Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH:
SHARA TAULADANIA
72201201696
1B KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING:
SHENDA MAULINA W,S.Kep.,Ns.,M.kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“MIKROORGANISME” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Shenda Maulina W,S.kep.,Ns.,M.Kep pada Mata Kuliah Manajemen Pasien Safety.
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang”
MIKROORGANISME” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu yang telah membimbing saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini agar bisa menjadikan
lebih baik di masa yang akan datang.

Tanjungbatu, 29 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 5


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi bakteri ................................................................................................ 6


2.1.1 Struktur bakteri .......................................................................................... 6
2.1.2 Klasifikasi bakteri ..................................................................................... 7
2.1.3 Morfologi bakteri ....................................................................................... 8
2.1.4 Sistem reproduksi bakteri........................................................................... 8
2.1.5 Dampak pada kehidupan manusia .............................................................. 9
2.2 Definisi archaea .................................................................................................. 10
2.2.1 Struktur archaea ............................................................................................ 10
2.2.2 Klasifikasi Archea......................................................................................... 12
2.2.3 Morfologi archaea ...................................................................................... 13
2.2.4 Sistem reproduksi archaea .......................................................................... 14
2.2.5 Dampak pada kehidupan manusia .............................................................. 16
2.3 Definisi fungi................................................................................................... 16
2.3.1 Struktur fungi............................................................................................. 16
2.3.2 Klasifikasi fungi ........................................................................................ 17
2.3.3 Morfologi fungi ......................................................................................... 18
2.3.4 Sistem reproduksi fungi ............................................................................. 19
2.3.5 Dampak pada kehidupan manusia .............................................................. 20

3
2.4 Definisi protozoa ............................................................................................. 21
2.4.1 Struktur protozoa ....................................................................................... 21
2.4.2 Klasifikasi protozoa ................................................................................... 21
2.4.3 Morfologi protozoa .................................................................................... 24
2.4.4 Sistem reproduksi protozoa ........................................................................ 24
2.4.5 Dampak pada kehidupan manusia .............................................................. 24
2.5 Definisi alga mikroskopis ................................................................................ 25
2.5.1 Struktur alga mikroskopis .......................................................................... 26
2.5.2 Klasifikasi alga mikroskopis ...................................................................... 26
2.5.3 Morfologi alga mikroskopis ....................................................................... 27
2.5.4 Sistem reproduksi alga mikroskopis ........................................................... 27
2.5.5 Dampak pada kehidupan manusia .............................................................. 28
2.6 Definisi virus ................................................................................................... 29
2.6.1 Struktur virus ............................................................................................. 29
2.6.2 Klasifikasi virus ......................................................................................... 30
2.6.3 Morfologi virus .......................................................................................... 31
2.6.4 Sistem reproduksi virus .............................................................................. 32
2.6.5 Dampak pada kehidupan manusia .............................................................. 33

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 34
3.2 Saran ......................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron
atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur
tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan
bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron
(Dwidjoseputro, 1990). Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer
(Pelczar dan Chan, 1986). Mikroorganisme mudah terhembus udara dan menyebar ke
mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan (Pelczar dan Chan, 1988)
Selama beberapa tahun, mikroorganisme dipandang sebagai suatu bentuk
kehidupan yang sederhana, tumbuh sebagai sel individual dalam cairan berisi nutrien
yang diperlukan dan beberapa diantaranya bertahan hidup sebagai organisme dormant
(organisme yang tidak aktif) ketika keadaan lingkungan tidak mendukung (Jass et al.,
2003). Mikroorganisme di alam tidak berada sebagai kultur murni. Di alam,
mikroorganisme seringkali berada dalam bentuk biofilm, yang dibentuk oleh banyak
spesies. Masing-masing spesies berperan dalam perkembangan dan kelangsungan hidup
struktur biofilm tersebut (Manivannan, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan bakteri,archaea,fungi,protozoa,alga
miskroskopis,dan virus?
2. Apa saja klasifikasi dan strukturnya?
3. Apa saja morfologinya?
4. Jelaskan sistem reproduksinya?
5. Bagaimana dampak nya pada kehidupan manusia dan apa perbedaannya masing
masing?

1.3 Tujuan Penulisan


A. Untuk mengetahui definisi dari bakteri,archaea,fungi,protozoa,alga
miskroskopis,dan virus.
B. Untuk mengetahui bagaimana struktur,klasifikasi,morfologi,dan sistem
reproduksi dari bakteri,archaea,fungi,protozoa,alga miskroskopis,dan virus.
C. Untuk mengetahui dampak mikrooorganisme pada kehidupan manusia,serta
perbedaan masing-masing mikroorganisme.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi bakteri


Bakteri merupakan sebuah organisme bersel tunggal atau uniseluler, prokariota
atau prokariot, berukuran microskopik atau sangat kecil dan tidak mempunyai klorofil.
Bakteri berasal dari bahasa latin yaitu “bacterium”.

Bakteri mempunyai banyak spesies mencapai ratusan ribu jumlahnya. Bakteri


adlah organisme yang paling banyak di muka bumi ini. Mereka ada di dalam tanah, di
atas tanah, di udara, di air, di organisme lain serta masih banyak lagi. Bakteri bertumbuh
serta berkembang sesuai dengan ph, suhu, temperatur, kandungan garam, zat kimia, zat
metabolisme serta sumber nutrisi.

Bakteri pertama di temukan seorang ilmuan bernama Anthony Van Leewenhoek.


Lalu di perkenalkan dengan bentuk buku bergambar bekteri pada tahun 1684. Ilmu yang
mempelajari tentang bakteri ialah Bakteriologi.

2.1.1 Struktur bakteri

 Kapsul

Kapsul adalah sebuah selubung pelindung bakteri yang juga tersusun dari
polisakarida. Kapsul yang berada di luar dinding sel. Bakteri bersifat patogen
yang memiliki kapsul. Fungsi kapsul adalah untuk melindungi diri dari
kekeringan dan bisa mempertahankan diri dari antitoksin yang akan dihasilkan
oleh sel inang.

 Dinding Sel

Dinding sel bakteri yang tersusun dari protein yang akan berhubungan
dengan polisakarida(Peptidoglikan). Dinding sel ada di luar membran sel.
Adanya dinding sel tersebut akan menyebabkan bentuk bakteri akan menjadi
tetap. Dinding sel dapat berfungsi untuk bisa melindungi sel bakteri pada
lingkungan sekitarnya.

 Membran Sel

Membran sel yang tersusun atas molekul lemak serta


protein(Fosfollpid).Membran sel pun bersifat semipermeabel. Membran sel ini
bisa mengandung enzim respirasi. yang Fungsinya adalah untuk bisa
membungkus plasma dan bisa mengatur pertukaran mineral dari sel dan ke luar
sel.

