Disusun Oleh :
Dora Amalia
1304108010040
Faktor Alam
Lingkungan dalam suatu ekosistem dapat mengalami perubahan sebagian atau
menyeluruh. Biasanya perubahan total terjadi akibat bencana alam, seperti banjir, lahar
panas atau lahar dingin, letusan gunung berapi, gempa, gelombang tsunami, dan lainlain.
Terjadinya kerusakan atau perubahan yang diakibatkan oleh faktor alam dapat merusak
habis semua komunitas yang ada di lingkungan tersebut. Komunitas itu akan muncul
kembali (suksesi) yang membutuhkan waktu cukup lama, bahkan sampai ratusan tahun,
contohnya suksesi pada Gunung Krakatau akibat letusan dahsyat yang terjadi lebih dari
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim adalah sebagai berikut:
Gas atau zat-zat yang berfungsi menyerap dan menahan pantulan sinar inframerah dari
bumi disebut gas-gas rumah kaca (green house glasses) karena seolah-olah gas-gas itu
berfungsi sebagai kaca pada suatu rumah kaca. Tertahannya sinar inframerah oleh gasgas rumah kaca, mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu udara di muka bumi yang
disebut efek rumah kaca (green house effect). Naiknya suhu udara di bumi secara
menyeluruh disebut pemanasan global (global warming).
Gas-gas yang berfungsi seperti rumah kaca, antara lain Karbondioksida (CO2), Metan
(CH4), gas atau senyawa Nitrogen (NO, NH3 dan N2O), senyawa Sulfur (H2S dan
SO2), Ozon (O3) dan Clorofluorocarbon (CFC). Di antara gas-gas rumah kaca tersebut,
Karbondioksida (CO2) dan Clorofluorokarbon (CFC) merupakan gas yang paling
dominan dan penting dalam memberikan konstribusi pada terjadinya pemanasan global.
Karbon dioksida dikeluarkan ke atmosfer melalui aktivitas pembakaran pada mesinmesin industri yang berbahan bakar batu bara, bensin, minyak tanah, atau solar, selain itu
dari asap kendaraan bermotor serta hasil metabolisme dan respirasi makhluk hidup.
Adapun CFC dilepaskan ke atmosfer melalui aktivitas manusia dalam bentuk
penggunaan lemari es, AC (Air Conditioner), atau aerosol yang disemprotkan, misalnya
parfum yang menggunakan freon dan halon.
Akibat dari banyaknya CO2, CFC, dan gas-gas rumah kaca lainnya yang dilepaskan ke
atmosfer, maka suhu udara di bumi akan semakin cepat meningkat yang pada akhirnya
akan mengakibatkan gangguan dan perubahan iklim secara global. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya pencairan es atau salju di kedua kutub bumi dan naiknya
permukaan air laut secara keseluruhan sehingga memungkinkan tergenangnya kota-kota
di sepanjang pantai.
Penipisan Lapisan Ozon (Ozon Deplation)
Lapisan ozon merupakan suatu lapisan tipis yang banyak mengan dung gas ozon (O3)
yang terdapat pada bagian stratosfer yang berfungsi antara lain menyerap (absorption)
dan memantulkan (reflection) radiasi sinar ultraviolet (UV) dari matahari sehingga sinar
yang sampai ke permukaan bumi tidak berlebihan.
Akibat dari meningkatnya aktivitas manusia di berbagai negara di dunia, keberadaan
lapisan ozon tersebut menjadi semakin menipis bahkan di beberapa lokasi terutama
kutub utara dan selatan bumi dalam keadaan berlubang.
Aktivitas manusia yang berperan dalam penipisan lapisan ozon, antara lain aktivitas
manusia dalam bidang industri. Industri banyak mengemisikan CFC dari limbah pabrik
berupa gas dari pabrik, refrigrator, AC (Air Conditioner), dan aerosol.
Adanya peningkatan kandungan nutrient yang terjadi pada air sehingga mengarah
pada adanya esutrofikasi
Adanya pembuangan sampah organic yang biasanya dihasilkan oleh limbah rumah
tangga seperti halnya air comberan yang dibuang begitu saja ke air dapat membuat
oksigen di dalam air menjadi berkurang dan terganggu sehingga makhluk hidup air juga
akan mengalami gangguan pada kehidupannya serta ruang publik untuk kehidupan. Jika
ini terus berlanjut maka akan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air.
rumah tangga, limbah industri ini juga memiliki efek termal yaitu mampu
menghilangkan oksigen di dalam air yang mampu merusak ekosistem air. Selain itu jika
air sudah bercampur dengan limbah zat kimia maka tidak bisa digunakan lagi oleh semua
makhluk hidup termasuk manusia karena sudah tidak aman lagi dan memiliki racun di
dalamnya.
Sampah buangan baik dari rumah tangga atau industri yang menyebabkan terjadinya
pencemaran air.
Adanya penggunaan bahan peledak seperti bom untuk membunuh ikan yang banyak
dilakukan oleh para nelayan juga mampu menimbulkan terjadinya pencemaran air.
Sumber pencemaran udara lainnya yang menjadi penyebab pencemaran udaa diantaranya
Aktivitas manusia, hal ini meliputi transportasi, adanya berbagai pabrik dan industri
yang membuang gas buang atau asapnya secara sembarangan dan tidak melalui
mekanisme yang seharusnya, karena pembangit listrik, dari alat pembakaran baik dalam
skala besar atau kecil seperti kompor, tungku, frunance dan lainnya dan gas buang yang
dimiliki oleh pabrik terutama yang menganudung CFC di dalamnya.
Sumber alami, pencemaran udara yang terjadi ini dikarenakan oleh sumber alami dari
fenomena alam seperti adanya letusan gunung berapi, rawa-rawa, terjadinya kebakaran
hutan pada musim kemarau dan juga denitrifikasi serta dalam kondisi tertentu pada
tumbuhan mampu menghasilkan volatile organic yang bisa menjadi polutan di dalam
udara.
Sumber lain, pencemaran udara juga bisa terjadi karena berbagai sumber lainnya
diantaranya adalah karena kebocoran tangki gas yang disebabkan karena kelalaian
manusia, adanya transportasi yang meningkat jumlanya, karena uap pelarut organic dan
juga dari gas metana yang berasal dari tempat pembuangan sampah akhir.
Jenis pencemaran lingkungan yang ke tiga adalah pencemaran tanah, dimana
pencemaran ini terjadi karena adanya zat atau bahan kimia yang ada di dalam tanah dan
biasanya terjadi karena hasil dari ulah manusia sehingga mengubah struktur dan kandungan
tanah yang masih alami. Ada banyak hal yang membuat bahan kimia ini masuk ke dalam
tanah misalnya saja kebocoran limbah kimia cair hasil dari pabrik industri tertentu, adanya
penggunaan pestisida pada tanaman yang masuk ke dalam lapisan tanah, adanya kecelakaan
pengendara yang mengangkut minyak sehingga bahan kimia yang ada di dalam minyak
tumpah ke dalam tanah, serta pembuangan sampah yang langsung ditimbun ke dalam tanah
tanpa dilakukan penguraian dulu sebelumnya.
Saat zat kimia sudah masuk ke dalam tanah maka zat tersebut dapat masuk ke dalam
tanah yang lebih dalam dan mencemari air tanah, dapat menguap ke udara dan juga dapat
tersapu oleh air hujan sehingga mampu menimbulkan berbagai pencemaran lainnya. zat kimia
ini tentunya sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang mengalami paparannya termasuk
manusia, tumbuhan dan hewan. Adanya paparan yang terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan berbagai jenis penykit termasuk leukemia dan penyakit serius lainnya.
B. Kerusakan Hutan dan Lahan
Kerusakan hutan dan lahan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
seperti yang berikut ini:
Penebangan liar, Penebangan liar ini merupakan salah satu faktor utama
penyebab kerusakan hutan. Kegiatan ini tak hanya dilakukan oleh
masyarakat sekitar saja, perusahaan yang memiliki izin penebangan
pohon pun kan jenis pelanggaran ini. Perusahaan yang telah memiliki
izin, biasanya mereka melakukan penebangan melebihi batas yang
sudah ditentukan. Penebangan liar yang terjadi biasanya dilakukan
pada lahan yang diperuntukan untuk hutan produksi, hutan lindung
bahkan
hingga
mencapai
kawasan
Konservasi
seperti
Suaka
yang harus kita waspadai. Tak hanya hewan yang akan terkena
dampaknya bila kebakaran hutan terjadi. Manusia juga akan terkena
imbasnya. Asap yang ditimbulkan bisa menjadi penyebab polusi udara.
