Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh:
1. SUCI SILVIANI ( )
2. NABILA ISTIGFARETA ( )
3. MISBAH YUDIANTORO ( )
4. FAIS INDRA PURNAMA ( )
5. TEGUH NOR IMAN ( )
KELAS : VIII D

SMP NEGERI 1 MAYONG


TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
KERUSAKAN LINGKUNGAN

Lingkungan hidup, menurut UU no. 32 tahun 2009, Lingkungan hidup


adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam persoalan lingkungan hidup,
manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Karena pengelolaan lingkungan hidup itu
sendiri pada akhirnya ditujukan buat keberlangsungan manusia di bumi ini.
Kerusakan lingkungan hidup semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara
langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan
risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor
yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.
Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau
penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan
hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan
ekosistem.
Kerusakan lingkungan hidup memberikan dampak langsung bagi kehidupan manusia.
Pada tahun 2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan
degradasi lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World
Risk Report yang dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations
University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature
Conservancy (TNC) pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah
satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan.
Kerusakan lingkungan
Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup
Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam dua faktor
yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.
Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa
bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut
menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah
lebih lanjut, bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja
terjadi karena adanya campur tangan manusia juga.
Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan
yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana
alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan
cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak
ramah lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran
udara, air, dan tanah dan lain sebagainya.

Kerusakan lingkungan
Beberapa fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan
manusia antara lain:
Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133
juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora
dan fauna.
30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan.
Kerusakan terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir,
mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.
Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran
laut di Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan
sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank
juga menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah
Beijing, New Delhi dan Mexico City.
Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut
catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan
berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis),
serta 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta 557
spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable.
Alam dan lingkungan hidup menjadi tempat tinggal dan hidup manusia. Kondisi lingkungan
akan berpengaruh langsung terhadap kondisi manusia. Karena itu sudah selayaknya kita
menjaga bumi satu-satunya ini dari kerusakan lingkungan.

Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidupdibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Faktor Alam
dan Faktor Manusia.
1. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Alam
Kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor alam. Perubahan kondisi udara,
air, tanah dan berbagai faktor abiotik lainnya bisa saja menyebabkan kerusakan
lingkungan. Berikut ini beberapa peristiwa alam yang bisa mengakibatkan
kerusakan lingkungan, antara lain:

a. Peristiwa gunung berapi, yaitu aktivitas vulkanisme yang mengakibatkan


letusan dan membuat berbagai komponen dalam gunung seperti asap, abu,
lahar, lava, debu dan lainnya keluar hingga mengganggu lingkungan hidup di
sekitarnya. Akibat peristiwa letusan gunung berapi, yaitu : tercemarnya udara,
aktifitas masyarakat terhambat, kerusakan tanaman karena material
vulkanisme.
b. Peristiwa gempa bumi, yaitu aktivitas pergerakan lempengan bumi yang
menyebabkan getaran dengan kapasitas tertentu dan bisa menyebabkan tanah
longsor, bangunan roboh, tsunami dan berbagai kerusakan lainnya.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia


Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar
dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara
terus menerus dan makin lama makin besar pula kerusakan yang ditimbulkannya.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai
bentuk seperti pencemaran, pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai
keperluan, dan sebagainya.
a. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor
dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas
karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida. Karbon dioksida
mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon
monoksida dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan belerang
dioksida menyebabkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses
perkaratan pada logam.
b. Pencemaran suara
Dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet.
Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber
dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan
hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.
c. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai
dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan
mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain itu air
sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air tercemar
sehingga manusia sulit mendapat air minum yang sehat dan bersih.
Upaya Penaggulangan Kerusakan Lingkungan Hidup

1. Memproduksi minyak secara alami


Ada proses bernama themo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana
alam memproduksi minyak. Misalnya libah berbasis karbon jika dipanaskan dan diberi
tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alami proses ini membutuhkan
waktu jutaan tahun. Dari eksperimen yang sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu
memproduksi sekitar 600 pon petroleum.

2. Menghilangkan garam dari air laut


PBB mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi milyaran manusia pada pertengahan
abad ini. Ada teknologi bernama Desalinasi, yakni menhilangkan kadar garam dan mineral
dari air laut sehingga layak diminum. Ini merupakan solusi yang bias dilakukan untuk
mencegah krisis air. Masalahnya, teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan energi
cukup besar. Kini para ilmuan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan
energi lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air sebelum
masuk ke membrane dengan pori-pori mikroskopis.

3. Tenaga Hidrogen
Bahan bakar hydrogen dianggap sebagai bahan bakar alternative bebas polusi. Energi
dihasilkan dari perpaduan antara hydrogen dan oksigen. Problemnya adalah bagaimana
hydrogen itu dihasilkan. Molekul seperti air dan alkohol harus diproses dulu untuk
mengekstaksi hydrogen sehingga menjadi sel bahan bakar. Proses ini juga membutuhkan
energi besar. Namun setidaknya ilmuwan sudah mencoba membuat laptop serta peranti lain
dengan tenaga fuel cell.

4. Tenaga Surya
Energi surya yang sampai di bumi terbentuk dari photon, dapat dikonversikan menjadi listrik
atau panas. Beberapa perusahaan sudah berhasil menggunakan aplikasi ini. Mereka memakai
sel surya dan termal surya sebagai media pengumpul energi.

5. Konversi Panas Laut


Media pengumpul tenaga surya terbesar di bumi ini adalah air laut. Departemen Energi
Amerika Serikat (AS) menyebut, laut mampu menyerap panas surya setara dengan energi
yang dihasilkan 250 miliar barel minyak/hari. Ada teknologi bernama OTEC yang mampu
mengkonversikan energi termal laut menjadi listrik. Perbedaan suhu antar permukaan laut
mampu menjalankan turbin dan menggerakkan generator. Masalahnya, teknologi ini masih
kurang efisien.

6. Energi Gelombang Laut


Laut melingkupi 70 % permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar yang dapat
menggerakkan turbin-turbin sehingga menghasilkan listrik. Problemnya agak sulit
memperkirakan kapan gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi energi yang
cukup, solusinya adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup besar.
Sungai Timur kota New York saat ini sedang menjadi proyek percobaan dengan enam turbin
bertenaga gelombang air. Sedangkan Portugis justru sudah lebih dulu mempraktikan
teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500 rumah.

7. Menanami Atap Rumah


Tanaman yang tanam di atap rumah ini mampu menyerap panas dan mengurangi karbon
dioksida. Bayangkan jika burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di sekitar rumah hijau
kita.

8. Bioremediasi
Bioremediasi adalah memanfaatkan mikroba dan tanaman untuk membersihkan kontaminasi.
Salah satunya adalah membersihkan kandungan nitrat dalam air dengan bantuan mikroba.
Atau memakai tanaman untuk menetralisir arsenic dari tanah. Beberapa tumbuhan asli
ternyata punya daerah untuk membersihkan bumi kita dari aneka polusi.

9. Kubur barang-barang Perusak


Karbon dioksida adalah factor utaa penyebab pemanasan global. Energy Information
Administration (EIA) mencatat, tahun 2030 emisi karbon dioksida mencapai 8000 juta metric
ton. Metode paling sederhana untuk menekan kandungan zat berbahaya itu adalah dengan
menguburkan berbagai sumber penghasilan CO2 seperti aneka limbah elektronik berbahaya.
Namun ilmuan masih belum yakin bahwa gas berbahaya akan tersimpan aman.
10. Buku Elektronik
Berapa ton kertas dan berapa banyak pohon yang harus ditebang bagi seanteo dunia jika kita
sampai semua harus membeli Koran, majalah, novel, buku pelajaran, buku tulis, kertas tulis,
sampai tisu toilet. Buku elektronik atau surat elektronik yang lebih dikenal dengan e-book
dan email memberi kontribusi sangat berarti pada kelangsungan hidup. Dengan teknologi itu,
produksi kertas dapat ditekan, sehingga bahan kita tak perlu menebang terlalu banyak pohon.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan.


Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de
Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah


a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata
Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah


a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran
air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta
terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
b. Pelestarian udara
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar
laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Anda mungkin juga menyukai