6
 Sitoplasma

Sitoplasma adalah sebuah cairan yang ada di dalam sel. Sitoplasma tersebut
terdiri atas koloid yang bisa mengandung berbagai molekul organik contohnya
karbohidrat, lemak, protein,maupun mineral. Sitoplasma ialah tempat dimana
berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme.

 Flagel

Flagel adalah sebuah alat gerak pada bakteri sehinga bisa membantu bakteri
untuk dapat mendekati makanan maupun menjauh jika ada racun ataupun bahan
kimia.

 AND

AND (Disebut juga DNA) bakteri tersebut tidak akan tersebar dalam
sitoplasma, tetapi juga ada pada daerah tertentu yang sering dikenal dengan
nukleoid. ADN ini berfungsi sebagai pengendali sintesis protein bakteri yang
merupakan zat pembawa sifat.

 Ribosom

Ribosom berfungsi sebagai sintesis dalam protein. Ribosom terdiri atas


protein, bila dilihat dari mikroskop, ribosom pun terlihat seperti struktur kecil
yang akan melingkar.

 Plasmid

Selain ADN ini, bakteri juga mempunyai plasmid. Plasmid ini mengandung
gen-gen yang tertentu,contohnya gen patogen dan gen kebal antibiotik. Plasmid
bisa membelah diri. Dalam satu sel bakteri akan terbentuk kurang lebih 20
Plasmid.

2.1.2 Klasifikasi bakteri

 Berdasarkan cara memperoleh makanannya

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dikelompokkan menjadi


dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri heterotrof.

 Berdasarkan Kebutuhan Oksigennya

Bakteri melakukan respirasi untuk menghasilkan energi. Untuk keperluan


reaksi respirasi, biasanya diperlukan senyawa oksigen. Berdasarkan kebutuhan

7
oksigennya, bakteri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bakteri aerob, bakteri
anaerob, dan bakteri mikroaerofil.

 Berdasarkan Suhu untuk Pertumbuhannya

Pertumbuhan bakteri juga sangat dipengaruhi oleh suhu. Tiap jenis bakteri
memiliki suhu pertumbuhan yang berbeda antara satu dan lainnya. Berdasarkan
suhu untuk pertumbuhannya, bakteri dibedakan menjadi bakteri psikofil, mesofil,
termofil, dan hipertermofil.

2.1.3 Morfologi bakteri

Berbagai bentuk tubuh bakteri Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga
golongan besar, yaitu:

 Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
o Staphylococcus, jika bergerombol
o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

 Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,
dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

 Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,


medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran
bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda
ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

2.1.4 Sistem reproduksi bakteri

Bakteri dapat melakukan reproduksi dengan dua cara yakni reproduksi


secara aseksual dan reproduksi secara seksual. Reproduksi bakteri secara seksual
dibagi menjadi tiga jenis yaitu, reproduksi dengan transformasi, reproduksi
dengan transduksi, dan reproduksi dengan konjugasi.

8
 Reproduksi aseksual
Yang termasuk di dalam reproduksi secara aseksual ini adalah pembelahan,
pembentukan tunas/ cabang, dan pembentukan filamen.

 Reproduksi Seksual
Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang
datang dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses seksual secara
meiosis dan fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot.
Akan tetapi, jenis kelamin yang ada pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota.
Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada proses lain yang akan
mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang
berbeda.Proses-proses ini adalah pembelahan transformasi, transduksi dan konjugasi.

2.1.5 Dampak bakteri pada kehidupan manusia

 Dampak positif
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan
dari bakteri. Selain proses pembuatan antibiotik oleh bakteri Streptomyces griseus,
Streptomyces aureofaciens, Bacillus brevis, dan Bacillus subtilis, bakteri juga bisa
menghasilkan asam,Bakteri penghasil asam antara lain Acetobacter,
Propionibacterium, dan Clostridium butyricum. Bakteri Acetobacter ini
menghasilkan asam asetat.
Bakteri juga berperan dalam proses pembuatan olahan susu. Bakteri
Lactobacillus Casei, Lactobacillus Bulgaricus, dan Streptococcus Lactis juga turut
berperan dalam proses pembuatan yoghurt. Ketiga bakteri tersebut tidak hanya
mengolah yoghurt, tapi juga mengolah produk susu yang lain. Selain untuk membuat
makanan, bakteri juga membantu menghasilkan biogas dan mengikat nitrogen.
Bakteri penghasil biogas adalah kelompok Bacteriodes dan kelompok
Enterobactericeacea. Sedangkan bakteri pengikat nitrogen antara lain Rhizobium
radicicola dan Nitrosococcus. Yang kamu nggak boleh lupa juga, bakteri Escherichia
coli juga membantu pembusukan sisa makanan.

 Dampak negatif
Pada manusia,bakteri menyebabkan penyakit seperti penyakit tipes tersebut
disebabkan oleh bakteri Salmonella Thyposa. Penyakit TBC dan tetanus juga
disebabkan oleh bakteri.Bakteri yang menyebabkan TBC adalah Mycobbacterium
tuberculosis, sedangkan yang menyebabkan penyakit tetanus adalah Clostridium
tetani.

9
Perbedaan Bakteri dengan mikoorganisme lainnya
Bakteri merupakan mikroorganisme kecil yang terdiri dari sel tunggal. Bakteri
sangat beragam dan memiliki berbagai macam bentuk dan fitur struktural. Selain itu,
bakteri juga dapat hidup di hampir setiap lingkungan, termasuk di dalam tubuh manusia.

Hanya beberapa bakteri yang mampu menyebabkan infeksi pada manusia.


Bakteri ini disebut sebagai bakteri patogen.

2.2 Definisi Archaea


Archaebacteria atau archaea merupakan salah satu anggota dari Kingdom
Monera pada Sistem Lima Kingdom. Archaea termasuk dalam organisme uniseluler
prokariotik, sebagaimana halnya bakteri yang juga merupakan anggota Kingdom
Monera. Walaupun archaea dan bakteri keduanya ialah organisme prokariot yang tidak
mempunyai membran inti dan organel-organel sel lainnya, keduanya mempunyai
perbedaan yang cukup fundamental seperti pada dinding sel archaea tidak mengandung
peptidoglikan, archaea tidak terhambat oleh antibiotik dan mempunyaii beberapa tipe
RNA polymerase.

2.2.1 Struktur Archaea

1. Membran Sel

Membran Arkea dibuat oleh molekul-molekul yang sangat berbeda dengan


organisme hidup yang lain, ini menunjukan bahwa archaea mempunyai hubungan
kekerabatan yang jauh dengan Bacteria dan Eukarya. Pada semua organisme, membran
sel dibuat dari molekul yang disebut sebagai fosfolipid. Molekul-molekul ini
mempunyai bagian polar yang larut dalam air, yaitu bagian kepala (fosfat), dan bagian
yang tidak larut air, yaitu bagian ekor (lipid). Kedua bagian ini dihubungkan oleh gugus
gliserol. Struktur utama dalam membran sel adalah dua lapis fosfolipid ini, yang disebut
lipid bilayer. Fosfolipid pada Archea berbeda pada:

Bakteri dan Eukariota memiliki membran yang tersusun sebagian besar oleh lipid
gliserol-ester, sementara Arkea memiliki membran yang disusun oleh lipid gliserol-eter.
Perbedaan ini ialah jenis ikatan yang menghubungkan bagian lipid dengan gugus
gliserol. Ikatan eter secara kimia lebih kuat dan stabil dari ikatan ester. Stabilitas ini
mungkin alasan mengapa Archaebacteria bisa bertahan pada lingkungan ekstrem, seperti
suhu ekstrem atau lingkungan asam maupun basa.

10
Gugus gliserol pada Arkea juga terbalik apabila dibandingkan dengan organisme
lain. Perhatikan pada warna merah, walaupun perbedaan hanya terlihat seperti
pencerminan satu dengan yang lainnya, dalam kimia disebut kiralitas (Chirality), hal ini
membuat fosfolipid yang digunakan pada bentuk tangan-kanan tidak bisa digunakan atau
dibuat oleh enzim yang beradaptasi dengan tangan-kiri. Hal ini menunjukkan bahwa
Archaea menggunakan enzim yang sama sekali berbeda dari Bacteria dan Eukariota
untuk mensintesis fosfolipid. Ini menunjukkan percabangan pada awal kehidupan,
sehingga menjadikan Arkea dan Bakteri ialah dua domain yang berbeda. Semua
organisme hidup (kecuali Arkea) hanya mengandung asam amino “tangan-kiri” dan gula
“tangan-kanan.”Bagian ekor juga menunjukkan perbedaan rantai kimia.Pada beberapa
Arkea, lipid bilayer digantikan oleh lipid monolayer.

Struktur membran-archaea

Bagian Atas, fosfolipid Archaebacteria:

 rantai isoprene
 ikatan eter
 gugus L-gliserol
 grup fosfat

Bagian Tengah, fosfolipid Bakteri atau Eukariota:

 rantai asam lemak


 ikatan ester
 gugus D-gliserol
 grup fosfat

Bagian Bawah :

 lipid bilayer dari Bakteri dan Eukariota


 lipid monolayer pada sejumlah Arkea tertentu

2. Dinding Sel
Sebagian besar Arkea mempunyai dinding sel yang berfungsi untuk perlindungan
kimia dan fisika, dan bisa mencegah molekul makro untuk menyentuh membran sel.
Namun tidak seperti Bacteria, Archaebacteria tidak mempunyai peptidoglikan pada
dinding selnya. Ordo Methanobacteriales mempunyai pseudopeptidoglikan yang
mempunyai kesamaan morfologi, fungsi, dan struktur fisik dengan peptidoglikan
Bakteri, hanya saja berbeda dalam struktur kimianya.

11
3. Metabolisme
Arkea mempunya banyak ragam reaksi kimia dalam metabolisme dan
menggunakan berbagai sumber untuk mendapatkan energi. Reaksi ini kemudian
dikelompokkan bergantung dari sumber energi dan sumber karbon. Beberapa Arkea
mendapatkan energi dari senyawa anorganik seperti sulfur atau amonia, kelompok ini
disebut sebagai litotrof. Kelompok lain menggunakan cahaya matahari sebagai sumber
energi, kelompok ini disebut sebagai fototrof. Namun, fotosintesis yang menghasilkan
oksigen tidak terjadi dalam organisme-organisme ini. Kemudian kelompok terakhir
menggunakan senyawa organik (senyawa yang mengandung ikatan karbon dan ikatan
hidrogen), kelompok ini disebut dengan organotrof.

2.2.2 Klasifikasi Archaea

A. Kingdom Archebacteria Dibagi Menjadi Beberapa Spesies:

 Euryarchaeota adalah bagian yang paling sering dipelajari dan terutama


mencakup bakteri metanogenik dan halofil.
 Crenarchaeota, termasuk termofil, hipertermofil dan termoasidofil, ditemukan
terutama di lingkungan laut.
 Korarchaeota, terdiri dari hipertermofil yang terjadi pada suhu lingkungan tinggi,
hidrotermal.
 Thaumarchaeota, termasuk archaea oksidasi amonia
yang dikenal dengan energi metabolisme
 Nanoarchaeota, satu-satunya perwakilan bernama Nanoarcheum Equitans.

B. Berdasarkan Metabolisme dan Ekologi, Archebacteria Dibagi Menjadi Tiga


Kelompok:

1. Metanogen
Ini disebut methanogen karena metabolis gas metana (CH4) dengan
mengurangi karbon dioksida. Metanogen bersifat anaerob dan kemosintetik.
Metanogen hidup di lumpur, rawa, dan tempat-tempat kekurangan oksigen.
Metanogen dipelihara dengan menguraikan sisa-sisa tanaman yang mati dan
kemudian memproduksi gas metana dengan persamaan reaksi tertentu.
Contohnya adalah Methanococcus jannaschii. Beberapa methanogen juga
simbiotik dengan rumen herbivora dan saluran pencernaan rayap sebagai agen
untuk fermentasi selulosa.

12
2. Halofil ekstrim (halofil)
Halofil (Halo = garam, Philos = kekasih) heterotropis. Halofil ekstrem ini
hidup di lingkungan yang sangat asin seperti danau air asin atau laut mati. Halofil
respirasi aerobik ekstrem untuk menghasilkan energi, ada juga yang bisa
fotosintesis. Klorofil disebut bacteriorodopsin, yang menghasilkan warna ungu.
Misalnya, Halobacterium.

3. Termofil ekstrim (termoasidofilik)


Bakteri ini hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan asam. Kehidupan
thermoacidophilic oleh oksidasi air belerang dekat ventilasi hidrotermal laut
yang lebih rendah.
Contoh bakteri termoasidofilik adalah bakteri pengurang sulfur, sulfolobus, yang
hidup di mata air belerang Taman Nasional Yellowstone di Amerika.
Psychrophilie
Bakteri jenis ini hidup di tempat dengan suhu yang sangat dingin.

2.2.3 Morfologi Archaea


Satu individu arkea memiliki diameter yang berkisar dari 0,1 mikrometer (μm)
sampai lebih dari 15 μm, yang hadir dalam berbagai bentuk, umumnya sebagai bola,
batang, spiral atau piring. Morfologi lain pada filum Crenarchaeota, termasuk sel
berlobus yang bentuknya tidak teratur pada genus Sulfolobus, filamen seperti-jarum
yang diameternya kurang dari setengah mikrometer pada genus Thermofilum, dan
batang yang bentuknya hampir persegi panjang sempurna pada Thermoproteus dan
Pyrobaculum. Haloquadratum walsbyi adalah arkea dengan sel berbentuk persegi yang
datar, yang hidup di kolam hipersalin.[ Bentuk yang tidak biasa ini mungkin
dipertahankan dengan baik oleh dinding sel dan sitoskeleton prokariotik mereka. Protein
yang terkait dengan komponen sitoskeleton organisme lain ditemukan di arkea, dan
filamen terbentuk dalam sel mereka, tetapi berbeda dengan organisme lain, struktur
seluler ini kurang dipahami. Dalam Thermoplasma dan Ferroplasma, ketiadaan dinding
sel berarti bahwa sel memiliki bentuk yang tidak teratur, dan dapat menyerupai amoeba.

Beberapa spesies membentuk agregat atau filamen sel yang panjangnya hingga
200 μm. Organisme ini bisa menonjol dalam biofilm. Khususnya, agregat sel
Thermococcus coalescens menyatu bersama dalam kultur, membentuk sel-sel raksasa
tunggal. Genus Pyrodictium menghasilkan koloni multisel rumit yang melibatkan tabung
berongga panjang dan tipis yang disebut kanula yang menonjol dari permukaan sel dan
menghubungkan mereka ke dalam aglomerasi padat seperti-semak. Fungsi dari kanula
ini tidak disepakati, tetapi mereka dapat memungkinkan komunikasi atau pertukaran

13
nutrisi dengan tetangganya. Koloni multispesies juga ditemukan, seperti komunitas
"untaian mutiara" yang ditemukan pada tahun 2001 di sebuah rawa di Jerman. Koloni
bulat keputihan dari spesies baru Euryarchaeota terletak di sepanjang filamen tipis yang
panjangnya dapat mencapai 15 sentimeter (5,9 inci); filamen ini terbuat dari spesies
bakteri tertentu.

2.2.4 Sistem Reproduksi Archaea


Bakteri umumnya bereproduksi secara aseksual atau bereproduksi secara
aseksual. Selain itu, bakteri juga berkembang biak dengan bertukar materi genetik
dengan bakteri lain.
roses transfer materi genetik ini juga disebut rekombinasi parasexual atau
genetik. Pertumbuhan bakteri, yaitu pembelahan sel dalam koloni bakteri, meningkatkan
jumlah koloni dengan cepat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi suhu (suhu optimal – 300 ° C),


kelembaban (bakteri tumbuh dengan baik di lingkungan yang lembab), sinar matahari
(menghambat pertumbuhan bakteri karena menghancurkan struktur kromosom bakteri),
bahan kimia (kerusakan / membunuh dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan
bakteri).

Ketersediaan cadangan makanan dan sisa metabolisme (pengurangan cadangan


makanan dalam medium dan munculnya metabolisme limbah bakteri menghambat
pertumbuhan koloni bakteri).
Archebacteria berkembang biak melalui pembelahan biner, pembelahan multipel,
pembentukan tunas, dan fragmentasi.

Pendidikan Individu Baru


A. Perpecahan Biner
Dalam pembelahan biner, bakteri membelah langsung dari satu sel menjadi dua
sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Fisi biner berbeda dari
mitosis, karena tidak menjalani penilaian.
B. Formasi tunas (Cyanophyta / ganggang biru-hijau)
Bakteri membentuk tunas dalam bentuk ranting dan akhirnya mengendap untuk
membentuk bakteri baru. Dapat ditemukan di keluarga Sreptomycetaceae.

14
C. Fragmentasi (Cyanophyta // ganggang biru-hijau)
Fragmentasi adalah pemutusan bagian tubuh yang dapat membentuk individu
baru. Biasanya terjadi pada alga dalam bentuk benang. Dapat ditemukan di osilator.

Transfer Bahan Genetik


A. Sambungan Atau Konjugasi
Secara konjugasi adalah cara perkembangbiakan seksual pada organisme yang
belum dikenal pria dan wanita.Bakteri Konjugasi bisa dilakukan ketika dua sel bakteri
dengan paparan yang berbeda berdekatan dan membentuk dan menempel pada tabung
terkonjugasi (penghubung pembuluh) sehingga bahan genetik (DNA) dan sitoplasma
dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya.
Selanjutnya, dalam sel penerima, DNA digabungkan (kombinasi genre) antara
DNA sel donor dan DNA sel penerima, diikuti oleh penggabungan sitoplasma
(plasmogami). Setelah proses membagi nukleus dalam sel penerima, proses selanjutnya
adalah biner, sel membelah lagi menjadi dua.
B. Transformasi

Transformasi adalah proses mentransfer materi genetik dalam bentuk DNA atau
hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologis yang kompleks. Transformasi
biasanya dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus, Stretococcus pneumoniae dan Neisseria
gonorrhoeae.

2.2.5 Dampak pada kehidupan manusia


Archaebacteria memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, meskipun
memiliki efek negatif, yaitu:

 Enzim archaebacterial ditambahkan ke deterjen untuk meningkatkan


kemampuannya menahan suhu tinggi dan pH tinggi
 Beberapa enzim archaebacterial juga digunakan dalam industri makanan untuk
mengubah kekuatan jantung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
 Berbagai jenis archaebacteria digunakan untuk mengobati pencemaran
lingkungan, mis. Seperti tumpahan minyak
 Menghasilkan biogas untuk bahan bakar alternative

15
Perbedaan archaeabakteri dengan mikroorganisme lainnya
Archaebacteria adalah sub kerajaan prokariota yang memiliki komposisi
RNA,DNA, dan biokimia, berbeda secara signifikan dari bakteri lain . - Bakteri adalah
kelompok organisme yang tidak memiliki memran inti, organisme termasuk dalam
domain prokariota dan berukuran sangat kecil.

2.3 Definisi fungi


Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih 50.000
species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik secara struktur,
fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam bentuk kapang pada
permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti, mauun sebagai cendawan (jamur
berukuran besar yang tumbuh ditanah atau pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi
mempunyai berbagai penampilan tergantung dari spesiesnya.

2.3.1 Struktur fungi


Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk
tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak
diikuti denganpembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang yang bersifat prasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2.3.2 Klasifikasi fungi


Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Fungi dibagi atas 6 divisio yaitu :

16
1. Myxomycotina (Jamur lendir)

Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2


fase hidup, yaitu:

 fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium
 fase tubuh buah

Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu sporakembara yang disebut


myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum.

