Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN KONFLIK DOSEN PEMBIMBING Asif Faroqi, S.Kom, M.

Kom DISUSUN
OLEH Angling Fenina Prabawontika ( 17082010013 ) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR 2017 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul : “Manajamen Konflik”. Kami juga menyadari
bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan
maupun kekeliruan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Dan tidak lupa pula kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
terutama bagi diri kami pribadi dan para pembaca pada umumnya. Surabaya, 22 November
2017 Penyusun 2 Daftar Isi
MAKALAH....................................................................................................................................
......... i MANAJEMEN
KONFLIK...................................................................................................................... i KATA
PENGANTAR ............................................................................................................................1
Daftar
Isi ................................................................................................................................................
.2 BAB
I...................................................................................................................................................
...3
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................
........3 1.1. Latar Belakang
Masalah..........................................................................................................3 1.2. Rumusan
Masalah...................................................................................................................4 1.3.
Tujuan .....................................................................................................................................4
BAB
II..................................................................................................................................................
...5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................
........5 2.1. Definisi Manajemen
Konflik .......................................................................................................5 2.2. Jenis – Jenis
Konflik ....................................................................................................................6 2.3. Level
Konflik...............................................................................................................................8 2.4.
Penyebab
Konflik.........................................................................................................................8 2.5.
Aspek Positif dan Negatif
Konflik...............................................................................................9 2.6. Cara Manajemen
Konflik...........................................................................................................10 BAB
III ................................................................................................................................................
.12
PENUTUP ....................................................................................................................................
........12 3.1.
Kesimpulan ................................................................................................................................
12 3.2.
Saran ..........................................................................................................................................
12 DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................................13 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik baik
itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi
senantiasa dihadapkan pada konflik entah itu konflik antar individu, konflik antar
kelompok atau yang lain. Di dalam organisasai perubahan atau inovasi baru sangat
rentan menimbulkan konflik (destruktif). Dalam paradigma lama banyak orang percaya
bahwa konflik akan menghambat organisasi berkembang. Namun dalam paradigma
baru ada pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa menghambat, jika tidak
dikelola dengan baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa menjadi pemicu
berkembangnya organisasi menjadi lebih produktif. Manajemen konflik sangat
berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai
manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk
meningkatkan mutu organisasi. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan
reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi
jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. .
4 1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi manajemen konflik?
2. Apa saja Jenis-jenis konflik?
3. Level konflik ?
4. Apa penyebab konflik?
5. Apa saja aspek positif dan negative konflik?
6. Apa cara manajemen konflik?

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini,adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
2. Sebagai media pembelajaran mengenai Manajemen Konflik.
3. Mengetahui konsep manajemen konflik, yang meliputi definisi konflik, aspek-asfek
dan factor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik, mode dan langkah untuk
menangani konflik dan penerapan manajemen konflik.

5 BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Manajemen Konflik


Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak
luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah
laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan dan interpretasi. Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu akibat situasi
dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan
yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Menurut Killman dan
Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-
tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam
hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat
mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4) Menurut Wood, Walace, Zeffane,
Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam
ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is a situation which two or more people
disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional
antagonism with one another. yang kurang lebih artinya konflik adalah suatu situasi
dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang
menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan
satu dengan yang lainnya. Menurut Stoner Konflik organisasi ialah mencakup
ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan,
status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17) Daniel Webster
mendefinisikan konflik sebagai: 6 1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak
yang tidak cocok satu sama lain. 2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering,
2001).

2.2. Jenis – Jenis Konflik


Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan
Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik
antar organisasi. 1. Konflik Intrapersonaa; Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang
dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila padawaktu yang sama seseorang memiliki
dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.Sebagaimana diketahui bahwa
dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
a) Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b) Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan. c) Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan
tujuanyang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan.
a) Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu : Konflik pendekatan-pendekatan,
contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
b) Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
c) Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal
yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang
yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik
semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali 7 berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat
dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia
tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada. Konflik
antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang
banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan
pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik
antara organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan
negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut
dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga
lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

3. Konflik antar perorangan


Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih.
Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang
dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik
hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer
pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan tetapi
perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam.
Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam
pengambilan keputusan
4. Konflik Antar Kelompok
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih.
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti
diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri
dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan
dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa
menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila
dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi
sulit.

5. Konflik antar organisasi


Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu
disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini
bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu
organisasi. Sebagai contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu
perusahaan terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari
ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi secara
total. Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah kebawah bisa
berperan sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang berhubungan
dengan bidangnya.

2.3. Level Konflik


Konflik dapat di deskripsikan menjadi enam level yaitu :
1. Intrapersonal, merupakan konflik yang terjadi dalam individu
2. Interpersonal, merupakan konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih
3. Intragroup, merupakan konflik yang terjadi antara anggota kelompok yang sama
4. Intergroup, merupakan konflik yang terjadi antara dua kelompok atau lebih
5. Intraorganazational, merupakan konflik yang terjadi antara sub organisasi (unit kerja)
baik secara vertikal, horizontal, maupun diagonal dalam suatu orrganisasi
6. Interorganizational, merupakan konflik yang terjadi antara dua atau lebih organisasi.

2.4. Penyebab Konflik Konflik dapat terjadi hanya karena salah satu pihak memiliki
aspirasi tinggi karena alternatif yang bersifat integrative dinilai sulit didapat. Ketika
konflik semacam ini terjadi, maka ia akan semakin mendalam bila aspirasi sendiri atau
aspirasi pihak lain bersifat kaku dan menetap. Aspirasi dapat mengakibatkan konflik
karena salah satu dari dua alasan, yaitu masing-masing pihak memiliki alasan untuk
percaya bahwa mereka mampu mendapatkan sebuah objek bernilai untuk diri mereka
sendiri atau mereka percaya bahwa berhak memeiliki objek tersebut. Pertimbangan
pertama bersifat realistis, sedangkan pertimbangan kedua bersifat idealis.

9 1. Faktor Manusia: Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya,


Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku, dan timbul karena
ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik,
dan sikap otoriter.
2. Faktor Organisasi  Persaingan dalam menggunakan sumberdaya. Apabila
sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi,
maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya
konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.  Perbedaan tujuan antar unit-
unit organisasi. Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi,
tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit
tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan
tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga
yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.  Interdependensi Tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja
dari kelompok lainnya.  Perbedaan Nilai dan Persepsi. Suatu kelompok tertentu
mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak
“adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat
tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior
mendapat tugas yang ringan dan sederhana.  Kekaburan Yurisdiksional. Konflik terjadi
karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang
tindih.

2.5. Aspek Positif dan Negatif Konflik


Dalam Manajemen konflik ada 2 aspek yang bisa muncul yaitu aspek positif dan aspek
negatif.
1. Aspek Positif Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif
apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan : 
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan
tanggung jawab mereka.  Memberikan saluran baru untuk komunikasi. 
Menumbuhkan semangat baru pada staf.  Memberikan kesempatan untuk
menyalurkan emosi.  Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam
organisasi. 10
2. Aspek Negatif Apabila konflik mengarah pada hal negatif dan kondisi destruktif baik
untuk perorangan maupun kelompok, maka hal ini dapat berdampak :  Penurunan
efektivitas kerja;  Adanya penolakan;  Resistensi terhadap perubahan;  Apatis,  Acuh
tak acuh,  Bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
Konflik bisa di sebabkna oleh beberapa hal yang mengakibatkan ke dua aspek
(posif/negatif) tersebut bisa terjadi, diantaranya :  Batasan pekerjaan yang tidak jelas 
Hambatan komunikasi  Tekanan waktu  Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak
masuk akal  Pertikaian antar pribadi  Perbedaan status  Harapan yang tidak terwujud

