Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

“PERILAKU DAN PERBEDAAN INDIVIDU”

DOSEN PENGAMPU

RISNAWATI, SE,MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

MARSANDA_C204 22 006

HIKMA_204 22 022

KHARISMA SANDA_C204 22 005

YURNISA RANGNGAN_C204 22 059

ASLAM_C204 21 060

ASNITA MENGGILONA_C204 21 053

AHMAD AMIRUDIN_204 22 032

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PSDKU UNTAD MOROWALI

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas awal dari matakuliah Perilaku Organisasi dengan judul
makalah “Perilaku dan Perbedaan Individu”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Pengampu dan teman-teman. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dengan baik.

Bungku, 09 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB 1 .......................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1


1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................................... 1

BAB 2 .......................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 PENGERTIAN PERILAKU DAN PERBEDAAN INDIVIDU ............................ 2

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN INDIVIDU ....................... 2

1) FAKTOR KETURUNAN ............................................................................... 2


2) FAKTOR LINGKUNGAN ............................................................................. 3
3) FAKTOR STATUS SOSIAL ........................................................................... 3
4) FAKTOR POLA ASUH ORANG TAU ........................................................... 3
5) FAKTOR BUDAYA ........................................................................................ 4
6) FAKTOR URUTAN KELAHIRAN ................................................................ 4

2.3 DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU ........................................................... 4

1) KARAKTERISTIK BIOGRAFIS .................................................................. 4


2) KEMAMPUAN .............................................................................................. 6
3) PEMBELAJARAN ........................................................................................ 7

2.4 PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN .............................................. 7

2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI................................................. 7

1) PELAKU PERSEPSI ...................................................................................... 7


2) TARGET ......................................................................................................... 8
3) SITUASI ......................................................................................................... 8

2.6 PENGAMBILAN KEPUTUSAN .......................................................................... 8

2.7 ENAM LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN ......................................... 8

BAB 3 .......................................................................................................................... 10

PENUTUP ................................................................................................................... 10

3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 10

ii
3.2 SARAN .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia merupakan salah satu dimensi yang paling penting dalam sebuahorganisasi.
Maka, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya.Perilaku manusia adalah
sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individudengan individu lainnya atau individu
dengan lingkungannya, dan perilakusetiap individu itu sangat berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Dilihat darisifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena
kemampuan,kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman,
danreaksi affektifnya yang berbeda dengan satu sama lain.Berbagai upaya meningkatkan
produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh
karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka
meningkatkankinerjanya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan perilaku dan perbedaan individu?
2) Factor apasaja yang mempengaruhi perbedaan individu?
3) Bagaimana dasar dasar perilaku individual?
4) Apa itu persepsi dan pengambilan keputusan?
5) Factor factor yang mempengaruhi persepsi?
6) Langkah Langkah mengambil keputusan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1) Menyelsaikan tugas pada matakuliah ini
2) Mentahui pengertian dari perilaku dan perbedaan individu
3) Mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi perbedaan individu
4) Mengetahui bagaimana dasar dasar perilaku individual
5) Mengetahui apa itu persepsi dan pengambilan keputusan
6) Mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi persepsi
7) Mengetahui bagaimana cara mengambil keputusan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERILAKU DAN PERBEDAAN INDIVIDU

Perilaku merupakan seperangkat perilaku atau Tindakan seseorang dalam melakukan


respon terhadap sesuatu dan dijadikan kebiasaan karna adanya nilai yang di Yakini . Perilaku
manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati
maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut. Respon ini
terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon
internal yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang
lain sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung
(Triwibowo, 2015).

Pengertian Perbedaan individu adalah suatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap
individu baik fisik maupun non fisik yang menjadikan seseorang memiliki karakter/ ciri-ciri
yang berbeda antara satu dengan yang lain.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN INDIVIDU

1) Factor keturunan
Para ilmuwan dan psikolog mempergunakan istilah heritabilitas untuk membicarakan
seberapa banyak suatu karakteristik tertentu ditentukan oleh factor keturunan. Berkait
dengan itu digunakan istilah ratio heritabilitas yang berarti proporsi variabilitas
karakteristik tertentu yang berakar pada faktor keturunan. Heritabilitas dapat bervariasi
dari 0.0 (tidak ada perbedaan yang berasal dari keturunan) sampai 1.0 (semua
perbedaan berasal dari keturunan) bagi manusia, jarang orang sepakat tentang ratio
heratibilitas itu. Ratio heratibilitas kecerdasan misalnya, bermacam-macam sekali, ada
yang memberi angka 0.8, 0.7, 0.5, 0.4 atau 0.3, tergantung pada siapa yang
menghitungnya. Besar kecilnya ratio heratibilitas bagi kecerdasan itu beserta
maknanya menjadi bahan pertentangan dan perdebatan yaang cukup penting dalam
psikologi dan pendidikan. Pengaruh keturunan pada karakteristik-karakteristik fisik,
mental, emosional, dan social itu besar, tetapi sukar ditentukan. Apa keturunan itu?
Pada percakapan sehari-hari kita sering mendengar perkataan: mewariskan uang,
pekarangan, bahasa, cara berbicara ini adalah warisan/keturunan sosial. Dalam uraian-
uraian berikutnya
perkataan keturunan itu dibatasi hanya dalam arti warisan/keturunan biologis.
Didefinisikan secara sederhana, keturunan biologis itu adalah pemindahan sifat dari
generasi ke generasi melalui proses reproduksi. Kita dapat memperoleh pengertian

2
tentang proses perkembangan manusia dan adjustment dengan memahami mekanika
keturunan. Mekanika keturunan dalam reproduksi. Reproduksi manusia terjadi lewat
bersatunya dua sel benih, yaitu sel telur (ovum) dari perempuan dan sel mani (sperma)
dari lakilaki. Dua sel benih ini berbeda dari sel-sel somatic lainnya karena jumlah
kromosomnya yang kurang. Kromosom adalah semua pembawa keturunan yang
bersifat microscopis yang terdapat di dalam nucleus suatu sel. Pada semua tumbuhan
dan binatang tingkat tinggi setiap sel tubuhnya mengandung sejumlah kromosom. Pada
manusia terdapat 48 kromosom.

2) Factor lingkungan
Faktor lingkungan Banyak faktor lingkungan yang mempengaruh karakteristik dan
kemampuan seseorang. Faktor-faktor itu antara lain penghasilan keluarga, status,
kelompok budaya, pendidikan dan kesehatan ibu waktu mengandung.

3) Status social
Faktor ini antara lain meliputi kekayaan, kekuasaan dan prestise. Status sosial ekonomi
keluarga antara lain meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan
orang tua, fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada dirumah seperti radio,
televisi, mesin cuci, almari es, mebeler dan sebagainya. Diantara sub faktor tersebut,
barangkali yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar anak disekolah adalah
tingkat pendidikan orang tua, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,
semakin positif sikapnya terhadap peranan sekolah. Hal ini berarti bahwa tingkat
pendidikan orang tua itu berkolerasi dengan sikap yang positif terhadap pendidikan.
Status sosial ekonomi juga menjadi perhatian tersendiri para peneliti sehubungan
dengan keakratan empati. Apakah orang-orang dengan status sosial ekonomi yang
tinggi akan lebih berempati dibandingkan dengan orang-orang dari sosial ekonomi
rendah? Apakah orang-orang kaya lebih berempati terhadap kesusahan orang lain
dibandingkan dengan orang-orang miskin? Pertanyaanpertanyaan tersebut dijawab
oleh Kraus, Stephane Keltner (2010) dalam penelitian mereka tentang hubungan antara
kelas sosial dengan akrasi empati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang
dengan status sosial ekonomi rendah lebih efekt2) Pola Asuh Orangtua.

