalam studi literasi
bencana, bagaimana pendekatan metode penelitian literasi bencana serta hal-hal apa yang menjadi
fokus dari kajian literasi bencana. Artikel ini akan banyak memfokuskan pada posisi ilmu komunikasi
dalam studi literasi bencana. Diharapkan hal ini akan menjadikan literasi bencana populer sebagai kajian
yang dikembangkan dalam ilmu komunikasi.

Teori kritis melihat bahwa media tidak lepas kepentingan, terutama sarat kepentingan kaum pemilik
modal, negara atau kelompok yang menindas lainnya. Dalam artian ini, media menjadi alat dominasi dan
hegemoni masyarakat. Konsekuensi logisnya adalah realitas yang dihasilkan oleh media bersifat pada
dirinya bias atau terdistorsi. Selanjutnya, teori kritis melihat bahwa media adalah pembentuk kesadaran.
Representasi yang dilakukan oleh media dalam sebuah struktur masyarakat lebih dipahami sebagai
mediayang mampu memberikan konteks pengaruh kesadaran (manufactured consent). Dengan
demikian, media menyediakan pengaruh untuk mereproduksi dan mendefinisikan status atau
memapankan keabsahan struktur tertentu. Inilah sebabnya, media dalam kapasitasnya sebagai agen
sosial sering mengandaikan juga praksis sosial dan politik
3. Teori Filsafat Dalam Ilmu Komunikasi
Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara mendasar mengenai keilmuan
komunikasi dari teori hingga semua hal yang terkait dengannya. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy,
filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara fundamental, metodologis, analitis, kritis,
dan holistis teori. Tidak hanya itu, filsafat komunikasi juga mempelajari proses komunikasi yang meliputi
segala dimensi menurut bidangnya, sifat, tatanan, tujuaan dan fungsinya, teknik, serta
peranannya.Sementara itu menurut Richard Logan filsafat komunikasi adalah suatu disiplin dalam
rangka

Landasan ilmu komunikasi yang pertama, sebagaimana induk dari ilmu pengetahuan adalah filsafat.
Filsafat melandasi ilmu komunikasi berdasar teori dari aristoteles dan plato yaitu Ethos, Pathos dan
Logos. Ethos dapat pula diartikan sebagai etika, yaitu etika dalam keilmuan. Hal ini memberikan
landasan dan batasan serta rambu-rambu kepada para ilmuwan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Kemudian, menjadi hal yang teramat penting kaitannya dengan hubungan ilmu
pengetahuan dan masyarakat. ”Phatos” Phatos dapat diartikan sebagai sebuah rasa atau emosi yang ada
dalam diri manusia yang notabene akan terus memiliki rasa terkait dengan keindahan dan penghargaan.
Kemudian, atas dasar rasa ini, manusia memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Logos atau dapat diartikan sebagai logika merupakan bagian dari
filsafat yang memberikan pedoman kepada para ilmuan untuk senantiasa mengambil keputusan secara
rasional. Keputusan diambil berdasarkan kajian, pertimbangan serta argumen-argumen logis yang dapat
diuji kebenarannya.

Empat Pilar Filsafat Komunikasi

Terdapat empat pilar dalam filsafat komunikasi, yaitu :

Ontologi

Menurut Suparlan (2005) ontologi berarti telaah atau studi mengenai arti sesuatu yang “ada” dan
“berada”, tentang ciri-ciri yang mendasar yang ada padanya menurut bentuknya yang paling
abstrak.Ontologi merupakan teori yang membahas mengenai hakikat dari suatu ilmu pengetahuan.
Hakikat diartikan sebagai suatu realitas kenyataan yang utuh, dapat pula dikatakan yang sebenar-
benarnya. Lebih lanjut, ontologi merupakan kajian mengenai objek materil dan objek formil dari ilmu
pengetahuan, yaitu berkenaan dengan hal-hal yang bersifat empiris.Dalam pandangan ontologi, ilmu
komunikasi dipahami melalui objek materil dan objek formilnya. Objek materil dalam kacamata ontologi
dimaknai bahwa komunikasi sebagai sesuatu yang berada pada tingkat paling abtrak. Sementara itu,
objek formal dalam kacamata ontologi memandang bahwa komunikasi merupakan sebuah sudut
pandang (point of view) yang kemudian memberikan kerangka bagi dimensi studi itu sendiri.Sehingga
dapat disimpulkan ontologi komunikasi memberikan penjelasan yang dimaksud hakikat komunikasi.

Epistemologi

Epistemologi merupakan metode atau teori yang mengkaji bagaimana suatu ilmu pengetahuan didapat
atau diperoleh. Fokus dari pada epistemologi adalah metode atau cara memperoleh pengetahuan.
Kemudian juga tentang verifikasi dan kebenaran dari suatu pengetahuan. Aspek epistemologi adalah
suatu kebenaran. Realitas atau fakta yang dipandang dari aspek mengapa dan bagaimana realitas atau
fakta itu benar dan apakah realitas atau fakta itu dibuktikan kebenarannya. Epistemologi pada dasarnya
adalah suatu metode yang didalamnya membahas bagaimana suatu pengetahuan dirangkai dari data-
data yang diperoleh menggunakan metode ilmiah yang dapat di pertanggungjawabkan.Kemudian,
kaitannya dalam bahasan ini adalah, bahwa kemunculan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu
pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu sosial sebagai payung diatasnya.
Perkembangan keilmuan pada ilmu sosial memberikan sebuah landasan bagi terciptanya cabang
keilmuan yang baru. Sehingga, diperoleh ilmu komunikasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang utuh.
Dimana dalam komunikasi sendiri, epistemologi komunikasi diartikan sebagai suatu penjelasan yang
membahas metode, teori, serta proses komunikasi.