2.6. Cara Manajemen Konflik


Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik baik
itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi
senantiasa dihadapkan pada konflik. Agar konflik tidak jadi berlarut-larut maka konflik
dapat dicegah atau dikelola dengan :
1. Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik.
Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada
dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk
memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan Konflik dapat dikelola
dengan mendukung Auditor untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan
tahapan hidupnya. Misalnya; Auditor junior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi 11 perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.
3. Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan
kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik
adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang
akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk
memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman
yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai
sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan. Dalam mengelola konflik tidak
bisa begitu saja tapi di perlukan teknik atau keahlian untuk mengelola konflik seperti
pendekatan dalam resolusi konflik tergantung pada : 1. Konflik itu sendiri 2.
Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya Keahlian individu yang terlibat
dalam penyelesaian konflik,dll

12 BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan Manajemen konflik merupakan suatu cara atau langkah yang
dilakukan oleh pelaku konflik untuk mengarahkan suatu pertentangan ke arah hasil
tertentu melalui beberapa metode pengelolaan konflik baik dengan atau tanpa
pihak ketiga
3.2. Saran Untuk mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral
dalam mengambil sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat
diatasi dan diarahkan ke arah yang lebih baik.

13 DAFTAR PUSTAKA
http://rizkie-library.blogspot.co.id/2016/02/manajemen-konflik-definisi-penyebab-
dan.html
http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-
secara-efektif/
http://naxsea.blogspot.co.id/2011/07/manajemen-konflik.html
http://titin-stie.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-konflik.html
https://ahmaftuhin.wordpress.com/2013/11/24/makalah-tentang-manajemen-
konflik/
MAKALAH MANAJEMEN KONFLIK DOSEN PEMBIMBING Asif Faroqi, S.Kom, M.Kom DISUSUN
OLEH Angling Fenina Prabawontika ( 17082010013 ) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR 2017 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul : “Manajamen Konflik”. Kami
juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Dan tidak lupa
pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, terutama bagi diri kami pribadi dan para pembaca pada umumnya.
Surabaya, 22 November 2017 Penyusun 2 Daftar Isi
MAKALAH....................................................................................................................................
......... i MANAJEMEN
KONFLIK...................................................................................................................... i KATA
PENGANTAR ............................................................................................................................1
Daftar
Isi ................................................................................................................................................
.2 BAB
I...................................................................................................................................................
...3
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................
........3 1.1. Latar Belakang
Masalah..........................................................................................................3 1.2. Rumusan
Masalah...................................................................................................................4 1.3.
Tujuan .....................................................................................................................................4
BAB
II..................................................................................................................................................
...5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................
........5 2.1. Definisi Manajemen
Konflik .......................................................................................................5 2.2. Jenis – Jenis
Konflik ....................................................................................................................6 2.3. Level
Konflik...............................................................................................................................8 2.4.
Penyebab
Konflik.........................................................................................................................8 2.5.
Aspek Positif dan Negatif
Konflik...............................................................................................9 2.6. Cara Manajemen
Konflik...........................................................................................................10 BAB
III ................................................................................................................................................
.12
PENUTUP ....................................................................................................................................
........12 3.1.
Kesimpulan ................................................................................................................................
12 3.2.
Saran ..........................................................................................................................................
12 DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................................13 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang kehidupan manusia senantiasa
dihadapkan dan bergelut dengan konflik baik itu secara individu maupun organisasi. Konflik
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Demikian halnya dengan kehidupan
organisasi, setiap anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik entah itu konflik
antar individu, konflik antar kelompok atau yang lain. Di dalam organisasai perubahan atau
inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif). Dalam paradigma lama banyak
orang percaya bahwa konflik akan menghambat organisasi berkembang. Namun dalam
paradigma baru ada pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa menghambat, jika tidak
dikelola dengan baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa menjadi pemicu
berkembangnya organisasi menjadi lebih produktif. Manajemen konflik sangat berpengaruh
bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar
konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak
luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun
pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi.
Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah
informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara
pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. . 4 1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi manajemen konflik? 2. Apa saja Jenis-jenis konflik? 3. Level konflik ? 4. Apa
penyebab konflik? 5. Apa saja aspek positif dan negative konflik? 6. Apa cara manajemen
konflik? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini,adalah: 1. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. 2. Sebagai media pembelajaran mengenai
Manajemen Konflik. 3. Mengetahui konsep manajemen konflik, yang meliputi definisi
konflik, aspek-asfek dan factor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik, mode dan
langkah untuk menangani konflik dan penerapan manajemen konflik. 5 BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Manajemen Konflik Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada
suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan dan interpretasi. Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu akibat
situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan
yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Menurut Killman dan Thomas
(1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang
ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang
lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat
tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja
(Wijono,1993, p.4) Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn
(1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is
a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance
and/or experience some emotional antagonism with one another. yang kurang lebih artinya
konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap
suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya
perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya. Menurut Stoner Konflik organisasi ialah
mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal
tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17) Daniel Webster
mendefinisikan konflik sebagai: 6 1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang
tidak cocok satu sama lain. 2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
2.2. Jenis – Jenis Konflik Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James
A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal,
konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan
konflik antar organisasi. 1. Konflik Intrapersonaa; Konflik intrapersonal adalah konflik
seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila padawaktu yang sama seseorang
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.Sebagaimana diketahui
bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut: a) Sejumlah
kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing b) Banyaknya bentuk halangan-
halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan. c) Terdapatnya baik aspek yang
positif maupun negatif yang menghalangi tujuan tujuanyang diinginkan. Hal-hal di atas
dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik.
Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan. a) Ada
tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu : Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya
orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik. b) Konflik pendekatan
penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
c) Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal
yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus. 2. Konflik Interpersonal Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda
status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu
dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan
melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu
dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali 7 berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat
dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma
produktivitas kelompok dimana ia berada. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang
sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.
Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang
konflik antar kelompok. Konflik antara organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana
Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini
biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis
baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. 3. Konflik antar
perorangan Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau
lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang
dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya
dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer pemasaran
merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak
selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini berlangsung
lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam pengambilan keputusan 4. Konflik
Antar Kelompok Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain
atau lebih. Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti
diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari
banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan
unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi
penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila dipertahankan maka
akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit. 5. Konflik antar
organisasi 8 Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini
tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama.
Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu
organisasi. Sebagai contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu
perusahaan terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari
ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi secara total.
Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah kebawah bisa berperan
sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang berhubungan dengan bidangnya.
2.3. Level Konflik Konflik dapat di deskripsikan menjadi enam level yaitu : 1. Intrapersonal,
merupakan konflik yang terjadi dalam individu 2. Interpersonal, merupakan konflik yang
terjadi antara dua individu atau lebih 3. Intragroup, merupakan konflik yang terjadi antara
anggota kelompok yang sama 4. Intergroup, merupakan konflik yang terjadi antara dua
kelompok atau lebih 5. Intraorganazational, merupakan konflik yang terjadi antara sub
organisasi (unit kerja) baik secara vertikal, horizontal, maupun diagonal dalam suatu
orrganisasi 6. Interorganizational, merupakan konflik yang terjadi antara dua atau lebih
organisasi. 2.4. Penyebab Konflik Konflik dapat terjadi hanya karena salah satu pihak
memiliki aspirasi tinggi karena alternatif yang bersifat integrative dinilai sulit didapat. Ketika
konflik semacam ini terjadi, maka ia akan semakin mendalam bila aspirasi sendiri atau
aspirasi pihak lain bersifat kaku dan menetap. Aspirasi dapat mengakibatkan konflik karena
salah satu dari dua alasan, yaitu masing-masing pihak memiliki alasan untuk percaya bahwa
mereka mampu mendapatkan sebuah objek bernilai untuk diri mereka sendiri atau mereka
percaya bahwa berhak memeiliki objek tersebut. Pertimbangan pertama bersifat realistis,
sedangkan pertimbangan kedua bersifat idealis. 9 1. Faktor Manusia: Ditimbulkan oleh
atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya, Personil yang mempertahankan
peraturan-peraturan secara kaku, dan timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara
lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter. 2. Faktor Organisasi 
Persaingan dalam menggunakan sumberdaya. Apabila sumberdaya baik berupa uang,
material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam
penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam
suatu organisasi.  Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi. Tiap-tiap unit dalam
organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering
mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan
harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit
produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan. 
Interdependensi Tugas. Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena
menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.  Perbedaan Nilai dan Persepsi. Suatu
kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan
yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka
mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior
mendapat tugas yang ringan dan sederhana.  Kekaburan Yurisdiksional. Konflik terjadi
karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.
2.5. Aspek Positif dan Negatif Konflik Dalam Manajemen konflik ada 2 aspek yang bisa
muncul yaitu aspek positif dan aspek negatif. 1. Aspek Positif Konflik bisa jadi merupakan
sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik
dapat menggerakan suatu perubahan :  Membantu setiap orang untuk saling memahami
tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.  Memberikan saluran baru
untuk komunikasi.  Menumbuhkan semangat baru pada staf.  Memberikan kesempatan
untuk menyalurkan emosi.  Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata
dalam organisasi. 10 2. Aspek Negatif Apabila konflik mengarah pada hal negatif dan kondisi
destruktif baik untuk perorangan maupun kelompok, maka hal ini dapat berdampak : 
Penurunan efektivitas kerja;  Adanya penolakan;  Resistensi terhadap perubahan;  Apatis,
 Acuh tak acuh,  Bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
Konflik bisa di sebabkna oleh beberapa hal yang mengakibatkan ke dua aspek (posif/negatif)
tersebut bisa terjadi, diantaranya :  Batasan pekerjaan yang tidak jelas  Hambatan
komunikasi  Tekanan waktu  Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal 
Pertikaian antar pribadi  Perbedaan status  Harapan yang tidak terwujud 2.6. Cara
Manajemen Konflik Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut
dengan konflik baik itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang
tidak dapat dihindarkan. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota
organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Agar konflik tidak jadi berlarut-larut maka
konflik dapat dicegah atau dikelola dengan : 1. Disiplin Mempertahankan disiplin dapat
digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan
memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus
mencari bantuan untuk memahaminya. 2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan
Kehidupan Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan
sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang
berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi,
sedangkan bagi 11 perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi. 3. Komunikasi Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan
lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk
menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan
sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup. 4. Mendengarkan secara
aktif Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk
memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang
benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda
bahwa mereka telah mendengarkan. Dalam mengelola konflik tidak bisa begitu saja tapi di
perlukan teknik atau keahlian untuk mengelola konflik seperti pendekatan dalam resolusi
konflik tergantung pada : 1. Konflik itu sendiri 2. Karakteristik orang-orang yang terlibat di
dalamnya Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik,dll 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Manajemen konflik merupakan suatu cara atau langkah yang dilakukan
oleh pelaku konflik untuk mengarahkan suatu pertentangan ke arah hasil tertentu melalui
beberapa metode pengelolaan konflik baik dengan atau tanpa pihak ketiga
3.2. Saran Untuk mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral dalam
mengambil sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat diatasi dan
diarahkan ke arah yang lebih baik. 13
DAFTAR PUSTAKA
http://rizkie-library.blogspot.co.id/2016/02/manajemen-konflik-definisi-penyebab-dan.html
http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-
efektif/ http://naxsea.blogspot.co.id/2011/07/manajemen-konflik.html
http://titin-stie.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-konflik.html
https://ahmaftuhin.wordpress.com/2013/11/24/makalah-tentang-manajemen-konflik/

