Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST 3R


PAKISAJI MAJU
KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

OLEH :

AGUS WAHONO
14.26.031

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

KERJA PRAKTEK

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST 3R


PAKISAJI MAJU KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

Menerangkan bahwa :

Nama : Agus Wahono

Nim : 1426031

Jurusan : Teknik Lingkungan

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Telah Menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan Judul “Sistem


Pengelolaan Sampah di TPST Pakisaji Maju Kabupaten malang Jawa Timur”
dengan Nilai ……..

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Kordinator Kerja Praktek

Sudiro ST.,MT Sudiro ST.,MT


NIP.Y.10339900327 NIP.Y.10339900327

i
LEMBAR PERSETUJUAN

KERJA PRAKTEK

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST 3R


PAKISAJI MAJU KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

Menerangkan bahwa :

Nama : Agus Wahono

Nim : 1426031

Jurusan : Teknik Lingkungan

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Telah Menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan Judul “Sistem


Pengelolaan Sampah di TPST Pakisaji Maju Kabupaten malang Jawa Timur”
dengan Nilai ……..

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Kepala Pegurus TPST 3R


Pakisaji Maju

Sudiro ST.,MT Pak Wandi


NIP.Y.10339900327 Kepala Pengurus TPST

ii
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas anugrahNya, sehingga penyusun dapat melaksanakan dan menyelesaikan. Laporan
Kerja Praktek ini tepat pada waktunya.

Selesainya pelaksanaan Laporan Kerja Praktek ini tidak lepas dari keikutsertaan
semua pihak yang dengan tulus serta ikhlas membantu dalam memberikan semangat
dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang mendoakan dan mendukung dalam
segala hal
2. Bapak Sudiro, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan dan Selaku
Dosen Pembimbing Laporan Kerja Praktek.
3. Bapak Wandi Selaku Kepala Pengurus dan Pembimbing Kerja Praktek di TPST
3R Pakisaji Maju Kabupaten Malang
4. Seluruh staff dan Karyawan TPST 3R Pakisaji Maju Kabupaten Malang yang
telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
5. Teman-teman Teknik Lingkungan 2014 ITN Malang yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Dengan menyadari berbagai kekurangan yang masih ada pada laporan ini,
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai pertimbangan
dalam penyempurnaan laporan-laporan berikutnya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kepentingan umum dan
mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang.

Malang, Agustus 2020

Penyusun
iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Maksud .............................................................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2

1.4 Ruang lingkup .................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

2.1 Pengelolaan Sampah ...................................................................................... 3

2.2 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ........................................... 4

2.3 Pola Pengelolaan Sampah Berbasis 3R ................................................... 5

2.4 Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah ................................................. 7

2.5 Model Daur Ulang Sampah ........................................................................ 8

2.5.1 Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan

Sampah Berbasis 3R........................................................................... 8

2.5.2 Pengomposan Sampah Rumah Tangga

Dan Komunal ....................................................................................... 8

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ............................................................. 14

3.1 Gambaran Umum ........................................................................................... 13

3.1.1 Wilayah Administratif ....................................................................... 13

iv
3.2 Kondisi Topografi dan Klimatologi .......................................................... 13

3.3 Tata Guna Lahan ............................................................................................. 14

3.4 Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial .......................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 20

4.1 Wilayah Pelayanan ......................................................................................... 21

4.2 Jumlah Penduduk di Area Pelayanan ...................................................... 21

4.2.1 Jumlah Penduduk Desa Pakisaji ................................................... 22

4.2.2 Jumlah Penduduk Desa Genengan .............................................. 22

4.2.3 Perhitungan Proyeksi Penduduk

di Area Pelayanan TPST 3R Pakisaji Maju ............................... 23

4.3 Sumber-Sumber Sampah ............................................................................. 32

4.4 Timbulan Sampah ........................................................................................... 33

4.5 Sistem Pengelolaan Sampah Eksistig Desa Pakisaji dan

Desa Genengan ............................................................................................... 34

4.6 Komposisi dan Karakteristik Sampah di Desa Genengan

dan Pakisaji....................................................................................................... 40

4.6.1 Karakteristik Fisik Sampah ............................................................. 42

4.7 Sistem Pengelolaan Sampah TPST............................................................. 44

4.8 Sumber Sampah Yang Diolah di TPST .................................................... 46

4.9 Kesetimbangan Material Sampah Rencana

di TPST Pakisaji Maju ................................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 55

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 55

5.2 Saran-Saran........................................................................................................ 55

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat (UU No 18/2008 Pasal 1). Timbulan sampah pada permukiman
perkotaan berasal dari rumah tangga, warung, bangunan umum, dan industri rumah
tangga. Pertumbuhan penduduk di kawasan permukiman perkotaan menimbulkan
permasalahan pengelolaan sampah mulai dari masalah timbulan sampah, kebutuhan
tempat pemrosesan akhir sampah, serta biaya lingkungan yang ditimbulkan.
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Model
pengelolaan sampah yang dikenal saat ini antara lain; penimbulan sampah, penanganan
ditempat, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir (Faizah,
2008; Widyatmoko & Sintorini Moerdjoko, 2002).

Penimbulan sampah memerlukan penanganan yang tepat berdasarkan jumlah


pelaku, jenis dan kegiatannya. Penanganan di tempat atau penanganan sampah pada
sumbernya merupakan perlakuan terhadap sampah yang masih memiliki nilai ekonomis
yang dilakukan sebelum sampah sampai di tempat pembuangan. Penanganan sampah
ditempat memberi pengaruh signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap
berikutnya. Kegiatan penanganan meliputi pemilahan, pemanfaatan kembali (reuse) dan
daur ulang (recycle), bertujuan untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce).

Pengumpulan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan dari rumah-rumah


atau sumber timbulan sampah menuju ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)
sebelum dilakukan pengangkutan atau pemindahan sampah dari TPS ke lokasi
pemrosesan akhir (TPA). Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai
dari sumber sampah hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan
akhir, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung (door to door) atau secara
tidak langsung (dengan menggunakan transfer depo/container) sebagai Tempat
Penampungan Sementara (TPS)

Pengolahan sampah meliputi proses transformasi fisik berupa pemisahan


komponen sampah dan pemadatan untuk mempermudah penyimpanan dan

1
pengangkutan. Pembakaran untuk mengubah sampah menjadi bentuk gas sehingga
volumenya dapat berkurang hingga 95%. Teknik pengolahan sampah secara alami dari
sampah hijau dan bahan organik lain untuk mempercepat proses pembusukan adalah
teknik composting, Sedangkan pemrosesan akhir sampah merupakan penempatan
sampah di tempat tertentu (open dumping, sanitary landfill) hingga kapasitas tempat
tidak lagi mencukupi.

1.2 Maksud

1. Memperoleh pengalaman dibidang teknik lingkungan khususnya mengetahui


sistem pengelolaan sampah di TPST 3R Pakisaji Maju, Kabupaten Malang
2. Mengetahui sistem pengelolaan sampah terutama sistem daur ulang sampah yang
ada di TPST Pakisaji Maju Kabupaten Malang.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui secara detail sistem pengelolaan di TPST Pakisaji Maju,


kabupaten malang
2. Untuk mengetahui sistem daur ulang sampah di TPST Pakisaji Maju,
kabupaten malang

1.4 Ruang Lingkup


1. Gambaran umum pakisaji, kabupaten malang
2. Sumber sampah TPST Pakisaji Maju 3R
3. Sistem Pengelolaan Sampah di TPST 3R Pakisaji Maju Kabupaten Malang
4. Sistem daur ulang sampah di TPST 3R Pakisaji Maju Kabupaten Malang

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Sampah


Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya dilakukan melalui pendekatan
berbasis 3R dan berbasis masyarakat, pengelolaan sampah secara terpadu dengan
melaksanakan pengelolaan sejak dari sumbernya. 3R adalah upaya yang meliputi
kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang
sampah (recycle). Sesuai dengan yang diamanatkan di dalam UU No. 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan sampah pada Bab I pasal 1 ayat 3 bahwa pengelolaan sampah
merupakan kegiatan yang sistematis, berkelanjutan yang terdiri dari kegiatan
pengurangan dan penanganan. Proses pengurangan merupakan upaya untuk mengurangi
jumlah sampah yang akan diangkut dan diproses di tempat pemrosesan akhir sampah.
Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya dilakukan melalui pendekatan berbasis 3R
dan berbasis masyarakat, pengelolaan sampah secara terpadu dengan melaksanakan
pengelolaan sejak dari sumbernya.
3R adalah upaya yang meliputi kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan
kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle). Kegiatan Pengurangan sampah
dapat berupa pembatasan timbulan sampah, pendaur- ulangan sampah, dan pemanfaatan
kembali sampah, dimana proses pemilahan merupakan kegiatan penunjangan pokok dari
proses pendaurulangan. Kegiatan Penanganan Pemilahan sesuai dengan jenis dan
sifatnya, Pengumpulan dari sumber Ke TPS, pengangkutan dari sumber ke tempat
pemrosesan. Berbagai sistem daur ulang dapat diaplikasikan, karena komposisi sampah
terbesar di kota- kota di Indonesia sebagian besar adalah sampah organik, maka
diperkenalkan sistem pengomposan skala individual, komunal, kawasan, baik untuk
daerah air tanah tinggi( daerah basah ) maupun untuk air tanah rendah. Sedangkan untuk
pemanfaatan kembali sampah baik organik maupun anorganik diperkenalkan contoh
yang dapat diaplikasikan serta diperkenalkannya bank sampah.
Untuk pengurangan sampah diperkenalkan teknik- teknik sederhana seperti
mengurangi kemasan, kembali pada pembungkus yang dapat terdegradasi. Untuk itu
pengelolaan sampah sistem 3 R (reduse, reuse, recycle), melalui pengumpulan,
pemilahan, pengelolaan sampah oleh masyarakat harus terus digalakan. (Lya m Taufik

3
Kamil, Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan Berbasis Masyarakat (Reduce, Reuse,
Recycle), PU

2.2 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat


Teknik pengelolaan sampah terpadu merupakan cara terbaik untuk mengolah
sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle). Sebelum diolah, jenis sampah
disortir antara yang bisa digunakan lagi (dengan pengolahan maupun tidak) dan yang
benar-benar dibuang. Sampah yang dapat digunakan lagi dapat menghasilkan produk,
sedangkan sisanya di olah dengan penguraian, pembakaran (misalnya dengan
incenerator), dan penimbunan. Teknik ini sangat menghemat volume limbah
akhir,tetapi memerlukan modal dan biaya operasional yang besar. (Mulyono
Sadyohutomo,2008).
Konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat sendiri harus disertai dengan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah
menjadikan masyarakat agar memiliki daya atau power untuk dapat mengelola sampah
agar menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai jual. Seperti yang dikemukakan oleh
Edi Suharto bahwa pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang sehingga mereka
memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan pendapatan,
dan agar dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan. (Edi Suharto, 2009).
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dibutuhkan kontribusi dari masing-
masing aktor yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta untuk membentuk suatu model
kemitraan yang diharapkan. Peran pemerintah lebih banyak pada penentuan rambu-
rambu dan aturan main secara umum. Pihak swasta berperan pada implementasi
penentuan langkah (policy action) bersama masyarat. Sedangkan masyarakat berperan
dalam bentuk partisipasi, baik pada level formulasi, implementasi, monitoring maupun
evaluasi. Membentuk suatu kemitraan bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik,
dengan saling memberikan manfaat antar pihak yang bermitra. Bantuk kemitraan
mengambil pemahaman dari dunia organisme dibedakan menjadi Pseudo Partnership
(Kemitraan Semu), Mutualism Partnership (Kemitraan Mutualistik),
ConjugationPartnership (Kemitraan melalui Peleburan dan Pengembangan).
Sedangkan fenomena-fenomena hubungan kerjasama antar organisasi adalah
mencakup Subordinate Union of Partnership, Linear Union of Partnership, Linear
Collaborative of Partnership. (Ambar Teguh Sulistiyani, 2004).

4
2.3 Pola Pengelolaan Sampah Berbasis 3R
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat digunakan sebagai referensi
model yang mengedepankan paradigma 3R (reduce, reuse, recycle).
Reduce adalah upaya yang lebih menitikberatkan pada pengurangan pola hidup
konsumtif serta senantiasa menggunakan “tidak sekali pakai“ yang ramah lingkungan
dan mencegah timbulan sampah, Reuse adalah upaya memanfaatkan bahan sampah
melalui penggunaan yang berulang agar tidak langsung menjadi sampah, tanpa
pengolahan berarti menggunakan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang
sama atau yang lain. Recycle adalah setelah sampah harus keluar dari lingkungan rumah
perlu dilakukan pemilahan dan pemanfaatan pengolahan secara setempat menjadi
produk baru. Pengelolaan sampah dengan pola 3R merupakan upaya untuk mengurangi
beban TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui pola 3R, perlu dioptimalkan
didalam penerapannya karena program ini berkaitan dengan kebijakan dan strategi
nasional pengembangan pengelolaan persampahan terutama berkaitan dengan
kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya, sesuai yang diamatkan dalam UU
No 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah dan Permen PU No 21/PRT/M/2006,
tentang
kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persampahan. Upaya kegiatan 3R
membutuhkan partisipasi aktif seluruh stakeholders yang terkait dengan masalah
persampahan. Mengingat upaya pengurangan volume sampah di sumber sangat erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat, diperlukan suatu upaya penyadaran
dan peningkatan pemahaman untuk mendorong perubahan perilaku yang dilakukan
secara berjenjang, baik melalui promosi atau diseminasi maupun kampanye yang terus
menerus. Desiminasi dan sosialisasi penanganan 3R menjadi sangat penting dalam
pengelolaan sampah, perlu dilakukan terus-menerus kepada setiap strata lapisan
masyarakat baik secara individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa,
sarana-prasarana dan media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju. Upaya
pengurangan sampah di sumber perlu didukung dengan pemberian insentif yang dapat
mendorong masyarakat untuk senantiasa melakukan kegiatan 3R, antara lain
dalam bentuk pengurangan retribusi sampah, pemberian kupon pengganti kantong
plastik, penghargaan tingkat kelurahan, dll, yang diawali dengan kesiapan pengelolaan
sampah kota yang memadai.

5
2.4 Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah 3R

1. Pengangkutan sampah dari rumah warga


Awal dari proses kerja divisi I TPST 3R Pakisaji Maju ialah mengumpulkan sampah
dari area pelayanan yang proses pengangkutannya dilakukan oleh petugas angkut
sampah dengan menggunakan sarana yang dimiliki oleh TPST 3 R Pakisaji maju
seperti gerobak, mobil pick-up khusus untuk mengangkut sampah, maupun
kendaraan tossa.
2. Pembongkaran sampah
Pembongkaran sampah adalah sampah yang telah dikumpulkan di lokasi TPST 3R
Pakisaji Maju dari seluruh area pelayanan dibongkar dan dibiarkan sejenak sebelum
memasuki tahapan selanjutnya.
Hal ini dilakukan agar sampah yang masih basah dan berbau menyengat bias sedikit
mengering sehingga baunya tidak terlalu menyengat saat dipilah oleh petugas
pemilah TPST 3R Pakisaji Maju.
3. Proses pemilahan sampah
Sampah yang telah terkumpul akan dipilah untu dikelompokkan sesuai dengan
jenisnya agar sekiranya sampah yang masih memiliki nilai ekonomis terpisah dari
jenis sampah yang tidak memiliki nilai guna maupun nilai ekonomis. Proses
pemilahan sampah ini menghasilkan 6 macam jenis sampah yang diantarannya
adalah kaca, 12 macam lapak keras, 3 macam lapak kertas, 2 macam lapak plastik,
limbah nasi serta memilah kompos dan residu.
4. Kompos dan residu yang terpilah
Langkah keempat setelah proses pemilahan dilakukan,akan menghasilkan jenis
limbah yang terakhir yakni campuran antara limbah yang masih diolah menjadi
kompos dan residu. Oleh karena itu untuk memisahkan kedua jenis limbah ini maka
dilakukan kembali proses pemilahan oleh petugas pemilah. Dari hasil proses
pemilahan kedua ini akan menghasilkan dua kegiatan yang berbeda pula yang
diantaranya adalah:
a. Pengankutan residu ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
Untuk residu (limbah yang tidak dapat diolah menjadi kompos) dan limbah yang
tdak memiliki nilai guna akan diangkut dengan menggunakan drum truk untuk

6
dibawa ke TPA Talang Agung. Dalam melaksanakan kegiatan ini pihak TPST
3R Pakisaji Maju bekerjasama dengan UPTD Kepanjen.
b. Mempersiapkan limbah untuk proses komposting
Dan limbah yang masih dapat diolah untuk dijadikan pupuk kompos maka akan
disiapkan oleh petugas pemilah di area proses awal dari proses produksi pupuk
kompos yaitu proses komposting.
5. Proses komposting
Tahapan kelima dari alur kerja TPST 3R Pakisaji Maju yakni proses komposting
yang dilakukan dengan membusukan limbah kurang lenih 25 hari yang kemudian
dikeringkan sebelum digiling.
6. Penggilingan kompos
Sampah yang telah melalui proses komposting akan digiling dengan menggunakan
mesin giling agar kompos menjadi lebih kecil.
7. Penyaringan kompos
Langkah selanjutnya yaitu untuk meyempurnakan hasil pupuk setelah proses
penggilingan maka dilakukan proses penyaringan dimana hal ini dilakukan untuk
memisahkan sisa sisa residu dari kompos yang sudah jadi sehingga menghasilkan
kompos organik yang berkualitas.
8. Packing dan pemasaran kompos
Tahapan akhir dari proses kerja TPST 3R Pakisaji Maju Divisi I seteah pupuk
kompos telah selesai di produksi dengan melalui proses packing pupuk kompos siap
dipasarkan.

2.5 Model Daur Ulang Sampah


2.5.1 Teknologi tepat guna (TTG) dalam Pengelolaan Sampah Berbasis 3R
Pada dasarnya Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang memberikan
tingkat pelayanan yang paling dapat diterima secara teknis, sosial dan lingkungan
dengan tingkat biaya yang paling murah. Namun mengingat kondisi setempat, ada
kalanya diperlukan teknologi yang tidak murah bila memang sesuai dengan kondisi
setempat. Persyaratan teknologi tepat guna adalah:

 Dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.


 Merupakan hasil rekayasa praktis yang mudah diterapkan.

7
 Efektif dan efisien.
 Ekonomis dan pemeliharaannya mudah.
 Memanfaatkan sumber daya yang ada.
 Mudah dioperasikan oleh pemakai.
 Dibuat sesuai kebutuhan.
 Mudah dikembangkan

Macam-macam teknologi tepat guna bidang persampahan, diantaranya :


 Pengomposan sampah organik dapur (sampah basah) dengan komposter rumah
tangga secara individual atau komunal, yang tertanam maupun tidak tertanam,
dengan komposter pot, komposter karung.
 Pengomposan Sampah organik rumah tangga dengan pengembangbiakan cacing
tanah.
 Pengomposan skala lingkungan.
 Daur ulang sampah plastik lembaran (kresek) – peletasi.

2.5.2 Pengomposan Sampah Rumah Tangga dan Komunal.


Komposter rumah tangga adalah prasarana yang digunakan untuk mengolah
sampah dapur menjadi kompos. Sampah organik dapur adalah sampah organik yang
dihasilkan dari dapur antara lain sisa makanan dan sisa sayuran. Prinsip kerja
pembusukan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme dari sampah itu sendiri.
Tipe komposter: komposter tanam dan komposter yang tidak ditanam (Tipe Ayun).
A. Komposter Tanam

8
Gambar 2.1 Komposter Tanam

Keterangan:

 Siapkan lahan untuk penanaman komposter pada lokasi yang memungkinkan


yaitu lokasi yang tersedia untuk pemasangan 2 buah komposter yang akan
dioperasikan secara bergantian, terhindar dari curahan hujan yang secara langsung
dapat masuk ke dalam komposter dan jarak komposter ke sumber air tanah
dangkal minimal 10 m untuk menghindari pencemaran.
 Gali tanah, dengan ukuran dan kedalaman galian sesuai dengan model dalam
Petunjuk Teknis Spesifikasi Komposter Rumah Tangga Individual dan Komunal.
Dasar komposter berada minimal 30 cm di atas muka air tanah. Muka air tanah
dapat ditentukan berdasarkan muka air sumur di daerah sekitarnya pada musim
kemarau.
 Letakkan komposter di tengah galian tanah. Di dasar galian di pinggir dan di
dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setebal 10 cm.
 Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal.
 Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm di bawah lubang pemasukan
sampah.
 Ketentuan pemasangan komposter ini sama, baik untuk komposter rumah tangga
individual maupun komunal.

9
B. Komposter Komunal
Komposter dan Takakura dapat dibuat komunal dari bahan plastic, kayu,
pasangan bata sebagaimana dilihat pada gambar berikut. Metoda ini menggunakan
konstruksi sederhana pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai
pintu untuk ruang pengomposan.

Gambar 2.2 Komposter Komunal

Metoda ini menggunakan konstruksi sederhana pasangan bata yang


dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai pintu untuk ruang pengomposan.

2.5.3 Daur ulang sampah rumah tangga dengan sistem pengomposan skala lingkungan
melalui pemberdayaan masyarakat. Pengolahan dapat dilakukan di TPS maupun
TPA. Prinsip nya adalah dilakukan setelah pemilahan sampah dan sebelum
penimbunan akhir, sehingga sering juga disebut pengolahan antar.

1) Pencacahan : pengolahan fisik dengan memotong/mengurangi ukuran sampah


agar lenih mudah di olah, misalnya untuk proses pengomposan rumah tangga.
2) Pemadatan: pengolahan fisik dengan menambah densitas (kepadatan) sampah
agar volumenya berkurang, terutama untuk menghemat penggunaan truk untuk
pengangkutan sampah ke TPA.
3) Pengomposan/komposting: pengolahan sampah organik melalui pembusukan
(proses biologis) yang terkendali. Hasil yang diperoleh disebut kompos.

10
4) Daur ulang sampah an organik: pengolahan fisik dan kimia untuk mengubah
sampah non organik menjadi material baru yang dapat dimanfaatkan kembali.
Contoh: melelehkan plastik dan mencacahnya menjadi bijih plastik, membuat
bubur kertas untuk menjadikan kertas daur ulang, dan membuat kerajinan atau
hasta karya.
5) Pembakaran (sudah tidak dianjurkan untuk dikerjakan) : pengolahan fisik
dengan membakar sampah pada temperatur tinggi (diatas 1000 derajat celcius).
Pembakaran atau insinerasi sangat mahal dan perlu teknologi tinggi agar tidak
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

11
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 GAMBARAN UMUM


3.1.1 Wilayah Administratif
Kecamatan Pakisaji merupakan salah satu daerah dari 33 kecamatan di wilayah
Kabupaten Malang. Secara astronomis Kecamatan Pakisaji terletak diantara 112.3457
sampai 112.3763 Bujur Timur dan 8.0497 sampai 8.0198 Lintang selatan. Luas
kawasan Kecamatan Pakisaji secara keseluruhan adalah sekitar 38.41 km 2 atau sekitar
1.29 persen dari total luas Kabupaten Malang. Kecamatan Pakisaji terbagi menjadi 12
desa, 28 dusun, 84 RW dan 379 RT.
Adapun batas-batas wilayah adiministrasi Kecamatan Pakiasji yaitu sebagai
berikut:
 Sebelah Utara : Kecamatan Wagir dan Kota Malang
 Sebelah Timur : Kecamatan Tajinan dan Bululawang
 Sebelah Selatan : Kecamatan Kepanjen
 Sebelah Barat : Kecamatan Ngajum

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Pakisaji Malang

12
Gambar 3.2 Peta Administrasi Daerah Pelayananan TPST 3R Pakisaji Maju
Desa Pakisaji dan Desa Genengan

3.2. Kondisi Topografi dan Klimatologi


Bentuk topografi Kecamatan Pakisaji merupakan jalur transit yang menjadi
pilihan untuk mealanjutkan perjalanan melalui jalur selatan menuju Kabupaten Blitar
dengan ketingian 0-650 meter dpl.
Kecamatan Pakisaji memliliki suhu rata-rata 26.1 – 28.3 °C dengan suhu
maksimal 32.29 °C dan minimum 24.22 °C yang menunjukan nilai kelembaban
tertinggi adalah 90.74 % yang jatuh pada bulan desember, sedangkan nilai kelembaban
terendah jatuh pada bulan mei, rata-rata berkisar pada 87.47 %. Rata rata kecepatan
angin 1.8 sampai dengan 4.7 km/jam. Kecepatan angin terendah yakni berkisar pada
0.55 km/jam umumnya jatuh pada bulan november dan tertinggi yaitu 2.16 km/jam
jatuh pada bulan september. Curah hujan rata-rata berkisar antara 1.800 – 3.000 mm per
tahun, dengan hari hujan rata-rata antara 54-117 hari/tahun.

13
3.3. Tata Guna Lahan

Gambar 3.3 Peta Tata Guna Lahan Desa Pakisaji dan Desa Genengan

Pada wilayah Kecamatan Pakisaji lahan yang ada digunakan untuk:


 Pemukiman Penduduk
 Area istitusi merupakan area pendidikan yang terdiri dari SD, SMP, dan SMA.
 Area komersil merupakan area yang terdiri dari gedung-gedung tempat
berlangsungnya kegiatan ekonomi atau merupakan fasilitas umum seperti pusat
perbelanjaan/took, rental dan lain-lain.
 Area terbuka merupakan area yang terdiri dari tempat terbuka seperti taman,
lahan kosong dan jalan.

14
3.4. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

Tabel 3.1 Jumlah SD, SMP, dan SMU/Sederajat Kecamatan Pakisaji


Nama Desa SD SMP SMA
PERMANU 3 1 -
KARANGPANDAN 2 2 1
GLANGGANG 2 1 -
SUTOJAYAN 2 1 1
WONOKERSO 4 - -
KARANGDUREN 4 - -
PAKISAJI 4 2 1
JATISARI 4 - -
WADUNG 3 1 -
GENENGAN 4 1 -
KEBON AGUNG 7 3 1
KENDALPAYAK 2 2 -

JUMLAH 41 14 4

(Sumber : Badan Pusat Statistik, Kecamatan Pakisaji)

15
Tabel 3.2 Jumlah Sarana Peribadatan Kecamatan Pakisaji
Surau/ Gereja Gereja
Nama Desa Masjid Langgar Kristen Katolik Pura
PERMANU 8 27 1 - 1
KARANGPANDAN 6 20 2 - 1
GLANGGANG 2 11 0 - 2
SUTOJAYAN 2 37 0 - -
WONOKERSO 3 25 0 - 1
KARANGDUREN 6 49 1 - -
PAKISAJI 3 32 1 1 1
JATISARI 4 35 - - -
WADUNG 3 3 - - -
GENENGAN 5 36 - - 2
KEBON AGUNG 8 45 3 1 3
KENDALPAYAK 7 32 2 - -

JUMLAH 57 352 10 2 11

16
Tabel 3.3 Jumlah Sarana Prasarana Perdagangan Kecamatan Pakisaji
Toko/ Pasar ( unit ) Supermarket/
Nama Desa warun Kelompok swalayan/
g/kios Non Pertokoan toserba
(unit) Permanen Permanen
PERMANU 50 - - - -
KARANGPANDAN 87 - - 2 -
GLANGGANG 54 - - - -
SUTOJAYAN 118 2 - - -
WONOKERSO 66 - - - -
KARANGDUREN 153 1 - 1 1
PAKISAJI 202 2 - 1 5
JATISARI 36 - - - -
WADUNG 45 - - - -
GENENGAN 71 - - 1 2
KEBON AGUNG 174 1 1 1 1
KENDALPAYAK 288 1 - 2 4

JUMLAH 1344 7 1 8 13

17
Tabel 3.4 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Pakisaji

Rumah Rumah Puskesmas Tempat Tempat


Nama Desa Sakit Sakit Poliklinik Puskesmas Pembantu Praktek Praktek Posyandu
Bersalin Dokter Bidan
PERMANU - - - - 1 - 3 6
KARANGPANDAN - - 1 - - 1 3 5
GLANGGANG - - - - - - 2 6
SUTOJAYAN - - - - - - 3 4
WONOKERSO - - - - 1 - 1 5
KARANGDUREN - - 2 - - 1 3 9
PAKISAJI - - - 1 - 1 2 6
JATISARI - - - - - - 1 7
WADUNG - - - - - - 1 6
GENENGAN - - - - - 2 3 8
KEBON AGUNG - - 2 - - - 1 16
KENDALPAYAK 1 - - - - - 5 9
JUMLAH 1 - 5 1 2 5 28 87

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Wilayah Pelayanan


Area pelayanan TPST 3R Pakisaji Maju terdiri dari dua desa yang berada di
Kecamatan Pakisaji Kabupaten malang yaitu Desa Pakisaji dan Desa Genengan.
Luas daerah pelayanan dari desa pakisaji dan desa genengan secara keseluruhan
adalah 2,41 km2, desa pakisaji terdiri dari 4 RW dan 21 RT sedangkan desa
genengan terdiri dari 33 RT dan 10 RW
Adapun batas-batas wilayah administrasi dari desa Pakisaji yaitu sebagai
berikut :
 Sebelah Utara : Desa Genengan dan Kebon agung
 Sebelah Timur : Desa Sutojayan dan Karang duren
 Sebelah Selatan : Desa Karang Pandan
 Sebelah Barat : Desa Permanu, Desa Jatisari

Adapun batas-batas wilayah administrasi dari desa Genengan yaitu sebagai


berikut :
 Sebelah Utara : Desa Kebon agung
 Sebelah Timur : Desa Kendalpayak dan Desa Karangduren
 Sebelah Selatan : Desa Pakisaji
 Sebelah Barat : Desa Jatisari

19
Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Pelayanan TPST Pakisaji Maju

4.2 Jumlah Penduduk di Area Pelayanan


4.2.1 Jumlah Penduduk Desa Pakisaji
Data jumlah penduduk Desa Pakisaji dapat dilihat pada tabel 4.1.
Berdasarkan data BPS Desa dari tahun 2014 sampai 2018 terjadi laju pertumbuhan
penduduk sebesar 7,98%. Perkembangan jumlah penduduk Desa Pakisaji setiap
tahun seperti Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Penduduk tiap tahun di Desa Pakisaji
NO Tahun Laki- Perempuan Total Kepadatan Pertumbuhan
laki Penduduk Penduduk
(%)

1 2014 2754 2760 5514 0 0,00

2 2015 2749 2777 5526 12 0,22

3 2016 3877 3821 7698 2172 28,22

20
4 2017 3877 3821 7698 0 0,00

5 2018 3957 4020 7977 279 3,50

Rata-rata 616 7,98

Sumber : Kecamatan Pakisaji Dalam Angka 2014-2018

4.2.2 Jumlah Penduduk Desa Genengan


Data jumlah penduduk Desa Genengan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Berdasarkan data BPS Desa dari tahun 2014 sampai 2018 terjadi laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,76%. Perkembangan jumlah penduduk Desa Genengan setiap
tahun seperti Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk tiap tahun di Desa Genengan


NO Tahun Laki- Perempuan Total Kepadatan Pertumbuhan
laki Penduduk Penduduk
(%)

1 2014 4089 3930 8019 0 0,00

2 2015 4077 3942 8019 0 0,00

3 2016 4036 3948 7984 -35 -0,44

4 2017 4036 3948 7984 0 0,00

5 2018 4154 4119 8273 289 3,49

Rata-rata 64 0,76

Sumber: Kecamatan Pakisaji Dalam Angka 2014-2018

21
4.2.3 Perhitungan Proyeksi Penduduk di Area Pelayanan TPST 3R Pakisaji
1. Desa Pakisaji
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Pakisaji
Desa Jumlah Penduduk (Jiwa)

2014 2015 2016 2017 2018

Pakisaji 5514 5526 7698 7698 7977

Sumber: Kecamatan Pakisaji Dalam Angka (2014-2018)

Tabel 4.2 Pertumbuhan Penduduk Desa Pakisaji


No Tahun Penduduk Pertumbuhan Pertumbuhan
Penduduk Penduduk
(Jiwa) (%)

1 2014 5514 0

2 2015 5526 12 0,12

3 2016 7698 2172 21,72

4 2017 7698 0 0

5 2018 7977 279 2,78

Jumlah 34413 2463 24,63

Rata-rata 6883 616 7,98

22
 Metode Aritmatik
Tabel 4.3 Perhitungan Menggunakan Rumus Aritmatika
X Y X.Y X2 Y2

1 12 12 1 144

2 2171 4344 4 4717584

3 0 0 9 0

4 279 1116 16 77841

∑=10 2463 5472 30 4795569

( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan:

x = Nomor data

y = Pertumbuhan Penduduk

x2 = Nomor data dikuadratkan

y2 = Pertumbuhan penduduk di kuadratkan

x.y = (Nomor data) x (Pertumbuhan Penduduk)

23
 Metode Geometrik

Tabel 4.4 Perhitungan Rumus Geometrik


X Y X.Y X2 Y2

1 8,615 8,615 1 74,219

2 8,617 17.234 4 74,256

3 8,948 26,846 9 80,079

4 8,948 35,794 16 80,079

5 8,984 44,921 25 80,717

∑=15 44,114 133,412 55 383,352

( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ( ) ( )

Keterangan :

x = Nomor data

y = In pertumbuhan penduduk

x2 = Nomor data dikuadratkan

y2 = Pertumbuhan penduduk dikuadratkan

x.y = (Nomor data) x (in pertumbuhan penduduk)

24
 Metode Lastquere
Tabel 4.5 Perhitungan Menggunakan Rumus Lastsquere
X Y X.Y X2 Y2

1 5514 5514 1 30404196

2 5526 11052 4 30536676

3 7698 23094 9 59259204

4 7698 30792 16 59259204

5 7977 39885 25 63632529

∑15 34413 110337 55 243091809

( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan :

x = Nomor data

y = Jumlah penduduk per tahun

x2 = Nomor data dikuadratkan

y2 = Jumlah penduduk pertahun dikuadratkan

x.y = (Nomor data) x ( Jumlah penduduk per tahun)

25
No Metode Nilai Kolerasi (r)

1 Aritmatika 0,09

2 Geometric 0,9

3 Least Square 0,9

Dari jumlah uji korelasi didapat nilai r yaitu mendekati 1 (satu) adalah nilai
yang mengggunakan metode geometrik yaitu 0,9. Maka dari itu, proyeksi penduduk
selama 10 tahun le depan akan dilakukan dengan metode geometric tersebut dengan
rumus sebagai berikut:

( )

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk tahun ke – n

Po = Jumlah penduduk tahun dasar

n = Tahun penduduk yang akan dihitung

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

Proyeksi jumlah penduduk Desa Pakisaji pada tahun 2019 sebagai berikut:

Pn = Po ( 1 + r )2

Pn = 7977 (1 + 0,0798)(2019-2018)

Pn = 8614

26
Proyeksi jumlah penduduk Desa Pakisaji pada tahun 2024 sebagai berikut:

Pn = Po ( 1 + r )2

Pn = 7977 (1 + 0,0798)(2024-2018)

Pn = 12644

Proyeksi jumlah penduduk Desa Pakisaji pada Tahun 2029 sebagai berikut:

Pn = Po ( 1 + r )2

Pn = 7977 (1 + 0,0798)(2029-2018)

Pn = 18562

Hasil perhitungan proyeksi penduduk Desa Pakisaji untuk 10 tahun ke depan


(2019-2029) berdasarkan metode geometric dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai
berikut:

Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Pakisaji Untuk 10 Tahun Kedepan

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 2019 8614

2 2024 12644

3 2029 18562

27
2. Desa Genengan

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Desa Genengan


Desa Jumlah Penduduk (Jiwa)

2014 2015 2016 2017 2018

Genengan 8019 8019 7984 7984 8273

Sumber: Kecamatan Pakisaji Dalam Angka (2014-2018)


 Metode Geometrik
Tabel 4.9 Perhitungan Menggunakan Rumus Geometrik
X Y X.Y X2 Y2

1 8,989 8,989 1 80,812

2 8,989 17.979 4 80,812

3 8,985 26,955 9 80,733

4 8,945 35,94 16 80,733

5 9,02 45,103 25 81,373

∑=15 44,97 134,968 55 404,466

( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( )

28
Keterangan :

x = Nomor data

y = In pertumbuhan penduduk

x2 = Nomor data dikuadratkan

y2 = Pertumbuhan penduduk dikuadratkan

x.y = (Nomor data) x (in pertumbuhan penduduk)

berdasarkan uji kolerasi dihasilkan nilai r yang paling endekati 1 adalah hasil dari
perhitungan secara geometric yaitu dengan nilai r=0,6, kemudian digunakan untuk
menentukan proyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun ke depan (2029), seperti pada
contoh perhitungan berikut:

( )

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk tahun ke – n

Po = Jumlah penduduk tahun dasar

n = Tahun penduduk yang akan dihitung

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

29
Proyeksi jumlah penduduk Desa Genengan pada tahun 2019 sebagai berikut:

Pn = Po ( 1 + r )2

Pn = 8273 (1 + 0,0076)(2019-2018)

Pn = 8679

Proyeksi jumlah penduduk Desa Genengan pada tahun 2024 sebagai berikut:

Pn = Po ( 1 + r )2

Pn = 8273 (1 + 0,0076)(2024-2018)

Pn = 8657

Proyeksi jumlah penduduk Desa Genengan pada Tahun 2029 sebagai


berikut:

Pn = Po ( 1 + r )2

Pn = 8273 (1 + 0,0076)(2029-2018)

Pn = 8923

30
Hasil perhitungan proyeksi penduduk Desa Genengan untuk 10 tahun ke
depan (2019-2029) berdasarkan metode geometric dapat dilihat pada tabel 5.7
sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Proyeksi jumlah Penduduk Desa Genengan Untuk 10 Tahun
Kedepan

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 2019 8679

2 2024 8657

3 2029 8923

Sumber: Hasil Perhitungan, 2019

4.3 Sumber – Sumber Sampah

Menurut Tchobanoglous dkk., 1993 sumber-sumber sampah dibedakan


berdasarkan jenis kegiatan yang menghasilkan sampah.

Kalsifikasi tersebut dibagi menjadi :

a) Sampah residential, merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga.


b) Sampah komersial, merupakan sampah yang berasal dari perkantoran,
restoran, dan pasar (tempat perdagangan).
c) Sampah industri, adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas industri.
d) Sampah jalanan, adalah sampah yang berada di jalan-jalan umum.
e) Sampah pertanian, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
f) Sampah konstruksi pembangunan, adalah sampah yang dihasilkan dari
pembangunan gedung baru, perbaikan jalan, reruntuhan bangunan, dan
trotoar rusak.

31
g) Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air
limbah maupun proses industri.

Sampah di TPST Pakisaji maju didominasi oleh sampah kering dan basah
yang dimana terdiri dari sampah basah yaitu sampah makanan yang berasal dari
kegiatan rumah tangga. Sedangkan untuk sampah kering didominasi oleh sampah
plastik,kertas,dan kardus hasil dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan perkantoran

4.4 Timbulan Sampah


Menghitung volume sampah yang masuk ke TPST 3R, yaitu dengan
mengukur sampah yang terdapat pada kendaraan pengumpul.

Tabel 4.3 Volume sampah yang masuk setiap hari ke TPST 3R Pakisaji Maju
Volume Hari
sampah
1 2 3 4 5 6 7

15.27 12.85 14.87 14.18 13.89 8.46 13.85

Rata rata 12.62


(m3/hari)

32
4.5 Sistem Pengelolaan Sampah Eksisting Desa Pakisaji dan Desa Genengan

Sampah Desa
Pakisaji dan
Desa Genengan

Motor 3 Roda /
Tossa

Pengumpulan sampah
di TPST Pakisaji

Sampah Basah
Sampah Kering

Komposting
Daur Ulang

Residu

Kompos Hasil Daur Ulang


TPA

33
1. Pewadahan
Jenis pewadahan yang digunakan untuk menampung sampah pada sumbernya di
desa pakisaji dan genengan
 Bin Karet Terbuka
 Bak sampah permanen

Gambar 4.1 Pewadahan Sampah Kecamatan Pakisaji

34
2. Pengumpulan sampah dari rumah warga
Awal dari proses kerja divisi I TPST 3R Pakisaji Maju ialah mengumpulkan
sampah dari area pelayanan yang proses pengangkutannya dilakukan oleh
petugas angkut sampah dengan menggunakan sarana yang dimiliki oleh TPST 3
R Pakisaji maju kendaraan tossa. Pola pengumpulan sampah untuk pemukiman
adalah individual tidak langsung, dimana sampah dari masyarakat dikumpulkan
terlebih dahulu dengan kendaraan motor roda 3 tossa. Lalu baru dibawa ke TPST
pakisaji, biasanya pengumpulan sampah dilakukan setiap pagi hari.

Gambar 4.2 Kendaraan Roda Tiga Pengangkut Sampah

3. Pembongkaran sampah
Pembongkaran sampah adalah sampah yang telah dikumpulkan di lokasi TPST
3R Pakisaji Maju dari seluruh area pelayanan dibongkar dan dibiarkan sejenak
sebelum memasuki tahapan selanjutnya.
Hal ini dilakukan agar sampah yang masih basah dan berbau menyengat bias
sedikit mengering sehingga baunya tidak terlalu menyengat saat dipilah oleh
petugas pemilah TPST 3R Pakisaji Maju.

35
4. Proses pemilahan sampah
Sampah yang telah terkumpul akan dipilah untu dikelompokkan sesuai dengan
jenisnya agar sekiranya sampah yang masih memiliki nilai ekonomis terpisah
dari jenis sampah yang tidak memiliki nilai guna maupun nilai ekonomis. Proses
pemilahan sampah ini menghasilkan 6 macam jenis sampah yang diantarannya
adalah kaca, 12 macam lapak keras, 3 macam lapak kertas, 2 macam lapak
plastik, limbah nasi serta memilah kompos dan residu.

Gambar 4.3 Lapak Kertas Gambar 4.4 Lapak Plastik

5. Kompos dan residu yang terpilah


Langkah keempat setelah proses pemilahan dilakukan,akan menghasilkan jenis
limbah yang terakhir yakni campuran antara limbah yang masih diolah menjadi
kompos dan residu. Oleh karena itu untuk memisahkan kedua jenis limbah ini
maka dilakukan kembali proses pemilahan oleh petugas pemilah. Dari hasil
proses pemilahan kedua ini akan menghasilkan dua kegiatan yang berbeda pula
yang diantaranya adalah:
c. Pengankutan residu ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
Untuk residu (limbah yang tidak dapat diolah menjadi kompos) dan limbah
yang tdak memiliki nilai guna akan diangkut dengan menggunakan drum truk

36
untuk dibawa ke TPA Talang Agung. Dalam melaksanakan kegiatan ini
pihak TPST 3R Pakisaji Maju bekerjasama dengan UPTD Kepanjen.

Gambar 4.5 Pewadahan Pengangkut Sampah

d. Mempersiapkan limbah untuk proses komposting


Dan limbah yang masih dapat diolah untuk dijadikan pupuk kompos maka
akan disiapkan oleh petugas pemilah di area proses awal dari proses produksi
pupuk kompos yaitu proses komposting.

Gambar 4.6 Lapak Proses Awal komposting

37
6. Proses komposting
Tahapan kelima dari alur kerja TPST 3R Pakisaji Maju yakni proses komposting
yang dilakukan dengan membusukan limbah kurang lenih 25 hari yang kemudian
dikeringkan sebelum digiling.

Gambar 4.7 Proses komposting


7. Penggilingan kompos
Sampah yang telah melalui proses komposting akan digiling dengan
menggunakan mesin giling agar kompos menjadi lebih kecil.

Gambar 4.8 Mesin Pengiling kompos

38
4.6 Komposisi dan Karakteristik Sampah di Desa Genengan dan Pakisaji
Komposisi sampah dilakukan dengan pengamatan data primer. Pengamatan
sampel sampah yang dilakukan dengan cara mengamati pemilahan menurut
jenisnnya. Hasil perhitungan di TPST 3R Pakisaji Maju menunjukkan bahwa
komposisi sampah tertinggi adalah sampah basah yang terdiri dari sampah sisa
makanan dan sampah kebun.
Tabel 4.6 Komposisi sampah di TPST 3R Pakisaji Maju dalam 1 gerobak
dengan sampel pengamatan sampah 100 kg.

Komposisi Rata-Rata (Kg/hari)


Sampah
basah Sisa makanan
35.29
Sampah kebun
25.75
Plastik HDPE
4.53
LDPE
2.60
PET
5.01
Campuran
6.72
Kertas & Office paper (Kertas
kardus Kantor)
0.53
Koran
0.68
Majalah
0.95
Buku
0.41
Papan bahan kertas
Kertas campuran
1.04
Kardus
3.13
Diapers
6.66
Kabel
0.17
Kayu
0.92
B3
0.33

39
Kain/Tekstil
2.39
Kaca
2.53
Karet
0.52
Kaleng Kaleng aluminium
0.54
Kaleng baja
Logam
0.45
Kulit
1.01
Sterofoam
0.58
Batu/pasir
Tulang
Rambut
TOTAL 100.00

Presentasi komposisi sampah TPST Pakisaji Maju menunjukkan bahwa


sampah yang mempunyai komposisi sampah paling tinggi adalah sampah basah yang
terdiri dari sampah kebun sebesar 35.29 % dan sampah sisa makanan 25.75 %.

40
4.6.1 Karakteristik Fisik Sampah
A. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika sampah yang dihitung adalah berat jenis sampah. Berat
jenis datar berkisar antara 212.087 kg/m3 - 220.890 kg/m3 dengan rata-rata berkisar
antara 216,230 kg/m3 . Berat jenis terbesar terdapat pada 220.890 kg/m3 dan yang
terkecil 212.087 kg/m3

Tabel 4.6 Berat Jenis Sampah di Kendaraan Pengumpul TPST Pakisaji


Tossa : Merah P : 220 cm L : 135 cm T : 75

Berat (kg) & Volume Sampah (m³)


Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
Berat sampah 597 562 573 558 543 601 611
Tinggi
sampah 91 89 89 87 84 93 97
Volume
sampah 2.70 2.64 2.64 2.58 2.49 2.76 2.88
Berat Jenis
Sampah
(Kg/m³) 220.890 212.613 216.774 215.953 217.653 217.588 212.087
Rata rata
(Kg/m3) 216.230

41
B. Karaktreristik Kimia

Perhitungan karakteristik kimia berupa proximate analysis meliputi kadar air,


volatile,fixed carbon, dan abu. kadar air terbesar terdapat pada sampah makanan
yaitu sebesar 52,28 %. Kadar volatile terbesar pada sampah halaman dan sampah
kebun sebesar 75,64 %. Kandungan kadar air sampah dapat menentukan pengolahan
sampah dengan cara pengomposan secara aerobik adalah 50-60 % (Tchobanoglous,
dkk 1993). Maka sampah makanan dapat dijadikan bahan mentah kompos. Kadar
volatile dapat memperkirakan seberapa bear efektifitas pengurangan (reduksi)
sampah dengen menggunakan metode pembekaran berteknologi tinggi (insinerator).
Range kadar volatile sampah yang optimal untuk diolah dengan metode pembakaran
adalah 60-65%, sehingga untuk sampah kebun memungkinkan untuk pengolahan
insinerator.

4.7 Sistem Pengelolaan Sampah TPST


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga adalah perencanaan secara sistematis, menyeluruh, dn
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Perencanaan persampahan merupakan langkah awal dalam melaksanakan
pembangunan bidang persampahan sebagai dasar pengelolaan baik untuk jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang. Sedangkan untuk pengurangan sampah
dapat dilakukan dengan metode 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) di sumber atau di
Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPST) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST). TPS 3R adalah tempat untuk dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan (Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2017).

42
Penanganan sampah sendiri dapat dilakukan dengan pemilahan sampah
berdasarkan komponennya, pewadahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan dan
pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah. TPST adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran
ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU RI No. 18 Tahun 2008).
Meningkatnya laju pembangunan, pertambahan penduduk, serta aktivitas dan tingkat
sosial ekonomi masyarakat di Indonesia telah memicu terjadinya peningkatan jumlah
timbulan sampah. Semakin besar timbulan sampah yang dihasilkan akan
memperbesar dampak negatif dari sampah itu sendiri seperti meningkatnya gangguan
kesehatan disebabkan semakin banyak penyakit yang muncul. Selain itu, sampah
juga berdampak pada segi estetika dan bila dibiarkan tidak tertutup kemungkinan
akan merusak kelestarian lingkungan.

Adapun sistem operasional di TPST adalah sebagai berikut :

 Zona penerimaan dan pemilahan sampah


Zona ini befungsi untuk menerima dan memilah-milah sampah yang masuk
ke areal TPST, sampah yang masuk dipilah sesuai jenisnya untuk masuk ke
proses selanjutnya
 Zona koposting
 Zona ini menjadi dua areal utama, yaitu pencacahan dan pematangan.
A. Lahan pencacahan
Setelah dilakukan pemilahan terhadap sampah yang akan di komposkan,
sampah masuk ke area pencacahan. Di sini sampah akan di seragamkan
ukurannya agar memudahkan proses terbentuknya kompos.
B. Lahan pematangan
Lahan yang digunakan pematangan kompos.

43
 Daur ulang
Daur ulang sampah an organik: pengolahan fisik dan kimia untuk mengubah
sampah non organik menjadi material baru yang dapat dimanfaatkan kembali.
Contoh: melelehkan plastik dan mencacahnya menjadi bijih plastik, membuat
bubur kertas untuk menjadikan kertas daur ulang, dan membuat kerajinan
atau hasta karya.

4.8 Sumber Sampah Yang Diolah di TPST

a) Sampah residential, merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga.


b) Sampah komersial, merupakan sampah yang berasal dari perkantoran,
restoran, dan pasar (tempat perdagangan).
c) Sampah industri, adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas industri.
d) Sampah jalanan, adalah sampah yang berada di jalan-jalan umum.
e) Sampah pertanian, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
f) Sampah konstruksi pembangunan, adalah sampah yang dihasilkan dari
pembangunan gedung baru, perbaikan jalan, reruntuhan bangunan, dan
trotoar rusak.
g) Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air
limbah maupun proses industri.

44
4.9 Kesetimbangan Material Sampah Rencana di TPST Pakisaji Maju

Berat timbulan

sampah rata rata TPST Pakisaji Maju = volume rata-rata x Berat jenis sampah
rata rata

= 12,62 m3/hari x 216,230 kg/m3 = 2728,82 kg/hari

Berat timbulan

sampah rata rata TPST Pakisaji = Presentase / jumlah penduduk x jumlah penduduk
Maju (2024) komposisi (2024)
(2019)
sampah basah

= (2728,82 kg/hari/ 17293 jiwa) x 21301 jiwa

= 0,1577991095 x 21301 jiwa

= 3361,27 kg/hari

Sampah basah

TPST Pakisaji Maju (2019) = Presentase komposisi x berat timbulan sampah


sampah basah rata-rata TPST Pakisaji
Maju (2019)

= 61,04 % x 2728,82 kg/hari


= 1665.67 kg/hari

45
Sampah kering
TPST Pakisaji = presentase komposisi x berat timbulan sampah rata-
sampah kering rata TPST Pakisaji (2019)
Maju
(2019)

= 38,96% x 2728,82 kg/hari


= 1063.15 kg/hari

46
Tabel 4.6 Kesetimbangan Material Sampah Rencana Tahun eksisting 2019

Recovery
% Berat Berat Faktor Berat Berat
Komposisi rata-rata Sampah Recovery Residu
35.29 963.00 0.00 0.00 963.00
Sampah basah Sisa makanan
25.75 702.67 100.00 702.67 0.00
Sampah kebun
4.53 123.62 100.00 123.62 0.00
Plastik HDPE
2.6 70.95 100.00 70.95 0.00
LDPE
5.01 136.71 100.00 136.71 0.00
PET
6.72 183.38 100.00 183.38 0.00
Campuran
Kertas & kardus Office paper (Kertas 0.53
Kantor) 14.46 100.00 14.46 0.00

Koran 0.68 18.56 100.00 18.56 0.00

Majalah 0.95 25.92 100.00 25.92 0.00

Buku 0.41 11.19 100.00 11.19 0.00

Kertas Campuran 0 0.00 0.00 0.00 0.00

1.04 28.38 100.00 28.38 0.00


Kertas campuran
3.13 85.41 85.00 72.60 12.81
Kardus
6.66 181.74 0.00 0.00 181.74
Diapers
0.17 4.64 0.00 0.00 4.64
Kabel

47
0.92 25.11 0.00 0.00 25.11
Kayu
0.33 9.01 0.00 0.00 9.01
B3
Kain/Tekstil 2.39 65.22 0.00 0.00 65.22

2.53 69.04 100.00 69.04 0.00


Kaca
Karet 0.52 14.19 0.00 0.00 14.19

0.54 14.74 85.73 12.63 2.10


Kaleng Kaleng aluminium
0 0.00 0.00
Kaleng baja
0.45 12.28 50.00 6.14 6.14
Logam
1.01 27.56 0.00 0.00 27.56
Kulit
0.58 15.83 0.00 0.00 15.83
Sterofoam
0 0.00 0.00 0.00 0.00
Batu/pasir
0 0.00 0.00 0.00 0.00
Tulang
0 0.00 0.00 0.00 0.00
Rambut
Total 100 2728.82 1320.73 1476.25 1327.34

48
Tabel 4.7 Kesetimbangan Material Sampah Rencana Tahun Proyeksi 2029
Recovery
% Berat Berat Faktor Berat Berat
Komposisi rata-rata Sampah Recovery Residu
35.29 1530.56 0.00 0.00 1530.56
Sampah basah Sisa makanan
25.75 1116.80 100.00 1116.80 0.00
Sampah kebun
4.53 196.47 100.00 196.47 0.00
Plastik HDPE
2.60 112.76 100.00 112.76 0.00
LDPE
5.01 217.29 100.00 217.29 0.00
PET
6.72 291.45 100.00 291.45 0.00
Campuran
Kertas & kardus Office paper (Kertas Kantor)
0.53 22.99 100.00 22.99 0.00

Koran 0.68 29.49 100.00 29.49 0.00

Majalah 0.95 41.20 100.00 41.20 0.00

Buku 0.41 17.78 100.00 17.78 0.00

Papan Bahan Kertas 0.00 0.00 0.00 0.00

1.04 45.11 100.00 45.11 0.00


Kertas Campuran
3.13 135.75 85.00 115.39 20.36
kardus
6.66 288.85 0.00 0.00 288.85
Diapers
0.17 7.37 0.00 0.00 7.37
Kabel

49
0.92 39.90 0.00 0.00 39.90
Kayu
0.33 14.31 0.00 0.00 14.31
B3
Kain/Tekstil 2.39 103.66 0.00 0.00 103.66

2.53 109.73 100.00 109.73 0.00


Kaca
Karet 0.52 22.55 0.00 0.00 22.55

0.54 23.42 85.73 20.08 3.34


Kaleng Kaleng aluminium
0.00 0.00 0.00 0.00
Kaleng baja
0.45 19.52 50.00 9.76 9.76
Logam
1.01 43.80 0.00 0.00 43.80
Kulit
0.58 25.16 0.00 0.00 25.16
Sterofoam
0.00 0.00 0.00 0.00
Batu/pasir
0.00 0.00 0.00 0.00
Rambut
Total 100 4337.10 1320.73 2346.30 2109.63

50
Berdasarkan hasil perhitungan mass balance sampah tahun eksisting 2019
dan tahun proyeksi maka dapat menentukan potensi reduksi sampah. Potensi
reduksi jenis sampah dari skenario 0 dan 1 (skenario-skenario jika tidak dilakukan
pengelolaan sampah di TPST dan langsung diangkut ke TPA) dan skenario 2 dan
4 (skenario jika dilakukan daur ulang sampah kering dan komposting secara
terpadu dan residu diangkut ke TPA) yang disajikan ke dalam diagram alir pada
gambar 4.9 sampai 4.10 sebagai berikut:

 Skenario 0: skenario baseline, jika tidak dilakukan pengelolaan


Skenario ini didasarkan pada kondisi jika tidak dilakukan pengelolaan
sampah di TPST 3R Pakisaji Maju dan langsung diangkut ke TPA.

Sampah yang masuk ke TPST


2782,82 kg/hr

TPA 2782,82 kg/hr

Gambar 4.9 Mass Balance dari skenario 0 di TPST Pakisaji

51
 Skenario 1: : skenario jika tidak dilakukan pengelolaan
Skenario ini didasarkan pada kondisi jika tidak dilakukan pengelolaan
sampah di TPST 3R Pakisaji Maju dan langsung diangkut ke TPA dengan
mempertimbangkan pertumbuhan penduduk pada tahun proyeksi 2029.

Sampah yang masuk ke TPST


4337.10 kg/hr

TPA 4337.10 kg/hr

Gambar 4.10 Mass Balance dari skenario 1 di TPST Pakisaji

52
 Skenario 2: Daur Ulang dan Pengomposan
Skenario ini didasarkan pada kondisi jika dilakukan daur ulang sampah
kering dan komposting secara terpadu dan residu diangkut ke TPA.

Sampah yang masuk ke TPS


2782,82 kg/hr
(100%)

Sampah basah Sampah Kering


1665.67 kg/hr 1063.15 kg/hr
(59.85%) (40.15%)

Komposting Residu Daur Ulang Residu


702.67 kg/hr 963 kg/hr 698.1 kg/hr 364.34 kg/hr
(42.18%) (57.82%) (65.66%) (34.34%)

Penjualan

TPA
1327.34
kg/hr

Gambar 4.11. Skema Potensi Reduksi Sampah Skenario 2 di TPST


Pakisaji

53
 Skenario 3: Daur Ulang dan Pengomposan

Skenario ini didasarkan pada kondisi jika dilakukan daur ulang sampah
kering dan komposting secara terpadu dan residu diangkut ke TPA dengan
mepertimbangkan pertumbuhan penduduk pada tahun proyeksi 2029.

Sampah yang masuk ke TPS


4337.10 kg/hr
(100%)

Sampah basah Sampah Kering


2647.30 kg/hr 1689.8 kg/hr
(59.85%) (40.15%)

Komposting Residu Daur Ulang Residu


1116.80 kg/hr 1530.56 kg/hr 1110.83 kg/hr 579.07 kg/hr
(42.18%) (57.82%) (65.66%) (34.34%)

Penjualan

TPA
2109.63 kg/hr

Gambar 4.12. Skema Potensi Reduksi Sampah Skenario 3 di TPST


Pakisaji

54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil dari analisis berat timbulan rata-rata sampah TPST Pakisaji maju
sebesar 2728.82 kg/hari dengan komposisi smpah terbesar adalah sampah
basah sebesar 61.04 % serta hasil analisis mass balance, estimasi sampah
didaur ulang cukup tinggi sebesar 52.31 %.

2. Hasil Peritungan proyeksi penduduk daerah pelayanan TPST Pakisaji Maju


pada tahun 2029 adalah 18562 dan Desa Genengan pada tahun 2027 adalah
8923.

5.2 Saran-saran

1. Perlu adanya penanganan dan pengurangan jumlah timbulan sampah yang


mempengaruhi reduksi sampah yang mengakibatkan dampak lingkungan.

2. Perlu adanya peningkatan persen pengolahan sampah pada TPST sehingga


dapat menurunkan nilai pengaruh dari dampak lingkungan tersebut.

55

Anda mungkin juga menyukai