4) Pola asuh orang tau


Pola asuh dapat diartikan sebagai proses interaksi total antara orang tua dengan anak,
yang mencakup proses pemeliharaan (pemberian makan, membersihkan dan
melindungi) dan proses sosialisasi (mengajarkan perilaku yang umum dan sesuai
dengan aturan dalam masyarakat). Proses ini melibatkan juga bagaimana pengasuh
(orang tua) mengomunikasikan afeksi, nilai, minat, perilaku dan kepercayaan kepada
anak-anaknya (Kompas, Minggu, 28 Februari, 2016). Anak-anak tumbuh dalam
keluarga yang berbeda-beda. Beberapa orang tua mengasuh dan mendukung anak
mereka. Orang tua lainnya bersikap kasar atau mengabaikan anaknya. Beberapa anak
orang tuanya bercerai. Anak lainnya tinggal dalam keluarga yang tidak pernah bercerai.

3
Anak lainnya ikut keluarga angkat. Beberapa ayah dan ibu anak bekerja seharian dan
menempatkan anaknya dalam kegiatan sekolah tambahan atau kursus. Ayah dan ibu
dari anak yang lainnya mungkin sudah ada dirumah ketika anak-anak pulang dari
sekolah. Beberapa anak tumbuh di lingkungan yang seragam etnisnya, yang lainnya
dalam lingkungan etnis yang bercampur-campur. Beberapa keluarga anak hidup dalam
kemiskinan, yang lainnya berkecukupan.

5) Budaya
Banyak definisi tentang budaya termasuk dalam pengertian budaya itu adalah
peraturan, harapan-harapan, sikap, keyakinan dan nilai-nilai yang membimbing
tingkah laku. Setiap budaya adanya didalam kelompok tertentu. Kelompok bermacam-
macam, ada yang lahir atas dasar kedaerahan, ada yang terbentuk karena alasan suku
bangsa, agama dan sebagainya. Budaya itu meliputi suatu gaya hidup secara
keseluruhan. Kalau begitu jelas budaya itu beraneka ragam macam, bentuk dan isinya.
Kehidupan seseorang dibentuk oleh budaya dalam kelompok dimana dia berada.

6) Urutan kelahiran
Menurut hasil penelitian, perbedaan-perbedaan individual antara lain disebabkan oleh
urutan kelahiran. Anak sulung biasanya lebih berorientasi pada orang dewasa, pandai
mengendalikan diri, mudah menyesuaikan diri, cemas, takut gagal dan pasif jika
dibandingkan dengan adik-adiknya. Kecuali itu anak sulung cenderung berprestasi
tinggi disekolah, disamping pada umumnya posisinya didalam keluarga
menguntungkan. Mengenai anak-anak tunggal seringkali orang beramsusi bahwa
mereka itu lebih memetingkan diri sendiri, kesepian dan tidak pandai bergaul
dibandingkan dengan anak-anak yang bersaudara sekandung. Sayangnya tidak cukup
bukti yang mendukung benarnya asumsi ini. Seperti hal anak sulung, anak tunggal itu
juga mempunyai posisi yang menguntungkan ditengah-tengah keluarga.

2.3 DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

Didalam memahami perilaku individual perlu mengkaji berbagai karakteristik yang


melekat pada individu tersebut. Adapun berbagai karakteristik individu yang utama dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Karakteristik biografis
Karakteristik-karakteristik pribadi yang objektif yang dapat dengan mudah diperoleh
dari berbagai personalia seperti usia, jenis kelamin,status perkawinan dan masa kerja.
a) Usia
Bertambahnya usia memperkecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan.
Penyebabnya adalah makin kecil pekerjaan alternatif dan tingkat upah atau
gaji yang sudah atau lebih tinggi. Bertambahnya usia juga berpengaruh
terhadap absensi. Hasil penelitian terdapat tingkat absensi yang dapat

4
dihindari. Selain juga terdapat tingkat absensi yang tidak dapat dihindari,
penyebabnya bisa Kesehatan juga bisa karena cedera.
Contoh : seorang karyawan yang masih muda mampu bekerja sehari lebih
lama dibangdingkan seorang karyawan yang sudah tua, ssat masih muda bisa
bekerja sehari 8-10 jam semakin bertambah usia kondisi fisik mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk produktif.