Bahkan bisa menyebabkan kematian. Untuk itu, proses pelebaran
lahan sebaiknya tidak dilakukan dengan cara dibakar. Namun,
lakukanlah dengan sebagaimana mestinya.
pembakaran
pelebaran
lahan.
hutan.
Yakni
Pembabatan
tujuannya
Hutan
untuk
biasanya
melakukan
dilakukan
oleh
pembakaran
pelebaran
lahan.
hutan.
Yakni
Pembabatan
tujuannya
Hutan
untuk
biasanya
melakukan
dilakukan
oleh
Pertambangan,
Pertambangan
yang
dilakukan
disekitar
areal
disebabkan oleh
Letusan gunung berapi, Lava atau magma yang keluar dari perut bumi
akan menyebabkan kerusakan hutan disekitarnya. Tak hanya hutan,
letusan gunung ini pun dapat memusnakan seluruh kehidupan yang
ada pada areal tersebut. Letusan gunung ini terjadi karena tingginya
suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung didalam perut
bumi. Sehingga membentuk retakan-retakan dan pergeseran lempeng
pada kulit bumi.
dan menimbulkan kerusakan di daerah pesisir akibat gelombang laut yang ditimbulkan
oleh suatu gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut. Masalah banjir di
Indonesia lebih sering disebabkan oleh manusia. Contoh-contoh penyebabnya, yaitu:
pengembangan kota yang tidak mampu atau tidak sempat membangun sarana drainase,
adanya bangunan-bangunan liar di sungai, sampah yang dibuang di sungai,
penggundulan di daerah hulu dan perkembangan kota di daerah hulu. Masalah erosi yang
terjadi dapat pula disebabkan oleh proses alami, aktivitas manusia ataupun kombinasi
keduanya.
industri.
Terdapat bau aneh pada air
Selain terjadi perubahan pada warna, salah satu ciri dari air yang tercemar adalah
mempunyai perubahan pada bau. Air yang sehat biasanya tidak berbau. Ketika kita
menemui air yang memiliki bau maka air itu beresiko tercemar oleh zuatu zat polutan
tertentu. Biasanya bau yang ditimbulkan dari air yang tercemar ini adalah bau yang aneh,
menyengat, ataupun busuk. Ada banyak polutan yang menyebabkan air ini mengalami
perubahan pada bau, diantaranya adalah limbah industri, pertanian, atau rumah tangga.
Air mempunyai rasa
Selain warna dan bau, ada lagi ciri yang mengindikasikan air tersebut tercemar, yakni
terjadi perubahan pada rasa. Air yang sehat adalah air yang tidak memiliki rasa, atau
hambar. Sehingga apabila kita menemukan air yang memiliki rasa tertentu (dengan
catatan bahwa air tersebut tidak sengaja ditambah dengan zat perasa), maka air tersebut
dipertanyakan kemurniannya, baik rasa manis, asin, pahit dan sebagainya. Ada banyak
sekali zat yang mencemari air ini sehingga mengalami perubahan rasa. Beberapa polutan
yang dapat menyebabkan perubahan pada rasa air adalah limbah rumah tangga, limbah
yakni endapan dan bahan terlarut sangat bisa menimbulkan perubahan pada warna, rasa,
bau, dan pH atau derajat keasaman pada air. Otomatis hal ini akan menyebabkan air
menjadi tercemar. Ada banyak bahan yang menjadi endapan atau bahan terlarut ini,
seperti sampah sisa- sisa rumah tangga (palstik, air sisa detergen, dan sebagainya),
limbah pertanian seperti sisa pupuk cair atau insektisida, tumpahan minyak dan oli, dan
lain sebagainya.
