Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR PENYEBAB TERGANGGUNYA KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Selain faktor-faktor alam, keadaan yang sangat memengaruhi keseimbangan


ekosistem adalah keberadaan dan aktivitas manusia. Dengan akal dan pikirannya,
manusia akan dengan mudah mengubah suatu lingkungan. Hasilnya adalah terjadi
kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem. Terdapat dua faktor penting yang
menyebabkan tergangunya ekosistem. Yaitu : (1) faktor alam dan (2) faktor manusia.

Faktor Alam Faktor yang terjadi akibat bencana alam. Misalnya : banjir, gempa
bumi, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Jika suatu lingkungan
terkena bencana biasanya akan terdapat salah satu komponen yang rusak
sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tidak seimbang.

Faktor Manusia Faktor yang terjadi karena ulah tangan manusia. Aktivitas
manusia dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Berikut ini
beberapa kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

Berikut ini kegiatan manusia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem


1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan

Alat-alat rumah tangga terbuat dari kayu. Jenis kayu yang banyak digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni.
Jenis-jenis kayu tersebut diambil dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat
menimbulkan kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya
banyak jenis tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini
terjadi karena pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman
kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya misalnya pohon
jati, bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan
hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat
tinggal, dan perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus,

sumber makanan untuk hewan-hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan
berkurang atau tidak ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan.
Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka. Selain menebang pohon,
manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan dengan cara
membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan
tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang
mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini juga
dapat merusak keseimbangan ekosistem.
2. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus
Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan ekosistem misalnya
penangkapan ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini dapat menyebabkan
rusaknya terumbu karang. Terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil
yang merupakan makanan ikan yang lebih besar. Penangkan ikan dengan kapalkapal
pukat harimau dapat menimbulkan penurunan jumlah ikan di laut. Sebab dengan pukat
harimau ikan kecil akan ikut terjaring.
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih,
badak, dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka.
Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang
memanfaatkan sebagai bahan makanan, hiasan, atau pakaian.
3. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik
dan banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan
pemupukan dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada
dua macam, yaitu pupuk alami dan pupuk buatan.
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari
kotoran hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal
dengan sebutan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang
dibuat dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA. Penggunaan
pupuk buatan harus sesuai dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi
ekosistem. Pupuk buatan yang berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air
ke sungai atau danau. Akibatnya di tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara
sehingga gulma tumbuh subur.

Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau insektisida.


Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak
tepat waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan
insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh
makhluk hidup yang lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak
tanaman.
4. Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah
atau limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah
industri. Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah
tangga. Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap
kendaraan merupakan limbah transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa
limbah cair dan asap. Sampah dan limbah tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada
pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, yang
terjadi adalah kerusakan lingkungan.
5. Kegiatan Mencemari Lingkungan
Mencemari lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi tercemar. Ada beberapa macam pencemaran,
yaitu:

Pencemaran tanah, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang
masuk ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti
plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke
tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.

Pencemaran air, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang
masuk ke dalam air.

Pencemaran udara, Yaitu masuknya polutan udara seperti asap kendaraan, debu,
dan jelaga.

Pencemaran suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan


bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang
berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.

6. Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohonpohon yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang sehingga
hewan

tersebut

terancam

keberadaannya.

Aktivitas

ini

sangat

mengganggu

keseimbangan lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan dapat terkena bencana,


seperti banjir dan tanah longsor.
7. Kegiatan Penambangan
Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan
menimbulkan kerusakan lingkungan. Pengeboran minyak dan pertambangan terbuka
dapat mengurangi sumber daya alam dan mencemari daerah sekitarnya. Akibat kegiatan
tersebut cukup sulit untuk ditanggulangi dan menyebabkan suatu daerah menjadi tidak
produktif.
8. Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar
dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara.
Pembakaran tersebut antara lain menghasilkan gas karbon dioksida menjadi bertambah.
Hal ini mengakibatkan bumi semakin panas. Kondisi ini mengakibatkan beberapa jenis
makhluk hidup kesulitan beradaptasi. Beberapa diantaranya ada yang mati, dan
keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.

Anda mungkin juga menyukai