Anda di halaman 1dari 16

Tugas : UTS Kebijakan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

1. Menjelaskan kerusakan Lingkungan Hidup yang telah terjadi secara komprehensif baik
yang menyangkut kerusakan hutan, sumberdaya alam tidak terbarukan seperti emas dan
batu bara maupun sumberdaya alam perairan.
Jawab:
a. Kerusakan Hutan
 Penebangan Liar
Penebangan liar adalah, penebangan yang dilakukan secara besar-besaran tanpa
ada izin dan menyalahi norma serta kaidah hukum yang berlaku, yang
menyebabkan huta kehilangan fungsi sebagai paru-paru dunia. Penyebab dari
terjadinya Penebangan hutan secara liar adalah dikarenakan meningkatnya
kebutuhan kayu di pasar local maupun pasar internasional, serta dipengaruhinya
oleh lemahnya penegakan hukum tentang hutan yang ada di Indonesia, sehingga
kegiatan penebangan hutan liar ini terjadi dengan begitu mudah. Dampak yang
terjadi dari penebangan hutan secara liar yaitu:
- Hilangnya kesuburan tanah. Ketika tanah hutan di babat pohon-pohonnya hal
ini mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari terlalu banyak sehingga
menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah
menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa nutrisi dari tanah. Oleh
sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi
menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak memungkinkan.
- Turunnya sumber daya air. Pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus
air, melalui akar pohon menyerap air yang kemudian di alirkan ke daun dan
kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan atmosfer. Ketika pohon-pohon
ditebang dan dearah tersebut menjadi gersang, maka tak ada lagi yang
membantu tanah untuk menyerap air lebih banyak, dengan demikian akhirnya
menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.
- Punahnya keanekaragaman hayati. Meskipun hutan hujan tropis hanya seluas
6% dari permukaan bumi, tetapi sekitar 80-90% dari spesies ada di dalamnya.
Akibat penebangan liar pohon secara besar-besaran, ada sekitar 100 spesies
hewan menurun setiap hari, keanekaragaman hayati dari berbagai daerah
hilang dalam skala besar, banyak mahluk hidup, baik hewan maupun
tumbuhan telah lenyap dari muka bumi.
- Global Warming. Deforestasi juga berdampak pada pemanasan global. Pohon
berperan dalam menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan untuk
menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon, dalam
biologi proses ini disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak
pepohonan yang dibakar, ditebang, yang mengakibatkan lepasnya
karbondioksida di dalamnya, hal ini menyebabkan tingginya kadar
karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan melihat dampaknya yang sangat
mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan Harus segera dilaksanakan.
Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi, berlangsung sejak dahulu hingga
sekarang tanpa dibarengi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan
hutan menjadi rusak.
 Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, kebakaran liar, atau kebakaran pedesaan adalah api yang tidak
terkendali di daerah memiliki vegetasi yang mudah terbakar dan terjadi di daerah
Hutan. Penyebab terjadinya kebakaran hutan disebabkan oleh dua factor, yaitu
faktor alam dan 90% disebakan oleh manusia. Penyebab terjadinya kebakaran
hutan yang di sebabkan oleh faktor alam adalah, sambaran petir menimbulkan
percikan api yang bisa menimbulkan kebakaran pada hutan yang dimana
sambaran ini sering mengenai benda-benda yang tinggi seperti pohon, tebing,
batuan, atau kabel listrik. Erupsi gunung berapi. Iklim, suhu tinggi yang
diakibatkan oleh pemanasan global bisa menjadi penyebab kebakaran hutan,
biasanya biasanya suhu panas mulai membakar ranting atau dedaunan kering
yang kemudian meluas karena adanya tiupan angin, serta curah hujan yang
rendah. Penyebab kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia adalah,
merokok, yang dimana hal tersebut dilakukan sambal mengemudi, bersepeda,
atau berjalan di sekitar hutan, lalu membuang punting rokok tidak pada
tempatnya tanpa benar-benar mematikan rokoknya. Perkemahan. Api unggun
yang dinyalakan di perkemahan bisa berbahaya jika tidak dimatikan dengan cara
yang benar. Api unggun akan ditinggal karena dikira apinya sudah padam.
Ternyata masih ada titik api di bawahnya dan bisa memicu kebakaran hutan yang
lebih luas. Membakar sampah. Membakar sampah menjadi kebiasaan di beberapa
daerah tanpa menyadari dampaknya. Baik dampak langsung berupa polusi udara,
maupun risiko membakar hutan. Kembang api. Manusia sering menyalakan
kembang api ketika perayaan sesuatu. Hanya butuh satu percikan api, sudah bisa
menjadi penyebab kebakaran hutan. Penggunaan api untuk persiapan lahan.
Masyarakat di sekitar hutan biasanya membakar lahan untuk membuat
perkebunan, seperti sawit, kopi, dan coklat. Cara bahaya ini dipilih karena lebih
mudah dan lebih cepat.
 Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan (environmental pollution) adalah terkontaminasinya
komponen fisik dan biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga
mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan. Kontaminasi tersebut bisa
berasal dari kegiatan manusia ataupun proses alam, yang menyebabkan kualitas
lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan seharusnya. Menurut
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan:
- Pencemaran Air.
 Pencemaran air merupakan terjadinya perubahan penurunan kualitas air di
suatu tempat perairan seperti laut, sungai, danau, dan air tanah.
 Penyebab terjadinya pencemaran air:
 Pembuangan hasil bekas limbah industri, rumah tangga, ke perairan.
 Adanya partikel-partikel tanah di perairan, akibat adanya erosi.
 Penggunaan bahan peledak dan racun dalam kegiatan menangkap ikan.
 Tumpahannya minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur
minyak lepas pantai.
- Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk dan bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfer, sehingga memunculkan polusi udara.
Penyebab terjadinya pencemaran udara:
 Bebasnya karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) ke udara,
yang dapat berasal dari asap kendaraan, asap pembakaran atau kebakaran,
asap rokok, asap cerobong pabrik.
 Adanya asap vulkanik dari aktivitas letusan gunung berapi, sehingga dapat
menebarkan partikel-partikel debu ke udara.
 Bebasnya partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur ke udara, akibat asap
dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik.
 Adanya Chloro Fluoro Carbon (CFC), dari hasil kebocoran mesin
pendingin seperti kulkas dan AC mobil.
- Pencemaran Darat
Pencemaran tanah atau darat merupakan penurunan kualitas tanah akibat
masuknya ke dalam polutan ke lingkungan tanah, berupa zat kimia, debu,
panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme.
Penyebab terjadinya pencemaran tanah terbagi menjadi 3 golongan yaitu:
 Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan manusia.
Umumnya, limbah domestik berupa sampah basah atau organik yang
mudah diurai.
 Limbah industri, yaitu limbah padat berupa lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan, seperti sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, pengawetan buah, dan lain-lain.
 Limbah pertanian, biasanya berasal dari pestisida atau DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) yang digunakan oleh petani untuk memberantas
hama tanaman. Limbah pertanian ini juga merupakan jenis pencemaran
lingkungan.
 Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.penyebab terjadinya longsor
adalah karena Erosi adalah salah satu faktor penyebab tanah longsor. Erosi
disebabkan oleh aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau
gelombang laut, yang menggerus kaki lereng hingga bertambah curam. Lereng
dari bebatuan dan tanah yang semakin lemah karena saturasi yang diakibatkan
oleh hujan lebat. Kemudian Gempa bumi menimbulkan getaran, tekanan pada
partikel-partikel, dan bidang lemah pada massa batuan serta tanah. Oleh sebab itu,
gempa bumi dapat menjadi faktor penyebab tanah longsor. Gunung berapi dapat
menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat, dan aliran debu-debu.
Tanah longsor yang disebabkan oleh gunung berapi juga dapat mengandung abu
vulkanik panas dan lahar dari letusan. Berat atau beban yang berlebihan juga
menjadi salah satu faktor penyebab tanah longsor, contohnya adalah kumpulan
saju. Dan yang terakhir Aktivitas manusia seperti pertanian dan kontrusi dapat
meningkatkan risiko tanah longosor. Penebangan pohon, penggalian, dan
kebocoran air juga termasuk aktivitas manusia yang membantu melemahkan
lereng. Kejadian yang diakibatkan oleh tanah longsor adalah Tanah longsor dapat
mencemari sumber air di sekitarnya seperti mata air dan sungai. Bencana
tanah longsor ini dapat menurunkan kadar kualitas air bersih,karena biasanya
bencana tanah longsor bisa membawa kandungan logam maupun zat kimia.
b. Sumberdaya Alam Tidak Terbarukan
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dapat habis apabila diambil secara
terus menerus. Pasokan sumber daya jenis ini juga tidak dapat diusahakan lagi oleh
manusia. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah barang hasil
tambang, seperti minyak bumi, gas alam, mineral dan hasil tambang lainnya.
Penyebab terjadinya kerusakan pada sumberdaya alam yang tidak terbarukan adalah
terjadinya eksploitasi secara besar-besaran. Banyak sumberdaya alam, baik di
permukaan tanah maupun didalam tanah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia
dan konstruksi. Sayangnya, sumberdaya yang dipakai tersebut adalah sumberdaya
yang tidak terarukan. Biasanya sumberdaya ini digunakan sebagai energi maupun
bahan bangunan. Contohnya adalah minyak yang berasal dari fosil dlaam perut bumi,
gas, bijih besi, baja, batu, dsb. Eksploitasi besar besaran ini menyebabkan kerusakan
pada lingkungan, tidak hanya pada ketersediaannya, namun pada proses
pengambilannya juga akan merusak hutan sebagai paru-paru bumi yang menyediakan
O2 sehingga proses ini akan menimbulkan kadar CO2 dan suhu bumi akan meningkat.
c. Kerusakan Sumber Daya Perairan
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi
manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah
tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sumber Daya Air adalah Sumber Air,
dan Daya Air yang terkandung di dalamnya, sedangkan air merupakan semua
bentuk air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di
darat. Permasalahan yang terjadi pada Sumber Daya Air adalah terkait dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air meliputi kualitas air yang tercemar,
banjir, kekeringan dan pendangkalan. Masalah yang paling utama adalah 80
persen air untuk kebutuhan pertanian cenderung boros. Berikutnya 60 persen jaringan
irigasi yang ada belum dimanfaatkan optimal dan yang terakhir terjadinya kerusakan
keseimbangan hidrologis di daerah aliran sungai.

