Anda di halaman 1dari 17

HIPOTESIS

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Statistik Pendidikan

Mata Kuliah:
Statistik Pendidikan

Dosen Pengampu:
M. Sayid Wijaya, M.Pd

Disusun oleh:
1. Alda Gusti Natasyah ( 2011040284 )
2. Alfiatu Halwa ( 2011040012 )
3. Bintang Saputra ( 2011040040 )
4. Dewi Lestari ( 2011040284 )
5. Fatma Ulfa ( 2011040433 )
6. Imelda Berliana ( 2011040284 )
7. Ranita Sheviyana ( 2011040143 )
8. Tiara Fatimita ( 2011040350 )

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Assamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " HIPOTESIS “ dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “STATISTIK PENDIDIKAN”. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang HIPOTESIS bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak “M.SAYID WIJAYA, M. Pd”. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 11 Februari 2022


Tim Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
Pengertian Hipotesis. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Pengertian Asumsi dan Contoh pada Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Perbedaan Hipotesis dan Asumsi. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
Hipotesis Deduktif dan Induktif . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Hipotesis Deskriptif, Komparatif, dan Asosiatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Hipotesisi Terarah dan Tidak Terarah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
Hipotesis Kalimat dan Hipotesis Statistik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
Contoh Penelitian Eksperimen, Korelasi, Causal Comperative, Penelitian Tindakan Kelas,
dan Penelitian Deskriptif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Karakteristik Hipotesis Yang Baik dan Bisa Digunakan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16


Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .17

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai
tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab
masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan
terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan
ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar
dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari
dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau
salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada criteria perumusan
hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang
penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus
mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang
mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis dan tujuannya dalam penelitian kuantitatif pedidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan asumsi dan contoh dalam Pendidikan
3. Apa perbedaan hipotesis dan asumsi beserta contohnya
4. Apa hipotesis induktif dan deduktif?
5. Apa yang dimaksud hiotesis deskriftif, komparatif dan asiosiaif beserta contoh dalam
Pendidikan?
6. Apa yang dimaksud hipotesis terarah (directional) dan hipotesis tidak terarah (non directional)
beserta contohnya dalam Pendidikan?
7. Apa yang dimaksud hipotesis kalimat dan hipotesis statistic

4|Page
8. Berikan contoh hipotesis dalam peneletian eksperimen, korelasi, causal comparative, peneletian
Tindakan kelas, dan penelitian deskriftif dalam Pendidikan.?
9. Sebutkan dan jelaskan karakteristik dari hipotesis yang baik/bisa digunakan

Tujuan
1. Mengetahui hipotesis dan tujuannya dalam penelitian kuantitatif pedidikan
2. Mengetahui asumsi dan contoh dalam Pendidikan
3. Mengetahui perbedaan hipotesis dan asumsi beserta contohnya
4. Mengetahui Apa hipotesis induktif dan deduktif

5. Mengetahui hiotesis deskriftif, komparatif dan asiosiaif beserta contoh dalam Pendidikan
6. Mengetahui hipotesis terarah (directional) dan hipotesis tidak terarah (non directional) beserta
contohnya dalam Pendidikan
7. Mengetahui hipotesis kalimat dan hipotesis statistic
8. Mengetahui contoh hipotesis dalam peneletian eksperimen, korelasi, causal comparative,
peneletian Tindakan kelas, dan penelitian deskriftif dalam Pendidikan
9. Mengetahui karakteristik dari hipotesis yang baik/bisa digunakan

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis
1. Definisi
Secara etimologis, kata hipotesis berasal dari dua kata yaitu kata hypo yang berarti
“kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994: 13).
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan
suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi
Suryabrata, 1991 : 49).
Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang
akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69).
Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah
pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara
dua variabel atau lebih).
Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari
teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil
observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
Kesimpulan definisi hipotesis adalah pengertian hipotesis secara epistemologis
tersebut, kita dapat membuat sebuah gambaran bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap suatu permasalahan yang sifatnya masih praduga atau menduga-
duga, sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya kemudian melalui
sebuah riset atau penelitian.
2. Tujuan hipotesis dalam penelitian kuantitatif
1. Penelitian yang memiliki hipotesis yang kuat merupakan petunjuk bahwa peneliti
telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian tersebut.
2. Memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
3. Memberi petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data
seperti apa yang harus dikumpulkan.
4. Memberikan kerangka dalam rangka melaporkan kesimpulan penelitian
3. Contoh
Contoh hipotesis dalam pedidikan kali ini menggunakan hipotesis deskriftif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara untuk rumusan masalah
deskriptif, yakni berhubungan dengan variabel mandiri. Hipotesis juga dapat diartikan
sebagai dugaan mengenai suatu nilai variabel mandiri. Artinya penelitian ini
umumnya hanya terdapat 1 variabel dan tidak terikat dengan variabel lainnya.
Hipotesis ini tidak akan membuat perbandingan atau hubungan dengan variabel
lainnya. Yang dimaksud variabel 1 ini adalah tidak adanya suatu perbandingan atau
hubungan antara variabel dalam hipotesis ini. Dalam perumusan hipotesis, hipotesis
nol (ho) dan hipotesis alternatif (Ha) akan selalu berpasangan. Hal ini akan membuat
jika salah satu hipotesis di tolak, maka hipotesis lainnya dterima. Kondisi seperti ini

6|Page
tentu akan membuat keputusan yang dibuat dalam penelitian menjadi tegas. Yakni
kali Ho ditolak maka Ha akan diterima ataupun sebaliknya.
“Suatu sekolahan menyebutkan bahwa sebanyak 80% siswa yang lulus dari sekolah
tersebut lolos ke universitas negeri”
Maka Hipotesis statistiknya bisa ditulis sebagai berikut :
Ho : p ≤ 80%
Ha : p > 80%
B. Pengertian Asumsi dan Contoh Pada Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asumsi bisa diartikan sebagai dugaan
yang diterima sebagai dasar. Asumsi juga bisa dimaknai sebagai landasan berpikir karena
dianggap benar. Selain itu, asumsi juga bisa berarti sebagai pra-anggapan atau suatu
proposisi bias yang dianggap benar tanpa perlu ada bukti,
Contoh asumsi dalam Pendidikan adalah
Rumusan masalah :
1. Bagaimana intensitas penggunaan facebook pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1
Slahung tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa kelas XI di SMA Negeri 1
Slahung tahun pelajaran 2014/2015?
Asumsi penelitian :
Berdasarkan dari pengertian asumsi di atas, maka asumsi yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah : Prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dipengaruhi oleh intensitas penggunaan facebook .
C. Perbedaan Hipotesis dan Asumsi
Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penilti yang harus
dirumuskan secara jelas yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Untuk memperkuat permasalahan
b. Membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan objek penelitian,
wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.
Untuk dapat merumuskan anggapan dasar, penilti harus banyak membaca buku,
mendengarkan informasi dari berbagai sumber dan mengunjungi lokasi penelitian.
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian yang menurut
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya ‘Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek’, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian.
Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut :
a. Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.
b. Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan ruang
lingkup (skope) penelitian.
c. Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data,
pengolahan data serta analisisnya.
d. Mencegah terjadinya suatu penilitian yang tak terarah dan menghindarkan cara
pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah yang diteliti.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti bertujuan untuk menemukan aturan (sistem,
pola, atau formula) yang menjadi hukum berfungsinya objek penelitian, memiliki asumsi
bahwa objek penelitian di alam ini memiliki sistem (pola, aturan, atau formula) kerja
tertentu dan sistem kerja itu bisa ditemukan melalui penelitian.

7|Page
Berangkat dari asumsi adanya sistem pada objek penelitian yang bisa ditemukan
melalui penelitian itulah peneliti berusaha menemukan sistem tersebut melalui kegiatan
penelitian. Tidak mungkin peneliti berusaha menemukan sistem tersebut kalau dia tidak
yakin bahwa sistem itu ada atau dia yakin sistem itu ada tetapi tidak yakin bisa ditemukan
melalui penelitian.
Asumsi tidak untuk diuji tetapi sudah otomatis menjadi dasar tindakan, sementara
hipotesis adalah prediksi terhadap apa yang akan dihasilkan dari penelitian yang
dilakukan peneliti.bentuk pernyataan yang ingin dibuktikan dalam penelitian misalkan
kita berhipotesis bahwa besar rata - rata kelompok A tidak berbeda dengan kelompok B.

D. Hipotesis Deduktif dan Induktif


Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan
untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif).
Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori
ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).

E. Hipotesis Deskriptif, Komparatif, dan Asosiatif


a. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif dapat diartkan: sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal.

Contoh:
sesorang meneliti untuk mengetahui banyak nya siswa yang suka membaca di
salah satu sekolah swastaMaka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: siswa yang suka membaca
H1: siswa yang tidak suka membaca
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat diartikan: sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua
variabel penelitian.
Contoh:
Anda meneliti apakah ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran
pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B. Maka
anda membuat rumusan masalah: adakah perbedaan hasil belajar antara metode
pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6
sekolah B? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
H1: Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode
pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap

rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara dua variabel penelitian.


Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat IQ
dengan prestasi akademik seorang siswa kelas V di sekolah A.

8|Page
Dari penelitian tersebut kemudian bisa disusun rumusan masalah: Adakah
hubungan antara tingkat IQ seorang siswa kelas V di sekolah A dengan prestasi
akademiknya?
Hipotesisnya adalah:
Ada hubungan antara tingkat IQ siswa kelas V di sekolah A dengan prestasi
akademiknya.
Tidak ada hubungan antara tingkat IQ siswa kelas V di sekolah A dengan prestasi
akademiknya.

F. Hipotesis Terarah dan Hipotesis Tidak Tearah


Hipotesis terarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti
sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang
sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen.
Contoh: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya,
dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode curah pendapat.
Hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti
tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu
menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah
hasil penelitian yang akan dilakukan.
Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah
pendapat terhadap prestasi belajar siswa.

G. Hipotesis Kalimat dan Hipotesis Statistik


Hipotesis kalimat adalah dugaan sementara. Dugaan tersebut dibuat oleh penulis
atau peneliti dengan mengacu pada data awal yang diperoleh. Kemudian dugaan benar
atau salah ditentukan berdasarkan hasil penelitian.

Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi


yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat
berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu
parameter, seperti rata-rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistic
harus di uji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat di terima atau di tolak.
Hipotesis statistic akan di terima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan
akan di tolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.

H. Contoh Penelitian Eksperimen, Korelasi, Causal Comparative, Penelitian


Tindakan Kelas, dan Penelitian Deskriptif
a. Contoh Penelitian Tindakan Kelas

Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar siswanya bisa dilihat melalui nilai.
Semakin banyak siswa yang bisa melampaui KKM, semakin besar tingkat keberhasilan
guru dalam mengajar. Hal itu berlaku untuk semua mata pelajaran. Adapun contoh PTK
adalah sebagai berikut.

Misalnya, guru A mengampu mata pelajaran Matematika di SMP B kelas VII, dari hasil
penilaian selama tengah semester, rata-rata perolehan nilai Matematika di kelas VII C

9|Page
hanya 6,0. Sementara itu, KKM yang diharapkan adalah 7,5. Dari 30 siswa kelas VIIC,
hanya 5 anak yang berhasil mendapatkan nilai di atas 7,5.

Dari kondisi ini, tentu terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai
guru yang mengampu mata pelajaran terkait, guru A tidak bisa tinggal diam. Guru A harus
melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas
VIIC. Tindakan itu bisa berupa penerapan media pembelajaran seperti visualisasi,
permainan, alat peraga, dan sebagainya.

b. Metode Penelitian Kausal Komparatif (ex post facto)


1. Desain Penelitian
2. Pengajuan Hipotesis
a. Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi terhadap
keterampilan membaca puisi
b. Ada pengaruh positif antara pemahaman struktur puisi terhadap
keterampilan membaca puisi
c. Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi dan pemahaman
struktur puisi terhadap keterampilan membaca puisi
3. Pra Analisis Data (Uji Statistik Asumsi Klasik)
a. Normalitas

Bertujuan untuk mengukur apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau
tidak. Dengan kata lain, keadaan data berdistribusi normal merupakan sebuah
persyaratan yang harus dipenuhi, perhitungannya menggunakan tipe goodeness-of fit,
yaitu tes binomial, tes satu sampel analisis Chi Kuadrat (χ2), atau tes satu sampel
Kolmogorov-Smirnov.

Berikut langkah perhitungan liliefors.

Langkah-langkah:

1) Tentukan nilai galat baku (Y- Ŷ)

2) Susun galat baku dengan nilai berurut dan tentukan Nilai L hitung maksimum

Xi = Skor data galat baku taksiran (Y - Ŷ)

Zi = Skor baku ( diperoleh )

F(Zi) = Harga peluang

· Jika nilai Zi negatif, F(Zi)= 0,5 - nilai Z tabel

· Jika nilai Zi positif, F(Zi)= 0,5 + nilai Z tabel

3) S(Zi) = Harga proporsi (F kum/N)

b. Uji Heteroskedatisitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang lain dengan metode uji glejser. Jika
variabel independen secara signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel

10 | P a g e
dependen, maka tidak terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat
apabila dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Imam Ghozali,
2009: 129).

Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei terhadap variabel X


(variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan δi .

[ei] merupakan penyimpangan residual dan Xi merupakan variabel bebas.

c. Uji Multikolinearitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antarvariabel bebas (independen) dengan melihat nilai Tolerance Value dan Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/Tolerance Value). Nilai yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya mulitkolonieritas adalah nilai Tolerance Value < 0,01
atau sama dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolineritas antara variabel
independennya (Imam Ghozali, 2009: 96). Uji hipotesis dapat dilakukan apabila koefisien
antarvariabel bebas mempunyai harga di bawah 0, 80 (tidak terjadi kolinieritas).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel


dependend tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri
adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu
sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santoso & Ashari,
2005).

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

· Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

· Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

· Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

e. Uji Linearitas

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier
atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji F dari Sutrisno Hadi (2000: 14).

F = Harga bilangan untuk garis regresi

RK reg = Rerata kuadrat regresi

RK res = Rerata kuadrat residu

Selanjutnya untuk interpretasinya, yaitu :

- Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel bebas
dan linier.

11 | P a g e
- Jika F lebih kecil dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel bebas dan
terikat bersifat tidak linier.

Adapaun kriteria pengujian linieritas adalah regresi dikatakan linier jika Fhitung <
Ftabel, selain itu data dapat dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha
yang ditentukan yaitu 5% (Imam Ghozali, 2009: 154).

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan


fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen (X1)
dan (X2) terhadap variabel dependen (Y). Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis
regresi sederhana:

1) Membuat garis regresi sederhana

Y = a + bX

Keterangan :

Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksi.

a : harga Y, bila x = 0 (harga konstanta).

b : angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan


variabel dependen. Apabila b positif (+) = naik dan bila b minus (-) =turun.

X : subjek pada variabel independen yang mempunya nilai tertentu. (Sugiyono,


2009: 188)

Mencari kofisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dengan Y dan prediktor X2


dengan Y

r2(x1y) = Koefisien determinasi antara X1 dengan Y

r2(x2y) = Koefisien determinasi antara X2 dengan Y

a1 = Koefisien prediktor X1

a2 = Koefisien prediktor X2

ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y

ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y

ΣY2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)

3) Menguji signifikansi dengan uji t Menguji koefisien garis regresi digunakan uji
statistik t. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta tiap variabel independen
akan berpengaruh terhadap variabel dependen.

t : t hitung

12 | P a g e
r : koefisien korelasi

n : jumlah ke-n (Sugiyono, 2009: 184)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen
secara individual dalam mnerangkan variasi variabel dependen. Dalam mengambil
keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai antara t hitung dan t tabel dengan
taraf sinifikansi 5%. Apabila nilai statistik t lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel maka
variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen (Imam Ghozali, 2009: 88-89).

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi pengaruh dua variabel bebas
atau lebih

terdapat satu variabel terikat. Langkah-langkah dalam analisis regresi berganda


sebagai berikut.

1) Membuat persamaan garis regresi dua prediktor dengan rumus:

Y = a1X1 + a2X2 + K

Keterangan:

Y = Kriterium

X1 = Prediktor 1

X2 = Prediktor 2

a1 = Bilangan koefisen prediktor X1

a2 = Bilangan koefisien prediktor X2

K = Bilangan konstanta (Sutrisno Hadi, 2004:18)

Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1 dan X2 dengan kriterium Y,

R2y(x1x2)= Koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y

ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y

ΣY2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)

Koefisien determinasi (R2) merupakan proporsi atau persentase dari total variasi Y
yang dijelaskan oleh garis regresi. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi.

13 | P a g e
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui presentasi pengaruh yang terjadi
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

I. Karakteristik Hipotesis Yang Baik dan Bisa Digunakan


a. Ciri-Ciri Hipotesis

Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya dilakukan,


hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan hipotesis, ada beberapa
kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan acuan penilaian.

Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut Furchan (2004: 121-129) yaitu:

1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas;


2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel;
3. Hipotesis harus dapat diuji;
4. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada; dan
5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin. Pendapat
tersebut
Nazir. Menurut Nazir (2005: 152) hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan. Hipotesis harus merupakan pernyataan
terkaan tentang hubungan-hubungan antarvariabel. Ini berarti bahwa hipotesis
mengandung dua atau lebih variabel-variabel yang dapat diukur ataupun secara
potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel
tersebut berhubungan. Hipotesis yang tidak mempunyai ciri di atas, sama sekali
bukan hipotesis dalam pengertian metode ilmiah.
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta. Hiptesis harus cocok dengan fakta. Artinya,
hipotesis harus terang. Kandungan konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis
harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-hal yang metafisik. Sesuai
dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru diterima jika hubungan yang
dinyatakan harus cocok dengan fakta.
3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan. Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu
pengetahuan dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika
tidak, maka hipotesis bukan lagi terkaan, tetapi merupakan suatu pertanyaan yang
tidak berfungsi sama sekali.
4. Hipotesis harus dapat diuji. Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan
kekuatan memberi alasan ataupun dengan menggunakan alat-alat statistika.
Alasan yang diberikan biasanya bersifat deduktif. Sehubungan dengan ini, maka
supaya dapat diuji, hipotesis harus spesifik. Pernyataan hubungan antar variabel
yang terlalu umum biasanya akan memperoleh banyak kesulitan dalam pengujian
kelak.
5. Hipotesis harus sederhana. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang
sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian.
Semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis dirumuskan, semakin kecil pula
kemungkinan terdapat salah pengertian dan semakin kecil pula kemungkinan
memasukkan hal-hal yang tidak relevan ke dalam hipotesis.

14 | P a g e
6. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta. Hipotesis juga harus dinyatakan daam
bentuk yang dapat menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat
dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai. Hipotesis harus
dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan menguji dari
si peneliti.
Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus
mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak
bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus dapat
diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifikasi. Hipotesis harus sederhana.

15 | P a g e
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian yang menurut Prof.
Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya ‘Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek’,
hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam
suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Memberikan arah yang tegas
bagi perumusan tujuan penelitian.
Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan ruang lingkup
penelitian. Mencegah terjadinya suatu penilitian yang tak terarah dan menghindarkan
cara pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam kegiatan
penelitian, peneliti bertujuan untuk menemukan aturan yang menjadi hukum
berfungsinya objek penelitian, memiliki asumsi bahwa objek penelitian di alam ini
memiliki sistem kerja tertentu dan sistem kerja itu bisa ditemukan melalui penelitian.
Berangkat dari asumsi adanya sistem pada objek penelitian yang bisa ditemukan melalui
penelitian itulah peneliti berusaha menemukan sistem tersebut melalui kegiatan
penelitian.
Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk
menghasikan teori baru . Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan teori ilmiah yang telah ada . Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai
dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan
hubungan antara dua variabel penelitian. Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara tingkat IQ dengan prestasi akademik seorang siswa kelas V di
sekolah. Hipotesis terarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti
sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang
sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis tak terarah adalah
hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen menyatakan
bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi
secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis statistik
adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih
sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel
seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata,
varians, simpangan baku, dan proporsi.
Hipotesis statistic harus di uji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat di
terima atau di tolak. Hipotesis statistic akan di terima jika hasil pengujian membenarkan
pernyataannya dan akan di tolak jika terjadim penyangkalan dari Pernyataannya.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Sumber

Furchan, A, 2004, _Pengantar Pelitian Dalam Pendidikan,_ Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Nazir, 2005, _Metode Penelitian,_ Jakarta:Ghalia Indonesia.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai