Salah satu implikasi perubahan lingkungan atau langkanya sumber daya adalah meningkatnya konflik
antar manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Homer-Dixon, dkk (Bruce Mitchell, 2003:9-13), bahwa
kegiatan manusia dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau kelangkaan sumber daya dalam
tiga cara.
1) Pertama, kegiatan manusia dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sumber daya,
terutama jika sumber daya dieksploitasi dengan tingkat kecepatan yang melebihi daya pulihnya.
Dikatakan bahwa manusia hidup lebih banyak mengorbankan sumberdaya alam dari pada untuk
kepentingan sumberdaya tersebut. Dalam beberapa kasus, terutama dalam pemanfaatan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable), seperti minyak bumi, gas, logam,
dan perak. Sumberdaya alam tersebut terbaharui oleh proses geologi dan bukan oleh proses
siklus manusia. Meskipun demikian sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable)
sepert, permukaaan tanah, hutan atau satwa liar dapat juga mengalami penurunan, terutama
jika dalam pengguanannya melebihi kapasitas pemulihannya.
2) Kedua, penurunan atau kelangkaan sumberdaya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk.
Dengan bertambahnya penduduk, tanah dan air yang jumlahnya tetap sama sudah barang tentu
dimanfaatkan oleh banyak orang, berarti jumlah/jatah pemakaian air dan tanah per orang
semakin berkurang.
3) Ketiga, akses terhadap lingkungan dan sumberdaya alam yang tidak seimbang juga akan
menyebabkan berbagai persoalan. Akses yang tidak seimbang tersebut biasanya disebabkan
oleh pranata hukum atau hak kepemilikan yang terkonsentrasi kepada sekelompok kecil
masyarakat, sehingga menyebabkan kelangkaan bagi kelompok lain.
Ketiga faktor kegiatan manusia tersebut dapat menyebabkan kelangkaan atau penurunan sumber
daya, yang kemudian akan memicu banyak akibat lagi. Memburuknya kondisi lingkungan dapat
menyebabkan manusia pindah tempat atau terpaksa dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain,
dan mereka dapat disebut “pengungsi lingkungan”. Kejadian tersebut dapat memicu tumbuhnya
konflik etnis, ketika satu kelompok beranggapan bahwa kelompok lain mengontrol pemakaian
sumberdaya secara tidak proporsional. Konflik tersebut mungkin akan menjadi semakin besar pada
dekade mendatang, khususnya di negara miskin, di mana kelangkaan sumber air, hutan, dan lahan
yang subur, dikombinasikan dengan pertumbuhan penduduk yang cepat akan mengakibatkan situasi
yang semakin buruk.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2006), pada saat ini kemerosotan kualitas lingkungan sudah
menjangkau berbagai segi kehidupan, seperti terjadinya mutasi gen, manusia terselubung, hujan
asam, dampak rumah kaca, dan peningkatan penipisan lapisan ozon.