Skip to main content


 ANALYTICS

 GRANTS

 PREMIUM

   UPLOAD

 1

" AUDIT BERBASIS RESIKO "


UPLOADED BY

mutia Apriyanti

 VIEWS

4,250

DOWNLOAD
 
PEMBAHASANA - P e n . e r / i a n A "  i /
Berikut ini beberapa pendapat para pakar mengenai defnisi auditing yang
berkembang saat ini :Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes (2011:1) adalahsuatu
pemeriksaan yang dilakukan seara kritis dan sistematis!oleh pihak yang
independen! terhadap laporan keuangan
yangt e l a h   d i s u s u n   o l e h   p i h a k   m a n a " e m e n   b e s e r t a    a t a t a n #  a t a t a n pembuk
uan dan bukti#bukti pendukungnya! dengan tu"uan untukdapat memberikan pedapat
mengenai laporan ke$a"aran laporankeuangan tersebut
%M e n u r u t   A r e n s   a n d   & o e b b e  k e   (
 Auditing: An Integrated Approach, eight edition
!   2 0 0 0 : ' ) !   A u d i t   a d a l a h   k e g i a t a n mengumpulkan dan menge
a l u a s i   d a r i   b u k t i # b u k t i   m e n g e n a i inormasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaianantara inormasi dengan kriteria yang telah ditetapkan%
Prosesa u d i t   h a r u s   d i l a k u k a n   o l e h   o r a n g   y a n g   k o m p e
t e n   d a n independent *adi audit itu sendiri artinya adalah suatu kegiatan yangd i l a k u k a
n guna memeriksa dan memastikan suatu inormasitentang laporan keua
n g a n   u n t u k   m e m a s t i k a n   k e $ a " a r a n   d a r i laporan keuangan tersebut
% +u"uan audit seara umum dapat diklasifkasilkan sebagaiberikut :a
%,elengkapan (
Completeness
) %   - n t u k   m e y a k i n k a n   b a h $ a seluruh transaksi telah diatat atau ada dalam "urnal
searaaktual telah dimasukkan%

 
b%.ksistensi (
Existence
) %   - n t u k   m e m a s t i k a n   b a h $ a   s e m u a harta dan ke$a"iban yang teratat memiliki
eksistensi atauketer"adian pada tanggal tertentu! "adi transaksi teratattersebut
harus benar#benar telah ter"adi dan tidak fkti% % P e n i l a i a n   (
Valuation
)% -ntuk memastikan bah$a prinsip#prinsip akuntansi yang berlaku 
u m u m   t e l a h   d i t e r a p k a n dengan benar%d % , l a s i f k a s i   (
Classifcation
) %   - n t u k   m e m a s t i k a n   b a h $ a transaksi yang diantumkan dalam 
"urnal diklasifkasikandengan tepat% *ika terkait dengan saldo maka
angka#angkay a n g   d i m a s u k k a n   d i d a  t a r   k l i e n   t e l a h   d i k l a s i f k a s i k a n de
ngan tepat%e % , e t e p a t a n (
 Accurancy 
) %   - n t u k   m e m a s t i k a n   b a h $ a   s e m u a transaksi diatat pada tanggal yang
benar! rinian dalamsaldo akun sesuai dengan angka#angka buku besar%
Sertapen"umlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat% % P i s a h B a t a s (
Cut-O 
)% -ntuk memastikan bah$a transaksi#transaksi yang dekat tanggal neraa diatat dalam
periodeyang tepat% +ransaksi yang mungkin sekali salah sa"i
adalaht r a n s a k s i   y a n g   d i  a t a t   m e n d e k a t i   a k h i r   s u a t u   p e r i d e aku
ntansi%g % P e n g u n g k a p a n (
Disclosure
)% -ntuk meyakinkan bah$a saldoakun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan
telahd i s a " i k a n   d e n g a n   $ a " a r   d a l a m   l a p o r a n   k e u a n g a n   d a n di"ela
skan dengan $a"ar dalam isi dan atatan kaki laporantersebut%
B-Pen.er/ian Ri'i2
Berikut beberapa pengertian risiko yang disampaikan olehbeberapa ahli:
 
a%/isiko adalah suatu ariasi dari hasil#hasil yang dapatter"adi 
s e l a m a   p e r i o d e   t e r t e n t u   ( A r t h u r    i l l i a m s   d a n /ihard! M%)%b
% / i s i k o   a d a l a h   k e t i d a k t e n t u a n  u n  e r t a i n t y   y a n g   m u n g k i n melahirkan peristi$a
kerugianloss (A% Abas Salim)%
%/isiko adalah ketidak pastian atas ter"adinya suatup
eristi$a (Soekarta)d%/isiko merupakan penyebaranpenyimpangan hasil aktualdari
hasil yang diharapkan (erman
3arma$i) *adi risiko adalah suatu ketidakpastiankonsekuensi yangdapat ter"adi akibat
suatu peristi$a yang ter"adi sekarang atau pada $aktu yang akan datang% *enis#"enis
resiko:a % A u d i t / i s k   a d a l a h r e s i k o a u d i t o r   m e n g e l u a r k a n   p e n d a p a t a"ar
+anpa Pengeualian padahal dalam laporan tersebutterdapat salah sa"i yang material%b
% 4 n h e r e n t   r i s k   a d a l a h   k e m u n g k i n a n   s u a t u  
a s e r s i mengandung salah sa"i material dengan asumsi tidak ada pengendalian
%5ontrol risk adalah resiko ada salah sa"i material
d a l a m a s e r s i   y a n g   t i d a k   d a p a t   d i  e g a h   a t a u   d i t e m u k a n   s e  a r a tepat $aktu
oleh pengendalian internal entitasd % 3 e t e  t i o n   r i s k   d e t e  t i o n
risk : resiko auditor untuk tidakm e n e m u k a n   s a l a h   s a " i   ( y a n g   s e b e n a
r n y a   a d a )   s e t e l a h melakukan prosedur audit%e
%Business /isk : potensi ter"adinya suatu peristi
$a!tindakan! atau tidak dilakukannya tindakan! 
yangmengakibatkan klien gagal untuk memenuhi tu"uanusa
hanya (bus iness ob"eti es)! atau gagal dalammengid
e n t i f k a s i   t u " u a n   u s a h a   y a n g   d i h a r a p k a n   o l e h stakeholder utama%
Resiko bisnis terkait dengan resiko inheren dan resiko pengendalian klien,dalam
banyak kasus resiko bisnis yang tinggi = resiko inheren yang tinggi dan
 