2. Jelaskan penerapan tujuh bentuk kebijakan pemerintah sebagai langkah antisipasi agar
kerusakan tersebut tidak bertambah dimasa yang akan datang.
Jawab:
a. Kebijaksanaan Penataan Lingkungan Hidup
Kebijaksanaan lingkungan hidup adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan
berkeadilan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam lingkungan
yang lebih baik dan sehat, artinya dalam penyediaan, penggunaan, peningkatan
kemampuan sumber daya alam dan peningkatan taraf ekonomi, perlu menyadarinya
penting pelestarian fungsi lingkungan hidup, kesamaan derajat antar generasi,
kesdaran terhadap hak dan kewajiban masyarakat, pencegahan terhadap pembangunan
yang merusak yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta berkewajiban
untuk turut serta dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan pada setiap lapisan
masyarakat.
b. Kebijaksanaan Pemanfaatan Lingkungan Hidup
Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Jika Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) dimaksud belum tersusun, maka
pemanfaatan dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup.
 Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup.
 Keselamatan, mutu hidup, dan kesejateraan masyarakat.
c. Kebijaksanaan Pengembangan Lingkungan Hidup
pengembangan lingkungan adalah suatu upaya dalam menata lingkungan di suatu
kawasan tertentu untuk menjadikannya indah dan dan hijau (adanya penghijauan -
penanaman pohon, dll).
Strategi Pengembangan Lingkungan Hidup, Berdasarkan hasil konferensi Stockholm
tahun 1972 maka Strategi Pengembangan Lingkungan Hidup di Indonesia dituangkan
dalam dua kebijakan utama yaitu kebijakan kependudukan dan kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup.
 Kebijakan kependudukan Antara Lain
 Jumlah penduduk
 Kualitas penduduk
 Peningkatan dalam pendidikan, kesehatan, kesejahteraan
 Pemukiman penduduk daerah perkotaan maupun pedesaan
 Peningkatan pengetahuan dan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan
hidup melalui pendekatan:
- Monolitik
- integartif
 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
 Pengelolaan pertanian
 Pertambangan dan industry
 Pendayagunaan kekayaan laut
 Kegiatan penunjang (ilmu, teknologi, peraturan, sanksi)