Aksiologi

Aksiologi mempelajari dan membahas tentang manfaat yang diperoleh dari suatu ilmu pengetahuan,
serta menyelidiki hakikat nilai baik etika maupun estetika. Dalam pandangan ini, hakikat ilmu
pengetahuan yang bersifat etik sangat terkait dengan aspek kebermanfaatan dari ilmu pengetahuan itu
sendiri.Aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan yang bersifat filosofis pragmatis. Tujuan tersebut
memiliki asas kebermanfaatan yang terkait dengan tujuan dan kepentingan dari pada manusia itu
sendiri. Bahwa, perkembangan ilmu komunikasi tidak terlepas dari kebutuhan manusia itu sendiri akan
pentingnya komunikasi. Kebutuhan manusia akan komunikasi inilah yang diartikan sebagai suatu tujuan
pragmatik.Sehingga dapat disimpulkan, aksiologi komunikasi adalah sebuah penjelasan mengenai
substansi, tujuan dan manfaat komunikasi.

Logika

Logika berkaitan dengan kajian terhadap prinsip-prinsip dan metode pemikiran atau penalaran secara
benar. Bahwa suatu pemikiran yang dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain merupakan
suatu keputusan sebagai hasil dari olah pikir seseorang secara logis dan rasional.Dalam berkomunikasi
diperlukan suatu pemikiran yang logis dan benar (pertimbangan logis). Pertimbangan tersebut dilakukan
sebelum memutuskan untuk menyampaikan suatu pesan, gagasan, dan informasi serta simbol tersebut
kepada orang lain yang menjadi lawan komunikasi.Bahkan dalam komunikasi, logika menjadi sangat
penting bagi berlangsungnya komunikasi yang baik. Dalam hal ini, logika merupakan menjadi kunci bagi
tersampainya pesan yang logis dan dapat diterima. Oleh karena itu, tanpa logika mustahil komunikasi
akan berjalan sebagaimana mestinya.Landasan ilmu komunikasi yang pertama, sebagaimana induk dari
ilmu pengetahuan adalah filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi berdasar teori dari aristoteles dan
plato yaitu Ethos, Pathos dan Logos. [accordion]

[toggle title=”Ethos”]

Ethos dapat pula diartikan sebagai etika, yaitu etika dalam keilmuan. Hal ini memberikan landasan dan
batasan serta rambu-rambu kepada para ilmuwan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kemudian,
menjadi hal yang teramat penting kaitannya dengan hubungan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

[toggle title=”Phatos”]

Phatos dapat diartikan sebagai sebuah rasa atau emosi yang ada dalam diri manusia yang notabene akan
terus memiliki rasa terkait dengan keindahan dan penghargaan. Kemudian, atas dasar rasa ini, manusia
memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

[toggle title=”Logos”]

Logos atau dapat diartikan sebagai logika merupakan bagian dari filsafat yang memberikan pedoman
kepada para ilmuan untuk senantiasa mengambil keputusan secara rasional. Keputusan diambil
berdasarkan kajian, pertimbangan serta argumen-argumen logis yang dapat diuji kebenarannya.
BAB III

KESIMPULAN

Nalar adalah pertimbangan mengenai baik dan buruknya sesuatu. Bernalar artinya memiliki atau
menggunakan nalar, berpikir logis. Penalaran diartikan sebagai cara (perihal) menggunakan nalar;
pemikiran atau cara berpikir logis. 1 Sedangkan ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau memenuhi
syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. 2 Penalaran ilmiah adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. 3 Sebagai suatu kegiatan berfikir, penalaran memiliki ciri-ciri
tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan
berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adala
sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola
berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-
langkah tertentu. 3 Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau
kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Penalaran dapat dikatakan pula sebagai aplikasi dari logika.
Sedangkan pengetahuan yang diperoleh dari penalaran ilmiah dapat disebut sebagai pengetahuan
ilmiah.

Manusia fitrahnya berkemampuan menalar, yaitu mampu untuk berpikir secara logis dan analistis, dan
diakhiri dengan kesimpulan. Kemampuan ini berkembang karena didukung bahasa sebagai sarana
komunikasi verbalnya, sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak sekalipun mampu mereka kembangkan,
hingga akhirnya sampai pada tingkatan yang dapat dipahami dengan mudah. Karena hal inilah mengapa
dalam istilah Aristoteles manusia ia sebut sebagai animal rationale. Oleh sebab itu seorang Cendekiawan
seharusnya bekerja secara sistematis, berfikir, dan berlogika serta menghindari diri dari subyektifitas
pertimbangannya, meskipun hal ini tidak mutlak. 4 Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat
digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif
merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum,
DAFTAR PUSTAKA

http://komunikasi.trunojoyo.ac.id http://komunikasi.trunojoyo.ac.id › ...PDF Buku Ajar - Metode


Penelitian Komunikasi

http://repository.uinsu.ac.id http://repository.uinsu.ac.id › ...PDF METODOLOGI PENELITIAN


KOMUNIKASI

http://https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pakarkomunikasi.com/
filsafat-komunikasi/amp&ved=2ahUKEwjhqeWIjLT6AhXR6nMBHe-
PCjgQFnoECFAQAQ&usg=AOvVaw22MqgVFCzvb-AiXL2IJacG

http://https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/02/26/filsafat-komunikasi/

http://https://mahasiswa.ung.ac.id/291414044/home/2015/4/14/filsafat-konubik.html

http://https://www.scribd.com/doc/70184562

Anda mungkin juga menyukai