resiko bisnis yang tinggi = resiko pengendalian yang tinggi. Jika
a u d i t o r b i s a mengind etifikasi resiko bisnis, maka auditor bisa mengelola resiko audit
denganlebih baik dan hal itu akan memberikan manfaat lebih (add value) kepada klien.
-Pen.er/ian A"i/ Bera'i' Ri'i2
Audit Berbasis /esiko atau /isk Based Audit (/BA) merupakanpendekatan audit yang
berkembang pesat se"ak tahun 2000an%Pendekatan ini saat ini mendapatkan
perhatian yang luas dandianggap sebagai pendekatan yang paling eekti karena
terbuktip a l i n g    o  o k   d i t e r a p k a n   u n t u k   k o n d i s i   l i n g k u n g a n   b i s n i s   y a n g s e
lalu berubah#ubah seperti sekarang ini% 4ndonesia 
telahmeratifkasi ketentuan untuk menerapkan 4nternat
ionalStandards on Auditing (4SA) mulai a$al tahun 2
0 1 6 %   4 S A sepenuhnya mengadopsi pendekatan Audit Berbasis /esiko!
sehingga saat ini penerapan Audit Berbasis /esiko bagi auditor di4ndonesia men"adi hal
$a"ib (mandatory)%B a s e d   4 n t e r n a l   A u d i t   ( / B 4 A )   a t a u   A u d i t  
B e r b a s i s   / i s i k o merupakan metodologi yang memastikan bah$a mana"
e m e n risiko sudah dilakukan sesuai dengan risk appetite yang dimilikiorganisasi
% Pendekatan audit ini berokus dalam mengealuasirisiko#risiko baik strategis
! fnansial! operasional! regulasi danlainnya yang dihadapi oleh organisasi% 3alam
/B4A! risiko#risikoy a n g   t i n g g i   d i a u d i t !   s e h i n g g a   k e m u d i a n   m a n a "
e m e n   b i s a mengetahui area baru mana yang berisiko dan area mana yangkontrolnya
harus diperbaiki% +u"uannya adalah memberikan keyakinan kepada komiteA u d i t   3 e $ a n  
,omisaris dan 3ireksi bah$a Perusahaan telahmemiliki proses mana"eme
n risiko dan proses tersebut telahd i r a n  a n g   d e n g a n   b a i k %  
P r o s e s   m a n a " e m e n   r i s i k o   t e l a h diintegrasikan oleh mana"e
m e n   k e   d a l a m   s e m u a   t i n g k a t a n organisasi mulai tingkat korporasi diisi sampai
unit ker"a terkeil
 
dan telah berungsi dengan baik% ,erangka ker"a internal dan
tatak e l o l a   y a n g   b a i k   t e l a h   t e r s e d i a   s e  a r a    u k u p   d a n   b e r  u n g s i d
engan baik guna mengendalikan risiko%Audit berbasis resiko lebih berupa perubahan
pola pandangd a r i   p a d a   s e b u a h   t e k n i k
%   M e m a k a i   k a  a m a t a   a u d i t   b e r b a s i s resiko auditor harus menilai ke
mampuan mana"emen dalamm e n g u k u r   r e s i k o !   m e r e s p o n   r e s i k o   d a n  
m e l a p o r k a n   r e s i k o % Apabila mana"emen memiliki kemampuan yang 
 u k u p   d a l a m mengukur! merespon dan melaporkan resiko dalam suatu area atau
proses! maka resiko ba$aan bisa diturunkan% Artinya auditortidak harus meningkatkan
tingkat ketelitian! menambah proseduratau menambahkan $aktu analisa% Sebaliknya kalau
mana"emenresiko klien buruk! maka auditor harus meningkatkan keteliatian!menambah
prosedur dan menambahkan $aktu analisa%
Sehinggab o b o t   a t a u   s  o r e   r e s i k o   d i   m a s i n g # m a s i n g   a r e a   a t a u   p r o s e
st e r s e b u t   b i s a   d i " a d i k a n   s e b a g a i   s a l a h   s a t u   d a s a r   u n t
u k penentuan prioritas audit oleh auditor%
Penentuan prioritas berdasarkan analisa resiko ini dianggap paling tepat
dalam upaya mengalokasikan waktu dan staff auditor yang terbatas. Aud
i t menggunakan sampling, dan selama ini metodologi audit mengatur
bagaimana pengambilan sampling yang paling efektif dan efisien. fektif dalam arti sample
yang diambil tersebut haruslah mampu mewakili populasi yang akan diperiksa.Audit !
erbasis Risiko adalah metodologi pemeriksaan yang dipergunakanuntuk
memberikan "aminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan risiko yang
telah ditetapkan mana"emen pada tingkatan korporasi.
Ada 2 hal utama yang harus dipahami oleh internal auditor:a%Aspek pengendalian dari
setiap proses bisnis yang terkaitb
% / i s i k o   d a n    a k t o r #  a k t o r   p e n g e n d a l i a n   g u n a   m e n d u k u n g penapa
ian sasaran perusahaan

Anda mungkin juga menyukai