Anda di halaman 1dari 114

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DI SEKOLAH DASAR

Dra. Florentina Widihastrini, M.Pd.


Trimurtini, S.Pd., M.Pd.

Penerbit
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) FIP UNNES
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DI SEKOLAH DASAR

Penulis:
Dra. Florentina Widihastrini, M.Pd.
Trimurtini, S.Pd., M.Pd.

Editor:
Elok Fariha Sari

Perancang isi:
Abtadi Tris Hamdani, S.Pd.

Perancang Sampul:
Abtadi Tris Hamdani, S.Pd.

Penerbit
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FIP UNNES
Jl. Bringin Raya No. 15 Karanganyar Ngaliyan Semarang
Telp / Fax:(024)8660106
Web: http://pgsd.unnes.ac.id
Email: pgsd@mail.unnes.ac.id

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau


memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun,
secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau
dengan teknik perekam lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN:978-602-0747-24-8

Cetakan pertama, tahun 2020

ii
PRAKATA

Buku tentang Penelitian Tindakan Kelas ini disajikan


sebagai pedoman untuk dipahami oleh mahasiswa calon guru
SD atau guru SD agar memiliki kompetensi dalam melakukan
penelitian pendidikan yang relevan bagi guru sekolah dasar.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki manfaat yang sangat penting
dilihat sebagai aspek peningkatan profesionalisme guru, karena
guru yang profesional harus selalu melakukan perubahan-
perubahan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di kelas,
serta situasi atau kondisi yang bisa membuat proses pendidikan
lebih berhasil.
Sajian buku ini beguna untuk memahami aspek-aspek
yang berkaitan dengan penelitian pendidikan sekolah dasar agar
mahasiswa calon guru SD dan para guru SD memahami cara
memecahkan permasalahan yang terkait dengan bidang
pendidikan dan khususnya permasalahan-permasalahan
pembelajaran di kelas melalui langkah dan prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang berbeda dengan
penelitian non Penelitian Tindakan Kelas.
Isi kajian materi, rangkuman dan latihan-latihan yang
dapat memicu untuk memahami tentang Penelitian Tindakan
Kelas dengan lebih baik. Disajikan dalam lima bagian, yaitu:
1. Bab I : Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
2. Bab II : Langkah dan Prosedur Pelaksanaan PTK
3. Bab III : Pengumpulan Data dan Analisis Data PTK
4. BAB IV : Validitas dan Realiabilitas dalam PTK
5. Bab V : Penyusunan Proposal PTK dan Laporan
Penelitian

iii
Mahasiswa calon guru SD atau guru SD dapat lebih
memiliki kompetensi untuk merancang penelitian yang
konseptual, metodologis, dan inovatif untuk merespon tuntutan
perbaikan yang ada di lingkup profesinya nanti secara mantap.
Buku ini membatasi pembahasan tentang Penelitian
Tindakan Kelas di Sekolah Dasar, karena diharapkan contoh-
contoh dan penjelasan yang diberikan lebih spesifik dan fokus
pada berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru
di Sekolah Dasar.
Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................. i
PRAKATA .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................... iii
BAB 1 HAKEKAT PENELITIAN TIDAKAN KELAS (PTK) .. 1
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas .................... 1
2. Perbedaan Penelitian PTK dan non PTK................ 7
3. Karakteristik PTK ................................................... 9
4. Tujuan, Manfaat dan Prinsip PTK ........................... 11
5. Penelitian Tindakan Kelas di SD ............................ 20
BAB II LANGKAH DAN PROSEDUR PTK ......................... 24
1. Perencanaan .......................................................... 25
2. Pelaksanaan Tindakan ........................................... 37
3. Observasi/Pengamatan .......................................... 38
4. Refleksi .................................................................. 39
BAB III PENGUMPULAN DANANALISIS DATA
DALAM PTK ...................................................................... 42
1. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 42
2. Pengumpulan Data dalam PTK .............................. 43
3. Teknik Pemantauan dalam PTK ............................. 44
4. Analisis Data dalam PTK ........................................ 55
BAB IV VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PTK ...... 59
1. Validitas PTK.......................................................... 59
2. Validitas Demokratik............................................... 60

v
3. Validitas Hasil......................................................... 61
4. Validitas Proses ..................................................... 61
5. Validitas Katalitik .................................................... 61
6. Validitas Dialogis .................................................... 61
7. Reliabilitas dalam PTK ........................................... 63
BAB V PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PTK 66
1. Kerangka Isi Usulan PTK ....................................... 66
2. Sistematika Proposal / usulan PTK ........................ 67
3. Penyusunan laporan PTK ...................................... 81
4. Contoh judul PTK ................................................... 88
Glosarium .......................................................................... 92
Daftar Pustaka ................................................................... 94
Lampiran............................................................................ 99
Profil Pengarang ................................................................ 106

vi
BAB I
HAKEKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Bab pertama ini menyajikan berbagai informasi yang


berkaitan tentang Penelitian tindakan kelas (PTK), yang
dikemas dalam hakikat penelitian tindakan kelas meliputi,
pengertian PTK, karakteristik PTK, latar belakang
munculnya PTK, tujuan dan manfaat PTK, serta prinsip-
prinsip PTK. Pada materi ini perlu dipahami terlebih dahulu
karena digunakan sebagai landasan mempelajari materi di
bab selajutnya. Tanpa pemahaman tentang hakekat PTK,
anda akan menemui kesulitan untuk memahami dan
menerapkan materi berikutnya.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Untuk memahami Penelitian tindakan secara penuh, perlu
kiranya dijelaskan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis
pendekatan dalam penelitian pendidikan dengan segala
kelebihan dan kelemahan. Hanya dengan memahami jenis-
jenis penelitian pendidikan terlebih dahulu, posisi penelitian
tindakan dan filosofinya dapat ditangkap secara lebih jelas.
Riset-riset pendidikan pada dasarnya dapat
digolongkan dalam empat kategori menurut Candy, 1989;
McTaggart, 1991; Connole, 1993 (dalam Priyono, 2008)
yakni:
1. Emperisme
2. Intepretivisme

1
3. Criticalisme
4. Post-criticalisme

Keempat jenis penelitian pendidikan ini pada


hakekatnya menekankan perbedaan tolak pandang dalam
melihat hakekat kebenaran atau pengetahuan. Keempat
penelitian tersebut dapat disarikan sebagai berikut:
Riset emperisme adalah jenis penelitian yang
menekankan metode ilmiah sebagai satu-satunya metode
menghasilkan pengetahuan. Dalam konsep riset emperisme
manusia dianggap sebagai obyek yang pasif. riset ini juga
memandang bahwa: (1) pengetahuan itu obyektif, (2)
pengetahuan itu dapat digeneralisasikan, (3) pengetahuan
bersifat ‘replicable’ atau dapat diulang, dan (4) pengetahuan
itu dapat dipahami melalui aturan-aturan yang ada. Dalam
riset emperisme, peneliti adalah orang luar (outsiders) yang
terpisah dari obyek yang diteliti. Penelitian-penelitian
emperisme adalah pendekatan penelitian yang banyak
diterapkan pada ilmu-ilmu murni.
Riset Intepretivisme, meyakini bahwa: (1)
pengetahuan atau fakta atau realita itu mengandung unsur-
unsur subyektivitas, (2) pengetahuan itu dapat berubah, (3)
pengetahuan itu tidak dapat digeneralisasikan, (4) masalah-
masalah pendidikan tidak dapat dipahami secara utuh
hanya dari aturan-aturan yang ada sebab manusia
mempunyai motif, ideologi, nilai-nilai yang tidak dapat
dipahami dari luar. Untuk memahami masalah-masalah
manusia, peneliti harus menjadi ‘insiders’ dari obyek yang

2
diteliti. Pendekatan riset ini menekankan pemahaman yang
komprehensif atau mendalam terhadap obyek yang diteliti.
Riset ‘critical’ memandang bahwa pengetahuan itu
disamping subyektif juga problematik, artinya: pengetahuan
itu disamping dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas
juga dipengaruhi juga kekuatan yang mempengaruhi
peneliti, Untuk itu penelitian ini menekankan aspek
pemikiran reflektif atau kritis terhadap segala faktor luar
yang dapat mempengaruhi kualitas penelitian itu sendiri.
Action research adalah salah satu contoh pendekatan kritis
dalam penelitian pendidikan, oleh sebab itu action research
sangat dipengaruhi hakekat critical research.
Riset ‘post-critical’ adalah penelitian yang
menekankan bahwa kebenaran/realita itu sendiri sebenarya
tidak ada. Apa yang disebut realitas itu hanya sebatas
bahasa yang mengungkapkan. Riset-riset jenis ini umumnya
mempertanyakan kembali apa yang yang sudah dianggap
benar atau realitas itu sendiri. Hukum, dalil, teori yang
selama ini diyakini kebenarannya dipertanyakan kembali.

Apa itu Penelitian Tindakan ( Action Research)?


Batasan penelitian tindakan dikemukakan para pakar
berikut ini,
Menurut Cohen dan Manion (1988) penelitian
tindakan adalah intervensi skala kecil terhadap tindakan di
dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh
intervensi tersebut. Menurut Kemmis dan Taggart (1988)
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi
diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam

3
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan
praktek pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan
terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut.
Sedangkan menurut Burns (1999) Penelitian tindakan
adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk
memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti dan
praktisi. Menurut Elliot (1982) Penelitian tindakan adalah
kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan mempelajari
pengaruh yang ditimbulkannya. Sedangkan menurut
Priyono (2008) Penelitian Tindakan adalah jenis pendekatan
riset criticalisme, dan merupakan salah satu model
penelitian yang menerapkan paradigma kritis, hasil
penelitian tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga
perubahan atau peningkatan mutu semua komponen yang
diteliti.
Sehingga dapat diartikan bahwa penelitian tindakan
adalah salah satu model penelitian yang mengkaji tentang
situasi sosial yang menerapkan paradigma kritis untuk
memecahkan masalah dalam situasi sosial dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas tindakan, dilakukan dengan
melibatkan kolaborasi, kerjasama para peneliti dan praktisi.

Apakah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagian dari


Penelitian Tindakan?

4
Menurut Suharjono (2006) berdasar tujuannya penelitian
tindakan dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan partisipasi (participatory action
research) menekankan keterlibatan masyarakat agar
merasa ikut serta memiliki program tersebut dan berniat
ikut aktif memecahkan masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian tindakan kritis (critical action research)
menekankan pemecahan masalah kritis.
3. Penelitian tindakan institusi (institusional action
research) dilakukan oleh organisasi pendidikan/ pihak
pengelola sekolah untuk meningkatkan kinerja, proses
dan produktivitas lembaga
4. Penelitian tindakan kelas (classroom action research)
penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama
dengan peneliti atau dilakukan oleh guru itu sendiri di
kelas atau ditempat ia mengajar dengan penekanan
pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praktek pembelajaran.

Apa itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?


Istilah penelitian tindakan kelas atau Classroom Action
Research, menurut Kemmis (1984) adalah self reflektif
inquiri. Sedangkan Hopkins (1990) menggunakan istilah
Classroom Research, Sedangkan Hutstler (1982) dengan
menggunakan istilah action research. Untuk menjaga
konsistensi penggunaan istilah digunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) / Classroom Action Research.
Menurut Kemmis (dalam Hopkins, 1982) PTK adalah
sebagai suatu bentuk inkuiri melalui refleksi diri yang
dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan/situasi sosial

5
untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan dan praktik
social.
Menurut Suharjono (2006) Penelitian tindakan kelas
(PTK) (classroom action research) penelitian yang dilakukan
oleh guru, bekerjasama dengan peneliti atau dilakukan oleh
guru itu sendiri di kelas atau ditempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praktek pembelajaran.
Sedangkan menurut Arikunto (2006) Penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa tindakan yang disengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Menurut pendapat Cain, T. (2011) Teachers’
classroom-based action research, bahwa penelitian
tindakan guru berbasis kelas tidak dapat didukung oleh
paradigma positivis, interpretatif atau kritis, harus refleksif
diri, kolaboratif dan politik, dan cocok untuk diseminasi
kepada guru, bekerja dalam konteks yang serupa. Poin-poin
ini berlaku untuk kasus guru tertentu, melakukan penelitian
tindakan di ruang kelas mereka sendiri, tetapi berlaku
dengan kekuatan yang jauh lebih sedikit ketika diterapkan
pada situasi lain, seperti ketika guru melakukan penelitian
yang tidak berbasis kelas, atau ketika kelompok guru
berkumpul untuk meneliti hal-hal yang melampaui ruang
kelas tunggal.
Dari pendapat tersebut dapat ditarik sebuah
pengertian penelitian tindakan kelas (clasroom action
research) adalah penelitian tindakan yang dilakukan

6
guru di kelasnya sendiri dengan cara merefleksi diri
yang berfokus pada masalah-masalah pembelajaran
yang ada di kelas yang bertujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelas atau untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
Apakah dengan membaca pengertian PTK tersebut
anda sudah bisa membayangkan sosok PTK. Apakah anda
paham (1) siapa yang melakukan penelitian itu, (2) dimana
dilakukan, (3) bagaimana caranya melakukan, (4) apa yang
ingin dicapai dengan penelitian tersebut. Apabila anda
sudah bisa menjawab tersebut berarti anda sudah
memahami pengertian PTK
Untuk memperdalam perbedaan penelitian
empiris/formal dengan penelitian tindakan Kelas, pada tabel
1.1. berikut ini pokok-pokok perbedaan penelitian tersebut
menurut Borg 1993 (dalam Priyono, 2008).
Tabel 1.1 Pokok-pokok Perbedaan Penelitian
Empiris / Formal dan Penelitian Tindakan Kelas
No Aspek Penelitian Penelitian Tindakan
Perbedaan empiris/formal Kelas

1. Keahlian yang Keahlian di bidang Tidak dibutuhkan


dibutuhkan. prosedur dan ketrampilan khusus pada
statiska inferensial prosedur riset dan
statistika
2. Tujuan Riset Menghasilkan Menghasilkan
pengetahuan yang pengetahuan yang dapat
bisa diterapkan secara
digeneralisasikan langsung.

7
No Aspek Penelitian Penelitian Tindakan
Perbedaan empiris/formal Kelas

3. Masalah Riset Masalah Masalah riset bersifat on-


diindentifikasi dari the job, artinya terkait
riset-riset dengan bidang pekerjaan.
sebelumnya.
Masalah riset tidak
selalu terkait dengan
bidang pekerjaan.
4. Studi pustaka Studi pustaka Sumber-sumber sekunder
dilakukan secara sudah cukup dipakai
cermat / dalam pada untuk memperoleh
literatur-literatur gambaran umum
primer terhadap masalah yang
Studi pustaka diteliti.
dilakukan untuk
memperoleh
pemahan yang tinggi
terhadap masalah
yang diteliti.
5. Teknik Teknik pengambilan Tidak dibutuhkan teknik
pengambilan sampel pengambilan sampel.
sampel secara cermat untuk Semua siswa digunakan
mendapatkan sebagai subyek.
sampel yang
representatif
diterapkan
6. Desain Riset Riset dirancang Riset dirancang secara
secara cermat untuk agak longgar sebab
mengontrol variabel- peneliti sendiri terlibat
variabel luar yang langsung
bisa mengacau.
Misal ada kelompok
kontrol dan
kelompok perlakuan.
7. Prosedur Pengukuran harus Digunakan pengukuran-
pengukuran valid dan reliable. pengukuran yang standar.

8
No Aspek Penelitian Penelitian Tindakan
Perbedaan empiris/formal Kelas

8. Analisis data Analisis data sangat Analisis data lebih


kompleks, sederhana, digunakan
digunakan uji test statistika deskriptif, lebih
signikansi statistik, menekankan signifikansi
statiska inferensial. praktif dari pada
teoritis/statistik.
9. Penerapan Lebih menekankan Lebih menekankan
Hasil penerapan hasil penerapan praktis yang
untuk riset-riset langsung dapat
selanjutnya. diterapkan.
Ingin Ingin menyarankan
menggeneralisasika (menyajikan) resep
n temuan. pemecahan masalah.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Guru adalah peneliti, penelitian berawal dari kerisauan
guru akan kinerjanya. Apakah selama ini guru adalah
peneliti? Selama ini guru jarang memiliki kesempatan
sebagai peneliti, sebaliknya masalah pendidikan justru
diteliti orang diluar sekolah.
2. On-the job problem-oriented, masalah yang diteliti
adalah masalah yang riil yang muncul dari dunia kerja
dan yang ada dalam kewenangan atau tanggung
jawab peneliti ini berarti masalah yang diteliti adalah
masalah-masalah yang nyata yang dihadapi sehari-
hari. Kalau peneliti adalah seorang guru, maka
masalah-masalah yang diteliti adalah permasalahan di

9
kelas/sekolah yang merupakan bidang tanggung
jawab utamanya.
3. Problem-solving oriented, berorientasi pada
pemecahan masalah. Penelitian-penelitian yang
hanya menghasilkan pengertian atau pemahaman
seperti pada riset empirisme dan intepretivisme
dianggap kurang bermanfaat, karena tidak langsung
memecahkan masalah (Priyono, 2008)
4. Improvement-oriented, berorientasi pada peningkatan
kualitas. Penelitian tindakan menegaskan pentingnya
masing-masing komponen dari suatu sistem
organisasi itu berkembang atau berubah lebih baik.
Kalau sistem itu sekolah, maka komponen-komponen
sekolah, guru, siswa, kepala sekolah, lingkungan kelas
atau sekolah, harus berkembang lebih baik.
5. Multiple Data Collection, berbagai cara koleksi data
dipergunakan. Berbagai cara pengumpulan data
umumnya digunakan, seperti: (1) observasi, (2) tes, (3)
wawancara, (4) angket, (5) catatan lapangan, (6)
Jurnal, dsb. Semua cara ini difokuskan untuk
mendapatkan validasi hasil penelitian, mengingat
kebenaran atau realitas itu disamping subyektif juga
problematik. Dengan penerapan semua cara koleksi
data tersebut, apa yang sebenarnya disebut
kebenaran atau realita dapat lebih diungkap.
6. Cyclic yaitu konsep tindakan (action) pada dasarnya
diterapkan melalui urutan-urutan planning, Acting,
observing, and reflecting secara siklus yang pada
hekekatnya menggambarkan pemikiran kritis dan

10
reflektif terhadap efek tindakan. Dampak suatu
tindakan tersebut selalu diikuti secara kritis dan
reflektif, melalui pemikiran matang terhadap masalah,
yaitu: dianalisis akar penyebab masalah dan kemudian
ditetapkan tindakan yang paling sesuai.
7. Kolaboratif, Penelitian ini diwarnai dengan oleh kerja
kolaboratif, bekerjasama dengan guru dan guru lain,
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
penarikan kesimpulan dan refleksi.

Tujuan Penelitian Tindakan dalam Dunia Pendidikan


Secara umum tujuan penelitian tindakan dalam dunia
pendidikan menurut Suparno (2008) adalah sebagai berikut:
1. Untuk melakukan perubahan atau peningkatan praktik
pendidikan yang diteliti secara langsung.
2. Untuk mendekatkan hasil penelitian dengan praktik
guru dilapangan sehingga berdasarkan hasil riset guru
dapat memperbaiki kinerjanya.
3. Mengembangkan profesionalitas para pendidik dalam
lingkup kerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh


Fajri,Ihsanul dan Afriansyah, Hade (2019) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia tersebut adalah (1) rendahnya sarana dan
prasaran masih jauh mencukupi, (2) rendahnya kualitas
guru, diantaranya realitas yang terjadi masih banyak guru
yang kurang optimal menjalankan tugasnya, kurang

11
memahami konsep materi yang diajarkan, walaupun guru
bukan penentu satu-satunya dalam keberhasilan pendidikan
tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan
sebagai cermin kualitas pengajaran. (3) rendahnya kualitas
siswa, rendahnya kualitas sarana prasarana dan kualitas
guru akan berimbas pada pencapaian prestasi siswa.
Berdasarkan data penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa sarana prasarana, kualitas guru juga kualitas siswa
yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di
indonesia. Permasalahan kualitas pendidikan tersebut
dibutuhkan solusi secara mendalam dengan bantuan
berbagai pihak. Secara khusus dibutuhkan guru yang
memiliki kesadaran untuk melakukan perubahan dengan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran,
melalui refleksi awal kekurangan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas selama ini. Salah satu
kegiatan untuk pemecahan masalah tersebut bisa dilakukan
melalui penelitian tindakan yang dilakukan di kelas ( PTK)
dengan melakukan identifikasi masalah, mencari akar
penyebab masalah, melakukan tindak lanjut dan merefleksi
untuk langkah berikutnya. Penelitian tindakan yang
dilakukan oleh pendidik berdasarkan permasalahan yang
dihadapi secara riil/nyata dan memperbaiki praktik
pembelajaran secara berkelanjutan, dampaknya dapat
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga pendidik akan
lebih profesional dalam mengembangkan diri sesuai
bidangnya melalui penelitian yang dilakukan.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan PTK

12
Pertama, memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar, mengatasi permasalahan
pembelajaran, meningkatkan mutu proses, dan hasil
pembelajaran.
Temuan penelitian oleh McVeety, E., & Farren, M.
(2020). An action research enquiry into child voice in the
primary classroom by empowering children to arrange and
implement their own timetable Penelitian ini membahas
strategi pendukung suara anak yang melatih siswa untuk
mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Minimnya
keterlibatan siswa dalam organisasi sekolah menyebabkan
munculnya pertanyaan dan investigasi tentang strategi
pendukung suara anak di dalam kelas. Dalam inkuiri anak-
anak merancang, mengimplementasikan dan mengatasi
permasalahan pembelajaran patuhi jadwal mingguan
mereka sendiri sambil mematuhi peraturan yang ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan dan Keterampilan Irlandia
(DES). Penelitian ini menemukan bahwa suara anak bisa
efektif dimasukkan ke dalam organisasi pembelajaran
mereka ketika tidak ada guru atau anak-anak mengambil
kendali penuh tetapi bekerja sama secara setara individu.
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa melalui PTK berhasil mangatasi permasalahan
dalam pembelajaran di kelas, sesuai dengan tujuan PTK
untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
proses dan hasil pembelajaran.
Tujuan kedua adalah meningkatkan sikap
profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya
akademik di lingkungan sekolah

13
Temuan penelitian yang dilakukan oleh Meesuk, P.,
Sramoon, B., & Wongrugsa, A. (2020). Classroom Action
Research-based Instruction: The Sustainable Teacher
Professional Development Strategy. Hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru melakukan
penelitian tindakan kelas untuk mengatasi perilaku siswa
dan meningkatkan tumbuh kembang siswa dalam segala
aspek. Permasalahan dan kendala dalam penelitian
tindakan kelas terus terjadi hingga saat ini. Setelah strategi
pengembangan profesi guru berkelanjutan, berbasis
penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan, pembelajaran
berbasis penelitian tindakan kelas memiliki hasil manajemen
pembelajaran yang secara signifikan lebih tinggi daripada
guru yang memberikan pengajaran reguler dengan
signifikansi statistik pada tingkat 0,05. Selain itu, skor hasil
pengajaran juga stabil. Para guru melaporkan perubahan
mereka sendiri. Mereka ingin mengembangkan dan
memecahkan masalah perilaku siswa dan mengembangkan
teknik mengajar mereka dengan menggunakan penelitian
untuk meningkatkan pembelajaran. Mereka memperoleh
kemampuan lebih untuk mengembangkan diri sendiri tanpa
ahli dari luar dengan cara refleksi, sharing, konsultasi
tentang proses penelitian kepada rekan-rekan di sekolah
yang sama atau sekelompok orang dengan profesi yang
sama. Proses ini merupakan cara pembangunan
berkelanjutan terkait konteks sekolah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan guru, khususnya. Berdasarkan data
penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru memecahkan
permasalahan pembelajaran di kelas dengan
mengembangkan secara profesional dengan berkolaborasi

14
dengan teman sejawat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran secara berkelanjutan.
Tujuan berikut adalah mempertahankan mutu
pembelajaran secara berkelanjutan agar kualitas
pembelajaran dapat dipertahankan secara terus-menerus
dan akhirnya kualitas pendidikan menjadi meningkat. Guru
secara rutin merefleksi kekurangan dalam pembelajaran
dan memperbaiki secara terus menerus dan berkelanjutan
sehingga perubahan akan terjadi pada kualitas
pembelajaran, kualitas guru maupun siswanya.

Manfaat PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan manfaat yang
cukup besar, bagi guru. Menurut Tripp, D.(dalam Priyono
(2008), mengurai manfaat utama dari kegiatan penelitian
tindakan kelas adalah apa yang dikenal dengan SCOPE.
Manfaat tersebut dijabarkan sebagai berikut: S-self-
directed, C-colaborative, O-on-going, P-professional
dan personal, dan E-efective.
Self-directedness adalah kemandirian guru yang
berusaha untuk memahami masalahnya, berpikir tentang
solusi dan berpikir tentang faktor-faktor lain yang dapat
berpengaruh bagi peningkatan mutu pembelajarannya.
Kemandirian ini tidak mungkin tampak pada sebagian guru
umumnya, yang cenderung untuk mengikuti apa yang sudah
menjadi kebijakan sekolah, cenderung melaksanakan tugas
apa adanya, tanpa berpikir reflektif tentang mutu tugas yang
dijalankan. Seorang guru yang melakukan PTK merupakan

15
model (contoh) seorang guru yang reflektif, mandiri dalam
usaha-usaha peningkatan mutu pembelajaran.
Collaborativeness sering diartikan sebagai
kerjasama yang tulus antar guru dengan siswa, guru dengan
guru, dan guru dengan sekolah. Kerjasama ini diyakini
sebagai salah satu faktor penting dalam pengembangan
mutu pembelajaran. PTK sangat mendorong munculnya
kerjasama ini. Diantara guru dan siswa terbangun sikap
kerjasama demi peningkatan mutu pembelajaran, bukan
sebaliknya seperti selama ini terbangun sikap kompetisi
diantara para guru.
On--going adalah kegiatan guru untuk terus
menerus memperhatikan perkembangan siswa. Selama ini
pada kenyataannya guru hanya memperhatikan siswa pada
aspek akhir saja, tidak perduli proses yang dilakukan oleh
siswa. Kegiatan yang terus menerus memperhatikan
perkembangan siswa ini merupakan faktor penting juga bagi
peningkatan mutu pembelajaran.
Professional dan personal adalah peningkatan
profesionalisme dan pribadi, artinya jika guru melakukan
PTK, guru sendiri akan memperoleh manfaat yang sangat
terkait dengan bidang pekerjaannya yaitu tugas
membelajarkan siswa yang semakin bermutu. Dengan kata
lain, PTK mendorong peningkatan profesionalisme guru.
PTK juga bermanfaa bagi peningkatan mutu pribadi guru,
mengingat guru menjadi semakin paham tentang
kompleksitas pendidikan, guru menjadi lebih waspada,
sabar dan terus menerus berusaha meningkatkan mutu
pembelajran.

16
Efective artinya PTK mendorong ketercapaian
pembelajaran, dengan kata lain, PTK umumnya berusaha
untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagaimana
ditandai dengan ketercapaian tujuan pendidikan, tidak
hanya pembelajaran.
Sedangkan menurut Suparno (2008) Manfaat PTK
adalah sebagai berikut:
1. Memecahkan permasalahan yang dihadapi guru dan
sekolah apabila ada permasalahan dalam praktik
pendidikan.
2. Guru terampil dalam melakukan refleksi permasalahan,
melakukan tindakan dan memperbaiki kekurangannya.
3. Guru dapat mencobakan ide atau model pembelajaran
yang baru yang sesuai dalam pembelajaran.
4. Melibatkan guru dalam pengajaran secara profesional
dan membuat perubahan dalam pendidikan secara
nyata.
5. Wawasan pendidik akan lebih luas dan ilmiah.
6. Guru lebih percaya diri karena apa yang dilakukan
berdasarkan penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan


bahwa manfaat
PTK adalah sebagai berikut:
1. Kemandirian guru dalam memecahkan permasalahan
pembelajaran terjadi di kelas.
2. Kerjasama guru terjalin dalam memecahkan
permasalahan pembelajaran dengan saling

17
memberikan masukan, sikap bekerjasama, tukar
pendapat demi peningkatan kualitas pembelajaran.
3. Guru selalu memperhatikan perkembangan anak
didiknya, dari awal , proses sampai akhir pembelajaran
dan dapat menggunakan ide-ide atau model
pembelajaran yang dirasa sesuai dengan
pembelajaran.
4. PTK mendorong peningkatan profesionalisme guru.
PTK juga bermanfaat bagi peningkatan mutu pribadi
guru, lebih percaya diri, wawasan lebih luas dan lebih
ilmiah.

Prinsip-prinsip PTK
Beberapa prinsip yang harus selalu diperhatikan dalam
melaksanakan PTK adalah hal –hal sebagai berikut:
1. Tidak mengganggu proses pembelajaran dan tugas
mengajar guru.
Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas dilaksanakan
oleh guru kelas dimana selama penelitian oleh guru
tersebut atau bekerjasama dengan peneliti lain, maka
kegiatan pembelajaran di kelas tetap berlangsung.
2. Diterapkan di kelas tanpa menyita waktu khusus.
Perencanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas harus dipersiapkan dengan rinci dan matang,
sehingga tidak menyita waktu khusus dalam
pembelajaran.
3. Peneliti adalah guru untuk kepentingan guru yang
bersangkutan.
Prinsipnya guru sebagai peneliti yang memiliki
kepentingan langsung terhadap pemecahan masalah
yang dihadapi di kelas.

18
4. Pelaksanaan tindakan hendaknya konsisten dengan
rancangan yang telah dirumuskan.
Pelaksanaan tindakan sebagai wujud pemecahan
masalah dirancang dan dilaksanakan dengan mengacu
pada rancangan tersebut.
5. Masalah yang dikaji harus benar-benar ada riil/nyata
dan dihadapi guru.
Perlu dipastikan bahwa permasalah yang dipecahkan
dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan masalah
yang nyata dan dihadapi guru dalam pembelajaran.
6. Dilaksanakannya PTK harus memegang etika kerja
atau konsisten dengan prosedur dan etika.
Prosedur dan etika dalam penelitian juga diterapkan
dalam Penelitian Tindakan Kelas, meskipun guru
sebagai peneliti mandiri atau berkolaborasi dengan
peneliti lain.
7. Fokus utama PTK hendaknya bertujuan untuk
melakukan perubahan atau peningkatan mutu proses
dan hasil belajar, melalui serangkaian bentuk tindakan.
Hal ini tampak pada perencanaan setiap siklus dan
adanya refleksi dan revisi sesuai keadaan lapangan dan
hasil pengamatan dari siklus sebelumnya.
8. PTK juga dimaksudkan pembelajaran guru agar
meningkat dalam kemauan dan kemampuan berpikir
kritis dan sistematis.
Guru perlu terbiasa dengan berpikir kritis dan
sistematis. Berpikir kritis untuk melihat berbagai
permasalahan yang ada sebagai tantangan untuk dicari
solusi dan pemecahanya. Melalui tindakan Penelitian
Tindakan Kelas guru dapat berpikir sistematis mulai dari

19
merencanakan, melaksanakan dan melaporkan
penelitiannya.
9. Sebagai pembelajaran dan pembiasaan bagi guru
untuk menulis, membuat catatan, dan berbagai
akademik yang lain.
10. PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang
dengan kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi.
Siklus ini akan berulang dengan disertai revisi atau
perbaikan di siklus berikutnya. Dan baru akan berhenti
jika indicator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
sudah tercapai.

PTK di Sekolah Dasar


Pentingkah PTK di Sekolah Dasar?
Guru merupakan seorang yang memperhatikan
sehari-hari situasi kondisi kelas, perilaku dan karakter
peserta didiknya dalam proses pembelajaran, mengetahui
tentang perkembangan dan kemajuan prestasi belajar, serta
penguasaan terhadap materi yang diajarkan. Tugas guru
wajib memiliki data tentang tentang informasi hal yang
berkaitan dengan pembelajaran, kondisi siswa, sarana
prasarana, serta permasalahan-permasalahan yang terjadi
di kelas. Melalui refleksi yang dilakukan akan mengetahui
semua akar penyebab terjadinya permasalahan tersebut.
Tanggung-jawab guru sekolah dasar sebagai guru kelas
sangat banyak untuk ketercapaian dalam kurikulum. Selain
mengajar juga masih menyelesaikan administrasi sekolah,
berkaitan hal tersebut guru sebagai pemegang peran utama
dalam proses pembelajaran di kelas memiliki
tanggungjawab yang tidak mudah. Meskipun telah terjadi

20
perubahan paradigma dari teacher centered ke student
centered, namun bukan berarti tugas guru menjadi ringan,
tetapi justru guru sebagai motivator dan ”perancang” proses
pembelajaran mendapatkan beban yang lebih berat. Pada
kenyataannya, tidak semua guru memiliki kemampuan yang
diharapkan dapat menjadi modal dalam pelaksanaan
kurikulum, hal ini disebabkan guru memiliki beban tugas
yang relatif banyak, bukan hanya menyangkut persiapan
pembelajaran, melainkan juga tugas-tugas lain yang harus
dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut, maka guru sekolah dasar
bisa melakukan penelitian yang menyatu dengan
pelaksanaan pembelajaran untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran dan meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Penelitian yang paling tepat untuk
pendidik adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sesuai
prinsip PTK adalah tidak mengganggu proses pembelajaran
dan tugas mengajar guru, PTK dirancang sedemikian rupa
menyatu dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru
tidak harus meninggalkan pekerjaannya, tidak
membutuhkan waktu khusus, masalah yang dikaji benar-
benar ada riil/nyata dan dihadapi guru di kelas, melalui PTK
guru dapat mengajar seperti biasa, tanpa terkurangi jam
pelajarannya, tetapi sekaligus dapat menerapkan suatu
tindakan yang tujuannya untuk mengatasi masalah dan
memperbaiki kualitas pembelajaran. Selain itu dalam rangka
memenuhi persyaratan penulisan karya tulis ilmiah dalam
upaya meningkatkan jabatan/golongan guru lewat
pengembangan profesi. Uraian tersebut sesuai pendapat
yang diutarakan Suharjono (2006). Bahwa penelitian

21
tindakan kelas (classroom action research) penelitian yang
dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti atau
dilakukan oleh guru itu sendiri di kelas atau ditempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktek pembelajaran.
Pada bab berikut materi tentang prosedur pelaksanaan
PTK, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi/pengamatan dan refleksi dikaitkan contoh-contoh
permasalahan di sekolah dasar, mulai dari identifikasi
masalah, pembuatan proposal dan laporan PTK dan contoh
judul PTK di sekolah dasar.

RANGKUMAN
Pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
yang berfokus pada masalah-masalah yang ada di
kelas/sekolah yang bertujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas.
Ciri-ciri PTK adalah: (1) guru sebagai peneliti, (2) on the job
problem, masalah yang diteliti adalah masalah yang riil yang
muncul dari dunia kerja peneliti, (3) berorientasi pada
pemecahan masalah. (4) berorientasi pada peningkatan
kualitas, (5) konsep tindakan (action) pada dasarnya
diterapkan melalui urutan-urutan planning, Acting, observing,
and reflecting secara siklus, (6) berbagai cara koleksi data
dipergunakan), (7).kolaboratif. Dari ciri-ciri PTK tersebut dapat
dibandingkan ciri-ciri PTK dan penelitian formal atau empiris.
Manfaat kegiatan penelitian tindakan kelas adalah:
kemandirian guru, kolaborative, terus-menerus
memperhatikan perkembangan siswa, meningkatkan

22
profesionalisme guru, dan efektif meningkatkan mutu
pembelajaran/pendidikan.

LATIHAN
1. Rumuskan pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan kata-kata anda sendiri, sehingga mengandung
makna PTK !
2. Jelaskan karakteristik, tujuan dan manfaat apa saja bagi
guru yang diperoleh dalam melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) !
3. Cobalah cari artikel jurnal hasil penelitian tindakan kelas
dan hasil penelitian formal atau empiris, baca secara
cermat artikel tersebut dan diskusikan untuk
membedakan ciri-ciri atau karakteristik dari masing-
masing penelitian tersebut!

23
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN PTK
Pada bab sebelumnya telah diuraikan hakekat PTK,
berarti telah dimiliki pemahaman tentang pengertian dan
ciri-ciri utama PTK, serta tujuan dan manfaat PTK serta
prinsip-prinsip PTK. Pada bab II berikut ini akan mengulas
langkah-langkah utama yang perlu ditempuh dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), adapun
langkah-langkah praktis yang perlu dilakukan untuk
menjamin kegiatan PTK tersebut efektif dan menciptakan
perubahan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi/pengamatan dan (4) refleksi.
Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi/Pengamatan
4. Refleksi
Menurut Arikunto (1986) Desain penelitian tindakan dari
beberapa ahli mengemukakan model dengan bagan yang
berbeda, namun secara garis besar ada empat tahapan
yang lazim dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) observasi/pengamatan (4) refleksi.
Digambarkan pada gambar 2.1.

24
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 2.1 Langkah Pelaksanaan Peneltian Tindakan


Kelas

Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah pertama yang
diakukan dalam pelaksanan PTK, Langkah utama dalam
perencanaan adalah: (1) identifikasi masalah, (2)
menganalisis dan merumuskan masalah, (3) analisis akar
penyebab masalah, (4) pengembangan intervensi
(pemecahan masalah), dan menyusun rancangan tindakan.

25
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini
merupakan langkah yang menentukan dalam kegiatan
penelitian untuk menetapkan masalah. Masalah yang akan
diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri
dengan kolaborator, supaya mereka terlibat dalam proses
penelitiannya. Identifikasi masalah merupakan teknik untuk
mengetahui adanya masalah yang dapat dipecahkan
melalui PTK, tidak semua masalah yang tampak perlu
dipecahkan melalui PTK. Ada rambu-rambu untuk pemilihan
masalah yang dapat dipecahkan dengan PTK, hal tersebut
merupakan pedoman untuk mengidentifikasi masalah
secara benar. Adapun rambu-rambu tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Masalah harus riil , masalah tersebut benar-benar ada
atau dirasakan sebagai masalah yang berasal dari
pengamatan atau pengalaman sehari-hari guru sendiri
Masalah itu dilihat atau diamati atau dirasakan dalam
pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari. Sebagai
contoh: menurut data kelas di sekolah dasar (1)
sebagian besar siswa (>75%) tidak dapat menguasai
ketrampilan matematika dasar, (2) mayoritas siswa
(>85%) tidak berminat belajar bahasa Indonesia, (3)
sebagian besar siswa hasil belajar muatan
pembelajaran IPS kurang dari 70. Masalah
pembelajaran seperti ini dapat dikategorikan sebagai
masalah yang nyata karena memang didukung dengan
data-data empiris/lapangan seperti data kelas, data

26
sekolah, observasi, dan jurnal, catatan harian
guru/kepala sekolah.
2) Masalah harus pula bersifat on-the job, berada dalam
kewenangan peneliti, artinya masalah tersebut memang
harus berada dalam batas kewenangan peneliti, hal ini
penting untuk diperhatikan mengingat masalah-masalah
yang tidak berada dalam kewenangan akan sulit untuk
dipecahkan oleh peneliti.
3) Masalah harus problematic, artinya masalah tersebut
perlu dipecahkan. Tidak semua masalah pembelajaran
yang nyata adalah masalah-masalah yang problematik,
sebab: (1) pemecahan masalah tersebut tidak atau
kurang mendapat dukungan sarana-prasarana atau
birokrasi, (2) pemecahan masalah tersebut belum
mendesak dilaksanakan, dan (3) ternyata guru tidak
mempunyai kewenangan penuh untuk memecahkan.
Sebagai contoh: mayoritas siswa yang tidak menguasai
matematika dasar, menjadi masalah yang kurang
problematik bagi seorang guru agama. Masalah ini lebih
merupakan tanggung jawab seorang guru matematika.
Kecuali di sekolah dasar menjadi guru kelas, semua
permasalahan muatan pembelajaran menjadi
tanggungjawab guru kelas.
4) Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya
pemecahan masalah tersebut akan memberi manfaat
yang jelas atau nyata. Untuk itu, pilihlah masalah-
masalah yang memiliki asas manfaat secara jelas. Untuk
asas manfaat, dapat dilontarkan beberapa pertanyaan
sebagai berikut: (1) apa yang akan terjadi, bila masalah

27
tersebut tidak dipecahkan? (2) resiko apa bila masalah
tersebut tidak segera dipecahkan, dan (3) tujuan
pendidikan yang mana yang tidak tercapai, bila masalah
tersebut tidak segera dipecahkan. Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membimbing
pada penemuan masalah-masalah yang mendesak
untuk dipecahkan.
5) Masalah harus feasible dapat dipecahkan, artinya
terdukung oleh sumber daya yang ada yaitu waktu,
fasilitas, beaya dll.

Dalam melakukan Identifikasi masalah dimulai dengan


kegiatan Refleksi awal mengenai proses pembelajaran
yang selama ini dilakukan oleh guru, apakah guru
merasakan ada masalah dalam pembelajaran.
Untuk melakukan refleksi awal dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi awal siswa untuk mengikuti
pelajaran memadai?
2. Apakah pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
3. Apakah siswa cukup aktif dalam mengikuti
pembelajaran?
4. Apakah sarana prasarana pembelajaran cukup
memadai?
5. Apakah pemerolehan hasil belajar cukup tinggi?
6. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?
7. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan?
8. Apakah ada pengaruh dengan permasalahan yang
dirasakan?

28
9. Apakah ada unsur inovatif dalam pelaksanaan
pembelajaran
10. Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan
strategi pembelajaran inovatif tertentu?

Bidang kajian yang dapat dikembangkan sebagai


masalah dalam PTK adalah sebagai berikut:
1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti: masalah
belajar di kelas, kesalahan pembelajaran, miskonsepsi
dan peningkatan hasil belajar siswa.
2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, seperti:
masalah pengelolaan dan interaksi di dalam kelas,
partisipasi orang tua dalam proses belajar-mengajar
siswa.
3. Alat bantu , media dan sumber belajar, seperti: masalah
penggunaan media, perpustakaan dan sumber belajar
didalam dan diluar kelas, peningkatan hubungan antara
sekolah dan masyarakat.
4. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil
pembelajaran seperti pengembangan instrumen dalam
penilaian kelas.
5. Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan seperti keefektifan hubungan
antara pendidik, peserta didik dan orang tua dalam
dalam proses belajar-mengajar serta peningkatan
konsep diri peserta didik.
6. Masalah kurikulum seperti implementasi kurikulum
urutan penyajian materi pokok, interaksi guru siswa,
siswa materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar.

29
Berbagai masalah yang telah dirasakan kemudian
diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:
1. Menulis semua hal yang terkait dengan permasalahan
pembelajaran yang dirasakan perlu memperoleh
perhatian.
2. Mengklasifikasi masalah sesuai dengan jenis, mencatat
jumlah siswa yang mengalami, mengidentifikasi
frekuensi timbulnya masalah.
3. Mengurutkan masalah sesuai dengan tingkat
urgensinya untuk ditindaklanjuti.

2. Menganalisis Masalah
Kegiatan analisis masalah merupakan kajian
terhadap permasalahan yang sudah teridentifikasi dengan
memilih satu masalah yang dianggap paling urgent atau
mendesak untuk dipecahkan, kemudian menetapkan
focus masalah tersebut dengan jelas. Untuk menganalisis
masalah bisa dengan cara melakukan diskusi antar tim
kolaborasi / fasilitator. Dalam analisis masalah perlu
dilakukan secara cermat permasalahan pembelajaran apa
yang sangat mendesak untuk segera diperbaiki/diatasi dan
permasalahan mana yang bisa ditunda perbaikannya tanpa
membawa dampak yang merugikan, untuk membawa
kemanfaatan yang dapat dirasakan oleh guru maupun
sekolah dan akan menjadi motivasi bagi guru untuk
melakukan PTK selanjutnya, disamping itu temuan berupa
deskripsi yang dihasilkan melalui PTK bisa memotivasi guru
lain untuk melaksanakan PTK.

30
Agar dapat menganalisis masalah dapat mengajukan
pertanyaan kepada diri sendiri atau yang disebut refleksi.
Sebagai acuan dapat dapat diajukan antara lain pertanyaan
sebagai berikut:(1) bagaimana konteks, kondisi, situasi,
iklim dimana masalah terjadi? (2) apa kondisi prasyarat
untuk terjadinya masalah? (3) bagaimana keterlibatan
masing-masing komponen pembelajaran dalam terjadinya
masalah?

3. Perumusan masalah
Di dalam merumuskan masalah harus
memperhatikan beberapa aspek berikut:
Beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai
pertimbangan untuk merumuskan masalah PTK sebagai
berikut:
1. Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas.
2. Rumusan masalah dapat dituangkan dalam kalimat
tanya maupun kalimat pernyataan. Adapun menurut
Priyono, Anderas (2008) untuk menuangkan rumusan
masalah penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan
kedalam kalimat pernyataan sehingga terlihat aspek-
aspek what, when, who, where, how much, how many,
secara jelas.
3. Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara
empirik, yakni memungkinkan dikumpulkannya data
untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan
tersebut.

31
4. Rumusan masalah menunjukkan secara jelas subyek
atau lokasi penelitian.

Contoh: Formulasi rumusan masalah dengan kalimat


pernyataan
1) Mayoritas (80%) siswa kelas V SD Siliwangi tidak
menguasai operasi hitung campuran dalam
pembelajaran Matematika.
2) Sebagian besar 75% siswa kelas IV SD tidak terampil
dalam menulis aksara jawa.
Contoh: Formulasi rumusan masalah dengan kalimat
pertanyaan
Rumusan Umum:
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran
bahasa Indonesia pada siswa kelas II SD X?
Rumusan Khusus:
1) Apakah dengan penerapan metode SAS dengan
media papan selip dapat meningkatkan aktivitas siswa
kelas II SD X dalam membelajaran menulis?
2) Apakah dengan penerapan metode SAS dengan
media papan selip dapat meningkatkan aktivitas guru
dalam membelajaran menulis?
3) Apakah dengan penerapan metode SAS dengan
media papan selip akan meningkatkan keterampilan
menulis siswa kelas V SDX?

32
4. Analisis akar penyebab masalah
Setelah mendapatkan masalah yang riil,
problematik, bermanfaat dan feasible, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi akar penyebab masalah,
kemungkinan-kemungkinan penyebab munculnya masalah
tersebut (the most probable causes) dengan dilakukan
diskusi secara intensif secara kolaborasi untuk mencari
berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut. Untuk
memastikan akar penyebab masalah tersebut, beberapa
cara koleksi data diterapkan, misalnya: (1) mengembangkan
angket, (2) mewancarai siswa, dan (3) melakukan observasi
langsung di kondisi kelas.
Adapun akar penyebab bisa dari berbagai
kemungkinan diperoleh dari:
1. Kegiatan Belajar-mengajar (KBM)
2. Guru
3. Fasilitas: misal alat peraga
4. Siswa
Dari berbagai kemungkinan tersebut manakah yang paling
dominan sebagai dasar untuk menetapkan solusi
pemecahan masalah.

5. Formulasi Solusi atau Pemecahan Masalah


Penetapan alternatif tindakan untuk pemecahan
masalah merupakan langkah kegiatan yang sangat penting
dalam alur pemecahan masalah. Alternatif tindakan
ditetapkan berdasar akar penyebab masalah yang paling

33
dominan, apakah dari faktor guru, siswa, kegiatan belajar
mengajar, peralatan/sumber/media. Dari berbagai alternatif
pemecahan masalah, disaring kembali berdasarkan faktor-
faktor pendukung, agar menghasilkan dampak atau hasil
yang diharapkan, diperlukan kajian tentang kelaikan solusi
pemecahan masalah yang telah ditetapkan. Alternatif
tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis
tindakan dalam arti mengindikasikan dugaan mengenai
perubahan perbaikan jika suatu tindakan dilakukan.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji dalam menetapkan solusi
pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Guru memiliki cukup kemampuan dengan solusi
pemecahan masalah yang dipilih dan ada kesediaan diri
untuk melakukan.
2. Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari
segi fisik, psikhis, sosial budaya dan etik, dalam proses
tindakan tersebut, misalnya, guru memutuskan berapa
kali memberikan tugas kepada siswa dalam seminggu,
apakah siswa cukup mampu menyelesaikan, ataukah
justru membuat siswa menjadi bosan dan jangan
sampai tindakan yang dilakukan justru merugikan
siswa.
3. Ketersediaan sarana atau fasilitas yang diperlukan
apakah tersedia di kelas atau sekolah, apakah guru
dapat mengatasi dapat mengusahakan fasilitas dan
sarana yang dibutuhkan?
4. Iklim belajar di kelas atau sekolah, apakah cukup
mendukung terwujudnya tindakan sesuai desain yang
dipilih?

34
5. Dukungan lembaga / sekolah termasuk kepala sekolah,
guru sejawat, siswa, bagaimanakah iklim kerja di
sekolah, apakah ada dukungan dari kepala sekolah,
rekan sejawat guru?
6. Terdukung waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan.
7. Terdukung biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
sesuai dengan solusi pemecahan yang telah dipilih.
Setelah menetapkan masalah yang teridentifikasi
dalam kegiatan identifikasi masalah, kemudian memilih
masalah yang paling urgen, dan menetapkan solusi
pemecahan masalah untuk intervensi (action), dalam tahap
ini peneliti membuat rincian operasional mengenai tindakan
yang akan dilakukan, peneliti menekankan kembali tentang,
apa, siapa saja akan dilibatkan dalam pelaksanaan PTK,
akan mengerjakan apa, kapan dilaksanakan, data apa
saja yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini,
instrumen apa yang dibutuhkan untuk pengumpulan data,
dan pembuatan rencana perbaikan pembelajaran.
Tabel 2.1 Contoh Masalah, Rumusan Masalah
dan Hipotesis Tindakan
No Masalah Rumusan Masalah Hipotesis Tindakan
Umum

1 Rendahnya Bagaimanakah cara Dengan


keterampilan meningkatkan menggunakan
menulis siswa keterampilan metode SAS dan
kelas II SD menulis siswa kelas media papan selip
II SD? dalam pembelajaran,
maka aktivitas siswa,
aktivitas guru dan
keterampilan menulis

35
No Masalah Rumusan Masalah Hipotesis Tindakan
Umum

siswa kelas II SD akan


meningkat

2 Rendahnya Bagaimanakah cara Dengan


hasil belajar meningkatkan menggunakan
muatan IPA kualitas model pembelajaran
siswa kelas V pembelajaran IPA PJBL dan media
SD Siswa SD kelas V video, maka aktivitas
siswa, aktivitas guru
dan hasil belajar
muatan Ipa siswa
kelas V akan
meningkat

Langkah-langkah identifikasi masalah dapat dimasukkan


dalam format di tabel 2.2.
Tabel 2.2 Format Identifikasi Masalah dalam PTK
1. Identifikasi masalah
Kemukakan masalah-masalah yang anda hadapi ketika
melaksanakan kegiatan belajar- mengajar (yang berkaitan dengan
penggunaan media, strategi, model, sistem penilaian,
implementasi kurikulum) dsb.

2. Analisis masalah
1) Pilih salah satu masalah yang menurut anda paling
mendesak untuk dipecahkan!
2) Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk
segera dicarikan
pemecahan masalah

3. Merumuskan Masalah
Gunakan rumusan umum

36
4. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang dirumuskan
tersebut melalui wawancara, angket, observasi, catatan lapangan
dll.
1). Faktor siswa :
2). Faktor guru :
3). Faktor KBM :
4). Faktor peralatan/fasilitas :
5.Dapatkan satu alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan
masalah urgent yang anda hadapi tersebut! Alternatif pemecahan
masalah itu bertolak dari analisis dan didasarkan pada TEORI tertentu.
5. Tulis Lokasi Penelitian
6. Judul PTK
1) Judul ditulis hendaknya singkat ( maksimal 20 kata).
2) Spesifik.
3) Menggambarkan masalah yang akan diteliti.
4) Ada tindakan untuk mengatasi masalah dan nilai manfaatnya.

Pelaksanaan Tindakan
pelaksanaan tindakan merupakan implementasi
atau penerapan perencanaan yang telah dilakukan, hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan,
peneliti atau guru harus melakukan secara alami, wajar, apa
adanya, tidak dibuat-buat, dan berusaha melakukan sesuai
program perencanaan yang telah dibuat. Menurut Madya
(2008) Tindakan hendaknya dituntun oleh rencana yang
telah dibuat, tetapi perlu dingat bahwa tindakan itu tidak
secara mutlak dikendalikan oleh rencana, mengingat
dinamika proses pembelajaran di kelas menuntut
kesesuaian, oleh sebab itu perlu bersikap fleksibel sesuai
dengan keadaan yang ada, semua perubahan atau
penyesuaian yang terjadi perlu dicatat yang akan digunakan

37
sebagai refleksi, namun situasi kelas atau faktor lain yang
dapat mempengaruhi penyimpangan kegiatan di kelas
harus dihindari, sehingga perubahan yang muncul benar-
benar diakibatkan adanya tindakan yang sengaja dilakukan,
bukan karena faktor lain. Dalam pelaksanaan tindakan, guru
harus berperan dalam pemberdayaan siswa sehingga guru
menjadi agent of change agen pembaharu atau agen
pengubah adalah pemberi solusi untuk pemecahan
masalah.
Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan secara
terarah guru perlu memperhatikan beberapa langkah-
langkah praktis tindakan, diuraikan, dan ditekankan kembali
apa yang akan dilakukan? Bagaimanakah organisasi kelas?
Siapakah rekan yang menjadi kolaborator? Siapakah yang
mengambil data?
Observasi
Pada pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan
secara rinci dan teliti, karena pengamatan berfungsi untuk
mendokumentasikan perubahan tindakan baik proses
maupun hasilnya, yang akan digunakan sebagai refleksi
oleh peneliti atau guru bersama kolaborator, dan sebagai
dasar untuk melakukan perencanaan dan tindak lanjut.
Menurut Madya (2008) Apa yang perlu diamati
dalam pelaksanaan PTK adalah, (1) proses tindakannya, (2)
perubahan tindakannya, (3) keadaan dan kendala tindakan,
(4) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat
atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan, (5)
persoalan- persoalan lain yang timbul dalam proses
tindakan.

38
Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis
tentang perubahan yang terjadi: (1) pada siswa, (2) suasana
kelas, (3) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti
menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan sejauh
mana, intervensi (action) menghasilkan perubahan secara
signifikan. Kolaborasi dengan rekan (termasuk para ahli)
akan memainkan peran sentral dalam memutuskan
seberapa jauh action telah membawa perubahan:
apa/dimana perubahan terjadi). Pada kesempatan ini,
beberapa pertanyaan penting seperti: (1) apa yang ingin
saya ceriterakan tentang perubahan di kelas (2) seberapa
jauh perubahan itu terjadi? (3) apa yang akan saya lakukan
untuk mencapai indikator – indikator keberhasilan yang
sudah saya tetapkan?.
Setelah melakukan refleksi dan muncul permasalahan
baru atau pemikiran baru, sehingga perlu perencanaan
ulang dan tindak lanjut untuk siklus berikut, demikian
langkah-langkah kegiatan terus berulang, sampai terjadi
perubahan dengan kriteria indikator keberhasilan yang
sudah ditetapkan.

39
RANGKUMAN
Langkah-langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian
tindakan kelas (PTK), adalah berupa siklus yang terdiri
dari, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi
dan refleksi.
Perencanaan merupakan langkah pertama yang
diakukan dalam pelaksanan PTK, Langkah utama dalam
perencanaan yaitu: Identifikasi masalah, analisis dan
merumuskan masalah, analisis penyebab masalah,
pengembangan intervensi atau pemecahan masalah, dan
menyusun rancangan tindakan.
Kriteria masalah yaitu: riil atau benar-benar ada, on the
job problem berada dalam kewenangan peneliti,
problematik atau perlu dipecahkan, manfaat jelas, dan
fesible atau dapat dipecahkan.

LATIHAN
1. Diskusikan dan tuliskan berdasarkan hasil kolaborasi
dengan guru SD, 3 masalah yang memenuhi kriteria
masalah yaitu riil, on the job, problematik, manfaat jelas,
fesible/dapat dipecahkan!
2. Berdasarkan hasil kolaboratif, pilihlah satu masalah
yang paling memenuhi kriteria masalah tersebut diatas!
3. Rumuskan masalah penelitian tersebut sehingga
memenuhi kriteria perumusan masalah PTK!
4. Tetapkan akar penyebab masalah berdasarkan faktor
penyebab masalah yaitu faktor guru, siswa, KBM dan
prasarana!

40
5. Tetapkan solusi pemecahan masalah, berdasarkan
kajian dari sumber referensi yang paling tepat!
6. Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut buatlah
Judul PTK!

41
BAB III
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pada bab dua telah diuraikan tentang langkah-


langkah dan prosedur pelaksanaan PTK. Pada bab tiga
berikut ini akan mengulas tentang pengumpulan data dan
pemantauan dalam PTK beserta jenis pengumpulan data
yang digunakan dalam PTK, dan analisis data dalam PTK.

Teknik Pengumpulan Data


Secara umum bahwa pengertian teknik pengumpulan data
adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk pengumpulan
data dalam penelitian. Data penelitian merupakan informasi
tentang suatu kenyataan atau fenomena empiris yang
berupa angka atau pernyataan (Musfikon, 2012). Terdapat
dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas
pengumpulan data. (Sugiyono, 2015). Artinya bahwa
instrumen yang berkualitas adalah instrumen yang telah
teruji dan harus memenuhi validitas dan reliabilitas. Kualitas
pengumpulan data apabila instrumen yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya tersebut digunakan secara tepat
dalam pengumpulan data.
Setiap jenis data memerlukan teknik yang berbeda
dalam proses pengumpulan datanya. Paparan berikut akan
dikemukakan tentang pengumpulan data berdasarkan
teknik dan jenis data.

42
Cara Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya: (1) wawancara, (2) observasi, (3)
Angket/kuesioner, (4) Dokumentasi, (5) Tes. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, obeservasi, angket
atau kuesioner dan dokumantasi dikenal dengan teknik
pengumpulan data nontes. Masing-masing teknik
pengumpulan data tersebur memiliki target data yang akan
dikumpulkan. Menurut Musfikon (2012) digambarkan tabel
3.1 berikut teknik, nama instrumen dan target data.

Tabel 3.1 Teknik pengumpulan Data

Teknik Nama Instrumen Target Data


Wawancara Pedoman Pemikiran , konsep
wawancara dan pengalaman
Observasi Check list, rating Perilaku dan
scale, catatan interaksi sosial
berkala
Quesioner Angket Respon,
pengalaman dan
persepsi
Dokumentasi Dokumen Makna Teks,
gambar dan
dokumen
Tes Tes Kompetensi
pengetahuan dan
keterampilan

Pengumpulan Data dalam PTK


Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas
umumnya digunakan dua jenis data yaitu data kualitatif dan

43
kuantitatif, data tersebut dimanfaatkan untuk
menggambarkan perubahan yang terjadi mengenai hasil
belajar, kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana
kelas.

Teknik Pemantauan dalam PTK


Salah satu ciri PTK adalah multiple data collection
(berbagai cara koleksi data), untuk mendapatkan validasi
hasil penelitian. Dengan penerapan semua cara koleksi data
tersebut, apa yang sebenarnya disebut kebenaran atau
realita dapat lebih diungkap. Ada beberapa teknik yang
digunakan untuk melakukan pemantauan dalam PTK,
namun penggunaanya tergantung sifat dasar data yang
akan dikumpulkan. Adapun teknik-teknik tersebut adalah
sebagai berikut:

Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah merupakan metode
pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung
antara peneliti dengan subyek penelitian/responden.
Fungsi wawancara:
Menurut Marzuki (2000) Fungsi wawancara adalah:
1. Sebagai metode primer, apabila menjadi satu-satunya
alat pengumpul data atau menjadi kedudukan yang
utama.
2. Sebagai metode pelengkap, apabila digunakan
pelengkap untuk mencari data yang tidak dapat
diperoleh dengan cara lain.

44
3. Sebagai metode kriterium, digunakan untuk menguji
kebenaran dan kemantapan data atau sebagai alat
pertimbangan dalam memutuskan.

Ada 2 jenis wawancara


1. Wawancara berstruktur adalah pertanyaan dan
alternatif jawaban yng diberikan kepada subyek dapat
ditetapkan dahulu oleh pewawancara.
2. Wawancara tak berstruktur adalah pertanyaan diajukan
secara bebas kepada responden.

Jenis Pedoman Wawancara


1. Pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman
wawancara yang hanya memuat garis besar
pertanyaan yang akan ditanyakan.
2. Pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman
wawancara yang disusun secara rinci sehingga
pewawancara tinggal membubuhkan tanda V pada
nomor yang sesuai jawaban responden.

Wawancara Terstruktur
Dalam melakukan wawancara terstruktur peneliti sudah
mempersiapkan instrumen sebagai pedoman wawancara
dengan pertanyaan dan alternatif jawabannya. Untuk
kelancaran dalam pengumplan data dapat menggunakanan
alat bantu seperti rekaman suara, gambar, brosur dan
material yang lain yang dapat memperlacar pelaksanaan
pengumpulan data.
Contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan
siswa terhadap pembelajaran muatan IPA. Pewawancara
melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden.

45
1. Bagaimanakah tanggapanmu terhadap pembelajaran
IPA hari ini?
a. Sangat menyenangkan
b. Menyenangkan
c. Kurang menarik
d. Sangat tidak menarik
2. Apakah menurutmu media video yang digunakan
menarik minat untuk belajar?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Kurang menarik
d. Sangat kurang menarik

Wawancara tak Testruktur


Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang
dilakukan peneliti secara bebas tidak menggunakan
pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan
lengkap, melainkan menggunakan pedoman wawancara
tetapi berupa garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan lebih
dalam dari responden, wawancara tak terstruktur lebih tepat
digunakan dalam pengumpulan data. Wawancara harus
dilakukan secara baik dan tepat dengan melakukan tatap
muka dan dengan cara lain, sehingga terjadi kontak secara
pribadi yang dapat memperlancar dalam kegiatan
wawancara tersebut. Oleh karena itu pewawancara perlu
memahami situasi dan kondisi dan memilih waktu, suasana
yang baik dan tepat, kapan dan dimana wawancara akan
dilakukan. Dengan cara ini maka akan diperoleh data yang
lengkap dan valid.

46
Contoh wawancara tak terstruktur tentang pendapat siswa
tentang penggunaan model pembelajaran dan media
pembelajaran.
Bagaimanakah pendapatmu tentang pembelajaran
hari ini dengan model bermain peran dan media yang
digunakan guru?

Teknik Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.
Menurut Sutrisno hadi (dalam sugiyono, 2015) Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Menurut Musfikon (2012) Observasi adalah kegiatan
pengumpulan data melalui pengamatan atau gejala,
fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah
penelitian.

Jenis-jenis Observasi
1. Observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan
lembar observasi, melainkan hanya menggunakan
kertas kosong untuk merekam apa yang diamati.
2. Observasi terfokus, seara khusus ditujukan untuk
mengamati aspek-aspek tertentu.
3. Observasi terstruktur, pengamat menggunakan
instrumen observasi yang terstruktur sehingga
pengamat tinggal memberikan tanda misalnya cek (V)
pada tempat yang disediakan.
4. Observasi sistematik adalah observasi yang lebih rinci
dari pada terstruktur dalam kategori data yang diamati.

47
Tujuan dan sasaran Observasi
1. Secara umum observasi bertujuan untuk
mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan.
2. Dalam penelitian formal observasi bertujuan untuk
mengumpulkan data secara valid dan reliabel/sahih dan
handal, data diolah untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
3. Dalam PTK observasi ditujukan untuk memantau
proses pembelajaran yang sudah direncanakan dan
dampak pembelajaran tersebut.
Dalam melakukan observasi dalam pengumpulan data
peneliti perlu memperhatikan beberapa prinsip umum.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan peneliti antara


lain:
1. Menentukan aspek tingkah laku dan jenis interaksi
yang akan diamati.
2. Menentukan kriteria yang akan diamati berdasarkan
variabel dan indikator.
3. Menyiapkan instrumen yang tepat.
4. Pemahaman observer terhadap instrumen yang akan
digunakan harus baik.

Jenis Instrumen dalam Observasi


1. Chek list/daftar cek merupakan alat observasi yang
berisi subyek dan aspek-aspek yang diamati dengan
menggunakan daftar cek (ya-tidak). Kelemahan cara
ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan
mutlak, Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah,
namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati
subjek dalam jumlah besar.

48
2. Rating Scale/Skala penilaian adalah pencatatan
obyek atau gejala penelitian menurut tingkatan
misalnya rentang dari tidak sempurna sampai sangat
sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup
kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.
Peneliti memberikan skala rating atau peringkat
tingkah laku gejala yang diamati.

Contoh Check list:


Model dan desain check list bisa bermacam-macam bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut adalah contoh
check list digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
siswa dengan melakukan observasi dalam proses
pembelajaran, dengan aspek yang diamati meliputi,
kehadiran, ikut berpendapat dan tekun mengikuti
pelajaran. Peneliti memberi tanda cek (V) apabila siswa
yang diamati sesuai dengan aspek yang diamati dan
tanda (-) apabila siswa tidak sesuai dengan aspek yang
diamati. Contohnya ada di tabel 3.2. dan tabel 3.3.

Tabel 3.2 Check list Proses Pembelajaran di Kelas


Aspek yang diamati Jumlah
Nama Kehadiran Ikut Tekun
berpendapat mengikuti
pelajaran
Rini V V V 3
Santi V - V 2
Susi V V V 3

49
Tabel 3.3 Rating Scale / Skala Penilaian
Nama Siswa:
Tema Observasi: Diskusi kelompok
Tanggal Observasi:
Aspek Skala Penilaian
yang 1 2 3 4 5
diamati
Kerjasama V
Kelompok
Bertanya V
Memberi V
urunan
Pendapat

Skala Penilaian pada aspek yang diamati yang diobservasi


dapat disesuaikan dengan kebutuhan penilaian, bisa
dengan menggunakan skor 1,2,3 atau 1,2,3,4,5. Model
Instrumen observasi juga bisa dikembangkan lebih
lengkap dengan menggunakan indikator dan deskriptor
dan disesuaikan kebutuhan dan variasi aspek yang
diamati.

Kuesioner (Angket)
Kuesioner (angket) adalah alat untuk mengumpulkan data
yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan
kepada responden untuk dijawab secara tertulis.

Penyusunan Kuesioner /Angket


Menurut Narbuko (2013) yang harus diperhatikan dalam
penyusunan kuesioner/angket diantaranya:

50
1. Isi Pertanyaan.
Membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebelum membuat item-
item pertanyaan. Item pertanyaan harus dirumuskan
dengan memperhatikan isi pertanyaan yang berisi
petunjuk dan sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan
dan cara menjawabnya.
2. Perumusan pertanyaan.
Pertanyaan dalam angket dirumuskan dalam kalimat yang
sederhana, tidak subyektif, tidak memiliki makna ganda,
tidak emosional dll.
3. Susunan pertanyaan.
Susunan pertanyaan disusun secara sistematis
berdasarkan kisi-kisi dan disusun sedemikian rupa
sehingga merangsang responden untuk menjawab
seluruh angket dengan jujur.
4. Bentuk pertanyaan.
Bentuk pertanyaan perlu diperhatikan apakah
menggunakan isian atau pilihan atau campuran agar
memudahkan responden untuk menjawab dan data yang
diperoleh benar-benar data yang valid.
5. Penyebaran kuesioner/angket.
Penyebaran angket disusun dengan lengkap dan sesuai
sasaran obyek penelitian.

Jenis Penyusunan Kuesioner /Angket


Angket tertutup merupakan angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari alternatif
yang sudah disediakan dengan memberi tanda silang (X)
atau tanda cheklist ( V). Contoh:
Apakah anda setuju dengan kegiatan pramuka di sekolah?

51
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
Angket terbuka merupakan angket yang item
pertanyaan tidak disertai alternatif jawaban melainkan
responden mengisi dan memberi pendapat sehingga
peneliti mendapatkan data yang mendalam.
Contoh:
Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran IPA dengan
model PJBL hari ini?
a……..
b………

Metode Dokumentasi
1. Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data
dengan mencatat data-data yang sudah ada.
2. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen
baik tertulis, gambar maupun elektronik. Berbagai
bentuk dokumen yang dapat digunakan diantaranya
dokumen sekolah atau kelas, foto-foto atau video
kegiatan pembelajaran.
3. Metode dokumenter tidak sekedar mengumpulkan,
menulis, melaporkan tetapi menganalisis dokumen
tersebut.

Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang digunakan
dalam penelitian kualitatif untuk mencatat kejadian yang
berlangsung pada saat pengamatan berlangsung. Catatan
lapangan bersifat lebih terbuka jika dibanding lembar

52
pengamatan. Sehingga bisa saja melalui hasil catatan
lapangan ditemukan hal-hal penting sebagai data penelitian.

Tes
Tes adalah seperangkat tugas yang dikerjakan atau
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya
terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai
dengan tujuan pengajaran tertentu.
Jenis tes:
1. Tes Intelegensi
2. Tes bakat
3. Tes Kepribadian
4. Tes hasil belajar

Analisis Dokumen Hasil Belajar


Analisis dokumen hasil belajar siswa adalah gambaran
tentang dokumen hasil belajar sisiwa pada rentang waktu
tertentu.

Catatan Harian
Catatan Harian adalah catatan tentang siswa sesuai dengan
topik yang akan diamati yang dilakukan secara teratur,
memuat observasi tentang perilaku siswa.

Catatan Anekdot
Catatan Anekdot adalah Catatan atau riwayat tertulis,
gambaran tentang sesuatu yang dilakukan oleh siswa dalam
kelas/pembelajaran/sekolah dalam jangka waktu tertentu

53
Learning logs
Leanning Logs intinya sama dengan catatan harian tetapi
biasanya disusun dengan mempertimbangkan alokasi
waktu untuk kegiatan tertentu.

Jurnal
Jurnal adalah format yang digunakan untuk penilaian sikap
yang berisi tentang tanggal, nama peserta didik, catatan
perilaku, butir sikap dan tindak lanjut.

Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian,
penghargaan dan karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang mencerminkan perkembangan (reflektif integratif)
dalam kurun waktu tertentu.

Video
Video dalam pemantaun PTK digunakan untuk merekam
setiap kegiatan atau peristiwa yang berfungsi untuk diamati
kembali dan dianalisis sesuai temuan dalam rekaman
tersebut sehingga data menjadi lengkap.

Foto-slide
Foto/slide dalam penelitian bisa digunakan untuk data
dokumen dengan cara merekam secara fotografik data
peristiwa/kegiatan penting misalnya kegiatan di kelas,
aktivitas siswa, aktivitas guru dan bisa berfungsi untuk
mendukung data-data yang lain dalam penelitian.

54
Analisis Data Dalam PTK
Pengertian analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan variabel, jenis responden, mentabulasi
data dan menyajikan data serta melakukukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan untuk menguji
hipotesis. Dalam penelitian kuantitatif kegiatan analisis data
setelah seluruh data terkumpul dari seluruh responden dan
sumber data yang dibutuhkan.
Analisis data juga dapat diartikan pengolahan
data/penafsiran data adalah rangkaian kegiatan
penelahaan, pengelompokan data atau usaha untuk
memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta
menyusun ke dalam kategorisasi dan mengklasifikasi data.
Analisis data dalam PTK adalah data yang diperoleh
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas baik berupa
data kuantitatif maupun data kualitatif yang merupakan
suatu gambaran dari fenomena perubahan pada hasil
belajar, kinerja siswa, kinerja guru dan perubahan suasana
kelas tersebut perlu dianalis untuk mempermudah
penarikan kesimpulan.
Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah usaha untuk melihat
gambaran tentang karakteristik data rerata, mean, median
dan standar deviasi, dan dari data tersebut dapat diajikan
dalam bentuk-bentuk penyajian data yang lebih menarik dan
mudah dimengerti atau dipahami, yaitu dengan
menggunakan tabel, grafik, chart. Alat statistik ini dapat
digunakan untuk memaknakan data-data kuantitatif kelas.

55
Untuk data-data kualitatif yang berupa: berbagai isi
journal, hasil transkrip wawancara, hasil angket terbuka,
hasil lembar observasi, dll, peneliti tindakan kelas umumnya
melakukan proses koding untuk mengorganisir data/
diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan
focus analisis, diorganisir ditampilkan dan dideskripsikan.
Pada umumnya analisis kualitatif terhadap data PTK
dapat dilakukan dengan tahap-tahap: menyeleksi,
menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan,
mengorganisasi (mengaitkan gejala secara sistematis dan
logis), membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil
analisis. Model analisis kualitatif yang digunakan,
diantaranya adalah model Miles & Hubberman (1992: 20)
yang meliputi: (1) reduksi data (2) display data (3) Penarikan
kesimpulan
Reduksi data adalah proses menyeleksi,
menyederhanakan, memilah data penting, relevan, dan
bermakna dari data yang tidak berguna, untuk memudahkan
dalam menarik kesimpulan.
Display data adalah sajian atau beberan data berupa
sajian deskriptif, narasi visual gambar, tabel, dengan alur
sajian yang sistematis dan logis untuk memudahkan
kesimpulan dan menentukan tindakan selanjutnya.
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau
perubahan yang terjadi dampak dan efektifitas PTK dari
siklus 1 sampai siklus 2 dan seterusnya.

56
RANGKUMAN

Teknik pengumpulan data dalam PTK dapat


dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: (1)
wawancara, (2) observasi, (3) angket/kuesioner, (4)
dokumentasi, (5) tes, (6) Catatan lapangan, (7) Jurnal, (8)
Portofolio, (9) Catatan harian, (10) learning logs (11)
catatan anekdot, (12) foto, video
Penyusunan instrumen penelitian secara
operasional meliputi, (1) merumuskan tujuan, (2)
menetapkan variabel-variabel penelitian, (3) variabel
dijabarkan kedalam indikator-indikator, (4) indikator
dijabarkan kedalam deskiptor, (5) selanjutnya dari
deskriptor dijabarkan ke dalam pertanyaan atau
pernyataan.
Data yang diperoleh dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas baik berupa data kuantitatif
maupun data kualitatif yang merupakan suatu gambaran
dari fenomena perubahan pada hasil belajar, kinerja
siswa, kinerja guru dan perubahan suasana kelas
tersebut perlu dianalis untuk mempermudah penarikan
kesimpulan.
Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah usaha untuk melihat
gambaran tentang karakteristik data rerata, mean, median
dan standar deviasi. Data kualitatif yang berupa: berbagai
isi journal, hasil transkrip wawancara, hasil angket
terbuka, hasil lembar observasi, dll, peneliti tindakan kelas
umumnya melakukan proses koding untuk mengorganisir
data/ diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang

57
dijadikan focus analisis, diorganisir ditampilkan dan
dideskripsikan.

LATIHAN
1. Buatlah kisi-kisi instrumen penelitian dengan
menetapkan variabel, indikator dan deskriptor!
2. Dari kisi-kisi tersebut buatlah instrumen lembar observasi
bentuk skala penilaian!
3. Carilah data hasil belajar dan data hasil observasi
pembeljaran siswa sekolah dasar, analisislah data
tersebut dengan analisis kuantitatif dan kualitaif!

58
BAB IV
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Validitas dalam PTK


Validitas menunjukkan bahwa data yang diambil peneliti
sungguh mengukur yang akan diukur oleh peneliti tersebut.
Pengertian validitas menurut Azwar (2011) Validitas berasal
dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurannya. Sedangkan menurut Arikunto (1999)
suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu tes.
Sedangkan menurut Nursalam (2003) Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan dan
tingkat kevalidan suatu instrumen, suatu instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur, sehingga validitas berhubungan
denga ketepatan alat ukur, dengan instrumen yang valid
akan didapatkan data yang valid pula.
Makna validitas dalam PTK berbeda dengan validitas
pada penelitian formal/ penelitian kuantitatif. Pada jenis
penelitian kuantitatif validitas lebih ditekankan pada
keajekan alat ukur sebagai instrument penelitian. Pada PTK
validitas itu adalah keajegan proses penelitian seperti yang
disyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria validitas
untuk penelitian kualitatif adalah makna langsung yang di
batasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap
proses penelitian. PTK juga seperti penelitian lain harus
memenuhi validitas dan reliabilitas, tetapi validitas dalam
PTK lebih ke validitas penelitian kualitatif, yaitu makna

59
langsung dari tindakan dan sebatas sudut pandang peserta
penelitian Kriteria validitas dalam penelitian tindakan
menurut Anderson dkk, (dalam Mills, 1994) menjelaskan
kriteria validitas yang perlu untuk penelitian tindakan adalah,
validitas demokratis, keluaran, proses katalitik dan dialogis.
Maka menurut Madya (2007) validitas dalam PTK adalah,
(1) validitas demokratik, (2) validitas hasil, (3) validitas
proses, (4) validitas katalitik dan (5) validitas dialogik.

Validitas Demokratik
Validitas demokratik adalah dimana kolaborator
diberi kesempatan menyuarakan usulan, menawarkan
gagasan apa yang dirasakan selama penelitian
berlangsung, terhadap permasalahan yang masih dihadapi
di kelas dengan tujuan untuk memecahkan masalah dan
meningkatkatkan kualitas pembelajaran di kelas melalui
kesepakatan bahwa masih ada masalah yang perlu
diperbaiki melalui identifikasi masalah, analisis masalah,
merumuskan masalah, hipotesis tindakan, yang menjadi
dasar bagi perencanaan tindakan dan pelaksanaan
melibatkan semua peserta penelitian dengan
mengungkapkan pendapat, gagasan sepanjang penelitian
berlangsung. PTK adalah penelitian yang bersifat
kolaboratif, artinya dalam proses penelitian melibatkan
kelompok-kelompok tertentu yang terlibat, misalnya
melibatkan guru itu sendiri sebagi subjek penelitian, ahli
pendidikan dari LPTK, guru lain sebagai mitra, siswa itu
sendiri dan lain sebagainya.

60
Validitas Hasil
Validitas hasil mengandung konsep bahwa PTK
membawa hasil yang efektif dengan solusi pemecahan
masalah tetapi juga meletakkan kembali permasalahan baru
yang tergambar dalam siklus penelitian. Pada tahap refleksi
muncul permasalahan baru yang mungkin perlu dilakukan
tindakan, hal ini mencakup sifat mengulang pada siklus-
siklus penelitian tindakan, dan pada tahap penting pada
bagian akhir yaitu refleksi dan menentukan tindakan lanjut
atau tindakan pada siklus berikut sampai yang diinginkan
peneliti tercapai.

Validitas Proses
Validitas proses berkaitan dengan kepercayaan dan
kompetensi. Dalam proses PTK, guru perlu
menginstropeksi, mengritisi diri sendiri kekurangan diri
sendiri, dan juga tim kolaborator atau teman sejawat saling
mengkritisi untuk melakukan upaya perbaikan.

Validitas Katalitik
Validitas katalitik adalah validitas pengetahuan yang
dihasilkan dalam penelitian bergantung pada kemampuan
peneliti sendiri dalam mendorong perubahan (improvement)

Validitas Dialogis
Validitas dialogis adalah menunjukkan adanya
pembicaraan/sharing secara kritis dari hasil penelitian
dengan pihak lain

61
Menurut Priyono (2008) Data yang baik adalah data
yang valid dan reliable, oleh sebab itu untuk mendapatkan
data yang baik perlu disusun pula suatu instrumen yang baik
(artinya instrumen yang valid dan reliable). Instrumen yang
valid adalah instrumen yang mengukur apa yang
seharusnya diukur. Reliabilitas menyangkut akurasi dan
konsistensi alat/instrumen pengumpul data. Jika instrumen
tidak konsisten (berubah-ubah), maka instrumen tersebut
tidak dapat dipercaya.
Sekalipun demikian dalam action research
dikenal pula apa yang disebut dengan practical validity
(reliability) artinya sepanjang anggota kelompok action
research memutuskan bahwa instrumen layak
digunakan kemudian intrumen dinyatakan valid dan
reliable. Dengan demikian, kepercayaan suatu hasil action
research benar-benar dibangun oleh kualitas proses
kolaborasi oleh masing-masing anggota kelompok.
Berikut ini strategi untuk meningkatkan validasi menurut
Lather Connolle, 1994 (dalam Priyono 2008):
1. Face Validity (Validitas muka): setiap anggota
kelompok saling mengecek/menilai/memutuskan
validitas suatu instrumen dan data, dalam proses
kolaborasi dalam penelitian tindakan.
2. Triangulation (Triangulasi): melihat suatu realitas dari
berbagai sudut pandang sehingga lebih akurat bisa
menggunakan berbagi sumber data untuk
meningkatkan kualitas penilaian.
3. Critical Reflection (Refleksi Kritis): setiap tahap siklus
penelitian tindakan dirancang untuk meningkatkan

62
kualitas pemahaman. Bila pada setiap tahap siklus
mutu refleksi dipertahankan, mutu pengambilan
keputusan akan dapat dijamin.
4. Catalytic Validity: validitas pengetahuan yang
dihasilkan dalam penelitian tindakan bergantung pada
kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong
perubahan (improvement).

Reliabilitas dalam Peneltian Tindakan kelas (PTK)


Menurut Sugiyono (2005) reliabilitas adala serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi bila dilakukan pengukuran secara berulang.
Sedangkan menurut Azwar (2011) sejauh mana hasil
pengukuran yang mempunyai kepercayaan,
keterandalan,keajegan, konsisitensi,kestabilan dan dapat
dipercaya. Hasil ukur yang dapat dipercaya apabila diukur
beberapa kali pada subyek yang sama, menunjukkan hasil
relatif sama.
Terkait Reliabilitas dalam PTK menurut Madya
(2007) menjelaskan reliabilitas dilakukan dengan cara
melampirkan data asli, seperti transkrip wawancara, catatan
lapangan, berbagai sumber data. Untuk mengetahui sejauh
mana tingkat reliabilitas penelitian, peneliti menyajikan data
asli yang sesuai dengan pengamatan lapangan. Data
tersebut seperti observasi, wawancara, angket, nilai dan
catatan lapangan. Reliabilitas data dilakukan dengan diskusi
teman sejawat untuk mengkritisi semua hasil yang diperoleh
dengan tujuan meminimalkan subjektifitas.

63
RANGKUMAN
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan dan tingkat kevalidan suatu instrumen, suatu
instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran yang
mempunyai kepercayaan, keterandalan,keajegan,
konsisitensi,kestabilan dan dapat dipercaya. Makna
validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada
penelitian formal/ penelitian kuantitatif.
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) validitas itu adalah
keajegan proses penelitian seperti yang disayaratkan
dalam penelitian kualitatif. Validitas dalam PTK adalah, (1)
validitas demokratik, (2) validitas hasil, (3) validitas proses,
(4) validitas katalitik dan (5) validitas dialogik.
Terkait Reliabilitas dalam PTK dilakukan dengan cara
melampirkan data asli, seperti transkrip wawancara,
catatan lapangan, berbagai sumber data. Untuk
mengetahui sejauh mana tingkat reliabilitas penelitian,
peneliti menyajikan data asli yang sesuai dengan
pengamatan lapangan

LATIHAN
1. Bagaimana pendapat anda, apakah instrumen PTK harus
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas?
2. Bagaimanakah makna validitas dalam PTK?
3. Apa yang dimaksud dengan validitas katalitik dan
demokratik?

64
4. Bedakan makna validitas dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan validitas pada penelitian formal/ penelitian
kuantitatif!
5. Bedakan instrumen memenuhi syarat reliabilitas dalam
PTK dengan penelitian formal/ penelitian kuantitatif!

65
BAB V
PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)

Proposal Penelitian Tindakan Kelas menjadi


komponen dalam proses pelaksanaan penelitian. Pada bab
V ini disajikan berbagai informasi yang berkaitan pembuatan
proposal dan laporan PTK. Contoh sistematika yang
diberikan adalah bentuk sistematika secara umum,
sehingga tidak menutup kemungkinan terdapat sistematika
yang berbeda. Tidak jarang ditemui bahwa pihak
penyandang dana penelitian yang telah memiliki sistematika
tertentu. Tetapi jika penelitian dilakukan secara mandiri,
maka sistematika dalam bab V ini dapat digunakan sebagai
pedoman.

Penyusunan Proposal / Usulan PTK


Kerangka isi /usulan PTK
Menurut Suhardjono (2006) kerangka proposal/usulan PTK
terdiri dari:
1. Judul PTK
2. Bab pendahuluan yang menjelaskan tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah dan cara
pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil
penelitian, terutama potensi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas isi, proses dan hasil
pembelajaran/pendidikan.

66
3. Bab kajian/tinjauan pustaka yang menguraikan kajian
teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang
mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.
4. Metode pelaksanaan yang menjelaskan tentang
rencana dan prosedur penelitian (terutama: prosedur
diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur
observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil
penelitian)
5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung, terutama,
jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran dan
kelayakan pembelajaran.

Sistematika Proposal / Usulan PTK


A. Judul Penelitian
1. Judul ditulis hendaknya singkat (maksimal 20 kata).
2. Spesifik.
3. Menggambarkan masalah yang akan diteliti,
4. Ada tindakan untuk mengatasi masalah dan nilai
manfaatnya.

Contoh judul PTK:


1. Peningkatkan kualitas pembelajaran X melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas V
SD X

67
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Metode
SAS dengan Media Papan selip pada Siswa Kelas V SD
X
3. Penerapan pembelajaran model problembased learning
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
mata pelajaran X pada Siswa kelas V SD X
4. Peningkatan Pemahaman Siswa terhadap Konsep
Perpindahan Panas dalam Pembelajaran IPA melalui
Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas III SD X
B. Bidang Kajian
Tuliskan bidang kajian yang dikembangkan yang sesuai
dengan masalah yang diteliti

C. Pendahuluan
1. Dalam latar belakang masalah kemukakan masalah
yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah
pembelajaran yang terjadi di kelas/sekolah dan
didiagnosis oleh guru disekolah, jelaskan pula proses
atau kondisi yang terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang
penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat
dilihat segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung
lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang
diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut.
Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar
anggota peneliti dalam menemukan masalah dan
mencari akar penyebab masalah tersebut.

68
4. Secara cermat dan sistematis berikan argumentasi
bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar
penyebab masalah tersebut. Identifikasi masalah
disertai data pendukung.

Contoh 1
Latar belakang masalah tanpa data pendukung
……Banyak konsep-konsep IPA yang masih sulit
dipahami di Sekolah dasar, hal ini semestinya tidak perlu
terjadi, karena guru sudah mengajar dengan baik, akan
tetapi hasil belajar siswa masih juga rendah. Rendahnya
pemahaman siswa terhadap konsep IPA di Sekolah Dasar
merupakan suatu masalah karena akan berdampak pada
penguasaan konsep IPA di jenjang pendidikan berikutnya.
Contoh 2
Latar belakang masalah dengan data pendukung
……Fenomena diatas juga merupakan gambaran yang
terjadi di Sekolah Dasar Negeri Siliwangi Semarang. Hasil
refleksi awal diperoleh informasi bahwa banyak konsep
matematika yang sulit dipahami siswa antara lain konsep
KPK dan FPB, pada konsep-konsep tersebut diperoleh
skor rata-rata kelas sebesar 53, dengan ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar 55%......

69
D. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan masalah
Rumuskan masalah penelitian dalam rumusan PTK.
Dalam merumuskan masalah dapat dijelaskan definisi,
asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan dalam
penelitian, rumusan dapat menggunakan kalimat
pernyataan dan dapat pula menggunakan kalimat
pertanyaan.
Contoh: rumusan masalah dengan menggunakan kalimat
pernyataan.
1. Sekurang-kurangnya 85% siswa kelas V SD Siliwangi
pada tahun ajaran 2008 tidak dapat membaca teks
bahasa indonesia dengan lancar.
2. Mayoritas >75% siswa kelas IV SD Siliwangi tidak
menguasai soal matematika. (Priyono, 2008)
Contoh: rumusan masalah dengan menggunakan kalimat
pertanyaan.
1. Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan
membaca teks bahasa indonesia pada siswa kelas V
?
2. Strategi apakah yang dapat meningkatkan
kemampuan teks bahasa indonesia pada siswa kelas
V? (IGAK Wardani, 2007)
3. Apakah dengan menggunakan metode role playing
dapat meningkatkan aktvitas siswa dalam
pembelajaran PKn kelas V SDX?

70
2. Pemecahan Masalah
1. Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan
untuk memecahkan masalah.
2. Pendekatan konsep yang digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai
dengan kaidah penelitian tindakan kelas.
3. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan
akar penyebab permasalahan dalam bentuk
tindakan yang jelas dan terarah.

E. Tujuan Penelitian
1. Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian
yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada
permasalahan yang dikemukakan.
2. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas
sehingga dapat dukur tingkat pencapaian
keberhasilannya.

Contoh Tujuan Penelitian:


Untuk memudahkan dalam menuliskan secara
disarankan terlebih dahulu menetapkan pokok
pikirannya, dengan menuangkan pada tabel 5.1 berikut
ini.

71
Tabel 5.1. Cara Penulisan Tujuan Penelitian Tindakan
Kelas
Rumusan Tujuan Indikator
Judul PTK
Masalah Penelitian kinerja
Penerapan • Apakah • Mendeskripsi • Aktivitas
pembelajaran penerapan kan dalam
model problem PBL dapat Peningkatan bertanya
Based learning meningkatka aktivitas siswa • Diskusi
untuk n aktivitas pembelajaran • Mengajuka
meningkatkan siswa dalam matematika n gagasan,
kemampuan pembelajara dengan model hipotesis
pemecahan n matematika PBL • Kemampua
masalah pada kelas V SD n dalam
mata pelajaran X? • Meningkatkan proses dan
matematika • Apakah hasil belajar hasil
pada siswa penerapan siswa dalam pemecahan
kelas V SD X PBL dapat pemecahan masalah
meningkatka masalah dalam melalui
n hasil belajar pembelajaran berbagai
siswa kelas V matematika tes yang
SD X dalam dengan model dilakukan.
memecahkan PBL
masalah
matematika?

F. Manfaat Penelitian
Uraikan manfaat penelitian sehingga tampak potensial
untuk perbaikan pembelajaran di kelas, baik manfaat
bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lain di
sekolah, kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari
penelitian ini.

G. Kajian Pustaka
1. Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari penelitian
yang akan dilakukan.

72
2. Kemukakan teori, temuan dan bahan kajian lain yang
relevan, sebagai acuan, agar dapat dijadikan
sebagai landasan untuk menunjukkan ketepatan
tentang tindakan / intervensi yang akan dilakukan
dalam mengatasi permasalahan tersebut.
3. Uraian tersebut digunakan untuk menyusun
kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
4. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis
tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan
tindakan yang diharapkan.

H. Metode Penelitian
1. Uraikan rencana dan dan prosedur penelitian yang
akan dilakukan, kemukakan obyek, waktu, lamanya
tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas.
2. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi refleksi,
yang bersifat daur ulang atau siklus.
3. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan
menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai
dalam setiap siklus. Dalam rencana pelaksanaan
tindakan, pada setiap tahapan hendaknya
digambarkan peranan dan intensitas kegiatan
masing-masing anggota peneliti, sehingga tampak
jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam penelitian
tersebut

73
Untuk dapat membantu membantu menyusun bagian
ini disarankan terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok
rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana
contoh yang disarankan oleh Suhardjono (2006) berikut
ini di tabel 5.2.
Tabel 5.2 Contoh: Pokok- Pokok Rencana Kegiatan
Siklus Perencanaan: • Merencanakan pembelajaran
1 Identifikasi yang akan diterapkan dalam PBM
masalah dan • Menentukan pokok bahasan
penetapan • Mengembangkan skenario
alternatif pembelajaran
pemecahan • Menyusun LKS
masalah • Menyiapkan sumber belajar
• Mengembangkan format evaluasi
• Mengembangkan observasi
pembelajaran
Tindakan • Menerapkan tindakan mengacu
pada skenario yang
direncanakan LKS
Pengamatan • Melakukan observasi dengan
memakai format observasi
• Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan LKS
Refleksi • Melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan yang
meliputi evaluasi mutu, jumlah
dan waktu dan setiap macam
tindakan
• Melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evaluasi
• Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus
berikut
• Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan • Rencana Perbaikan
• Pengembangan program
tindakan II

74
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
Siklus – siklus berikutnya
Kesimpulan, saran dan rekomendasi

Pada bagian ini hendaknya dijelaskan pula rencana


jadwal pelaksanaan yang meliputi perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil
penelitian. Umumnya jadwal disajikan dalam bentuk,
tabel, diagram (gant chart).
Berikut ini tabel 5.3 disajikan contoh sajian jadwal
rencana kegiatan suatu PTK.
Tabel 5.3 Contoh jadwal kegiatan PTK
No Waktu (minggu ke)
Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan

Menyusun konsep pelaksanan x

Menyepakati jadwal dan tugas x

Menyusun instrumen x
Seminar konsep pelaksanaan x
2 Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat x


Melakukan tindakan siklus I x xx
Melakukan tindakan siklus II xx x
3 Penyusunan Laporan

Menyusunan konsep laporan X

75
Seminar hasil penelitian x

Perbaikan laporan x
Penggandaan laporan x
penelitian

Menurut Panduan skripsi jurusan PGSD Unnes


(2011), sistematika proposal PTK adalah sebagai
berikut:

Sampul Usulan
Halaman Pengesahan

1. Judul

1) singkat, spesifik dan jelas


2) menggambarkan masalah yang akan diteliti
3) menggambarkan tindakan untuk pemecahan
masalah
4) tempat penelitian
5) maksimal 20 kata

76
1. Bidang Kajian:

Tuliskan bidang kajian yang dikembangkan sesuai


dengan masalah yang diteliti.

Contoh: Media dan sumber belajar, desain dan strategi


pembelajaran, asesmen pembelajaran, peningkatan
hasil belajar, implementasi kurikulum.

3. Pendahuluan
3.1. Latar Belakang Masalah
Meliputi:
1) Landasan-landasan yuridis-teoritis, empiris.
2) Permasalahan dan fakta-fakta nyata yang berasal
dari guru, gambarkan/ kemukakan secara jelas dan
disertai data pendukung/ data faktual yang
ditemukan di kelas.
3) Manfaat nyata jika masalah tersebut dipecahkan.
4) Kemukakan mengenai tindakan atau pemecahan
masalah yang akan dilakukan didasarkan landasan
teori tertentu.

3.2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah


3.2.1 Perumusan masalah:
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu
rumusan PTK, dalam perumusan masalah dapat
dijelaskan asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian. Rumusan masalah dalam PTK adalah
beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah
selesai tindakan. Formulasi rumusan dengan
menggunakan kalimat tanya dan dapat pula

77
menggunakan kalimat pernyataan Untuk rumusan
masalah dengan kalimat pernyataan mengandung
aspek what, when, who, where, how much / how many.
3.2.2. Pemecahan Masalah
Uraikan secara garis besar alternatif tindakan yang
digunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti
dan cantumkan sumber referensi yang digunakan.

3.3. Tujuan Penelitian


1) Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian
yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada
permasalahan yang dikemukakan.
2) Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas
sehingga dapat diukur tingkat pencapaian
keberhasilan.

3.4. Manfaat Penelitian


Uraikan secara jelas dan sistematis, kemukakan
manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi siswa, guru
dan komponen pendidikan terkait di sekolah.
1) Bagi Siswa
2) Bagi Guru
3) Bagi Sekolah dstnya.

4. Kajian Pustaka
1) Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari penelitian
yang dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan
bahan kajian lain yang relevan sebagai acuan, untuk

78
landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang
tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian
tersebut.
2) Kemukakan kerangka berpikir yang
digunakansebagai paradigma penelitian.
3) Pada bagian akhir kemukakan hipotesis tindakan
yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan
yang diharapkan.

5. Metode Penelitian
5.1. Subyek Penelitian
5.2. Variabel /Faktor yang Diselidiki
5.3. Prosedur / langkah-langkah PTK
1) Perencanaan ( uraikan )
2) Pelaksanaan tindakan ( Uraikan )
3) Observasi ( uraikan )
4) Refleksi ( uraikan )
5.4. Siklus Penelitian
Penelitian ini direncanakan minimal beberapa 3 siklus
dengan berbagai kemungkinan perubahan yang
dianggap penting.
Perencanaan dalam Siklus
5.4.1. Siklus Pertama (uraikan perencanaan,
pelaksanaan tindakan,observasi, refleksi)
5.4.2. Siklus Kedua (uraikan perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, observasi, refleksi)
5.4.3. Siklus berikut dst.
5.5. Data dan Cara Pengumpulan Data
5.5.1.Sumber Data
1) Siswa
2) Guru

79
3) Data dokumen
4) Learning log/ Jurnal, portofolio, dll
5.5.2.Jenis Data
1) Data Kuantitatif
2) Data Kualitatif
5.5.3.Teknik Pengumpulan Data
Menggunakan berbagai teknik dan sumber data
(triangulasi).
5.5.4.Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan adalah:
1) Untuk data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif ( lengkapi
dengan rumus dan keterangannya).
2) Untuk data kualitatif dianalisis dengan dengan cara
diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang
dijadikan focus analisis, diorganisir ditampilkan dan
dideskripsikan.
5.5.5. Indikator Keberhasilan
Tetapkan indikator keberhasilan
6. Jadwal Penelitian
Meliputi persiapan, pelaksanaan, analisis, penyusunan
laporan. Jadwal kegiatan penelitian disesuaikan dengan
waktu yang ditetapkan, dibuat dalam bentuk chart.
7. Rencana Anggaran Biaya
8. Tim Peneliti
9. Daftar Pustaka
10. Lampiran

80
Penyusunan laporan penelitian Tindakan Kelas
Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan
pedoman penulisan yang dapat dipakai sebagai acuan
para pelaksana peneliti. Berikut ini disampaikan bentuk
laporan PTK dalam rangka mempertanggungjawabkan
kegiatan yang dilakukan, dengan dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian
penunjang. Berikut adalah penjelasan dari tiap bagian
tersebut:
BAGIAN AWAL
1. Halaman Judul
2. Halaman pengesahan
3. Abstrak
4. Daftar Isi
5. Daftar tabel / lampiran
BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Diskripsikan masalah penelitian secara jelas,
dengan dukungan data faktual yang menunjukkan
adanya masalah pada setting tertentu, pentingnya
masalah untuk dipecahkan.
2. Uraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar
nyata, berada dalam kewenangan guru dan akibat
yang ditimbulkan kalau masalah tidak dipecahkan.

81
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan masalah
1. Rumusan Masalah
1. Rumusan masalah bisa dirumuskan dengan kalimat
pernyataan maupun pertanyaan, sehingga akan
terjawab setelah tindakan dilakukan.
2. Diupayakan rumusan masalah dapat dirinci kedalam
proses, situasi dan hasil yang diperoleh.
2. Pemecahan Masalah
Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan
untuk memecahkan masalah.
1. Tujuan penelitian
Kemukakan tujuan penelitian secara rinci sesuai
dengan rumusan masalah yang dikemukakan
bagian sebelumnya
2. Manfaat Penelitian
Dalam menyampaikan manfaat penelitian, rumuskan
yang terkait dengan kemanfaatan bagi siswa, guru
dan komponen lain di sekolah.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
Kemukakan teori dan hasil kajian/temuan/penelitian
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Serta
memberi arah dan menunjukkan pada pelaksanaan
tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian.
Diperlukan uintuk dapat membangun argumentasi
teoritis yang menunjukkan bahwa tindakan yang
diberikan dimungkinkan dapat meningkatkan mutu

82
proses pembelajaran di kelas. Pada akhir bab ini
dapat dikemukakan hipotesis tindakan.
BAB III PROSEDUR / METODE PENELITIAN
Deskripsikan seting penelitian secara jelas, tahapan
setiap siklus yang memuat rencana,
pelaksana/tindakan, pemantauan dan evaluasi
beserta instrumen yang digunakan, refleksi perlu
dibedakan antara metode penelitian pada usulan
penelitian dengan metode yang ada pada laporan
penelitian. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional
dan fesible serta kolaboratif.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian
secara lengkap kemudian uraian masing-masing
siklus dengan disertai data lengkap beserta aspek-
aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu
menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan
yang diberikan, ditunjukkan adanya perbedaan
dengan pembelajaran yang biasa dilakkan. Pada
refleksi di akhir tiap siklus berisi penjelasan tentang
keberhasilan dan kelemahan yang terjadi kedalam
bentuk grafik. Kemukakan adanya
perubahan/kemajuan/perbaikan yang terjadi pada
diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat,
motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan
dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil
keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan
tabel/grafik. Dari tabel grafik rangkuman itu akan
dapat memperjelas adanya perubahan yang terjadi

83
disertai pembahasan sacara rinci dan jelas dan
diperkuat dengan teori yang mendukung dari
beberapa referensi.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Sajikan kesimpulan dari hasil penelitian sesuai
dengan analisis dan tujuan penelitian yang
disampaikan sebelumnya. Berikan cara sebagai
tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh
baik yang menyangkut segi positif maupun
negatifnya.
BAGIAN PENUNJANG
Daftar Pustaka
Memuat semua sumber yang dirujuk dalam kajian
teori yang digunakan dalam semua bagian laporan,
dengan sistem penulisan yang konsisten menurut
APA, MLA atau TRABIAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berisi lampiran tentang instrumen yang digunakan
dalam penelitian, lembar jawaban dari siswa, ijin
penelitian dan bukti lain yang dipandang penting.

Menurut Panduan skripsi jurusan PGSD unnes


(2011), sistematika laporan PTK adalah sebagai
berikut:

SISTEMATIKA LAPORAN PTK


Halaman Judul

84
Pernyataan keaslian
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar / Bagan
Daftar Lampiran
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
2. Pemecahan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
4. Bagi ……..dst
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
B. Kajian empiris ( hasil penelitian relevan )
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian

85
(disini kemukakan rancangan penelitian yaitu PTK
beserta tahapan-tahapannya )
B. Perencanaan Tahap Penelitian
1. Perencanaan Siklus I
2. Perencanaan Siklus II
3. Perencanaan siklus seterusnya....
C. Subjek Penelitian
D. Tempat Penelitian
E. Variabel Penelitian
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
H. Indikator keberhasilan
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan siklus I
a. Paparan Hasil Belajar ( bisa ditampilkan dalam
bentuk tabel, grafik dll)
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
c. Refleksi
d. Revisi ( paparkan apa yang perlu diperbaiki pada
siklus I )
2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan siklus II
a. Paparan Hasil Belajar (bisa ditampilkan dalam
bentuk tabel, grafik dll)
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
c. Refleksi

86
d. Revisi (paparkan apa yang masih perlu
diperbaiki pada siklus II).
3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III
dst....tergantung penelitian tersebut sampai pada
siklus untuk mencapai indikator keberhasilan.
B. Pembahasan
1. Pemaknaan temuan penelitian
2. Implikasi hasil penelitian
BAB V: PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
Berisi diantaranya: kisi-kisi instrumen, instumen penelitian,
RPP, data hasil penelitian, surat bukti pengambilan
data, ijin penelitian, foto-foto penelitian dll.

Judul penelitian juga merupakan hal yang menarik untuk


dibahas. Terdapat beberapa kata kunci yang perlu ada
dalam sebuah judul Penelitian Tindakan Kelas, yaitu
terdapat kata meningkatkan atau peningkatan variabel
penelitian, pemecahan masalah yang ditawarkan peneliti,
dan lokasi atau tempat penelitian. Pada tabel 5.4. diberikan
beberapa contoh judul Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah
Dasar.

87
Tabel 5.4 Contoh Judul-Judul PTK di Sekolah Dasar

No Judul PTK
1 Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa
dengan Menerapkan Metode Show and Tell pada
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
Penelitian Tindakan Kelas pada sisswa kelas II SD
Negeri Sumur Barang.
2 Peningkatan Keterampilan berbicara menggunakan
Metode Berceritera Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
3 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
dengan menggunakan Model Explisit Instruction dan
Cource Review Horay berbantu Media Manipulatif
pada Peserta Didik kelas VB SDN-3 Palangkaraya
4 Pengembangan Profesionalisme Guru SDN
Tamansari I Yogyakarta Melalui Penelitian Tindakan
Kelas
5 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyusun RPP
Berkarakter melalui Bimbingan Berkelompok bagi
Guru SD Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan
Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah
6 Upaya Meningkatkan hasil Belajar IPA menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif type Jigsaw dengan
berbantuan Media Alat Peraga Konkrit pada Peserta
Didik Kelas V SDN-4 Kasongan Baru
7 Upaya Peningkatan Kualitas Guru melalui penelitian
Tindakan Kelas
9 Peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui model
inquiri dan media video pada siswa kelas V di SD
10 Penerapan Model Problem Base Learning berbantuan
Reinforcemen Simbolik untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas IVB di SD
Lab Undiksa

88
11 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis melalui
Model Inkuiri Berbantuan Media Konkrit pada Siswa
kelas V SD Mangunsari 05 Tahun Pelajaran 201/2019
12 Penerapan Model Numbered Head Together untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD

RANGKUMAN

Kerangka Proposal/usulan PTK terdiri dari:


1. Judul PTK
2. Bab pendahuluan yang menjelaskan tentang latar
belakang masalah,, perumusan masalah dan cara
pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil
penelitian, (terutama: potensi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas isi, proses dan hasil
pembelajaran/pendidikan.
3. Bab kajian/tinjauan pustaka yang menguraikan
kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan
gagasan yang mendasari usulan rancangan
penelitian tindakan.
4. Metodologi pelaksanaan yang menjelaskan tentang
rencana dan prosedur penelitian (terutama:
prosedur diagnosis masalah, perencanaan
tindakan,prosedur observasi dan evaluasi,
prosedur refleksi hasil penelitian)
5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung,
terutama: jadwal penelitian, sarana pendukung
pembelajaran dan kelayakan pembelajaran

Sistematika penyusunan Laporan PTK

89
1. Bagian awal terdiri dari: Halaman Judul, halaman
pengesahan, abstrak, daftar isi, daftar
tabel/lampiran.
2. BAB I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang
masalah yang mendeskripsikan masalah
penelitian secada jelas, dengan dukungan fakta
yang faktual. Rumusan masalah dan pemecahan
masalah. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
( terutama: potensi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas isi, proses dan hasil
pembelajaran/pendidikan.
3. BAB II Kajian Teori dan Pustaka: Kemukakan teori
dan hasil kajian/temuan/penelitian yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Serta memberi arah
dan menunjukkan pada pelaksanaan tindakan
yang dilaksanakan dalam penelitian.
4. BAB III Prosedur/Metode Penelitian: Deskripsikan
seting penelitian secara jelas, tahapan setiap
siklus yang memuat rencana, pelaksana/tindakan,
pemantauan dan evaluasi beserta instrumen yang
digunakan.
5. BAB IV Hasil dan Pembahasan: Deskripsikan
setting penelitian secara lengkap kemudian uraian
masing-masing siklus dengan disertai data
lengkap beserta aspek-aspek yang
direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu
menunjukkan terjadinya perubahan akibat
tindakan yang diberikan. Untuk bahan dasar
analisis dan pembahasan kemukakan hasil

90
keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan
tabel/grafik.
6. BAB V Simpulan dan Saran memuat: kesimpulan
dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan
tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya.
Berikan cara sebagai tindak lanjut berdasarkan
simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut
segi positif maupun negatifnya.
7. Bagian Penunjang: Memuat sumber yang dirujuk
dalam kajian teori yang digunakan, dan lampiran
tentang instrumen yang digunakan dalam
penelitian, lembar jawaban dari siswa, ijin
penelitian dan bukti lain yang dipandang penting.

LATIHAN
Dari hasil identifikasi masalah pada latihan sebelumnya
buatlah draf proposal PTK dengan tim kolaborasi yang
sudah ditentukan,dengan mempersiapkan referensi yang
relevan.

91
GLOSARIUM

Desain penelitian (reseach design): merupakan prosedur


atau langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan
dan menganalisa data, mencakup metode penelitian,
sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan,
analisis dan interprestasi penyempurnaan program.

Penelitian tindakan (action research): penelitian yang


diarahkan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
untuk kemudian mengadakan perbaikan atau
penyempurnaan tentang kegiatan, program, atau kegiatan,
dan dilakukan oleh para pelaksana kegiatan itu sendiri.
Penelitian termaksud bersifat memperbaiki atau improftif.

Berpikir reflektif (reflektive thingking): proses pemecahan


masalah melalui langkah mengidentifikasi, merumuskan,
membatasi masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisa data, serta menguji
hipotesis.

Daur PTK: langkah PTK yang selalu berulang sampai tujuan


perbaikan.

Identifikasi masalah: mengenal dan atau menandai gejala


yang muncul untuk dikaji.

Inkuiri (inquiry): diartikan penelitian atau penyelidikan.

92
Kolaborasi: kerjasama yang dilakukan berdasarkan
kemitraan yang saling belajar membelajarkan sesama
anggotanya.

Penelitian berpikir reflektif (self-directive inquiry):


penelitian yang mengandalkan kemampuan untuk
melakukan refleksi (merenungkan)

Refleksi (reflection): pantulan, dalam hal ini mengingat


kembali kejadian lampau mencari jawaban mengapa itu
terjadi.

93
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. (2006) Penelitian


Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Azwar Saifudin. (2015) Relibilitas dan Validias.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Cain, T. (2011) Teachers’ classroom-based action research,


International Journal of Research & Method in
Education, 34(1), 3-16.

Candra Ningsih, Siska dkk.(2020) Pengembangan


Profesionalisme Guru SDN Tamansari I Yogyakarta
Melalui Penelitian Tindakan Kelas.Jurnal Berdaya
Mandiri.2(1)1

Direktorat P2TK dan KPT. (2006). Pedoman Usulan dan


Laporan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom
Action Research ) tahun Anggaran 2007. Jakarta:
Depdiknas.

Dwi Mariana Putri, Desi & Afrom, Ihyatul.(2018). Upaya


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan
menggunakan Model Explisit Instruction dan Cource
Review Horay berbantu Media Manipulatif pada
Peserta Didik kelas VB SDN-3 Palangkaraya.Tunas
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar.4(1)1

94
Elliott, J. (1993) Action Research For Educational Change,
Philadelphia: Open University Press.

Fitria, Happy, Kristiawan, Muhammad, Rahmat, Nur.(2019).


Upaya peningkatan Kualitas Guru melalui penelitian
Tindakan Kelas.Abdimas Unwahas.4(1)1

Fajri, I., & Afriansyah, H. (2019). Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Rendahnya Kualitas Pendidikan Di
Indonesia.

Hopkins, D. (1993) A. Teachers Guide to Classroom


Research. Bucking ham:Open University Press

Indriyani, Dina, Mawardi, Widi Wardani,


Krisma.(2019).Peningkatan keterampilan Berpikir
Kritis melalui Model Inkuiri Berbantuan Media Konkrit
pada Siswa kelas V SD Mangunsari 05 Tahun
Pelajaran 201/2019. Jurnal Basicedu. 3(1)1

Kemmis, Stephen and Mc Taggart, Robin. (1988). The


Action Research Planner, Victoria: Deakin
University.

Lembaga Pengembangan Pendidikan Profesi (LP3). (2007).


Bahan Ajar Penelitihan Tindakan Kelas. Pendidikan
dan Latihan profesi Guru (PLPG) sertifikasi Guru
dalam Jabatan. Unnes

95
Madya, Suwarsih .(2008). Penelitian Tindakan Kelas.
Tersedia pada http:/ www.KTI online. Diunduh pada
tanggal 15 Juni 2008.

Meesuk, P., Sramoon, B., & Wongrugsa, A. (2020).


Classroom Action
Research-based Instruction: The Sustainable
Teacher Professional Development
Strategy. Journal of Teacher Education for
Sustainability, 22(1), 98-110.

Musficon. (2012). Panduan lengkap Metodologi Penelitian.


Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya

Marzuki. (2000). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas


ekonomi Universitas Islam Indonesia

McVeety, E., & Farren, M. (2020). An action research


enquiry into child voice in the primary classroom by
empowering children to arrange and implement their
own timetable. Educational Action Research, 28(3),
383-404

Nursalam, N. (2011) Statistik Untuk penelitian

Priyono, Andreas. (2008). Bahan Ajar Penelitian Tindakan


Kelas. Program sertifikasi Guru jalur Pendidikan.
Unnes

Rezki Maulina azmi, Sri.2019. Peningkatan Keterampilan


berbicara menggunakan Metode Berceritera Siswa

96
Kelas V Sekolah Dasar.Journal of Scienceand Sosial
research.2(1)1

Riyanto, Yatim. (2011). Metodologi Penelitian


Pendidikan.Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC

Riadin, Agung. Liani fitriani,Cici.(2018). Upaya


Meningkatkan hasil Belajar IPA menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif type Jigsaw
dengan berbantuan Media Alat Peraga Konkrit
pada Peserta Didik Kelas V SDN-4 Kasongan
Baru.Pedagogik Junal Pendidikan13(2)1

Sitompul, Darmawan.(2019). Upaya Meningkatkan


Kemampuan Menyusun RPP Berkarakter melalui
Bimbingan Berkelompok bagi Guru SD Negeri
157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri
Kabupaten Tapanuli Tengah.Jurnal Ilmu
pengetahuan Sosial.6(1)1

Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Penyusunan Karya


Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta:
Depdikbud, Dikdasmen

Suhardjono.(2003). Penelitian Tindakan Kelas. Makalah


pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan
Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan
Menengah, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas.

97
Suarsih ,Cici.(2018). Upaya Peningkatan keterampilan
berbicara siswa dengan menerapkan metode Show
and Tell pada pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, Penelitian Tindakan Kelas pada sisswa
kelas II SD Negeri Sumur Barang.Jurnal Penelitian
Guru FKIP Universitas subang.1(1)1

Sukri,M.(2008). Penelitian pendidikan SD.Jakarta: Dijen


Dikti, Depdiknas

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan,


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta

Suparno,Paul.(2008).Action Research. Riset Tindakan


untuk Pendidik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia

Surya, Yenni Fitra.(2018). Penerapan Model Numbered


Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Kelas IV SD. Jurnal Basicedu. 2(1) 1

Winursiti, Ni Made.2017. Penerapan Model Problem Base


Learning berbantuan Reinforcemen Simbolik untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas IVB di SD Lab
Undiksa.1(4)1

Wardani,I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.


Universitas Terbuka

98
LAMPIRAN 1
FORMAT IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PTK

1. Identifikasi masalah dalam PTK

Kemukakan masalah-masalah yang anda hadapi ketika


melaksanakan kegiatan belajar- mengajar (yang
berkaitan dengan penggunaan media, strategi, model,
sistem penilaian, implementasi kurikulum) dsb.

1………………………………………………………………
…………...........................................................................

2………………………………………………………………
……………………………………………………………….

3………………………………………………………………
………………………………………………………………..

4………………………………………………………………
………………………………………………………………..
2. Analisis masalah
Pilih salah satu masalah yang menurut anda paling
mendesak untuk dipecahkan!
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................

99
Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk
segera dicarikan pemecahannya!
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
.........................................................................................
3. Merumuskan Masalah:
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
.........................................................................................
4.Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang
dirumuskan tersebut melalui wawancara, angket,
observasi, catatan lapangan dll.
1). Faktor siswa:
2). Faktor guru:
3). Faktor KBM:
4). Faktor peralatan/fasilitas:

5.Dapatkan satu alternatif pemecahan masalah untuk


memecahkan masalah urgen yang anda hadapi tersebut!
Alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari analisis dan
didasarkan pada TEORI tertentu.
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................

100
Tuliskan lokasi Penelitian anda!
..........................................................................................
..........................................................................................
.........................................................................................
Judul PTK
Tulis Judul PTK yang anda usul

..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................

101
LAMPIRAN 2

CONTOH
HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DARI GURU SD

1. Identifikasi masalah dalam PTK


Kemukakan masalah-masalah yang anda hadapi ketika
melaksanakan kegiatan belajar- mengajar yang berkaitan
dengan penggunaan media, strategi, model, sistem
penilaian, implementasi kurikulum dsb.

1. Siswa kelas I SDN Siliwangi kurang memahami


pembelajaran IPA ditunjukkan dengan data, dari 20
siswa hanya 6 siswa (30%) yang mendapatkan nilai
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65,
sedangkan sisanya 14 siswa (70%) nilainya dibawah
KKM (65).
2. Dalam pembelajaran IPS dari 20 siswa, hanya 11
siswa (55%) yang dapat menceritakan tentang
fungsi keluarga sedangkan sisanya 9 siswa (45%)
mengalami kesulitan.
3. Sebagian besar 40% siswa kurang aktif dalam
pembelajaran matematika
4. Pada pelajaran Bahasa Indonesia dari 20 siswa,
hanya 6 siswa (30%) yang dapat membaca
permulaan dan sisanya 14 siswa (70%), tidak dapat
membaca permulaan
5. Ada 2 siswa yang nakal dan selalu mengganggu
dalam proses KBM

102
2. Analisis masalah

Pilih salah satu masalah yang menurut anda paling


mendesak/urgen untuk dipecahkan!

Dari beberapa permasalahan diatas, yang akan dikaji


melalui PTK adalah:
Permasalahan pada Siswa kelas I SD Siliwangi pada
pelajaran Bahasa Indonesia dari 20 siswa, hanya 6 siswa
(30%) yang dapat membaca permulaan dan sisanya 14
siswa (70%), tidak dapat membaca permulaan

Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting


untuk segera dicarikan pemecahannya!

Kemampuan membaca adalah merupakah kemampuan


awal yang harus dimiliki setiap peserta didik, untuk
mendukung siswa memahami materi pembelajaran /
pengetahuan yang dibutuhkan, sehingga masalah ini
perlu segera dipecahkan untuk dilakukan perbaikan
dalam pembelajaran

3. Merumuskan Masalah:

Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan


membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Siliwangi
semarang?

103
4. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang
dirumuskan tersebut melalui wawancara, angket,
observasi, catatan lapangan dsb..

1. Faktor siswa: Kurang antusias, kurang respon dalam


pembelajaran
2. Faktor guru: Mengajar monoton ,kurang variasi
secara verbal
3. Faktor KBM: Hanya menggunakan metode ceramah,
sehingga KBM berlangsung sangat membosankan
4. Faktor fasilitas:Guru tidak menggunakan alat peraga
dalam proses KBM

5. Dapatkan satu alternatif pemecahan masalah untuk


memecahkan masalah urgen/mendesak yang anda
hadapi tersebut! Alternatif pemecahan masalah itu
bertolak dari analisis dan didasarkan pada TEORI
tertentu

Berdasarkan diskusi bersama tim kolaborasi,


BERTOLAK /BERDASARKAN AKAR PENYEBAB
MASALAH dan didasarkan KAJIAN TEORI maka
didapatkan alternative pemecahan masalah yaitu
dengan menggunakan METODE PERMAINAN dengan
Media KARTU KATA untuk pemecahan masalah
Dengan langkah-langkah sbb:
1. Jelaskan langkah-langkah
2. cantumkan sumber referensinya

104
6. Tuliskan lokasi Penelitian anda
SD Siliwangi Semarang

7. Judul PTK
Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan melalui
Metode Permainan dengan Media Kartu Kata pada siswa
kelas 1 SD Siliwangi Semarang

LAMPIRAN DATA PENDUKUNG IDENTIFIKASI


MASALAH:
1. Data Observasi
2. Data Wawancara
3. Data Angket
4. Data Hasil Belajar

105
PROFIL PENGARANG

Dra. Florentina Widihastrini, M.Pd. lahir di


Klaten 4 Juli 1956. Ia telah menempuh Pendidikan
Sarjana Pendidikan Jurusan Kesejahteraan
Keluarga IKIP Negeri Semarang, serta
memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan IKIP
Negeri Yogyakarta. Mengawali karir menjadi guru
SPG Negeri Semarang (1984-1991). Kemudian
menjadi dosen pada Jurusan PGSD Fakultas Ilmu
pendidikan UNNES sejak tahun 1991. Nasihat yang sering
disampaikannya bagi para mahasiswa yang akan meneliti adalah
“research is creating new knowledge” (Neil Armstrong).

Trimurtini lahir di Purworejo, 10 Mei


1981. Ia telah menempuh pendidikan
Sarjana Pendidikan Matematika di
Universitas Sebelas Maret (UNS)
menjadi lulusan terbaik pada Januari
2003 serta memperoleh gelar S.Pd.
(Sarjana Pendidikan). Sedangkan gelar
M.Pd. (Magister Pendidikan) di Jurusan
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang pada tahun 2007.
Ia mengawali karir menjadi guru matematika di SMA Kebon Dalem
Semarang (2003-2006), kemudian menjadi dosen di Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Univeristas
Negeri Semarang sejak tahun 2006. Pengalaman mengikuti short course
dalam Program Bermutu Dirjen Dikti pada tahun 2011 di Ohio State
University Amerika Serikat. Ia mendapat kepercayaan menjadi reviewer
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Dikti sejak tahun 2016. Kecintaan
pada matematika, pendidikan dan keluarga selalu menjadi semangatnya
dalam berkarya. Moto hidupnya adalah hal besar dimulai dari hal kecil.

106

Anda mungkin juga menyukai