Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TANAMAN

“MITOSIS”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Genetika

Disusun oleh:

Nama : Annisa Ranistira Putri


NIM : 4442210108
Kelas : 1A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan izin-Nya penulis diberikan kemampuan dan kemudahan dalam
penyusunan laporan ini. Sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum
mikrobiologi umum dengan judul “Simulasi Hukum Mendel” dengan baik
dan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan umat manusia
dari alam kegelapan menuju alam terang benderang penuh cahaya iman.
Sehubungan dengan penyelesaian tugas ini tak jarang penulis
meminta bimbingan dari berbagai pihak disebabkan kekurangan
pengetahuan penulis dalam pembuatan laporan praktikum. Oleh karena itu
sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih Kepada Ibu Zahratul
Millah, S.P., M.Si., Ibu Alfu Laila, SP., M.Sc, Ibu.Widia Eka Putri, S.P.,
M.Agr.Sc Selaku Dosen pengampu mata kuliah Genetika Tanaman. Serta
ucapan terimakasih kepada Saudari Dewi Siska dan Risma Ayu Astuti
selaku asisten praktikum dan semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Demikian laporan yang telah penulis buat ini. Penulis menyadari
bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mohon
kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Semoga laporan praktikum ini sesuai kriteria untuk diterima sebagai
laporan praktikum Mikrobiologi Umum dan bermanfaat bagi semua pihak.

Serang , Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gregor Mendel dan Genetika ..........................................................2
2.2 Hukum Mendel I dan II ...................................................................3
2.3 Persilangan Monohibrid .................................................................4
2.4 Persilangan Dihibrid ........................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ..........................................................................6
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................6
3.3 Cara Kerja........................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................7
4.2 Pembahasan .....................................................................................9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan........................................................................................11
5.1 Saran ..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................12
LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengamatan Akar Bawang Merah ................................................... 5

ii
DAFTAR GAMBAR

Garfik 1. Mikroskop .............................................................................................. 2


Grafik 2. Akar bawang merah ............................................................................... 4

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Beberapa tahap ini memiliki waktu
pembelahan yang berbedabeda tergantung jenis sel yang membelah. Indeks mitosis
merupakan perbandingan jumlah sel-sel yang mengalami mitosisnya baik pada fase
profase, metafase, anafase serta telofase dengan jumlah keseluruhan sel dalam suatu
populasi sel. Pada fase mitosis juga perlu memperhatikan waktu pembelahan
selnya, waktu pembelahan sel setiap tanaman itu berbeda-beda dan tidak konstan,
setiap tanaman sebenarnya memiliki jam biologi yang mengatur waktu optimum
pembelahan mitosis.
Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses pembelahan sel berupa
duplikasi akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam
kromosom, dan kemudian hasil duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua sel
baru yang identik. Beberapa tahapan dalam fase mitosis adalah tahap profase,
metafase, anafase dan telofase (Lusiyanti dan Lubis, 2013). Oleh sebab itu dengan
mempelajari genetika ini dapat memberi pengaruh terhadap dunia pertanian.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakan praktikum ini, diantaranya:
1. Mengamati fase pembelahan mitosis pada tanaman.
2. Mempelajari siklus sel.
3. Mempelajari struktur, bentuk kromosom, dan menghitung jumlah
kromosom pada suatu jenis tanaman.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Mikroskop
Manusia memiliki kemampuan mengamati serta mengenal objek sekitarnya dengan
panca indera yang dimiliki. Namun manusia memiliki batasan perihal dunia
mikroskopis yang berukuran sangat kecil. Oleh sebab itu untuk melihat dunia yang
lebih dalam atau lebih kecil alias mikro tersebut diciptakanlah sebuah alat khusus
dengan memanfaatkan lensa cembung dan cekung didalamnya. Mikroskop berasal dari
bahasa Yunani, yaitu micros = kecil dan scopien = melihat (Ramadhani, 2020).
Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat kecil pada jarak dekat (Hartanti, 2017).
Mikroskop ini memiliki berbagai jenis, untuk mikroskop yang termasuk mikroskop
paling sederhana yaitu mikroskop yang memanfaatkan kombinasi dua lensa positif
dengan panjang titik fokus objektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler
(Buik,2013). Mikroskop yang paling umum digunakan adalah mikroskop cahaya yang
memanfaatkan berkas cahaya tampak dan lensa optik. Batas resolusi dari mikroskop
cahaya dibatasi oleh panjang gelombang cahaya tampak yang digunakan yaitu setengah
dari panjang gelombang, sesuai dengan teori Abbe (Adhika, dkk. 2018).
Mikroskop juga memiliki beragam jenis lain, selain dengan jenis mikroskop
sederhana dan cahaya. Seperti mikroskop stereo, elektron, ultraviolet, pender
(Fluorenscence Microscope), medan-gelap, dan mikroskop fase kontras (Ramadhani,
2020). Namun, untuk yang digunakan pada praktikan di laboratorium faperta Untirta
itu jenis mikroskop sederhana.
Mikroskop ini tentunya didukung oleh bagian-bagian yang mendukung kejelasan
objek yang diamati. Bagian-bagian mikroskop tersebut, diantaranya: (1) kaki berfungsi
menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop, (2) lengan untuk memegang
mikroskop pada saat memindah mikroskop, (3) cermin untuk memantulkan sinar dan
sumber sinar, (4) kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi
mengumpulkan sinar, (5) diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk

2
dengan mengatur bukaan iris, (6) meja preparat untuk tempat meletakkan objek
(preparat) yang akan dilihat (Ramadhani, 2020).
Setelah mengetahui bagian-bagian mikroskop, tentunya sebagai praktikan perlu
juga mengetahui cara menggunakan mikroskop yang baik dan benar. Diantaranya: (1)
Letakan mikroskop pada meja yang datar dan stabil, pastikan meja kokoh dan tidak
mudah goyah. (2) Jika mikroskop menggunakan sumber listrik untuk media
pengamatan objek, pastikan kabel mikroskop menjangkau sumber listrik dan
hubungkan. (3) Sediakan objek yang akan diamati dengan mikroskop dan letakan dekat
dengan mikroskop. (4) Kendurkan terlebih dahulu makrometer supaya penempatan
objek pada meja preparat bisa dilakukan dengan mudah. (5) Preparasi sample atau
objek yang akan diamati dengan mikroskop lalu letakan pada meja preparat dan jepit.

Gambar 1. Mikroskop
(Sumber: Jurnal Teknik Mesin)

2.2 Mitosis dan Tahapannya


Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis
yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang
identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta bertujuan
untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti
secara berturut-turut.
Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-
sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang)

3
(Muhlisyah dkk, 2014). Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses
pembelahan sel berupa duplikasi akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat
(DNA) di dalam kromosom, dan kemudian hasil duplikasi tersebut dipisah hingga
terjadi dua sel baru yang identik. Beberapa tahapan dalam fase mitosis adalah tahap
profase, metafase, anafase dan telofase.
Tahap profase adalah tahap visualisasi selubung inti atau dinding sel inti sudah
mulai menghilang dan tampak benang benang kromatin yang bergerombol padat.
Tahap metafase yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar dalam sel berukuran
panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus. Tahap anafase adalah tahapan saat
kromosom tersebar dengan masing-masing membelah menjadi dua. Tahap telofase
adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel anak dan masing-masing
mempunyai pasangan identik sebagai kromosom diploid (Lusiyanti dan Lubis, 2013).

2.2 Akar Bawang Merah


Bawang merah (Alium cepa L) merupakan komoditas hortikultura yang tergolong
sayuran rempah. Tanaman bawang ini membentuk umbi, umbi tersebut dapat
membentuk tunas baru, tumbuh dan membentuk umbi kembali. Karena sifat
pertumbuhan yang demikian maka dari satu umbi dapat mebentuk rumpun tanaman
yang berasal dari peranakan umbi (Afriadi et al., 2013). Bawang merah merupakan
tanaman semusim yang mempunyai jumlah kromosom 2n = 16. Akar bawang merah
di gunakan untuk pengamatan praktikum karena jumlah kromosom yang tidak terlalu
banyak dapat lebih mudah untuk menganalisis terjadinya pembelahan mitosis pada
tanamanaka.
Jaringan yang mudah untuk ditelaah mitosis ialah meristem pada titik tumbuh akar
bawang. Mewarnainya dengan zat pewarna yang sesuai akan tampak kromosom-
kromosom dalam sel yang membelah diri. Sel akar bawang yang baru terbentuk berisi
16 kromosom, 8 diantaranya mula-mulanya disumbangkan oleh “bapak” tumbuhan
bawang, yaitu tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom ini sering
dinamakan kromosom paternal. Sisa yang 8 lagi semula disediakan oleh “indung”
bawang, yaitu bawang yang menghasilkan telur. Inilah kromosom maternal. Untuk

4
setiap kromosom maternal ada kromosom paternal yang amat mirip dengan pertama
tadi. Kromosom-kromosom yang serupa ini merupakan kromosom yang homolog,
setiap anggota suatu pasangan homolog tertentu seringkali disebut homolog anggota
lainnya pasangan tersebut. Beberapa kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi ke
dalam empat fase yang berurutan yaitu, profase, metafase, anafase dan telophase.
(Kimball, 2009).

Gambar 2. Akar bawang merah


(Sumber : Kompas.com)

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Oktober 2022 pukul
09.10-10.50 WIB. Bertempat di Laboratorium Pakupatan Lantai 1, Jurusan
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop binocular,
deglass, kaca objek, tusuk gigi, silet, dan Bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah ujung akar bawang merah (Allium cepa L.), larutan fiksatif
carnoy, dan zat pewarna (aceto orcein).
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
I. Metode tanpa Pra-Perlakuan (Sederhana)
1. Ujung akar dipotong sepanjang 0.5-1 cm, kemudian dimasukkan
dalam gelas arloji (cawan petri) yang diberi HCL 1N dan dibiarkan
selama 10-15 menit.
2. Akar yang telah direndam kemudian disusun di gelas arloji dengan
posisi ujung akar di bagian dalam gelas arloji, kemudian diteteskan
aceto orcein 2% dan dibiarkan selama 10-15 menit.
3. Setelah kira-kira 15 menit, ujung akar dipindahkan pada gelas objek
dan dipotong ujungnya sepanjang 1-2 cm, kemudian diteteskan
aceto orcein 2% dan ditutup dengan gelas penutup.
4. Gelas objek/preparat dilewatkan di atas api bunsen sebanyak 2-3
kali agar penyerapan warna lebih maksimal, kemudian diketuk
dengan pensil berkaret (squash) dan ditekan dengan ibu jari.
5. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x
dan jika didapat penyebaran kromosom yang baik maka dilakukan
pemotretan.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Tabel 1. Pengamatan Akar Bawang Merah
No Perbesaran Gambar Keterangan

1. 4x Fase pembelahan mitosis


belum terlihat

Interfase
2. 10x - Fase istirahat sel.
- Sel belum
melakukan
pembelahan.

Metafase
3. 40x - Nukleus dan
membran inti sel
tidak terlihat.
- Kromatid bergerak
ke tengah sel
(equator).
Telofase
4. 100x - Membrane nukleus
terbentuk kembali.
- Sel terbelah
menjadi dua.

7
4.2 Pembahasan
Mitosis adalah proses menghasilkan dua anak yang identik dan bertujuan untuk
mempertahankan pasangan kromosom yang sama (2n) melalui pembelahan inti secara
berturut-turut. Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung,
karena terdapat tahapan-tahapan tertentu meliputi profase, metafase, anafase dan
telofase. Pembelahan sel secara mitosis terjadi dalam sel somatis yang bersifat
meristematik, yaitu sel-sel hidup yang aktif membelah (banyak ditemukan di ujung
akar maupun batang).
Bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah ujung akar bawang merah,
ujung akar ini dipilih karena memiliki sel-sel yang aktif membelah yaitu sel meristem.
Proses yang dilakukan dalam pengamatan mitosis pada sel bawang merah dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu fiksasi, pengecetan atau pewarnaan kromosom, dan
pengamatan. Fiksasi merupakan suatu metode untuk mempertahankan komponen-
komponen sel atau jaringan agar tidak mengalami perubahan dan tidak mudah rusak,
fiksasi dilakukan dengan cara memasukan potongan ujung akar ke dalam larutan
fiksatif Carnoy (campuran alkohol absolut dengan asam asetat glasial sebesar 3:1)
selama 10 menit, Larutan carnoy ini berfungsi untuk mematikan sel tanpa merusak
strukturnya dan juga untuk peningkatkan daya pewarnaan karena adanya bahan kasar
yang merupakan penyusunan larutan fiksatif (Kusuma, 2017 dalam Susilo, 2018).
Proses kedua yaitu pengecetan/pewarnaan kromosom, pewarnaan ini dilakukan
untuk mempermudah visualisasi kromosom. Pewarnaan dilakuakan dengan cara
merendamkan potongan akar bawang yang sudah difiksasi ke dalam Aceto carmine
0,5% selama 10 menit, Aceto orcein digunakan untuk mewarnai kromosom dan larutan
pemberian hidroksiquinolin membantu meningkatkan pemencaran kromosom
(Fauziah, 2014). Terakhir adalah pengamatan menggunakan mikroskop. Potongan
ujung akar yang sudah difiksasi dan diberi warna dilakukan pengamatan dengan
mikroskop, pertama pengamatan akar bawang dilakukan menggunakan pembesar dari
yang paling terkecil kemudian paling terbesar sehingga inti sel dapat terlihat jelas.
Proses mitosis tahap pembelahan sel yang pertama dapat dilihat adalah profase,
profase merupakan proses perubahan yang terjadi pada sitoplasma dan nukleus saat