Kelebihan jumlah mikroorganisme
Sampah atau limbah padat yang menjadi polutan di adalam air ini tetap diuraikan oleh
mikroorganisme. Akibatnya, semakin banyak sampah maka akan semakin banyak pula
mikroorganisme yang hidup di air. Mikroorganisme yang datang tersebut tidak semuanya
bersifat baik, ada beberapa yang mungkin bersifat sebagai patogen, yakni pembawa
penyakit. Dalam menguraikan sampah, mikroorganisme membutuhkan jumlah oksigen
yang banyak. Akibatnya jumlah oksigen yang ada di perairan tersebut akan semakin
sedikit. karena oksigen yang tersedia semakin sedikit, maka akan memgganggu
kelangsungan hidup ikan, binatang lainnya, serta tumbuhan yang hidup di perairan
tersebut. Bahkan bisa saja karena kekurangan oksigen, binatang dan tumbuhan iar
hitam karena kadar CO2, timbal dan unsur lain yang tinggi.
Udara Menjadi Berbau
Kemurnian udara hakikatnya sama dengan kemurnian air jadi ketika tercemar juga
memiliki tanda yang sama yakni memiliki bau. Udara ketika tercemar maka akan berbau,
untuk baunya bermacam macam tergantung dari polutan apa yang mencemari-nya.
Udara Memiliki Rasa
Hal ini masih berkaitan dengan bau dimana ketika manusia mencium bau udara yang
tercemar maka secara otomatis juga akan dapat mengenali rasa udara tersebut. Memang
udara bukan materi padat seperti makanan yang dapat dirasakan, namun dengan
3. Parameter Pencemaran
A. Parameter Kimia
DO (Disolved Oxigent)
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air karena ikan tidak dapat
mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran
oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau
dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air mengandung oksigen
dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri, beberapa proses yang
menyebabkan masuknya oksigen ke dalam air yaitu:
1)
Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi karena
adanya gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena terjadi benturan dengan
molekul air sehingga O2 terikat didalam air.
2)
Diperairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air terjadi karena air yang masuk
sudah mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air, mengakibatkan gerakan air yang
mampu mendorong terjadinya proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.
3)
Hujan yang jatuh,secara tidak langsung akan meningkatkan O2 di dalam air, pertama
suhu air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat oksigen meningkat, selanjutnya bila
volume air bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan
O2 di dalam air.
4)
Proses Asimilasi tumbuhtumbuhan. Tanaman air yang seluruh batangnya ada didalam
air di waktu siang akan melakukan proses asimilasi, dan akan menambah O2 didalam
air. Sedangkan pada malam hari tanaman tersebut menggunakan O2 yang ada didalam air.
Ph
pH (singkatan dari puisance negatif de H ), yaitu logaritma negatif dari kepekatan
ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk
menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air mempunyai
arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air yang agak
basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi mineralmineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka mineral dalam
air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita bubuhkan bahan
organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi kurang mengandung
garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka mineral-mineral yang
mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk menciptakan lingkungan
air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak terjadi pergoncangan pH
air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat jawa (Tricogaster tericopterus
) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan pH 5-8
,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH 4-6, tapi pH idealnya
7,2.
Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan suatu senyawa (karbonat dan bikarbonat) yang ada dalam
air untuk menetralisir asam kuat atau disebut juga sebagai penyangga (buffer). Produktifitas
pembenihan ikan laut dapat optimal apabila mempunyai alkalinitas 50 200 ppm
Pada perairan yang alkalinitasnya rendah, maka nilai pH dan kesadahan air juga rendah. Hal
ini karena dalam perairan tersebut hanya terdapat sedikit ion Ca yang dapat meningkatkan
nilai pH dan kesadahan
Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar gas CO2 terlarut sangat
dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organismeyang hidup di dalam air. Semakin
banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon dioksida terlarut (kecuali jika di
dalam air terdapat tumbuhan air yang berfotosintesis). Kadar gas CO dapat diukur dengan
cara titrimetri.
Fosfor
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
Logam berat
Adanya kandungan Logam berat seperti timbal, merkuri, sanida, dan kadmium,
menunjukkan telah terjadi polusi air. Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan
menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat
merusak peralatan yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat
menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam berasal dari logam
berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ionion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.
B. Parameter Biokimia
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen
dalam air. Cara pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui
kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD
digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan,
kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
C. Parameter Fisik
Temperatur
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, agar tidak terjadi pelarutan zat kimia pada
(oF).
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat
menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel
hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton, humus,
buangan industri, dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna
kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau
kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup
dapat menimbulkan warna pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Kalsium
karbonat yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan pada perairan.
Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari dekomposisi
tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.
Rasa
Air minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang berasa menunjukkan
kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Efek yang dapat ditimbulkan
terhadap kesehatan manusia tergantung pada penyebab timbulnya rasa. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa
syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berasa.
Bau
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat. Bau air
dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh
adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi
manusia adalah tidak berbau.
Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air.
Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa
plankton dan mikroorganisne lain (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991dalam Effendi
2003). Zat anorganik yang menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan
logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan tumbuhan. Bakteri dapat
dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang menambah kekeruhan air. Padatan
tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi,
semakin tinggi nilai kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti
dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat mempersulit usaha
penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air.
Radioaktif
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan
Mikroorganisme
Berbagai jenis bakteri patogen dapat ditemukan dalam sistem penyediaan air bersih,
walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Analisa mikrobiologi untuk bakteri-bakteri tersebut
dilakukan berdasarkan organisme petunjuk (indicator organism). Bakteri-bakteri ini
menunjukkan adanya pencemaran oleh tinja manusia dan hewan berdarah panas lainnya, serta
mudah dideteksi. Bila organisme petunjuk ini ditemui dalam contoh air, berarti air tersebut
tercemar oleh bakteri tinja serta ada kemungkinan mengandung bakteri patogen. Bila contoh
air tidak mengandung organisme petunjuk berarti tidak ada pencemaran oleh tinja dan air
tidak mengandung bakteri patogen. Tes dengan organisme petunjuk merupakan cara yang
paling mudah untuk menentukan pencemaran air oleh bakteri patogen dan dapat dilakukan
secara rutin.
Plankton salah satu indikator pencemaran, kelimpahan plankton yang terdiri dari
phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu
perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme
perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama
mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan
lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk
mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Flora
Berbagai jenis tanaman digunakan sebagai penanda tercemarnya lingkungan seperti lumut
kerak dan alga. Alga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalam
proses pertumbuhannya, alga membutuhkan berbagai jenis logam sebagai nutrien alami,
sedangkan ketersediaan logam dilingkungan sangat bervariasi. Suatu lingkungan yang
memiliki tingkat kandungan logam berat yang melebihi jumlah yang diperlukan, dapat
mengakibatkan pertumbuhan alga terhambat, sehingga dalam keadaan ini eksistensi logam
dalam lingkungan adalah polutan bagi alga. Berdasarkan morfologinya, lumut kerak
umumnya dibedakan menjadi Crustose, Foliose, Squamulose, dan Fructicose (NSTA, 2003).
Fructicose merupakan lumut kerak yang paling sensitif terhadap pencemaran udara dan
merupakan jenis lumut kerak yang akan pertama kali hilang ketika terpapar pada udara
tercemar. Sedangkan Cructose merupakan jenis lumut kerak yang paling resisten terhadap
pencemaran udara (Boonpragob, 2003).
REFERENSI
http://www.artikelsains.com/2014/12/faktor-faktor-penyebab-perubahan.html
http://www.bimbie.com/perubahan-iklim.htm
http://geografisku.blogspot.co.id/2015/09/faktor-penyebab-perubahan-iklim-global.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pencemaran-lingkungan
http://anisatusshakim.web.unej.ac.id/2015/09/14/kerusakan-wilayah-pesisir/
http://novitadewipido.blogspot.co.id/2012/07/parameter-fisik-biologi-kimiawi-air.html
https://nurulwahidadotme.wordpress.com/2013/01/08/58/
https://waterpluspure.wordpress.com/2010/11/09/fosfat/
https://duniaparapelajar.wordpress.com/tag/pengertian-pencemaran-lingkungan/
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-biologi-penentukualitas-air-2/
http://bukanfarid.blogspot.co.id/2010/04/parameter-air-minum.html
http://22intanx21.blogspot.co.id/2013/05/macam-macam-pencemaran-lingkungan-dan.html
http://novitadewipido.blogspot.co.id/2012/07/parameter-fisik-biologi-kimiawi-air.html
http://dahliaheranita.blogspot.co.id/2012/05/pencemaran-lingkungan.html
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28023/4/Chapter%20II.pdf
http://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/ciri-ciri-air-tanah-dan-udara-yang-tercemar
https://brightfuture.unilever.co.id/stories/473087/Apa-itu-perubahan-iklim-bagaimanacaranya-kita-beraksi-.aspx
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/