Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI :

PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DI SUSUN OLEH
Marlinda Eka Sulistia (1902016057)
Muhammad Rezha Rahman (1902016062)
Alya Rosalin (1902016066)
Sely Adellia Arifin (1902016072)
Devita Dwi Putri Rimaswari (1902016075)
Nabhilah (1902016079)
Oktavia Tri Anggraini (1902016087)
Afifah Nur Rahma (1902016088)
Selviana (1902016091)
Nona Novela (1902016101)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Persepsi dan pengambilan keputusan” ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan di
dalamnya.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi mengenai Perilaku Organisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat
kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik
serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Samarinda, 28 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………......................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................………….……......…2

DAFTAR ISI ..........................................................................................………….……….….3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................………….………......4

1.1 Latar Belakang .................................................................………..…………….4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................……..…………….....4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................…..………………….4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................………………….…5

2.1 Definisi Perepsi....................................................………………………………5

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manusia ……………………………......6

2.3 Beberapa Isu Mengenai Persepsi Orang….........................................................7


2.3.1 Teori persepsi............................................................................................7
2.3.2 Teori Atribusi ...........................................................................................8
2.4. Penerapan Khusus Dalam Organisasi................................................................9
2.5 Hubungan Antar Persepsi Dan Pengambilan Keputusan
Individu......................10
2.6 Definisi Pengambilan Keputusan.......................................................................11
2.7 Proses Pengambilan
Keputusan..........................................................................12
2.8 Meningkatkan Kreativitas Dalam Pengambilan
Keputusan...............................14
2.9 Etika Pengambilan
Keputusan............................................................................14

2.10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan


Keputusan.........................16

BAB III PENUTUP..............................................................................………………….…17

3.1 Kesimpulan.......................................................................………………….…17

3.2 Saran.................................................................................………………….…17

3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................………………….…18

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organisasi akan selalu tumbuh dan berkembang dengan tantangan yang baru dan
tujuan yang baru, dalam organisasi setiap keputusan yang akan di ambil merupakan hasil
proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil
keputusan tersebut merupakan pernyataan yang di setujui dan alternatif tindakan optimal
untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan proses penyeleksian
beberapa alternatif keputusan baik yang disepakati sehingga akhir keputusan itu
merupakan alternatif optimal yang di pilih dengan proses mekanisme tertentu

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu definisi persepsi?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi persepsi
3. Apa saja isu-isu mengenai persepsi orang?
4. Seperti apa penerapan persepsi dalam organisasi
5. Bagaimana hubungan antara persepsi dan pengmabilan keputusan secara individual
6. Apa itu definisi pengambilan keputusan
7. Bagaimana proses pengambilan keputusan
8. Bagaimana meningkatkan kreativitas dalam pengambilan keputusan
9. Seperti apa etika dalam pengambilan keputusan
10. Fakto-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan etis

1.3 Tujuan Masalah


1. Mendiskripsikan definisi persepsi
2. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi persepri
3. Mendeskripsikan isu-isu persepsi orang
4. Mendeskripsikan penerapan persepsi dalam organisasi
5. Mendeskripsikan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan
6. Mendeksripsikan definisi pengambilan keputusan
7. Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan
8. Mendeskripsikan meningkatkan kreativitas dalam pengambilan keputusan
9. Mendeskripsikan etika dalam pengambilan keputusan
10. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhu keputusan etis
5
BAB II
ISI

2.1 DEFINISI PERSEPSI


Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan,
pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari
lingkungan. Jadi persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya. Ada pendapat lain yang
menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari
kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan
realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari
dalam perilaku organisasi.

Menurut Stephen P. Robbins persepsi (perception) adalah proses di mana individu


mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti
bagi lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa
individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi memahaminya secara berbeda.
Kenyataannya adalah bahwa tak seorang pun dari kita melihat realitas. Yang kita lakukan
adalah menginterprestasikan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.

Contoh : Akibat dari serangan yang terjadi di Amerika, pada umumnya masyarakat
USA mempunyai persepsi bahwa orang Muslim identik dengan teroris. Karena
masyarakat Amerika menginterprestasikan apa yang dilihatnya pada saat itu. Tetapi saat
ini ada beberapa masyarakat yang mempunyai persepsi bahwa tidak semua orang
Muslim adalah teroris.

