Anda di halaman 1dari 4

Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam pasir kuarsa yang sangat

besar. Salah satu eksplorasi pasir kuarsa telah dimulai sejak tahun 2004 di Kecamatan
Pasir Sakti dan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. 

Eksplorasi pasir kuarsa oleh beberapa perusahaan tambang telah menimbulkan


dampak kerusakan pada lingkungan. Salah satu contohnya adalah Desa Rejomulyo,
kini telah berubah menjadi seperti laut yang luasnya mencapai 500 hektar dengan
kedalaman 4 hingga 12 meter. Kegiatan penambangan ini juga membahayakan
masyarakat karena penambangan pasir mengabaikan keselamatan lingkungan. Terlihat
dari galian tambang yang berbatasan langsung dengan rumah-rumah warga.

Pasca aktivitas penambangan pasir juga menimbulkan dampak ekologi, seperti longsor,
menurunnya permukaan tanah, rusaknya cadangan air tanah sehingga sumur warga
menjadi keruh, hilangnya lahan untuk pemukiman, dan sumber daya alam. 

Aktivitas penambangan pasir ini secara nyata tidak mematuhi etika pengelolaan
lingkungan yang baik. Tidak seharusnya membuka lahan tambang tanpa sesuai etika
pengelolaan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan yang telah terjadi haruslah
menjadi tanggung jawab perusahaan tambang. Selain itu, rusaknya lingkungan
jugaharus segara dicarikan solusinya, seperti melakukan rehabilitasi lahan pasca
tambang dan menanam tanaman yang cocok untuk lahan pasir. Untuk mencegah
terbengkalainya lahan pasca tambang yang berpotensi menjadi tempat
perkembangbiakan bibit penyakit, sebaiknya lahan tetap dimanfaatkan secara terpadu
dan tetap memperhatikan etika pengelolaan lingkungan. @situs_hijau.

Sumber Foto: pasirsaktilamtim.blogspot.com

Sedangkan untuk Kecamatan Pasir Sakti, abrasi yang terjadi disamping disebabkan karena tidak adanya
daerah penyangga pada sepadan pantai, percepatan proses ini juga dikarenakan adanya penambangan
pasir di kecamatan tersebut dalam skala yang cukup besar. Penambangan ini bukan saja menimbulkan
bekas-bekas galian (paska penambangan) yang tidak terkelola dengan baik, juga telah menyebabkan
percepatan intrusi air laut ke darataan.
Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara
langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan
risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu
akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu
(kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya
tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.

Kerusakan lingkungan hidup memberikan dampak langsung bagi kehidupan manusia. Pada tahun
2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi
lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World Risk Report
yang dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University
Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature Conservancy (TNC)
pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting
yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan.

Baca : Kerusakan Lingkungan Tingkatkan Risiko Bencana

Kerusakan lingkungan

Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam dua faktor yaitu
akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, dan
tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut menjadi penyebab
rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah lebih lanjut, bencana
seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja terjadi karena adanya campur
tangan manusia juga.

Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan yang
disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini
mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat.
Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti
perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah dan lain
sebagainya

Kerusakan lingkungan

Beberapa fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan manusia
antara lain:
 Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta
hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora
dan fauna.
 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan
terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam
keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.
 Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di
Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai Paling
Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta
sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
 Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut
catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada
dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205
jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta  557 spesies hewan
dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable.

Alam dan lingkungan hidup menjadi tempat tinggal dan hidup manusia. Kondisi lingkungan
akan berpengaruh langsung terhadap kondisi manusia. Karena itu sudah selayaknya kita menjaga
bumi satu-satunya ini dari kerusakan lingkungan.

Tentang alamendah
Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin
berbagi dengan sobat.
Lihat semua pos dari alamendah →
Pos ini
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
 Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
 Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
 Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1.  Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
2.  Perburuan liar.
3.  Merusak hutan bakau.
4.  Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5.  Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6.  Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
7.  Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Baca Juga : Pentingnya Lingkungan Bagi Kehidupan

Subscribe to receive free email updates:

Anda mungkin juga menyukai