b) Jenis kelamin
Penelitian psikologis menyebutkan bahwa Wanita lebih bersedia mematuhi
otoritas sementara pria lebih agresif pada pengharapan sukses. Selain itu tidak
ada bukti penelitian yang menyatakan jenis kelamin berpengaruh terhadap
kepuasan kerja. Apabila jenis kelamin dihubungkan dengan tingkat keluaran,
hasil penelitian menunjukkan bahwa Wanita memiliki tingkat keluaran yang
tinggi dibandingkan dengan pria. Sementara terhadapat penelitian lain yaitu
jenis kelamin dihubungkan dengan tingkat keluaran menunjukkan hasil yang
sebaliknya, bukti konsisten menunjukkan Wanita lebih tinggi tingkat
absensinya apabila disbanding dengan pria.
Contoh; pekerja yang ditempatkan sebagai bagian depan untuk menghadapi
customer biasanya adalah Perempuan, seperti SPG maupun teller di bank
kebanyakan Wanita. Disisi lain, kebanyakan karyawan yang menempati posisi
direktur atau posisi tertinggi dalam suatu Perusahaan adalah pria. Hal ini
menunjukkan pengaruh yang jelas antara jenis kelamin dengan preferensi
kerja sehingga juga mempengaruhi kepuasan kerja terutama bagi kaum
Wanita. Padahal tidak menutup kemungkinan para pekerja Wanita memiliki
kemampuan untuk mempimpin di suatu Perusahaan bukan hanya sebagai SPG
maupun teller.

c) Status kawin
Hasil riset yang sangat konsisten menunjukkann hasil bahwa untuk karyawan
yang menikah maka dapat dikatakan tingkat absensi dan keluaran organisasi
mengalami penurunan sedangkan kepuasan kerjanya cenderung meningkat.
Penyebab hal ini disebabkan perkawinan menyebabkan meningkatnya
tanggung jawab seseorang. Hal ini pada gilirannya membuat orang yang sudah
berkeluarga melihat pekerjaannya lebih bernilai dan penting, dan ikut
menentukan bagaimana tingkat kepuasan kerja mereka. Bagaimana dengan
status janda atau duda?
➢ Karyawan yang menikah mempunyai tingkat pengunduran diri yang
lebih rendah.
➢ Karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsesiannya.
➢ Tidak terdapat cukup banyak penelitian untuk menarik kesimpulan
tentang dampak status perkawinan pada produktivitas.

5
➢ Karyawan yang menikah lebih puas dengan pekerjaan mereka dari
pada rekan sekerjanya yang tidak menikah.

d) Masa kerja
Meskipun hubungan senioritas dan produktivitas telah diselidiki secara luas,
tidak ada indikasi bahwa pekerjaan dengan masa kerja yang lebih lama lebih
produktif dari pada mereka yang baru bekerja. Akan tetapi diakui oleh para
ahli bahwa masa kerja sebelumnya menjadi peramal yang ampuh terhadap
keluarnya karyawan (turnover) dimasa depan, artinya semakin lama seorang
bekerja di suatu instansi akan semakin kecil kemungkinan dia untuk keluar
dari tempat bekerja. Dapat dikatakan masa kerja berhubungan negative dengan
turnover dan sekaligus merupakan peramal terbaik bagi turnover. Di katakana
pula masa kerja berhubungan sekara positif dengan kepuasan kerja, dalam arti
apabila seseorang bekerja dalam waktu yang lama dalam suatu tempat maka
dapat dikatakan orang tersebut mengalami kepuasan kerja yang baik.
2) Kemampuan
a) Kemampuan intelektual
Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai aktivitas mental
seperti berfikir, menalar, dan mencegah msalah.

Hal ini dapat di ukur memalui tes IQ

Dimensi dari intellectual ability

➢ Number aptitude (kemampuan yang berhubungan dengan angka)


kecakapan untuk menggunakan berbagai angka dan simbol yang
terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis
dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
➢ Verbal comprehension (kemampuan/pemahaman verbal)
adalah kemampuan dalam hal memahami kosa kata dan analogi
verbal. Kemampuan verbal perlu dimiliki siswa agar dapat
mengunkapkan kembali materi yang diperoleh menggunakan kata-
kata sendiri.
➢ Perceptual speed (penalaran induktif)
adalah metode yang dipakai dalam berpikir dengan bertolak
menjelaskan permasalahan-permasalahan sifatnya khusus dalam
menentukan kesimpulan yang sifatnya umum. Dalam penalaran ini,
kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa/pernyataan yang
sifatnya umum.
➢ Deductive reasoning (penalaran deduktif)
merupakan proses nalar yang menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Nilai kebenaran dalam