Persepsi menurut Robbins adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu
untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka.

Persepsi Menurut Manahan adalah gambaran seseorang tentang sesuatu obyek yang
menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi. Misalnya saja, seorang wanita yang
berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di
mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan
memandangnya.Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan persepsi adalah proses

6
gambaran yang ada pada individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang
diterima oleh indera sehingga memberikan makna kepada lingkungan.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MANUSIA

Setiap individu memiliki persepsi masing – masing dalam dirinya, tindakanlah yang
membuatnya berbeda. Sedangkan pengertian persepsi itu sendiri adalah suatu proses
yang mengikutsertakan bagian dari panca indera melalui suatu rangsangan yang diterima
oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Melalui alat indera yang menjadi
penghubung antara seorang individu dengan dunia luarnya.
Persepsi merupakan sebuah rangsangan yang diinderakan oleh manusia,
diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu tersebut menyadari dan
memahami tentang apa yang diinderakan.

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat


dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:
a. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang
diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti
terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga
interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
c. Perhatian, Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang
ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian
seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi
terhadap suatu obyek.
d. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa
banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi
e. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
f. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan
jawaban sesuai dengan dirinya.

7
g. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan
dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau
untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
h. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari


linkungan dan obyek-obyek yang terlibat di dalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat
mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah:

a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa
semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami.
Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk
ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya
membentuk persepsi.
b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak,
akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang
sedikit.
c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu
yang lain akan banyak menarik perhatian.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna
lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali
dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.
e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap
obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan
obyek yang diam.

2.3 BEBERAPA ISU MENGANAI PERSEPSI ORANG


2.3.1 Teori persepsi

8
Persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi
terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli
berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang
adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku
individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara
internal atau eksternal
2.3.2 Teori Atribusi 
Menurut Manahan adalah proses pembentukan persepsi dimulai dengan
jalan obsevasi tentang sesuatu obyek atau subyek, yang kemudian diinterpretasikan
menjadi persepsi dengna melengkapi gambaran-gambaran penyebab dan yang akan
mengakibatkan sesuai akan terjadi secara berlanjut.
Menurut Robbins adalah pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila
individu
mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan
faktor internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan
dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia mereka
mempunyai keyakinan, maksud, dan motif-motif didalam dirinya. Namun persepsi
kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dan lain sebagainya, akan berbeda
karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri
(eksternal). Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau
internal bergantung pada tiga factor, yaitu :
1. Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang
berlainan dalam situasi yang berlainan.
2. Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi
dengan cara yang sama.
3. Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke
waktu.

Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada
kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau
memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan
pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya
saja, penurunan penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari
kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.

9
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat
persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih)
untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam
kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini
dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi.
1. Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka
saksikan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal
ini dikarenakan kita tidak dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar
kita.
2. Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan
suatu karakteristik tunggal.
3. Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang
dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru
saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada
karakteristik yang sama.
4. Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain.
Misalnya saja orang yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap
orang lain sama dengannya.
5. Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap
kelompok seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk
malas, maka kita akan mempersepsikan semua orang gemuk secara sama.
Generalisasi seperti ini dapat menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan
memungkinkan kita mempertahankan konsistensi, namun sangat mungkin juga
bahwa stereotipe itu tidak mengandung kebenaran ataupun tidak relevan.

2.4 PENERAPAN KHUSUS DALAM ORGANISASI


Berikut ini adalah beberapa penerapannya yang lebih jelas :
1. Wawancara karyawan
Bukti menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian perseptual
yang tidak akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat hal-hal yang berlainan
dalam diri seorang calon yang sama. Jika wawancara merupakan suatu masukan
yang penting dalam keputusan mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa
faktor-faktor perseptual mempengaruhi siapa yang dipekerjakan dan akhirnya
mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu organisasi.
2. Pengharapan kinerja
10
Bukti menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi
mereka mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru. Pengharapan kita
mengenai seseorang/sekelompok orang akan menentukan perilaku kita. Misalnya
manager memperkirakan orang akan berkinerja minimal, mereka akan cenderung
berperilaku demikian untuk memenuhi ekspektasi rendah ini.
3. Evaluasi kinerja
Penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada proses perseptual.
Walaupun penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara subjektif.
Ukuran subjektif adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu
kesan umum mengenai karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi
hasil penilaian tersebut.
4. Upaya karyawan
Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat
penting, jadi bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering
merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan
prasangka (bias) perseptual.
5. Kesetiaan karyawan
Pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah
apakah karyawan tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari
penilaian kesetiaan tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang
melaporkan tindakan tak etis dari atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi
kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai pengacau.

2.5 HUBUNGAN ANTAR PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU


Setiap individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih
pilihan alternatif. Oleh karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian
penting dari perilaku organisasi. Akan tetapi cara individu dalam mengambil keputusan
dan kualitas pilihannya sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka.

Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang
dihadapi. Yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diinginkan, yang
mengharuskan kita untuk mempertimbangkan alternatif tindakan yang harus dilakukan
untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang masalah yang kita
alami dapat menjadi suatu keuntungan bagi orang lain. Jadi kesadaran bahwa ada masalah
dan bahwa keputusan mungkin atau mungkin tidak diperlukan adalah masalah perseptual.
11
Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat
tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oleh
managernya.

Setiap keputusan membutuhan kita untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi


informasi yang kita terima.  Pada umumnya, kita menerima data dari berbagai sumber
yang perlu kita saring, proses dan interpretasi. Data mana yang relevan bagi keputusan
dan mana yang tidak? Persepsi kita akan menjawab pertanyaan itu. Kita juga perlu
mengembangkan alternatif-alternatif dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Sekali lagi, proses perceptual kita akan mempengaruhi hasil akhir. Selama pengambilan
keputusan, kesalahan perseptual sering kali muncul sehingga dapat membiaskan analisis
dan kesimpulan.

Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak


sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam
organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu
nilai individu, kepribadian, kecenderungan dalam pengambilan resiko dan kemungkinan
ketidakcocokan.

Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam membuat keputusan


(decission making) karena persepsi mejadi landasan bagi individu untuk meyusun
identifikasi, analisa, serta menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan.

2.6 DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagi suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternative yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan suatu pilihan final. Keluarnya bisa nerupa suatu tindakan (aksi) atau suatu
opini terhadap pilihan.

Keputusan itu sendiri merupan faktor kegiatan yang sangan penting. Jiwa
kepimpinan dalam suatu organisasi itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi
masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan
yang berkualitas dan dapat diterima oleh bawahannya. Ini biasanya merupakan

12
keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap
bawahan . keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan
diri pada human relations.

Ada definisi-definisi pengambilan keputusan menurut beberapa ahli sebagai berikut:

 Menurut Eisenfuhr (dalam Lunenburg, 2010) pengambilan keputusan adalah proses


membuat pilihan dari sejumlah alternative untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Definisi ini memiliki tiga kunci elemen. Pertama, pengambilan keputusan
melibatkan membuat pilihan dari sejumlah pilihan. Kedua, pengambilan keputusan
adalah proses yang melibatkan lebih dari sekedar pilihan akhir dari antara
alternatif. Ketiga, “hasil yang diinginkan” yang disebutkan dalam definisi
melihatkan tujuan atau target yang disebutkan dalam definisi melihatkan tujuan
atau target yang dihasilkan dari aktivitas mental bahwa pembuat keputusan terlibat
dalam mencapai keputusan akhir (dalam Lunenburg, 2010).
 Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada .
 James A. F. Stoner berpendapat pengambilan keputusan adalah proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecah masalah.

Dari definisi-definisi diatas, pengambilan keputusan adalah suatu cara yang


digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan cara atau teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
pengambilan keputusan diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh
sembarangan.

2.7 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sebelum menentukan keputusan beikut ini adalah proses atau tahap dalam pengambilan
keputusan
1. Tahap 1, Indetifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan
pertimbangan yang mendalam. Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam
melihat permasalahan dalam organisasi adalah sebagai berikut ;
a. Penyimpangan kinerja

13
Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah pubahan secara tiba – tiba pada
beberapa pola kinerja yang telah ditetapkan.
Contohnya, meningkatnya perputarn karyawan, tingkat absensi yang meningkat,
penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan
banyaknya produk yan rusak.
b. Kritikan orang lain
Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya
masalah.
Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi,
pemerintah memberikan tindakan hukum, dan serikat buruh yang mungkin
memberikan keluhannya.
c. Lingkungan
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara.
Contoh jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi
pesaing produk organisasi, maka timbul suatu masalah.

2. Tahap 2, Mengembangkan alternatif pemecahan.


Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi.
Pengambilan keputusan oleh pimpinan, kaitannya dengan pemilihan alternatif
pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam lembaga. Hal
ini karena kekuasaan pimpinan tidak dapat dioperasionalkan apabila tidak didukung
dan dibantu oleh seluruh personal yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
berbeda-beda.

3. Tahap 3, Memilih alternatif


Tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara alternatif – alternatif
yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahkan
masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Walaupun pimpinan sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan
mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu
aktifitas yang mandiri.

4. Tahap 4, Pelaksanaan keputusan

14
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin
harus juga mempunyai alternatif yang lain. Pelaksanaan pengambilan keputusan
sering menjadi masalah karena keputusan yang mesti ditanggapi oleh banyak orang
malah ditangani oleh sedikit orang. Hal sebaliknya juga sering terjadi. Keputusan
yang seharusnya dapat ditangani oleh 2-3 orang diserahkan kepada sebuah tim yang
terdiri dari 40 orang atau lebih. Akibatnya timbul perdebatan yang tak henti-hentinya.
Jadi tentukan dulu cara pengambilan keputusan yang paling cocok dengan situasi dan
masalah yang ada: individu, tim, musyawarah, voting, dan lain-lain.

5. Tahap 5, Evaluasi dan pengendalian


Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.

2.8 MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil
keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk
melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.

1. Potensial Kreatif

Kebanyakan orang mempunyai potensial kreatif yang dapat mereka gunakan


bila dikonfrontasikan dengan sebuah masalh pengambilan keputusan. Namun untuk
melepaskan potensial tersebut, mereka harus keluar dari kebiasaan psikologis yang
kebanyakan dari kita terlibat di dalamnya dan belajar begaimana berpikir tentang
satu masalah dengan cara yang berlainan.

2. Model Kreatifitas Tiga Komponen

Model ini mengemukakan bahwa kreativitas individual pada hakikatnya


menuntut keahlian, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsic.
Semakin tinggi tingkat dari masing-masing ketiga kompoen ini semakin tinggi
kretivitasnya. Keahlian adalah landasan bagi semua kerja kretif. Komponen kedua
adalah keterampilan berpikir kreatif, sedangkan komponen terakhir dalah motivasi
tugas intrinsic.

15
2.9 ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi


orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi
nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya, mengacu tidak hanya pada
kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk
lingkungannya. Adapun sebelum mengambil keputusan, terdapat beberapa prinsip-
prinsip dalam mengambil keputusan, yaitu sebagai berikut :

1. Autonomy

Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan dalam melakukan eksploitasi


terhadap orang lain dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan yang
diambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu, perlu
dipertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan keputusan. Misalnya
keputusan untuk merekrut pekerja dengan biaya murah. Seringkali perusahaan
mengeksploitasi buruh dengan biaya semurah mungkin padahal sesungguhnya upah
tersebut tidak layak untuk hidup.

2. Non-malfeasance

Hal ini berkaitan dengan “Apakah keputusan yang diambil akan mencederai
pihak lain?”. Di kepemerintahan, nyaris setiap peraturan tentunya akan
menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi pihak lain. Begitu
pula halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya
menguntungkan bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain. Misalnya kasus
yang belakangan menghangat yaitu pemerintah dengan UU ITE (Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik) yang baru disahkan dan ditentang oleh banyak
pihak. Salah satunya implikasi dari UU tersebut adalah pemblokiran situs porno.
Meskipun usaha pemerintah baik, namun banyak pihak yang menentangnya.

3. Beneficence
Hal ini berkaitan dengan “apakah keputusan yang diambil benar-benar
membawa manfaat?”. Manfaat yang diambil melalui keputusan harus dapat menjadi
solusi bagi masalah dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
4. Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan
termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan keadilan
16
yang sempurna, namun tentunya kita selalu berusaha untuk menciptakan keadilan
yang ideal dimana memperlakukan tiap orang dengan sejajar.
5. Fidelity
Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi peran yang kita
mainkan. Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau melihat
secara keseluruhan dan memahami peran dengan baik.

2.10 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Tahap Perkembangan Moral

Fase ini adalah fase mengevaluasi kemampuan seseorang untuk menilai


apakah ia benar secara moral. Semakin besar perkembangan moral seseorang,
semakin sedikit ia akan tergantung pada pengaruh luar, sehingga ia lebih cenderung
berperilaku etis.

Misalnya, sebagian besar orang dewasa berada di tahap tengah perkembangan


moral, sangat dipengaruhi oleh rekan kerja dan mengikuti aturan dan prosedur
organisasi.

Tingkat yang lebih tinggi ini menambah nilai pada hak orang lain, tidak peduli
dengan pendapat mayoritas dan dapat mempertanyakan praktik organisasi yang
menurut mereka salah.

2. Lingkungan Organisasi

Dalam lingkungan organisasi, referensi dibuat untuk persepsi harapan


organisasi (harapan) oleh karyawan. Organisasi mempromosikan dan mendukung
perilaku etis dengan memberi penghargaan atau menghambat perilaku etis tertulis,
perilaku moral orang tua yang tinggi, harapan kinerja yang realistis, evaluasi kinerja
sebagai dasar untuk mempromosikan individu dan menghukum individu yang
bertindak tidak etis adalah contoh nyata dari perilaku ini lingkungan organisasi,
sehingga sangat mungkin untuk mempromosikan proses pengambilan keputusan
yang sangat etis

3. Tempat Kedudukan Kendali

17
Tempat kedudukan kendali tidak lepas dengan struktur organisasi. Secara
umum, orang dengan moral yang kuat lebih kecil kemungkinannya untuk membuat
keputusan yang tidak etis jika mereka dikendalikan oleh lingkungan organisasi
sebagai tempat tinggal yang kurang lebih sama Sebagai bagian dari proses
pengambilan keputusan etis, ada kemungkinan bahwa orang yang sudah memiliki
moral yang kuat terkontaminasi oleh lingkungan organisasi sebagai tempat tinggal
yang mengizinkan atau mempromosikan praktik para pengambil keputusan yang
tidak etis.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Menurut Stephen P. Robbins persepsi (perception) adalah proses di mana individu
mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan
arti bagi lingkungan mereka.
 Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagi suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternative yang tersedia.
 2 faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu, faktor internal dan faktor eksternal
 2 model peningkatan kreatifitas pengambilan keputusan, yaitu : potensial kreatif dan
model kreatifitas 3 komponen

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang harus dilengkapi, sehingga kami mengharapkan saran dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini

18
DAFTAR PUSTAKA

Rheza Pratama, S.E., M. M. 2020. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Deepublish Publisher.


Dr. Diah Lydianingtias, ST.MM., Djoko Trijanto, ST., M. MT., Suselo Utoyo, ST., M.MT.
2018. Kewirausahaan Teknik Sipil. Malang: Polinema Press, Politeknik Negeri Malang.
http://ghiezaenimotivator.blogspot.com/2016/10/perilaku-organisasi-persepsi-dan.html?m=1
http://mahfudzirfan.blogspot.com/2015/12/perilaku-organisasi-persepsi-pembuatan-
keputusan-individu.html?m=1
http://nurhidayah.staff.umy.ac.id/pengambilan-keputusan-teori-dan-praktek/
https://www.kompasiana.com/hasminee/552999136ea8349a1f552d01/persepsi-pengertian-
definisi-dan-factor-yang-mempengaruhi?page=all
https://adalah.co.id/etis/
https://tariecliple-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/tariecliple.wordpress.com/2012/11/06/persepsi-dan-pengambilan-
keputusan/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16011162447357&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Ftariecliple.wordpress.com
%2F2012%2F11%2F06%2Fpersepsi-dan-pengambilan-keputusan%2F

http://mahfudzirfan.blogspot.com/2015/12/perilaku-organisasi-persepsi-pembuatan-keputusan-
individu.html?m=1

https://slideplayer-info.cdn.ampproject.org/v/s/slideplayer.info/amp/12564853/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=16010068070370&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fslideplayer.info%2Fslide%2F12564853%2F

19

Anda mungkin juga menyukai