Puja dan puji syukur yang dihanturkan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa
karena atas rahmat-Nya karya tulis ini dapat diselesaikan sesuai rencana dan tepat
waktu.
Makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menempuh mata kuliah Manajemen Keperawatan yang berjudul Manajemen Konflik.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami beberapa kendala atau kesulitan,
namun berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak kesulitan-kesulitan
dapat diatasi. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya kritik dan saran dari para
pembaca demi sempurnanya makalah ini pada masa yang akan datang.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................. 2
Pendahuluan ................................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang. ................................................................................................ 2
1.2. Rumusan Masalah. ........................................................................................... 3
1.3. Tujuan. ............................................................................................................. 3
BAB II............................................................................................................................ 4
Pembahasan.................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian dan Sumber Konflik. ...................................................................... 4
2.1.1. Pengertian Konflik ................................................................................. 4
2.1.2. Sumber Konflik ...................................................................................... 5
2.2. Kategori Konflik. ............................................................................................. 9
2.2.1. Intrapersonal. ......................................................................................... 9
2.2.2. Interpersonal. ......................................................................................... 9
2.2.3. Antar Kelomok. .................................................................................... 10
2.3. Proses Konflik. ............................................................................................... 10
2.3.1. Konflik Laten. ...................................................................................... 10
2.3.2. Konflik Affektiveness. ..................................................................... 10
2.3.3. Konflik yang tampak / sengaja dimunculkan....................................... 10
2.3.4. Resolusi Konflik. ................................................................................. 10
2.3.5. Konflik Aftermath. ............................................................................... 11
2.4. Langkah-Langkah dalam Penyelesaian Konflik. ........................................... 11
2.4.1. Pengkajian. ........................................................................................... 11
2.4.2. Intervesi................................................................................................ 11
2.4.3. Identifikasi. .......................................................................................... 11
2.5. Strategi Penyelesaian Konflik. ....................................................................... 12
2.5.1. Negosiasi. ............................................................................................. 12
2.5.2. Kompetensi. ......................................................................................... 12
ii
2.5.3. Akomodasi. .......................................................................................... 12
2.5.4. Smoothing. ........................................................................................... 12
2.5.5. Menghindar. ......................................................................................... 13
2.5.6. Kolaborasi. ........................................................................................... 13
BAB III ........................................................................................................................ 14
Penutup ........................................................................................................................ 14
3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 14
3.2. Saran .............................................................................................................. 14
iii
BAB I
Pendahuluan
2
1.2. Rumusan Masalah.
1.2.1. Apa pengertian dan sumber dari Konflik?
1.2.2. Apa saja bagian kategori Konflik?
1.2.3. Apa saja yang termasuk proses Konflik?
1.2.4. Bagianmana langkah-langkah penyelesaian Konflik?
1.2.5. Bagimana strategi penyelesaian Konflik?
1.3. Tujuan.
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dan sumber dari Konflik?
1.3.2. Untuk mengetahui bagian kategori Konflik?
1.3.3. Untuk mengetahui yang termasuk proses Konflik?
1.3.4. Untuk mengetahui bagianmana langkah-langkah penyelesaian Konflik?
1.3.5. Untuk mengetahui bagimana strategi penyelesaian Konflik?
3
BAB II
Pembahasan
Bisa kita simpulkan bahwa konflik adalah suatu perbedaan pendapat antara
dua orang atau lebih yang menimbulkan perselisihan dan pertengkaran karena
perbedaan tersebut.
Sebagai manajer keperawatan, konflik sering terjadi pada setiap tatanan
asuhan keperawatan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai dua asumsi
dasar tentang konflik, meliputi:
a) Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi
b) Jika konflik dapat dikelola dengan baik, maka konflik dapat
menghasilkan suatu kualitas produksi, penyelesaian yang kreatif dan
berdampak terhadap peningkatan dan pengembangan.
5
1. Perilaku menentang, sebagai bentuk dari ancaman terhadap suatu dialog
rasional, dapat menimbulkan gangguan protocol penerimaan untuk interaksi
dengan orang lain. Perilaku ini dapat berupa verbal dan non verbal. Terdapat
tiga macam perilaku menentang, yaitu :
a) Competitive bomber, yang dicirikan dengan perilaku mudah menolak,
menggerutu dan menggumam, mudah untuk tidak masuk kerja, dan
merusak secara agresif yang di sengaja.
b) Martyred accommodation, yang ditunjukkan dengan penggunaan
kepatuhan semu atau palsu dan kemampuan bekerja sama dengan orang
lain, namun sambil melakukan ejekan dan hinaan.
c) Avoider, yang ditunjukkan dengan penghindaran kesepakatan yang telah
dibuat dan menolak untuk berpartisipasi.
3. Kondisi ruangan yang terlalu sempit atau tidak kondusif untuk melakukan
kegiatan-kegiatan rutin dapat memicu terjadinya konflik. Hal yang
memperburuk keadaan dalam ruangan dapat berupa hubungan yang monoton
atau konstan diantara individu yang terlibat didalamnya, terlalu banyaknya
pengunjung pasien dalam suatu ruangan atau bangsal, dan bahkan dapat
berupa aktivitas profesi selain keperawatan, seperti dokter juga mampu
memperparah kondisi ruangan yang mengakibatkan terjadinya konflik.
5. Perbedaaan nilai atau keyakinan antara satu orang dengan orang lain. Perawat
begitu percaya dengan persepsinya tentang pendapat kliennya sehingga
menjadi tidak yakin dengan pendapat yang diusulkan oleh profesi atau tim
kesehatan lain. Keadaan ini akan semakin menjadi kompleks jika perbedaan
keyakinan, nilai dan persepsi telah melibatkan pihak diluar tim kesehatan
yaitu keluarga pasien. Jika ini telah terjadi, konflik yang muncul pun semakin
tidak sederhana karena telah mengikutsertakan banyak variable di dalamnya.
