I Ketut Astawa
I Nyoman Meirejeki
Putu Tika Virginiya
Oleh:
I Ketut Astawa
I Nyoman Meirejeki
Putu Tika Virginiya
ISBN : 978-623-487-979-7
No. HKI : EC00202335020
i
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena buku
ajar ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Mata kuliah Metodologi Penelitian merupakan Kelompok Mata Kuliah
Bidang Manajemen untuk mendukung keterampilan umum dan keterampilan
khusus berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mengacu pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SNPT). Ruang lingkupnya mencakup bahasan: Pentingnya penelitian,
Kriteria metode ilmiah, Sikap dan syarat peneliti, Alur dan jenis-jenis penelitian,
Langkah-langkah penelitian, Memilih dan merumuskan masalah penelitian, Studi
pustaka, Hipotesis, Populasi dan sampel, Data dan skala pengukuran, Analisis data,
Temuan penelitian dan Format Penulisan Proposal Penelitian.
Kegiatan penyajian laporan dan pengambilan keputusan strategis tidak akan
terlepas dari hasil analisis data. Analisis data diperlukan pada saat adanya sebuah
masalah untuk diselesaikan. Kegiatan mengidentifikasi masalah yang didukung
oleh data yang benar dan terpercaya memerlukan sikap, pengetahuan dan
keterampilan penelitian yang memadai. Pada hakekatnya, penelitian adalah sebuah
proses investigasi ilmiah terhadap sebuah masalah yang dilakukan secara
terorganisir, sistematik, berdasarkan pada data yang terpercaya, bersifat kritikal dan
obyektif yang mempunyai tujuan untuk menemukan jawaban atau pemecahan atas
satu atau beberapa masalah yang diteliti. Proses pembelajaran dilakukan dengan
tatap muka dan secara online, aktivitas, penugasan, dan presentasi. Lingkup
penilaian meliputi: 1) kelompok: pada saat diskusi dan tugas; 2) Mandiri: tugas; 3)
Skala Penilaian disesuaikan tergantung materi pokok dan jenis penilaian.
Mata Kuliah Metodologi Penelitian ini diharapkan dapat membantu
memperbaiki mutu penulisan skripsi. Setelah mempelajari mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan memiliki sikap profesional, menguasai pengetahuan metode
penelitian yang cukup dan mampu menerapkannya pada bidang pekerjaan
perhotelan. Selain itu, untuk kegiatan akademik, mahasiswa diharapkan dapat
menyusun proposal penelitian dan melakukan penelitian khususnya untuk
menyusun skripsi di Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Bali. Selanjutnya,
mahasiswa diharapkan mampu mempublikasikan hasil penelitian yang memenuhi
syarat tata tulis ilmiah dan dapat diakses oleh masyarakat akademik.
Buku ajar ini disusun untuk dipergunakan secara internal oleh Mahasiswa
Program Studi D4 Manajemen Bisnis Pariwisata, Politeknik Negeri Bali. Penulis
sangat menyadari bahwa buku ajar ini masih belum sempurna. Untuk itu, masukan
yang bersifat konstruktif penulis harapan untuk perbaikan. Semoga buku ajar ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Politeknik Jurusan
Pariwisata, dan para pengguna lainnya. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
iv
BAB 6 HIPOTESIS ..................................................................................................... 51
6.1 Pendahuluan ......................................................................................................... 51
6.2 Capaian Pembelajaran ........................................................................................ 51
6.3 Penyajian .............................................................................................................. 51
6.3.1 Pengertian hipotesis ...................................................................................51
6.3.2 Fungsi hipotesis .........................................................................................51
6.3.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis ............52
6.3.4 Jenis-jenis hipotesis ...................................................................................53
6.3.5 Cara merumuskan hipotesis ......................................................................54
6.3.6 Pengujian hipotesis ....................................................................................55
6.3.7 Uji hipotesis satu sisi .................................................................................57
6.4 Penutup ................................................................................................................. 59
6.4.1 Rangkuman................................................................................................. 59
6.4.2 Pertanyaan. ................................................................................................. 59
v
9.3.3 Syarat-syarat data yang baik .....................................................................82
9.3.4 Tahap pengumpulan data ..........................................................................83
9.3.5 Skala pengukuran data nominal ...............................................................86
9.3.6 Skala pengukuran data ordinal .................................................................87
9.3.7 Skala pengukuran data interval ................................................................87
9.3.8 Skala pengukuran data ratio .....................................................................88
9.3.9 Validitas ......................................................................................................88
9.3.10 Reliabilitas ................................................................................................89
9.4 Penutup ................................................................................................................. 89
9.4.1 Rangkuman .................................................................................................89
9.4.2 Pertanyaan ..................................................................................................91
vi
BAB 1 PENGERTIAN METODE PENELITIAN
1.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian metode penelitian,
pendekatan memperoleh kebenaran, kriteria metode ilmiah, sikap dan syarat
peneliti.
1.3 Penyajian
Manusia dibekali hasrat ingin tahu. Sifat ingin tahu sudah dapat dilihat ketika
manusia masih kanak-kanak. Pertanyaan ini apa, itu apa, telah keluar dari mulut
kanak-kanak. Kemudian timbul pertanyaan mengapa begini, mengapa begitu.
Selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan semacam bagaimana hal
ini bisa terjadi, bagaimana mencari jalan keluarnya dan seterusnya.
Manusia berusaha mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Dari dorongan
hasrat ingin tahu, manusia berusaha mendapatkan pengetahuan mengenai hal-hal
yang dipertanyakan. Dalam sejarah perkembangan pikir manusia, yang dikerjakan
adalah pengetahuan yang benar atau kebenaran. Hasrat ingin tahu manusia
terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan atau jawaban mengenai hal-hal yang
dipertanyakan, dan yang diinginkan adalah pengetahuan atau jawaban yang benar.
Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inheren dapat
dicapai manusia baik melalui pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya langkah-langkah atau cara-cara dengan
perurutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar itu.
1
1.3.1 Siapakah Yang Perlu Meneliti?
Dahulu, apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan
suatu kesibukan di laboratorium. Seorang ahli sedang asyik mengamati reaksi zat-
zat yang dicampur di tabung reaksi, atau dalam labu didih, tabung Erlenmeyer, atau
alat-alat lain yang serba rumit. Dengan demikian, maka penelitian adalah suatu
kegiatan monopoli para ahli.
Memang apa yang dibayangkan orang-orang seperti disebutkan itu ada
betulnya, tetapi tidak seluruhnya betul. Orang-orang di laboratorium memang
sedang melaksanakan penelitian, penyelidikan pada bidang ilmu pengetahuan alam.
Akan tetapi penelitian bukan hanya boleh dan dapat dilakukan di bidang ilmu
pengetahuan alam saja. Penelitian dapat dilakukan di seluruh bidang ilmu
(Suharsimi, 2013).
Namun demikian, masih banyak orang terpelajar yang beranggapan bahwa
meneliti adalah tugas para ahli, professor, dan doktor. Sangat disayangkan apabila
anggapan semacam itu merembes ke mahasiswa. Siapapun boleh meneliti, bahkan
dengan tegas dikatakan bahwa sarjana harus dapat meneliti, karena hanya dengan
penelitianlah ilmu dapat dikembangkan secara ilmiah. Mempelajari metodologi
penelitian akan sangat bermanfaat dan merupakan bekal untuk mengadakan
penelitian dalam rangka penulisan skripsi atau tesis.
Seorang ahli masak membuat kue dengan bahan sekian ons terigu, sekian
butir telur, sekian ons gula pasir, sekian ons mentega, dan bahan-bahan lain. Setelah
melalui proses pembuatan, kemudian diperoleh sebuah kue yang lezat. Ahli masak
tersebut tidak puas dengan hasil pekerjaannya itu. Ia selalu berpikir mencari akal
bagaimana agar diperoleh kue yang lebih enak lagi dengan bahan-bahan yang
jumlahnya sama, atau kalau bisa dengan bahan yang lebih sedikit sehingga
biayanya lebih murah. Ahli masak ini sebenarnya juga sedang mengadakan
penelitian. Tetapi tidak melalui prosedur yang jelas, dan tidak melaporkan hasilnya
dalam bentuk tulisan.
2
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa seseorang atau suatu
perusahaan yang ingin meningkatkan hasilnya untuk apa saja yang sedang ia tekuni,
membutuhkan kegiatan penelitian.
3
reliabel (konsisten) tetapi tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid,
misalnya 99% dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan
1% yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri. Padahal yang benar, justru
yang hanya 1% yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri. Pernyataan
kelompok tersebut terlihat obyektif (disepakati 99%) tetapi tidak valid. Visualisasi
Validitas dan Reliabilitas seperti pada gambar 1.1.
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti data, tindakan dan produk yang diperoleh dari
penelitian itu adalah betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
telah ada.
4
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum
data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu
masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu,
memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan
mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
5
Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan
pengujian secara ilmiah.
b. Secara kebetulan
Ada kalanya kebenaran didapat secara kebetulan. Ada cerita yang
kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang
terjadi secara kebetulan. Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air di
kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan. Hal itu terjadi berulang kali
pada beberapa orang. Akhirnya diketahui bahwa di sekitar kolam tersebut
tumbuh sejenis pohon yang kulitnya dijadikan sebagai obat malaria yang
kemudian berjatuhan di kolam tersebut. Penemuan pohon yang kemudian hari
dikenal sebagai pohon kina tersebut karena terjadi secara kebetulan saja.
c. Trial and error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan menggunakan metode
“trial and error” atau coba-coba. Metode ini bersifat untung-ungtungan.
d. Penemuan kebenaran melalui wahyu
Kebenaran yang didasarkan pada wahyu merupakan kebenaran yang mutlak,
kebenaran ini bukanlah hasil usaha manusia secara aktif, tetapi diturunkan
oleh Tuhan kepada orang yang dipilih oleh Tuhan.
e. Melalui intuisi
Terkadang kebenaran juga bisa diperoleh secara intuisi. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuisi ini diperoleh secara cepat sekali melalui proses di
luar sadar, tanpa melalui penalaran, proses berpikir ataupun perenungan.
Kebenaran yang diperoleh secara intuisi sukar dipercaya karena penemuan
kebenaran ini tidak menggunakan langkah-langkah sistematis.
f. Melalui spekulasi
Spekulasi tarafnya lebih tinggi dari trial and error karena tindakan spekulasi
dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang
dipikirkan masak-masak, dan dikerjakan dalam suasana yang penuh resiko.
g. Melalui otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang
kekuasaan, seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap
6
keputusannya dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya.
Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah “Sabda pandita ratu” yang berarti
bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh
dibantah lagi.
2. Pendekatan ilmiah, antara lain:
a. Berpikir kritis/pengalaman
Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman. Misal dari
metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif. Secara deduktif
berarti dari yang umum ke khusus; sedangkan induktif dari yang khusus ke
yang umum. Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak
jamannya Aristoteles.
b. Melalui penyelidikan ilmiah
Menurut Francis Bacon, kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan
penyelidikan ilmiah, berpikir kritis dan induktif. Selanjutnya Bacon
merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan. Dalam rangka melaksanakan
kekuasaan, manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh
pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas,
sebab pengamatan dengan indera saja, akan menghasilkan hal yang tidak
dapat dipercaya. Pengamatan menurut Bacon, dicampuri dengan gambaran-
gambaran palsu (idola) harus dihilangkan, dan dengan cara mengumpulkan
fakta-fakta secara teliti, maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat
dipercaya. Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara
sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji
secara eksperimental sehingga tersusunlah dalil-dalil umum.
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi
dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta
dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu
tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan penemuan-
penemuan baru. Pada tahun 1609 Galileo Galilei menemukan hukum-hukum
tentang planet, tahun 1618 Willebrord Snellius menemukan pemecahan
cahaya (dikenal dengan hukum pembiasan cahaya) dan penemuan-penemuan
7
penting lainnya oleh Robert Boyle dengan hukum tekanan gasnya, Christian
Huygens dengan teori gelombang cahaya, William Harvey dengan penemuan
peredaran darah, Antonie Philips van Leeuwenhoek menemukan
spermatozoid, dan lain-lain. Penemuan-penemuan tersebut menandakan
lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya
menjadi ilmu dan teknologi.
8
adanya atau sesuai dengan kenyataan. Jadi tidak dengan kira-kira atau perasaan
saja.
6. Teknik kuantifikasi
Ukuran kuantitatif satuan haruslah digunakan dalam memberlakukan data.
Misalnya hendak mengukur panjang, gunakan meter, berat digunakan kilogram,
jangan hendaknya menggunakan ukuran misalnya sejauh mata memandang,
sehitam aspal, secantik Dewi Saraswati atau yang sejenisnya. Demikian pula di
dalam hal mengkuantitatifkan hal-hal yang sifatnya kuantitatif, satuan atau
skalanya harus jelas.
9
1.4 Penutup
1.4.1 Rangkuman
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan
dan kegunaan. Untuk memenuhi ke empat hal tersebut, dalam pelaksanaannya perlu
memperhatikan pendekatan memperoleh kebenaran, kriteria metode ilmiah, sikap
dan syarat peneliti. Seseorang atau suatu perusahaan yang ingin mendapatkan hasil
yang baik perlu melakukan penelitian.
1.4.2 Pertanyaan.
1. Siapakah yang perlu meneliti?
2. Sebutkan dan jelaskan pengertian metode penelitian!
3. Sebutkan dan jelaskan kriteria metode ilmiah!
4. Sebutkan dan jelaskan sikap dan syarat peneliti!
10
BAB 2 ALUR DAN JENIS-JENIS PENELITIAN
2.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian penelitian (research), alur
penelitian, dan jenis-jenis penelitian.
2.3 Penyajian
Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
data antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Penelitian murni
maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan,
hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan (Emory, 1985).
Menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Bila dalam penelitian telah dapat ditemukan masalah yang betul-betul masalah,
maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Setelah masalah dapat
ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
12
2.3.2 Alur Penelitian
Alur pemikiran penelitian, apapun jenis penelitiannya selalu dimulai dari
adanya permasalahan atau ganjalan, yang merupakan suatu kesenjangan yang
dirasakan oleh peneliti (Suharsimi, 2013). Kesenjangan tersebut terjadi karena
adanya perbedaan kondisi antara kondisi nyata dengan kondisi harapan. Dengan
adanya kesenjangan ini peneliti mencari teori yang tepat untuk mengatasi
permasalahan melalui penelitian, yaitu mencari tahu tentang kemungkinan
penyebab kondisi yang menjadi permasalahan itu. Hasil penelitian akan digunakan
untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan. Penting sekali diingat bahwa
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian selalu harus merupakan jawaban dari
rumusan masalah dan memecahkan permasalahan.
13
2.3.3 Jenis-Jenis Penelitian
Ada 3 (tiga) cara penelitian yang dilakukan, yaitu description research atau
penelitian deskriptif, operation research (action research) atau penelitian tindakan,
dan experiment atau eksperimen (Suharsimi, 2013).
1. Description Research (Penelitian Deskriptif)
Istilah “deskriptif” berasal dari istilah Bahasa Inggris to describe yang berarti
memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi,
situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud
dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Sekurang-kurangnya ada 5 (lima jenis) penelitian deskriptif, yaitu:
a. Penelitian deskriptif murni
Contoh: Penelitian tentang keadaan sebuah desa nelayan. Oleh peneliti
dipaparkan luas daerah, keadaan geografis, banyaknya keluarga, banyaknya
penduduk, kebiasaan mencari ikan, alat-alat yang digunakan, hasil rata-rata
setiap hari, modal yang pernah diterima dari pemerintah, kehidupan
keluarga, pendidikan anak-anak nelayan, dan sebagainya.
b. Penelitian korelasi atau korelasional atau Penelitian Hubungan
Contoh korelasi sejajar: Peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah ada
hubungan (korelasi) antara usia dengan kesehatan penduduk. Dalam
penelitian ini peneliti hanya mengumpulkan data tentang usia dan kesehatan
penduduk. Dalam hal ini peneliti hanya ingin tahu saja, apakah tingginya
usia sejajar dengan kesehatan.
Contoh korelasi sebab akibat: peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah
ada hubungan (korelasi) antara tingkat pendidikan penduduk dengan
tingginya penghasilan. Untuk pendidikan dan tingkat penghasilan ini peneliti
mempunyai asumsi atau perkiraan, jika seseorang sempat mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan mendapat pekerjaan yang lebih
mapan sehingga mendapat gaji yang lumayan. Dengan kata lain, tingkat
14
pendidikan berpengaruh terhadap tingkat penghasilan, atau pendidikan
menjadi penyebab sedangkan penghasilan menjadi akibat.
c. Penelitian komparasi
Contoh: peneliti bermaksud membandingkan penghasilan penduduk
perempuan dengan penduduk laki-laki di suatu daerah. Penduduk perempuan
dipandang sebagai kelompok A dan penduduk laki-laki kelompok B. Dalam
perumpamaan ini peneliti membandingkan penghasilan kelompok A dengan
kelompok B. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian adalah (1) apakah
ada perbedaan penghasilan antara kelompok A dengan kelompok B? dan (2)
jika ada perbedaan, penghasilan kelompok manakah yang lebih tinggi. Dari
data yang diperoleh, peneliti menghitung hasilnya menggunakan rumus
tertentu.
d. Penelitian penelusuran (tracer study)
Sebuah lembaga pendidikan yang melakukan tindakan terhadap peserta didik
pada masa tertentu, kemudian ingin mengetahui apakah tindakan yang
diberikan pada masa itu bermanfat bagi lulusan yang sudah menempati
tempat bekerja di masyarakat. Penelitian jenis ini sebetulnya sangat penting
dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan, agar mereka mempunyai data
bagaimana ketepatan kurikulum yang sudah diberikan kepada peserta didik
relevan dengan tugas yang diampu oleh para lulusan. Kesulitan dari
penelitian ini adalah ketidakpedulian para lulusan terhadap lembaga tempat
mereka belajar. Sebetulnya tidak sedikit lembaga pendidikan yang
memberikan lembar isian di mana mereka bekerja sesudah lulus dari
pendidikannya. Sayang sekali bahwa respons para lulusan tersebut sangat
rendah sehingga lembaga pendidikan tidak mendapatkan data yang cukup
dalam melacak para lulusannya. Kesulitan penelitian ini adalah adanya sikap
lulusan. Meskipun lembaga pendidikan sudah memberikan kemudahan
media komunikasi melalui e-mail dan google form untuk mengirimkan
informasi mengenai di mana tempat lulusan mendapatkan tempat bekerja,
mungkin karena kurang rasa memiliki, para lulusan tersebut merasa tidak
15
mempunyai kepentingan tentang informasi yang dibutuhkan oleh lembaga
pendidikan tempat mereka memperoleh kemampuan sebagai bekal bekerja.
e. Penelitian evaluasi
Contoh 1: Contoh sederhana adalah acara pulang dari kantor. Kepulangan
sampai di rumah, dalam arti cepat atau lambat dan sampai dengan selamat,
dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh ramainya jalan, kendaraan yang kita
pakai, kecepatan kendaraan melaju, route jalan yang kita ambil dan
mulusnya jalan yang kita lalui. Semua faktor tersebut merupakan faktor atau
unsur dari kegiatan kepulangan kita dari kantor.
Contoh 2: seorang pegawai yang mengikuti kuliah akhir pekan ingin
mengevaluasi kinerja kuliah, cepat selesai atau tidak. Suksesnya kegiatan
kuliah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. diri
mahasiswa yang bersangkutan, b. dosen yang mengajarnya, c. pengelolaan
perguruan tinggi yang mengatur perkuliahan dan ujian, d. sarana pendukung
yang dimiliki mahasiswa sendiri dan tempat kuliah, e. materi perkuliahan,
dan f. lingkungan tempat perkuliahan, g. lingkungan tempat bekerja, h.
keluarga: suami, istri dan anak-anak di rumah.
Dari dua contoh tersebut dapat dipahami bahwa semua kegiatan yang akan
diteliti, dengan kata lain kegiatan yang akan dievaluasi selalu merupakan sebuah
kesatuan. Dengan kata lain, semua kegiatan yang akan dievaluasi merupakan
sebuah sistem.
2. Operation Research (Action Research)
Adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai
apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.
3. Experiment
Dengan cara ini peneliti sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian
atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dengan kata lain,
ekperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan
kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
16
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat
suatu perlakuan.
17
bahwa datanya dengan cepat dapat terkumpul. Akan tetapi subjek yang berbeda-
beda perlu juga mendapat perhatian dan pertimbangan.
18
Gambar 2.3 Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
Setiap peneliti selalu berangkat dari masalah, atau dari potensi. Dalam
penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, dan
ditujukan dengan data yang valid.
Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah
tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk
kegiatan penelitian. Berdasakan rumusan masalah tersebut, maka peneliti
menggunakan berbagai teori untuk memperjelas masalah dan menjawabnya.
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut
dinamakan hipotesis.
Hipotesis tersebut selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris
di lapangan. Untuk itu peneliti menetapkan populasi sebagai tempat pengujian dan
sekaligus menyiapkan instrumen penelitiannya. Bila populasi terlalu luas dan ada
keterbatasan dari peneliti baik dari segi tenaga, biaya dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti
bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus representative
dengan tingkat kesalahan tertentu. Instrumen yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data harus valid dan reliabel. Untuk itu sebelum instrumen
digunakan maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
19
Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan
untuk mengukur variable yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk
pengumpulan data dapat berbentuk test dan non-test. Instrumen yang berbentuk
non-test dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman observasi, dan wawancara.
Dengan demikian teknik pengumpulan data selain berupa test dalam penelitian ini
dapat berupa kuesioner, observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian
kuantitatif, analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat
berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa
statistik parametris dan nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial
bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara random.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.
Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis,
grafik batang, pie chart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan terhadap
hasil penelitian merupakan penjelasan yang rasional dan mendalam serta
interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat
disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah
berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau rumusan masalah ada lima, maka
kesimpulannya ada lima. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk
menyelesaikan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-
saran.
Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat diselesaikan. Saran
yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan
membuat saran yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah
ada yang salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data,
atau rumusan masalah yang diajukan.
20
2.3.10 Proses Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, “masalah” masih bersifat sementara, tentative
dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Akan
terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam
penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak
awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul
laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah
memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah
yang telah disiapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga
judul penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa
peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus “ganti” masalah.
Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya
diganti.
Gambar 2.4 Kemungkinan Masalah Sebelum dan Sesudah Peneliti Masuk Obyek
21
Ada sebelas karakteristik penelitian kualitatif (Moleong, 2008) yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Latar alamiah
2. Manusia sebagai alat
3. Metode kualitatif
4. Analisis data secara induktif
5. Teori dari dasar (grounded theory)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain yang bersifat sementara
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
2.4 Penutup
2.4.1 Rangkuman
Ada berjenis-jenis penelitian, menurut berbagai sudut tinjauan.
1. Ditinjau dari tujuannya: penelitian eksploratif, penelitian developmental,
penelitian verifikatif dan Kebijakan.
22
2. Ditinjau dari Pendekatan: Pendekatan longitudinal dan Pendekatan cross-
sectional.
3. Ditinjau dari bidang ilmu: pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, dan bidang ilmu
lainnya.
4. Ditinjau dari tempatnya: penelitian perpustakaan dan penelitian kancah
(lapangan)
5. Ditinjau dari variable: variable yang sudah ada data atau data yang sudah ada
sekarang. Di samping itu ada penelitian variable yang akan datang (eksperimen).
2.4.2 Pertanyaan.
1. Mungkinkah seorang ahli mengadakan penelitian untuk berbagai bidang?
Jelaskan jawaban Saudara!
2. Buatlah satu masalah penelitian dan tuliskan rumusan masalahnya!
23
BAB 3 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah dalam penelitian
meliputi mengidentifikasi masalah, melakukan studi pendahuluan, merumuskan
masalah, melakukan studi literatur, merumuskan hipotesis, merumuskan kerangka
dasar, memilih pendekatan, menentukan variabel, membuat definisi operasional
variabel, menentukan sumber data, menyusun instrumen, mengumpulkan data,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan menulis laporan hasil penelitian.
3.3 Penyajian
Perumusan langkah penelitian tidak ada yang standar, masing-masing ahli
memberikan pendapatnya yang berbeda satu sama lain, hal ini dipengaruhi antara
lain oleh pengalaman, dan latar belakang yang dimiliki. Ada yang mengemukakan
tahap-tahap penelitian seperti di bawah ini.
23
memperjelas permasalahan yang akan diteliti. Kemudian, studi pendahuluan
dilakukan pula untuk mencapai tujuan berikut:
1. Mengetahui alasan-alasan perlunya atau harus dilakukan penelitian;
2. Mengetahui cara seorang calon peneliti akan melakukan penelitian;
3. Mengetahui siapa yang akan memperoleh manfaat hasil penelitian;
4. Membandingkan permasalahan yang telah dipilih dengan penelitian-penelitian
terdahulu.
Mengadakan Studi Pendahuluan juga dapat dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dari tiga objek yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau
dikunjungi (Brannen, 2008), yaitu:
1. Paper, dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa
teori, laporan penelitian, atau penemuan sebelumnya (findings). Studi demikian
disebut pula studi kepustakaan atau literatur.
2. Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau narasumber
untuk memperoleh informasi.
3. Place; mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat
benda atau peristiwa.
24
jelas, tepat, dan ringkas tentang pertanyaan atau masalah yang ingin diselidiki
dengan tujuan untuk menemukan jawaban atau pemecahannya). Dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan “siapa”, “apa”, “dimana”, “bilamana”,
“bagaimana”, dan “mengapa” (Yin, 1989) peneliti akan lebih mudah menentukan
batas-batas masalah penelitiannya, secara diagramatis seperti disajikan pada
gambar 3.1.
25
hipotesis penelitian yang didasari oleh asumsi penulis terhadap hubungan variabel
yang sedang diteliti, (2) tentukan hipotesis operasional yang terdiri dari hipotesis 0
(H0) dan Hipotesis i (Hi). H0 bersifat netral dan Hi bersifat tidak netral. Perlu
diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, seperti misalnya
penelitian deskriptif. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai masalah ini akan
dibahas pada pertemuan berikutnya.
26
3.3.7 Memilih pendekatan
Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada
permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri (Burhan, 2006). Selanjutnya Burhan
mengklasifikasikan format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma dominan
dalam metodologi penelitian kuantitatif, yaitu format deskriptif dan format
explanasi. Kedua format tersebut dijelaskan seperti gambar 3.3.
27
peneliti mulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau
fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian
menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa
yang diamati itu.
Salah satu pendekatan penelitian untuk pendidikan vokasi adalah penelitian
terapan (applied research). Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan teori di
masyarakat, dan oleh karena itu hasil penelitian terapan langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian terapan biasanya digunakan pada ilmu-
ilmu terapan, seperti elektronika, kedokteran, kebijakan bisnis, komunikasi publik,
manajemen, keuangan, pariwisata dan sebagainya.
28
3.3.11 Menyusun instrument (mengidentifikasi dan menyusun alat observasi
dan pengukuran, membuat kuesioner dan jadwal interview
Seorang peneliti harus melakukan identifikasi alat apa yang sesuai untuk
mengambil data dalam hubungannya dengan tujuan penelitiannya. Peneliti juga
melakukan identifikasi terhadap skala pengukuran apa yang digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti sesuai dengan jenis data yang ada atau yang akan
dicari.
29
Proses analisis data kualitatif dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.4.
(Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, 2014).
31
tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban
penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.
3.4 Penutup
Tugas Mahasiswa
Mulai minggu ini mahasiswa diharapkan sudah memikirkan rencana
skripsinya. Mahasiswa menyiapkan proposal penelitian ilmiah dengan melakukan
kegiatan seperti berikut:
1. Mencari fenomena Manajemen Bisnis Pariwisata di perusahaan yang
berkaitan dengan hotel, bar, restaurant dan café (HOBARESCA) untuk
menemukan masalah dan atas dasar itu rumuskan masalah dan masalah
penelitian.
2. Mulailah menulis draft BAB I proposal penelitian.
3. Tunjukkan pada dosen mata kuliah ini dan mintakan komentar dan
sarannya.
4. Lakukan perbaikan sesuai saran dosen pengampu mata kuliah atau dosen
pembimbing.
3.4.1 Rangkuman
Perumusan langkah penelitian tidak ada yang standar, masing-masing ahli
memberikan pendapatnya yang berbeda satu sama lain, hal ini dipengaruhi antara
lain oleh pengalaman, latar belakang yang dimiliki. Langkah-langkah penelitian
yang dijelaskan pada BAB 3 ini seperti gambar 3.5
32
Gambar 3.5 Langkah-Langkah Penelitian
3.4.2 Pertanyaan.
1. Kapan sebaiknya melakukan studi pendahuluan?
2. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
3. Jelaskan kerangka pemikiran teoritis sesuai Gambar 3.2!
33
BAB 4 MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH
PENELITIAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, penemuan dan
merumuskan masalah penelitian, penemuan masalah, pengecekan hasil penemuan
permasalahan, perumusan permasalahan, bentuk rumusan permasalahan,
karakteristik rincian permasalahan serta keterkaitan antara rumusan permasalahan
dengan hipotesis dan temuan penelitian.
4.2 Capaian Pembelajaran
Mampu memilih dan merumuskan masalah penelitian.
4.3 Penyajian
Langkah penelitian yang sudah diberikan pada topik sebelumnya bukanlah
satu-satunya yang harus seperti itu, melainkan langkah yang disajikan diharapkan
bisa memberikan tuntunan kepada pembaca dalam menyusun perencanaan,
melakukan penelitian dan menulis laporan hasil penelitian. Sesuai dengan langkah
penelitian, langkah yang pertama adalah memilih masalah. Sebab tidak dapat
dipungkiri besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang pasti punya
masalah. Hanya bedanya ada masalah yang dengan segera dapat diatasi, ada
masalah yang perlu penelitian untuk mendapat jawabannya, bahkan ada juga
permasalahan yang tidak bisa dicari jawabannya karena tidak tersedia datanya.
Masalah ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dengan das sein,
ada perbedaan antara harapan dengan kenyataan, antara teori dengan praktek,
ketersediaan dengan kebutuhan, target dengan realisasi dan lain-lain. Masalah juga
bisa merupakan ungkapan rasa ingin tahu seseorang terhadap suatu hal yang
dinyatakan dalam kalimat tanya (Sumanto, 2012). Masalah selalu ada dan tersedia
banyak, tinggal peneliti memilih dan merumuskannya.
34
secara “formal” maupun “informal” (Harris, 1997). Cara formal melibatkan
prosedur yang menuruti metodologi tertentu, sedangkan cara informal bersifat
subjektif dan tidak “rutin”. Dengan demikian, cara formal lebih baik kualitasnya
dibandingkan cara informal. Rincian cara-cara yang diusulkan Buckley dkk.
dalam kelompok formal dan informal terlihat pada gambar 4.1
Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok
lagi dari suatu teori. Tujuan dari cara ini adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan suatu teori. Misalnya suatu teori menyatakan
“ada pengaruh yang signifikan antara penentuan harga berdasarkan harga
pesaing dengan tingkat hunian kamar”, ini dapat direnovasi menjadi
permasalahan “seberapa besar pengaruh penentuan harga berdasarkan harga
pesaing dengan tingkat hunian kamar dari segmen pasar yang berbeda”.
d. Dialektik
Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan. Peneliti dapat
mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan
atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada.
36
e. Ekstrapolasi
37
pemakaian computer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk
mencetuskan perumusan permasalahan-permasalahan.
c. Konsensus
38
pelaksanaan pembangunan rumah tinggal” akan memerlukan waktu yang “tak
terhingga” karena harus membandingkan semua kemungkinan cara pelaksanaan
pembangunan rumah tinggal. Lingkup penelitian, biasanya cukup sempit, tetapi
diteliti secara mendalam.
Faktor kedalaman penelitian juga merupakan salah satu yang perlu dicek.
Penelitian, bukan sekedar mengumpulkan data, menyusunnya dan memprosesnya
untuk mendapatkan hasil, tetapi diperlukan pula adanya interpretasi (pembahasan)
atas hasil. Penelitian perlu dapat menjawab: apa “arti” semua fakta yang terkumpul.
Dengan pengertian ini, suatu pengukuran kemiringan menara pemancar TV belum
dianggap mempunyai kedalaman yang cukup (hanya merupakan pengumpulan data
dan pelaporan hasil pengukuran). Tetapi, penelitian tentang “pengaruh kemiringan
pemancar TV terhadap kualitas siaran” merupakan penelitian karena memerlukan
interpretasi terhadap persepsi pirsawan atas kualitas siaran yang dipengaruhi oleh
kemiringan. Indikasi permasalahan yang belum merupakan permasalahan
penelitian (Leedy, 2015), yaitu:
1. yang bersifat hanya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk mengerti lebih
banyak tentang suatu topik
2. yang jawabnya ya atau tidak
3. pembandingan dua set data tanpa interpretasi
4. pengukuran koefisien korelasi antara dua set data.
39
permasalahan yang jelas (tajam) akan sanggup memberi arah (gambaran) tentang
macam data yang diperlukan, cara pengolahannya yang cocok, dan memberi batas
lingkup tertentu pada temuan yang dihasilkan.
Contoh ungkapan permasalahan yang diberikan oleh Novi Indrayani
(Alumni MBP 2022) yang meneliti dalam bidang media pemasaran untuk
meningkatkan hunian kamar. Permasalahan yang dikemukakannya sebagai berikut:
"Online marketing through social media will be easier than before
because with social media companies will find it easier to reach customers
from various regions. In addition, customers will also find it easier to find
detailed product information without having to go to the hotel. In addition
to online marketing, telemarketing and face-to-face sales also have a major
impact on increasing room occupancy.
Through telemarketing, email and WhatsApp blasts, customers will find
out and get information about hotel promotions, hotel products and
services. Through face-to-face sales, there will be interaction between the
sales team and the customer. It is time for the sales team to explain and
introduce their hotel products properly. Because according to the author,
customers will be more interested if they see directly how the product is.
This is the main task of the sales team to convince customers about the
product.
Based on the phenomenon above, the authors are interested in
analyzing the application of direct marketing in increasing room occupancy
at Infinity8 Bali and how direct marketing can increase room occupancy at
Infinity8 Bali.
Based on the background of the problems above, the main problems in
this study are:
1. How is marketing media implemented at Infinity8 Bali?
2. How can marketing media increase room occupancy at Infinity8
Bali?”
“. . . . . . . . . dengan penelitian ini ingin diketahui faktor – faktor apa yang dapat
mempengaruhi perilaku ibu – ibu dalam menangani diare pada bayi dan anak balita
(Salam, S. A., & Pratiknya, 1988)
Bila penelitian telah selesai dilakukan, maka dalam laporan penelitian perlu
ditunjukkan “benang merah” (keterkaitan yang jelas) antara rumusan permasalahan
dengan hipotesis (sebagai “jawaban” sementara terhadap permasalahan penelitian).
Rincian dalam permasalahan perlu berkaitan langsung dengan rincian dalam
hipotesis, dalam arti, suatu rincian dalam hipotesis menjawab suatu rincian dalam
permasalahan. Demikian pula, perlu diperlihatkan keterkaitan tiap rincian dalam
temuan (sebagai jawaban nyata terhadap permasalahan) dengan tiap rincian dalam
rumusan permasalahan.
Baik permasalahan, hipotesis dan temuan—sebagai upaya pengembangan
atau pengujian teori—berkaitan secara substantif dengan tinjauan pustaka (sebagai
kajian terhadap isi khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian). Kaitan substantif diartikan sebagai hubungan “isi”, tidak
perlu dalam bentuk keterkaitan antar rincian.
4.4 Penutup
Bila penelitian telah selesai dilakukan, maka dalam laporan penelitian perlu
ditunjukkan “benang merah” (keterkaitan yang jelas) antara rumusan
permasalahan dengan hipotesis (sebagai “jawaban” sementara terhadap
permasalahan penelitian). Kaitan substantif diartikan sebagai hubungan “isi”, tidak
perlu dalam bentuk keterkaitan antar rincian.
4.4.1 Rangkuman
Langkah pertama dalam penelitian adalah memilih masalah. Setiap orang
pasti punya masalah, baik besar maupun kecil, sedikit maupun banyak. Hanya
bedanya ada masalah yang dengan segera dapat diatasi, ada masalah yang perlu
penelitian untuk mendapat jawabannya, bahkan ada juga permasalahan yang tidak
42
bisa dicari jawabannya karena tidak tersedia datanya. Masalah ada kalau ada
kesenjangan, ada perbedaan antara harapan dengan kenyataan, perbedaan antara
teori dengan praktek. Atau masalah juga bisa merupakan ungkapan rasa ingin tahu
seseorang terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam kalimat tanya.
4.4.2 Pertanyaan.
1. Jelaskan dan berikan contoh apa yang dimaksud dengan masalah dalam
penelitian!
2. Pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan. Jelaskan pernyataan
tersebut dengan memberikan contoh!
3. Apa yang dimaksud dengan istilah “benang merah” dalam penelitian?
43
BAB 5 STUDI PUSTAKA
5.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian studi pustaka, tujuan
membuat studi pustaka, sumber-sumber studi pustaka, dan cara mencari sumber-
sumber studi pustaka.
5.3 Penyajian
44
Pembuktian keaslian penelitian tersebut sebenarnya hanyalah salah satu dari
beberapa kegunaan tinjauan pustaka. Kelemahan lain yang sering pula dijumpai
adalah dalam penyusunan, penstrukturan atau pengorganisasian tinjauan pustaka.
Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku (dibahas buku per buku,
tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka (hanya menyebutkan
siapa penulisnya dan di pustaka mana ditulis, tanpa membahas apa yang ditulis.
45
mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu yang menyarankan untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut/mendalam mengenai topik yang sudah diteliti.
3. Tujuan ketiga
Berikutnya, tujuan ketiga adalah untuk melakukan sintesa dan memperoleh
perspektif baru, maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat
melakukan sintesa hasil-hasil penelitian sejenis di masa lalu, maka ada
kemungkinan peneliti tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai
gejala yang sedang dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan
kedalam konteks penelitian saat ini. Pada umumnya para peneliti lebih memilih
hal-hal yang bersifat spesifik dari pada hal-hal yang bersifat umum.
4. Tujuan keempat
Terakhir, tujuan keempat adalah untuk menentukan makna dan hubungan antar
variabel karena semua variabel yang diteliti harus diberi nama, didefinisikan dan
disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta hipotesisnya. Jika
seseorang melakukan proses mendefinisikan variabel dengan tanpa melakukan
studi kepustakaan terlebih dahulu, maka kemungkinan yang akan diperoleh
adalah kesalahan dalam mendefinisikan variabel. Dengan melakukan studi
kepustakaan, peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara
teori cara-cara mendefinisikan suatu variabel dan juga kemungkinan-
kemungkinan adanya variabel yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh
peneliti sebelumnya. Khususnya dalam ilmu-ilmu sosial dan psikologi, pada
umumnya gejala atau variabel sudah didefinisikan secara konseptual dan
operasional dalam buku-buku teori yang ada.
46
metode yang digunakan, perumusan masalah, hasil penelitian dan kesimpulan.
Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan gambaran
secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan. Keuntungan utama
membaca abstrak ialah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh
peneliti tersebut, sehingga memberikan inspirasi kepada kita untuk
menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda.
2. Indeks
Pada indeks dijumpai judul-judul buku yang disusun berdasarkan deskripsi
utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya. Misalnya,
Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut: bagian heading (kepala berita)
Internet, proxy server. Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai
Internet, hal utama yang dibahas ialah mengenai proxy server.
3. Review
Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku yang
pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu. Tulisan disusun berdasarkan
topik dan isi. Dalam review biasanya penulisnya memberikan perbandingan dan
bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview oleh yang
bersangkutan. Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif
kepada pihak pembaca yang tujuannya agar pembaca dapat memperoleh
pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya.
4. Jurnal
Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama, misalnya
ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu
komputer. Jurnal dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada
umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian. Kita dapat
menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam
penelitian kita sebagaimana buku-buku referensi.
5. Buku referensi
Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu. Ada
baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukan buku yang bersifat
sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu. Buku referensi
47
yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan
disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat Mengetahui
perkembangan teori dalam ilmu yang akan dibahas dalam buku tersebut.
5.3.5 Reliabilitas
Referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan reliabilitasnya,
khususnya dari sisi pengarangnya. Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya,
maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya. Pada bagian sampul belakang
buku, biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya, misalnya pengalaman menulis
buku, studinya, dan jenjang kariernya. Dari informasi ini kita dapat menilai
seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan
bidang ilmunya dan pengalaman menulis buku. CARS (Credibility Accuracy
Reasonableness and Support) checklist: Cars Checklist (Harris, 1997).
1. Pertama
Kredibilitas berhubungan dengan sumber informasinya yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya,
kejelasan latar belakang pengarang berkaitan dengan pendidikan, alamat,
pengalaman, kedudukan, dan penilaian sesama penulis, adanya kontrol kualitas
dari sesama penulis, referensi yang jelas diambil atau hasil penelitian lainnya.
2. Kedua
Akurasi meliputi “tidak ketinggalan jaman” (up to date), bersifat faktual, detil,
pasti, komprehensive, berorientasi pada pembaca dan tujuan, menjadikan
48
sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluarsa, dan dapat memberikan
gambaran kebenaran secara utuh.
3. Ketiga
Dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak,
memberikan keseimbangan, bersifat obyektif, tidak memunculkan konflik
kepentingan, tidak bersifat menghasut, mempunyai tujuan untuk dijadikan
sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang
utuh.
4. Keempat,
Adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan, informasi kontak,
memungkinkan adanya layanan tuntutan, tujuannya adalah untuk memberikan
bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca melakukan tuntutan.
5.4 Penutup
Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang
mendasar dalam penelitian. Semakin banyak seorang peneliti mengetahui,
mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat
dipertanggungjawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi (Leedy,
2015). Beberapa alamat website yang mempunyai mesin pencari sumber
kepustakaan diantaranya:
https://www.google.com/
https://scholar.google.com/
http://www.yahoo.com/
http://www.proquest.com/
5.4.1 Rangkuman
Tujuan utama melakukan studi pustaka adalah untuk menemukan variabel-
variabel yang akan diteliti, membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan
menentukan hal-hal yang perlu dilakukan, melakukan sintesa dan memperoleh
perspektif baru, dan menentukan makna dan hubungan antar variabel. Beberapa
49
sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya bersumber dari
abstrak hasil penelitian, indeks, review, jurnal dan buku referensi.
5.4.2 Pertanyaan.
1. Jelaskan tujuan utama melakukan studi pustaka!
2. Kenapa seorang peneliti sangat dianjurkan untuk mempelajari kembali (review)
laporan hasil penelitian sebelumnya!
50
BAB 6 HIPOTESIS
6.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian hipotesis, fungsi hipotesis,
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis, jenis-jenis hipotesis,
cara merumuskan hipotesis, dan pengujian hipotesis.
6.3 Penyajian
51
peneliti dalam menentukan langkah-langkah penelitian selanjutnya. Fungsi
hipotesis adalah sebagai berikut (Nasution, 2011):
1. Untuk menguji kebenaran suatu teori
2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
3. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
52
6.3.4 Jenis-jenis hipotesis
Secara garis besar, hipotesis diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat
abstraksi dan bentuknya.
1. Menurut tingkat abstraksinya
a. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia
empiris. Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya,
misalnya: “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada
bunyi hewan tenggeret, maka musim kemarau mulai tiba, “jika hujan kota
Jakarta banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah
diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum
tentu benar.
b. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal. Pada kenyataannya dunia ini
sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekompleksitasan dunia tersebut
kita memerlukan bentuk filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. Pengetahuan
mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam
dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya.
Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami
munculnya seorang pemimpin.
c. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Hipotesis
ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel-variabel yang
diteliti. Dalam Menyusun hipotesis, peneliti harus dapat mengetahui variabel
mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel tersebut
berubah.
2. Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Hipotesis penelitian/kerja. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar
peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini
peneliti menganggap benar hipotesis dengan mempergunakan data yang
diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara
krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
53
b. Hipotesis operasional. Hipotesis operasional merupakan hipotesis yang
bersifat obyektif. Artinya, peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata
berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya,
bahwa hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji
dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu, peneliti memerlukan
hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis
disebut Hipotesis nol (0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan
pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti
benar atau salahnya hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang
diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan
antara krisis ekonomi dengan Jumlah orang stress.
c. Hipotesis statistik. Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang
dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan
berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-
angka (kuantitif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0.
54
operasional dibagi menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis
1 (Ha: hipotesis alternatif) yang bersifat tidak netral. Maka bunyi hipotesisnya:
H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan
dengan tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan
tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
55
Uji t atau t-test ini adalah untuk menguji hipotesis yang telah dikemukanan
misalnya: ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan tamu pada Hotel
Kori Bali, Denpasar.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Formulasi Hipotesis
H0: p = 0 Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan tamu
pada Hotel Kori Bali, Denpasar.
Ha: p ≠ 0 Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan tamu pada
Hotel Kori Bali, Denpasar.
2. Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan misalnya 95%, α/2 = 2,5%, dua sisi df = n-k
Misal: banyaknya data 88, Jumlah variabel 3, maka df = 88 – 3 = 85. Jadi t-
tabel = 1,9883
3. Kriteria Pengujian
H0 diterima bila -α/2 ≤ t ≤ α/2
H0 ditolak bila -α/2 > t > α/2
4. Menghitung Nilai t
𝑏
Nilai t-test atau t-hitung dengan rumus: 𝑡 = 𝑆𝑏
Keterangan:
t = t yang dihitung
b = koefisien regresi dari variabel bebas
Sb = tingkat kesalahan koefisien regresi.
Atau
√(𝑛 − 𝑘)
𝑡=
√(1 − 𝑟2)
Keterangan:
t = t - test
n = banyaknya data
k = jumlah variabel
r = koefisien korelasi
56
Gambar 6.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
5. Kesimpulan (misalnya)
Berdasarkan analisis t-test dan gambar 6.1 terlihat bahwa nilai t-hitung didapat
sebesar 2,114 (misalnya), sedangkan t-tabel sebesar 1,9883 dengan demikian
t-hitung berada di daerah penolakan H0 berarti H0 ditolak, maka Ha diterima.
Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan tamu pada Hotel Kori Bali, Denpasar.
4. Menghitung Nilai t
𝑏
Nilai t-test atau t-hitung dengan rumus: 𝑡 = 𝑆𝑏
Keterangan:
t = t yang dihitung
Atau
√(𝑛 − 𝑘)
𝑡=
√(1 − 𝑟2)
Keterangan:
t = t - test
n = banyaknya data
k = jumlah variabel
r = koefisien korelasi
5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis t-test dan gambar 6.2 terlihat bahwa nilai t-hitung didapat
sebesar 2,114 (misalnya), sedangkan t-tabel sebesar 1,6630 dengan demikian
t-hitung berada di daerah penolakan H0 berarti H0 ditolak, maka Ha diterima.
58
Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif kualitas pelayanan
terhadap kepuasan tamu pada Hotel Kori Bali, Denpasar.
6.4 Penutup
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya, oleh
karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu
teori. Jika hipotesis sudah diuji dan membuktikan kebenarannya, maka hipotesis
tersebut menjadi suatu teori. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan hipotesis, diantaranya adalah hipotesis hendaknya dirumuskan dalam
kalimat pernyataan, hipotesis hendaknya dirumuskan dengan singkat, padat, dan
didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli.
6.4.1 Rangkuman
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah selanjutnya setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Kerangka berpikir
dapat berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan maupun
komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan kalimat:
jika begini maka akan begitu; jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas
lembaga akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positif),
maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif). Tetapi perlu diketahui bahwa
tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriftif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
(Sugiyono, 2013). Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan
diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
6.4.2 Pertanyaan.
1. Mengapa seorang peneliti harus melakukan pembuktian terhadap hipotesis yang
dirumuskannya?
2. Berikan contoh sebuah hipotesis yang baik!
59
BAB 7 POPULASI DAN SAMPEL
7.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian populasi, sampel, alasan
pemilihan sampel, teknik sampling, dan menentukan jumlah sampel.
7.3 Penyajian
61
7.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik sampling ditunjukkan
seperti gambar 7.2
1. Probability Sampling
Merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Simple Random Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
populasi. Cara ini dilakukan untuk anggota populasi yang dianggap homogen.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan yaitu dengan undian, tabel bilangan
acak. Teknik ini dapat ditunjukkan seperti gambar 7.3.
63
DISPROPORTIONAL RANDOM SAMPLING
64
Gambar 7.4 Teknik Cluster Random Sampling
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya, jumlah populasi
100 diberi nomor urut dari 1 sampai 100, kemudian diambil sebagai sampel
nomor genap saja atau nomor ganjil saja, atau bisa juga dengan kelipatan dari
bilangan tertentu. Misalnya kelipatan 5 diambil sampai mendapatkan sampel
sesuai dengan yang dibutuhkan.
b. Sampling Kuota
Kuota atau jatah merupakan teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah atau kuota yang diinginkan.
Misalnya meneliti pendapatan pemilik restoran di Bali yang tersebar
diseluruh kabupaten di Bali. Karena jumlah restoran yang ada pada masing-
masing kabupaten di Bali bervariasi, maka penentuan jumlah sampel pada
masing-masing kabupaten didasarkan pada jatah/kuota masing-masing
kabupaten, misalnya sesuai dengan banyak sedikitnya restoran yang ada.
65
c. Sampling Insidental
Sampling insidental merupakan teknik penentuan sampel yang didasarkan
pada kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bisa ditemui dan dianggap
bisa memberikan informasi maka dialah yang dipilih sebagai sampel.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan tujuan
tertentu atau pertimbangan tertentu dari peneliti. Misalnya, mau meneliti
industri kerajinan di Bali. Bersadarkan pertimbangan peneliti yang dipilih
sebagai sampel adalah kabupaten Gianyar, mengingat industri kerajinan yang
paling banyak ada di Bali adalah di Kabupaten tersebut.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel jenuh juga sering
diartikan sampel yang sudah maksimum, ditambah berapapun tidak akan
mengubah keterwakilan.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan berawal dari
jumlah yang sedikit kemudian dari sampel yang terpilih selanjutnya diminta
untuk memilih 2 atau 3 lagi yang dia kenal begitu seterusnya sampai akhirnya
banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding. Pada penelitian kualitatif
banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball. Misalnya akan
meneliti tentang alumni D4 MBP angkatan tahun 2010, maka penelusurannya
akan cocok menggunakan Purposive dan Snowball sampling. Teknik
pengambilan sampel ditunjukkan seperti pada gambar 7.5.
66
Gambar 7.5 Snowball Sampling
67
2. Kepercayaan
Kepercayaan mengacu pada suatu unit tingkatan tertentu dimana peneliti ingin
merasa yakin bahwa yang bersangkutan memperkirakan secara nyata parameter
populasi yang benar. Semakin tinggi kepercayaan yang diinginkan, maka
semakin besar ukuran sampel yang diperlukan.
3. Presisi.
Presisi mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi. Untuk mendapatkan
presisi yang besar dibutuhkan ukuran sampel yang besar pula.
68
perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan
dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:
Dimana:
n = ukuran sampel.
N = ukuran populasi.
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir.
7.4 Penutup
Penentuan populasi dan sampel secara umum mengikuti prinsip menduga
karakteristik populasi berdasarkan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
7.4.1 Rangkuman
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, objek
penelitian yang homogen, penelitian sifatnya merusak, masalah ketelitian, ukuran
populasi dan faktor ekonomis, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
dimiliki dari populasi itu.
7.4.2 Pertanyaan.
1. Apa yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ilmiah?
2. Apa yang dimaksud dengan sampel dalam penelitian ilmiah?
3. Kapan penentuan sampel dengan teknik purposive dan snowball sampling
digunakan?
70
BAB 8 VARIABEL PENELITIAN
8.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai arti variabel, jenis-jenis variabel, dan
definisi operasional variabel.
8.3 Penyajian
72
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang
faktornya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh
variabel bebas. Pada contoh pengaruh pelayanan terhadap kepuasan tamu, maka
variabel terikatnya adalah “kepuasan tamu”. Seberapa besar pengaruh pelayanan
terhadap kepuasan tamu. Untuk meyakinkan pengaruh variabel bebas pelayanan
terhadap kepuasan tamu, maka tingkat pelayanan dapat dimodifikasi atau dibuat
variasi dinaikkan atau diturunkan. Jika besaran pengaruhnya berbeda, maka
manipulasi terhadap variabel bebas membuktikan adanya hubungan antara
variabel bebas pelayanan dan kepuasan tamu.
3. Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Pada umumnya orang melakukan penelitian dengan menggunakan lebih dari
satu variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut
kemudian dicari hubungannya.
Contoh 1.
Hipotesis penelitian: Ada hubungan antara harga kamar dengan penjualan
kamar
a. Variabel bebas : harga kamar
b. Variabel terikat : penjualan kamar
Harga kamar mempunyai hubungan dengan penjualan kamar, misalnya harga
kamar yang mahal akan berdampak terhadap penjualan secara berbeda dengan
harga yang lebih murah.
Contoh 2.
Hipotesis penelitian: Ada hubungan antara promosi dengan volume penjualan
a. Variabel bebas : promosi
b. Variabel terikat : volume penjualan
Promosi mempunyai hubungan dengan ada tidaknya peningkatan volume
penjualan di perusahaan tertentu.
73
4. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel
moderator juga disebut variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti
untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara
variabel bebas pertama dengan variabel tergantung. Variabel moderator
merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Pada kasus adanya hubungan antara harga kamar dengan penjualan kamar,
peneliti memilih variabel moderatornya ialah “pelayanan”. Dengan
dimasukkannya variabel moderator pelayanan, peneliti ingin mengetahui apakah
besaran hubungan kedua variabel tersebut berubah. Jika berubah, maka
keberadaan variabel moderator berperan, sedangkan jika tidak berubah maka
variabel moderator tidak mempunyai hubungan dengan kedua variabel yang
diteliti. Variabel moderator seperti ditunjukkan pada gambar 8.1
Contoh lain:
Hipotesis: Ada hubungan antara promosi di media televisi dengan meningkatnya
kesadaran merek handphone OPPO dikalangan konsumen.
a. Variabel bebas : promosi
b. Variabel terikat : kesadaran merek
c. Variabel moderator : media promosi
74
5. Variabel Intervening (Intervening variable)
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable dependen (Sugiyono,
2013).
Contoh 1:
Hipotesis: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan tugas
tersebut akan semakin meningkat.
a. Variabel bebas : minat terhadap tugas
b. Variabel terikat : kinerja dalam mengerjakan tugas
c. Variabel intervening : proses belajar
75
Pada umumnya layanan yang baik akan memberikan kepuasan yang tinggi
terhadap pelanggan. Sekalipun demikian, kualitas jasa akan mempengaruhi
hubungan variabel layanan dengan variabel kepuasan. Layanan baik belum tentu
memberikan kepuasan kepada pelanggan jika kualitas jasanya atau produknya
rendah. Misalnya sebuah toko sepatu memberikan layanan yang baik kepada
pelanggannya. Ketika seorang pembeli mengetahui bahwa sepatunya sobek pada
bagian tertentu, maka tingkat kepuasannya akan turun.
Contoh 3:
76
oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol variabel
tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.
Contoh:
Hipotesis: Ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membeli di
kalangan wanita
a. Variabel bebas : kontras warna
b. Variabel terikat : kepuasan membeli
c. Variabel kontrol : wanita (jenis kelamin)
Pada kasus penelitian di atas, variabel kontrolnya jenis kelamin wanita. Asumsi
peneliti hanya wanita saja yang terpengaruh kontras warna baju jika mereka ingin
membelinya.
8.3.3 Definisi operasional variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya dan pengukurannya.
Tanpa operasional variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan
pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat konseptual.
Operasionalisasi variabel bermanfaat untuk:
1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi pada variabel yang sedang
didefinisikan
2. Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari
satu definisi Operasional
3. Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana
definisi tersebut harus digunakan.
Pengertian definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
“mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati, diuji dan ditentukan
kebenarannya oleh orang lain” (Hasan, 1991). Penekanan pengertian definisi
operasional adalah pada kata “dapat diobservasi”. Apabila seorang peneliti
melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau objek, maka peneliti lain juga
77
dapat melakukan hal yang sama, yaitu mendefinisikan apa yang telah didefinisikan
oleh peneliti pertama.
Lain halnya dengan definisi konseptual, definisi konseptual lebih bersifat
hipotetikal dan “tidak dapat diobservasi”. Karena definisi konseptual merupakan
suatu konsep yang didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi
konseptual bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa.
8.4 Penutup
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang Anda teliti, maka jawabannya adalah
berkaitan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan. Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah
dicari hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya dan
pengukurannya.
8.4.1 Rangkuman
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Variabel
yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi,
maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang
bervariasi.
8.4.2 Pertanyaan.
1. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan “definisi operasional variabel” dalam penelitian?
3. Mengapa seorang peneliti harus menyampaikan “definisi operasional variabel”
dalam Proposal Penelitiannya?
4. Sebutkan dan jelaskan variabel penelitian sesuai dengan Proposal Penelitian
Anda!
78
BAB 9 DATA DAN SKALA PENGUKURAN
9.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian data, pembagian data,
syarat-syarat data yang baik, tahap pengumpulan data, skala pengukuran data
nominal, skala pengukuran data ordinal, skala pengukuran data interval, skala
pengukuran data ratio.
9.3 Penyajian
9.3.1 Pengertian data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam proses
penelitian, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses
penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan
masalah yang sudah ditetapkan. Data merupakan keterangan-keterangan tentang
sesuatu hal baik berupa angka maupun uraian-uraian. Data yang dicari harus sesuai
dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, berarti sudah
mendapatkan strategi dan prosedur yang akan digunakan dalam mencari data di
lapangan. Pada bagian ini, akan dibahas jenis data dan skala pengukuran apa saja
yang dapat dipergunakan untuk penelitian.
9.3.2 Pembagian data
1. Menurut cara memperolehnya
Menurut cara memperoleh data dapat dibagi menjadi:
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri untuk
pertamakalinya oleh peneliti (organsasi atau individu) dan diperoleh
secara langsung dari objeknya.
79
Misalnya: seorang mahasiswa ingin mengetahui faktor-faktor apa saja
yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk menginap di hotel A. Untuk
memperoleh data tersebut mahasiswa langsung mewawancarai tamu atau
menyebarkan angket kepada tamu yang menginap di hotel tersebut.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan atau diolah pihak lain. Misalnya, untuk mengetahui
jumlah hotel di Bali tahun 2020, mahasiswa dapat langsung memperoleh
data tersebut di kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.
2. Menurut sumbernya
Berdarkan sumber dari mana data itu diperoleh, dapat digolongkan menjadi
dua sumber yaitu:
a. Data intern
Data intern adalah data yang diperoleh dari dalam objek yang diteliti yang
menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam objek tersebut.
Misalnya, jika mahasiswa ingin mengetahui jumlah wisatawan yang
menginap di hotel A dalam setahun, maka mahasiswa bisa langsung
mendapatkan atau mengambil data tersebut langsung dari laporan Front
Office Manager hotel tersebut.
b. Data extern
Data extern adalah data yang didapat dari luar objek penelitian yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Misalnya, jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Bali, jumlah kamar hotel di Bali dan lain-lainnya.
3. Menurut sifatnya/jenisnya
Berdasarkan sifatnya/jenisnya, dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dinyatakan dalam angka, melainkan
berupa keterangan-keterangan. Misalnya, jenis kamar yang dijual di hotel
A, proses kerja housekeeping dan lain-lain.
b. Data kuantitatif
80
Adalah data yang berupa angka-angka. Misalnya, harga kamar, tingkat
hunian kamar, jumlah karyawan hotel dan lain-lainnya.
Data kuantitatif dapat dibagi dua yaitu:
1) Data diskret
Data diskret adalah data yang satuannya selalu bulat, dalam bilangan asli,
tidak berbentuk pecahan. Data diskret pada dasarnya diperoleh dari hasil
perhitungan. Misalnya, jumlah hotel di Kawasan Kuta, jumlah karyawan
di hotel Natura.
2) Data kontinyu
Data kontinyu adalah data yang satuannya bisa bulat dan bisa dalam
pecahan. Biasanya diperoleh dari hasil pengukuran. Misalnya, rata-rata
tinggi badan mahasiswa adalah 175,5 cm. Rata-rata lama tinggal tamu
dari Jepang di Bali adalah 6,2 hari.
81
Data mentah adalah data yang belum diapa-apakan. Misalnya, hasil suatu
penelitian yang mempertanyakan besarnya modal yang digunakan 90
industri kecil di suatu daerah tertentu, dalam jutaan rupiah.
Misalnya: 66 86 50 78 66 dst
2) Array data
Array data adalah data mentah yang telah diurut berdasarkan urutan
besar kecilnya.
b. Data berkelompok
Data berkelompok adalah data yang sudah diklasifikasikan berdasarkan
urutan besar kecilnya, biasanya berbentuk distribusi frekuensi.
82
5. Harus relevan
Artinya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang
akan diteliti.
Dalam penelitian, data memiliki kedudukan yang paling tinggi, karena data
merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data dapat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung
dari baik tidaknya instrument pengumpulan data.
86
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal
dapat diberi simbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan
“tidak” diberi angka 2.
87
9.3.8 Skala pengukuran data ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dimiliki oleh
skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0
(nol) empiris absolut. Nilai absolut nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya
suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk
perbandingan antara satu individu atau objek tertentu dengan lainnya.
Contoh:
Berat badan SIMAWAR 45 kg sedangkan berat badan SIBUNGA 90 kg. Maka
berat badan SIMAWAR dibandingkan dengan SIBUNGA sama dengan 1
berbanding 2.
9.3.9 Validitas
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal
yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan
untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Ada 3 (tiga) tipe
validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu:
1. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan
domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat
begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang
mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional.
2. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan
berperan sebagai konsep yang sedang diukur. Dua aspek pokok dalam validitas
konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik.
3. Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang
digunakan mampu memprediksi suatu variabel yang dirancang sebagai kriteria.
88
9.3.10 Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala
pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran
dan hasilnya.
9.4 Penutup
Dalam penelitian, data memiliki kedudukan yang paling tinggi, karena data
merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data dapat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari
baik tidaknya instrument pengumpulan data.
9.4.1 Rangkuman
Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian: Skala Likert
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:
89
Instrumen yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda.
Jawaban
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Kuliah dengan sistem online
sangat efektif pada situasi
pandemi Covid-19
2 dst. nya
Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu, “ya-
tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain.
9.4.2 Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat data yang baik!
2. Mengapa benar tidaknya data dapat menentukan bermutu tidaknya hasil
penelitian?
3. Apa yang dimaksud dengan Validitas dan Reliabilitas?
91
BAB 10 ANALISIS DATA
10.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tabulasi data, pengolahan data, dan
analisis data.
10.3 Penyajian
92
Tabel 10.1
Data Hasil Penelitian Citra dan Kualitas Atribut Kawasan Pariwisata
93
ini berarti data yang terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua
variabel yang sedang diteliti.
3. Pengkodean data
Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data kedalam
kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya adalah untuk dapat
dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa
berikutnya. Data yang sudah diubah dalam bentuk angka-angka akan
memudahkan seorang peneliti untuk mentransfer data tersebut kedalam
komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk
digunakan sebagai sarana analisa. Misalnya analisa data dengan menggunakan
software SPSS.
Contoh pemberian kode data, misalnya, pertanyaan di bawah ini yang
menggunakan jawaban “ya” dan “tidak”, dapat diberi kode 1 untuk “ya” dan 2
untuk “tidak”
Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini?
Jawaban: a. ya b. tidak
Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka
jawaban “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, “setuju”, dan “setuju
sekali” dapat diberi kode 1,2,3,4, dan 5 untuk masing-masing jawaban.
Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara mengenai bantuan SEMBAKO saat
ini?
Jawaban: a. sangat setuju b. tidak setuju c. netral d. setuju e. setuju sekali.
Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan
sebesar Rp. 3.500.000 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per bulan,
pengkodean tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric.
4. Cek kesalahan
Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan kedalam
komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah
diselesaikan tanpa kesalahan yang serius.
94
5. Membuat struktur data
Peneliti membuat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan
untuk analisa, kemudian dipindahkan kedalam komputer. Penyimpanan data
kedalam komputer mempertimbangkan (1) apakah data disimpan dengan cara
yang sesuai dan konsisten dengan penggunaan sebenarnya? (2) apakah ada data
yang hilang/rusak dan belum dihitung? (3) bagaimana caranya mengatasi data
yang hilang atau rusak? (4) sudahkah pemindahan data dilakukan secara
lengkap?
6. Cek pra-analisa komputer
Struktur data yang sudah final, kemudian dipersiapkan untuk Analisa komputer
dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan pra-analisa komputer agar
diketahui konsistensi dan kelengkapan data.
7. Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara
tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif
variabel-variabel yang diteliti atau variabel yang akan ditabulasi silang.
95
1. Distribusi Frekuensi
Teknik ini mungkin merupakan teknik yang paling mudah dan paling banyak
digunakan untuk mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi mengindikasikan
jumlah dan persentase responden, objek yang masuk ke dalam kategori yang ada,
dan sampel atau populasi yang diteliti.
2. Cross-Tabulation
Cross-tabulation adalah sebuah teknik visual yang memungkinkan peneliti
menguji relasi antar variable. Teknik ini biasanya digunakan untuk memberikan
informasi awal dalam penelitian tentang objek atau responden. Tugas berikutnya
adalah menjelaskan temuan-temuan ini dan dapat membuat sebuah generalisasi
tentang populasi yang lebih besar, maka digunakanlah inferential statistics.
3. Korelasi
Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu
variabel interval dengan variabel interval lainnya. Sebagai contoh kita dapat
melihat korelasi antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian mahasiswa.
Korelasi diukur dengan koefisien (r) yang mengindikasikan seberapa banyak
relasi antar dua variabel. Daerah nilai yang mungkin adalah +1.00 sampai -1.00.
Dengan +1.00 menyatakan hubungan yang sangat erat, sedangkan -1.00
menyatakan hubungan negatif yang erat.
Berikut ini adalah panduan untuk nilai korelasi (Sugiono, 2007):
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah “korelasi tidak menyatakan hubungan
sebab-akibat”. Dari contoh di atas, korelasi hanya menyatakan bahwa ada relasi
antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi, namun bukan “lamanya
waktu belajar menyebabkan nilai ujian tinggi”.
96
4. Regresi
Regresi digunakan ketika peneliti ingin memprediksi hasil atas variabel-variabel
tertentu dengan menggunakan variabel lain. Dalam bentuknya yang paling
sederhana yang hanya melibatkan dua buah variabel, yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent), misalnya lama waktu belajar
dengan nilai ujian tinggi. Regresi sederhana berusaha memprakirakan nilai ujian
dengan lamanya waktu belajar. Analisis regresi mengindikasikan kepentingan
relatif satu atau lebih variabel dalam memprediksi variabel lainnya.
5. t-test
Teknik t-test digunakan apabila peneliti ingin mengevaluasi perbedaan antara
efek. Sebagai contoh, peneliti mungkin tertarik dalam perbedaan kepuasan kerja
untuk orang-orang yang berbeda tingkat pendidikannya. Teknik analisis yang
banyak digunakan adalah membandingkan dua kelompok, misalnya mereka
yang mendapat pendidikan universitas dengan mereka yang tidak, dengan
menggunakan mean kelompok sebagai dasar perbandingan. t-test akan
mengindikasikan apakah perbedaan antara kelompok tersebut signifikan secara
statistika.
10.4 Penutup
Metode-metode statistika yang umum digunakan dalam penelitian adalah
distribusi frekuensi, cross-tabulation, korelasi, regresi, dan t-test.
10.4.1 Rangkuman
Panduan untuk nilai korelasi (Sugiono, 2007) adalah sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah “korelasi tidak menyatakan hubungan
sebab-akibat”.
97
10.4.2 Pertanyaan.
1. Apa yang dimaksud dengan Cross-Tabulation? Jelaskan jawaban Anda dengan
memberi contoh kasus pada SPSS!
2. Salah satu kegiatan dalam tabulasi data adalah “mengubah jenis data dan
menyesuaikannya dengan teknik analisa”. Berikan komentar tentang kegiatan
tersebut!
98
BAB 11 TEMUAN PENELITIAN
11.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simpulan dan implikasi dari hasil
penelitian.
11.3 Penyajian
Bagian hasil adalah tempat untuk melaporkan temuan penelitian berdasarkan
metodologi yang digunakan untuk mengumpulkan data. Bagian hasil harus
menyatakan temuan penelitian yang disusun dalam urutan logis tanpa bias
interpretasi. Bagian yang menjelaskan hasil sangat diperlukan jika hasil penelitian
menyertakan data yang dihasilkan dari penelitian.
When formulating the results section, it's important to remember that the
results of a study do not prove anything (Labaree, 2020). (Saat merumuskan bagian
hasil, penting untuk diingat bahwa hasil penelitian tidak membuktikan apa pun).
Temuan hanya dapat mengkonfirmasi atau menolak hipotesis penelitian yang
mendasari penelitian. Namun, tindakan mengartikulasikan hasil membantu peneliti
untuk memahami masalah dari dalam, memecahnya menjadi beberapa bagian, dan
untuk melihat masalah penelitian dari berbagai perspektif.
Hindari memberikan data yang tidak penting untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Informasi latar belakang yang diuraikan di bagian pendahuluan harus
memberikan pembaca konteks atau penjelasan tambahan yang diperlukan untuk
memahami hasilnya. Strategi yang baik adalah dengan selalu membaca kembali
bagian latar belakang penelitian setelah menulis hasil penelitian untuk memastikan
bahwa pembaca memiliki konteks yang cukup untuk memahami hasil. Fungsi
bagian hasil adalah untuk menyajikan hasil penelitian secara objektif, tanpa
99
interpretasi, dalam urutan yang tertib dan logis menggunakan teks dan bahan
ilustrasi (Tabel dan Gambar). Bagian hasil selalu dimulai dengan teks, melaporkan
hasil utama dan merujuk ke angka dan tabel saat melanjutkan.
100
BAB 12 FORMAT PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN
12.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai arti dan isi Proposal Penelitian.
12.3 Penyajian
103
Pada bagian ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya (10 tahun terakhir). Pembahasan hasil penelitian
sebelumnya merupakan kajian terhadap hasil karya tulis yang relevan
dengan penelitian Anda. Hasil karya tulis tersebut diuraikan secara singkat
yang akan dijadikan acuan guna melengkapi penelitian Anda. Uraian bisa
dilakukan dengan menuliskan judul penelitian, nama peneliti, tahun
dilaksanakan penelitian, metode penelitian yang dipergunakan, dan
hasil/temuan penelitian. Kemudian akhiri dengan mendeskripsikan
persamaan dan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian Anda.
3) Kerangka Berpikir
Pada bagian ini digambarkan sebuah kerangka berpikir untuk melaksanakan
penelitian. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Uma, S., & Roger, 2016).
4) Hipotesis (Kalau Ada)
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, selanjutnya disusun hipotesis.
Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan
teori dan kajian hasil penelitian orang lain serta merupakan jawaban
sementara masalah yang dihadapi, oleh karena itu masih harus dibuktikan
kebenarannya.
c. Metode Penelitian
Pada bagian metode penelitian disajikan lokasi penelitian, objek penelitian,
identifikasi variable, definisi operasional variable, jenis dan sumber data,
metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1) Lokasi Penelitian
Menjelaskan lokasi/tempat penelitian dalam pengambilan data
(HOBARESCA).
2) Objek Penelitian
Menjelaskan variable penelitian sesuai dengan judul penelitian.
104
3) Identifikasi Variabel
Mengidentifikasi variable-variabel yang ditetapkan dalam penelitian seperti
contoh: Variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y). Perlu diperhatikan
bahwa tidak selalu dalam suatu penelitian variabelnya terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat.
4) Definisi Operasional Variabel
Mendefinisikan semua variabel yang ditetapkan dalam penelitian seperti
yang tercantum pada identifikasi variabel.
5) Jenis dan Sumber Data
Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam
penelitian.
6) Penentuan Sampel
Metode ini digunakan untuk penelitian yang tidak meneliti keseluruhan
objek atau populasi, melainnya hanya meneliti sebagian saja dari populasi.
7) Pengumpulan Data
Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi
penelitian.
8) Analisis Data
Menjelaskan teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisa data untuk
menjawab rumusan permasalahan. Teknik yang digunakan harus
disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir ini memuat daftar pustaka dan lampiran (lihat lampiran 2).
Proposal Penelitian yang sudah dijelaskan di atas bila dibuat dalam sebuah format
akan nampak seperti berikut:
105
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN
1. Bagian Awal
Halaman Judul
2. Bagian Utama
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Ruang lingkup dan batasan penelitian (kalau ada)
106
DAFTAR PUSTAKA
107
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2018). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D. (3rd ed.). Alfabeta.
Suharsimi, A. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT Rineka Cipta.
Sumanto, W. (2012). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).
Rineka Cipta.
Supranto, J. (2003). Metode penelitian hukum dan statistik. Rineka Cipta.
Uma, S., & Roger, B. (2003). Research methods for business: A skill building
approach (Fouth Edit). John Willy & Sons, Inc.
Uma, S., & Roger, B. (2016). Research Methods for Business: A Skill-Building
Approach (Seventh (ed.)). John Wiley & Sons Ltd.
Yin, R. K. (1989). Case study research: Design and methods, revised edition. Applied
Social Research Methods Series, 5. Sage.
108
TENTANG PENULIS
I Ketut Astawa kelahiran Desa Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten
Badung, menyelesaikan pendidikan SD No. 3 dan SMP Sunari Loka di
Kuta, Badung lalu pada tahun 1981 di SMAN 1 Denpasar, Bali.
Pendidikan Sarjana bidang Ekonomi diperoleh dari Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana Denpasar tahun 1986, Post Graduate Diploma pada
bidang Manajemen dari University of South Australia tahun 1997 serta
Program Magister Manajemen dalam bidang Manajemen Pemasaran
diselesaikan pada tahun 2008 di Universitas Udayana Denpasar.
Sejak tahun 1988 sampai saat ini, penulis sebagai dosen tetap untuk mata kuliah Pemasaran
Hotel, Manajemen Supervisi Hotel, Manajemen SDM, Metodologi Penelitian di Jurusan
Pariwisata Politeknik Negeri Bali. Selain sebagai dosen, penulis aktif melakukan penelitian
dalam bidang hospitalitas/pariwisata, menjadi pemakalah dalam seminar nasional dan
internasional serta menulis di beberapa jurnal terakreditasi nasional dan internasional. Buku
Ajar yang pernah diterbitkan: 1. Manajemen SDM (2017), Penerbit Swasta Nulus, Denpasar,
ISBN: 978-602-7599-68-0. 2. Manajemen Supervisi Hotel (2017), Penerbit Swasta Nulus,
Denpasar, ISBN: 978-602-7599-82-6. 3. Manajemen Supervisi Hotel: Orientasi Green
Hospitality Business Practices (2021), Penerbit PT. Nasya Expanding Management (Penerbit
NEM-Anggota IKAPI), Pekalongan, Jawa Tengah, ISBN: 978-623-6479-67-4. 4. 4. Metode
Penelitian (2021), Penerbit Graha Aksara Makassar, Makassar, ISBN: 978-623-6890-51-6.
109
English for Travel and Tourism, English for Room Division, English for Food and Beverage
dan English for Events and MICE. Selain sebagai dosen, penulis aktif melakukan penelitian
di bidang pengajaran dan pendidikan Bahasa Inggris serta terlibat aktif menulis di beberapa
jurnal terakreditasi nasional dan internasional.
110