KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-
Nya,sehingga Makalah Psikologi tentang materi “Konsep Biopsikologi dan Proses Sensori
Motorik”dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN
MASALAH...............................................................................................2
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN...........................................................................................2
1.4 MANFAAT
PEMBAHASAN.......................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN
BIOPSIKOLOGI...............................................................................3
2.2 TAHAPAN PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGI PADA
MANUSIA..................4
2.3 SENTORI DAN MOTORIK.......................................................................................5
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................9
3.2 SARAN............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku Biologis
Tendensi manusia adalah untuk berpikir secara dikotomi, baik-buruk, benar-salah,
menarik tidak menarik, dan sebagainya. Ini adalah dari berpikir yang sederhana. Demikian
juga halnya bila kita dihadapkan pada masalah perilaku,pertanyaan yang biasa muncul
adalah:
1. Apakah Perilaku Disebabkan oleh Faktor Psikologis atau Faktor Fisiologis?
Pendapat ini muncul sejak zaman Renaissance dimana ilmu-ilmu yang ada
berkembangberdasarkan pemikiran dan dogma-dogma yang belum dibuktikan lewat
kenyataan.Menurut dogma-dogmayangberlaku saat itu,perilakumanusia semata-mata
disebabkanoleh hukum alam (faktor fisiologis). Beberapa ahli ilmupengetahuan ingin
membuktikanfenoma perilaku melalui kenyataan dan bukan melalui dogma dan pemikiran
filsafati. Pada zaman renaissance tersebut sering terjadi. bentrokan pendapat antara ahli yang
berpikiran modem dan berpikiran dogmatis. Sampai muncul Rene Descartes (dibaca: Day
Cart) yang menjembatani kedua perbedaan tersebut dengan menyatakan bahwa dunia ini
terdiri dari dua elemen utama, yaitu :
Bendabenda Fisik, atau benda-benda yang perilakunya disesuaikan dengan hukum
alam dan dapat dijadikan objek penelitian ilmiah, Pikiran Manusia (iiwa atau spirit) yang
tidak berkaitan dengan benda fisik tetapi mengkontrol perilaku manusia. Menurut Descartes,
bagian tubuh manusia, termasuk didalamnya adalah otak, adalah bagian tubuh yang sifatnya
sangat fisikoOleh karena itu adalah perbedaan antara otak dan pikiran manusia. Otak bersifat
sangat fisik, sedangkan pikiran manusia yang mengontrol perilaku bersifat psikologis.
2. Apakah Perilaku Merupakan Hasil Keturunan (Genetik/Nature) atau Hasil Belajar
(Nurture)?
Perdebatan mengenai perilaku itu hasil keturunan atau hasil belajar sudah banyak
dikenal melalui konsep nature (alami/keturunan) vs. nurture (hasil pengaruh
lingkungan/belajar).PenelitianJohn B.Watson (bapakbehaviorism)menunjukkan bahwa bayi-
bayi keturunan penipu, perampok, pembunuh, dan pelacur dapat tumbuh tanpa sarna sekali
menunjukka perilaku yang mirip dengan orangtuanya apabila diasuh dalam lingkungan yang
sarna sekali berbeda dengan lingkungan orangtuanya. Sebaliknya, anak seorang pengusaha
yang pintar dan sukses dapat menjadi sangat bodoh dan tumbuh menjadi perampok apabila
dibesarkan dalam lingkungan yang buruk.
Berlawanan dengan pendapat di atas, para ahli Eropa yang menganut paham ethology
menyatakan bahwa perilaku didasarkan pada instinctive behavior, yaitu perilaku yang
umumnya muncul pada spesiesyangsarnameskipuntidakadakesempatan untuk mempelajari
perilaku itu terlebih dahulu. Contohnya perilaku menghisap pada bayi. Meskipun pada
perkembangannya perilaku instinktif ini kurang banyak dianut orang, tetapi kondisi inilah
yang menandai perkembangan awal psikologi.
Meskipun biopsikologis hanya satu diantara banyak disiplin yang berkontribusi pada
neurosains, namun dianya cukup luas dan beragam. Biopsikologi mengkaji berbagai macam
fenomena dan penelitian dengan banyak cara. Penelitian biopsikologis dapat melibatkan
subjek manusia atau non manusia, bisa berbentuk eksperimen formal atau studi non
eksperimental, dan bisa juga berbentuk penelitian murni maupun terapan.Beberapa
metodologi dalam biopsikologi, diantaranya metodologi ekspermental, observasi ilmiah, metode
biografi,wawancara,angket,pemeriksaan psikologi,metode analisis karya,dan metode statistik.
3) Masa Dewasa
Setiap perkembangan senantiasa ada problemnya, demikian juga dengan masa dewasa.
Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup
dan menghidupi keluarganya. Ia harus mulai bekerja untuk mencari nafkah dan membina
karier. Demikian juga dengan kaum perempuan yang harus mempersiapkan diri untuk
berumah tangga, dituntut menjalankan peran sebagai istri dan ibu.
Pada umumnya dalam kehidupan masyarakat, peran wanita dan laki-laki berbeda. Laki-
laki mencari nafkah, agresif dan dominan, sedangkan wanita mengurus rumah tangga, pasif
dan lebih submisif. Tingkah lakunya pun berbeda, dimana laki-laki lebih kasar dibanding
wanita. Perbedaan tersebut tidak semata disebabkan factor biologis tetapi banyak ditentukan
oleh factor kebudayaan. Sesuai kondisi kebudayaan dan lingkungan, pada beberapa orang
tertentu baik laki-laki atauapun perempuan, terdapat gejala khusus pada waktu usia 40 tahun
tercapai atau terlewati. Pada beberapa laki-laki terjadi nampak gejala seperti perilaku remaja
kembali (senang bersolek, jatuh cinta lagi, pemarah, emosional), orang awan menyebutnya
puber kedua. Pada wanita kelihatan depresi (murung), cepat marah, biasanya diikuti perasaan
cemas/khawatir kehilangan kasih sayang suami dan anaknya yang mulai dewasa, serta
kehilangan identitas kewanitaan (menopause).
Oleh karena itu usia 40 tahunan sering disebut usia pertengahan atau setengah baya, dimana
pada sebagian orang merupakan krisis.
4) Masa tua
Problem utama adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah bisa melewatkan
kesibukan dalam pekerjaan yang merupakan pegangan hidup dan dapat memberikan rasa
aman dan rasa harga diri. Pada saat pensiun, hilang kesibukan, anak-anak mulai menikah dan
meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh.
Hal ini menyebabkan semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan
mengalami kemunduran menta. Hal ini disebabkan kemunduran fungsi otak, sehingga sering
lupa, daya konsentrasi berkurang, biasanya disebut kemunduran senile. Pada saat pensiun
umumnya masih cukup kuat, sehingga harus diusahakan agar kesibukannya tidak terhenti
dengan tiba-tiba.
Proses Motorik
Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik.
Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan
dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian
motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
a) Gerak refleks
b) Gerak terprogram
c) Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
d) Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan.
Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam proses motorik,
unsur-unsur yang menentukan ialah Otot, Saraf, dan Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”,
artinya unsure-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi
dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna
keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak
kurang terampil.
Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :
Analisator adalah alat penerima rangsangan. Alat analisator meliputi mata (optik),
akustik (pendengaran), taktil (alat persa atau kulit)
Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang
terdapat pada tubuh manusia.
Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :
1. motorik sehari-hari
2. motorik bekerja atau pekerjaan
3. motorik olahraga
4. motorik ekspresi
Hubungan Sensorik dengan Perilaku
Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam di luar dirinya,
yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial.Akibat dari
proses sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk berikut ini:
Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut kejadiannya
ada fantasi yang dipimpin oleh akal dan kemauan (disebut fantasi aktif) dan ada pula
fantasi yang tidak disadari (fantasi pasif). Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan
sesuatu yang baru, bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti
perjalanan sejarah (walau sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke dunia
indah.
Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan yang di milki
manusia. Berpikir merupakan proses “tanya jawab” antara pengetahuan yang dimiliki
dengan apa yang baru, dengan menggunakan akal. Hubungan dapat terjadi sebagai
sebab-akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan, dan hubungan waktu.
Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang, sedih-gembira, dan sebagainya.
Berdasarkan perasaan, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan
eukolia (orang yang selalu merasa gembira atau optimis) dan golongan diskolia
(orang yang selalu merasa tidak senang, murung, dan pesimis
.
Perbedaan Sensorik dan Motorik Anak
Kemampuan sensorik dan motorik merupakan aspek penting dalam
pertumbuhan anak yang sangat penting. Kemampuan sensorik berkaitan dengan aspek
panca indera dalam menangkap dan menafsirkan setiap informasi yang masuk ke
dalam tubuh.
Sedangkan kemampuan motorik berhubungan dengan pergerakan fisik anak
dalam melakukan gerakan dan koordinasi fisik. Mengenal aspek sensorik dan motorik
anak akan membuat Anda lebih memahami bahwa ada dua aspek kemampuan anak
yang perlu mendpat perhatian. Ada beberapa permainan yang bisa merangsang
kemampuan sensorik ataupun motorik anak. Hal tersebut berguna agar anak Anda
bisa tumbuh secara baik dan normal dalam perkembangan fisik dan kecerdasannya.
Selain itu, orangtua juga bisa memasukkan buah hatinya ke kelas-kelas
sensorik anak yang terdekat di daerah. Sebaliknya, jika anak kurang baik dalam
kemampuan motorik, maka orangtua bisa merangsangnya dengan mainan atau kelas
untuk membantu merangsang kemampuan motoriknya secara optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari pokok pembahasan ini yaitu sebagai berikut:
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.
Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan
mempergunakan alat indera.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-
proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun
secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.
3.2 SARAN
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep
dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat
untuk kita semua.
DAFTAR PUSAKA
https://dosenpsikologi.com/hubungan-psikologi-dengan-biologi
https://pjj_kemenkes/biopsikologi-dan-proses-sensorimotorik
https://ikatandinas.com/biopsikologi/
https://nyomanade.blogspot.com/2017/09/
https://psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
EGCMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat.
Jakarta: 2004. Hal 21-26.C.
Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy & Physiology. Edisi 7.Pearson International
edition. New york. Page 496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy & Physiology.Edisi 7. Pearson International Edition.
Page 491-519