10. Imbalan, beberapa ahli berpendapat bahwa imbalan kadang tidak cukup
8
berpengaruh dengan motovasi seseorang. Namun, jika imbalan dikaitkan
dengan pembagian yang tidak merata anatar satu orang dan orang lain sering
menyebabkan munculnya konflik. Terlebih lagi bila individu yang
bersangkutan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan besar-kecilnya imbalan atau sering disebut dengan sistem
imbalan. Pemberian imbalan yang tidak didasarkan atas pertimbangan
professional sering menimbulkan masalah yang pada gilirannya dapat
memunculkan suatu konflik.
2.2.1. Intrapersonal.
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan
masalah internal untuk megklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik yang
terjadi. Hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran.
Misalnya, manajer mungkin mungkin merasa mempunyai konflik intrapersonal
dengan loyalitas terhadap profesi keperawatan, loyalitas terhadap pekerjaan
dan loyalitas kepada pasien.
2.2.2. Interpersonal.
Konflik ini terjadi antara dua orang atau lebih di mana nilai, tujuan dan
keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan
berinteraksi dengan orang lain, sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan.
Manajer sering mengalami konflik dengan teman sesama manajer, atasan dan
bawahannya.
9
2.2.3. Antar Kelomok.
Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, departemen,
atau organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam mencapai
kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan prasarana.
2.4.1. Pengkajian.
a) Analisis situasi.
Identifikasi jenis konflik untuk menetukan waktu yang diperlukan, setelah
dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui
pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang telibat dan peran
masing-masing. Tentukan jika situasinya dapat diubah.
c) Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai (Nursalam, 2011).
2.4.2. Identifikasi.
a) Mengelola perasaan.
Hindari respons emosional: marah, sebab setiap orang mempunyai resp-on
yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan (Nursalam, 2011).
2.4.3. Intervesi.
a) Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaiakan dengan mudah atau
baik. Selanjutnya identifikasi hasil yang positif yanga akan terjadi.
b) Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik
11
memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai
untuk menyeleksi konflik yang terjadi (Nursalam, 2011).
2.5.1. Negosiasi.
Suatu strategi penyelesaian di mana semua yang terlibat saling menyadari
dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan
sebagai lose-lose situation. Kedua unsur yang terlibat menyerah dan
menyepakati hal yang telah dibuat. Did alam manajemen keperawatan, strategi
ini sreing digunakan oleh middle dan top manajer.
2.5.2. Kompetensi.
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose penyelesaian konflik.
Penyelesaian ini menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini
adalah kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan di masa
mendatang.
2.5.3. Akomodasi.
Istilah lain yang sering digunakan cooperative. Konflik ini berlawanan
dengan kompetisi. Pada strategi ini, seseorang berusaha mengakomodasi
permasalahan dan memberi kesempatan pada orang lain untuk ini biasanya
digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan dnegan berbagai
konsekuensinya.
2.5.4. Smoothing.
Teknik ini merupakan konflik dengan cara mengurangi komponen
emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik
berupaya mencapai kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh kesadaran
dan intropeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi
12
untuk konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan/hasil produksi, tidak
dapat dipergunakan lagi.
2.5.5. Menghindar.
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya dipilih bila ketidaksepakatan
membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar daripada
mengindar, atau perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika masalah
dapat terselesaikan dengan sendirinya.
2.5.6. Kolaborasi.
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi,
kedua unsur yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam
mencapai suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan tercapainya suau
tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya. Strategi kolaborasi
tidak akan berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut,
kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan
masalah, dan tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok/seseorang.
(Bowditch and Buono, 1994).
13
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Konflik adalah perselisihan atau perjuangan yang timbul ketika
keseimbangan dari perasaan, hasrat, pikiran, dan perilaku seseorang terancam.
Perjuangan ini dapat terjadi di dalam individu atau di dalam kelompok.
Pemimpin dapat menggerakkan konflik ke hasil yang destruktif atau konstruktif.
Secara structural, konflik dapat vertical, yaitu melibatkan perbedaan antara
pemimpin dan anak buah, atau horizontal, yaitu garis relative staf. Sembilan tipe
konflik tercatat dalam literature : di dalam pengirim, di dalam peran, peran
pribadi, antar pribadi, di dalam kelompok, di antara kelompok, peran mendua,
dan beban peran yang terlalu besar.
Penyebab konflik adalah unik dan bermacam-macam. Tetapi, penyebab
umumnya telah dinyatakan dan dibahas. Penyebab umum ini antara lain perilaku
menentang, stress, kondisi ruangan yang terlalu sempit, kewenangan
dokter-perawat yang berlebihan, perbedaan nilai dan keyakinan, eksklusifisme,
peran ganda perawat, kekurangan sumber daya insani, perubahan, imbalan serta
komunikasi. Proses konflik dimulai dengan kondisi pendahulu, kemudian
bergerak ke konflik yang di presepsi dan atau dirasakan. Selanjutnya adalah
perilaku, lalu konflik untuk diselesaikan atau ditekan.
3.2. Saran
Konflik adalah sebuah kemutlakan, pemimpin harus belajar untuk secara
efektif memfasilitasi penyelesaian konflik diantara orang-orang agar tujuan
dapat tercapai. Dari hasil pembahasan di atas, diharap para pembaca baik yang
merupakan calon pemimpin ataupun yang telah menjadi pemimpin, agar dapat
me-manajemen institusi atau organisasinya dengan baik agar terbebas dari
konflik yang ada
14
DAFTAR PUSTAKA
15