Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI

KONSEP BIOPSIKOLOGI DAN PROSES SENSORI


MOTORIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 KELAS 1B :


1. DIRA SABIT AULIAH (P01720322066)
2. DIVA MAHARDIKA PUTRI (P01720322067)
3. LIPSON MATONDANG (P01720322079)
4. MUHAMMAD FAJRI (P01720322082)

DOSEN PENGAJAR : Ns. ERVAN,M.Kep.,Sp.K.J

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-
Nya,sehingga Makalah Psikologi tentang materi “Konsep Biopsikologi dan Proses Sensori
Motorik”dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN
MASALAH...............................................................................................2
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN...........................................................................................2
1.4 MANFAAT
PEMBAHASAN.......................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN
BIOPSIKOLOGI...............................................................................3
2.2 TAHAPAN PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI PADA
MANUSIA..................4
2.3 SENTORI DAN MOTORIK.......................................................................................5
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................9
3.2 SARAN............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bidang psikologi merupakan bidang yang telah mandiri, tidak tergabung dengan bidang
bidang lain. Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa bidang psikologi itu sama sekali
terlepas dari bidang bidang lain. Dalam hal ini bidang psikologi masih mempunyai hubungan
dengan bidang bidang tersebut.
Bidang psikologi sebagai bidang yang meneropong atau mempelajari keadaan
manusia, sudah tentu bidang psikologi mempunyai hubungan dengan bidang bidang lain yang
sama sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa
manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh bidang psikologi saja, tetapi juga
dipelajari oleh bidang bidang lain. Salah satunya, berikut penjelasan mengenai hubungan
psikologi dengan biologi.
Bidang biologi merupakan bidang yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda
yang hidup menjadi objek dari bidang biologi. Karena itu, bidang biologi berobjekkan benda
benda yang hidup, maka cukup banyak bidang yang tergabung di dalamnya. Dan baik bidang
biologi maupun bidang psikologi sama sama membicarakan manusia. Sekalipun masing
masing bidang tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun pada segi segi yang
tertentu kadang kadang kedua bidang itu ada titik titik pertemuan. Bidang biologi, khususnya
antropo bidang biologi tidak mempelajari tentang proses proses kejiwaan, dan inilah yang
dipelajari oleh bidang psikolog. Bidang biologi mempelajari kehidupan jasmaniah manusia
atau hewan, yang bila dilihat dari objek materialnya, terdapat bidang yang sama dengan
bidang psikologi, hanya saja objek formalnya berbeda. Objek formal bidang biologi adalah
kehidupan jasmaniah (fisik), sedangkan objek formal bidang psikologi adalah kegiatan atau
tingkah laku manusia.
Bidang psikologi merupakan bidang yang subjektif, sedangkan bidang biologi adalah
bidang yang objektif. Bidang psikologi disebut bidang subjektif karena mempelajari
pengindraan (sensation) dan persepsi manusia sehingga manusia dianggap sebagai subjek
atau perilaku, bukan objek. Sebaliknya, bidang biologi mempelajari manusia sebagai jasad
atau objek. Jadi, , hubungan selanjutnya antara bidang psikologi dan bidang biologi adalah
bidang psikologi mempelajari nilai nilai yang berkembang dari persepsi subjek, sementara
bidang biologi mempelajari fakta yang dipelajari perilaku secara “molar” (perilaku
penyesuaian diri secara menyeluruh), sementara bidang biologi (termasuk bidang faal)
mempelajari perilaku manusia secara “molekular”, yaitu mempelajari molekul molekul
(bagian bagian) dari perilaku berupa gerakan, reflex, proses ketumbuhan, dan sebagainya.
Bidang psikologi beserta sub sub bidangnya, pada dasarnya mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan bidang bidang lain.  Hubungan itu biasanya bersifat timbal balik. Bidang
psikologi memerlukan bantuan bidang bidang lain, dan sebaliknya, bidang bidang lain juga
memerlukan bantuan bidang psikologi.
Dan seperti telah dikemukakan di atas bidang psikologi mempunyai hubungan antara
lain dengan bidang biologi sehingga bidang psikologi mempunyai hubungan timbal balik
dengan bidang bidang tersebut. Karena bidang psikologi meneliti dan mempelajari manusia
sebagai makhluk yang bersegi banyak,makhluk yang bersifat kompleks, maka bidang
psikologi harus bekerjasama dengan bidang bidang lain. Setiap cabang bidang yang
berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari
bidang psikologi. Dengan demikian akan terdapat hubungan yang timbal balik.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari pokok bahasaan ini, yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Biopsikologi?
2. Bagaimana tahapan perkembangan Biopsikologi pada manusia?
3. Apa pengertian dari Sensorik dan Motorik?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses Sensorikdan Motorik?

1.3. TUJUAN PEMBAHASAN


Adapun tujuan dari pokok bahasan ini yaitu sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian dari Biopsikologi.
2. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan Biopsikologi.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Sensorik dan Motorik.
4. Menjelaskan hubungan Sensorik dan Motorik.

1.4. MANFAAT PEMBAHASAN


Adapun manfaat dari pokok bahasan ini, yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari Biopsikologi.
2. Mengetahui tahap-tahap perkembangan Biopsikologi.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Sensorik dan Motorik.
4. Mengetahui hubungan Sensorik dan Motorik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN BIOPSIKOLOGI
Biopsikologi adalah ilmu terapan biologi(ilmu hayati) dan psikologi(ilmu tentang
perilaku manusia). Dengan demikian bio-psikologi merupakan pendekatan psikologi dari
aspek biologi. Dalam hal ini ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingka laku manusia
juga mengalami pewarisan dari pada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam,dominan atau
pasif adalah ciri–ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Berangkat dari konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk mempelajari
perkmbangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses pematangan dan proses
belajar. Proses pematangan berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan
fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadinya perubahan-perubahan perilaku,terlepas ada tidaknya
proses belajar. Proses belajar berarti proses mengubah perilaku melalui latihan,pengalaman
dan kontak dengan lingkungan. Selain dua hal tersebut tentunya faktor pembawaan atau bakt
juga mempengaruhi perkembangan manusia.
Istilah biopsikologi memberi tekanan bahwa tujuan akhirnya adalah mengkaitkan antara
topik-topik biologi dengan psikologi.Sebagai bidang studi, neurosains banyak mengandung
konsep-konsep yang berkaitan dengan prilaku.Dibidang studi tersebut pun banyak terkandung
detail-detail yang berkaitan dengan anatomi dan kimia.Meskipun biopsikologi tergolong ilmu
yang masih muda, namun ia memiliki perkembangan yang cepat dan memiliki kaitan yang
erat dengan disiplin ilmu yang lain, diantaranya:
 Biological Psychiatry, membahas tentang biologi yamg berkaitan dengan
penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan tersebut
melalui manipulasi otak.
 Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan sistem saraf sejalan
dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut dengan neuroscience.
 Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem saraf.
 Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi yang muncul akibat aktivitas
saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sel-sel saraf.
 Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara sistem saraf dengan kelenjar-
kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinya.
 Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistem saraf dan perilaku yang muncul
dalam lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan laboratorium yang dikontrol
ketat.
 Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem saraf.
 Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf, terutama yang
mempengaruhi transmisi sel saraf.
 Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang terlibat dalam
transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara sel-sel saraf.

 Perilaku Biologis
Tendensi manusia adalah untuk berpikir secara dikotomi, baik-buruk, benar-salah,
menarik tidak menarik, dan sebagainya. Ini adalah dari berpikir yang sederhana. Demikian
juga halnya bila kita dihadapkan pada masalah perilaku,pertanyaan yang biasa muncul
adalah:
1. Apakah Perilaku Disebabkan oleh Faktor Psikologis atau Faktor Fisiologis?
Pendapat ini muncul sejak zaman Renaissance dimana ilmu-ilmu yang ada
berkembangberdasarkan pemikiran dan dogma-dogma yang belum dibuktikan lewat
kenyataan.Menurut dogma-dogmayangberlaku saat itu,perilakumanusia semata-mata
disebabkanoleh hukum alam (faktor fisiologis). Beberapa ahli ilmupengetahuan ingin
membuktikanfenoma perilaku melalui kenyataan dan bukan melalui dogma dan pemikiran
filsafati. Pada zaman renaissance tersebut sering terjadi. bentrokan pendapat antara ahli yang
berpikiran modem dan berpikiran dogmatis. Sampai muncul Rene Descartes (dibaca: Day
Cart) yang menjembatani kedua perbedaan tersebut dengan menyatakan bahwa dunia ini
terdiri dari dua elemen utama, yaitu :
Bendabenda Fisik, atau benda-benda yang perilakunya disesuaikan dengan hukum
alam dan dapat dijadikan objek penelitian ilmiah, Pikiran Manusia (iiwa atau spirit) yang
tidak berkaitan dengan benda fisik tetapi mengkontrol perilaku manusia. Menurut Descartes,
bagian tubuh manusia, termasuk didalamnya adalah otak, adalah bagian tubuh yang sifatnya
sangat fisikoOleh karena itu adalah perbedaan antara otak dan pikiran manusia. Otak bersifat
sangat fisik, sedangkan pikiran manusia yang mengontrol perilaku bersifat psikologis.
2. Apakah Perilaku Merupakan Hasil Keturunan (Genetik/Nature) atau Hasil Belajar
(Nurture)?
Perdebatan mengenai perilaku itu hasil keturunan atau hasil belajar sudah banyak
dikenal melalui konsep nature (alami/keturunan) vs. nurture (hasil pengaruh
lingkungan/belajar).PenelitianJohn B.Watson (bapakbehaviorism)menunjukkan bahwa bayi-
bayi keturunan penipu, perampok, pembunuh, dan pelacur dapat tumbuh tanpa sarna sekali
menunjukka perilaku yang mirip dengan orangtuanya apabila diasuh dalam lingkungan yang
sarna sekali berbeda dengan lingkungan orangtuanya. Sebaliknya, anak seorang pengusaha
yang pintar dan sukses dapat menjadi sangat bodoh dan tumbuh menjadi perampok apabila
dibesarkan dalam lingkungan yang buruk.
Berlawanan dengan pendapat di atas, para ahli Eropa yang menganut paham ethology
menyatakan bahwa perilaku didasarkan pada instinctive behavior, yaitu perilaku yang
umumnya muncul pada spesiesyangsarnameskipuntidakadakesempatan untuk mempelajari
perilaku itu terlebih dahulu. Contohnya perilaku menghisap pada bayi. Meskipun pada
perkembangannya perilaku instinktif ini kurang banyak dianut orang, tetapi kondisi inilah
yang menandai perkembangan awal psikologi.
Meskipun biopsikologis hanya satu diantara banyak disiplin yang berkontribusi pada
neurosains, namun dianya cukup luas dan beragam. Biopsikologi mengkaji berbagai macam
fenomena dan penelitian dengan banyak cara. Penelitian biopsikologis dapat melibatkan
subjek manusia atau non manusia, bisa berbentuk eksperimen formal atau studi non
eksperimental, dan bisa juga berbentuk penelitian murni maupun terapan.Beberapa
metodologi dalam biopsikologi, diantaranya metodologi ekspermental, observasi ilmiah, metode
biografi,wawancara,angket,pemeriksaan psikologi,metode analisis karya,dan metode statistik.

2.2. TAHAPAN PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI PADA MANUSIA


Berikut adalah tahap-tahap pada perkembangan biopsikologi manusia, antara lain:
1) Masa kanak-kanak
Merupakan awal masa kehidupan manusia, dimulai  saat manusia dilahirkan. Saat itu
manusia dalam keadaan sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada
orang lain, terutama ibunya. Seorang anak memerlukan waktu yang sangat lama sampai ia
lepas sendiri. Pada masa ini penting sekali peranan orang tua terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pengaruh orang tua dan lingkungan tidak berhenti dimasa kanak-kanak
saja, tetapi berlangsung terus, kadang sampai seumur hidup, khususnya pengaruh pengalaman
yang menegangkan, menakutkan dan membahayakan. Pada usia 2 atau 3 tahun seorang anak
mulai melihat kemampuan-kemampuan tertentu pada dirinya, demikian juga sikap terhadap
orang lain pun berubah. Di satu pihak membutuhkan orang tua, dilain pihak keakuannya
mulai tumbuh dan ingin mengikuti kehendaknya sendiri.
Masa ini disebut nagativisme pertama. Masa negativism kedua timbul usia 5-6 tahun, saat
anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Masa negativisme kedua ditandai sikap
temper  tantrum yaitu perilaku mengamuk, menagis, menjerit, menyerang dan menyakiti
dirinya sendiri apabila ada keinginannya tidak terpenuhi. Pada anak penting juga kontak
social di luar rumah, seperti hubungan dengan teman sebaya di luar sekolah lambat laun
menghilangkan rasa malu-malunya. Anak menjadi lebih berani dan belajar hidup dalam
lingkungan dimana ia menjadi pusat perhatian. Ia harus cukup berani mempertahankan
haknya, sebaliknya ia harus mengakui hak orang lain. Ia pun dituntut harus bekerja sama
dengan orang lain, tingkah lakunya mulai diatur norma-norma.
2) Masa Remaja
Merupakan masa transisi dimana individu dihadapkan pada situasi yang membingungkan,
disatu pihak ia masih kanak-kanak tetapi dipihak lain ia harus bertingkah laku seperti orang
dewasa. Hal ini sering kali menimbulkan perilaku-perilaku aneh, canggung dan kalau tidak
terkontrol bisa menjadi kenakalan. Sebagai upaya mencari identitas dirinya sendiri, seorang
remaja sering membantah orang tuanya, karena ia sudah punya pendapat sendiri, cita-cita
sendiri serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Oleh karena itu masa remaja disebut masa negativism ketiga. Persoalan lain yang
mengganggu para remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual, dalam arti organ-organ
seksualnya sudah dapat berfungsi untuk mengebangkan keturunan. Perubahan sekunder pun
terjadi, badan bertambah tinggi dan cepat, mulai tumbuh rambut pubis. Pada pria suara
membesar, timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Pada wanita dada dan pinggul
membesar. Perkembangan yang cepat menuntut penyesuaian perilaku yang cepat pula, tetapi
umumnya penyesuaian perilaku tidak secepat pertumbuhannya. Timbul masalah dengan
matangnya fungsi seksual, dimana timbul dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual,
tetapi budaya tidak mengizinkan hubungan seksual diluar perkawinan. Perkawinan menuntut
persyaratan yang berat, yang bisa terpenuhi setelah masa remaja. Hal ini menyebabkan
remaja mencarai pemuasan dengan mengkhayal, membaca buku / mengakses hal porno.
Menghadapi remaja orang tua harus bijak dengan sedikit-demi sedikit melepas kontrolnya,
agar anak benar-benar dapat mandiri pada saat dewasa. Jika orang tua tetap mempertahankan
otoritasnya, meskipun anak sudah dewasa, maka si anak akan tetap tergantung pada orang
tua, tidak pernah menjadi dewasa sepenuhnya dalam kepribadian.
Menurut Stolz, perkembangan pada masa remaja terbagi menjadi empat tingkat, yaitu:
 Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum masa remaja
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat sementara.
 Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun. Perubahan sangat
nyata dan cepat dimana anak perempuan lebih cepat memasuki masa ini dari pada
laki-laki.
 Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun masih ada perubahan-
perubahan pada beberapa bagian badan.
 Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda
kedewasaan.

3) Masa Dewasa
Setiap perkembangan senantiasa ada problemnya, demikian juga dengan masa dewasa.
Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup
dan menghidupi keluarganya. Ia harus mulai bekerja untuk mencari nafkah dan membina
karier. Demikian juga dengan kaum perempuan yang harus mempersiapkan diri untuk
berumah tangga, dituntut menjalankan peran sebagai istri dan ibu.
Pada umumnya dalam kehidupan masyarakat, peran wanita dan laki-laki berbeda. Laki-
laki mencari nafkah, agresif dan dominan, sedangkan wanita mengurus rumah tangga, pasif
dan lebih submisif. Tingkah lakunya pun berbeda, dimana laki-laki lebih kasar dibanding
wanita. Perbedaan tersebut tidak semata disebabkan factor biologis tetapi banyak ditentukan
oleh factor kebudayaan. Sesuai kondisi kebudayaan dan lingkungan, pada beberapa orang
tertentu baik laki-laki atauapun perempuan, terdapat gejala khusus pada waktu usia 40 tahun
tercapai atau terlewati. Pada beberapa laki-laki terjadi nampak gejala seperti perilaku remaja
kembali (senang bersolek, jatuh cinta lagi, pemarah, emosional), orang awan menyebutnya
puber kedua. Pada wanita kelihatan depresi (murung), cepat marah, biasanya diikuti perasaan
cemas/khawatir kehilangan kasih sayang suami dan anaknya yang mulai dewasa, serta
kehilangan identitas kewanitaan (menopause).
Oleh karena itu usia 40 tahunan sering disebut usia pertengahan atau setengah baya, dimana
pada sebagian orang merupakan krisis.
4) Masa tua
Problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah bisa melewatkan
kesibukan dalam pekerjaan yang merupakan pegangan hidup dan dapat memberikan rasa
aman dan rasa harga diri. Pada saat pensiun, hilang kesibukan, anak-anak mulai menikah dan
meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh.
Hal ini menyebabkan semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan
mengalami kemunduran menta. Hal ini disebabkan kemunduran fungsi otak, sehingga sering
lupa, daya konsentrasi berkurang, biasanya disebut kemunduran senile. Pada saat pensiun
umumnya masih cukup kuat, sehingga harus diusahakan agar kesibukannya tidak terhenti
dengan tiba-tiba.

Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak yaitu:


 Memberikan masa bebas tugas sebelum pension.
 Memberikan pekerjaan yang lebih ringan sebelum pension.
 Mencari pekerjaan lain dalam masa pension.
 Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran dalam masa pensiun.

2.3. SENTORI DAN MOTORIK


1. Sensori
 Pengertian Sensori
Sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input
sensorik yang diterima. Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai
proses masuknya rangsangan melalui alat indera ke otak (serebral), kemudian kembali
melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
 Proses Sensori
Proses sensori diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu
menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap
dimana individu memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai
mengartikan input tersebut (interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization,
yaitu tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input
ini. Tahap terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap
input sensorik tadi.
Proses sensori disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda
disekitar dengan mempergunakan alat indra. Pengamatan dengan anggapan (respon)
memiliki perbedaan. Respons yaitu proses terjadinya kesan dalam pikiran setelah
stimulus tidak ada. Proses awal dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses
akhir disebut presepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi
sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Presepsi merupakan bentuk pengalaman
yang belum disadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan
melakukan pemisahan apa yang sedang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah
disadari sehingga individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan
antara subjek dan objek, disebut “apresepsi” .
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh
organ-organ tubuh lain yang dibawa ke otak, sedangkan secara psikologis yang
penting adalah kesan yang telah terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti bagi
subjek.Proses pengamatan (penyerapan atau presepsi) melalui tiga proses yaitu:
 Fisik, stimulus mengenai alat indra.
 Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh syarafsensoris ke otak.
 Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa
yang diterima oleh alat indra.
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensorik
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor – faktor
sebagai berikut:
 Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan
proses sensorik.
  Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila
perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensorik
tidak sempurna.
 Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses
sensorik.
 Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
 Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap Perilaku
Proses sensorik yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan
semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku
sebagai berikut :
 Osilasi (ayunan), osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah
beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
 Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan.
Dalam ilusi terjadi kesalahan pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi adalah
Keadaan fisik, adapun penyebab rangsangan yang keliru dan kebiasaan
mempercayai suatu objek yang serupa, harapan-harapan tertentu sehingga
menimbulkan berbagai prasangka, tidak adanya analisis terhadap kesan yang
diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.
2. Motorik
 Pengertian Motorik
Motorik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan
proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara
fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.Proses
motorik terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, yaitu, saraf, otak dan otot. Ketiga unsur
itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsur-
unsur yang satu berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang
lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Motorik
berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan
gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan setiap terjadi proses dalam
tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan Motorik tidak dapat dilihat
tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati.

 Proses Motorik
Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik.
Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan
dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian
motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
a) Gerak refleks
b) Gerak terprogram
c) Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
d) Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.

Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam proses motorik,
unsur-unsur yang menentukan ialah Otot, Saraf, dan Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”,
artinya unsure-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi
dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna
keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak
kurang terampil.
Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :
 Analisator adalah alat penerima rangsangan. Alat analisator meliputi mata (optik),
akustik (pendengaran), taktil (alat persa atau kulit)
 Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang
terdapat pada tubuh manusia.
 Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :
1. motorik sehari-hari
2. motorik bekerja atau pekerjaan
3. motorik olahraga
4. motorik ekspresi
 Hubungan Sensorik dengan Perilaku
Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam di luar dirinya,
yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial.Akibat dari
proses sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk berikut ini:
 Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya
ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula
fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif). Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan
sesuatu yang baru, bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti
perjalanan sejarah (walau sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke dunia
indah.
 Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang di milki
manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan yang dimiliki
dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal. Hubungan dapat terjadi sebagai
sebab-akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan, dan hubungan waktu.
 Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira, dan sebagainya.
Berdasarkan perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan
eukolia (orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskolia
(orang yang selalu merasa tidak senang, murung, dan pesimis
.
 Perbedaan Sensorik dan Motorik Anak
Kemampuan sensorik dan motorik merupakan aspek penting dalam
pertumbuhan anak yang sangat penting. Kemampuan sensorik berkaitan dengan aspek
panca indera dalam menangkap dan menafsirkan setiap informasi yang masuk ke
dalam tubuh.
Sedangkan kemampuan motorik berhubungan dengan pergerakan fisik anak
dalam melakukan gerakan dan koordinasi fisik. Mengenal aspek sensorik dan motorik
anak akan membuat Anda lebih memahami bahwa ada dua aspek kemampuan anak
yang perlu mendpat perhatian. Ada beberapa permainan yang bisa merangsang
kemampuan sensorik ataupun motorik anak. Hal tersebut berguna agar anak Anda
bisa tumbuh secara baik dan normal dalam perkembangan fisik dan kecerdasannya.
Selain itu, orangtua juga bisa memasukkan buah hatinya ke kelas-kelas
sensorik anak yang terdekat di daerah. Sebaliknya, jika anak kurang baik dalam
kemampuan motorik, maka orangtua bisa merangsangnya dengan mainan atau kelas
untuk membantu merangsang kemampuan motoriknya secara optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari pokok pembahasan ini yaitu sebagai berikut:
  Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.
  Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan
mempergunakan alat indera.
  Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

3.2  SARAN
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep
dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat
untuk kita semua.
DAFTAR PUSAKA
https://dosenpsikologi.com/hubungan-psikologi-dengan-biologi
https://pjj_kemenkes/biopsikologi-dan-proses-sensorimotorik
https://ikatandinas.com/biopsikologi/
https://nyomanade.blogspot.com/2017/09/
https://psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
EGCMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat.
Jakarta: 2004. Hal 21-26.C.
Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy & Physiology. Edisi 7.Pearson International
edition. New york. Page 496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy & Physiology.Edisi 7. Pearson International Edition.
Page 491-519

Anda mungkin juga menyukai