Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI”


Dosen Pengampu : Salma Daud, S.E.,M.M

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Citra Lestari C20422018
Angga Adhi Pranata C20422014
Megar C20422007
Ciptani Handayani C20422015
Khusnul Khotimah C20422004
Hamdan Suwandi C20422020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS PSDKU UNTAD MOROWALI
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Tuhan
Yang Maha Esa. Karena tanpa rahmat dan ridho-Nya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Salma Daud, S.E.,M.M
selaku dosen Mata kuliah MSDM Strategis yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami juga bisa mendapatkan pelajaran mengenai “Karakteristik Individu
dan Organisasi”.

Dan kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang mau kompak mencari
data-data materi makalah ini sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan disana-sini, karenanya, kritik dan saran akan kami terima dengan segala
kerendahan hati. terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah banyak
membantu dan tidak dapat disebutkan secara satu per satu. Semoga Allah SWT
dapat membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu proses ini
dari awal hingga selesainya makalah ini.

Bungku Tengah, 11 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

2.1 Karakteristik Individu .................................................................... 3

2.2 Karakteristik Organisasi ............................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 15

3.2 Saran ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perusahaan di era modern ini ditandai dengan karakteristik


organisasi yang cenderung lebih responsif dalam mencapai pertumbuhan laba,
produktifitas, dan kesejahteraan pegawai. Sumber daya manusia menjadi aset
berharga bagi sebuah organisasi. Penting bagi sebuah organisasi untuk
mengelola sumber daya manusia dan memperlakukannya dengan sebaik-
baiknya, agar pegawai mempunyai kinerja yang baik sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Perusahaan mengharapkan setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan


kerja yang tinggi, sebab dengan adanya kepuasan kerja akan memberikan
dampak positif bagi perusahaan. (Robbins dan Judge, 2015) mengatakan bahwa
salah satu faktor yang mendorong kepuasan kerja adalah kondisi kerja yang
mendukung. Unsur karakteristik organisasi merupakan faktor penentu kepuasan
kerja, seperti komitmen organisasi karyawan. Karakteristik organisasi bisa kita
lihat dari hubungan antara karyawan dengan pengawas atau rekan kerja, namun
masih ditemui adanya kekurangharmonisan antara karyawan dengan pengawas
(atasan).

Selain karakteristik organisasi, karakteristik individu dapat mempengaruhi


kepuasan kerja karyawan. Setiap individu memiliki kemampuan, keterampilan
dan tujuan yang berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lain.
Perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi karakter individu, dari masing-
masing karakter individu tersebut ditimbulkan oleh individu itu sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Karakteristik Individu ?

2. Apa Itu Karakteristik Organisasi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca
dapat mengetahui bagaimana Karakteristik Individu dan Organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertiaan Karakteristik Individu

A. Pengertiaan Karakteristik Individu

Organisasi merupakan wadah bagi indivdiu untuk mencapai tujuan, baik


tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter tersendiri
dan organisasi yang juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan.
Latar belakang individu dapat menjadikan ciri- ciri tertentu pada setiap
individu.Setiap individu harus bisa memiliki karakter yang kuat sebagai
penunjang karirnya dan tentu saja akan banyak sekali persaingan yang terjadi.
Untuk memenangkan persaingan tersebut, individu membutuhkan keahlian
dalam bekerja, jenjang pendidikan yang tinggi dan pengalaman bekerja(Ripul
Reja, 2016).

Karakteristik individu adalah suatu sifat khas, sikap, kelakuan, minat dan
kemampuan yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku individu dalam
mengambil keputusan di suasana kerjaSumber daya manusia dalam organisasi
memiliki beragam karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Perbedaan karakteristik individu ini akan mempengaruhi sikap dan
perilaku kerja anggota organisasi yang juga akan berpengaruh terhadap kinerja
masing-masing anggota organisasi. Masing-masing individu memiliki
karakteristik individu yang berbeda-beda yang dibawa ke dalam dunia kerja
(Rahman et al., 2020).

Menurut Ivancevich dalam penelitian Daud (2021) menyebutkan bahwa


karakteristik Individu adalah “Orang yang memandang berbagai hal secara
berbeda akan berperilaku secara berbeda, orang yang memiliki sikap yang
berbeda akan memberikan respon yang berbeda terhadap perintah, orang yang
memiliki kepribadian yang berbeda berinteraksi dengan cara yang berbeda
dengan atasan, rekan kerja dan bawahan”. Setiap individu memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang

3
memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis.

Karakteristik individu juga dapat didefinisikan sebagai minat, sikap dan


kebutahan yang dibawa seseorang didalam situasi kerja. Minat adalah sikap
yang membuat seseorang senang akan obyek kecenderungan atau ide-ide
tertentu. Hal ini diikuti dengan perasaan senang dan kecenderungan untuk
mencari obyek yang disenangi. Minat mempunyai kontribusi terbesar dalam
pencapaian tujuan organisasi (Susyatmoko et al.,2016).

Karakteristik individu, terdiri dari minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa
seseorang ke dalam situasi kerja. Karakteristik pekerjaan adalah sifat dan tugas
karyawan dan meliputi jumlah tanggung jawab, macam tugas, dan tingkat
kepuasan yang seseorang peroleh dari karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Karakteristik lingkungan kerja adalah faktor-faktor, dalam lingkungan kerja
seseorang. Karena motivasi erat hubungannya dengan kinerja. Suatu motivasi
tertentu dari karyawan yang dipengaruhi oleh ketiga karakter tersebut diduga
akan mempengaruhi kinerja tertentu pula dari karyawan tersebut(Aktarina,
2015).

Menurut Mathis Ripul Reja (2016) mengatakan bahwa ada empat


karakteristik individu yang mempengaruhi bagaimana orang-orang
meningkatkan kinerja:

❖ Minat, orang cenderung mengejar karir yang mereka yakini cocok.


Dengan minat mereka

❖ Jati diri, karir merupakan perpanjangan dari jati diri seseorang juga hal
yang membentuk jati diri.

❖ Kepribadian, faktor ini mencakup orientasi pribadi karyawan (sebagai


contoh karyawan bersifat realistis, menyenangkan dan artistik.) dan
kebutuhan indiviudal, latihan, kekuasaan dan kebutuhan prestise.

4
❖ Latar belakang sosial, status sosial ekonomi dan tujuan pendidikan, serta
pekerjaan orang tua pegawai merupaka

faktor yang berfungsi

Menurut Robbins (2017), indikator karakteristik individu meliputi:

1. Minat

2. Bakat

3. Nilai

4. Kepemimpinan

B. Faktor Individu Dalam Organisasi

Menurut Wibowo (2017:218), ada tiga faktor individu dalam organisasi,


ketiga faktor tersebut yang terkait dengan kontrak psikologis (psychological
contract), kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan (the person job
fit), dan keragaman individu dalam organisasi (the individual differences in
organization).

1. Kontrak Psikologis

Kontrak psikologis adalah suatu kesepakatan tidak tertulis yang muncul


ketika seseorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga
kerja bergabung dalam dalam sebuah perusahaan. Kesepakatan tidak tertulis
tersebut adalah bahwa secara psikologis tenaga kerja tersebut akan
memberikan hal terbaik yang dimilikinya untuk organisasi dimana dia
bergabung. Sebaliknya, tenaga kerja tersebut juga memiliki semacam
pengharapan bahwa organisasi akan memberikan kompensasi yang terbaik
atas kontribusi yang diberikan oleh tenaga kerja.

2. Kesesuaian Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan Perusahaan

Kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan terkait dengan faktor


individu dari tenaga kerja. Dalam kenyataannya, perusahaan tidak selalu

5
benar-benar mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar sesuai dengan
harapan dan tuntutan dalam pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan individu
benar-benar tidak ada yang sempurna. Proses seleksi sekalipun
dilaksanakan begitu ketat, tetap saja mempunyai keterbatasan dalam
mendapatkan orang yang benar-benar tepat, serta terjadinya perubahan di
lingkungan organisai.

3. Keragaman Individu Dalam Organisasi

Faktor lain yang harus disadari dan diterima oleh perusahaan adalah bahwa
manusia ditakdirkan tidak sama, baik dari sisi latar belakang biologisnya,
latar belakang pendidikannya, hingga berbagai faktor yang mempengaruhi
karakteristik setiap individu tenaga kerja.

C. Perilaku Individu Dalam Organisasi

1. Perilaku Dan Kepribadian Individu Yang Mempengaruhi Organisasi

Menurut Griffin dalam (Wibowo, 2017:219), model lima dimensi


mengenai kepribadian (the big five model of personality), model ini
menjelaskan bahwa pada dasarnya kepribadian dapat di identifikasi dari
lima jenis perilaku yang terdapat dapat setiap individu. Kelima jenis
perilaku tersebut sebagai berikut :

❖ Tingkat Persetujuan (Aggreeableness)

Tingkat persetujuan menunjukkan tingkat kemampuan individu


dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Tingkat
persetujuan yang tinggi menunjukkan bahwa individu tersebut
memiliki kepribadian yang mau menerima orang lain, mau bekerja
sama, pemaaf, dan pengertian.

❖ Tingkat Keseriusan (Conscienctiousness)

6
Perilaku ini merujuk kepada tingkat keseriusan individu terhadap
rencana pencapaian tujuan dari organisasi. Individu yang memiliki
tingkat keseriusan dan kesadaran yang tinggi cenderung memiliki
perhatian yang serius terhadap pekerjaan dan oleh karenanya
kerjanya teroganisir dikarenakan perhatiannya tidak bercabang
kemana-mana. Sebaliknya, individu yang tingkat kesadaran dan
keseriusannya rendah maka perhatiannya terhadap pekerjaan dan
relatif kurang dan oleh karenya kurang teroganisir dan kurang fokus.

❖ Tingkat Emosi Yang Negatif (Negative Emotionally)

Tingkat emosi yang negative merujuk kepada ketidakstabilan emosi


yang dimiliki oleh individu dalam pekerjaan. Individu yang
memiliki ketidakstabilan yang tinggi cenderung memiliki perilaku
yang reaktif, kurang sabar, dan cenderung agresif. Sedangkan
individu yang memiliki ketidakstabilan yang rendah memiliki
perilaku yang cenderung tenang, sabar, dan tidak reaktif.

❖ Tingkat Keleluasaan Dan Kenyamanan (Extraversion)

Perilaku ini merujuk kepada kemampuan individu untuk merasa


nyaman dan leluasa bagi orang lain untuk berinteraksi dengannya.
Individu yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi adalah
individu yang akan membawa perilaku positif bagi organisasi karena
kemampuan individu tersebut untuk dapat diterima bagi orang lain.
Sebaliknya individu yang extraversion level-nya rendah cenedrung
sulit untuk diterima di antara rekan kerja yang lain.

❖ Tingkat Keterbukaan (Openness)

Tingkat keterbukaan merujuk kepada perilaku individu untuk


bersikap terbuka terhadap orang lain. Keterbukaan ini mencakup
kesiapan untuk menerima ide-ide baru, belajar dari orang lain dan
keterbukaan untuk menerima kritik dan saran. Individu yang tingkat
keterbukaannya tinggi akan memberikan dampak positif bagi

7
perusahaan, sebaliknya individu yang tingkat keterbukaannya
rendah justru akan menghambat proses interaksi dalam organisasi
dikarenakan ketertutupan sering kali justru menimbulkan persepsi
yang keliru atau kesalahpahaman dalam organisasi.

2. Perilaku Individu Dan Sikap Dalam Berorganisasi

Menurut Giffin dalam (Wibowo, 2017:223), bahwa sikap memiliki tiga


komponen sebagai berikut :

❖ Komponen efektif menyangkut perasaan yang dirasakan oleh


seseorang mengenai gagasan, situasi atau lingkungan yang
dihadapinya.

❖ Komponen kognitif menyangkut pengetahuaan seseorang mengenai


sesuatu yang terkait dengan gagasan, situasi maupun lingkungan
yang dihadapinya.

❖ Komponen intensif yaitu menyangkut harapan dari seseorang


sebagai akibat dari gagasan, situasi maupun lingkungan yang
dihadapinya.

3. Perilaku Individu Dan Persepsi Dalam Berorganisasi

Terdapat dua jenis persepsi individu yang terkait dengan organisasi sebagai
berikut :

❖ Persepsi Selektif

Yaitu proses penyelesaian informasi mengenai sesuatu dimana


sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan
ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita yakini

❖ Stereotip

Yaitu proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu


kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang
tersebut.

8
4. Kreativitas Individu Dalam Berorganisasi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu menjadi kreatif sebagai


berikut :

❖ Pengalaman individu dengan kreativitas

Terkait dengan latar belakang individu sebelumnya yang terkait


dengan kreatifitas. Apakah individu tersebut pernah terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang menuntutnya untuk bertindak kreatif atau
tidak, dan seterusnya.

❖ Perlakuan terhadap individu

Dengan bagaimana cara manajer memperlakukan tenaga kerjanya.

Apakah cenderung bersifat hierarkis dan top-down ataukah


sebaliknya, memberikan keleluasan kepada tenaga kerja untuk
bekerja sesuai dengan idenya masing-masing. Perusahaan yang
cenderung melakukan pendekatan hierarkis dan top-down biasanya
sulit mendapatkan tenaga kerja yang kreatif.

❖ Kemampuan Kognitif Dari Individu

Terkait dengan keragaman karakteristik individu dalam hal


kemampuan kognitifnya. Ada individu yang mempunyai
kecenderungan untuk memiliki divergent cognitive thinking, yaitu
terbiasa untuk melihat berbagai perbedaan dari berbagai persamaan
yang ada, ada pula individu yang mempunyai kecenderungan untuk
memiliki divergent cognitive thinking, yaitu terbiasa untuk melihat
berbagai persamaan dari berbagai perbedaan yang ada. Orang yang
kreatif biasanya memiliki kemampuan di kedua jenis cara berpikir
tersebut, baik divergent maupun convergent dalam berpikir.

9
D. Indikator Karakteristik Individu

Menurut Iskandar (2019:2), indikator karakteristik individu antara lain :

1. Karakteristik Biografis

Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang meliputi usia,


jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja dan pendidikan.

❖ Usia

Usia dan prestasi kerja saling terkait. Ada suatu keyakinan bahwa
produktifitas kerja akan semakin menurun seiring bertambahnya
usia. Namun hal ini tidak selalu terbukti, karena ada sebagian yang
masih enerjik dan produktifitasnya tinggi di usia yang sudah tua.

❖ Jenis kelamin

Ada yang berpendapat bahwa antara pria dan wanita berbeda dalam
kinerjanya. Tetapi ada juga yang berpendapat tidak ada perbedaan
yang signifikan antara pria dan wanita, karena setiap orang
mempunyai kemampuan dan pengalaman masing-masing dalam
pemecahan, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi
kerja, sosiabilitas dan kemampuan lain yang setara asal terus belajar
dan meningkakan segala potensi dirinya.

❖ Status perkawinan

Status perkawinan biasanya akan menentukan rasa tanggung jawab


seorang karyawan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Pekerjaan mempunyai nilai yang penting dan lebih
berharga karena tanggung jawab untuk kehidupan anggota
keluarganya. Pada umumnya karyawan yang sudah menikah akan
merasa puas dengan pekerjaannya dibandingkan dengan karyawan
yang belum menikah.

❖ Masakerja

10
Masa kerja menentukan pengalaman yang dimiliki karyawan, dan
semakin banyak pengalaman idealnya semakin tinggi prestasi yang
dicapai. Sehingga sering masa kerja dijadikan pertimbangan dalam
rekruitmen pegawai baru dan sebagai dasar sistem penggajian atau
reward.

