Anda di halaman 1dari 9

PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN DASAR TENTANG MANUSIA,

MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN

Disusun oleh:
Ahmad Rizqi Latif Oktavian (2220001)
Muhamad Sodikin (2220007)
Muhammad Naufal Hilmi (2220019)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL UlAMA TEMANGGUNG 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan hidayah Nya dan memberi saya kesempatan dalam
menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun sebagai dasar penilaian tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Dasar bagi mahasiswa jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Islam Nadhlatul Ulama (INISNU)
Temanggung Tahun Ajaran 2020/2021.Makalah ini berisi tentang pandangan
filsafat pendidikn dasar tentang manusia, masyarakat, dan lingkungan.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait
yang telah memberi dukungan demi terselesaikannya makalah ini.Ucapan
terimakasih saya tujukan kepada faizah,M.pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Pendidikan Dasar.
Makalah ini sudah disusun sebaik-baiknya, jika terdapat kekurangan
dalam penulisan, isi dan segalanya penulisan, saya meminta maaf setulusnya.
Kritik dan saran masih saya perlukan untuk memperbaiki dalam pembuatan
makalah dengan senang hati akan saya terima.

Temanggung, 29 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................3
B. Rumusan masalah...............................................................................................4
C. Tujuan penelitian...................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
1. Hakikat Manusia....................................................................................................4
2. Hakikat Masyarakat................................................................................................5
3. Hakikat Lingkungan...............................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................7
PENUTUP........................................................................................................................7
A. Kesimpulan........................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari kehidupan
masyarakat, masyarakat sebagai bentuk dari kumpulan manusia dengan berbagai
kegaitannya saling berbaur satu sama lain.

Berbagai bidang yang digeluti manusia bersama dalam masyarakat pun


tidak terlepas dari adanya daya dukung lingkungan sebagai tempat tinggal
mannusia. Manusia yang merupakan bagian aktif dari alam meaminkan peranan
penting dalam keberlangsungan kehidupan. Baik kehidupan manudia dalam
masyarakat maupun keberadaan masyarakat ditengah lingkungan. Manusia,
masyarakat, dan lingkungan merupakan tiga hal yang saling berhubungan erat.
Ketiganya sama-sama memegang peranan penting dalam kehidupan.

B. Rumusan masalah
1. Apa hakikat manusia dalam persepektif filsafat pendidikan?
2. Apa hakikat Masyarakat dalam persepektif filsafat pendidikan?
3. Apa hakikat lingkungan dalam persepektif filsafat pendidikan?

C. Tujuan penelitian
1. Menelaah hakikat manusia dalam persepektif filsafat pendidikan
2. Menelaah hakikat Masyarakat dalam persepektif filsafat pendidikan?
3. Menelaah hakikat lingkungan dalam persepektif filsafat pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat Manusia

Mengenai apa manusia itu, ada 4 aliran yaitu aliran serba zat, aliran serba ruh,
aliran dualisme (gabungan dari aliran pertama dan kedua), dan aliran
eksistensialisme.
a) Aliran serba zat mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah
zat atau materi. Zat atau materi itulah hakikat dari sesuatu. Alam merupakan
zat atau materi, dan manusia adalah unsur dari alam. Maka dari itu hakikat
dari manusia itu adalah zat atau materi.
b) Aliran serba ruh berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia
ini ialah "Ruh". Juga hakikat manusia adalah "Ruh". Ruh adalah sesuatu yang
tidak menemppati ruang, sehingga tak dapat disentuh atau dilihat oleh panca
indra.
c) Aliran dualisme menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari
dua substansi yaitu jasmani dan rohani, badan dan ruh. Kedua substansi
tersebut masing-masing merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung
satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh juga sebaliknya ruh tidak
berasal dari badan. Hanya dalam perwujudannya, manusia itu serba dua, jasad
dan ruh, yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut manusia.
Badan dan ruh terjalin hubungan yang bersifat kausal, sebab akibat. Artinya
antara keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
d) Aliran eksistensialisme memandang manusia tidaak dari sudut serba zat atau
serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari segii
eksistensi manusia itu sendiri, yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di
dunia ini.
Islam berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan
perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh masing-masing merupakan
subtansi yang berdiri sendiri, yang tidak tergantung adanya oleh yang lain. Proses
perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses
perkembangan dan pertumbuhan pada hewan. Hanya pada kejadian manusia,
sebelum makhluk yang disebut manusia itu dilahirkan dari rahim ibunya, Tuhan
telah meniupkan ruh ciptaannya ke dalam tubuh manusia. Ruh yang berasal dari
Tuhan itulah yang menjadi hakikat manusia.1

1
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 2016), hlm.
67.
2. Hakikat Masyarakat

Dalam bahasa inggris masyarakat disebut dengan istilah society, dari


bahasa latin societas dari socio yang berarti mengambil bagian, berbagi,
menyatukan. Masyarakat adalah suatu kumpulan orang-orang, atau suatu
asosiasi sukarela individu-individu yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
Masarakat dalam islam diistilahkan dengan ummat atau umma. Istilah
ummah berasal dari kata 'amma, yang artinya bermaksud (qashada) dan berniat
keras ('azima). Ummah (masyarakat) adalah kumpulan manusia yang saling
berinteraksi bersama yang diikat oleh keyakinan atau agama, warisan budaya,
lingkungan sosial, keluarga, politik, tanah air, perasaan, cita-cita dan lain-lain
dalam rangka mencapai tujuan.
Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa perlunya suatu ikatan atau
aturan yang dapat mengikat dan melakukan kontrol terhadap kehidupan manusia
dalam bermasyarakat. Ikatan yang berupa aturan tersebut dalam pandangan Islam
sangat perlu agar manusia yang menjadi bagian kecil dari masyarakat bisa hidup
saling menghormati kepentingan orang lain dan saling toleransi dalam rangka
mencapai tujuan bersama untuk mencapai masyarakat yang adil dan beradab
sesuai dengan ajaran dalam Al-Quran dan Sunnah Rasullullah SAW.2
Hakikat masyarakat dalam pandangan filosuf barat dengan pandangan
Islam. Masyarakat Islam sangat seimbang dalam memperhatikan hak individu dari
anggota masyarakatnya dan tetap harus taat atau tunduk pada aturan yang sudah
ditetapkan dalam kitab suci sebagai petunjuk yang sudah ditetapkan oleh Allah
ataupun aturan dan hukum yang dibuat oleh manusia untuk pengendalikan dan
mengontrol kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Hal tersebut dilakukan
untuk mencapai tujuan bersama yaitu dalam rangka menjaga harkat dan martabat
manusia serta menuju masyarakat yang makmur, adil dan beradab.

3. Hakikat Lingkungan
Dalam konsep filsafat islam, alam semesta adalah wujud atau eksistensi
Tuhan dalam kehidupan ini, dan mencerminkan tanda-tanda kebesaran Tuhan,
atau ayat-ayat-Nya. Alam semesta tidak bisa dilihat dengan mata kepala manusia,
karena penglihatan mata kepala manusia sangat terbatas. Alam semesta sebagai
eksistensi tuhan dalam kehidupan ini, meliputi langit, bumi, gunung, samudera,
dan lain sebagainya.
Alam semesta pada hakekatnya adalah eksistensi diri tuhan sendiri, dan itu
tidak diciptakan. Dilihat dari eksistensinya, ada tingkatan-tingkatan wujud yang
2
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm. 83.
bersifat struktural dan hierarkis, yaitu wujud tertinggi adalah eksistensi diri tuhan
sendiri, yang menjadi awal dan akhir dari segala yang ada, kemudian alam
semesta sebagai wujud eksistensinya, yang metafisik, gaib, tak terbatas, kemudian
alam besar yang menjadi kumpulan sejenis, yang abstrak yang dapat ditangkap
melalui konsep, sifatnya terbatas dan bisa dilihat terutama pada satuan jenisnya
seperti manusia, bumi, langit, udara, binatang. 3 Alam merupakan bukti kebesaran
tuhan yang diciptakan untuk dikelola oleh manusia di bumi. Sehingga dalam
pandangan Islam alam harus dikelola dengan selalu berpedoman pada hukum-
hukum Allah demi kemaslahatan manusia itu sendiri.

BAB III
PENUTUP
3
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 75
A. Kesimpulan
Makhluk yang Paling mulia dan tinggi derajatnya di sisi Allah adalah
manusia. Karena secara fisik manusia memiliki yang lebih sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lain dan mempunyai potensi-potensi yang
ada yang dapat membuktikan bahwa sanya manusia sebagai ahsan at-Taqwin.
Adapun dasar pembentukan masyarakat Islam adalah ditegakkan atas dasar-
dasar kebaikan yang makruf dan tidak tecela. Karena bimbingan masyarakat
bukan hanya didunia tetapi juga penentuan nasib diakhirat.Selanjutnya manusia
terhadap lingkungan harus menjaga keseimbangan ekologi dan
mempertahankan kelestariaanya dengan cara pemamfaatannya dengan sebaik-
baik mungkin

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Kami sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini belum mendekati sempurna bahkan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga
makalah ini bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif,


2016.
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,
Epistimologi, dan Aksiologi Praktik Pendidikan,Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2008
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Anda mungkin juga menyukai