Disusun Oleh:
Imel Pebrianti (G0A021083)Khusnul Khotimah (G0A021084)
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan hidayahNya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Keluarga Berencana
Kontrasepsi non Hormonal ” dengan baik tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata ajar keperawatan anak. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konsep Dasar Keluarga Berencana
Kontrasepsi non Hormonal dengan baik dan benar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Ns.Nikmatul Khayati, M.Kep. selaku dosen
pembimbing mata ajar keperawatan anak yang telah memberikan kami kesempatan dan
kepercayaan untuk membuat makalah ini. Kami ucapkan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya saran, usulan, dan kritik demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membaca.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata
Pengantar............................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1. Latar
Belakang........................................................................................................................4
2. Rumusan masalah...................................................................................................................5
3. Tujuan
penulisan ....................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................6
1. Pengertian ..............................................................................................................................6
2. Metode....................................................................................................................................6
6.
Keuntungan ..........................................................................................................................19
7.
Kerugian ...............................................................................................................................19
3
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah
pemakaian..............................................................20
1. Kesimpulan...........................................................................................................................20
2. Saran.....................................................................................................................................20
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar belakang
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur jarak kelahiran atau
mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau non
hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun masing-masing
jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir sama (Gustikawati,
2014).
kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon melainkan
untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina, yang akan mencegah terjadinya fertilisasi.
Jenis kontrasepsi non hormonal yaitu Metode Operasi Pria (MOP), Metode Operasi Wanita
(MOW), dan Intrauterine Device (IUD) (Marmi, 2016).
4
yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan serta keinginan bersama.
Dalam hal ini bisa saja pria yang memakai kontrasepsi seperti kondom,
apabila istri yang menggunakan kontrasepsi suami mempunyai peranan penting dalam
mendukung istri dan menjamin efektivitas pemakaian
Maka dari itu perempuan atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah “Bagaimana
pengetahuan penggunaan kontrasepsi Non Hormonal”?
3.Tujuan penulisan
5
g. Mengetahui Upaya mengatasi masalah yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
6
kehamilan, maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut (BKKBN,
2009).
2. Metode
a) Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastik (vynil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis
saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder dengan
muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari
ketebalannya, yaitu 0,02 mm (Lusa, 2010).
(Lusa, 2010).
b) Efektifitas Kondom
7
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali
berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka
kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan
pertahun (Lusa, 2010).
c) Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan
non kontrasepsi. Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain :
d) Keterbatasan Kondom
benar.
8
e) Spermisida
Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina
sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna. Dikemas dalam bentuk
busa (aerosol), tablet vagina dan krim. Cara kerjanya menyebabkan sel membran sperma
terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel
telur (Saifuddin, 2006).
f) Diafragma
Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan
kedalam vagina sebelum berhubungan seksual sehingga menutup serviks. Cara kerjanya
menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida (Saifuddin, 2006).
: Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rongga rahim
wanita yang bekerja menghambat sperma untuk masuk ke tuba fallopii (Saifuddin, 2006).
Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD (Intra Uterine
Devices ) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan yang mengandung hormon
progesterone atau levonorgestrel(Hartanto, 2004).
tuba falopi.
9
(2) Mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum mencapai
kavum uteri
uterus.
b) Efektifitas
Menurut Hartanto (2004), efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas yaitu
berapa lama IUD tetap tinggal tanpa ekspulsi spontan tanpa terjadinya kehamilan /tanpa
pengeluaran karena alasan medis/pribadi. Angka kegagalan IUD pada umumnya adalah 1-3
kehamilan per 100 wanita per tahun.
untuk hamil.
380A).
10
(6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
(1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong ataumemasang cincin), sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum. Efektivitas pencegahan kehamilan dengan menggunakan
tindakan tubektomi yaitu kurang dari 1/100 dalam 1 tahun.
11
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko kanker
endometrium.
o Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi
o Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
o Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
2. Vasektomi
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Efektivitas
tindakan ini jika, pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi risiko
kehamilan kurang dari 1/100 dalam 1 tahun.
12
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan
hematoma (jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria,
ataupun maskulinitasnya.
o Efek samping:
Tidak ada.
o Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman,
efek samping lebih sedikit dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria
ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi seks.
o Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
3. Kondom
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak
tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Evektifitas penggunaan kondom bila
digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2/100 dalam 1 tahun.
13
Tidak ada.
o Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode
sementara atau cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat
mencegah penularan penyakit meular seksual.
o Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum
berhubungan seksual.
14
Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak,
haid tidak teratur, dan nyeri haid).
o Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya
tambahan setelah pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung
dipasang setelah persalinan atau keguguran.
o Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih
Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)
dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Efektivitas pencegahan hamil bila dilakukan
secara benar, risiko kehamilan adalah 4/100 ibu dalam 1 tahun.
Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk menekan
produksi hormon LH dan esterogen sehingga tidak terjadi ovulasi. Metode ini memiliki tiga
syarat yang harus dipernuhi:
15
1. Ibu belum mengalami haid
2. Bayi disususi secara ekslusif dan sering, sepanjang siang dan malam
3. Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Efektivitas penggunaan metode ini jika, ibu tidak menyusui bayinya secara benar resiko
kehamilan akan tinggi. Jika dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1/100 ibu
dalam 6 bulan setelah persalinan.
7. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks sehingga sperma tidak
dapat mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi).Dapat pula
digunakan dengan spermisida. Efektivitas penggunaan alat ini yaitu bila digunakan dengan
benar bersama spermisida, risiko kehamilan adalah 6/100 ibu dalam 1 tahun.
16
o Risiko bagi kesehatan:
Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis, sindroma syok toksik.
o Efek samping:
Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
o Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dan
dapat dipasang sebelum berhubungan seksual.
o Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan
tergatung cara pemakaian.
3. Kondom
a. Sebagai penghalang fisik untuk mencegah kehamilan
b. Kebanyakan kondom yang dibuat di Amerika Serikat berbahan lateks , yang dapat
ditembus virus, tetapi -5% terbuat dari usus domba yang tidak tahan terhadap virus
17
c. Formulasi obat vagina berbahan dasar minyak mineral ( misalnya , krim vagina
cleocin , krim vagina premarin , supositoria vagina vagistat 1, femstat , dan menistat )
dapat menurunkan kekuatan penghalang lateks
d. Kondom dengan spermisida tidak dianjurkan , karena tidak memberikan perlindungan
tambahan terhadap kehamilan atau PMS dan dapat meningkatkan kerentanan terhadap
HIV
4. IUD
a. Usia reproduktif.
b. Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang dari
5 cm.
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
d. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
e. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
f. Risiko rendah dari Infeksi Menular Seksual.
g. Tidak menghendaki metode hormonal.
h. Tidak ada kontraindikasi
5. Diafragma
a. Tutup karet berbentuk kubah yang ditempatkan diatas serviks untuk memberikan
perlindungan penghalang selama hubungan seksual
b. Diafragma atau utup serviks biasanya dapat dipasang diatas leher rahim sebanyak 6
jam sebelum hubungan seksual, diberikan ditempatnya setidaknya 6 jam setelah
hubungan intim sebelum bisa dilepas
c. Diagfragma tidak boleh dibiarkan lebih dari 24 jam karena rentan terjadinya TSS
18
2. Vasektomi
Jika ada peradangan pada kulit sekitar skrotum sebaiknya disembuhkan terlebih
dahulu
Penderita Hernia
Perdarahan
Hematoma
Keadaan jiwa tidak stabil
3. Kondom
Mutlak :
Relatif :
19
Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 bln
7. Diafragma
Prolaps uterus yang parah (penurunan) (derajat kedua atau ketiga)
Sistokel (derajat dua atau tiga)
Antervensi atau retroversi uterus yang berat
Fistula vesikovagina atau rekto vagina
Alergi terhadap karet diafragma atau terhadap sediaan spermisida yang terdapat
didalam diafragma
7. Keuntungan
a. Pil Kombinasi
Pemakaian Pil kombinasi ini cukup efektif, frekuensi koitus tidak perlu diatur, suklis haid
jadi teratur dan keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang
sama sekali.
b. Mini Pil
Mini pil baik dikonsumsi oleh ibu menyusui karena tidak mengandung zat yang
menyebabkan pengurangan produksi ASI. Mini pil ini dikonsumsi mulai hari pertama sampai
hari kelima masa haid/mentrusasi. Mini pil tidak mengganggu hubungan seksual, nyaman dan
mudah digunakan, mengurangi nyeri haid, serta kesuburan cepat kembali.
8. Kerugian
Kerugian dari kontrasepsi nonhormonal
Efektivitasnya bervariasi
Menurut Planned Parenthood , ada berbagai kemanjuran di antara pilihan
kontrasepsi nonhormonal, dari 100% efektif (outercourse dan pantangan) hingga 71%
hingga 86% efektif (cervical cap).
Ini mungkin memerlukan perubahan gaya hidup atau perilaku
20
Misalnya, pantang berarti tidak berhubungan seks. Ini adalah cara yang efektif untuk
mencegah kehamilan, tetapi membutuhkan pengorbanan dan kemungkinan perubahan
gaya hidup.
Menggunakan metode kesadaran kesuburan memerlukan pelacakan siklus menstruasi
Anda dan tidak melakukan hubungan seks (atau menggunakan alat kontrasepsi) pada
hari-hari tertentu dalam siklus Anda.
Itu bisa mahal
Ketika alat kontrasepsi nonhormonal tidak ditanggung oleh asuransi, biayanya dapat
berkisar dari $2 (kondom) hingga sekitar $6.000 (pengikatan tuba).
Alat kontrasepsi penghalang seperti diafragma, sepon, dan tutup serviks lebih efektif
dengan spermisida, tetapi ini juga meningkatkan biaya.
Masih ada efek samping
Metode KB nonhormon memiliki beberapa potensi efek samping yang perlu
dipertimbangkan:
iritasi dari, atau alergi terhadap, spermisida
peningkatan kemungkinan infeksi saluran kemih (ISK) saat menggunakan diafragma
meningkatkan kemungkinan HIV dan IMS
kemungkinan sindrom syok toksik (TSS) saat menggunakan spons
Itu membutuhkan penggunaan yang konsisten
Tidak seperti metode KB hormonal seperti implan dan suntikan, pilihan nonhormon
memerlukan beberapa perencanaan karena harus digunakan setiap kali berhubungan
seks.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pemakaian
10. Upaya mengatasi masalah yang terjadi
1). Memahami perubahan siklus menstruasi
2). Mengatur pola makan dan olahraga agar berat badan tidak naik
3). Memahami waktu kesuburan
4). Konsultasikan ke dokter apabila mengalami sakit kepala, nyeri payudara, dan
perubahan mood
5). Selalu menjaga kebersihan
BAB III
21
PENUTUP
1.kesimpulan
2.saran
DAFTAR PUSTAKA
22