6
penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak
keduannya bersama-sama.
➢ Spatial visualization (daya bayang ruang)
merupakan kemampuan melihat dan memanipulasi ruang, pola, dan
desain. Pada umumnya, mereka yang memiliki kecerdasan spasial
memiliki daya pengamatan yang tinggi dan kemampuan untuk
berpikir dalam bentuk gambar.
➢ Memory (daya ingat)
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia karena
merupakan kekuatan jiwa manusia untuk menerima, menyimpan,
memproses dan mereproduksi kesan-kesan, pengertian- pengertian
atau tanggapan-tanggapan. Memori manusia dapat diolah secara sadar
(concius processing) dan secara otomatis.

b) Kemampuan fisik

Kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntun stamina, keterampilan,


kekuatan, dan karakteristik serupa.

3) Pembelajaran
Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku yang relative menetap yang terjadi
sebagai akibat dari pengalaman.

2.4 PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa
Latin perception yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi adalah pengalaman tentang
suatu peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi yakni pemberian makna pada penginderaan kita.

Dalam buku Psikologi Umum karya Sumanto tertulis persepsi adalah proses
pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh
dari respon terhadap objek, peristiwa, atau hubungan. Sementara menurut Abdul Rahman Saleh
melalui bukunya yang bertajuk Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, istilah
persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu benda
ataupun suatu kejadian yang dialami.

Dari istilah-istilah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah respon atau
proses yang menggabungkan data dari panca indera kita.

2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI


a) Pelaku persepsi

7
Penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan
atau motif yang tidak dipuaskan akan mempunyai pengaruh yang kuat bagi
persepsi mereka.
b) Target
Gerakan, bunyi, ukuran, dan latar belakang, kedekatan, kemiripan, dan atribut-
atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya
saja suatu gambar atau lukisan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh
orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan
yang kuat pada persepsi mereka.
c) Situasi
Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita, misalnya saja seorang Wanita
berparas lumayan mungkin tidak akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di
mall, namun jika ia berada di pasar kemungkinanya sangat besar bahwa para
lelaki akan memandangnya.

2.6 PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang
dihadapi. Yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan sutuasi yang di inginkan, yang
mengharuskan kita untuk mempertimbangkan alternatif Tindakan yang harus dilakukan
untuk mengatasi atau menyelesaikan mamsalah tersebut. Terkadang masalah yang kita
alami dapat menjadi suatu keuntungan bagi orang lain. Jadi kesadaran bahwa ada masalah
dan bahwa keputusan mungkin atau mungkin tidak diperlukan adalah masalah perseptual.

2.7 ENAM LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN


➢ Mengidentifikasi masalahnya
Identifikasi masalah dalam penelitian selalu terdiri dari Identifikasi dengan jelas
apakah akar penyebab masalah , serta pengembangan suatu pernyataan masalah
terperinci yang kemudian mencakup efek masalah pada suatu fenomena.
➢ Mengidentifikasi kriteria keputusan
kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dengan memenuhi syarat, variabel,
dan model yang ditentukan untuk memecahkan masalah.
➢ Menimbang kriteria yang telah diidentifikasi sebelumnya
Memilih dan pemberhatikan kriteria mana yang paling cocok terhadap masalah
tersebut.
➢ Membuat alternatif
Membuat alternatif pilihan dalam proses pengambilan keputusan adalah
mengidentifikasi berbagai kemungkinan cara yang secara potensial dapat
dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

