OLEH :
AGUS WAHONO
14.26.031
KERJA PRAKTEK
Menerangkan bahwa :
Nim : 1426031
Mengetahui
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KERJA PRAKTEK
Menerangkan bahwa :
Nim : 1426031
Mengetahui
ii
KATA PENGATAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas anugrahNya, sehingga penyusun dapat melaksanakan dan menyelesaikan. Laporan
Kerja Praktek ini tepat pada waktunya.
Selesainya pelaksanaan Laporan Kerja Praktek ini tidak lepas dari keikutsertaan
semua pihak yang dengan tulus serta ikhlas membantu dalam memberikan semangat
dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang mendoakan dan mendukung dalam
segala hal
2. Bapak Sudiro, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan dan Selaku
Dosen Pembimbing Laporan Kerja Praktek.
3. Bapak Wandi Selaku Kepala Pengurus dan Pembimbing Kerja Praktek di TPST
3R Pakisaji Maju Kabupaten Malang
4. Seluruh staff dan Karyawan TPST 3R Pakisaji Maju Kabupaten Malang yang
telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
5. Teman-teman Teknik Lingkungan 2014 ITN Malang yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Dengan menyadari berbagai kekurangan yang masih ada pada laporan ini,
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai pertimbangan
dalam penyempurnaan laporan-laporan berikutnya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kepentingan umum dan
mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
iv
3.2 Kondisi Topografi dan Klimatologi .......................................................... 13
dan Pakisaji....................................................................................................... 40
5.2 Saran-Saran........................................................................................................ 55
v
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat (UU No 18/2008 Pasal 1). Timbulan sampah pada permukiman
perkotaan berasal dari rumah tangga, warung, bangunan umum, dan industri rumah
tangga. Pertumbuhan penduduk di kawasan permukiman perkotaan menimbulkan
permasalahan pengelolaan sampah mulai dari masalah timbulan sampah, kebutuhan
tempat pemrosesan akhir sampah, serta biaya lingkungan yang ditimbulkan.
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Model
pengelolaan sampah yang dikenal saat ini antara lain; penimbulan sampah, penanganan
ditempat, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir (Faizah,
2008; Widyatmoko & Sintorini Moerdjoko, 2002).
1
pengangkutan. Pembakaran untuk mengubah sampah menjadi bentuk gas sehingga
volumenya dapat berkurang hingga 95%. Teknik pengolahan sampah secara alami dari
sampah hijau dan bahan organik lain untuk mempercepat proses pembusukan adalah
teknik composting, Sedangkan pemrosesan akhir sampah merupakan penempatan
sampah di tempat tertentu (open dumping, sanitary landfill) hingga kapasitas tempat
tidak lagi mencukupi.
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kamil, Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan Berbasis Masyarakat (Reduce, Reuse,
Recycle), PU
4
2.3 Pola Pengelolaan Sampah Berbasis 3R
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat digunakan sebagai referensi
model yang mengedepankan paradigma 3R (reduce, reuse, recycle).
Reduce adalah upaya yang lebih menitikberatkan pada pengurangan pola hidup
konsumtif serta senantiasa menggunakan “tidak sekali pakai“ yang ramah lingkungan
dan mencegah timbulan sampah, Reuse adalah upaya memanfaatkan bahan sampah
melalui penggunaan yang berulang agar tidak langsung menjadi sampah, tanpa
pengolahan berarti menggunakan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang
sama atau yang lain. Recycle adalah setelah sampah harus keluar dari lingkungan rumah
perlu dilakukan pemilahan dan pemanfaatan pengolahan secara setempat menjadi
produk baru. Pengelolaan sampah dengan pola 3R merupakan upaya untuk mengurangi
beban TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui pola 3R, perlu dioptimalkan
didalam penerapannya karena program ini berkaitan dengan kebijakan dan strategi
nasional pengembangan pengelolaan persampahan terutama berkaitan dengan
kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya, sesuai yang diamatkan dalam UU
No 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah dan Permen PU No 21/PRT/M/2006,
tentang
kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persampahan. Upaya kegiatan 3R
membutuhkan partisipasi aktif seluruh stakeholders yang terkait dengan masalah
persampahan. Mengingat upaya pengurangan volume sampah di sumber sangat erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat, diperlukan suatu upaya penyadaran
dan peningkatan pemahaman untuk mendorong perubahan perilaku yang dilakukan
secara berjenjang, baik melalui promosi atau diseminasi maupun kampanye yang terus
menerus. Desiminasi dan sosialisasi penanganan 3R menjadi sangat penting dalam
pengelolaan sampah, perlu dilakukan terus-menerus kepada setiap strata lapisan
masyarakat baik secara individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa,
sarana-prasarana dan media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju. Upaya
pengurangan sampah di sumber perlu didukung dengan pemberian insentif yang dapat
mendorong masyarakat untuk senantiasa melakukan kegiatan 3R, antara lain
dalam bentuk pengurangan retribusi sampah, pemberian kupon pengganti kantong
plastik, penghargaan tingkat kelurahan, dll, yang diawali dengan kesiapan pengelolaan
sampah kota yang memadai.
5
2.4 Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah 3R
6
dibawa ke TPA Talang Agung. Dalam melaksanakan kegiatan ini pihak TPST
3R Pakisaji Maju bekerjasama dengan UPTD Kepanjen.
b. Mempersiapkan limbah untuk proses komposting
Dan limbah yang masih dapat diolah untuk dijadikan pupuk kompos maka akan
disiapkan oleh petugas pemilah di area proses awal dari proses produksi pupuk
kompos yaitu proses komposting.
5. Proses komposting
Tahapan kelima dari alur kerja TPST 3R Pakisaji Maju yakni proses komposting
yang dilakukan dengan membusukan limbah kurang lenih 25 hari yang kemudian
dikeringkan sebelum digiling.
6. Penggilingan kompos
Sampah yang telah melalui proses komposting akan digiling dengan menggunakan
mesin giling agar kompos menjadi lebih kecil.
7. Penyaringan kompos
Langkah selanjutnya yaitu untuk meyempurnakan hasil pupuk setelah proses
penggilingan maka dilakukan proses penyaringan dimana hal ini dilakukan untuk
memisahkan sisa sisa residu dari kompos yang sudah jadi sehingga menghasilkan
kompos organik yang berkualitas.
8. Packing dan pemasaran kompos
Tahapan akhir dari proses kerja TPST 3R Pakisaji Maju Divisi I seteah pupuk
kompos telah selesai di produksi dengan melalui proses packing pupuk kompos siap
dipasarkan.
7
Efektif dan efisien.
Ekonomis dan pemeliharaannya mudah.
Memanfaatkan sumber daya yang ada.
Mudah dioperasikan oleh pemakai.
Dibuat sesuai kebutuhan.
Mudah dikembangkan
8
Gambar 2.1 Komposter Tanam
Keterangan:
9
B. Komposter Komunal
Komposter dan Takakura dapat dibuat komunal dari bahan plastic, kayu,
pasangan bata sebagaimana dilihat pada gambar berikut. Metoda ini menggunakan
konstruksi sederhana pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai
pintu untuk ruang pengomposan.
2.5.3 Daur ulang sampah rumah tangga dengan sistem pengomposan skala lingkungan
melalui pemberdayaan masyarakat. Pengolahan dapat dilakukan di TPS maupun
TPA. Prinsip nya adalah dilakukan setelah pemilahan sampah dan sebelum
penimbunan akhir, sehingga sering juga disebut pengolahan antar.
10
4) Daur ulang sampah an organik: pengolahan fisik dan kimia untuk mengubah
sampah non organik menjadi material baru yang dapat dimanfaatkan kembali.
Contoh: melelehkan plastik dan mencacahnya menjadi bijih plastik, membuat
bubur kertas untuk menjadikan kertas daur ulang, dan membuat kerajinan atau
hasta karya.
5) Pembakaran (sudah tidak dianjurkan untuk dikerjakan) : pengolahan fisik
dengan membakar sampah pada temperatur tinggi (diatas 1000 derajat celcius).
Pembakaran atau insinerasi sangat mahal dan perlu teknologi tinggi agar tidak
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
11
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
12
Gambar 3.2 Peta Administrasi Daerah Pelayananan TPST 3R Pakisaji Maju
Desa Pakisaji dan Desa Genengan
13
3.3. Tata Guna Lahan
Gambar 3.3 Peta Tata Guna Lahan Desa Pakisaji dan Desa Genengan
14
3.4. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
JUMLAH 41 14 4
15
Tabel 3.2 Jumlah Sarana Peribadatan Kecamatan Pakisaji
Surau/ Gereja Gereja
Nama Desa Masjid Langgar Kristen Katolik Pura
PERMANU 8 27 1 - 1
KARANGPANDAN 6 20 2 - 1
GLANGGANG 2 11 0 - 2
SUTOJAYAN 2 37 0 - -
WONOKERSO 3 25 0 - 1
KARANGDUREN 6 49 1 - -
PAKISAJI 3 32 1 1 1
JATISARI 4 35 - - -
WADUNG 3 3 - - -
GENENGAN 5 36 - - 2
KEBON AGUNG 8 45 3 1 3
KENDALPAYAK 7 32 2 - -
JUMLAH 57 352 10 2 11
16
Tabel 3.3 Jumlah Sarana Prasarana Perdagangan Kecamatan Pakisaji
Toko/ Pasar ( unit ) Supermarket/
Nama Desa warun Kelompok swalayan/
g/kios Non Pertokoan toserba
(unit) Permanen Permanen
PERMANU 50 - - - -
KARANGPANDAN 87 - - 2 -
GLANGGANG 54 - - - -
SUTOJAYAN 118 2 - - -
WONOKERSO 66 - - - -
KARANGDUREN 153 1 - 1 1
PAKISAJI 202 2 - 1 5
JATISARI 36 - - - -
WADUNG 45 - - - -
GENENGAN 71 - - 1 2
KEBON AGUNG 174 1 1 1 1
KENDALPAYAK 288 1 - 2 4
JUMLAH 1344 7 1 8 13
17
Tabel 3.4 Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Pakisaji
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Pelayanan TPST Pakisaji Maju
20
4 2017 3877 3821 7698 0 0,00
Rata-rata 64 0,76
21
4.2.3 Perhitungan Proyeksi Penduduk di Area Pelayanan TPST 3R Pakisaji
1. Desa Pakisaji
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Pakisaji
Desa Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 2014 5514 0
4 2017 7698 0 0
22
Metode Aritmatik
Tabel 4.3 Perhitungan Menggunakan Rumus Aritmatika
X Y X.Y X2 Y2
1 12 12 1 144
3 0 0 9 0
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan:
x = Nomor data
y = Pertumbuhan Penduduk
23
Metode Geometrik
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ( ) ( )
Keterangan :
x = Nomor data
y = In pertumbuhan penduduk
24
Metode Lastquere
Tabel 4.5 Perhitungan Menggunakan Rumus Lastsquere
X Y X.Y X2 Y2
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan :
x = Nomor data
25
No Metode Nilai Kolerasi (r)
1 Aritmatika 0,09
2 Geometric 0,9
Dari jumlah uji korelasi didapat nilai r yaitu mendekati 1 (satu) adalah nilai
yang mengggunakan metode geometrik yaitu 0,9. Maka dari itu, proyeksi penduduk
selama 10 tahun le depan akan dilakukan dengan metode geometric tersebut dengan
rumus sebagai berikut:
( )
Dimana :
Proyeksi jumlah penduduk Desa Pakisaji pada tahun 2019 sebagai berikut:
Pn = Po ( 1 + r )2
Pn = 7977 (1 + 0,0798)(2019-2018)
Pn = 8614
26
Proyeksi jumlah penduduk Desa Pakisaji pada tahun 2024 sebagai berikut:
Pn = Po ( 1 + r )2
Pn = 7977 (1 + 0,0798)(2024-2018)
Pn = 12644
Proyeksi jumlah penduduk Desa Pakisaji pada Tahun 2029 sebagai berikut:
Pn = Po ( 1 + r )2
Pn = 7977 (1 + 0,0798)(2029-2018)
Pn = 18562
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Pakisaji Untuk 10 Tahun Kedepan
1 2019 8614
2 2024 12644
3 2029 18562
27
2. Desa Genengan
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( )
28
Keterangan :
x = Nomor data
y = In pertumbuhan penduduk
berdasarkan uji kolerasi dihasilkan nilai r yang paling endekati 1 adalah hasil dari
perhitungan secara geometric yaitu dengan nilai r=0,6, kemudian digunakan untuk
menentukan proyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun ke depan (2029), seperti pada
contoh perhitungan berikut:
( )
Dimana :
29
Proyeksi jumlah penduduk Desa Genengan pada tahun 2019 sebagai berikut:
Pn = Po ( 1 + r )2
Pn = 8273 (1 + 0,0076)(2019-2018)
Pn = 8679
Proyeksi jumlah penduduk Desa Genengan pada tahun 2024 sebagai berikut:
Pn = Po ( 1 + r )2
Pn = 8273 (1 + 0,0076)(2024-2018)
Pn = 8657
Pn = Po ( 1 + r )2
Pn = 8273 (1 + 0,0076)(2029-2018)
Pn = 8923
30
Hasil perhitungan proyeksi penduduk Desa Genengan untuk 10 tahun ke
depan (2019-2029) berdasarkan metode geometric dapat dilihat pada tabel 5.7
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Proyeksi jumlah Penduduk Desa Genengan Untuk 10 Tahun
Kedepan
1 2019 8679
2 2024 8657
3 2029 8923
31
g) Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air
limbah maupun proses industri.
Sampah di TPST Pakisaji maju didominasi oleh sampah kering dan basah
yang dimana terdiri dari sampah basah yaitu sampah makanan yang berasal dari
kegiatan rumah tangga. Sedangkan untuk sampah kering didominasi oleh sampah
plastik,kertas,dan kardus hasil dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan perkantoran
Tabel 4.3 Volume sampah yang masuk setiap hari ke TPST 3R Pakisaji Maju
Volume Hari
sampah
1 2 3 4 5 6 7
32
4.5 Sistem Pengelolaan Sampah Eksisting Desa Pakisaji dan Desa Genengan
Sampah Desa
Pakisaji dan
Desa Genengan
Motor 3 Roda /
Tossa
Pengumpulan sampah
di TPST Pakisaji
Sampah Basah
Sampah Kering
Komposting
Daur Ulang
Residu
33
1. Pewadahan
Jenis pewadahan yang digunakan untuk menampung sampah pada sumbernya di
desa pakisaji dan genengan
Bin Karet Terbuka
Bak sampah permanen
34
2. Pengumpulan sampah dari rumah warga
Awal dari proses kerja divisi I TPST 3R Pakisaji Maju ialah mengumpulkan
sampah dari area pelayanan yang proses pengangkutannya dilakukan oleh
petugas angkut sampah dengan menggunakan sarana yang dimiliki oleh TPST 3
R Pakisaji maju kendaraan tossa. Pola pengumpulan sampah untuk pemukiman
adalah individual tidak langsung, dimana sampah dari masyarakat dikumpulkan
terlebih dahulu dengan kendaraan motor roda 3 tossa. Lalu baru dibawa ke TPST
pakisaji, biasanya pengumpulan sampah dilakukan setiap pagi hari.
3. Pembongkaran sampah
Pembongkaran sampah adalah sampah yang telah dikumpulkan di lokasi TPST
3R Pakisaji Maju dari seluruh area pelayanan dibongkar dan dibiarkan sejenak
sebelum memasuki tahapan selanjutnya.
Hal ini dilakukan agar sampah yang masih basah dan berbau menyengat bias
sedikit mengering sehingga baunya tidak terlalu menyengat saat dipilah oleh
petugas pemilah TPST 3R Pakisaji Maju.
35
4. Proses pemilahan sampah
Sampah yang telah terkumpul akan dipilah untu dikelompokkan sesuai dengan
jenisnya agar sekiranya sampah yang masih memiliki nilai ekonomis terpisah
dari jenis sampah yang tidak memiliki nilai guna maupun nilai ekonomis. Proses
pemilahan sampah ini menghasilkan 6 macam jenis sampah yang diantarannya
adalah kaca, 12 macam lapak keras, 3 macam lapak kertas, 2 macam lapak
plastik, limbah nasi serta memilah kompos dan residu.
36
untuk dibawa ke TPA Talang Agung. Dalam melaksanakan kegiatan ini
pihak TPST 3R Pakisaji Maju bekerjasama dengan UPTD Kepanjen.
37
6. Proses komposting
Tahapan kelima dari alur kerja TPST 3R Pakisaji Maju yakni proses komposting
yang dilakukan dengan membusukan limbah kurang lenih 25 hari yang kemudian
dikeringkan sebelum digiling.
38
4.6 Komposisi dan Karakteristik Sampah di Desa Genengan dan Pakisaji
Komposisi sampah dilakukan dengan pengamatan data primer. Pengamatan
sampel sampah yang dilakukan dengan cara mengamati pemilahan menurut
jenisnnya. Hasil perhitungan di TPST 3R Pakisaji Maju menunjukkan bahwa
komposisi sampah tertinggi adalah sampah basah yang terdiri dari sampah sisa
makanan dan sampah kebun.
Tabel 4.6 Komposisi sampah di TPST 3R Pakisaji Maju dalam 1 gerobak
dengan sampel pengamatan sampah 100 kg.
39
Kain/Tekstil
2.39
Kaca
2.53
Karet
0.52
Kaleng Kaleng aluminium
0.54
Kaleng baja
Logam
0.45
Kulit
1.01
Sterofoam
0.58
Batu/pasir
Tulang
Rambut
TOTAL 100.00
40
4.6.1 Karakteristik Fisik Sampah
A. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika sampah yang dihitung adalah berat jenis sampah. Berat
jenis datar berkisar antara 212.087 kg/m3 - 220.890 kg/m3 dengan rata-rata berkisar
antara 216,230 kg/m3 . Berat jenis terbesar terdapat pada 220.890 kg/m3 dan yang
terkecil 212.087 kg/m3
41
B. Karaktreristik Kimia
42
Penanganan sampah sendiri dapat dilakukan dengan pemilahan sampah
berdasarkan komponennya, pewadahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan dan
pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah. TPST adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran
ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU RI No. 18 Tahun 2008).
Meningkatnya laju pembangunan, pertambahan penduduk, serta aktivitas dan tingkat
sosial ekonomi masyarakat di Indonesia telah memicu terjadinya peningkatan jumlah
timbulan sampah. Semakin besar timbulan sampah yang dihasilkan akan
memperbesar dampak negatif dari sampah itu sendiri seperti meningkatnya gangguan
kesehatan disebabkan semakin banyak penyakit yang muncul. Selain itu, sampah
juga berdampak pada segi estetika dan bila dibiarkan tidak tertutup kemungkinan
akan merusak kelestarian lingkungan.
43
Daur ulang
Daur ulang sampah an organik: pengolahan fisik dan kimia untuk mengubah
sampah non organik menjadi material baru yang dapat dimanfaatkan kembali.
Contoh: melelehkan plastik dan mencacahnya menjadi bijih plastik, membuat
bubur kertas untuk menjadikan kertas daur ulang, dan membuat kerajinan
atau hasta karya.
44
4.9 Kesetimbangan Material Sampah Rencana di TPST Pakisaji Maju
Berat timbulan
sampah rata rata TPST Pakisaji Maju = volume rata-rata x Berat jenis sampah
rata rata
Berat timbulan
sampah rata rata TPST Pakisaji = Presentase / jumlah penduduk x jumlah penduduk
Maju (2024) komposisi (2024)
(2019)
sampah basah
= 3361,27 kg/hari
Sampah basah
45
Sampah kering
TPST Pakisaji = presentase komposisi x berat timbulan sampah rata-
sampah kering rata TPST Pakisaji (2019)
Maju
(2019)
46
Tabel 4.6 Kesetimbangan Material Sampah Rencana Tahun eksisting 2019
Recovery
% Berat Berat Faktor Berat Berat
Komposisi rata-rata Sampah Recovery Residu
35.29 963.00 0.00 0.00 963.00
Sampah basah Sisa makanan
25.75 702.67 100.00 702.67 0.00
Sampah kebun
4.53 123.62 100.00 123.62 0.00
Plastik HDPE
2.6 70.95 100.00 70.95 0.00
LDPE
5.01 136.71 100.00 136.71 0.00
PET
6.72 183.38 100.00 183.38 0.00
Campuran
Kertas & kardus Office paper (Kertas 0.53
Kantor) 14.46 100.00 14.46 0.00
47
0.92 25.11 0.00 0.00 25.11
Kayu
0.33 9.01 0.00 0.00 9.01
B3
Kain/Tekstil 2.39 65.22 0.00 0.00 65.22
48
Tabel 4.7 Kesetimbangan Material Sampah Rencana Tahun Proyeksi 2029
Recovery
% Berat Berat Faktor Berat Berat
Komposisi rata-rata Sampah Recovery Residu
35.29 1530.56 0.00 0.00 1530.56
Sampah basah Sisa makanan
25.75 1116.80 100.00 1116.80 0.00
Sampah kebun
4.53 196.47 100.00 196.47 0.00
Plastik HDPE
2.60 112.76 100.00 112.76 0.00
LDPE
5.01 217.29 100.00 217.29 0.00
PET
6.72 291.45 100.00 291.45 0.00
Campuran
Kertas & kardus Office paper (Kertas Kantor)
0.53 22.99 100.00 22.99 0.00
49
0.92 39.90 0.00 0.00 39.90
Kayu
0.33 14.31 0.00 0.00 14.31
B3
Kain/Tekstil 2.39 103.66 0.00 0.00 103.66
50
Berdasarkan hasil perhitungan mass balance sampah tahun eksisting 2019
dan tahun proyeksi maka dapat menentukan potensi reduksi sampah. Potensi
reduksi jenis sampah dari skenario 0 dan 1 (skenario-skenario jika tidak dilakukan
pengelolaan sampah di TPST dan langsung diangkut ke TPA) dan skenario 2 dan
4 (skenario jika dilakukan daur ulang sampah kering dan komposting secara
terpadu dan residu diangkut ke TPA) yang disajikan ke dalam diagram alir pada
gambar 4.9 sampai 4.10 sebagai berikut:
51
Skenario 1: : skenario jika tidak dilakukan pengelolaan
Skenario ini didasarkan pada kondisi jika tidak dilakukan pengelolaan
sampah di TPST 3R Pakisaji Maju dan langsung diangkut ke TPA dengan
mempertimbangkan pertumbuhan penduduk pada tahun proyeksi 2029.
52
Skenario 2: Daur Ulang dan Pengomposan
Skenario ini didasarkan pada kondisi jika dilakukan daur ulang sampah
kering dan komposting secara terpadu dan residu diangkut ke TPA.
Penjualan
TPA
1327.34
kg/hr
53
Skenario 3: Daur Ulang dan Pengomposan
Skenario ini didasarkan pada kondisi jika dilakukan daur ulang sampah
kering dan komposting secara terpadu dan residu diangkut ke TPA dengan
mepertimbangkan pertumbuhan penduduk pada tahun proyeksi 2029.
Penjualan
TPA
2109.63 kg/hr
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil dari analisis berat timbulan rata-rata sampah TPST Pakisaji maju
sebesar 2728.82 kg/hari dengan komposisi smpah terbesar adalah sampah
basah sebesar 61.04 % serta hasil analisis mass balance, estimasi sampah
didaur ulang cukup tinggi sebesar 52.31 %.
5.2 Saran-saran
55