2. Oomycotina

Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan


mengandung banyak inti.Reproduksi:

1. Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di


darat dengan sporangium dan konidia.
2. Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.

Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan tempat
dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah yang melingdungi
askus bersama askospors.kebanyakan dari spesies ini hidup saprofit. Secara aseksual
ascomycotina ini memperbanyak diri dengan pembelahan biner melintang dan bertuna
Organism ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender pada kebanyakan
orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun demikian, apabila inangnya lemah karena
suatu penyakit akan menyababkan infeksi.

Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk di luar pada


ujung atau sisi basidium. Basidiomycotina yang banyak dikenal meliputi jamur, jamur
papan pada pepohonan, dan jamur karat serta jamur gosong. Basidiokraf yang
mengandung basidia bersama basidiosporanya. Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya
berupa basidium sebagaibadan penghasil spora. Kebanyalcan anggota spesies berukuran
makroskopik.

Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya seksualnya belum


ditemukan. Sebagian besar jamur yang patogenik pada manusia adalah deuteromycotina.
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena
pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.

17
Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di spesies yang sama,
sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasikannya di laboratorium. Disamping
fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di antaranya mempunyai fase parasitic.

Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur


dari golongan ini, misalnya: Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,
Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.

2.3.3 Morfologi fungi

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang
ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir
yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay beragam
ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm tau
lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk
bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.

Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang
dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan dengan sel bakteri
yang biasanya berdiameter 1 µm.

2.3.4 Sistem reproduksi fungi

Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara
aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara
seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel
anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.

Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah
besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:

1. Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut
sporangium di ujung hifa khusus.
3. Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel
hifa.

18
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak


gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami,
yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama
adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan
inti).

Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak
melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel
melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:

1. Askospora
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.

2. Basidiospora
Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.

3. Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.

4. Oospora
Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium.
Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium
menghasilkan oospora.
Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang
sangat terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya
ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum disebut
peritesium dan apotesium.

19
2.3.5 Dampak fungi pada kehidupan manusia

Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur dan
bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat
dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang
dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini beberapa
jamur yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan manusia.

Jamur yang menguntungkan adalah sebagai berikut:

1. Rhizopus Oryzae, untuk pembuatan tempe


2. Mucor Javanicus, untuk pembuatan tape.
3. Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman alcohol.
4. Aspergillus oryzae, untuk pembuatan roti
5. Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap
6. Penicillum notatum dan penicillum chrysogenum, menghasilkan antibiotic.

Jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut:

7. Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin


8. Aspergillus fumigates, penyebab pennyakit paru-paru pada burung
9. Exobasidium vexans, parasit pada tanaman the.
10. Amanita phalloides, menghasilkan racun balin.
11. Epidermophyton flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.

Perbedaan fungi dengan mikroorganisme lainnya

Jamur merupakan organisme bersel satu yang ukurannya sedikit lebih besar dari bakteri.

Tidak semua jenis jamur menular. Ada jamur jenis tertentu yang bisa menular, seperti
candida.

Kandida ini bisa menyebabkan sariawan.

2.4 Definisi Protozoa

Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam
bentuk koloni/kelompok. Tiap Protozoa merupakan kesatuan yang lengkap,
baik dalam susunan maupun fungsinya. sanggup melakukan semua fungsi
kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel-sel khusus.
Arti penting protozoa :

20
1. Sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas
dalam lingkungan akuatik Contoh : zooplankton (hewan) hidup dari
fitoplankton (tumbuhan) yang fotosintetik
2. Sebagai protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri

2.4.1 Struktur protozoa

Struktur sel Protozoa terdiri atas sitoplasma yang diselubungi membran Sel
atau membran plasma. Membran sel berfungsi sebagai pelindung dan mengatur
pertukaran zat di dalam sel dengan zat di luar sel. Pada beberapa jenis Protozoa, selain
membran plasma, terdapat pelikel (selaput tubuh yang keras) yang membantu
mempertahankan bentuk tubuh Protozoa agar selalu tetap.

Membran plasma pada beberapa jenis Protozoa ada yang dilengkapi dengan silia
atau flagel. Keduanya berfungsi sebagai alat bergerak. Sitoplasma mengandung
beberapa organel sel, yaitu mitokondria, ribosom, lisosom, nukleus (inti sel), vakuola
makanan, dan vakuola kontraktil (vakuola berdenyut). Paramecium memiliki trikosis
(struktur di bagian korteks tubuh berupa rongga dan benang panjang yang bisa
dikeluarkan sebagai respons stimuli) sebagai alat mempertahankan diri dari musuh.

2.4.2 Klasifikasi protozoa

Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu)

 Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola
kontraktil.
 Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri
basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
 Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
 Foraminifera sp.fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak
bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
 Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk
bahan penggosok

Flagellata (Mastigophora)
Alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Golongan Phytonagellata

 Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang)

21
 Volvax globator (makhluh hidup peralihan antara protozoa dengan ganggang)
 Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena
rangsangan mekanik)

Golongan Zooflagellata & contohnya :

1. Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit


tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp.)
2. Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis Þ tsetse sungai
Trypanosoma rhodeslense vektornya
3. Glossina morsitans Þ tsetse semak
4. Trypanosoma cruzl penyakit chagas
5. Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak (sapi).
6. Leishmaniadonovani Þ penyakit kalanzar
7. Trichomonas vaginalis Þ penyakit keputihan

Ciliata (Ciliophora)
Alat gerak berupa silia (rambut getar)

 Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis


vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk
mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).

 Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara
reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi.

 Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.

Sporozoa
Adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerakCara bergerak hewan ini dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga
Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan
dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan Plasmodium.

22
Jenisnya

1. Plasmodiumfalciparum atau malaria tropika atau sporulasi tiap hari


2. Plasmodium vivax atau malaria tertiana atau sporulasi tiap hari ke-3 (48 jam)
3. Plasmodium malariae atau malaria knartana atau sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam)

4. Plasmodiumovale atau malaria ovale Siklus hidup Plasmodium mengalami


metagenesis terjadi di dalam tubuh manusia (reproduksi vegetatifatau skizogoni)
dan didalam tubuh nyamuk Anopheles sp. (reproduksi generatif atau sporogoni).
secara lengkap sebagai berikut:

5. Sporozoit Masuk Tubuh Di Dalam Hati (Ekstra Eritrositer) Tropozoid Merozoit


(memakan eritrosit Eritrositer) Eritrosit Pecah (peristiwanya Sporulasi)
Gametosit Terhisap Nyamuk Zygot Ookinet Oosis Sporozeit.

2.4.3 Morfologi Protozoa

Semua protozoa memiliki vakuola kontraktil. Vakuola dapat bertindak


sebagai pompa untuk menghilangkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmotik. Jumlah dan lokasi vakuola kontraktil berbeda di setiap jenis.

Protozoa dapat memiliki bentuk vegetatif (cangkir manis), atau bentuk


istirahat, yang disebut kista. Protozoa dalam kondisi buruk dapat membentuk kista
untuk melindungi kehidupan mereka. Ketika kista berada dalam kondisi yang
menguntungkan, ia akan berkecambah dalam sel vegetatifnya.

Protozoa tidak memiliki dinding sel dan tidak mengandung selulosa atau kitin
seperti pada jamur dan ganggang. Kebanyakan protozoa memiliki bentuk spesifik,
yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma dalam membran sel. Beberapa jenis
protozoa, seperti Foraminifera, memiliki kerangka luar yang sangat keras yang
terdiri dari Si dan Ca.

2.4.4 Sistem reproduksi protozoa

Untuk melestarikan tipenya, Protozoa berkembang biak dengan cara


aseksual / vegetatif dan seksual / generatif. Reproduksi aseksual, yaitu dengan
berbagi atau berbagi sel yang sama. Pembelahan ini dapat terjadi secara

23
longitudinal atau transversal di sepanjang sel untuk menghasilkan sel pediatrik
yang mungkin sama atau tidak dengan ukuran yang sama.

Jika dua sel anak dihasilkan dalam proses pembelahan (pembelahan), ini
disebut pembelahan biner, tetapi ketika banyak anak terbentuk, sel-sel tersebut
disebut beberapa bagian bahu (pembelahan banyak)

Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu melalui


penyatuan fisik sementara atau penyatuan antara dua individu, dan kebisingan
nuklir terjadi. Jadi akan ada kombinasi kualitas yang dibawa oleh dua individu
dan menghasilkan individu baru. Metode pemuliaan ini disebut konjugasi.

2.4.5 Dampak protozoa pada kehidupan manusia

Peran Yang Menguntungkan


Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut adalah zooplankton yang
merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan air, termasuk udang, ikan, dan
kepiting yang secara ekonomi bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa anataralain ialah
mengatur jumlah bakteri di alam, karena protozoa adalah predator bakteri.

Foraminifera, kerangka kosong mengendap di dasar laut dan membentuk tanah


globigerina, yang berguna sebagai pedoman untuk keberadaan minyak bumi. Radiolaria,
kerangka ketika disimpan di dasar laut, menjadi dasar radiolaria yang dapat digunakan
sebagai agen pemoles.

Peran Yang Merugikan


Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit.
Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena
dapat menyebabkan penyakit.

Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:

 Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;


 Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
 Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;
 Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar.
 Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin
wanita;
 Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

24
Perbedaan protozoa dengan mikroorganisme lainnya

Protozoa digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak


dan mengambil makanan dari organisme lain. Protozoa dibagi ke dalam 6 filum,
yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda, Apicomplexa, Ciliophora, Foraminifera, dan
Actinopoda.

2.5 Definisi Alga miksroskopis

Ganggang ( Alga ) ialah protista yang bersifat fotoautotrof yang bisa


membuat makanannya sendiri dengan cara fotositentis. Pada ganggang/alga ini
mempunyai kloroplas dengan mengandung klorofil atau plastid yang berisi
pigmen fotosintetik lainnya. Pada ganggang/alga ini dapat dengan mudah
ditemukan di air tawar maupun air laut. Ada yang hidup dengan cara menempel
di suatu tempat atau melayang-layang di air.

Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk thalli yang


beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik
(makroalga) dapat hiduup di perairan tawar dan laut (bold & wynne 1978:1;
dawea 1981:59). Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh
melekat pada subtract didasaran laut.

Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang daun, bunga, buah, dan
biji ssejati (sumich 1979:99; mnConnaughey &zottoli 1983: 114 lerman
1986:39). Makroalga terbesar didaerah litoral dan sublitoral. Daerah tersebut
masih dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga proses
fotosintesis dapat berlangsung (dawes 1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi
berupa fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001: 270).

Menurut atmaja & sulistijo ( 1988: 5), makroalga dapat diklasifikasikan


menjadi tiga divisi berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen
asesoris, yaitu: cholorophyta, phaeophyta, dan rhodophyta. Dalam dunia
tumbuhan alga (ganggang) termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus),
karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Tumbuhan
ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan
bentuk serupa benang atau lembaran.

Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di air,baik air


tawar atau air laut,setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan
basah.Ada yang bergerak aktif dan ada yang tidak.jenis ganggang yang bergerak
aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau
flagel.Yang berjumlsh satu atau lebih.jenis yang tubuhnya bersel tunggal dan
adapat bergerak aktiv merupakan penyusun plankton,tepatnya fikoplankton.
Yang melekat pada sesuatu yang ada didalam air seperti batu atau kayu, disebut
bentos.

25
2.5.1 Struktur Alga mikroskopis
Sel ganggang mempunyai nukleus yang dibatasi oleh membran sel. Di bagian
luar membran sel terdapat dinding sel yang tersusun atas selulosa. Di dalam sitoplasma
ditemukan butir-butir pati, tetesan minyak, dan vakuola. Setiap sel mengandung satu
atau lebih kloroplas yang berbentuk pita atau seperti cakram. Ganggang mempunyai tiga
macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin.
Semua ganggang mempunyai klorofil a yang identik dengan klorofil tumbuhan
tinggi. Karotenoid pada ganggang ada dua macam yaitu karoten dan xantofil. Fikobilin
pada ganggang juga terdapat dua jenis yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen
selain klorofil ini menyebabkan warna klorofil dapat tertutupi sehingga tidak berwarna
hijau, misalnya beberapa ganggang berwarna cokelat karena mempunyai xantofil dan
karoten dalam jumlah besar.
Ganggang yang lain berwarna merah keunguan karena mengandung fikobilin.
Ganggang menyimpan berbagai produk makanan hasil fotosintesis sebagai granula di
dalam sel. Cadangan makanan ini dapat berupa pati, lemak, atau dalam bentuk lain.
2.5.2 Klasifikasi Alga miskroskopis
Protista mirip tumbuhan uniseluler sering disebut juga sebagai fitoplankton,
sedangkan Protista mirip tumbuhan multiseluler sering disebut alga. Sistem klasifikasi
alga atau ganggang dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan struktur talus dan
berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya.

Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe yaitu:


■ Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton.
■ Ganggang berkoloni, dengan atau tanpa organisasi sel.
■ Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang
yang paling bawah membentuk perlekatan dengan substrat.
■ Ganggang multiseluler, mempunyai talus yang berukuran besar dan kompleks
membentuk struktur serupa daun, batang, dan akar.
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya, alga atau ganggang
diklasifikasikan menjadi 7 Filum.
2.5.3 Morfologi Alga miskroskopis
Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola,
batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Algae hijau uniseluler yang
khas.Algae mengandung nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel mengandung satu
atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit

26
(satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam
matriks kloroplas terdapat membrane tilakoid yang berisikan klorofil dan pigmen-
pigmenpelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis.
Algae berkembang biak secara seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual
berupa pembelahan biner sederhana. Reproduksi seksual dijumpai di antara algae.
Dalam proses ini terdapat konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot.

2.5.4 Sistem reproduksi Alga miskroskopis

Ganggang atau alga berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dengan pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan akinet. Sedangkan
secara seksual melalui isogami, heterogami/anisogami dan oogami. Berikut ini
penjelasan lengkapnya.
■ Melalui pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan, masing-masing
menjadi individu baru. Reproduksi ini terjadi pada ganggang bersel satu.
■ Fragmentasi, yaitu pecahnya koloni menjadi beberapa bagian. Reproduksi ini
terjadi pada ganggang yang berkoloni.
■ Melalui pembentukan akinet. Ketika alga berada pada lingkungan yang tidak
menguntungkan, alga akan membentuk akinet, yaitu sel-sel vegetatif yang
berdinding tebal. Dan ketika kondisi lingkungan sudah membaik, akinet
berkecambah dan tumbuh menjadi ganggang yang baru. Spora aseksualnya
berflagela dan dapat bergerak yang disebut zoospora. Pada ganggang yang hidup
di darat, spora tersebut tidak dapat bergerak yang disebut aplanospora.
■ Reproduksi seksual pada ganggang berlangsung dengan konjugasi gamet
sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet-gamet yang bersatu bentuk dan ukurannya
sama, dinamakan isogami. Jika gamet ukurannya tidak sama, proses itu
disebut heterogami/anisogami. Pada ganggang yang lebih tinggi, sel-sel seksual
dapat dibedakan dengan mudah.
Sel telur/ovum berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan/sel
sperma bentuknya kecil dan aktif bergerak. Proses seksual seperti ini disebut oogami.
Gamet jantan dan betina dapat dihasilkan pada individu yang sama maka jenis itu
disebut ganggang biseksual. Jika gamet jantan dan gamet betina dibentuk oleh individu
yang berbeda maka jenis itu disebut ganggang uniseksual.

2.5.5 Dampak Alga miskroskopis pada kehidupan manusia


Ganggang/alga yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia antara lain sebagai
berikut…
 Ganggang (alga) hijau merupakan sumber dari fitoplanton yang difungsikan sebagai
pakan ikan dan hewan air lainnya

27
 Ganggang (alga) cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium dengan
mengandung Na, P, N dan Ca yang dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan
ternak. Mengandung asam alginat, sebagai pengental produk makanan, industri, dan
alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocytis, Acophylum, dan Fucus).
 Ganggang (alga) merah dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan
(Porphyra), sumber makanan (Rhodymenia Palmata), pembuatan agar (Gellidium),
dan penghasil karagenan (pengental es krim).
 Dinding sel diatom mengandung zat kresik pada ganggang keemasan yang berguna
untuk industri, misalnya bahan penggosok, penyaring, bahansa isolasi, dan industri
kaca.
Berikut ini beberapa contoh ganggang dan peranannya dalam kehidupan.
■ Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.
■ Merupakan produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting.
■ Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada
unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi
limbah oleh bakteri aerob.
■ Menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom,
algin, keragen, agar-agar, vitamin, dan protein. Di Jepang, Porphyra
(ganggang merah) digunakan sebagai bahan pangan.
■ Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara
ekstraseluler atau dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat
terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat
hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium dan Gonyaulax
menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang akuatik.
■ Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang
manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa
ganggang yang terbawa udara menyebabkan alergi.
■ Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada,
cengkeh, jeruk, dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak
kerusakan.
Perbedaan Alga miskroskopis dengan mikroorganisme lainnya
Alga atau ganggang merupakan protista yang bertalus memiliki pigmen dan
klorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel
(multiseluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton sedang yang multiseluler
dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau. Habitat alga adalah air atau di tempat basah,
sebagai Epifit atau sebagai Endofit.
2.6 Definisi virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri.

28
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak
berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel


eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak


dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaic tembakau)

2.6.1 Struktur virus

Kapsid membungkus materi genetik dari virus yang secara umum dapat
diklasifikasikan menurut strukturnya. Sebagian besar virus memiliki kapsid dengan
struktur heliks atau ikosahedral. Berikut ini adalah bentuk-bentuk kapsid virus:

1. Ikosahedral
Sesuai dengan namanya, virus ini berbentuk ikosahedron (bentuk tiga
dimensi yang memiliki 20 sisi). Bentuk ini sangat mudah dikenali karena
bentuknya yang simetris. Contoh virus dengan bentuk kapsid ini
adalah virus demam dengue (DENV) dan virus penyakit kuku dan mulut
(FMDV).

2. Prolat
Bentuknya mirip dengan ikosahedral, tetapi memanjang pada
sumbunya. Bentuk prolat ini umumnya ditemukan pada kepala
bakteriofage.

3. Helikal
Pada virus ini, genom asam nukleat melilit di dalam kapsid
protein berbentuk silindris. Kapsid ini memiliki struktur seperti
untaian benang. Contoh virus dengan bentuk kapsid ini
adalah Tobacco mosaic virus (TMV).

4. Kompleks
Virus ini tersusun dari berbagai protein berbeda yang bekerja sama untuk
melindungi genom, menempel pada sel, dan menyuntikkan asam nukleat

29
kedalamnya. Contoh virus dengan struktur ini adalah Bacteriofage T4,
ingat bahwa bakteriofage memiliki kepala berbentuk prolat, dan struktur
lain (leher dan kaki). Hal ini membuat bakteriofage memiliki struktur
kompleks.

5. Berselubung
Beberapa virus memiliki selubung, artinya kapsid dilapisi oleh membran
lipid yang dikenal dengan nama selubung virus. Selubung ini berguna
untuk menghindari sistem kekebalan tubuh, sehingga virus dapat
menginfeksi inangnya. Contoh dari virus dengan struktur berselubung
adalah Influenza virus dan HIV.

2.6.2 Klasifikasi virus

Berdasarkan Tempat Hidupnya

1. Virus bakteri (bakteriofage) Bakteriofage merupakan virus yang dapat


menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan
kebanyakan virus , virus ini sangat kompleks serta mempunyai beberapa bagian
berbeda yang diatut secara cermat. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh
ilmuwan Perancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk
heksagonal, leher, serta ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilihan
DNA . Bagian leher berfungsi untuk memasukkan DNA irus ke dalam sel
inangnya.
2. Virus tumbuhan Virus yang berparasit pada sel tumbuhan . Contoh virus yang
parasit pada tumbuhan : Tobacco Mozaic Virus (TMV0 serta Beet Yellow Virus
(BYV).
3. Virus hewan Virus yang berparasit pada sel hewan. Contoh virus yang ada pada
hewan : virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.

Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat


Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds),
RNA iota tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).

Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus Dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu:

1. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)


Virus ini meiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane
terdiri dari dua lipid serta protein, (biasanya glikoprotein) . Membrane ini
berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus,
Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
2. Virus yang tidak memiliki selubung Hanya memiliki capsid(protein) serta asam
nukleat(naked virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.

30
2.6.3 Morfologi virus

1. Kepala Kepala merupakan bagian virus yang terbentuk oleh Kapsid. Kapsid
merupakan suatu bagian yang dibentuk oleh subunit berupa monomer berantai
polipeptida yang identik satu dengan yang lain, yang dikenal dengan kapsomer.
Kapsomer berbentuk simetris dan dapat mengkristal. Kapsid bertugas untuk
melindungi asam nukleat yang ada di dalam virus, selain itu Kapsid memberikan
bentuk pada virus. Pada beberapa jenis virus, kapsid dibungkus oleh selubung
(Viral envelope). Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein sel inang
serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri.

2. Bagian inti Bagian inti dari virus merupakan materi genetik berupa asam
nukleat (DNA atau RNA). Kegunaan asam nukleat yang ada di dalam virus
adalah untuk memberikan instruksi pada bagian-bagian virus yang lain, selain itu
juga untuk bereproduksi. Ada beberapa jenis asam nukleat yang dikandung oleh
virus, diantaranya:

▪ DNA pita ganda berbentuk linear atau circular (dsDNA)

▪ DNA pita tunggal berbentuk linear atau circular (ssDNA)

▪ RNA pita ganda berbentuk linear (dsRNA)

▪ RNA pita tunggal (ssRNA), dan struktur lain.

3. Ekor
Bagian ekor merupakan bagian yang terdiri dari tabung bersumbat yang
dilengkapi serabut halus. Kegunaan dari ekor ini untuk menancapkan tubuh virus
pada sel yang akan ditempatinya.

2.6.4 Sistem reproduksi virus

1. Tahap-tahap Perkembangan Virus. Daur perkembangan virus dibedakan menjadi


dua:
a. Daur litik

1. Absorbsi (fase penempelan).


2. Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).
3. Sintesis (fase pembentukan).
4. Perakitan.
5. Lisis (fase pemecahan sel inang.

31
b. Daur lisogenik.

1. Fase absorbs.
2. Fase injeksi.
3. Fase penggabungan.
4. Fase pembelahan.
5. Fase sintesis.
6. Fase perakitan.
7. Fase litik.

2. Pembajakan Lima Langkah.

Virus menggandakan dirinya dengan membajak materi genetic dari suatu sel
yang hidup. Urutan lima langkah ini memperlihatkan bagaimana bakteriofage T4
melaksanakan proses ini.

1. Siklus dimulai dengan merekat diri ke dinding sel bakteri.


2. Selama tahap penetrasi, DNA virus masuk ke sel.
3. kemudian mengendalikan sel. Proses normal sel terhenti , serta sebagai gantinya
ia membuat salinan bagian komponen virus.
4. Dalam tahap penyusunan , bagian-bagian yang berbeda-beda disatukan untuk
menghasilkan virus baru.
5. Akhirnya , salinan atau virus”replica” ke luar dari sel.

2.6.5 Dampak virus pada kehidupan manusia

Virus yang Menguntungkan

1. Untuk membuat antitoksin.


2. Untuk melemahkan bakteri.
3. Untuk reproduksi vaksin.

Virus yang Merugikan

1. Menyebabkan penyakit pada manusia.


2. Menyebabkan penyakit pada hewan.
3. Menyebabkan penyakit pada tumbuhan.

Perbedaan virus dengan mikroorganisme lainnya

Virus memiliki ukuran sangat renik, yaitu antara 25 – 300 nm (1 nm = 10-9 m).
Virus yang berukuran paling kecil adalah virus polio (Poliovirus). Panjang tubuhnya
hanya 25nm. oleh karena ukuran tubuhnya sangat renik, virus hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Virus memiliki bentuk bermacam-macam. Ada yang

32
bulat, batang, dan ada yang seperti huruf T. Virus yang berbentuk bulat misalnya virus
inflenza (influenza virus) dan virus penyebab AIDS (Human immunidefiency virus /
HIV). Virus berbentuk oval misalnya virus rabies. Virus yang berbentuk batang
misalnya virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus / TMV). Virus yang berbentuk
polihendral misalnya Adenovirus (penyebab penyakit demam). Virus yang berbentuk T
misalnya yang menyerang bakteri (Bakteriofage atau disingkat fage).

33
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron
atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur
tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan
bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron
(Dwidjoseputro, 1990). Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti pada tanah, debu, udara, air,
makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikroorganisme tersebut
ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan
manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat
menimbulkan kerusakan akibat kontaminasi.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya bisa memahami mengenai
mikroorganisme mulai dari definisi,struktur,klasifikasi,morfologi,bagaimana sistem
reproduksinya,serta dampak berbagai mikroorganisme tersebut pada kehidupan
manusia,yang tentunya berguna bagi keselamatan pasien saat perawat memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien.

34
DAFTAR PUSTAKA

https://duniapendidikan.co.id/apa-itu-bakteri/
https://blog.ruangguru.com/peranan-bakteri-dalam-kehidupan-sehari-hari
https://materi.co.id/archaebacteria/
https://rumusbilangan.com/kingdom-archaebacteria/
https://id.wikipedia.org/wiki/Arkea#Morfologi
https://www.dosenpendidikan.co.id/ciri-ciri-jamur/
https://www.portal-ilmu.com/2020/01/fungi-atau-jamur-ciri-struktur-cara_11.html
https://www.cmurid.co.id/struktur-protozoa/
https://agrotek.id/hewan/pengertian-protozoa/
https://www.dosenpendidikan.co.id/alga-adalah/
https://artikelsiana.com/ganggang-pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-peranan/
https://www.biologijk.com/2017/11/alga-protista-mirip-tumbuhan.html
https://www.gurupendidikan.co.id/virus/
https://www.tentorku.com/bentuk-dan-struktur-tubuh-virus/

35

Anda mungkin juga menyukai