8
➢ Menilai setiap alternatif dalam setiap kriteria
Mengevaluasi alternatif pilihan dalam proses pengambilan keputusan
adalah menimbang berbagai pilihan terbaik dari berbagai alternatif pilihan
yang paling mungkin untuk dilaksanakan dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi.
➢ Rasionalitas terbatas
Melaksanakan keputusan berdasarkan pilihan terbaik yang telah ditentukan dari
berbagai alternatif pilihan yang diasumsikan efektif dalam mencapai tujuan.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perilaku individu dalam organisasi dipengaruhi oleh persepsi, kepribadian dan emosi
individu tersebut, dimana kita dapat menilai atau menafsirkan perilaku dengan cara mengamati
pola kebiasaan dan peraturan-peraturan yang ada. Perilaku setiap individu satu dengan yang
lainnya berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan untuk menyatukan individu-individu
tersebut agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama, adapun selain dari menafsirkan
perilaku individu untuk mengetahui tujuan individu tersebut bisa menggunakan komunikasi
sebagai media untuk mengetahui individu tersebut.

Terdapat beberapa perbedaan karakteristik yang terdapat pada diri setiap individu.
Diantara beberapa karakteristik itu yaitu perbedaan mengenai kecerdasan dan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing individu. Diatas telah dipaparkan beberapa kecerdasan yang
dimiliki oleh setiap individu, hal itu merupakan acuan bagi seorang manajer agar dapat
memahami apa saja yang perlu dilakukan dalam mengorganisir setiap individu yang ada dalam
setiap organisasi dengan mengoptimalkan semua kecerdasan yang ia miliki serta menyesuaikan
setiap perilaku yang tercermin sesuai dengan kecerdasan yang masing-masing individu miliki.

Dengan perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, maka perilaku yang
akan terwujud pun akan berbeda pada setiap diri individu tersebut. Dengan setiap perbedaan
kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu akan mempengaruhi kepada setiap perilaku
individu. Telah banyak dilakukan mengenai pelatihan-pelatihan mengenai kecerdasan diatas,
yang diharapkan agar setiap individu apat meningkatkan setiap kinerjanya. Bila setiap individu
mempunyai perpaduan antara semua kecerdasan diatas, maka akan berdampak baik pada individu
tersebut begitu pula pada organisasi yang dimasukinya.

Bila setiap individu memiliki semua kecerdasan diatas, organisasi akan berjalan lancar
dan tujuan akan tercapai. Setiap individu yang memiliki kecerdasan social, maka kerjasama
yang baik akan terjalin antar sesama anggota maupun kelompok. Serta bila individu memiliki
kecerdasan ESQ, maka diantara setiap anggota, kelompok, atasan dengan bawahan akan terdapat suatu
kepercayaan antar satu sama lain yang kuat, karena setiap individu dalam kelompok
mempunyai akhlak yang baik. Oleh sebab itu dalam setiap organisasi dibutuhkan suatu kecerdasan yang
seimbang yang dimiliki oleh setiap individu organisasi tersebut.

10
3.2 SARAN

Sebagai mahasiswa hendaknya tidak hanya sekedar mengerti akan teori-teori yang
dijelaskan sebelumnya, akan lebih baik jika kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari dimulai dari hal terkecil dalam sebuah organisasi yang dapat menjadi sebuah bekal untuk masa depan
mengahadapi situasi sesungguhnya. Maka sebagai Agent Of Change kita harus memaknai
setiap kalimat yang tertulis didalam makalah yang telah dijelaskan sebelumnya untuk
mendapatkan manfaat dari kegiatan membaca makalah ini dan dapat menerapkannya dikehidupan yang
sesungguhnya. Dan tidak hanya menguasai materi akantetapi sulit untuk membawanya didunia
kerja kelak saat menghadapi masa kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Robbin, Stephen P. 2003.


Organizational Behavior, Thent Edition. New Jersey: Pearson Education
, Inc. alih bahasa: Molan, Benyamin. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia Afandi,
Risky. 2012.
Penjelasan Mengenai Perilaku Individu dan Contoh Kasusnya
. http://rizkiafandi.blogspot.co.id/2012/03/penjelasan-mengenai-perilaku-
individu.html. 25/09/2015.16:09. Sutrisni, Puji. 2010.
Perilaku Individu dalam
Organisasi. http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2010/04/perilaku-individu-dalam-
organisasi.html. 25/09/2015. 15:11.
Kuspriatni, Lista. 2010.
Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi
. Bandung : Alfabeta.

12

Anda mungkin juga menyukai