Anda di halaman 1dari 24

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PARTIKULAT

DENGAN CYCLONES, ELECTROSTATIC PRECIPITATOR DAN

BAGHOUSE FILTER

KELOMPOK 4

AGUS WAHONO 21251582

JULISTO FIRKIS TEN SERAN 21251576

YOGYAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas makalah Pencemaran Udara ini dengan baik.

Sesuai dengan materi pembelajaran mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk

mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Pencemaran

Lingkungan salah satunya mengenai Pencemaran Udara. Maka dari itu, kami

membuat makalah ini agar mahasiswa lebih mengetahui tentang Pencemaran Udara.

Kami sebagai manusia menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangan

dalam penyusunan tugas makalah ini dan untuk menyempurnakannya kami sangat

mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman maupun ibu bapak dosen.

Atas perhatiannya saya ucapkan terimah kasih.


ABSTRACT
The air quality in the environment is decreasing. Human activity is the main factor
causing the decline in air quality in the environment. Particles are one type of pollutant
in the air. Particles are the most dangerous pollutants. While the lowest toxicity is
carbon monoxide. Techniques for controlling particle emission are all based on
capturing particles before they are released into the atmosphere. The method used to
achieve this goal is influenced by the particle size. Some of the tools used for this
purpose include cyclones, Electrostatic Precipitator, Baghouse Filter. Environmental
control is very necessary for the creation of a clean and healthy environment. Protection
of the environment can be done by improving the quality of the tool and modifying the
tool.
Keywords: particles, pollutants, toxicity, methods, tools.

INTISARI
Kualitas udara dilingkungan semakin menurun. Aktivitas manusia merupakan faktor
utama penyebab menurunnya kualitas udara di lingkungan. Partikel adalah salah satu
jenis pencemar di udara. Partikel merupakan polutan yang paling berbahaya. Sedangkan
yang paling rendah toksisitasnya adalah karbonmonoksida. Teknik untuk mengontrol
emisi partikel semua didasarkan pada penangkapan partikel sebelum dilepaskan ke
atmosfer. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dipengaruhi oleh
ukuran partikel. Beberapa alat yang digunakan untuk tujuan tersebut diantaranya
cyclones, Electrostatic Precipitator, Baghouse Filter. Pengendalian lingkungan sangat
diperlukan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Perlindungan terhadap
lingkungan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas alat dan modifikasi alat.
Kata kunci : partikel, pencemar, toksisitas, metode, alat.
BAB I

PENDAHULUAN

3.11 Latar belakang

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat – pusat industri, kualitas udara telah

mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Keadaan ini

apabila tidak segera di tanggulangi dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan

hewan, serta tumbuhan. Perubahan lingkungan udara disebabkan pencemaran udara,

yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas – gas dan partikel kecil / aerosol) kedalam

udara. Zat pencemar masuk kedalam udara dapat secara alamiah (asap kebakaran hutan,

akibat gunung berapi, debu meteorit, dan pancaran garam dari laut) dan aktivitas

manusia (transportasi, industri pembuangan sampah). Konsentrasi pencemaran udara di

beberapa kota besar dan daerah industri Indonesia menyebabkan adanya gangguan

pernafasan, iritasi pada mata dan telinga, timbulnya penyakit tertentu serta gangguan

jarak pandang. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai

sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong

asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,

misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll. Sebenarnya

banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO)

menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.Polutan udara yang berbahaya

bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang

mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida.

Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.


BAB 2

TUJUAN DAN PERMASALAHAN

2. Tujuan dan Permasalahan

Demikian pentingnya masalah pencemaran udara khususnya oleh partikulat, maka

diperlukan upaya untuk mengendalikan pencemaran tersebut. Dalam pembahasan ini

akan dibahas mengenai gambaran umum tentang udara dan permasalahannya serta

upaya pengendalian pencemaran udara oleh partikulat.

2.1 Rumusan Masalah

 Apakah pengertian dari pencemaran udara?

 Bagaimana klasifikasi bahan pencemar udara?

 Apakah factor-faktor penyebab pencemaran udara?

 Apakah zat-zat yang dapat mencemari udara?

 Bagaimana dampak dari pencemaran udara?

 Bagaimana upaya penanggulangan pencemaran udara?

2.2 Tujuan

Pembahasan dibawah ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum

tentang udara dan permasalahanya serta mengetahui tentang upaya - upaya dalam

pengendalian pencemaran udara.


BAB III

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA OLEH PARTIKULAT

3 Jenis dan Sifat Partikulat

Partikulat merupakan partikulat-partikulat kecil padatan dan droplet cairan.

Beberapa partikulat dalam berbagai bentuk dapat melayang di udara. Bentuk dan

komponen penyusun partikulat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Bentuk dan Komponen Penyusun Partikulat

NO KOMPONEN BENTUK

1 Karbon

2 Besi Fe2O3, Fe3O4

3 Magnesium MgO

4 Kalsium CaO

5 Aluminium Al2O3

6 Sulfur SO2

7 Titanium TiO2

8 Karbonat CO3-

9 Silicon SiO2

10 Fosfor P2O5

11 Kalium K2O
12 Natrium N2O

Sifat kimia masing-masing partikulat berbeda-beda, akan tetapi secara fisik

ukuran partikulat berkisar antara 0,0002 – 500 mikron. Pada kisaran tersebut partikulat
mempunyai umum dalam bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik sampai

beberapa bulan. Umur partikulat tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang

ditentukan dari ukuran dan densitas partikulat serta aliran (turbulensi) udara. Secara

umum kenaikan diamter akan meningkatkan kecepatan pengendapan, dari hasil studi

(Stoker dan Seager, 1972) menunjukkan bahwa kenaikan diameter sebanyak 10.000

akan menyebabkan kecepatan pengendapan sebesar 6 juta kalinya.

Partikulat yang berukuran 2 – 40 mikron (tergantung densitasnya) tidak bertahan

terus di udara dan akan segera mengendap. Partikulat yang tersuspensi secara permanen

di udara juga mempunyai kecepatan pengendapan, tetapi partikulat-partikulat tersebut

tetap di udara karena gerakan udara. Sifat partikulat lainnnya yang penting adalah

kemampuannya sebagai tempat absorbsi (sorbsi secara fisik ) atau kimisorbsi (sorbsi

disertai dengan interaksi kimia). Sifat ini merupakan fungsi dari luas permukaan. Jika

molekul terosorbsi tersebut larut di dalam partikulat, maka keadaannya disebut absorbsi.

Jenis sorbsi tersebut sangat menentukan tingkat bahaya dari partikulat. Sifat partikulat

lainnya adalah sifat optiknya. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1
mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang gelombang sinar

sehingga partikulat-partikulat tersebut mempengaruhi sinar seperti halnya

molekulmolekul dan menyebabkan refraksi. Partikulat yang berukuran lebih besar dari 1

mikron ukurannya jauh lebih besar dari panjang gelombang sinar tampak dan

merupakan objek makroskopik yang menyebarkan sinar sesuai denganpenampang

melintang partikulat tersebut. Sifat optik ini penting dalam menentukan pengaruh

partikulat atmosfer terhadap radiasi dan visibilitas solar energi.

3.1 Sumber Polusi Partikulat

Berbagai proses alami mengakibatkan penyebaran partikulat di atmosfer,

misalnya letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia

juga berperan dalam penyebaran partikulat, misalnya dalam bentuk partikulat-partikulat

debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja, dan asap

dari proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikulat

yang utama adalah dari bakaran bahan bakar kendaraan dan diikuti oleh proses-proses

industri. Terdapat hubungan antara ukuran partikulat polutan dengan sumbernya.

Partikulat yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses

mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan benda-

benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikulat yang berukuran diameter 1 – 10

mikron biasanya termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri

lokal dan pada tempat-tempat tertentu juga terdapat garam laut. Partikulat yang

berukuran antara 0,1 – 1 mikron terutama merupakan produk-produk pembakaran dan

aerosol fotokimia. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1 mikron belum

diidentifikasi secara kimia, tetapi diduga berasal dari sumber-sumber pembakaran.

Untuk menyatakan konsentrasi partikulat adalah mikro gram per m3 (µg/m3). Untuk
mengubah dari µg/m3 menjadi ppm dengan dasar volume, diperlukan data mengenai

berat molekul partikulat tersebut. Karena komposisi partikulat bervariasi, maka sulit

untuk menentukan berat molekulnya.

3.4 Pengaruh Partikulat Terhadap Lingkungan

3.4.1 Pengaruh Terhadap Tanaman

Pengaruh partikulat terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk

debunya,dimana debu tersebut jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis

akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci

dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan

mengganggu proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar

matahari dan mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan

tanaman menjadi terganggu. Bahaya lain yang ditimbulkan dari pengumpulan partikulat

padatanaman adalah kemungkinan bahwa partikulat tersebut mengandung komponen

kimia yang berbahaya bagi hewan yang memakan tanaman tersebut.

3.4.2 Pengaruh Terhadap Manusia

Polutan partikulat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem

pernapasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada

sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama

adalah ukuran partikulat, karena ukuran partikulat yangmenentukan seberapa jauh

penetrasi partikulat ke dalam sistem pernafasan. Sistem pernafasan mempunyai

beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya partikulat-partikulat, baik

berbentuk padat maupun cair, ke dalam paru-paru. Bulu-bulu hidung akan mencegah

masuknya partikulat-partikulat berukuran besar, sedangkan partrikelpartikulat yang


lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran mukosa yang terdapat di sepanjang

sistem pernafasan dan merupakan permukaan tempat partikulat menempel. Pada

beberapa bagian sistem pernafasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang bergerak ke

depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga membentuk aliran yang

membawa partikulat yang ditangkapnya keluar dari sistem pernafasan ke tenggorokan,

dimana partikulat tersebut tertelan. Partikulat yang mempunyai diameter lebih besar dari

pada 5,0 mikron akan berhenti dan terkumpul terutama di dalam hidung dan

tenggorokan. Meskipun partikulat tersebut sebagian dapat masuk ke dalam paru-paru

tetapi tidak pernah lebih jauh dari kantung-kantung udara atau bronchi, bahkan segera

dapat dikeluarkan oleh gerakan silia. Partikulat yang berukuran diameter 0,5 - 5,0

mikron dapar terkumpul di dalam paru-paru sampai pada bronchioli, dan hanya

sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Sebagian besar partikulat yang terkumpul di

dalam bronchioli akan dikeluarkan oleh silia dalam 2 jam. Partikulat yang berukuran

diameter kurang dari 0,5 mikron dapat mencapai dan tinggal di dalam alveoli.

Pembersihan partikulat-partikulat yang sangat kecil tersebut dari alveoli sangat lambat

dan tidak sempurna dibandingkan dengan di dalam saluran yang lebih besar. Beberapa

partikulat yang tetap tertinggal di dalam alveoli dapat terabsorpsi ke dalam darah.

Partikulat-partikulat yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin

berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu :

 Partikulat tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya.


 Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika

tertinggal di dalam saluran pernafasan dapat mengganggu pembersihan

bahan-bahan lain yang berbahaya.

 partikulat-partikulat tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul

gas yang berbahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau mengabsorpsi,

sehingga molekulmolekul gas tersebut dapat mencapai dantertinggal di

bagian paru-paru yang sensitif. Karbon merupakan partikulat yang umum

dengan kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas

pada permukaannya.

Partikulat-partikulat yang beracun biasanya tidak terdapat dalam jumlah tinggi

di atmosfer, kecuali aerosol asam sulfat, melainkan terdapat dalam jumlah sangat kecil.

Tabel di bawah ini memperlihatkan berbagai partikulat logam yang berbahaya yang

biasanya terdapat dalam jumlah kecil sekali. Tetapi konsentrasi tersebut dapat

meningkat karena aktivitas manusia.

3.4.3 Pengaruh Terhadap Bahan Lain

Partikulat-partikulat yang terdapat di udara dapat mengakibatkan berbagai

kerusakan padaberbagai bahan. Jenis dan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh

partikulat dipengaruhi oleh komposisi kimia dansifat fisik partikulat tersebut.

Kerusakan pasif terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan

yang terbuat dari tanah sehingga harus sering dibersihkan. Proses pembersihan sering

mengakibatkan cacat pada permukaan benda-benda dari tanah tersebut. Kerusakan

kimia terjadi jika partikulat yang menempel bersifat korosif atau partikulat tersebut

membawa komponen lain yang bersifat korosif. Logam biasanya tahan terhadap korosi

di dalam udara kering atau di udara bersih yang hanya mengandung sedikit air.
Partikulat dapat merangsang korosi, terutama dengan adanya komponen yang

mengandung sulfur. Fungsi partikulat dalam merangsang kecepatan korosi adalah

karena partikulat dapat berungsi sebagai inti dimana uap air dapat mengalami

kondensasi, sehingga gas yang diserap oleh partikulat akan terlarut di dalam droplet air

yang terbentuk. Polutan partikulat juga dapat merusak bahan bangunan yang terbuat

dari tanah, cat, dan tekstil.

3.4.4 Pengaruh Terhadap Sinar Matahari dan Iklim

Partikulat yang terdapat di atmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi

sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh

penyebaran dan absorbsi sinar oleh partikulat. Salah satu pengaruh utama adalah

penurunan visibilitas. Sinar yang melalui objek ke pengamat akan diabsorbsi dan

disebarkan oleh partikulat sebelum mencapai pengamat, sehingga intensitas yang

diterima dari objek dan dari latar belakangnya akan berkurang. Akibatnya perbedaan

antara kedua intensitas intensitas sinar tersebut hilang sehingga keduanya (objek dan

latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. Penurunan visibilitas ini dapat

membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau kapal terbang.

Jumlah polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim. Pada musim gugur dan

salju, sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung meningkat sehingga

dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak

partikulat. Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikulat dalam dua cara. Partikulat di

dalam atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara

berfungsi sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan

jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat

mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai
permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengganggu keseimbangan panas pada

atmosfer bumi. Suhu atmosfer bumi ternyata menurun sedikit sejak tahun 1940,

meskipun pada beberapa abad terakhir ini terjadi kenaikan kandungan CO2 di atmosfer

yang seharusnya mengakibatkan kenaikan suhu atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi

solar oleh partikulat mungkin berperan dalam penurunan suhu atmosfer tersebut.

3.5 Baku Mutu Pencemaran Udara

Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau

komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Tiap negara memiliki standar baku

mutu udara yang berbeda. Pada artikel ini akan dibahas perbedaan dari Standar Baku

Mutu Udara Ambien Negara Indonesia.

3.6 Pengendalian Pencemaran

Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan

karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik,
kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah,

kerusakan materi yang rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan

yang rendah. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengendalian pencemaran

ialah karakteristik dari pencemar dan hal tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi

senyawa yang dibebaskan ke lingkungan, kondisi geografik sumber pencemar, dan

kondisi meteorologis lingkungan. Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah

gas.

Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif

karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan diproses dan

yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam sebuah pabrik kimia,

pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu penanggulangan emisi

debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.

Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari alirah gas buang.

Debu dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya

kohesi, dan sifat higroskopik yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu

yang tepat berkaitan dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek

ekonomisDebu/partikulat seperti telah diketahui memiliki berbagai macam variasi baik

dalam segi bentuk dan ukuran, yang bisa juga terkandung dalam larutan ataupun

berwujud debu kering, dengan rentang yang sangat besar baik dalam segi fisik dan

kimiawi.Debu dan asap yang tersuspensi di udara dapat dihilangkan dari aliran udara

dengan menggunakan beberapa alat pengendali. Terdapat tiga buah alat yang dapat

menyisihkan partikulat dari udara, yaitu :

 Cyclones
 Electrostatic precipitator

 Baghouse filter

Ketiga alat diatas memiliki spesifikasi dan efisiensi yang berbeda-beda, sehingga

digunakan untuk keperluan dan keadaan yang berbeda-beda disesuaikan dengan

karakteristik alat tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan alat

pengendali pencemaran partikulat adalah sebagai berikut :

 Konsep dasar pengendalian partikulat

 Distribusi ukuran partikulat

 Efisiensi pengendalian

3.6.1 Cyclones

Cyclone merupakan alat mekanis sederhana yang digunakan untuk menyisihkan

partikulat dari aliran gas. Cyclone cukup efektif untuk menyisihkan partikulat kasar
dengan diameter >10mm. Prinsip penyisihan partikulat dari aliran gas pada alat ini

adalah dengan memanfaatkan gaya sentrifugal sehingga jika gaya sentrifugalnya besar

maka efisiensi penyisihan partikulat juga akan tinggi.Pada umumnya cyclone dirancang

dengan kesamaan geometris dimana perbandingan dimensinya bersifat konstan untuk

berbagai diameter (Diameter body = Do). Nilai perbandingan ini akan menentukan

apakah cyclone tersebut termasuk jenis konvensional, efisiensi tinggi atau high

throughput.Jenis-jenis cyclone secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu

konvensional, efisiensi tinggi dan high throughput. Dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut

ini perbandingan dimensi untuk cyclone.

Gambar 3.1 Cylones

Tipe Cyclones

Efisiensi Tinggi Konvensional High trought


1 2 3 4 5 6
Diameter
casing (D/D) 1 1 1 1 1 1
Tinggi Saluran

Inlet (H/D) 0,5 0,44 0,5 0,5 0,75 0,8


Lebar Saluran

Inlet (W/D) 0,2 0,21 0,25 0,25 0,375 0,35


Diameter

Keluaran Gas 0,5 0,4 0,5 0,5 0,75 0,75


(De/D)
Tinggi Vortex

(S/D) 0,5 0,5 0,625 0,6 0,875 0,85


Tinggi Casing

(Lb/D) 1,5 1,4 2 1.75 1,5 1,7


Tinggi Kerucut

(Lc/D) 2,5 2,5 2 2 2,5 2


Diameter

Keluaran Debu 0,375 0,4 0,25 0,4 0,375 0,4


(Dd/D)

Tabel 3.1 Tabel nilai perbandingan Cyclones.

3.6.2 Electrostatic Precipitator

Prinsip dari alat ini merupakan penyisihan partikel dari udara dengan pemberian

muatan gaya pada partikel dengan gaya elektrostatik.


Gambar 3.2 Electrostatic Precipitator

Gaya elektrostatik yang diberikan pada partikel berasal dari korona (muatan

listrik yang sangat tinggi), sehingga partikel menjadi bermuatan listrik. Kemudian pada

plat pengumpul diberi muatan yang berbeda dari muatan yang diberikan pada partikel,

sehingga partikel akan menempel pada plat, yang selanjutnya akan meluruh menuju

hopper.

Dalam menyisihkan debu pada alat elektrostatic precipitator dipengaruhi oleh

kecepatan udara, luas area pengumpulan, dan debit dari udara, yang dapat dilihat pada

persamaan berikut ini,

3.6.3 Baghouse Filter


Baghouse filter merupakan alat pengendali yang sangat baik untuk diapikasikan

dalam penyisihan debu yang memiliki ukuran kecil dimana diinginkan efesiensi

penyisihan yang cukup tinggi. Bahan yang digunakan pada baghouse filter biasanya

berbentuk tabung atau kantung. Baghouse filter beroperasi dengan prinsip kerja yang

hampir sama dengan vacuum cleaner. Udara yang membawa debu partikulat yang

ditekan melewati kantung-kantung yang terbuat dari bahan yang spesifik. Sehingga

ketika udara melewati bahan tersebut, debu akan terakumulasi pada permukaan bahan

tersebut, menghasilkan udara yang bersih. Bahan yang digunakan berguna untuk

menahan debu. Namun lapisan debu yang terakumulasi di permukaan juga memiliki

keuntungan dalam menciptakan efisiensi yang tinggi dalam proses filtrasi partikel yang

lebih kecil. ( Lapisan debu ini memiliki efek yang sangat penting bagi bahan yang

dirajut dibandingkan dengan bahan bulu kempa).


Gambar 3.3 Baghouse Filter

Dalam penggunaan baghouse filter terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan

yang perlu dicermati, sehingga penggunaan alat baghouse filter dalam menanggulangi

partikulat di udara akan efektif. Berikut ini adalah keuntungan dan kekurangan dari

baghouse filter:

Keuntungan Baghouse Filter :

 Memiliki efisiensi yang tinggi walau untuk partikel yang sangat kecil.

 Dapat dioperasikan pada berbagai jenis debu.

 Dapat dioperasikan melebihi rentang volumetrik flow rate yang ada.

 Membutuhkan kehilangan tekan yang cukup.

Kerugian dari Baghouse Filter :

 Membutuhkan area yang besar.

 Bahan yang digunakan dapat rusak akibat temperatur yang tinggi atau

bahan yang dapat menyebabkan korosif.

 Tidak dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki kelembaban tinggi:

karena dapat menyebabkan pori-pori bahan tertutup.

 Memiliki kemungkinan yang sangat tinggi terhadap terjadinya

kebakaran.

Baghouse filter biasanya digunakan untuk menghilangkan debu dan asap dari

aliran udara dengan menggunakan bahan yang memiliki serat dengan diameter 100-150
µ, dan ruang terbuka yang berada diantara serat tersebut antara 50-75µ. Ruang ini dapat

dilewati oleh debu yang sangat kecil. Sehingga ketika pada saat awal alat baghouse

filter diaplikasikan umunya debu yang kecil akan lolos dari bahan yg digunakan.

Namun setelah terjadinya impaksi, intersepsi dan difusi, maka partikel-partikel debu

tersebut yang akan menutup celah-celah kecil tersebut. Ketika celah tersebut telah

dipenuhi partikulat dan lapisan partikulat dipermukaan bahan telah terbentuk maka

efisiensi baghouse filter akan semakin meningkat.

Gambar 3.4 Bahan yang digunakan untuk Baghouse filter

Efisiensi pengumpulan partikel debu dengan penggunaan baghouse filter pada

partikulat yang memiliki ukuran 1mm atau kurang bisa mencapai 90%, proses filtrasi

secara jelas tidak hanya dengan mekanisme penyaringan biasa saja. Partikel yang kecil

pada awalnya akan tertangkap dan tertahan pada serat dari bahan karena adanya

intersepsi, impingement, difusi, pengendapan secara gravitasi, dan gaya tarik

elektrostatik. Setelah debu terkumpul, pengumpulan selanjutnya dilakukan dengan


metode penyaringan seperti telah disebutkan sebelumnya. Berikut ini adalah penjelasan

detail tentang mekanisme filtrasi yang terjadi pada Baghouse filter.

Gambar 3.5 Mekanisme Proses Filtrasi pada baghouse filter

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan dan Saran


1. Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas.

Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif

karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan

diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan.

2. Teknologi yang digunakan dalam pengendalian pencemaran partikulat

diudara adalah dengan Cyclone ,Electrostatic Precipitator,BaghouseFilter.

3. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan alat pengendali pencemaran

partikulat adalah sebagai berikut :

 Konsep dasar pengendalian partikulat.

 Distribusi ukuran partikulat

 Efisiensi pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai