Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIMBINGAN KELOMPOK (BKp)


“DINAMIKA KELOMPOK DAN UNSUR-UNSURNYA”

Oleh Kelompok 5:
TRI PUTRI HANDAYANI
SUCI TESYA EDLIN
FIFI DELA RIZKY
ISMAIL YAHYA PARLAUNGAN SINAGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-
WASHLIYAH
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2

Bab II Pembahasan..............................................................................................................3

2.1 Defenisi Dinamika Kelompok...........................................................................3

A.Pengertian Dinamika.....................................................................................3

B.Pengertian Kelompok....................................................................................3

C.Pengertian Dinamika Kelompok...................................................................4

2.2 Tujuan Dinamika Kelompok...........................................................................4

2.3 Manfaat Dinamika Kelompok.........................................................................5

2.4 Sejarah Dinamika Kelompok..........................................................................5

1.Zaman Yunani...............................................................................................5

2.Zaman Liberalisme........................................................................................5

3.Zaman Ilmu Bangsa-Bangsa..........................................................................5

4.Gerakan Massa...............................................................................................6

5.Zaman Psikologi Sosial.................................................................................6

6.Zaman Dinamika Kelompok..........................................................................6

2.5 Unsur – Unsur Dinamika Kelompok.................................................................7

1.Tujuan Kelompok..........................................................................................7

2.Kekompakan Kelompok................................................................................7

3.Struktur Kelompok........................................................................................8

4.Fungsi Tugas Kelompok................................................................................9

5.Pengembangan Dan Pemeliharaan Kelompok...............................................9

6.Suasana Kelompok........................................................................................9

ii
7.Efektifitas Kelompok.....................................................................................10

8.Tekanan Kelompok........................................................................................10

9.Maksud Terselubung.....................................................................................10

2.6 Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Dan Konseling


Kelompok..........................................................................................................10

2.7 Jenis – Jenis Kelompok.....................................................................................11

A.Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder................................................11

B.Kelompok Sosial Dan Kelompok Psikologikal............................................11

C.Kelompok Teroganisasikan Dan Tidak Teroganisasikan.............................11

D.Kelompok Formal Dan Kelompok Informal................................................11

2.8 Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok......................................................12

2.9 Pendekatan – Pendekatan Dinamika Kelompok................................................12

A.Pendekatan Oleh Bales Dan Homas.............................................................12

B.Pendekatan Oleh Stogdill..............................................................................13

C.Pendekatan Dari Ahli Psycho Analysis........................................................13

Bab III Penutup....................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan........................................................................................................14

3.2 Saran..................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semenjak lahir manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari keberadaan orang-
orang disekitarnya, mau itu dalam keluarga, sekolah, kampus, kantor, dalam kehidupan
bermasyarakat, dan lain sebagainya. Keluarga merupakan awal-awal pembelajaran bagi
setiap individu untuk tetap bisa bertahan hidup dengan mengenalkan norma-norma
kehidupan, nilai, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain. Kemudian lingkungan yang
individu tempati memberikan kontribusi dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Berdasarkan hal-hal diatas dapat dilihat bahwa kehidupan dalam kelompok itu bersifat
dinamis. Semakin efektif kelompok semakin baik kehidupan anggota-anggota dalam
kelompok tersebut. yang dapat diperhatikan dalam kelompok untuk tetap bisa efektif adalah
pengetahuan yang cukup tentang dinamika atau proses-proses yang terjadi serta kemampuan
kita dalam berperilaku secara efektif dalam berkelompok. dalam hal ini akan dibahas
Dinamika Kelompok.

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati
interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok
adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.

