Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJAMEN KONFLIK

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Manajemen Koflik
Dosen Pengampu : Dulkornen,S.Pd.I,M.M.

Oleh:

1. Sintiah Fazirah (20.02.0019)


2. Erni Yuliani (20.02.0006)
3. Gunawan Supriyanto (20.02.0014)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-AMIN INDRAMAYU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Manajemen Konflik
Tidak lupa sholawat serta salam tercurah kepada Rasullah SAW yang Syafa’atnya kita
nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Pengertian, Fungsi, dan Tahapan Manajemen Konflik”


diselesaikan dengan cepat karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang
Pengertian, Fungsi, dan Tahapan Manajemen Konflik ini dapat menjadi refenrensi bagi para
pembaca. Selain itu, mendapatkan informasi atau sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.

Kami menyadari makalah fungsi-fungsi manajemen ini masih memerlukan penyempurnaan


baik dari penulisan maupun dari isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari
pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah manajemen dasar ini
dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Indramayu, 4 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KONFLIK..............................................................................3
B. FUNGSI MANAJEMEN KONFLIK.........................................................................................4
C. TAHAPAN MANAJEMEN KONFLIK....................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
A. KESIPULAN.............................................................................................................................8
B. SARAN.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT sejak kelahirannya di dunia ia
dilengkapi dengan daya cipta, rasa, dan karsa. Manusia memiliki dorongan yang kuat
untuk selalu hidup bersama serta bermasyarakat. Manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial di samping bermasyarakat, mereka juga saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya. Manusia dalam sosialitasnya mereka hidup secara berkelompok
yang membentuk suatu kelompok masyarakat yang di dalamnya terdapat kelompok-
kelompok masyarakat yang lebih kecil. Masyarakat merupakan organisasi yang terdiri
dari manusia-manusia yang saling berhubungan serta saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya, mereka senantiasa mengembangkan hubungan sosial untuk
menciptakan suatu kenyamanan, kekeluargaan dan keamanan serta tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama-sama. Tujuan yang ingin diwujudkan tersebut tidak dapat
diwujudkan oleh orang per orang secara maksimal, tetapi harus dilakukan melalui
proses kerja sama. Melalui proses kerja sama di antara beberapa (sekelompok) orang
maka hasil yang dicapai akan lebih maksimal bila dibandingkan dengan kalau
pekerjaan tersebut dilakukan oleh orang per orang. Proses kerja sama sudah dilakukan
sejak keberadaan manusia di dunia ini. Sepanjang hidupnya manusia selalu
melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan. Idealnya setiap anggota organisasi
harus dapat melakukan kerja sama secara efektif, efisien dan ekonomis. Untuk itu
maka individu-individu maupun kelompok-kelompok yang ada dalam unit kerja
mereka harus saling: bergantung, bekerja sama, memengaruhi, saling mengisi serta
saling membutuhkan, merasa senasib dan sepenanggungan. Dalam melaksanakan
tindakan serta perilaku individu ataupun kelompok dalam mewujudkan tujuan-
tujuannya dapat dilakukan dengan cara yang bermacam-macam. Ada yang melalui
cara yang sama dan ada pula yang dilakukan dengan cara berbeda, hal tersebut
memerlukan adanya kearifan dari masing-masing pihak, apabila tidak maka sudah
dapat dipastikan dalam proses kerja sama dimungkinkan akan terjadi adanya gesekan-
gesekan yang lama-kelamaan jika tidak cepat diatasi maka akan menimbulkan
terjadinya konflik di antara mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen konflik?
2. Bagaimana konflik bisa terjadi dalam sebuah organisasi?
3. Adakah manfaat dari manajemen konflik?
4. Apa kaitannya antara manajemen dan konflik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen konflik
2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam manajemen konflik
3. Mengetahui manfaat dari manajemen konflik
4. Mengetahui kaitan antara manajemen dan konflik
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KONFLIK


Manajemen menurut G.R. Terry (1986: 4) adalah “Sebuah proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan,
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lain”. Harsono dalam bukunya Sistem Manajemen Kepegawaian (2011- 73)
menyatakan bahwa yang dinamakan manajemen adalah: “proses, aktivitas, pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh manajer, meliputi: planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (menggerakkan/mengingatkan) dan
controlling (pengawasan) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh bawahan guna
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan, menggunakan,
mendayagunakan sumber-sumber daya yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh
organisasi yang lebih dikenal dengan istilah 8 M + ICT (sumber daya manusia dan
sumber daya nonmanusia). Istilah 8 M + ICT merupakan singkatan dari: Man, Money,
Materials, Machine, Method, Market, Moment, Media dan Information
Communication Technology.

