KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
D. Refleksi .............................................................................................................. 35
1
BAB 5 PENULISAN KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 37
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 37
2
BAB 1
A. Pengertian PTK
memang sudah sewajarnya karena pengetahuan merupakan sesuatu yang dicari dan ingin
secara ilmiah dari sebuah masalah yang dihadapi manusia. Ilmiah diartikan sebagai
berlandaskan atas bangunan ilmu tertentu. Dengan demikian pengetahuan yang bersifat
ilmiah diperoleh melalui sebuah proses pendekatan ilmiah yang disebut penelitian ilmiah
dan dibangun di atas teori tertentu. Teori yang berkembang melalui penelitian yang
sistematis dan terkendali akan dapat diuji validitas dan reliabilitasnya, artinya jika penelitian
tersebut dilakukan oleh orang lain dengan metode dan kondisi yang sama akan diperoleh
Menurut Ebbut dan Hopkin (1993), penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan tersebut.
PTK merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan
situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini tentu akan menuntut komitmen
3
untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua pihak yang terkait dalam proses
pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sering disebut classroom action research, saat ini
berkembang dengan pesat di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, dan
Kanada. Apabila dicermati kecenderungan baru ini mengemuka karena jenis penelitian ini
mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak
langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola
proses 5 pembelajaran mengajar di kelas. Disamping itu jenis penelitian ini dapat juga
berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.
Dengan kata lain melalui penelitian tindakan kelas, guru/pendidik langsung memperoleh
“teori” yang dibangunnya sendiri, bukan diberikan oleh pihak lain, maka guru dapat menjadi
1. Tujuan PTK
Tujuan utama dari PTK adalah terjadinya suatu peningkatan kualitas pembelajaran
menawarkan solusi yang tepat tentang permasalahan yang muncul di kelas. Menurut
1) Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan
profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan para guru. Mutu
pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat
akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester
4
(sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis,
pembelajaran.
4) Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode
5) Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem
sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan.
pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga
terintegrasi di dalamnya.
2. Manfaat PTK
para guru semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa professional secara
mandiri. Sikap mandiri tersebut akan memicu lahirnya “percaya diri” untuk mencoba halhal
yang baru yang diduga dapat menuju perbaikan sistem pembelajaran. Sikap ingin selalu
5
mencoba akan memicu peningkatan kinerja dan profesionalisme seorang guru secara
berkesinambungan.
C. Karakteristik PTK
1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu
seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya.
Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan
maksimal.
2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini
3. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa
dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK
6
5. PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena
PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan
guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat
6. PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas. Dengan
demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja. (Tahir,2012:81)
D. Prinsip PTK
4. Ambil Resiko, proses perubahan mengancam semua cara yang telah ditetapkan
Sedangkan Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas
(PTK), yaitu:
tiga kunci utama yang harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan
jalan keluar jika pada awal penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal.
7
kurikulum secara keseluruhan. Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan
dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain,
ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang
3. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat
4. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah
penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari
tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki
kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur
6. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun kelas
penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari
tindakan perspektif, tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran
8
E. Jenis PTK
1. PTK Diagnostik
PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah
suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di
dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani
perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu
2. PTK Partisipan
PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat
langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan.
peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir
dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah
seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut
keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
3. PTK Empiris
PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi
dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada
4. PTK Eksperimental
9
PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan
berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-
dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional.
Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang
F. Model-Model PTK
Model Kurt Lewin adalah model yang selama ini menjadi acuan pokok Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research.
Kurt Lewn menyatakan bahwa dalam satu siklus pada Penelitian tindakan kelas, terdiri dari
empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan
merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada
perbedaan yang prinsip antara kedua model tersebut. Model Kemis & Mc. Taggart banyak
digunakan karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan model Kemis & Mc. Taggart
menggunakan sistem spiral yang mencakup sejumlah siklus. Masing-masing siklus terdiri
dari tahapan : (1) perencanaan (plan); (2) pelaksanaan dan pengamatan (act and observe),
dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan tersebut berlangsung secara berulang sampai tujuan
10
Model Penelitian Tindakan Kelas dari John Elliot ini lebih rinci apabila
dibandingkan dengan model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Setiap siklus
pada model Penelitian Tindakan kelas yang dikemukakan John Elliot terdiri dari beberapa
aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi (tindakan). Setiap tindakan pada tiap siklusnya
kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan
pembelajaran.
Model Dave Ebbut merupakan pengembangan dari model Jhon Elliott, Kemmis dan
McTaggart dan Kurt Lewin. Menurut Dave Ebbut model PTK yang dikembangkan ahli
tersebut sudah bagus, hanya saja didalam model-model tersebut masih terdapat beberapa hal
atau bagian yang belum tepat, sehingga masih perlu untuk diperbaiki.
dialetic action research yang terdiri dari empat langkah yaitu identifikasi suatu daerah fokus
11
BAB 2
yangdicapai selama ini (Depdiknas, 2008; Mu’alimin & Cahyadi,2014). Sikap tersebut
Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Jika dirasakan adahal-hal
Secara umum karakteristik suatu masalah yang layakdiangkat untuk PK adalah
sebagai berikut.
1. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang
menentukanalternatif solusi.
4. Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut melalui
12
Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah
yang memiliki nilai yang bukan sesaat,tetapi memiliki nilai strategis bagi keberhasilan
pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif yang
dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun. Pertanyaan yang dapat diajukan
untuk menguji kelayakan masalah yang dipilih antara lain seperti di bawah ini.
benar?
2. Apakah ada masalah lain yang terkait dengan masalah yangakan dipecahkan?
4. Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai guna untuk perbaikan praktik
yang dimaksud dengan analisis masalah di siniialah kajian terhadap permasalahan dilihat
dari segi kelayakannya.
peningkatansebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainnya dengan pemecahan
ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas
13
2. Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkanpartisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
B. Perencanaan Tindakan
yang akan diambil. Alternatiftindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam
bentukhipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu
sebagai berikut.
menjabarkan indikator-indikatorkeberhasilan.
isi mata pelajaran danbahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan langkahpembelajaran
14
sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c)Menetapkan indikator ketercapaian
C. Pelaksaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenariopembelajaran yang terdiri dari
secarabenar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru,pelaksanaan tindakan
umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk
dapat menyesuaikan sajian beberapa pokok bahasan dan mata pelajarantertentu. Berikut
PTK.
bahasan: A, B, C, dan D.
sekretaris, dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok
4. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam
pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai
hasilpembelajaran.
5. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok,bahan tayang hasil kerja
kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum
15
D. Pengamatan / Observasi Dan Pengumpulan Data
Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam
waktuyang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti)
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap prosesdan
hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupadata kuantitatif (hasil tes,
hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis;(b) rubrik; (c) lembar
observasi; dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif
yang tidak dapatterekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian
tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan
E. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasar datayang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalahdan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
16
BAB 3
MERANCANG PTK
Masalah merupakan titik berangkat dalam melaksanakan PTK. Oleh karena itu,
dalam merencanakan PTK, langkah awal yang harus ditempuh adalah mengidentifikasi
masalah dalam pembelajaran sehari-hari. Beberapa contoh masalah yang mungkin anda
a. Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran anda kurang memuaskan (di
bawah rata-rata)
b. Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian objektif.
c. Sebagian besar siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata Bahasa Inggris.
e. Jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir, pertanyaan sering tidak
terjawab.
17
3. Disiplin Belajar
Begitu banyaknya masalah pembelajaran yang mungkin muncul dalam kelas anda.
Anda tentu harus memilih masalah yang paling tepat untuk diatasi melalui PTK.
Bagaimana cara memilih masalah dari sebanyak masalah yang anda hadapi
tersebut? Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memilih masalah (Wardhani, dkk.,
2007):
1. Identifikasi Masalah
Kriteria berikut untuk menguji apakah masalah yang anda temukan layak untuk
c. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi anda dan siswa anda
2. Menganalisis Masalah
Analisis ini penting untuk memperoleh jawaban apa yang memyebabkan terjadinya
masalah tersebut, serta apakah masalah tersebut benar-benar memerlukan PTK untuk
mengatasinya. Selain itu, apakah masalah ini sangat mendasar dan menimbulkan masalah
lainnya apabila tidak segera diatasi. Untuk melakukan analisis, berbagai cara dapat anda
18
lakukan. Pertama, merenungkan kembali masalah tersebut, dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan yang harus anda jawab sendiri. Dalam melakukan introspeksi
a) Apakah dalam menjelaskan materi, saya menggunakan bahasa yang cukup jelas?
untuk perbai
Kedua, anda juga dapat bertanya kepada siswa anda, apa yang terjadi sehingga nilai
ulangan/ujian mereka rendah, atau menyapa mereka tidak tertarik kepada pelajaran tersebut?
Anda dapat bertanya langsung kepada siswa, baik dengan wawancara maupun dengan
menggunakan kuesioner. Wawancara mungkin akan lebih efesien dan efektif jika
dibandingkan dengan kuesioner, karena kuesioner memerlukan persiapan yang lama, serta
perlu dilakukan pengolahan data yang juga memerlukan waktu yang cukup panjang.
Sedangkan dengan wawancara anda langsung bertanya kepada siswa anda. Beberapa contoh
19
e) Apakah kamu memiliki buku sumber?
Anda dapat menambahkan pertanyaan lain sesuai dengan faktor penyebab yang ingin
Cara ketiga, anda dapat menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan hasil
belajar siswa. Misalnya, anda dapat menelaah tugas/pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh
siswa, menelaah hasil ulangan merekaatau melihat tugas/soal yang anda berikan. Beberapa
pertanyaan yang anda dapat ajukan dalam menelaah dokumen ini antara lain sebagai berikut.
1. Apakah PR yang saya berikan kepada siswa dipersiapkan dengan baik sesuai dengan
kebutuhan siswa?
2. Apakah PR yang saya berikan merupakan tindak lanjut dari konsep yang sedang dikaji,
tersebut?
6. Apakah tugas atau soal yang saya berikan sesuai dengan kemampuan siswa?
3. Merumuskan Masalah
Masalah yang akan dirumuskan tersebut merupakan masalah yang akan dicari
jawabannya melalui penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu rumusan masalah haruslah
memandu guru untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan perkataan lain, rumusan
20
masalah sudah menyiratkan apa yang akan dilakukan oleh guru mengatasi masalah tersebut.
Sehubungan dengan itu, rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk kalimat tanya serta
siswa, dan menggunakan alat peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam
pelajaran IPA?
Dari contoh rumusan masalah di atas dapat dilihat bahwa dalam rumusan masalah
terkandung tujuan perbaikan (meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA) dan cara
perbaikan yang akan ditempuh (membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengaktifkan
hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga
kegiatan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Artinya mengubah kegiatan atau
tindakan yang biasa dilakukan dengan tindakan yang diduga dapat memperbaiki keadaan.
Untuk contoh rumusan masalah pada uraian di atas, dengan mengkaji berbagai teori,
berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, serta mengingat pengalaman yang berkaitan
dengan keterampilan menjelaskan, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga kita
kita tahu bahwa penjelasan akan menjadi lebih efektif jika guru: (1) menggunakan bahasa
yang lugas, ucapan yang jelas, kata/istilah yang dapat dipahami siswa; (2) menggunakan
contoh dan ilustrasi, serta (3) memberikan tekanan pada kata/istilah kunci. Dari pendekatan
21
belajar aktif, kita tahu keterlibatan optimal siswa akan terjadi jika siswa diberi kesempatan
sebagainya. Akhirnya, dari teori menggunakan media/alat peraga kita tahu bahwa: (1) alat
peraga yang digunakan harus sesuai dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, materi
yang dikaji, serta karakteristik siswa. Dengan mengacu kepada teori-teori tersebut dan
pengalaman kita selama mengajar kita dapat menyusun alternatif tindakan sebagai berikut:
a. Hipotesis/Alternatif Tindakan 1
Apabila dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru menerangkannya disertai dengan
menggunakan kata-kata asing yang sulit dipahami siswa, serta memberi kesempatan
bertanya dan berdiskusi kepada siswa, maka pemahaman siswa akan meningkat.
b. Hipotesis Tindakan 2:
Indonesia disertai contoh-contoh konkrit, yang bila perlu menggunakan alat peraga,
kemudian siswa diberi tugas mencari contoh lain dari lingkungannya sendiri dan
1. Rencana Perbaikan
Format Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya sama dengan format
dengan perbaikan.
22
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Waktu : 40 menit
I. Tujuan:
A. Tujuan Umum:
B. Tujuan Khusus
C. Tujuan Perbaikan
23
3. Buku IPA Kelas VI
III.Kegiatan Pembelajaran
1. Guru menempelkan gambar tata surya di papan, meminta siswa membaca nama-
nama planet, kemudian menunjukkan apa yang disebut sebagai tata surya.
3. Guru memperagakan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan globe dan
tersebut.
5. Berdasarkan hasil pengamatan dan tanya jawab, guru meminta siswa berdiskusi
24
6. Hasil diskusi dimantapkan
7. Dengan didahului pertanyaan: apa yang diperlukan agar makhluk dapat hidup,
guru menjelaskan tentang kehidupan yang ada di bumi karena bumi punya
atmosfir.
IV. Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui tanya jawab lisan, dan
c. Karena adanya rotasi bumi, ada belahan bumi yang langsung menghadap
matahari (malam)
Pada RPP ada tambahan tujuan perbaikan dan rinciannya lebih lengkap. Dengan
mencatumkan secara rinci dan lengkap setiap langkah dan hal-hal yang berkaitan dengan
25
substansi, seperti acuan, pertanyaan, atau alat peraga, maka ketika akan melaksanakan
Agar mampu mengembangkan RPP dengan akurat perlu ditempuh sejumlah langkah
bagaimana cara mengumpulkan data dan instrument apa yang akan digunakan. Tentu saja
cara dan instrument pengumpul data harus disesuaikan dengan tujuan perbaikan yang
dirancang, karena ketercapaian tujuan inilah yang menjadi fokus pengumpulan data.
Prosedur:
1. Observasi oleh teman sejawat: untuk merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan
siswa.
26
Instrument: Lembar observasi dan pedoman wawancara
Lembar Observasi
sederhana
tugas
bertanya
5 a. Siswa menjawab
6 a. Siswa bertanya
b. Pertanyaan siswa:
- tidak ditanggapi
7 Siswa berdiskusi
Kesan umum
Pedoman wawancara pada umumnya berisi butir-butir yang hampir sama dengan
27
yang ada pada lembar observasi karena tujuannya memang memeriksa apakah hasil
pengamatan tersebut sesuai dengan pendapat siswa. Guru dapat mengembangkan sendiri
3. Proposal PTK
Terkait dengan proposal PTK, hakikatnya juga tidak jauh berbeda dari proposal
dalam bidang penelitian lainnya. Proposal yang dibuat dengan tujuan untuk mengikuti
perlombaan tertentu, harus mengikuti format yang diberikan oleh panitia lomba.
c. Kerangka Teoretis
d. Metodologi Penelitian
Proposal PTK tentu mempunyai ciri khas yang membedakannya dari proposal
penelitian biasa. Meskipun demikian, substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dari
a. Judul Penelitian
b. Bidang Kajian
c. Pendahuluan
e. Tujuan Penelitian
28
g. Kajian Pustaka
i. Jadwal Penelitian
j. Biaya Penelitian
k. Personalia Penelitian
l. Daftar Pustaka
m. Lampiran-lampiran:
1. Instrument penelitian
2. Curicullum Vitae
a. Judul Penelitian
Contoh Judul penelitian untuk tindakan perbaikan pembelajaran IPS di kelas V SD, dapat
1. Penggunaan Alat Peraga dan Contoh, serta Mengaktifkan Siswa dalam Meningkatkan
b. Bidang Kajian
Bidang kajian berkaitan dengan masalah pembelajaran yang menjadi fokus PTK yang
anda usulkan, misalkan: desain dan strategi pembelajaran, alat bantu, penilaian, atau
c. Pendahuluan
29
d. Perumusan dan Pemecahan Masalah
Rumusan masalah sebaiknya dibuat dalam bentuk kalimat tanya dan memang merupakan
lengkap dengan argumentasi mengapa tindakan itu yang dipilih untuk mengatasi masalah.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah dan tindakan perbaikan. Harus
diingat bahwa tujuan penelitian berbeda dengan tujuan perbaikan. Tujuan penelitian pada
hipotesis. Terkait dengan tujuan penelitian pada umumnya, maka PTK pada umumnya
bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil perbaikan. Dengan perkataan lain
tujuan ini berkaitan dengan mencari jawaban apakah tindakan perbaikan yang kita
lakukan berhasil mencapai perbaikan yang diharapkan, atau ada yang perlu diubah pada
daur berikutnya. Sebagai contoh, tujuan penelitian yang terkait dengan perbaikan
pembelajaran IPS di kelas V SD, dapat disusun sebagai berikut (Wardhani, dkk., 2007):
(2) Mendeskripsikan cara mengaktifkan siswa melalui tanya jawab dan diskusi
(3) Menganalisis dampak penggunaan contoh kongkret dan mengaktifkan siswa terhadap
pemahaman siswa
Jelaskan manfaat penelitian ini bagi guru, siswa, dan institusi (sekolah)
g. Kajian Pustaka
Dalam bagian ini dicantumkan konsep, teori atau penelitian yang relevan dengan
permasalahan dan tindakan yang dirancang, sehingga jelas kerangka pikir yang
digunakan dalam penelitian ini. Kajian pustaka dapat dari berbagai sumber.
30
h. Rencana dan Prosedur Penelitian Bagian ini memuat:
direncanakan). Dalam prosedur juga tergambar peran tim peneliti dalam setiap tahap
penelitian.
i. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian memuat semua kegiatan penelitian, mulai dari perencanaan, persiapan,
Jadwal dibuat dalam bentuk tabel khusus yang disebut Gantt Chart
j. Biaya Penelitian
Bagian ini mencantumkan secara rinci biaya yang diperlukan dalam penelitian ini.
Rincian biaya haruslah logis dan sesuai dengan ketentuan dari sponsor.
k. Personalia Penelitian:
l. Daftar Pustaka
Memuat semua sumber yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.
m. Lampiran-lampiran:
Pada umumnya yang dilampirkan adalah: Instrument penelitian, Riwayat hidup Tim
31
BAB 4
A. Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting, sebab
tanpa data maka penelitian tidak akan berhasil. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh
guru sebagai peneliti selama proses tindakan. Data dikumpulkan dengan berbagai teknik
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan pada saat melaksanakan kegaiatan PTK. Observasi
bisa dilakukan oleh guru sendiri maupun oleh guru yang lain. Pengamatan ditekankan pada
proses belajar dan tindakan. Adapun yang dipersiapkan yaitu melakukan perekaman
terhadap proses pembelajaran. menurut Hopkin (1993) dalam buku mua’limin (2014 : 31)
a. Perencanaan bersama
Observasi yang baik diawali oleh perencanaan bersama antara pengamat dengan yang
diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan
guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa
b. Fokus
Fokus pengamatan hendaknya tidak terlalu luas atau umum. Namun pengamatan yang
berfokus pada hal yang sempit dan spesifik akan menghasilkan data yang sangat
32
c. Membangun kreteria
Observasi akan membantu guru, jika guru membuat kreteria keberhasilan atau sasaran
yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya. Misalnya guru menargetkan akan
d. Ketrampilan observasi
Seorang pengamat hendaknya memiliki ketrampilan yaitu : (1) dapat menahan diri untuk
tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa, (2) dapat
menakutkan guru atau siswa, (3) menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa
atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat perekam yang efektif.
e. Balikan (feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan
2. Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan
sistematis.
dipelajari.
Selain observasi data bisa dikumpulkan dengan berbagai cara misalnya dengan
membuat catatan harian guru, catatan harian siswa, rekaman dengan tape recorder, angket,
33
wawancara dan berbagai dokumen yang terkait denga siswa.
1. Catatan harian
Catatan harian guru yang biasa disebut dengan fieldnote dibuat oleh guru setelah
pembelajaran selesai. Kegunaan catatan harian ini untuk mencatat kegiatan atau peristiwa-
peristiwa penting dalam pembelajaran. Catatan harian (filednote) dapat dibedakan menjadi
dua yaitu catatan harian guru dan catatan harian siswa. Catatan harian guru bisa berupa
buku catatan, atau kumpulan kertas yang banyak dimiliki oleh para guru. Catatan harian
siswa yaitu berbentuk ide, reaksi, dan pendapat para siswa tentang umpan balik mereka
2. Dokumentasi
makna sesuatu yang tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti.
Dokumen yang dimaksudkan adalah semua catatan harian siswa, guru, kepala sekolah yang
Angket atau kuesioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang
pembelajaran, asalkan dibuat secara sederhana dan memuat pertanyaan yang dapat direspon
Menurut Sanjaya dalam buku Juanda (2016 : 152 ), menyatakan bahwa sebagai suatu
kerja penelitian selamanya akan berhubungan dengan instrument penelitian atau alat-alat
pengumpulan data. Melalui alat instrument penelitian yang perlu kita sempurnakan dalam
pengelolaan proses pembelajaran serta dapat memperoleh keberhasilan yang kita peroleh.
Dalam PTK banyak istrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data namun
penggunaannya sangat tergantung pada jenis permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena
34
itu, belum tentu suatu instrument yang cocok untuk mengumpulkan data tertentu, cocok juga
untuk mengumpulkan data yang lain. Misalnya, apabila kita ingin mendapatkan data tentang
kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam hal-hal tertentu tidak mungkin kita
menggunakan angket sebagai instrument penelitian, mungkin yang cocok untuk memperoleh
apabila kita ingin mengetahui pendappat sekelompok orang tertentu, tidak mungkin kita
menggunakan tes sebagai instrument penelitian, namun lebih cocok dengan angket atau
memahami terlebih dahulu jenis data yang akan dikumpulkan apakah data tersebut bersifat
kuantitatif atau kualitatif?. Kejelasan data yang diharapkan akan menuntun peneliti untuk
menretapkan instrument yang dianggap cocok. Tahapan ini sebenarnya berjalan secara
bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang beerjalan, keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti
(atau guru apabila ia bertindak sebagai peneiti) melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun.
Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan tindakan skenario dari waktu ke
waktu dan dampaknya terhadap poses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga
data kualitatif yang mnggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang
Penelitian tanpa melakukan analisis data tidak mungkin bisa menjawan yang
mendorong kita melakukan penelitian. Menurut Mills (2000) bahwa analisis data merupakan
35
upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara
akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. Oleh
karena itu untuk melakukan analisis terhadap data maka diperlukan teknik.
Proses analisis data pada penelitian tindakan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut : yaitu menghimpun data, menampilkan data, melakukan koding,
mereduksi data, melakukan verifikasi dan interpretasi untuk menuju pada kesimpulan.
Keenam langkah tersebut sebagaimana dijelaskan pada diagram di bawah ini, yang diadopsi
Untuk memudahkan hasil penampilan data (display data) maka peneliti harus
melakukan penghimpunan terhadap data. Setelah data dihipun maka peneliti melakukan
difokuskan, jika perlu ada data yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai
reduksi data. Kemudian data diorganisasi sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian
yang ingin dicari jawabanya. Tahap memaparkan atau mendeskripsikan yaitu data yang
diorganisasi dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun
tabel. Akhirnya berdasarkan paparan atau deskripdi yang telah dibuat dibuat kesimpulan
C. Penafsiran Data
Setelah menyajikan hasil analisis serta hasil analisisis data dari pengamat dan catatan
guru, maka langkah berikutnya yaitu interpretasi data. interpretasi data dari data diatas
sebagai berikut :
Berdasarkan data nilai tugas dan evaluasi ketika pembelajaran perbaikan dengan
menggunakan media kartu huruf pada siklus I pertemuan II menunjukkan, bahwa siswa yang
nilainya di bawah rata – rata masih lebih dari 50 %. Tindakan yang akan dilakukan dari hasil
36
diskusi pada pertemuan ke II bersama teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan siswa
sebagai berikut :
1. Pembelajaran lebih ditekankan pada media penulisan yang benar dengan buku berpetak
2. Mengawasi kegiatan mengerjakan lembar kerja soal sehingga tidak terjadi siswa yang
D. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk melihat secara keseluruhan dari hasil yang
dicapai. Refleksi tidak hanya melihat pada sisi keberhasilan saja, namun juga melihat
ketidakberhasilan. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dan
apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Data hasil refleksi berguna untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika tindakan
perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi problem guru, maka hasil
analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan,
bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi maka akan ada siklus II yang langkah-
langkahnya tetap sama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus ini
akan berulang kembali jika pada siklus II tindakan perbaikan masih belum berhasil
menjawab masalah yang terjadi atau dengan kata lain belum memenuhi target yang telah
E. Tindak Lanjut
Setelah melakukan tahap analisis data dan refleksi, hasil atau kesimpulan yang
37
didapat dari analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan untuk membuat rencana
tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan yang dilakukan belum berhasil menjawab
masalah yang ada maka hasil analisis data dan refleksi digunakan pada siklus ke 2.
Sebagaimana dalam PTK, jika pada siklus ke1 belum mendapatkan hasil, maka
dilakukannya siklus yang ke 2 atau siklus ke 3. Langkah-langkah yang dilakukan pada setiap
siklus seperti pada tahapan siklus 1. Yaitu terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan interpretasi serta analisis data dan refleksi. Jika perbaikan sudah
berhasil, maka siklus selesai. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan siklus ke 2
38
BAB 5
A. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan kata yang sering kita dengan dan kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Kesimpulan merupakan kata yang sering digunakan dalam penelitian
dan terletak diakhir penelitian. Makna yang memiliki kesamaan dengan kesimpulan adalah
simpulan dan menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan pengertian dibawah ini
antara simpulan dan kesimpulan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada tiga
makna atau pengertian yang sama. Kita dapat menggunakan salah satu dari kata tersebut.
Adapun ciri sebuah kesimpulan sebagaimana diungkapkan oleh Igak (2008) adalah sebagai
berikut :
1. Singkat, jelas dan padat. Sesuai dengan pengertian bahwa kesimpulan itu merupakan
intisari atau ikhtisar. Maka sebuah kesimpulan haruslah lebih singkat dari uraian.
Contoh 1
39
Berdasarkan hasil observasi, diskusi dengan teman sejawat, dan hasil latihan siswa,
ditemukan bahwa dengan menggunakan metode bermain peran (pasarpasaran), siswa aktif
berjual beli, menawar, membeli dan membayar. Tidak ada siswa yang diam. Semua siswa
asyik menghitung uang dalam kegiatan jual beli. Jika ada yang salah memberikan uang
kembali, siswa akan protes, dan mereka menghitung kembali uang tersebut. Kegiatan ini
berpengaruh besar pada pemahaman anak. Hasil latihan tentang nilai uang menunjukkan,
bahwa skor rata-rata kelas 85. Dengan nilai terendah 65 dan tertinggi 100.
Kesimpulan :
Metode bermain peran telah mampu meningkatkan keaktifan dan pemahaman anak
2. Kesimpulan harus sesuai dengan uraian. Tidak jarang terjadi, kesimpulan tidak
mengikhtisarkan atau membuat saripati dari uraian, tetapi melenceng dari uraian, bahkan
3. Kesimpulan harus dibuat sesuai dengan tujuan penelitian atau perbaikan. Jumlah
kesimpulan tidak boleh melebihi poin pada rumusan masalah ataupun tujuan
penelitian/perbaikan
Untuk membuat kesimpulan setidaknya ada beberapa langkah yang bisa digunakan
sebagai berikut :
1. Melihat kembali tujuan penelitian atau perbaikan atau pertanyaan penelitian satu persatu,
40
3. Setelah semua pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian disimpulkan temuanya, susu
kesimpulan tersebut sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian.
4. Melihat kembali temuan atau deskripsi temuan (yang dibuat berdasarkan hasil analisis
data). Pasangkan setiap pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian dengan deskripsi
temuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saran memiliki makna yaitu
pada pengertian ini maka, saran merupakan sebuag anjuran dan bukan merupakan tugas atau
perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan anjuran yang perlu dipertimbangkan.
Tentu pembuat atau pemberi saran menginginkan agar saran bisa ditindak lanjuti. Oleh
karena itu saran harus dibuat dengann dengan landasan yang kokok, penuh pertimbangan,
dan mungkin dilaksanakan. Saran harus dibuat secara jelas dan operasional agar benar-benar
dapat dilaksanakan.
1. Saran harus sesuai dengan kesimpulan dan hakikat penelitian yang akan kita lakukan.
Contoh Kesimpulan :
Kerja kelompok belum mampu mengaktifkan semua siswa, hanya sekitar 60% siswa
yang aktif. Penyebabnya antara lain tindakan guru yang belum mendorong siswa untuk
aktif. Saran : Dalam mengelola kegiatan kelompok, guru hendaknya memamntau setiap
kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif agar ikut berpartisipasi. Di samping
41
2. Saran harus mempunyai sasaran yang jelas.
Artinya pembaca harus tahu kepada siapa saran ini ditujukan. Dalam penelitian non PTK,
saran dapat ditujukan kepada berbagai pihak, seperti; guru, sekolah, LPTK, orang tua
siswa dll. Namun dalam PTK saran biasanya ditujukan kepada guru, seperti pada contoh
di atas.
3. Saran untuk menindak lanjuti hasil PTK sebaiknya bersifat kongkret dan operasional,
sehingga mudah dilaksanakan atau diterapkan. Saran yang ngawang dan terlalu umum,
lebih-lebih yang hanya mengutip teori-teori tanpa menjabarkanya, tidak akan menarik
dilaksanakan, serta bidang studi yang diajarkan. Saran seperti ini biasanya ditujukan
kepada guru sebagai peneliti agar melakukan replikasi (pengulangan penelitian yang
5. Saran yang dibuat haruslah pemikiran cukup penting untuk memperbaiki pembelajaran.
saran yang dibuat secara asal-asalan, selain tidak bermakna, juga tidak penting karena
6. Saran harus merujuk pada manfaat penelitian. Manfaat penelitian merupakan acuan yang
42
BAB 6
1. Bagian Awal
a. Halaman Judul
b. Halaman Pengesahan
c. Abstrak
d. Kata Pengantar
e. Daftar Isi
2. Bagian Isi
BAB I : PENDAHULUAN
b. Identifikasi Masalah
c. Batasan Masalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Manfaat Penelitian
a. Landasan Teoritis
c. Hipotesis Tindakan
43
BAB III : METODE PENELITIAN
a. Setting Penelitian
c. Prosedur Penelitian
d. Instrumen Penelitian
a. Kesimpulan
b. Saran
3. Bagian Penunjang
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran – Lampiran
B. Teknik Penulisan
1. Standar Bahasa
Ada tiga pedoman yang bisa digunakan dalam dalam penulisan sebagai berikut
(Bisri, 1998:111-113).
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
44
3. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan berdasarkan Keputusan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa untuk karya
akhir akademis, sebagaimana diungkapkan oleh Ratna (2010: 431-433) sebagai berikut :
1. Karya akhir akademis disusun dengan ciri-ciri bahasa karya ilmiah, yaitu menggunakan
bahasa yang bersifat ringkas, lugas, logis, obyektif, efektif dan efisien. Ringkas dan jelas
maksudnya adalah mudah dipahami dan terpadu. Lugas maksdunya langsung mengenai
inti pembicaraan sesuai dengan batasan-batasan dan pembagian isi tulisan, tidak bertele-
tele. Logis artinya tulisan disusun mencerminkan cara berpikir ilmiah yang memadukan
cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif. Sedangkan obyektif artinya
dikemukakan apa adanya terhindar dari subyektifitas penulis. Efektif dan efisien artinya
3. Menghindari penggunaan kata kita; kami; saya digantikan dengan bentuk pasif di
(ditulis, diteliti, disimpulkan, atau menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti peneliti,
penulis).
4. Bentuk-bentuk perumpamaan (stilistika, metafora, dan berbagai gaya bahasa lain) tetap
menyimpulkan”.
45
C. Cara Pengetikan
1. Ukuran Kertas
Diketik pada kertas berwarna putih ukuran kuarto A4 (21,5 cm x 29,7 cm) dengan
berat 80 gram
2. Sampul
Sampul luar menggunakan kertas katon tebal dan dilapisi plastik bening dengan
warna sampul yang sesuai dengan warna yang telah ditentukan oleh Perguraun
Tinggi masing-masing.
3. Pengetikan
Jarak baris satu dengan jarak baris berikutnya dalam pengetikan naskah karya akhir
4. Margin
Tepi atas : 4 cm
Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
a. Pengetikan Bab
Nama bab diketik dengan huruf kapital semua dan diatur secara sistematis tanpa
diakhiri dengan tanda titik. Nomor urut bab ditulis dengan angka romawi dan
b. Pengetikan Subbab
Pengetikan subbab dan nomor subbab dimulai dari tepi kiri. Huruf pertama setiap
kata pada subbab ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas, seperti dalam,
46
c. Pengetikan Anak Subbab
Pengetikan anak subbab dimulai dari atas tepi kiri. Huruf awal suatu kata ditulis
dengan huruf kapital kecuali huruf awal kata tugas, seperti dalam, terhadap,
A. Latar Belakang
1
.
2
.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
(1
)
(2
)
B. Rumusan Masalah
47
BAB 7
A. Langkah-Langkah Validitas
2. Validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut berguna
(relevan) sebagai petunjuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi
3. Terdapat tiga langkah untuk menentukan validitas hasil yang diperoleh di dalam
penelitian tindakan, yaitu validitas diri sendiri (self-validation), (2) validasi oleh
Keinginan untuk merubah sesuatu yang bersifat negative menjadi positif, dan
penelitian
48
b. Bagi guru, untuk mampu meningkatkan perkembangan diri sendiri tergantung
lain.
memadai untuk kebutuhan mereka sendiri, seperti skema yang ada di buku-buku.
telah disusun.
49
C. Validasi Oleh Teman
3. Meskipun apa yang telah dilakukan guru/peneliti telah dapat meningkatkan proses
belajar siswanya tetapi hal tersebut perlu divalidasi secara eksternal oleh orang lain
yang dapat menyetujui dan mengatakan bahwa apa yang diperoleh memang berguna
4. Kelompok yang memvalidasi bisa teman, orang tua siswa, peneliti lain, atau siapa
Untuk itu suasana harus mendukung namun sekaligus juga menantang, mendorong
gagasannya, dan memberikan kemampuan untuk dapat bertindak kearah yang baru
1. Catatan mengenai reaksi yang diberikan oleh siswa terhadap tindakan-tindakan yang
telah dilaksanakan, merupakan hal yang sangat penting bagi peneliti. Mungkin hal ini
peneliti.
50
2. Catatan siswa dapat diperoleh dalam bentuk catatan harian, pernyataan pendek yang
tertulis, atau rekaman baik audio aupun video, yang setiap kali perlu didiskusikan.
Di dalam analisis terakhir, sesuatu yang dianggap sebagai pengetahuan atau hasil
yang valid hanya diperoleh melalui interaksi, dimana akan terlihat apakah hasil
dirinya sendiri dan secara jujur dapat memahami proses-proses serta pengalaman-
pengalaman, dan membaginya dengan orang lain (Kusumah dan Dwitagama, 2009).
51