Anda di halaman 1dari 10

AKHLAK SOSIAL

Muhammad Wahyu Wicaksana (1901022)

Kelas (A) Semester (2)

PRODI S1 KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya. Dalam
persoalan akhlak, manusia sebagai makhluk yang berakhlak berkewajiban menjaga akhlak
yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi
nilai dari Syariat Islam. Islam sendiri berarti istislam penyerahan diri kepada yang pemberi
selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti keselamatan. Keselamatan yang diberikan
Allah kepada umat Islam bukan hanya sekedar keselamatan di dunia semata akan tetapi
keselamatan yang kekal abadi juga Allah berikan kepada umat Islam, yaitu keselamatan di
akhirat.1
Dengan demikian Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi sebagai
keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Dalam agama Islam sebagai aturan atau sebagai
hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Aturan dalam agama Islam berisi
perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah
anjuran (sunat) dan larangan anjuran (makruh).
Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara kita sebagai
umat yang senantiasa bersosialisasi, berinteraksi dengan yang lainnya, khususnya umat
muslim, sudah sepantasnya kita menmpilkan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah saw dan para sahabat beliau yang diridhoi oleh Allah swt. Berperilaku/berakhlak
mulia di dalam bertetangga sangat perlu untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1
Anwar, Rosihon.2010. Akhlak . Bandung.: CV Pustaka Setia.
Akhlak merupakan cerminan jati diri seseorang dia beriman atau tidak, akhlak juga sangat
penting diperhatikan baik dikalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Sesama umat
manusia kita harus menjaga keharmonisan dan persaudaraan yang didasarkan atas kesamaan
didalam keyakinan. Islam mengajarkan agar kita selalu menampilkan kemuliaan akhlak dalam
tetangga. Di samping itu kita juga harus menampilkan akhlak yang mulia di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2
1.2 Rumusan Masalah
1. Pandangan Islam tentang kehidupan sosial
2. Ciri-ciri masyarakat dambaan Islam
3. Toleransi intern dan antar umat beragama dalam Islam
4. Prinsip-prinsip Islam dalam membangun dan mewujudkan kesejahteraan sosial
5. Pandangan Islam tentang kemiskinan dan kebodohan
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pandangan Islam tentang kehidupan sosial


2. Untuk mengetahui Ciri-ciri masyarakat dambaan Islam
3. Untuk mengetahui Tolerasi intern dan antar umat beragama dalam Islam
4. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Islam dalam membangun dan mewujudkan
kesejahteraan sosial
5. Untuk mengetahui Pandangan Islam tentyang kemiskinan dan kebodohan

M. Ali Hasan. 1978.Tuntunan Akhlak.Jakarta: Bulan Bintang.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Islam Tentang Kehidupan Sosial

Menurut pandangan Islam manusia secara etimologi disebut juga insan, jika dalam

Bahasa arabnya yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa.
lupa. Sejak kelahirannya belasan
abad yang lalu, islam telah tampil sebagai agama yang memberi perhatian pada keseimbangan
hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan Tuhan, dan antara hubungan
manusia dengan manusia, antara urusan ibadah dengan muamalah.

Manusia juga memiliki berbagai karya seni yang dihasilkan sehingga berbeda dengan
makhluk yang lainnya. Hasil karya manusia itu dapat dilihat dalam setting
setting sejarah dan setting
setting
psikologis, geografis, situasi emosional dan intelektual yang melatar
melatar belakangi hasil karyanya.
Dari hasil karya yang dibuat manusia tersebut, menjadikan ia sebagai makhluk yang
menciptakan sejarah.

Sekarang ini yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana manusia dalam kehidupan
sosial? Perlu dijabarkan apa yang dimaksud dengan sosial dan kehidupan sosial Para ahli
mendefinisikan sosial sebagai sebuah ungkapan yang nampaknya masih terdapat beberapa
sudut pandang yang berbeda sehingga mereka mendefinisikan sosial belum ada satu kata
sepakat. Berikut beberapa pengertian menurut para ahli:

“Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu” (Philip Wexler). “Sosial adalah lebih dari
sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan

bersama” (Paul Ernes). “Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling
berhubungan” (Enda M.C.). “Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu
berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu
tersebut” (Engine Fahri). Dari beberapa pendapat tentang
t entang pengertian sosial menurut para ahli
sebagaimana tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sosial adalah “Hubungan
individu dalam sebuah komunikasi dan bagaimana cara mereka menjalin hubungan antar
sesama dalam berbagai kegiatan bersama dan hubungan ini merupakan inti dari sebuah
interaksi di antara mereka di lingkungan masing-masing dan tidak terikat oleh sebuah pola
tu”.3
tertentu”.
terten

Karena sosial merupakan cara manusia berhubungan dengan sesama dalam berbagai
kegiatan, maka seiring dengan perkembangan budaya manusia, sifat sosial juga mengalami

perkembangan seiring dengan perkembangan pranata-pranata yang timbul berdasarkan


berdasarkan tujuan
atau kegiatan yang telah disepakati bersama oleh mereka. Menurut Koentjarainingrat, dalam
kehidupan masyarakat, banyak sekali terdapat pranata-pranata sosial.

2.2 Ciri-cir
Ciri-cirii Masyarakat Dalam Dambaan
Masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar untuk pembentukan karakter individu-
individu didalam masyarakat tersebut. Setiap individu akan terpola dalam masyarakat dan
terpengaruh oleh apa yang ada di dalamnya, baik berupa pemikiran maupun tingkah lakunya.
Apabila masyarakat berpola jahiliyah maka tiap tiap individu yang ada didalamnya akan
berperilaku dan berpikiran jahiliyah pula. Apabila masyarakat mencerminkan nilai islami
maka tiap tiap individu yang ada didalamnya berperilaku dan berpikiran islami pula.
Ibnu Qoyyim Al-Jauzy mengatakan bahwa pembentukan masyarakat islami bertujuan
membangun hubungan yang kuat antara individu sebuah masyarakat dengan menerapkan
sebuah ikatan yang terbangun diatas kecintaan sebagai realisasi sabda Rasulullah yang
berbunyi ”Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai
saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). 4

Masyarakat dengan semangat Islam membentuk tatanan-tatanan yang bersumber dari


hukum yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Tatanan-tatanan tersebut minimal
bersendikan :
1. Tauhidullah
2. Ukhuwah Islamiyyah
3. Persamaan dan kesetiakawanan
4. Musyawarah dan Tasamuh

3
A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari. 1999. Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlak, CV.
Bandung: Pustaka Setia.
4
Badawi, A. Zaki, Mu’jam Mushthalahâtu
Mushth alahâtu al-‘Ulûm
al-‘Ulûm al-
al-Ijtimâ’iyyah, (Beirut, Maktabah Lubnan:
1986), New Impression.
5. Jihad dan amal shaleh
6. Istiqamah5
Kita banyak mendapatkan teori tentang akhlak islam, baik pelajaran agama disekolah,
pengajian dimasjid, dan masih banyak lagi. Tapi ketika ilmu yang kita dapatkan tadi tanpa ada
realisasi maka akhlak islami tersebut tidak akan muncul dalam diri kita. Akhlak islami banyak
didapatkan ketika kita berinteraksi dengan masyarakat. Dekat dengan orang sholeh, agar kita
bisa belajar akhlak islam yang mulia. Sebagai perumpamaan, apabila kita dekat dengan
penjual minyak wangi maka kita akan tertular bau wangi. Begitu juga kita ketika
ketika dekat dengan
kebaikan maka akan tertular juga dengan hal yang baik.

2.3 Toleransi intern dan antar umat beragama dalam Islam

Dasar mengapa Allah SWT menetapkan perbedaan sebagai sunnah-Nya adalah sangat
beralasan. Pertama
Pertama ; penghargaan terhadap kehidupan umat manusia. Kedua ; kebutuhan dasar

manusia untuk bersaing. Jika dilihat sepintas kebutuhan ini berkonotasi negatif, namun jika
dipahami lebih jauh hal ini wajar karena sifat manusia secara individual memerlukan
pengakuan eksistensi dirinya.

Kaidah toleransi dalam Islam berasal dari ayat Al-Qur'an laa ikraaha fi al-diin yang
berarti tidak ada paksaan dalam agama. Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau
mengakui adanya berbagai macam perbedaan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman
Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang
orang yang paling
paling taqwa diantara
diantara kamu.
kamu. Sesungguhnya
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
mengetahui
lagi Maha Mengenal”.6
Terdapat delapan akhlak sosial Islami ketentuan hokum dan implementasinya :

1. Akhlak saling menyayangi


A. Kasih syang terhadap sesama muslim

5
Mahmud, Ali Abdul Hamid. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press
6
M. Ali Hasan. 1978.Tuntunan Akhlak.Jakarta: Bulan Bintang.
B. Kasih saying terhadap orang musrik
C. Kasih syang terhadap anak-anak
D. Kasih saying terhadap alam
2. Beramal sholeh
3. Saling menghormati
4. Berlaku adil
5. Menjaga persaudaraan
6. Berani membela kebenaran
7. Tolong menolong
8. Musyawarah7

Toleransi Antar Sesama Muslim

Dalam firman Allah SWT QS. Al-Hujurat ayat 10 :

Artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat”.
rahmat”.
orang- orang mu’min bersaudara, dan
Dalam surat diatas Allah menyatakan bahwa orang-orang
memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya
seandai nya terjadi kesalah
pahaman diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim .
Toleransi Antar Umat Beragama
Toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama
masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-
prinsip keagamaan
keagam aan (ibadah) masing-masing,
masing -masing, tanpa
tan pa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk
beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain. Sikap toleransi antar
an tar umat
beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita
atau tidak.
Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan titik singgung antar pemeluk
Al-Qur’an
Al-
Al-Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi sosial, bila tidak ditemukan persamaan,
agama. Al-Qur’an

7
Badawi, A. Zaki, Mu’jam Mushthalahâtu al-‘Ulûm
al-‘Ulûm al-
al-Ijtimâ’iyyah, (Beirut, Maktabah
Lubnan: 1986), New Impression.
hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling
menyalahkan.
Firman Allah SWT pada QS. Saba:24-26:
24. Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari
bumi?" Katakanlah: "Allah", dan Sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik),
pasti berada
berada dalam kebenara
kebenaran
n atau dalam kesesatan
kesesatan yang nyata.
nyata.
25. Artinya: Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang
kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat".
26. Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, Kemudian dia
memberi Keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi Keputusan lagi
Maha Mengetahui".
Mengetahui".
Contoh Sikap Toleransi
Contoh toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara
a ntara lain, yaitu:

1. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.


2. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.

Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:

1. Merasa senasib sepenanggungan.

2. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.

3. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.

4. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.

5. Menghindari Terjadinya Perpecahan

6. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan 8

2.4. Prinsip-prinsip Islam dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial


Prinsip Kesejahteraan Sosial Islam menurut Al-Ghazali, yaitu:
Dalam bukunya Ihyaulumuddin Al-Ghazali mengemukakan dalam masyarakat Islam ada
5 aspek yang sangat berpengaruh kepada
kepad a tercapainya kesejahteraan sosial yaitu; tujuan utama
syariat Islam adalah Agama ( din), Jiwa (nafs), Akal (aql), Keturunan (nasl), Harta

8
Mahmud, Ali Abdul Hamid. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press
(maal).(lihat Al-Musthofa fi al-ilmiushul, Abu Hamid Imam Al-Ghazali Jus I). Menurut Al-
Ghazali konsep kesejahteraan dalam isalm bukanlah secara eklusif bersifat materialistis
ataupun spiritual.Dalam hal ini, melalui serangkaian penelitiannya terhadap berbagai ajaran
Al-Qur’an dan hadits. Imam al Ghazali menyimpulkan bahwa
Islam yang terdapat di dalam Al-Qur’an
utilitas sosial dalam Islam dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Dharuriah, terdiri dari seluruh aktivitas dan hal
hal-hal
-hal yang bersifat esensial untuk
memelihara kelima prinsip tersebut di atas.
b. Hajah, terdiri dari seluruh aktivitas dan hal-hal yang tidak vital bagi
b agi pemeliharaan kelima
prinsip di atas, tetapi dibutuhkan untuk meringankan
meringan kan dan menghilangkan rintangan dan
kesukaran hidup.
c. Tahsimiahatau Tazyinat. Secara khusus, kategori ini meliputi persoalan-persoalan yang
tidak menghilangkan dan mengurangi kesulitan, tetapi melengkapi, menerangai, dan
menghiasi
menghi asi hidup.

Harta itu memang indah, melezatkan dan menggembirakan sehingga banyak orang
ingin memburunya, meskipun hanya sampai batas yang dihalalkan saja, akan tetapi
menurut Al Ghazali, masyarakat saat ini terbiasa mencintai harta sehingga sulit untuk
berpisah dengannya.Letak harta dalam kehidupan manusia sangatlah berperan penting
(dominan) dan tingkat kesejahteraan merupakan titik pencapaian seorang manusia. Maka
pandangan maslahah dalam harta menurut Al-Ghazali yang sarat dengan semangat
kemanusiaan universal serta etika bisnis Islami sangat penting untuk di resapi dan
diteladani.9
2.5 Pandangan Islam Tentang Kemiskinan dan Kebodohan

Kemiskinan adalah ketidak mampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal
untuk hidup layak.. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai
standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis
kemiskinan

9
Khalaf, Abdul Wahab, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,
al -Fiqh, (Jakarta, Al-Majlis al-A’la
al-A’la al-Indonîsî
al-Indonîsî li al-Da’wah
al-Da’wah
al-Islâmiyyah: 1972), cet. IX.
Kemiskinan, menurut Islam,
Islam, disebabkan
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
antaranya karena
keterbatasan untuk berusaha (Q.S. Al-Baqarah/2: 273), penindasan (QS Al-Hasyr/59: 8),
Al- An’am/6: 42), dan pelanggaran terhadap hukum-hukum
cobaan Tuhan (QS Al-An’am/6: hukum-hukum Tuhan (QS Al-
Baqarah/2: 61). Namun, di negara kita sesungguhnya faktor-faktor di atas sudah mulai
dibenahi, walaupun ada yang secara sungguh-sungguh maupun setengah-setengah. 10

Islam memberikan pesan-pesannya melalui dua pedoman, yaitu Alquran dan Hadits.
Melalui keduanya kita dapat mengetahui bagaimana agama (Islam) memandang kemiskinan.
‫س‬   ‫روا‬‫ حتى غ‬  ‫ر‬ ‫غ‬ ‫ن‬
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka
Al- Ra’d,13:11)
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..(QS. Al-Ra’d,13:11)
‫رو‬ ‫ ل وا‬‫س‬ ‫ حق‬ ‫ا‬ ‫وفي‬
Artinya: Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang
miskin yang tidak meminta, (QS. Az-Zariyat, 51:19)

Kebodohan (al-Jahilia)
Al-Qur’an menyatakan, bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang
Jika Al-Qur’an orang -orang yang
berilmu, melebihi yang lainnya, berarti kebodohanlah yang menjadi salah satu penyebab
kemerosotan dan keterbelakangan martabat manusia.
Ada sebuah hadis yang menegaskan masalah ini, yakni tentang komunitas muslim yang
disebut “Asy ‘ariyin, suatu kelompok terpelajar yang membiarka lingkungannya tetap dalam
kebodohan.

‫ن‬  ‫س‬ ‫ا‬   ‫ و‬‫ه‬  ‫ ظ‬‫ل و‬  ‫ك‬ ‫ ع‬ ‫صص‬   ‫ا حر‬‫و‬ ‫ُد‬ ‫ ه‬‫ذ‬
‫وع ى ا ذ‬
Artinya:
Dan terhadap orang-orang
orang-orang Yahudi,
Yahudi, Kami harapkan
harapkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu
kepadamu; dan Kami tiada menganiaya mereka, akan tetap merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri. (QS. An-Nahl 16: 118)11

10
M. Ali Hasan. 1978.Tuntunan Akhlak.Jakarta: Bulan Bintang.
11
Khalaf, Abdul Wahab, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,
al -Fiqh, (Jakarta, Al-Majlis al-A’la
al-A’la al-Indonîsî
al-Indonîsî li al-Da’wah
al-Da’wah
al-Islâmiyyah: 1972), cet. IX.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan :

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, dan Manusia sejak lahir telah membutuhkan orang lain. Oleh
sebab itu, manusia perlu bersosialisasi dengan akhlak yang baik kepada orang lain dalam
hidup bermasyarakat.

Dan akhlak juga merupakan hal yang paling p


penting
enting dalam pembentukan akhlakul karimah
seorang manusia, maka dalam pandangan islam akhlak yang baik sangat diperlukan. Dalam
hal ini, terdapat delapan akhlak sosial islami yang diperlukan untuk hidup
bermasyarakat, yaitu: (1) akhlak saling menyayangi,(2) beramal Sholeh,(3)saling
menghormati, (4)berlaku adil, (5) menjaga persaudaraan, (6)berani membela kebenaran,
(7)tolong menolong, dan (8)musyawarah.

Daftar Pustaka

Anwar, Rosihon.2010. Akhlak . Bandung.: CV Pustaka Setia.


A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari. 1999. Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlak, CV.
Bandung: Pustaka Setia.
Mahmud, Ali Abdul Hamid. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press
M. Ali Hasan. 1978.Tuntunan Akhlak.Jakarta: Bulan Bintang.
Badawi, A. Zaki, Mu’jam Mushthalahâtu
Musht halahâtu al-‘Ulûm
al-‘Ulûm al-
al-Ijtimâ’iyyah, (Beirut, Maktabah Lubnan:
1986), New Impression.
Khalaf, Abdul Wahab, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,
al -Fiqh, (Jakarta, Al-Majlis al-A’la
al-A’la al-Indonîsî
al-Indonîsî li al-Da’wah
al-Da’wah
al-Islâmiyyah: 1972), cet. IX.

Anda mungkin juga menyukai