Anda di halaman 1dari 3

Banyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam.

Nantinya, aktivitas tersebut juga akan berdampak pada perubahan lingkungan yang akan


memberikan pengaruh negatif bagi makhluk hidup. Perubahan lingkungan yang menyebabkan
kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia.

1. Kerusakan Lingkungan Karena Faktor Manusia


Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau kebutuhan lainnya.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak pula sumber daya alam yang digali. Dalam
proses pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa yang
tidak digunakan oleh manusia. Sisa-sisa tersebut dibuang karena dianggap tidak ada manfaatnya
lagi. Proses pembuangan yang tidak sesuai dengan mestinya akan mencemari perairan, udara,
dan daratan. Sehingga lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak. Kerusakan lingkungan yang
diakibatkan pencemaran terjadi dimana-mana berdampak pada menurunya kemampuan kungan
menimbulkan dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Beberapa
kegiatan manusia yang dapat meneyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu:
 Penebangan hutan
 Penambangan liar
 Pembangunan perumahan
 Penerapan intensifikasi pertanian.
 Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam
2. Kerusakan Lingkungan Karena Faktor Alam
Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah. Pada awal
pembentukannya bumi sangat panas sehingga tidak ada satu pun bentuk kehidupan yang berada
di dalamnya. Namun dalam jangka waktu yang sangat lama dan berangsur-angsur lingkungan
bumi berubah menjadi lingkungan yang memungkinkan adanya bentuk kehidupan. Perubahan
lingkungan itu terjadi karena adanya faktor-faktor alam. Beberapa faktor alam yang dapat
mempengaruhi berubahnya kondisi lingkungan antara lain bencana alam, seperti gunung
meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan.

Salah satu implikasi perubahan lingkungan atau langkanya sumber daya adalah meningkatnya konflik
antar manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Homer-Dixon, dkk (Bruce Mitchell, 2003:9-13), bahwa
kegiatan manusia dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau kelangkaan sumber daya dalam
tiga cara.

1) Pertama, kegiatan manusia dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sumber daya,
terutama jika sumber daya dieksploitasi dengan tingkat kecepatan yang melebihi daya pulihnya.
Dikatakan bahwa manusia hidup lebih banyak mengorbankan sumberdaya alam dari pada untuk
kepentingan sumberdaya tersebut. Dalam beberapa kasus, terutama dalam pemanfaatan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable), seperti minyak bumi, gas, logam,
dan perak. Sumberdaya alam tersebut terbaharui oleh proses geologi dan bukan oleh proses
siklus manusia. Meskipun demikian sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable)
sepert, permukaaan tanah, hutan atau satwa liar dapat juga mengalami penurunan, terutama
jika dalam pengguanannya melebihi kapasitas pemulihannya.
2) Kedua, penurunan atau kelangkaan sumberdaya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk.
Dengan bertambahnya penduduk, tanah dan air yang jumlahnya tetap sama sudah barang tentu
dimanfaatkan oleh banyak orang, berarti jumlah/jatah pemakaian air dan tanah per orang
semakin berkurang.
3) Ketiga, akses terhadap lingkungan dan sumberdaya alam yang tidak seimbang juga akan
menyebabkan berbagai persoalan. Akses yang tidak seimbang tersebut biasanya disebabkan
oleh pranata hukum atau hak kepemilikan yang terkonsentrasi kepada sekelompok kecil
masyarakat, sehingga menyebabkan kelangkaan bagi kelompok lain.

Ketiga faktor kegiatan manusia tersebut dapat menyebabkan kelangkaan atau penurunan sumber
daya, yang kemudian akan memicu banyak akibat lagi. Memburuknya kondisi lingkungan dapat
menyebabkan manusia pindah tempat atau terpaksa dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain,
dan mereka dapat disebut “pengungsi lingkungan”. Kejadian tersebut dapat memicu tumbuhnya
konflik etnis, ketika satu kelompok beranggapan bahwa kelompok lain mengontrol pemakaian
sumberdaya secara tidak proporsional. Konflik tersebut mungkin akan menjadi semakin besar pada
dekade mendatang, khususnya di negara miskin, di mana kelangkaan sumber air, hutan, dan lahan
yang subur, dikombinasikan dengan pertumbuhan penduduk yang cepat akan mengakibatkan situasi
yang semakin buruk.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2006), pada saat ini kemerosotan kualitas lingkungan sudah
menjangkau berbagai segi kehidupan, seperti terjadinya mutasi gen, manusia terselubung, hujan
asam, dampak rumah kaca, dan peningkatan penipisan lapisan ozon.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini.

 Mutasi gen manusia terselubung


Perkembangan teknologi kedokteran untuk pelayanan kesehatan dengan menggunakan radiasi
sinar ronzen, sinar lasser, dan getaran ultra sonic mengakibatkan terjadinya mutasi gen manusia
yang terselubung yaitu makin merosotnya daya tahan manusia secara alami. Akibatnya seringkali
eksistensi manusia hanya dapat dipertahankan dengan dukungan teknologi canggih dan biaya
mahal.
 Hujan asam
Industri terutama industri pengecoran logam, pembangkit tenaga listrik, berbahan batu bara dan
pendidih air, dalam operasinya melepaskan berton-ton sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida
(SO2), karbon dioksida (CO2) ke udara yang menyebabkan terjadinya interaksi antara (SO2),
(SO2), dan (CO2) menjadi asam sulfat(H2 SO4), sehingga air hujan berturut-turut akan
mengandung asam sulfat (H2 SO4), asam nitrat (HNO3), dan asam karbonat (H2SO3). Hal ini
menyebabkan timbulnya hujan dengan pH kecil dari 5,6. Air dengan keasaman seperti ini dapat
merusak butir-butir clorofil pada tumbuhan yang dapat mengganggu aktivitas foto sintetsis, yang
akhirnya mengganggu pertumbuhan tanaman. Air hujan seperti ini juga dapat mengakibatkan
benda logam seperti jembatan dan rel kereta api, merusak bangunan dari marmer, tegel, dan
beton. Pada air danau atau sungai pH nya akan menurun dan mengganggu kehidupan biota air
(seperti plankton dan ikan), serta kesehatan manusia pada umumnya.
 Dampak Rumah Kaca
Dampak rumah kaca dapat terjadi karena merungkatnya lapisan gas, terutama gas CO2 yang
menyelubungi bumi, gas tersebut berasal dari berbagai kegiatan manusia, terutama pembakaran
energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas). Selimut gas rumah kaca ini mengakibatkan
refleksi balik sinar/panas matahari membalik memantul kembali ke bumi. Akibatnya terjadi
kenaikan suhu bumi atau perubahan iklim global. Menurut perkiraan dalam kurun waktu 50
tahun yang akan datang suhu bumi akan meningkat tiga derajat celcius (30 C). Hal ini akan
mengakibatkan mencairnya sebagian es di kutub utara, sehingga permukaan air lautpun naik,
dan berbagai kota dipinggir laut akan tenggelam. Selain itu juga terjadi hujan di
pegunungan/dataran tinggi sehingga daerah rendah akan terkena banjir karena air hujan tidak
dapat mengalir ke laut. Akibat selanjutnya perubahan iklim ini juga akan berpengaruh terhadap
produktivitas pertanian, perikanan, dan peternakan, terutama sebagai akibat timbulnya
kekeringan dan kebanjiran di berbagai tempat.
 Lubang Lapisan Ozon
Bumi kita dilapisi oleh lapisan tipis ozon (O3) pada ketinggian lebih kurang 30 m di atas
permukaan bumi. Lapisan ini berfungsi sebagai penahan 99% sinar ultra violet yang dipancarkan
oleh matahari. Lapisan ini mengalami keurasakan bahan kimia, seperti halon (terutama untuk
pemadam kebakaran) dan CFC (Chlorfluorcarbon) yang dihasilkan oleh aerosol yang berasal dari
gas penyemprot minyak wangi, mesin pendingin (refrigerator, air condicioner), dan proses
pembuatan plastik atau karet busa (foam) untuk berbagai keperluan. Oleh sinar matahari yang
kuat berbagai gas ini diuraikan menjadi chlorine dan chlorinemonoxide) yang mempercepat
pecahnya ozon menjadi oksigen. Jika lapisan ozon mengalami kerusakan terjadi lubang-lubang,
maka sinar ultra violet akan masuk langsung ke bumi. Sinar ini menyebabkan terjadinya kanker
kulit, kerusakan mata/cataract, gangguan pada rantai makanan laut, dan kerusakan tanaman
budidaya, serta menurunnya daya kekebalan tubuh manusia seperti penyakit AIDS.

Anda mungkin juga menyukai