d. Kebijakan Pemeliharaan Lingkungan Hidup


Pelestarian/Pemeliharaan lingkungan hidup atau environmentalisme adalah filosofi,
ideologi dan gerakan sosial yang luas mengenai masalah konservasi lingkungan dan
peningkatan kesehatan lingkungan.
Cara Memelihara Lingkungan:
a. Tidak Membuang Sampah di Sungai
Membuang sampah di sungai dapat mengakibatkan aliran air yang ada di sungai
menjadi terhambat, menjadi tersendat, aliran air tak lancar dan inilah yang
menjadi salah satu pemicu timbulnya banjir, ikan-ikan yang mati dan tentunya
merugikan manusia itu sendiri.
b. Tidak membakar sampah
Membakar sampah dapat melepaskan gas-gas yang menyebabkan kerusakan
ozon. Mengatur jumlah atau posri sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan
Bumi, melindungi Bumi agar sinar ultraviolet tersebut tidak langsung mengenai
permukaan Bumi, menyerap sinar ultraviolet, menjaga suhu di Bumi agar tetap
stabil, melindungi permukaan Bumi dari benda- benda langit yang jatuh.
c. Menghemat Energi
Produk baru yang dihasilkan dari bahan baku produk daur ulang ini bisa
menghemat begitu banyak energi yang dikonsumsi pada proses produksi. Hal ini
tentu berbeda dengan produk baru yang dibuat pertama kali dari bahan-bahan
mentah yang masih baru, di mana jumlah energi yang dikonsumsi tentu jauh lebih
tinggi.
d. Menggunakan Produk Daur Ulang
Daur ulang merupakan salah satu bentuk strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
juga pembuatan produk/material yang bekas pakai, serta komponen utama di
dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga pada proses hirarki sampah
4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace).
e. Menanam Pohon
Kegiatan ini dilakukan dengan memiliki manfaat agar mencegah terjadinya abrasi
yang menyebabkan rumah masyarakat menjadi longosr dan hanyut ke sungai.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai yang dikarenakan tenaga gelombang laut
dan arus laut yang memiliki sifat merusak. Biasanya, abrasi sering disebut juga
dengan nama erosi pantai
f. Melarang Perburuan Liar
Perburuan liar merupakan suatu kegiatan pengambilan hewan dan tanaman liar
secara ilegal yang bertentangan dengan peraturan konservasi serta manajemen
kehidupan liar. Perburuan liar ini merupakan suatu tindak pelanggaran terhadap
peraturan dan hukum perburuan.

e. Kebijaksanaan Pemulihan Lingkungan Hidup


Pemulihan kondisi lingkungan hidup yang tercemar dan/atau rusak dilakukan akibat
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Pemulihan lingkungan
hidup merupakan upaya dan tindakan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup
yang tercemar dan/atau rusak agar kembali pada keadaan semula sesuai daya dukung,
daya tampung dan produktivitas lingkungan, atau alih fungsi pemanfaatan dan
relokasi kegiatan sumber pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Pemulihan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan. Jika penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak
melaksanakan pemulihan lingkungan hidup, pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya dapat memerintahkan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan, melaksanakan atau menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pemulihan
lingkungan hidup dengan beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
atau melalui dana penjaminan pemulihan lingkungan. Pelaksanaan pemulihan kondisi
lingkungan hidup yang tercemar tidak membebaskan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk memberikan ganti kerugian dan/atau tuntutan pidana.

f. Kebijaksanaan Pengawasan Lingkungan Hidup


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
PPLH definisi Pengawasan lingkungan hidup adalah kegiatan yang dilaksanakan
secara langsung atau tidak langsung oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup untuk
mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Pengawasan
lingkungan hidup merupakan salah satu instrumen penegakan hukum dan
merupakan amanat UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dimana dalam pasal tersebut Menteri / Gubernur / Bupati /
Walikota mengangkat dan menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup (PPLH)
dan pejabat pengawas lingkungan hidup daerah (PPLHD) yang merupakan jabatan
fungsional.

g. Kebijaksanaan Pengendalian Lingkungan Hidup


Pengendalian Dampak Lingkungan adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi
dan memulihkan pencemaran/atau pengrusakan lingkungan. Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan pada BAB
IV  pasal 13  menjelaskan dalam upaya pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup:
1. bahwa pengendalian dilakukan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
sebagaimana akibat dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Kegiatan pengendalian itu sendiri meliputi a) pencegahan, b) penanggulangan, c)
pemulihan.

3. Kegiatan pengendaliaan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup


dilaksanakan oleh a) pemrintah, b) pemerintah daerah, c) penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung jawab masing-
masing.

3. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut jelaskan pendekatan apa yang paling tepat
diambil oleh pemerintah dari tiga bentuk pendekatan pengelolaan lingkungan hidup
(sosial ekonomi, kelembagaan dan teknologi).
Jawab:
Menurut saya untuk menyelesaikan permasalahn tersebut pendekatan yang paling tepat
diambil oleh pemerintah adalah pendekatan Ekonomi dan pendekatan Teknologi, di
karenakan Pendekatan Ekonomi di setiap komponen lingkungan dianggap mempunyai
harga ekonomi dan dilakukan evaluasi terhadap perubahan lingkungan. Jika diketahui
harga lingkungan sangat mahal. Maka manusia akan berhati-hati terhadap
lingkungannya. Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap sebagai barang
produksi sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya produksi.
Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga.
Pada pendekatan teknologi, Melalui pendekatan ini teknologi yang membawa dampak
kerusakan lingkungan bisa diganti dengan teknologi yang ramah lingkungan (teknologi
bersih), yang juga dikembangkan teknologi pengelolaan limbah. Dalam hal ini
diterapkan prinsip 4 R, yang terdiri dari reuse (pemakaian kembali), reduce
(pengurangan), recycle (daur ulang), recovery (pemulihan)
4. Salah satu fungsi Manajemen Lingkungan Hidup adalah Koordinasi. Jelaskan bagaimana
gambaran koordinasi dalam menangani permasalahan lingkungan hidup dan lembaga
pemerintah mana saja yang wajib terlibat dalam koordinasi tersebut berikan contoh.
Jawab:
Koordinasi adalah proses pengitegrasian tujuan-tujuan kegiatan- kegiatan pada satuan-
satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien. Koordinasi berperan sangat penting dalam
kegiatan organisasi, meliputi Mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan
kekembaran atau kekosongan pekerjaan dan agar pekerja dan pekerjaannya diselaraskan
serta diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan UU No. 32/2009 tentang
Perlingdungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Perpres RI No. 16/2015 (Pasal 2, 3,
4), Permen LHK No. P.18/MenLHK-II/2015 (Bab I, II, III), Lembaga-lembaga yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan di Indonesia adalah.
a. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)
Dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Fungsinya membantu Presiden dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di
bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
b. Badan Lingkungan Hidup
Setiap daerah/provinsi memiliki BLH sendiri dan bertanggung jawab kepada kepala
daerah/provinsi masing-masing. Misalnya, BLH tingkat provinsi bertanggung jawab
kepada gubernur, sedangkan BLH tingkat kabupaten/kota bertanggung jawab pada
bupati/walikota. Fungsinya kurang lebih sama, yakni membantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di lingkup daerah
masing-masing secara otonomi.
c. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Bekerja sama dengan KLHK dalam pengawasan lingkungan hidup berskala nasional
dengan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan kekayaan
alam negara. Bertanggung jawab dalam pengembangan sumber energi baru dan
terbarukan untuk menjamin lingkungan yang bersih.
d. Badan Restorasi Gambut
Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 1/2016, lembaga non-struktural
ini bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh seorang kepala. Fungsi
BRG ialah untuk koordinasi dan fasilitasi restorasi lahan gambut di berbagai provinsi
di Indonesia: Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, dan Papua.