Dinamika Kelompok adalah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang


selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu
berubah-ubah. Menurut Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah
kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang
terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada
perkembangan kelompok. Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat
yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di
dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude
di dalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science). Slamet
Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur
dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara
anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan
psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain membentuk kerjasama saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan, mengatasi
pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang
terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi
pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian serta
menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap

1
individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Definisi Dinamika Kelompok

1.2.2. Tujuan Dinamika Kelompok

1.2.3. Manfaat Dinamika Kelompok

1.2.4. Sejarah Dinamika Kelompok

1.2.5. Unsur-Unsur Dinamika Kelompok

1.2.6. Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok

1.2.7. Jenis-Jenis Kelompok

1.2.8. Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok

1.2.9. Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Untuk Mengerti Definisi Dinamika Kelompok

1.3.2. Untuk Mengerti Tujuan Dinamika Kelompok

1.3.3. Untuk Mengerti Manfaat Dinamika Kelompok

1.3.4. Untuk Mengerti Sejarah Dinamika Kelompok

1.3.5. Untuk Mengerti Unsur-Unsur Dinamika Kelompok

1.3.6 Untuk Mengerti Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Dan
Konseling Kelompok

1.3.7. Untuk Mengerti Jenis-Jenis Kelompok

1.3.8. Untuk Mengerti Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok

1.3.9. Untuk Mengerti Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK

Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan
kelompok.

a. Pengertian dinamika

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga
berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok
secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat
kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok
tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.

b. Pengertian kelompok

Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang


mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott
mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt
Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its
members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu
unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan
kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok
dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:

a. Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut

b. Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya

c. Adanya saling menghargai pendapat anggota lain

d. Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok

Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Terdiri dari dua orang atau lebih

2. Berinteraksi satu sama lain

3. Saling membagi beberapa tujuan yang sama

4. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok

3
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak
terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

c. Pengertian dinamika kelompok

Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang
dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga
dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-
ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok


lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
2. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling
menghargai pendapat orang lain
3. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
4. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.

Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam
kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang
ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai
mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah
berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut
”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada
proses ini individu mengalami ”forming”. Setiap kelompok harus ada aturan main yang
disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota
kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok
melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”. Secara singkat proses
dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut:

2.2. TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK

Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan perlu
memberi artah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi pengambilan keputusan yang
rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang harus dilakukanoleh kelompok yang menjadi
kriteria pengukur kemajuan.

Tujuan dinamika kelompok :

1. Meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok


2. Meningkatkan produktivitas anggota kelompok
3. Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
4. Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya

4
2.3. MANFAAT DINAMIKA KELOMPOK

Dinamik kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah
kelompok, Manfaat dinamika kelompok antara lain :

1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup


( Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain ).
2. Memudahkan segala pekerjaan ( Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan
tanpa bantuan orang lain).
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien
(pekerjaan besar dibagi- bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing/ sesuai
keahlian).
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa
memberkan masukan, berintraksi dan peran yang sama dalam masyarakat

2.4.SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK

Sejarah munculnya dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Zaman Yunani

Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin
dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing
struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan tiap-tiap
golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi
sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini ikatan persatuan dan interaksi
sosial terjalin dengan kuat, sehingga masing-masing golongan dapat mempertahankan
kesatuannya dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.

2. Zaman liberalisme

Pengaruh cara berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala


sesuatu bagi dirinya dan tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan.
Kebebasan ini justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak
mempunyai pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian.
Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara mereka tempuh
untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam menjalani hidup.
Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan perjanjian social antara
sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan atau Negara yang diharapkan dapat
menjamin hidup mereka.

3. Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa

Pada masa ini Moritz Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu
penyelidikan terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya.
Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat dan hubungannya dengan tingkah

5
laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikan, pengaruh adat dan bahasa menimbulkan
homogenitas pada masyarakat sehingga setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat
tidak berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adat dan bahasa rakyat menimbulkan
kesamaan psikologi, dan ini tercermin dalam tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa
setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu,
lengkap dengan kepribadian masing-masing.

4. Zaman gerakan massa

Adanya bentuk pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya


mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan
membentuk pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le Bon
melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa. Hasil
penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang dinamakan
sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap individu kehilangan control
diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang memiliki gerakan sedemikian hebat, tentu
massa tersebut mempunyai anggota, norma, pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya
seperti bentuk suatu kelompok.

5. Zaman psikologi sosial

Penyelidikan terhadap massa memberikan motivasi kepada ahli untuk mengadakan


penyelidikan lebih mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Pada abad ke-20,
para ahli mengubah arah penyelidikannya dan mereka lebih tertarik untuk mengadakan
penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu. Edward A. Ross
mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan lingkungannya.
Dalam meninjau situasi sosial maka situasi tersebut adalah situasi yang mengakibatkan
berkumpulnyasejumlah individu pada saat tertentu. Hal ini tidak berbeda dengan anggapan
bahwa situasi sosial berarti membawa pula adanya kelompok.

6. Zaman dinamika kelompok

Erich Fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape
From Freedom untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu lain,
hingga timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena terdorong oleh
adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalam kehidupan ketika hasrat
kepastian ini hanya diperoleh apabila masing-masing individu memiliki rasa solidaritas.
Moreno mengemukakan bahwa perlunya kelompok-kelompok kecil seperti keluarga, regu
kerja, regu belajar, ketika di dalam kelompok itu terdapat suasana saling menolong, hingga
kohesi menjadi kuat, dan kelompok yang makin kuat kohesinya, makin kuat moralnya. Kurt
Lewin menyimpulkan bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang
menjadi anggotanya. Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan individu.

6
2.5. UNSUR-UNSUR DINAMIKA KELOMPOK

Unsur-unsur dinamika kelompok disebut juga dengan variable atau dimensi dinamika
kelompok, unsur-unsur dinamika kelompok terdiri dari :

1. Tujuan kelompok

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang
akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh
anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para
anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :

a). Seluruhnya bertentangan

b). Sebagian bertentangan

c.). Netral

d). Searah

e). Identik

Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk hubungan d adalah
yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individu dan
tujuan semua anggota kelompok.

1. Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut :


2. Dapat didefinisikan secara operasional dapat diukur dan diamati
3. Mempunyai makna bagi anggota kelompok,relevan, realistis dapat diterima dan dapat
dicapai
4. Anggota mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telahditetapkan
5. Adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan
kelompok
6. Bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam
mencapainya
7. Adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
8. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan
kelompok

2. Kekompakan kelompok

Kekompakan kelompok merupakan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok
hal ini yang berupa : loylitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan dan keterikatan. Ada enam
faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu :

a). Kepemimpinan kelompok : Kepemimpinan kelompok yang melindungi , menimbulkan


rasa aman dapat menetralisir setiap perbedaan

7
b). Keanggotaan kelompok : Anggota yang loyal dan tinggi rasa,yang dimiliki oleh
kelompok.

c). Nilai tujuan kelompok : Makin tinggi apresiasi anggota terhadap tujuan kelompok,
kelompok semakin kompak

d). Homogenitas anggota kelompok : Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-
masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu

e). Keterpaduan kegiatan kelompok : Keterpaduan anggoata kelompok didalam mencapai


tujuan sangatlah penting

f). Jumlah anggota kelompok : Bila jumlah anggota kelompok relatif kecil, cenderung lebih
kompak dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah
anggota besar.

Sedangkan faktor yang meningkatkan kekompakan kelompok adalah kesepakatan


anggota terhadap tujuan kelompok. Tingkat keseringan berinteraksi, adanya keterikatan
pribadi, persaingan antar kelompok adanya evaluasi yang menyenangkan dan adanya
perlakuan antar anggota dalam kelompok sebagai manusia bukan mesin

3. Struktur Kelompok

Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok


sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/memdukung
tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu:

a). Struktur Komunikasi

Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh
anggota. Pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.

b). Struktur Tugas dan Pengambilan keputusan

Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan peranan, dan


posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut
berpatisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.

c). Struktur Kekuasaan dan Pengambilan Keputusan

Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain


harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan
keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok.

d). Sarana Terjadinya Interaksi

Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangakan dalam struktur kelompok


harus menjamin kelancaran interksi, kelancaran interaksi memerlukan rencana (contoh
ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.

8
4. Fungsi Tugas Kelompok

Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka
mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi
menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini dapat
terpenuhi klasifikasi fungsi tugas yaitu:

a) Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani kesenjangan antar


anggota.
b) Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing masing anggota.
c) Prakarsa, berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota.
d) Penyebaran, berfungsi menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok kepada
masyarakat atau lingkungannya.
e) Kepuasan, berfungsi untuk memberikan kepuasan pada anggota.
f) Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota seperti tujuan dan
kebutuhan anggota.

5. Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok

Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha


mempertahankan kehidupan kelompok. Kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya
kegiatan, yaitu:

a) Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam


setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari para
anggotanya akan tinggi.
b) Tersedianya fasilitas
c) Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan agar para anggota bisa ikut aktif
berperan.
d) Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini adalah sebagai acuan anggota
kelompok bertindak.
e) Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah
maupun mengganti anggota yang keluar.
f) Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya
norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya.

6. Suasana Kelompok

Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis
yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling
menerima, saling menghargai , saling mempercayai dan bersahabat.

9
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah:

a) Hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun,
bersahabat, persaudaraan.
b) Kebebasan berpatisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan
menimbulkan semangat kerja yang tinggi.
c) Lingkungan fisik yang mendukung.

7. Efektivitas Kelompok

Efektivitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok


dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak
keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas
kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.

8. Tekanan Kelompok

Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam


kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul
dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yang cermat, dan
terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.

9. Maksud Terselubung

Maksud terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau
ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota kelompok
berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah disepakati bersama.

2.6. PERANAN DINAMIKA KELOMPOK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK DAN


KONSELING KELOMPOK

Suasana kelompok, yaitu antar hubungan dari semua orang yang terlibat dalam
kelompok, dapat merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara
perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari
anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut dengan
pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan. Kesempatan timbal balik inilah
yang merupakan dinamika dari kehidupan kelompok (dinamika kelompok) yang akan
membawakan kemanfaatan bagi para anggotanya.

Melalui dinamika kelompok setiap anggota kelompok diharapkan mampu tegak


sebagai perorangan yang sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungannya dengan
orang lain. Pengembangan pribadi kedirian dan kepentingan orang lain atau kelompok harus
dapat saling menghidupi. Masing-masing perorangan hendaklah mampu mewujudkan
kediriannya secara penuh dengan selalu mengingat kepentingan orang lain. Dalam hal ini,
layanan kelompok dalam bimbingan dan konseling seharusnya menjadi tempat
pengembangan sikap, keterampilan dan keberanian social yang bertenggang rasa.

10
Secara khusus, dinamika kelompok dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah
pribadi para anggota kelompok, yaitu apabila interaksi dalam kelompok itu difokuskan pada
pemecahan masalah pribadi yang dimaksudkan. Dalam suasana seperti itu, melalui dinamika
kelompok yang berkembang, masing-masing anggota kelompok akan menyumbang baik
langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah pribadi tersebut.

2.7. JENIS-JENIS KELOMPOK

A. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Kelompok primer diwarnai oleh hubungan pribadi secara akrab dan kerjasama yang
terus menerus diantara para anggotanya. Contoh: kesatuan anak-anak sepermainan, kesatuan
sekelompok remaja, dan sebagainya.

Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan-kepentingan tertentu yang


mewarnai arah kegiatan dan gerak gerik kelompok itu, seperti kelompok politik, kelompok
keagamaan, kelompok para ahli pada suatu bidang. Keberadaan dan kegiatan kelompok
sekunder tidak tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun hubungan antar
anggota (baik langsung ataupun tidak langsung) tetap ada.

B. Kelompok Sosial dan Kelompok Psikologikal

Pada kelompok social, tujuan yang ingin dicapai biasanya tidak bersifat pribadi
(impersonal), melainkan merupakan tujuan bersama untuk kepentingan bersama. Contoh:
persatuan buruh.Sedangkan pada kelompok psikologikal pada dasrnya lebih bersifat
mempribadi (personal). Para anggota kelompok psikologikal memasuki kelompok itu
biasanya didorong oleh kepentingan yang menyangkut hubungan antar pribadi. Contoh:
himpunan para korban kebakaran.

