MAKALAH
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar)
Disusun oleh :
Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Umi Hartati, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini yang berjudul
“Manusia,Keragaman dan Kesetaraan”
Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu memberikan referensi materi dan masukannya sehingga
terselesainya makalah ini.Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan
makalah ini, harapan kami dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan
para membaca terkhusus dalam materi manusia,keragaman dan kesetaraan.
Serta dapat menjadi pembelajaran bagi kami dalam pembuatan suatu makalah.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari
tata bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka tangan kami menerima kritik dan
saran dari teman-teman demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ISBD : manusia,keragaman dan kesetaraan
ini dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan pembaca,untuk memulai
berkarya khususnya dalam hal tulis menulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia................................3
A. Hakikat Keragaman...................................................................3
B. Makna Kesetaraan Manusia......................................................4
2.2 Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya...............................4
2.3 Keragaman Dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial
Dan Budaya Bangsa.......................................................................6
2.4 Problematika Keragaman Dan Solusinya Dalam Kehidupan
Masyarakat Dan Negara..................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
menemukan keragaman akan sipat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang
kita jumpai. Jadi manusia sebaga pribadi adalah unik dan beragam.
Perbedaan ini lah yang disebut sebagai keragaman.
B. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan berarti kesederajatan yang berarti menunjukkan tingkatan,
kedudukan yang sama; tidak lebih tinggi/rendah satu sama lain. Manusia
sebagai makhluk Tuhan diciptakan dengan sama derajat, kedudukan dan
tingkatannya. Sedangkan kesederajatan adalah suatu sikap mengakui
adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
sebagai sesama manusia.
Implikasinya adalah perlunya jaminan hak setiap manusia bisa
merealisasikannya serta perlunya merumuskan sejumlah kewajibannya agar
semua bisa melaksanakan untuk tercipta tertib kehidupan. Kesetaraan
manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk tuhan memiliki tingkat
atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah
ciptaan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan
tinggi derajatnya di banding makhluk lain.
di hadapan tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau
tingkatannya. Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaan
manusia tersebut terhadap tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia dilahirkan
setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan
merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu
memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak
dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia.
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik
nyata dengan adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum, yang
merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan
mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata.
mata hitam, dan berperawakan badan sedang. Ras negro bercirikan kulit
hitam dan berambut keriting.
b. Etnik atau Suku Bangsa
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok
social atau kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada
karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua
anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang
sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan,
mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu
bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan
menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat
dibedakan dari kelompok populasi lain.
Identitas kesuku bangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur suku
bangsa bawaan (etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas (kelahiran)
atau hubungan darah,kesamaan bahasa,kesamaan adat istiadat,kesamaan
kepercayaan (religi),kesamaan mitologi,kesamaan totemisme. Jumlah etnik
atau suku bangsa di Indonesia ada 400 buah. Klasifikasi dari suku bangsa di
Indonesia biasanya didasarkan sistem lingkaran hukum adat. Van
Vollenhoven mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat
(Koentjaraningrat,1990). Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional,
bangsa Indonesia adalah heterogen.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keanekaragaman manusia berarti bahwa setiap orang itu berbeda.
Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu, dan setiap
individu memiliki ciri khasnya masing-masing. Perbedaan terutama terlihat
pada sifat-sifat pribadi, seperti sikap, watak, perilaku, perangai, keinginan,
dll.
Begitu juga dengan kesetaraan, kesetaraan atau persamaan mengacu
pada adanya derajat yang sama dan status yang sama, tidak superior
maupun inferior. Semua diciptakan dengan status yang sama, yaitu sebagai
makhluk mulia dan makhluk berpangkat tinggi dibandingkan dengan makhluk
lain. Semua orang sama kedudukan atau derajatnya di hadapan Tuhan.
Yang menjadi perbedaan adalah derajat ketakwaan dan keimanan manusia
tersebut kepada Allah SWT.
3.2. Saran
Dalam hidup bermasyarakat yang memiliki keragaman kita harus
memahami bahwa kedudukan kita sama, serta mampu menyesuaikan
pikiran dan sikap dengan sistem norma meliputi norma agama, adat, susila
dan hukum yang hidup dalam masyarakat sehingga terhindar dari praktik
diskriminasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai praktik
diskriminasi adalah dengan mengimplementasikan Bhineka Tunggal Ika,
ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang "pluralistik"
atau "heterogen", dengan tujuan yang sama yang dikenal sebagai
Kebudayaan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
10