Konflik berasal dari kata confligere, conflictum (saling berbenturan) adalah


sesuatu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Konflik
melekat erat dalam jalinan kehidupan. Baik individu, kelompok maupun organisasi
yang selalu berjuang untuk memenangkan konflik. Konflik terjadi sejak keberadaan
manusia di dunia ini, seiring dengan semakin majunya pola pikir manusia maka
semakin hari keberadaan konflik semakin berkembang dan kompleks.

Kata konflik menurut Kartini Kartono (2013-245) mengandung beberapa


pengertian. Konflik terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu

a. Konflik yang negatif, dalam hal ini konflik dikaitkan dengan dengan sifat-sifat
yang berbau dengan animalistik, yang di dalamnya terkandung adanya:
kebuasan, kekasaran, kekerasan, barbarisme, pengrusakan, penghancuran,
destruktif, irasional, tanpa kontrol emosi, terjadi pemogokan, kerugian
organisasi, pekerjaan terbengkalai, pelanggan diabaikan, hasil kerja menurun,
biaya operasional organisasi meningkat, terjadinya kebencian, huru-hara,
permusuhan, pemogokan dan seterusnya.
b. Konflik yang positif, biasanya hal ini dikaitkan dengan hal-hal yang
konstruktif yaitu adanya petualangan, pembaharuan, inovasi, kreasi,
pertumbuhan, pemutakhiran, rasionalisasi, pengembangan produk dan lainnya.
c. Konflik yang netral. Dalam hal ini konflik disebabkan oleh adanya perbedaan
yang disebabkan karena perbedaan perilaku, perbedaan latar belakang,
perbedaan pendidikan, perbedaan kebiasaan, perbedaan adat istiadat maupun
adanya perbedaan tujuan.1

Dari paparan pengertian manajemen dan konflik diatas dapat kami simpulkan
bahwa pengertian manajemen konflik adalah usaha-usaha yang perlu dilakukan dalam
rangka mencegah, menghindari terjadinya konflik serta mengurangi resiko dan
mengganggu kinerja sebuah oraganisasi atau lembaga.

Menurut ahli Ross Howard, pengertian manajemen konflik merupakan


langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam
memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan
keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi termasuk perilaku para pelaku
dan bagaimana mereka memengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.2

B. FUNGSI MANAJEMEN KONFLIK


Penggunaan manajemen konflik memiliki berbagai fungsi, misalnya untuk
mencegah gesekan antara atasan dan bawahan. Bahkan, dalam Islam, manajemen
konflik juga dianjurkan, misalnya lebih baik bernegosiasi untuk menyelesaikan
masalah.

Berikut 3 fungsi penerapan manajemen konflik:

1
http://eprints.ipdn.ac.id/5556/1/Manajemen%20Konflik%20KUSWORO.pdf
2
https://wqa.co.id/strategi-dan-fungsi-manajemen-konflik/
1. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas pekerja

Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk menghindari perselisihan atau

bahkan permusuhan. dengan penerapan manajemen konflik yang baik, maka

konflik-konflik yang terjadi bisa diatasi bahkan dicegah sebelum konflik

menjadi parah. Dengan minimnya gesekan, maka kinerja anggota akan

semakin baik. Tentu ini akan berpengaruh terhadap produktivitas dan

kreativitas kerja. Pekerja dapat bekerja dengan maksimal tanpa perlu pusing

memikirkan masalahnya dengan atasan. Selain bagi pekerja sendiri, kinerja

yang baik juga akan berpengaruh pada hasil pekerjaan yang semakin cepat dan

semakin baik atau kreatif. Pada akhirnya, kinerja yang baik juga

mempengaruhi pertumbuhan bisnis yang dijalankan.

2. Mengurangi kesenjangan antar anggota

Jika terjadi konflik, suasana kerja pasti tidak mengenakkan. Atmosfer positif

yang dibutuhkan untuk menghasilkan ide-ide kreatif menjadi hilang. Terlebih,

jika konflik tidak segera ditangani, satu pihak bisa jadi memiliki relasi yang

buruk dengan pihak lainnya. Maka dari itu, manajemen konflik penting untuk

mengurangi kesenjangan antar satu pihak dengan yang lainnya. Selain itu,

manajamen konflik juga penting dilakukan agar masing-masing pihak saling

menghormati.

3. Melatih kemampuan penyelesaian konflik

Meski konflik cenderung dilihat sebagai hal buruk, namun ada sisi lain

mengapa konflik itu penting adanya. Konflik memang akan selalu ada, namun

upaya organisasi untuk mengatasinya setiap kali ia datang pada akhirnya akan

membuahkan hasil. Organisasi akan terbiasa dengan adanya konflik, lalu

menjadikan manajemen konflik sebagai hal yang mudah untuk dilakukan.

Tentunya, ini juga dapat mengasah kemampuan menentukan solusi yang lebih

tepat untuk konflik yang terjadi di masa depan.

C. TAHAPAN MANAJEMEN KONFLIK


Untuk menerapkan manajemen konflik, berikut 5 tahapan umum yang sering
dilakukan.:
1. Identifikasi
Yang pertama adalah identifikasi permasalahan. Di tahap ini, kamu harus bisa
menemukan jawaban atas apa kira-kira yang menjadi penyebab terjadinya
konflik. Mulai dari mengetahui pihak mana saja yang berselisih, akar
permasalahan, skala konflik, hingga dampak yang mungkin terjadi.
Tahap awal merupakan tahap yang penting untuk mengukur dampak akhir
yang ditimbulkan. Semakin dini kamu mengidentifikasi adanya konflik,
semakin minim pula akibat yang ditimbulkan dari konflik tersebut, tentu tetap
harus dibarengi dengan strategi manajemen konflik yang baik.
2. Diagnosis
Pada tahap ini, kamu harus melakukan analisis dan pemetaan konflik secara
menyeluruh terhadap hasil identifikasi awal. Kemudian, buatlah diagnosis
atau statement atas konflik yang terjadi. Misalnya, yang terjadi ternyata
“konflik vertikal antara manajer dan anggota tim karena sistem kerja yang
tidak teratur”.
Dari situ, kamu juga harus menyiapkan kemungkinan-kemungkinan
penyelesaian beserta konsekuensinya yang bisa diterima oleh kedua belah
pihak dan tidak berat sebelah.
3. Kesepakatan solusi
Di tahap ini, kedua belah pihak dipertemukan. Kamu sebagai penengah
misalnya, menjabarkan berbagai opsi penyelesaian yang sudah dibuat di tahap
sebelumnya. Kemudian, biarkan kedua pihak menimbang hingga sepakat
untuk memilih mana solusi terbaik untuk keduanya.
4. Penerapan solusi
Sepakat terhadap solusi yang dipilih bukanlah akhir dari konflik, melainkan
kedua pihak juga harus diawasi masing-masing untuk menerapkan apa yang
sudah disepakati. Jika kesepakatan memerintahkan kedua pihak tidak boleh
ikut campur urusan masing-masing, maka keduanya harus mematuhi hal
tersebut.
Jika kesepakatan juga ditulis beserta sanksi, maka kedua pihak juga terkena
pasal ini jika melanggar. Maka dari itu, perlu adanya pengawas untuk
mengevaluasi penerapan kedua pihak atas kesepakatan yang ada.
5. Evaluasi
Selain memantau pelaksanaan kesepakatan, penerapan solusi juga harus
dievaluasi. Ini dilakukan untuk melihat seberapa efektif solusi yang telah
dipilih. Jika sudah baik, maka kamu tak perlu khawatir lagi jika konflik terjadi
lagi. Sebaliknya, jika evaluasi menemui nilai yang buruk, maka kedua pihak
harus memulai kembali tahapan kesepakatan solusi untuk memilih solusi yang
baru.3

BAB III
PENUTUP

3
https://dailysocial.id/post/manajemen-konflik
A. KESIPULAN
Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau
pimpinan dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam
organisasi secara baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan
yang menciptakan terjadinya konflik.
Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan
harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan
konflik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola
pengelolaan konflik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani
berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.

B. SARAN
Dari penjelasan diatas penulis dapat memberikan saran yaitu dalam sebuah
organisasi harus mempunyai seorang manager yang kompeten dalam menyelesaikan
konflik yang terjadi sehingga konflik tidak meninbukan disfungsi yang berlebihan
atau berlangsung lama. Semua anggota organisasi harus memiliki rasa solidaritas
antara anggota satu dengan yang lainnya sehingga tidak menimbulkan konflik.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ipdn.ac.id/5556/1/Manajemen%20Konflik%20KUSWORO.pdf

https://wqa.co.id/strategi-dan-fungsi-manajemen-konflik/

https://dailysocial.id/post/manajemen-konflik

Anda mungkin juga menyukai