C. Kelompok Terorganisasikan dan Kelompok Tidak Terorganisasikan

Kelompok terorganisasikan memiliki ciri utama adanya pemimpin yang mengatur dan
memberi kemudahan dan mengawasi dijalankannya peranan masing-masing
anggota.Sedangkan pada kelompok yang tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak
lebih bebas, tidak saling terikat pada anggota lain, dan adanya fleksibilitas yang besar.

D. Kelompok formal dan kelompok informal

Kelompok formal terbentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat
resmi (dan tertulis). Gerak dan kegiatan kelompok diatur dan tidak boleh menyimpang dari
ketentuan yang telah dibuat untuk itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.Sedangkan pada kelompok informal keberadaan dan gerak gerik
kelompok didasarkan pada kemauan, kebebasan dan selera orang-orang yang terlibat
didalamnya.

11
2.8.USAHA MENGGERAKKAN DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok harus hidup, mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, dan
membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok. Dengan demikian, usaha yang
dapat dilakukan oleh anggota kelompok untuk hal ini yaitu:

a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.


b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
f. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
g. Berusaha membantu anggota lain.
h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

Usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin kelompok untuk menghidupkan dinamika
kelompok, yaitu:

a. Mempersiapkan anggota kelompok untuk peranan yang harus dimainkannya.


b. Memperhatikan anggota-anggota kelompok dalam menjalani kegiatan kelompok
c. Memperhatikan setiap tingkah laku (baik ucapan, tindakan, maupun isyarat) yang
ditampilkan oleh setiap anggota kelompok.
d. Memperhatikan keikutsertaan anggota-anggota kelompok dalam memecahkan
masalah-masalah yang timbul.
e. Sanggup merangsang diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok

2.9. PENDEKATAN-PENDEKATAN DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok seperti disebutkan di bagian awal, menjadi bahan persaingan dari
para ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap
dinamika kelompok sebagai eksperimen. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap
pendekatan-pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok.

a. Pendekatan oleh Bales dan Homans

Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan situasi yang ada
dalam kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka
kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdependensi, dengan sifat-sifat:

1. Adanya stratifikasi kedudukan warga


2. Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang
satu dengan yang lain
3. Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya
pengaruh faktor-faktor dari luar.

12
b. Pendekatan oleh Stogdill

Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk


organisasi formal. Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu
proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk
mencapai tujuan kelompok. Kelompok terorganisir yang dimaksud disini adalah kelompok
yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan pembagian
tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok.

c. Pendekatan dari ahli Psycho Analysis (Sigmund Freud dan Scheidlinger)

Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional memegang


peranan penting dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila didasarkan
pada kesamaan motif antar anggota kelompok, demikian pula emosional yang sama akan
menjadi tenaga pemersatu dala kelompok, sehingga kelompok tersebut semakin kokoh. Freud
berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya kesatuan kelompok, agar
kelompok tersebut dapat berkembang dan bertahan lama. Kesatua kelompok akan terbentuk
apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota yang
satu dengan yang lain.

13
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

1) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal


balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan
pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang
terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai
hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-
sama.
2) Dalam dinamika kelompok terdapat fungsi, dan tujuan.
3) Dalam dinamika kelompok juga terdapat kelebihan dan kekurangan.
4) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan
pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang
terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai
hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-
sama.

3.2. Saran

1) Dinamika kelompok itu sangat berguna bagi masyarakat karena masyarakat kita tidak
bisa bekerja dan hidup sendiri dan sangat memerlukan adanya dinamika kelompok
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Dinamika kelompok juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan
kemampuan individu.
3) Dinamika kelompok dapat menumbuhkan rasa saling menghargai antar sesama
anggota kelompok, dan rasa tanggung jawab atas rencana atau tindakan yang telah
disepakati bersama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

14
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta:
Ghalia Indonesia

Romlah, tatik. 1989. Teori Dan Praktik Bimbingan Kelompok. Jakarta: Depdikbud

Http://www.wikipediabahasaindonesia.com,dilihat kamis,22 Maret 2018,10:34 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai