Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Aurora Fayza Daniswara (21340009)
2. Destya Putri Nabilla (21340032)
3. Devia Maranata (21340043)
4. Febrika Kurnia Sari (21340040)
5. Jihan Queen Asri (21340037)
6. Yoja Exgysta (21340029)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Akhlak Sosial” dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ibadah, Akhlak,
dan Muamalah.Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam
mengenai hakekat shalat dan segala sesuatu mengenai ibadah shalat.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1. Latar Belakang............................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
3. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAAN........................................................................................ 3
1. Kesimpulan.................................................................................................... 15
2. Saran............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1). Bagaimana pandangan islam tentang kehidupan sosial?
2). Siapakah masyarakat dambaan islam?
3). Bagaimana toleransi inter dan antar umat beragama dalam islam?
4). Apa sajakah prinsip-prinsip islam dalam mewujudkan kesejahteraan
sosial?
5). Bagaimana pandangan islam terhadap terhadap beberapa persoalan:
kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran?
1
3. Tujuan
1). Untuk mengetahui pengertian akhlak secara umum,
2). Untuk mengetahui akhlak sosial yang diterapkan dalam islam,
3). Untuk mengetahui tugas masyarakat islam terhadap akhlak,
4). Untuk mengetahui akhlak yang baik dan akhlak yang buruk dalam
kehidupan bersosial, dan
5). Untuk mengetahui pandangan islam terhadap beberapa persoalan:
kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pandangan Islam. Manusia secara etimologi disebut juga insan yang
dalam bahasa Arabnya berasal dari akar kata nasiya yang berarti lupa dan jika
dilihat dari akar kata al-uns berarti jinak. Dari kedua akar tersebut kata insan
digunakan untuk menyebut manusia dikarenakan manusia memiliki sifat pelupa
dan jinak-dalam artian manusia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang
ada di sekitarnya.
Akhlak sosial islami merupakan suatu perilaku atau peringai yang baik dan
mulia dalam pandangan islam, baik akhlak kepada Allah SWT maupun kepada
sesame manusia. Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki
rasa saling bergantung dan saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut terdapat delapan akhlak sosial islami
yang perlu diperhatikan:
1). Saling menyayangi; setiap orang yang beriman akan saling menyayangi yang
bersifat umum sebagai sesama makhluk ciptaan Allah SWT, baik kepada
sesama umat islam, kepada yang berbeda keyakinan, bahkan kepada alam.
2). Beramal sholeh; berbuat baik dalam menjalankan kehidupan, seperti memberi
sumbangan, memberi nasehat, bekerja untuk kepentingan masyarakat, dan
mengajarkan ilmu kepda orang lain.
3). Saling mengormati; sikap ini biasanya lebih banyak tampil dan tampak dab
pada umumnya bersifat langsung dalm perjumpaan.
3
4). Berlaku adil; keadilan diartikan sebagai sikap yang benar, tidak memihak
salah satu persoalan. Berlaku adil disini berkaitan dengan tidak
mendriskriminasi seseorang.
5). Menjaga persaudaraan; diartikan sebagai upaya membuat hubungan
persaudaraanmenjadi lebih harmonis dan akrab layaknya saudara.
6). Berani membela kebenaran; keteguhan dalam menghadapi bahaya dalm
rangka menegakkan kebenran berdasarkan ketentuan dari Allah SWT. berani
membela kebenaran juga dapat diartikan merasa takut pada beberapa
hal yang memang harus ditakuti yaitu hal-hal yang jahat dan jelek seperti
kejahatan, kriminal dan kejelekan seperti aib, dan kemiskinan.
7). Tolong menolong; diartikan sebagai sikap saling membantu. Kehidupan
bermasyarakat akan dapat mandiri dan kuat apabila kerja sama dan tolong
menolong diantara anggota masyarakat dapat dijalankan dengan baik.
8). Musyawarah; untuk menyatukan suara ditengah masyarakat di Indonesia yang
beragam, musyawarah hadir sebagai alat menyatukan perbedaan pendapat.
Islam juga menjamin kebebasan dalam berpendapat bagi setiap orang selama
pendapatnya tidak bertentangan dengan kaidah dan prinsip Islam.
4
memanusiakan manusia. Hal ini tercermin dari gerakan Amar Ma'ruf,
memerintahkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Kedua, gerakan liberasi
yaitu upaya membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kejahatan dan
kemunkaran. Ketiga, gerakan transendensi yakni upaya mendekatkan diri kepada
Allah SWT, melalui ibadah-ibadah yang dilakukan. Untuk memelihara
kesempurnaan sebagai insan kamil, manusia tidak bisa lepas dari melaksanakan
kewajiban-kewajiban agama yang diperintahkan.
ٰۤيا َ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۗ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقٮ ُك ْم ۗ اِ َّن
هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر
1). Tauhidullah
Tauhidullah artinya setiap individu yang merasa menjadi anggota masyarakat
Islam semestinya mendasarkan hidupnya pada perinsip tauhid– mengesakan Allah
– dan tercermin dalam seluruh segi kehidupannya. Katauhidan itu nampak pada:
a). Ibadah dando’a, yaitu tidak adayang patut disembah dan tidak ada yang patut
dimintai pertolongan kecuali Allah. (Q.S Al-Fatihah:5),
b). Tauhid dalam mencari nafkah dan berekonomi, yaitu keyakinan tidak ada Zat
yangmemberi rizki dan pemilik mutlak dari seluruh alam semesta kecuali
Allah. (Q.S Al-Baqarah:204 dan Q.S An-Nur:33),
5
c). Tauhid dalam kegiatan dakwah dan pendidikan, yaitu keyakinan tidak
adak ada zatyang dapat memberi petunjuk kecuali Allah. (Q.S Al-Qasas:56
dan Q.S An-Nahl:37),
d). Kegiatan berpolitik, yaitu suatu keyakinan tidak ada penguasa yang paling
mutlak danmaha adil kecuali Allah, juga kekuasaan dan kemulyaan yang
diperoleh semata-matahanya datang dari Allah. (Q.S Ali Imran: 26 dan Q.S
Yunus:65),
e). Pelaksanaan hukum, yaitu keyakinan bahwa hukum yang mutlak benar dan ad
iladalah hukum yang datang dari Alla. ( Q.S Yusuf: 40 dan 67)
f). Sikap hidup secara keseluruhan, termasuk ucapan ucapan sebagai ungkapan
hati dalam menerima peristiwa sehari-hari. Tidak ada yang patut ditakuti
kecuali Allah (Q.S At-Taubah:l8), (Q.S Al-Baqarah:150).Tidak ada yang patut
dicintai secara mutlak kecuali Allah (Q.S At-Taubah:24). Tidak ada yang
dapat menghilangkan kemadharatan dan tidak ada yang dapat memberikan
karunia kecuali Allah (Q.S Yunus:107), (Q.S Ali Imran:73). Bahkan tidak ada
yang dapat menghilangkan nyawa kecuali Allah (Q.S Ali Imran:145).
g). Seorang anggota masyarakat Islam, akan senantiasa mengihlaskan seluruh
hidupnya untuk beribadah kepadaNya serta tetap menjaga kesucian
amaliahnya baik lahir maupun bathin. (Q.S Al-An’am:162-163), (Q.S Al-
Bayyinah-5)
6
dan memperkaya batin masing-masing. Ibadah-ibadah khusus dalam Islam, bila
kita simak secara teliti ternyata ujungnya adalah kebaikan bermasyarakat.
7
6). Istiqomah
Istiqamah, artinya lurus terus, maksudnya setiap muslim akan tetap memegang
dan memperjuangkan kebenaran yang datang dari Allah. Ia tidak akan meleleh
karena panas,tidak akan beku karena dingin, tidak akan lapuk karena hujan dan
tak akan lekang di terik sinar matahari. Keteguhan hati serta kepercayaan diri
yang mantap merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam men
g-ayuh serta meniti hidup yang penuh rintangan.
Secara umum, toleransi dapat diartikan sebagai sikap manusia agar saling
menghargai dan menghormati terhadap perbedaan yang ada. Toleransi perlu
dimunculkan dari setiap diri individu maupun kelompok untuk menumbuhkan
rasa perdamaian dalam keberagaman di sekitar lingkungan.
Adapun secara etimologi atau bahasa, toleransi yang berasal dari bahasa latin
yaitu tolerare berarti sabar dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi,
toleransi merupakan sikap saling menghormati, menghargai, menyampaikan
pendapat, kepercayaan, pandangan terhadap sesama manusia yang pada dasarnya
bertentangan dengan diri sendiri.
) َواَل4( ) َواَل َأنَا عَابِ ٌد َما َعبَ ْدتُ ْم3( ) َواَل َأ ْنتُ ْم عَابِ ُدونَ َما َأ ْعبُ ُد2( َ) اَل َأ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدون1( َقُلْ يَا َأيُّهَا ْال َكافِرُون
ِ ) لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِد5( َأ ْنتُ ْم عَابِ ُدونَ َما َأ ْعبُ ُد
)6( ين
Artinya: “"Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
8
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku".
Kemudian terdapat juga hadits yang di riwayatkan dari Dari Anas bin Malik
RA, Rasulullah SAW bersabda,
Pandangan islam tentang kehidupan sosial antara lain sebagai berikut:
A). Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan
dengan sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya
masing-masing dengan memelihara dan kehormatan baik dengan sesama
muslimmaupun dengan non muslim, dalam hubungan ketetanggaan bahkan
Islam memberikan perhatian sampai ke area 40 rumah yang dikategorikan
sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َاِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ فَا َ صْ لِحُوْ ا بَ ْينَ اَ َخ َو ْي ُك ْم َوا تَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن
Artinya: “Orang orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damai
kanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah supaya kamu mendapatkan rahmat”. (Q.S Al-Hujurat:10)
9
B). Tetangga adalah mempunyai hak yang wajib dijaga dan dihormati, tidak boleh
saling mengganggu dan wajib tolong-menolong antar tetangga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هّٰللا
ـار ِذىِ َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َشيْـًئـا ۗ َّوبِا ْل َوا لِ َد ْي ِن اِحْ َسا نًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َوا ْليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َوا ْل َج
ت اَ ْي َما نُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َكا ِۢ ب بِا ْل َجـ ْن
ْ ب َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ِل ۙ َو َما َملَـ َك ِ ب َوا لصَّا ِح ِ ُـار ْالجُـنِ ْالقُرْ ٰبى َوا ْل َج
نَ ُم ْختَا اًل فَ ُخوْ رًا
Artinya: “Dan berbuat baik kepada tetangga dekat dan tetangga yang
jauh,teman sejawat” (Q.S An Nisa:36).
Dalam bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk baik
dan adil mereka berhak memperoleh hak hak dan kehormatan sebagai tetangga
memberi makanan yang halal, dan memelihara toleransi sesuai dengan prinsip
-prinsip yang diajarkan oleh agama islam. Dalam hubungan-hubungan sosial
yang lebih luas setiap orang baik sebagai individu, keluarga maupun warga
dan organisasi haruslah menunjukkan sikap sikap sosial yang didasarkan atas
prinsip menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia, memupuk persaudaraan
dan kesatuan kemanusiaan, mewujudkan kerja masyarakat sejahtera lahir dan
bathin, memupuk jiwa toleransi, saling menghormati kebebasan orang lain,
menegakkan budi baik, menegakkan amanat dan keadilan, perlakuan yang
sama, menepati janji, menanamkan kasih sayang dan mencegah kerusakan,
menjadikan masyarakat yang shaleh, dan bertanggung jawab atas baik dan
buruknya masyarakat dengan melakukan amar makruf dan nahi munkar,
berusaha untuk bersatuu dan bermanfaat, memakmurkan masjid, menghormati
dan mengasihi antara yang tua dan yang muda, tidak merendahkan sesama,
tidak berprasangka buruk kepada sesama, peduli kepada orang miskin, dan
yatim, tidak mengambil hak orang lain, dan berlomba dalamkebaikan ditengah
masyarakat untuk perbaikan hidup, baik lahir maupun bathin. Sehingga dapat
mencapai cita-cita masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT.
10
Islam sebagai ajaran sangat peduli dengan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan
sosial dalam islam pada intinya mencakup dua hal pokok yaitu kesejahteraan
sosial yang bersifat jasmani dan rohani. Manifestasi dari kesejahteraan sosial
dalam islam harus memperoleh perlindungan yang mencakup lima hal, yaitu:
1). Agama (Al-din), merupakan kumpulan aqidah, ibadah, ketentuan dan hukum
yang telah disyari’atkan Allah SWT untuk mengatur hubungan antara manusia
dengan Allah, hubungan antara sebagian manusia dengan sebagian yang
lainnya.aga
2). Jiwa/tubuh (Al Nafs), islam mengatur eksitensi jiwa dengan menciptakan
lembaga pernikahan untuk mendapatkan keturunan. Islam juga melindungi
dan menjamin eksistensi jiwa berupa kewajiban memenuhi apa yang menjadi
kebutuhannya, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, qishah,
diyat, dilarang melakukan hal yang bisa merusak dan membahayakan jiwa.
3). Akal (Al ‘aql), melindungi akal dengan larangan mengkonsumsi narkoba
(khamr dan segala hal yang memabukkan) sekaligus memberikan sanksi bagi
yang mengkonsumsinya.
4). Kehormatan (Al‘irdhu), berupa sanksi bagi pelaku zina dan bagi orang yang
menuduh zina.
5). Kekayaan (Al mal), mengatur bagaimana memperoleh kekayaan dan mengusa
hakannya, seperti kewajiban mendapatkan rizki dan anjuran bermua’amalat.
Islam juga memberi perlindungan kekayaan dengan larangan mencuri, menipu
,berkhianat, memakan harta orang lain dengan cara tidak benar, merusak harta
orang lain, dan menolak riba.
11
pembnagunan umat manusia. Semua aspek yang terkait dengan pembnagunan
ekonomi harus menyatu dengan pembnagunan umat manusia. Pertumbuhan
ekonomi tidak hanya diukur dari aspek ekonomi saja, melainkan dengan aktivitas
manusia yang ditujukan untuk pertumbuhan dan kemajuan sisi material dan
spiritual manusia sekaligus.
1). Tauhid, yang mengacu kepada pengakuan terhadap keesaan Allah dan
kekuasaanNya yang menetapkan aturan hubungan antara hubungan antara
tuhan dengan manusia dan manusia dan manusia (hablum-minallah and
hablumminannas),
2). Rububiyyah, beri’tiqad bahwa Allah ialah tuhan yang menciptakan alam,
mentabdir, memilikinya, memberi rezeki, segala-galanya di bawah
pengetahuan, kehendek dan kebijaksanaan-Nya yang tidak terhingga. Beriman
bahwa hanya Allah satu-satunya Rab yang memiliki, merencanakan,
menciptakan, mengatur, memelihara, memberi reseki, memberikan menfaat,
menolak mudharat serta menjaga seluruh alam semesta,
3). Khilafah, yang menyatakan bahwa manusia adalah wakil Allah Allah di muka
bumi untuk memakmurkan bumi dan bertanggung jawab kepada Allah tentang
pengelolaan sumberdaya yang diamanahkan kepadanya, dan
4). Tazkiyah, yaitu mensucikan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
sesamanya dan alam lingkungan, masyarkat dan negara.
Agama Islam adalah agama paripurna yaitu agama yang mengajarkan segala
aspek kehidupan di dalamnya. Termasuk di dalamnya tentang kemiskina,
kebodohan dan pengangguran. Sehingga apabila kita ingin menjadi seorang
muslim sejati maka kita harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nabinya,
termasuk menghindari kemiskinan, kebodohan dan menjadi pengangguran.
12
dahulu daripada orang kaya, akan tetapi bukan berarti Islam megajarkan kita untk
menjadi miskin. Justru sebaliknya orang Islam dianjurkan untuk menjadi kaya
raya. Banyak sekali ibadah yang dibutuhkan biaya, seperti ibadah Haji, sedekah,
zakat, bahkan jihad Fisabilillah. Oleh karena itu apakah miskin atau kaya dalam
Islam yang dilihat adalah ketakwaannya.
ۗ واِ ْن تَ ُع ُّدوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اَل تُحْ صُوْ هَا ۗ اِ َّن ااْل ِ ْن َسا نَ لَـظَلُوْ ٌم َكفَّا ٌر
َ َُو ٰا ٰتٮ ُك ْم ِّم ْن ُكلِّ َما َسا َ ْلـتُ ُموْ ه
Artinya: “Allah telah menganugerahkan kepada kamu segala apa yang kamu
minta (butuhkan dan inginkan). Jika kamu mengitung-hitung nikmat Allah,
niscaya kamu tidak mampu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia sangat
aniaya lagi sangat kufur" (QS. Ibrahim [14]: 34).
13
orang yang tidak taat dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Selama dia melakukan maksiat, maka ia bodoh. Kebodohan tentang akhirat, dan
kebodohan tentang surga dan neraka, membuatnya jatuh ke dalam maksiat.
هّٰللا
ِ َوقُ ِل ا ْع َملُوْ ا فَ َسيَ َرى ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُوْ لُهٗ َوا ْل ُمْؤ ِمنُوْ نَ ۗ َو َستُ َر ُّدوْ نَ اِ ٰلى ٰعلِ ِم ْال َغ ْي
ب َوا ل َّشهَا َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما
َُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُوْ ن
BAB III
14
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Sebagai manusia yang baik, kita harus membangun akhlak mulia dalm
kehidupan sehari-hari. Akhlak yang baik akan memmberikan keuntungan kepada
diri sendiri dan meninggalkan perilaku yang buruk. Menerapkan perilaku
Rasulullah SAW adalah salah satu cara membangun diri untuk memulai
memperbaiki perilaku. Penulis berharap dengan diselesaikannya makalah ini dapat
memberi wawasan kepada pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Saihu, Saihu. 2020. “Pendidikan Sosial Yang Terkandung ….” Edukasi Islami:
Jurnal Pendidikan Islam 9(01): 127–48.
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view/703.
16