❖ Pendidikan

Salah satu syarat menerima individu adalah memiliki kualifikasi


pendidikan yang sesuai dengan yang dipersyaratkan organisasi.
Oleh sebab itu, persyaratan tersebut wajib dimiliki individu sebagai
pelamar pekerjaan, karena penentu posisi, jabatan, pangkat,
golongan dan gaji bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi dan
tingkat pendidikan. Bila individu memiliki latar belakang
pendidikan sama dengan yang disyaratkan oleh organisasi, akan
semakin mempercepat individu tersebut kea rah profesionalisme
kerja.

2. Karakteristik Kemampuan

Setiap individu punya kemampuan yang tidak sama dalam mengerjakan dan
menyelesaikan berbagai tugas yang dibebankan kepadanya. Seluruh
kemampuan individu secara holistik mencakup kemampuan fisik dan
kemampuan non fisik.

❖ KemampuanFisik

Kemampuan fisik mempunyai kontribusi besar pada pada pekerjaan


yang menuntut stamina fisik prima, kecekatan tangan , kekuatan
sebagai dasar kapabilitas fisik seorang karyawan.

❖ Kemampuan Non Fisik

Kemampuan non fisik mencakup : kemampuan intelejensia atau


Intelectual Quotient/IQ, kemampuan emosional atau Emotional
Quetient/EQ dan kemampuan spiritual atau Spiritual Quetient/SQ.

11
3. Karakteristik Kepribadiaan

Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil


serta menentukan sifat atau karakteristik umum seseorang, dan merupakan
perbedaan dalam perilaku seseorang. Hal ini sering digambarkan dalam
bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh seseorang.
Kepribadian seseorang pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kepribadian introvert dan kepribadian extrovert. Ciri-ciri kepribadian
introvert : sangat suka persaingan, tidak sabar, emosional, berorientasi dan
selalu fokuspada keunggulan utama, yaitu pada prestasi/pencapaian yang
prima, sangat agresif dan cepat termotivasi, sangat memperhitungkan
langkah dan urgensi waktu, sering kali bergerak cepat, berbicara terlalu
cepat dan tidak sabar mendengar. Ciri-ciri kepribadian extrovert : tidak suka
bersaing, suka rutinitas, rileks dan tidak terburu-buru, sabar, tidak agresif,
tidak memiliki urgensi waktu, berbicara kurang cepat dan sabar mendengar.
Kepribadian juga dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan dan situasi.

4. Karakteristik Belajar

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman. Pembelajaran akan menyebabkan perilaku
yang berbeda dari yang sebelumnya. Pembelajaran mengandung makna
memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau strategi yang
optimal dan mengadakan pelatihan untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan organisasi. Komponen pembelajaran mencakup : adanya
perubahan dari keadaan sebelumnya, harus relative permanen, dan perilaku
yang berbeda dari sebelumnya kearah yang lebih baik.

2.2 Pengertiaan Karakteristik Organisasi

A. Pengertiaan Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi yaitu bagaimana hubungan yang terjadi di dalam


suatu organisasi antara atasan dengan bawahan, dan sesama rekan kerja.
Bagaimana sistem penggajian dan kebiasaan organisasi tersebut(Ripul Reja,

12
2016).Karakteristik organisasi merupakan suatu kondisi dimana setiap
organisasi atau lingkungan kerja mempunyai peraturan, kebijakan, sistem
pemberian hadiah dan misi lainnya yang berpengaruh pada setiap karyawan.
Lebih lanjut, dikemukanan Karakteristik Organisasi merupakan tempat dimana
seluruh bagian-bagian terintegrasi menciptakan lingkungan kerja bagi tiap- tiap
individu yang ada, didalamnya terdapat kebijaksanaan, budaya atau kultur
kerja. Keberhasilan organisasi dalam menjaga eksistensi dan mencapai
keberhasilan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kinerja pegawainya.
Untuk mencapai kinerja yang diharapkan, karakteristik suatu organisasi juga
memiliki peranan yangpenting dalam mempengaruhi kinerja pegawai. Setiap
pegawai dan organisasi harus memiliki komitmen yang kuat, hubungan yang
baik antara pegawai satu dengan yang lain maupun pegawai dengan atasan
(Rahman et al., 2020) .

Thomsom dalam penelitian Rachmadani et al., (2021) menyebutkan bahwa


indikator karakteristik organisasi meliputi :

1. sumber daya

2. Iklim Organisasi

3. Struktur Organisasi

Menurut Widarnani (2015) karakteristik organisasi sebagai wadah


dimana seluruh bagian-bagian terintegrasi menciptakan lingkungan kerja bagi
tiap-tiap individu yang ada, didalamnya terdapat kebijakan, budaya atau kultur
kerja. Ada tiga indikator untuk mengukur karakteristik organisasi
(organizational practices) menurut Hellregel dan Slocum dalam penelitian
Widanarni et al (2015), antara lain:

1. Komitmen terhadap tujuan organisasi, yang berkaitan dengan keinginan


yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi, bersedia untuk
berusaha mencapai tujuan organisasi dan kepercayaan serta menerima
tujuan nilai-nilai organisasi.

13
2. Hubungan dengan teman sekerja, yang berkaitan dengan hubungan
persahabatan dengan rekan sekerja dan saling mendukung antar rekan
kerja tersebut.

3. Hubungan dengan atasan, yang menyangkut bantuan teknis, bimbingan


2 dan perhatiaan atas pegawainya.

B. Indikator karakteristik Organisasi

Ada tiga indikator untuk mengukur karakteristik organisasi (organizational


practices) menurut Hellregel dan Slocum (2006) dalam Widanarni, D. (2015),
antara lain:

1. Komitmen terhadap tujuan organisasi, yang berkaitan dengan keinginan


yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi, bersedia untuk
berusaha mencapai tujuan organisasi dan kepercayaan serta menerima
tujuan nilai-nilai organisasi.

2. Hubungan dengan teman sekerja, yang berkaitan dengan hubungan


persahabatan dengan rekan sekerja dan saling mendukung antar rekan
kerja tersebut.

3. Hubungan dengan atasan, yang menyangkut bantuan teknis, bimbingan


dan perhatian atasan terhadap pegawainya.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karakteristik individu adalah suatu sifat khas, sikap, kelakuan, minat dan
kemampuan yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku individu dalam
mengambil keputusan di suasana kerjaSumber daya manusia dalam organisasi
memiliki beragam karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Perbedaan karakteristik individu ini akan mempengaruhi sikap dan
perilaku kerja anggota organisasi yang juga akan berpengaruh terhadap kinerja
masing-masing anggota organisasi. Karakteristik organisasi yaitu bagaimana
hubungan yang terjadi di dalam suatu organisasi antara atasan dengan bawahan,
dan sesama rekan kerja.

3.2 Saran
Karakteristik individu dan organisasi adalah hal yang sangat penting dalam
memahami dan menjadikan organisasi lebih baik lagi, oleh karena itu kedua hal
tersebut harus berjalan sesuai dengan ketentuan yang tepat agar hasil yang
didapatkan juga benar-benar pada kenyataanya.

15
DAFTAR ISI

Robbins, SP, Hakim, TA, & Millett, B. (2015). OB: yang penting . Pendidikan
Tinggi Pearson AU.

Zulkarnain, D. (2022). Pengaruh karakteristik individu dan karakteristik


organisasi terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan pada PT. Bank
Sulselbar (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Rahman (2020) Hubungan karakteristik individu dengan pengetahuan tentang


pencegahan penyakit virus corona 2019 pada masyarakat di Kalimantan
Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia , 15 (1), 42-46.

Daud (2021) Pengaruh Budaya Organisasi Dan Karakteristik Individu Terhadap


Motivasi Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Jurnal Ilmu Manajemen
Terapan, 2(6), 815-829.

Susyatmoko, L. (2016). Pengaruh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan


dan karakteristik organisasi terhadap kinerja pegawai (studi pada
perusahaan daerah air minum kota Purworejo). SEGMEN: Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 12(2B).

Aktarina, D. (2015). Pengaruh karakteristik individu, pekerjaan dan lingkungan


kerja terhadap motivasi dan dampaknya terhadap kinerja anggota polri di
Polresta Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 12(3).

16

Anda mungkin juga menyukai