e. Badan Informasi Geospasial
Geospasial adalah lokasi atau posisi objek yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi yang mengacu pada sistem koordinat nasional. Sebelumnya, BIG
bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Dalam
menjalankan kegiatan survei dan pemetaan untuk menyediakan informasi geospasial,
BIG dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui
koordinasi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
f. Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional
Fungsinya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan nasional di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum keagrariaan/pertanahan,
penataan agraria/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan
penguasaan tanah, penanganan masalah agraria/pertanahan, serta pemanfaatan ruang
dan tanah.
g. Kementerian Dalam Negeri
Membuat peraturan dan menerapkan kebijakan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara. Setelah itu, bertanggung jawab dalam pengawasan dan pelaksanaan peraturan
tersebut.
h. Kementerian Pertanian
Pertanian sangat erat hubungannya dengan lingkungan hidup. Maka dari itu,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggung jawab Kementan
sebagai pembantu Presiden pada skala nasional.
i. Kementerian Keuangan
Setiap program pembangunan, perlindungan, dan pelestarian lingkungan pasti butuh
dana. Nah, kementerian inilah yang mengatur dan bertanggung jawab atas perumusan
dan pelaksanaan anggaran belanja terkait program pelestarian lingkungan.
j. Dirjen Pajak
Sumber dana yang digunakan untuk perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup
bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, pengumpulan
dana dari rakyat merupakan tanggung jawab Dirjen Pajak. Maka dari itu, taatlah
membayar pajak demi pembangunan negara.
k. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Meski nggak secara langsung terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
kehutanan, KPK memiliki posisi sebagai penyeimbang yang mendukung percepatan
kawasan hutan melalui harmonisasi kebijakan, penegakan hukum, pemantauan
perizinan, dan segala hal yang berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian
lingkungan. Segala bentuk penyelewengan dana akan diusut oleh KPK.

Contoh Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Lingkungan Hidup:


Lembaga penyedia jasa penyelesaian lingkungan hidup dapat dibentuk oleh
Pemerintah baik pusat maupun daerah dan masyarakat.11 Masyarakat yang berminat
mendirikan lembaga penyedia jasa tersebut perlu mencermati beberapa ketentuan
penting dalam PP tersebut.12 Pendirian lembaga itu oleh masyarakat harus dibuat
dengan akta notaris dan wajib diberitahukan kepada Bapedal dan Bapedalda. Di
Yogyakarta, KP2LH berperan sebagai satu satunya LPJPS lingkungan sehingga
mempunyai peran pokok dalam menyelesaikan sengketa lingkungan yang terjadi di
provinsi DIY. KP2LH DIY dibentuk dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DIY
Nomor 123 A Tahun 2002 tentang Koordinasi Penyelesaian Permasalahan
Lingkungan Hidup Provinsi DIY. Pertimbangan pembentukannya adalah karena
semakin pesatnya laju pembangunan sehingga menambah kompleksnya permasalahan
lingkungan hidup, maka perlu penyelesaian secara koordinasi terpadu dengan instansi
terkait yang bersifat lintas sektoral, lintas kabupaten/ kota.
KP2LH sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah daerah DIY baik secara finansial
maupun organisatoris. Proses APS yang dilakukan melalui KP2LH sepenuhnya bebas
biaya. Dalam hal KP2LH memerlukan bukti-bukti melaui tes laboratorium, maka
pembiayaannya ditanggung oleh pemda DIY. Selain itu, KP2LH juga mendapat
bantuan dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM yang berupa bantuan
tenaga ahli maupun bantuan berupa proses pengujian sampel di laboratorium.
KP2LH merupakan kelompok kerja yang bertugas membantu menyelesaikan masalah
lingkungan hidup yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Kepala
Bapedalda Provinsi DIY. Tujuan dibentuknya KP2LH adalah membantu Kepala
Bapedalda dalam menyelesaikan sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan
berkaitan dengan masalah keperdataan. Bentuk penyelesaian sengketa di luar
pengadilan tersebut dapat berupa negosiasi, mediasi dan arbitrase. Penentuan bentuk
penyelesaian sengketa di luar pengadilan tersebut sepenuhnya menjadi hak para pihak
yang bersengketa
5. Kebijakan tata ruang bertujuan pemanfaatan ruang suatu daerah/wilayah digunakan
sesuai dengan peruntukannya dan berdasarkan kaidah lingkungan yang baik. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Tata
Ruang Kota/Kabupaten dan bagaimana keterkaitannya dilihat dari pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Jawab:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan
strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaa
jangka panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20
tahun, dengan peninjauan kembali setiap satu kali dalam 5 tahun.
Rencana tata ruang wilayah nasional memuat:

 Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional.


 Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

 Pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang di wilayah nasional.

 Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan


antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor.

 Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

 Penataan ruang kawasan strategis nasional

 Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten dan kota.

 Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional.

 Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan


pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

b. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten


Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal 11
Ayat 2, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang
wilayah kabupaten. Penataan tersebut meliputi perencanaan tata ruang wilayah
kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kebupaten.
Fungsi rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota di antaranya:

 Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten atau


kota.

 Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten


atau kota.

 Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan


rencana pembangunan jangka menengah daerah.

 Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau kota yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta.

 Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten atau
kota.

 Acuan dalam administrasi pertahanan.

c. Keterkaitannya dilihat dari Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Hidup
Pada dasarnya tujuan penataan ruang antara lain, agar tercapai pemanfaatan ruang
yang berkualitas yakni mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatip terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan
antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Rencana Tata Ruang Wilayah kota
dalam hal merupakan suatu penjabaran dari strategi dan arahan kebijakan
pemanfaatan ruang wilayah nasional dan ruang wilayah provinsi. Untuk itu dalam
menyusun struktur wilayah kota dilakukan melalui pendekatan fungsional yang
memandang wilayah dalam satu kesamaan sifat tertentu baik secara fisik, ekonomi,
maupun sosial-budaya dengan prinsip komplementer. Rencana Tata ruang wilayah
memiliki keterikatan dengan Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup,
karena pada saat ingin membangun sesuatu maka harus di sesuikan dengan RTRW .

6. Keputusan Lingkungan Hidup bersifat multidimensional model dengan memperhatikan


hubungan masa sekarang dengan masa yang akan datang dengan memperhatikan faktor
Perubahan, Ketidak Pastian, Kompleksitas dan Konflik. Jelaskan bagaimana keputusan
yang tepat agar bisa memperbaiki berbagai persoalan lingkungan yang ada sekarang
untuk masa yang akan datang.
Jawab:
Hal yang harus diperhatikan Agar Keputusan yang di ambil bisa tepat untuk
memperbaiki berbagai persoalan lingkungan adalah:
a. Mengambil keputusan berdasarkan fakta, Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat
menerima keputusan-keputusan dengan lapang dada.
b. Mengambil Keputusan berdasarkan pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman
seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung
ruginya, baik buruknya keputusan yang akan diambil.
c. Tidak mengambil keputusan berdasarkan intuisi, dikarenakan Pengambilan keputusan
yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah
terkena pengaruh. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meskipun
waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan
yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-
dasar pertimbangan lainnya.
d. Dalam mengambil keputusan harus rasional, Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih
transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam
keadaan yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai