Anda di halaman 1dari 16

LIMBAH B3 RUMAH TANGGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengolahan Limbah

Dosen Pengampu : Sri Endah Suwarni, SKM, DWQM

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Anggie Melania Safitri 2019710065


2. Alfania Safitri Arifin 2019710109
3. Auliya Rahmah 2019710097
4. Fikri Rizkia Rahman 2019710017
5. Hafizh Akbar Bowo Laksono 2019710137
6. Mita Rizqi Inayah 2019710098
7. Nurul Zaviera 2019710107
8. Nur Sabita 2019710083
9. Shafira Sulistiani 2019710064

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Limbah Kimia Rumah Tangga’’
Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
semoga kita selalu mendapatkan syafaat-Nya di hari akhir nanti.

Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini adalah untu memenuhi tugas
matakuliah Manajemen Pengolahan Limbah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Sri
Endah Suwarni, SKM, DWQM selaku dosen yang sudah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami berharap dengan makalah ini dapat memberi wawasan kepada pembaca
khusunya mengenai praperlakuan limbah cair. Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dan sebagai bahan evaluasi kami untuk tugas tugas makalah
kedepannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan............................................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Definisi Limbah B3 Rumah Tangga............................................................................3

B. PP Mengenai Limbah B3 Rumah Tangga..................................................................3

C. Jenis-Jenis Limbah B3 Rumah Tangga......................................................................4

D. Pemaparan Limbah B3 Rumah Tangga Pada Manusia dan Lingkungan..............6

E. Manajemen Pengolahan Limbah B3 Rumah Tangga................................................8

BAB III....................................................................................................................................12

PENUTUP...............................................................................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam aktivitas rumah tangga di setiap perkotaan seiring dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat, maka semakin meningkat pula produksi sampah yang dihasilkan,
tidak terkecuali sampah yang mengandung Bahan Berbahaya Beracun atau yang lebih
dikenal B3 yang memiliki karakteristik yang sangat berbahaya seperti beracun, korosif,
mudah terbakar, dan mudah meledak, yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi warga
dan lingkungan di sekitar tempat pembuangan sampah. Masyarakat umumnya membuang
sampah jenis ini bercampur dengan sampah domestik rumah tangga. Pembuangan sampah
B3 dalam permukiman memang tidak begitu banyak, tetapi karena populasi yang terus
meningkat dan tidak ada penanganan khusus, maka akan menimbulkan bahaya yang
serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu
usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain (Peraturan Pemerintah No. 18 Pasal 1 Tahun 1999). Limbah B3 rumah tangga
merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh kegiatan atau
aktivitas sehari-hari di lingkungan rumah tangga atau domestik yang mengandung bahan
atau kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun. Jumlah sampah B3 yang
dihasilkan tiap rumah tangga mungkin tidak terlalu banyak, namun karena tingginya
jumlah penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak,
demikian juga dengan jumlah sampah B3 yang dihasilkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi limbah B3 rumah tangga ?
2. Apa saja PP mengenai limbah B3 rumah tangga?
3. Apa saja jenis-jenis limbah B3 rumah tangga?
4. Bagaimana cara pemaparan limbah B3 rumah tangga ?
5. Bagaimana manajemen pengolahan limbah rumah tangga ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari definisi limbah B3 rumah tangga.

1
2. Untuk mengetahui PP mengenai limbah B3 rumah tangga
3. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis-jenis limbah B3 rumah tangga.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari cara pemaparan limbah B3 rumah tangga.
5. Untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana cara pengolahan limbah B3 rumah
tangga.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Limbah B3 Rumah Tangga
Limbah B3 rumah tangga adalah sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga,
mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau
beracun, karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau
membahayakan kesehatan manusia (Wardana, 2015).
Limbah B3 rumah tangga merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun yang
dihasilkan oleh kegiatan atau aktivitas sehari-hari di lingkungan Rumah tangga / domestik
yang mengandung bahan atau kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun
(Rahim, 2016).
Berdasarkan Pasal 1 angka (20) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Limbah adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan. Sedangkan limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan dari
satu atau beberapa rumah. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 81 Tahun
2012 bahwa sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinjak dansampah spesifik.

B. PP Mengenai Limbah B3 Rumah Tangga


1. PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik juga menjelaskan bahwa
sampah yang Mengandung B3 adalah sampah yang berasal dari rumah tangga dan
kawasan yang mengandung B3. Contoh produk rumah tangga yang mengandung
B3 dan tidak digunakan lagi antara lain oli bekas, aki bekas, dan kain
terkontaminasi B3.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik
menyebutkan tentang Tempat Pengolahan Sampah dengan Prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) yang selanjutnya disingkat TPS 3R adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan
pendauran ulang skala kawasan.

3
C. Jenis-Jenis Limbah B3 Rumah Tangga
Grey water (GW) adalah air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga namun
tidak termasuk yang berasal dari toilet. Grey water dinilai sebagai air limbah yang kadar
pencemarnya ringan (light) dibandingkan dengan air limbah yang berasal dari kegiatan
industri. Selain GW, rumah tangga juga menghasilkan limbah kotoran manusia, yang
dikenal dengan blackwater. Bahan organik, anorganik. maupun gas yang terkandung di
dalam limbah cair rumah tangga dapat mencemari lingkungan serta menyebabkan
berbagai penyakit. Selain itu, sebagian bahan tersebut diurai oleh mikroorganisme
menjadi suatu senyawa yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. Air limbah terdiri dari
99.7%, air dan 0.3% bahan lain, seperti bahan padat, koloid dan terlarut.
Bahan lain tersebut terbagi atas bahan organik dan anorganik, di antaranya :
1. Limbah Organik,
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah
yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari makhluk hidup
(misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feses) berfungsi mengandung
mikroba patogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan Fosfor) sisa
makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-lain) kertas, kardus,
karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut adalah yang
mempunyai daya racun yang tinggi, misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki.
Limbah tersebut. tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan
limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau
pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya. Namun secara teknis
sebagian orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal
dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik
alami namun sulit membusuk/atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik
(buatan) yang sulit membusuk atau terurai.
2. Limbah Anorganik,
Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah yang tidak mengandung unsur
karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan aluminium
dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk anorganik (misalnya
yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki
unsur karbon sehingga tidak dapat di urai oleh mikro organisme. Seperti halnya
limbah organik, pengertian limbah organik yang sering diterapkan di lapangan
umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat. (sampah) agak sedikit berbeda

4
dengan pengertian diatas secara teknis limbah anorganik di definisikan sebagai limbah
yang tidak dapat atau sulit terurai atau busuk secara alami oleh mikro organisme
pengurai. Dalam hal ini bahan organik seperti plastik, karet, kertas, juga
dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh
mikroorganisme sebab unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan
panjang.
Sedangkan apabila limbah B3 Rumah Tangga dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas
rumah tangga, yaitu bahan dan/atau bekas kemasan produk dari :
1. Aktivitas dapur atau tempat cuci, seperti pembersih lantai, pengkilat logam dan
pembersih oven.
2. Aktivitas kamar mandi, seperti pembersih kamar mandi, pembersih toilet dan obat
kadaluwarsa.
3. Aktivitas garasi dan pembengkelan, seperti baterai, pembersih badan mobil dan
berbagai macam cat untuk mobil.
4. Aktivitas kamar atau ruangan di dalam rumah, seperti cairan untuk mengkilapkan
mebel, cairan penghilang karat dan pengencer cat.
5. Aktivitas pertamanan, seperti cairan pembunuh jamur, cairan pembunuh gulma dan
racun tikus.
Menurut Tchobanohlous and Kreith tahun 2002, sumber dan tipe sampah B3 rumah
tangga dikelompokkan berdasarkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Perbaikan dan perubahan bentuk limbah, termasuk : bahan perekat, lem, semen,
lapisan mengkilat pada genteng, pelarut sebagai bahan dasar cat, tiner dan bahan
penghilang cat.
2. Bahan pembersih kotoran, termasuk : pembersih oven, pembersih yang berkaitan
dengan bahan infeksius, bahan poles (semir sepatu, pelitur), pembersih cerobong
asap dan larutan pembersih.
3. Bahan yang tergolong pestisida, termasuk : insektisida, fungisida, rodentisida, bahan
pengawet kayu, bahan kimia penghilang lumut, herbisida dan pupuk yang
mengandung pestisida.
4. Limbah yang berkaitan dengan automotif, termasuk : baterai (aki), pelarut, bensin,
dan bahan bakar diesel.
5. Limbah dari suatu hobi dan kegiatan rekreasi, termasuk : cat, tiner, pelarut bahan
kimia foto, bahan kimia untuk kolam renang, lem (bahan perekat), semen, tinta,
bahan pewarna, dan baterai rumah tangga.

5
6. Limbah rumah tangga lain : amunisi, lampu pijar dan bahan/limbah RT lain yang
teridentifikasi mempunyai resiko sedang.

D. Pemaparan Limbah B3 Rumah Tangga Pada Manusia dan Lingkungan


Potensi dampak kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah B3 rumah
tangga dipengaruhi oleh kuantitas, karakteristik dan cara penanganannya. Semakin besar
kuantitas Limbah B3 Rumah Tangga yang dibakar sembarangan dan dibuang secara
langsung ke lingkungan, semakin besar risiko terjadinya gangguan kesehatan dan
pencemaran lingkungan. Cara penanganan Limbah B3 Rumah Tangga yang banyak
dilakukan oleh masyarakat terutama yang tinggal di perdesaan atau di wilayah yang
belum mendapatkan pelayanan adalah membakar, membuang ke badan air, pekarangan
rumah, lahan-lahan kosong atau tempat pembuangan sampah ilegal di lingkungan sekitar
tempat tinggal (Iswanto, 2016).

1. Paparan Pada Manusia


Limbah B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia secara langsung
(akibat ledakan, kebakaran, reaktif, korosif) maupun tidak langsung (toksik akut dan
kronis). Limbah B3 masuk ke lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan biota
yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan seketika,
teratur dan tidak teratur. Limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui rantai makanan
sehingga menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan, dan manusia) terpapar oleh zat-
zat beracun (Putra, 2019).
Pengaruh limbah B3 terhadap makhluk hidup, khususnya manusia adalah :
a. Efek akut, dapat menimbulkan kerusakan syaraf, kerusakan sistem pencernaan,
kerusakan sistem kardio vaskuler, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada
kulit dan kematian.
b. Efek kronis, menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek
mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya
cacat bawaan) dan kerusakan sistem reproduksi.
Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah :
a. Ginjal dan jantung : umumnya disebabkan zat toksik kadmium
b. Tulang : umumnya disebabkan zat toksik benzene
c. Otak dan sistem syaraf : umumnya disebabkan zat toksik methyl mercury dan
timbal

6
d. Liver : umumnya disebabkan zat toksik karbon tetrachlorida
e. Paru-paru : umumnya disebabkan zat toksik paraquat
f. Mata : umumnya disebabkan zat toksik khloroquin dan juga dikenal efek yang
mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi.
2. Paparan Pada Lingkungan
Limbah rumah tangga dapat mempengaruhi terhadap kualitas air, sehingga
terjadi pencemaran terhadap air misalkan air bekas mandi dan air cucian. Air yang
tercemar tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang sudah
tercemar dan kemudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang kehidupan
manusia, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan
waktu lama untuk memulihkannya, padahal air yang dibutuhkan untuk keperluan
rumah tangga sangat banyak.
Beberapa dampak limbah B3 bagi lingkungan atau ekosistem :
1. Menurunkan nilai estetika.
Limbah B3 sulit mengalami degradasi oleh mikroorganisme kemudian
menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibatnya penguraian limbah tersebut
menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak
sedap. Limbah organik yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang
tidak sedap lagi (lebih busuk) karena protein yang yang mengandung gugus amin
itu akan terurai menjadi gas ammonia.
2. Terjadinya eutrofikasi.
Eutropikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah
alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis.
Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan
mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetensi dalam
mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa
respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan
menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut. Salah satu
limbah rumah tangga yang paling sering di temukan di perairan dan menyebabkan
eutrofikasi adalah detergen.
3. Peningkatan emisi CO2.
Hal ini dapat diakibat dari banyaknya kendaraan, penggunaan listrik berlebihan
serta buangan industri akan memberikan efek peningkatan kadar keasaman laut.
Padahal salah satu fungsi laut adalah sebagai penyerap dan penetral CO2 terbesar

7
di bumi. Saat CO2 di atmosfer meningkat maka laut juga akan menyerap lebih
banyak CO2 yang mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman laut. Hal ini
mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk
membentuk cangkang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka hewan-
hewan tersebut akan punah dalam jangka waktu yang dekat.
4. Terjadinya penumpukan sampah plastik.
Masalah plastik adalah masalah terbesar dan paling berbahaya. Banyak hewan
yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena plastik yang terdapat di
laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat di cerna
dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan, sehingga menyumbat
saluran pencernaan dan menyebabkan kematian. Plastik pun tidak mudah terurai
dan akan terurai apabila dalam kondisi kering. Sedangkan dalam air plastik hanya
akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ketika partikel-
partikel plastik mengambang hingga seukuran zooplankton dan di konsumsi oleh
hewan lain yang lebih besar, dengan cara inilah plastik ke dalam rantai makanan
melalui hewan.

E. Manajemen Pengolahan Limbah B3 Rumah Tangga


Manajemen pengolahan limbah rumah tangga yang efektif supaya tidak merusak pada
lingkungan dan menjadikan lingkungan tetap bersih dan terhindar dari bibit penyakit.
Beberapa contoh limbah B3 rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan dan
manusia di antaranya parfum, botol bekas pestisida, botol cairan disinfeksi dan baterai.
Oleh karena itu, perlu diterapkannya sistem pengolahan yang tepat dan efektif untuk
mengatasi permasalahan limbah rumah tangga yang ikut berkontribusi dalam
menghasilkan limbah.
Sistem pengolahan limbah B3 rumah tangga di Indonesia masih banyak yang
tidak sesuai, dimana adanya kebiasaan masyarakat di daerah perkotaan (85,3%) umumnya
mencampur semua komponen limbah rumah tangga. Hal ini tentunya menambah potensi
akan kuantitas limbah B3 dan bertentangan dengan Undang-Undang RI No.18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah atau limbah, Pasal 22 ayat (1) yang mengatur bahwa
“Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sesuai dengan jenis, jumlah,
dan/atau sifatnya”. Selain itu, tata cara atau sistem pengolahan limbah B3 rumah tangga
pun telah di atur, di antaranya yaitu :
a. Proses eliminasi (pemisahan dan pemilahan)

8
Pemisahan limbah rumah tangga wajib dilakukan karena dapat menimbulkan bahaya
lain bila bercampur satu dengan yang lain, seperti timbulnya gas toksik apabila
pembersih mengandung senyawa amonia bercampur dengan pengelantang
mengandung khlor dan terjadinya ledakan apabila tabung sisa bahan penyemprotan
terbakar di bak sampah.
Pemisahan dapat dilakukan dengan mengadakan pemilahan limbah organik dan
anorganik oleh setiap rumah tangga. Bagi rumah tangga yang memiliki lahan, dapat
mengolahnya menjadi kompos yang berguna untuk tanaman, namun, beberapa
limbah seperti kertas, botol, plastik dan kaleng, sebelum dibuang sebaiknya dipilah
dulu, dikarenakan ada yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, bisa juga
diberikan kepada pemulung dan yang tidak bisa dipakai kembali dapat dibuang.
b. Proses minimisasi
Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas
dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses produksi. Minimisasi limbah
mencakup pencegahan pencemaran dan daur ulang serta cara lain untuk mengurangi
jumlah limbah yang harus diolah atau ditimbun.

Proses minimisasi ini dilakukan dengan cara :


1. Reduksi pada sumber
Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan
pertama kali. Upaya ini merupakan upaya yang bersifat preventif yaitu
mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dari suatu proses
produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume,
konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke
lingkungan secara preventif langsung pada sumber pencemar. Dengan dilakukan
reduksi limbah pada sumbernya ini, maka akan banyak memberikan keuntungan
yakni meningkatkan efisiensi kegiatan, mengurangi biaya pengolahan limbah
dan pelaksanaannya relatif murah.
Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya di
antaranya :
1. Penanganan yang baik, usaha ini dilakukan setiap rumah tangga dalam
menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran limbah
serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.

9
2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah
menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat
mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan
limbah.
3. Pengelolaan bahan (material inventory), dimana bahan untuk pengolahan
limbah harus dipastikan cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan,
tetapi tidak berlebihan sehingga tidak menimbulkan gangguan lingkungan.
2. Penanganan Limbah dengan konsep 3R (Daur ulang)
Upaya penanganan diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah secara
signifikan mulai dari sumbernya sampai ke tempat pembuangan akhir. Ada
beberapa cara menangani pengurangan limbah yang lebih dikenal dengan prinsip
3R meliputi kegiatan:
Reduce (Mengurangi): kegiatan mengurangi limbah, tidak akan mungkin
menghilangkan secara keseluruhan tetapi secara teoritis aktivitas ini akan
mengurangi jumlah yang nyata. Oleh karena itu kita harus mengurangi
penggunaan bahan atau barang yang kita gunakan dalam aktivitas kita sehari-
hari, karena semakin banyak kita menggunakan bahan atau barang, maka akan
semakin banyak limbah yang dihasilkan. Mengurangi produksi limbah dapat
dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan bahan atau barang yang awet.
2. Mengurangi penggunaan barang sekali pakai.
3. Mengurangi belanja barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
4. Merawat dan memperbaiki pakaian, mainan, perkakas dan peralatan rumah
tangga daripada menggantinya dengan yang baru.
5. Menggunakan kantong plastik (kresek) 3 sampai 5 kali untuk berbelanja.
6. Menggunakan keranjang atau kantong yang dapat digunakan berulang ulang.
Reuse (Memakai kembali): Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai, hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi limbah. Pemakaian
kembali barang bekas tanpa harus memprosesnya dulu dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan kembali kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainya.
2. Memanfaatkan barang kemasan menjadi tempat penyimpanan sesuatu.
Seperti kertas bekas, botol plastik, botol kaca masih dapat dipergunakan
kembali untuk keperluan lainnya. Contohnya kertas, koran bekas dapat

10
digunakan kembali sebagai pembungkus barang-barang, botol plastik
digunakan sebagai tempat bibit tanaman.
3. Menggunakan bahan yang bisa dipakai ulang daripada yang sekali buang,
sebagai misalnya: membeli baterai yang dapat diisi ulang daripada baterai
sekali buang.
Recycle (Mendaur ulang): Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang, tidak semua barang bisa didaur ulang namun saat
ini sudah banyak industri formal yang memanfaatkan limbah rumah tangga
menjadi barang lain. Diantaranya limbah yang masih memiliki nilai ekonomis
yang dapat didaur ulang (misalnya: kertas, plastik, gelas, kaleng, botol, sisa
kain), dilakukan pengepakan kemudian dijual kepada pengepul sampah
sedangkan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi dibuang ke TPA.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Limbah B3 rumah tangga adalah sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga,
mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau
beracun, karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau
membahayakan kesehatan manusia (Wardana, 2015). Menurut Tchobanohlous and Kreith
tahun 2002, sumber dan tipe sampah B3 rumah tangga dikelompokkan berdasarkan
kegiatan sebagai berikut : perbaikan dan perubahan bentuk limbah, bahan pembersih
kotoran, bahan yang tergolong pestisida, limbah yang berkaitan dengan automotif, limbah
dari suatu hobi dan kegiatan rekreasi, limbah rumah tangga lain. Pemaparan Limbah B3
rumah tangga pada manusia mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia
secara langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif, korosif) maupun tidak langsung
(toksik akut dan kronis). Limbah B3 masuk ke lingkungan melalui media air, tanah,
udara, dan biota yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan
seketika, teratur dan tidak teratur. Limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui rantai
makanan sehingga menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan, dan manusia) terpapar
oleh zat-zat beracun (Putra, 2019). Manajemen pengolahan limbah rumah tangga yang
efektif supaya tidak merusak pada lingkungan dan menjadikan lingkungan tetap bersih
dan terhindar dari bibit penyakit. Tata cara atau sistem pengolahan limbah B3 rumah
tangga pun telah di atur, di antaranya yaitu : proses eliminasi (pemisahan dan pemilahan)
dan proses minimisasi. Proses minimisasi ini dilakukan dengan cara : reduksi pada
sumber dan penanganan limbah dengan konsep 3R (daur ulang).

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Iswanto, I., Sudarmadji, S., Wahyuni, E. T., & Sutomo, A. H. (2016). Timbulan Sampah
B3 Rumahtangga Dan Potensi Dampak Kesehatan Lingkungan Di Kabupaten Sleman,
YOGYAKARTA (Generation of Household Hazardous Solid Waste and Potential
Impacts on Environmental Health in Sleman Regency, YOGYAKARTA). Jurnal
Manusia dan Lingkungan, 23(2), 179-188.
2. Putra, T. I., Setyowati, N., & Apriyanto, E. (2019). Identifikasi Jenis Dan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Rumah Tangga: Studi Kasus Kelurahan Pasar
Tais Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 8(2), 49-61.
3. Wardana, Y. N., Syafrudin, S., & Rezagama, A. Sistem Perencanaan Pengelolaan
Sampah B3 Rumah Tangga Di Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang (Doctoral
dissertation, Diponegoro University).
4. Rahim, R. I., Mustari, A. S., & Muhyiddin, M. I. Studi Pengelolaan Sampah B3 Rumah
Tangga Di Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
5. Hasibuan, R. (2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap
pencemaran lingkungan hidup. Jurnal Ilmiah Advokasi, 4(1), 42-52.
6. Sunarsih, E. (2014). Konsep pengolahan limbah rumah tangga dalam upaya pencegahan
pencemaran lingkungan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(3).
7. Jogloabang. (2020). PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik
https://www.jogloabang.com/lingkungan/pp-27-2020-pengelolaan-sampah-spesifik
(diakses pada 16 Oktober 2021)

13

Anda mungkin juga menyukai