8
benang-benang kromatin memendek serta menebal menjadi kromosom. Pada proses
ini sentrosom yang sebelumnya hanya 1 mengalami replikasi, sehingga menghasilkan
2 sentrosom, kedua sentrosom itu akan bergerak ke kutub inti sel yang berlawanan, saat
perpindahan ini mikrotubulus mulai muncul mengikuti sentriol menjadi seperti benang-
benang yang kemudian benang ini dapat disebut benang spindel.
Proses kedua mitosis yaitu metafase, pada fase ini untuk setiap kromosom
kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub
yang berseberangan. Proses ketiga adalah anafase, anafase ditandai dengan pemisahan
kromatid dari bagian sentromer yang kemudian membentuk kromosom baru. Masing-
masing kromosom akan ditarik berlawanan arah oleh benang spindel dengan jumlah
kromosom yang sama di kedua bagian. Kemudian sitokinesis/pembelahan sitoplasma
akan terjadi.
Proses keempat pada perbesaran 100x adalah telophase. Pada tahap ini sel telah
membelah dan menghasilkan dua sel anak dengan kromosom diploid (2n) sifat kedua
sel tersebut adalah sama (identik) dan setiap sel memiliki nukleus dengan satu set
kromosom yang sama dengan sel induk dan satu sel yang baru disintesis saat siklus sel.
Kromosom pada kedua kutub lama kelamaan akan berubah menjadi benang kromatid
dan sel siap mereplikasi kembali, Siklus pembelahan sel tanaman kira-kira 17-32 jam,
dari rentang waktu tersebut memerlukan waktu antara 30 menit sampai beberapa jam
(Syukur,dkk. 2015).
Bila dilihat dari tabel dengan empat kali perbesaran yaitu 4x, 10x, 40x, dan 100x.
Dimana pada perbesaran 4x, masih belum terlihat fase apapun. Setelah itu bila dilihat
lebih dekat dengan perbesaran 10x, terlihat fase interfase. Dengan ciri sel lapisan
bawang merah yang berbentuk bulat utuh, karena belum adanya pembelahan.
Kemudian untuk perbesaran 40x mulai terlihat fase metaphase, dengan kromatid yang
bergerak ke pusat atau equator. Kemudian pada perbesaran ke 100x, mulai terlihat fase
telofase dari sel yang terlihat mulai membelah menjadi dua. Oleh karena itu dunia
mikroskopis memang memerlukan mikroskop dalam penggunaanya untuk melihat
beberapa fase sel sebagai bukti bahwasannya memang makhluk hidup dimulai sejak
sel berukuran mikroskopis dan mengalami fase pembelahan mitosis ini.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Adapun simpulan pada praktikum kali ini yaitu kegiatan praktikum yang dilakukan
tidak terlihat fase mitosis pada tahap profase, anafase, metafase, dan telofase.Hal ini
diduga karena kesalahan yang dilakukan pengamat dalam melakukan pengamatan yang
membutuhkan waktu lama dan waktu optimum sel umbi bawang merah untuk
melakukan fase mitosis merupakan fase tersingkat pada pembelahan sel. Setiap
tanaman memiliki waktu optimal yang berbeda terhadap pembelahan sel secara
mitosis.

5.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah agar lebih memahami lebih mendalam
mengenai pembelahan mitosis pada genetika, cara penulisan laporan praktikum yang
lebih baik, serta dapat melakukan praktikum secara langsung dengan lebih baik dan
benar pada praktikum berikutnya sesuai dengan arahan asisten laboratorium.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adhika, dkk. 2018. Teknik Pengamatan Sampel Biologi dan Non-konduktif


Menggunakan Scanning Electron Microscopy. Seminar Nasional
Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi. Bandung.
Buik, Yuliana. 2013. Perbandingan Antara Prestasi Belajar Fisika, Keterlibatan dan
Respon Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) dan Metode Ceramah Siswa
Kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Alat Optik.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta.
Hartanti, Indah. Raharjo. Purnomo, Tarzan. 2017. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Mikroskop Sederhana Untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Materi Sistem
Organisasi Kehidupan Pada Siswa Smp. Vol. 7 (1) : 1397 – 1408.
Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada Pembelahan Pertama
(M1) Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca Irradiasi Sinar X.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. MIPA, Bandung.
Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi Kromosom
Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi
Selatan. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 2(1): 48-55.
Ramadhani, Sulistyani. 2020. Pengelolaan Laboratorium: Panduan Para Pengajar dan
Inovator Pendidikan. Cetakan Pertama. Edisi Pertama. Yiesa Rich Foundation.
Depok.
Syukur, M., Sastrosumarjo, S., Wahyu, Y., Aisyah, S.I., Sujiprihati, S., & Yunianti, R.
2015. Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor.

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Cawan Petri Lampiran 2. Akar bawang Lampiran 3.


Dengan Aceto orcein Aceto orcein

Lampiran 4. Alat Lampiran 5. Bawang Merah Lampiran 6. Pengirisan Akar


Praktikum

Lampiran 7. Pupuk Lampiran 8. Penetesan Lampiran 9. Preparat objek


Aceto orcein

12

Anda mungkin juga menyukai