Anda di halaman 1dari 18

LAMPIRAN 5 : PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

a. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1


b. Rumusan Masalah dan Pemecahan............................................................ 2
c. Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
d. Manfaat Penelitian..................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 4

a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................... 4


b. Pengetian Model Pembelajaran Kooperatif............................................... 8
c. Pengertian Tipe STAD (Student Team Achviement Division)................. 10
d. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 12

a. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 12


b. Sumber Data dan Data Penelitian.............................................................. 14
c. Instrumen Pengambilan Data..................................................................... 15
d. Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 15
e. Teknik Analisis Data ................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

i|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


           Pendidikan Nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena lembaga pendidikan dan
pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang
masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu
membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul
diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum
tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap
belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya penyegaran
kurikulum.
Dewasa ini sedang marak diperbincangkan masalah penetapan kurikulum
2013 di sekolah-sekolah. Tidak termasuk pada SMK PGRI 1 LAMONGAN yang
masih menggunakan kurikulum KTSP. Kurikulum KTSP itu sendiri adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yudiris di amanatan
oleh undang-undang no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
peraturan pemerintah Republik Indonesia no. 19 Tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan
(SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 23 Tahun 2006, serta panduan
pengembangan KTSP yang dikeluarkan BSNP. Walaupun demikian, bukan berarti
dalam pelaksanaannya kurikulum KTSP dapat diterapkan secara penuh dalam
proses belajar mengajar. Banyak kendala yang muncul dalam prakteknya.
Misalnya sulitnya penerapan di lapangan tentang Standar Proses, yaitu model
pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum KTSP, salah
satunya adalah model pembelajaran Direct Intruction (pembelajaran langsung).

1|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


Namun kenyataannya tidak semua pembelajaran cocok dengan model
pembelajaran tersebut mengingat perbedaan kompetensi siswa yang ada.
Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu model
pembelajaran yang bercirikan heterogenitas dalam bentuk kelompok belajar.
Model ini dikembangkan bersama-sama oleh Slavin, Leavy dan Madden di
Universitas John Hopkin, selain memprioritaskan kegiatan belajar kooperatif juga
mengetengahkan kemampuan individu, yaitu penilaian dalam belajar kelompok
dan kuis individu. Menurut Ni Made dkk (2013:1) menyebutkan bahwa, Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
dibandingkan dengan konvensional.
Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam
belajar terutama pada mata pelajaran Produktiif 2 (Sistem Pendingin),
meminimalisir kepasifan kelas dan menciptakan suasana kondusif dalam proses
belajar mengajar, sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKR 1
dalam mata pelajaran Produktiif 2 (Sistem Pendingin) melalui model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)?”

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan mencari
gambaran yang sekaligus menjawab permasalahan  penelitian yakni meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X TKR 1 pada mata pelajaran Produktiif 2 (Sistem
Pendingin) melalui model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD).

2|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


D. Manfaat penelitian

1. Bagi siswa :
 Membantu siswa mencapai kompentensi diri dalam menuntaskan materi
pembelajaran Produktiif 2 (Sistem Pendingin)
 Membantu siswa meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif
dalam pembelajaran Produktiif 2 (Sistem Pendingin)
 Membantu siswa memahami konsep, fakta, data dan interprestasi serta
kebenaran lewat gambar-gambar stimulus dan pencarian dari sumber yang
lebih luas.

2. Bagi Guru :
 Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitan tindakan
kelas
 Mengembangkan kurikulum KTSP secara komprehensif dengan berbagai
pendekatan, metode dan penilaian
 Memotivasi untuk selalu exsplorasi dalam teknik, metode dan model
pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa

3|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.


Belajar adalah kegiatan beproses dan merupakan unsur yang penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah
dan di lingkungan sekitarnya.
Belajar memiliki beberapa definisi dan teori yang dikemukakan oleh
beberapa ahli pendidikan. Menurut Syah dalam Asep Jihad (2008:1) mengatakan
bahwa, belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif
dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar. Menurut
Witting dalam Asep Jihad (2008:2) ada tiga tahapan dalam belajar, antara lain:
a. Tahapan Acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi
b. Tahapan Storage, yaitu tahapan menyimpan informasi; dan
c. Tahapan Retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi.
Menurut Hamalik dalam Asep Jihad (2008:2) ada dua pengertian yang umum
tentang belajar yaitu:
a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (Learning is difined as the modification or streng hening
of behavior through experiencing).
b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dalam diri orang itu terjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Jadi dalam
teori ini siswa belajar akan mendapatkan hasil belajar yaitu berupa perubahan
kepribadian sebagai pola baru, misalnya pemahaman atau pengetahuan yang
didapat dari proses pembelajaran.

4|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


Belajar berlangsung sepanjang hayat, karena belajar merupakan kebutuhan
setiap manusia. Prinsip belajar sepanjang hayat yang dibuat oleh Komisi Delors
dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
terbagi 4 pilar, yaitu: (a) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (b)
learning to do; (c) learning to be; dan (d) learning to live together.
a. Learning to Know
Learning to know atau learning to learn memiliki definisi bahwa
belajar itu pada dasarnya tidak berorientasi kepada produk atau hasil.
Akan tetapi juga harus beroientasi kepada proses belajar.
b. Learning to Do
Learning to do mengandung pengertian bahwa belajar bukan hanya
sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,
tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan
kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
c. Learning to Be
Learning to be berarti belajar itu membentuk manusia yang “menjadi
dirinya sendiri”. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan
dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki
tanggung jawab. Sebagai manusia dan juga memiliki tanggung jawab
sebagai khalifah yang menyadari akan segala kekurangan dan
kelemahannya.
d. Learning to Live Together
Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama. Hal ini
diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global,
dimana secara individu dan kelompok tidak mungkin bisa hidup
sendiri atau mengasingkan diri bersama kelompoknya.
Dari segi psikologi, menurut Whitetherington psikologi yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto (1988:86) mengemukakan bahwa, belajar adalah suatu
perubahan tindakan, di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru
dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu
pengertian.

5|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


Dalam proses belajar terdapat beberapa hal yang penting yaitu
pengalaman, proses berpikir, dan perubahan tingkah laku. Pada proses belajar,
siswa merupakan subyek sedangkan guru diharapkan sebagai fasilitator dan
pembimbing. Agar terjadi proses belajar yang baik, dituntut adanya suatu
Interaksi Multi Arah antara siswa dan guru. Setiap individu berperan aktif
melibatkan diri dengan segala pemikiran dan kemauan untuk berinteraksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah
suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap. Setiap pembelajaran bermuara pada suatu hasil, sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Hasil yang didapat dari sekolah harus dapat
digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang telah
diperoleh disimpan dalam ingatan untuk kemudian digali dari ingatan bila
dibutuhkan. Suatu pembelajaran dikatakan efektif bila proses pembelajaran
tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Beraneka ragam
tingkah laku yang diperoleh dalam belajar yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Pengertian dan konsep hasil belajar yang dikemukakan oleh ahli-ahli
sedikit banyak dipengaruhi oleh aliran/teori yang dianutnya. Skinner dalam
Nurdin (2000:48) dengan teori kondisioningnya, memaparkan bahwa hasil belajar
itu berupa respon baru (tingkah laku) yang baru. Dalam hal ini hasil belajar siswa
dapat berupa respon atau tingkah laku baru yang membedakannya dengan
sebelum siswa mengalami pembelajaran.
Menurut Abdurrahman dalam Asep Jihad(2008:14) menyatakan bahwa,
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh kegiatan belajar. Dalam
pembelajaran guru menetapkan tujuan belajar, siswa yang berhasil belajar adalah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan permbelajaran. Menurut Benjamin S.
Bloom dalam Nana Sujana (2004:54) ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari ketiga ranah tersebut dapat dipaparkan
sebagai berikut:

6|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


Ranah Kognitif

Tujuan kognitif adalah tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan


perilaku dalam aspek berfikir atau intelektual. Ada enam tingkatan dalam
domain kognitif, antara lain:
a. Pengetahuan atau ingatan yang mengacu pada kemampuan mengenal
atau mengingat materi yang sudah dipelajari.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti
bahan (materi) yang dipelajari.
c. Penerapan atau aplikasi, mencakup kemampuan untuk menarapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang
konkrit.
d. Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhannya atau organisasinya
dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau
pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta
suatu bentuk baru.
f. Evaluasi, mengacu pada kemampuan memberikan
pertumbuhan/penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan
norma.

Ranah Afektif

Berkenaan dengan watak perilaku seperti keterampilan dan


kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman tertentu.
Ranah afektif juga berkenaan dengan sikap dan nilai, yaitu tujuan-tujuan yang
banyak berkenaan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat perilaku siswa. Tipe
hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatian siswa, disiplin dan motivasi dalam pembelajaran.
Ada beberapa tingkatan bidang afektif antara lain :
a. Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau
penjelasan yang diberikan oleh guru.

7|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


b. Pemberian respon yakni reaksi seseorang terhadap stimulasi yang
datang pada siswa.
c. Penghargaan terhadap nilai, mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai
dengan penilaian itu.
d. Pengorganisasian, mencakup untuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
e. Karakteristik nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang
telah di nilai seseorang. Pada tingkat ini siswa bukan saja telah
mencapai perilaku-perilaku tingkah laku rendah, tetapi telah
mengintegrasikan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan yang
konsisten.
Ranah Psikomotor

Tujuan atau ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan


kemampuan bertindak seseorang individu, ada tingkatannya antara lain:
a. Gerak refleks atau meniru (imitation) yaitu mencakup kemampuan
untuk meniru perilaku yang dilihatnya.
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan gerakan di bidang fisik
d. Kemampuan gerakan-gerakan skill
e. Kemampuan yang berkenaan dengan non de cursve
Jadi dapat disimpulkan hakikat hasil belajar Ilmu Ukur Tanah I adalah
suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam mempelajari Ilmu Ukur Tanah I
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Setelah guru selesai menyampaikan materi tertentu tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dapat
dilakukan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Ngalim
Purwanto (2001:33) menyatakan bahwa, tes hasil belajar adalah tes yang
digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru
kepada siswa dalam waktu tertentu. Untuk mengukur hasil belajar dapat

8|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


digunakan tes hasil belajar yang menurut jenisnya dapat dibagi dua yaitu tes
hasil belajar bentuk uraian dan bentuk obyektif.

B. Pengetian Model Pembelajaran Kooperatif

Isjono (2007:1) mengemukakan bahwa, pembelajaran adalah suatu yang


dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya
merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan
belajar.
Menurut Slavin dalam Isjono (2007:12) menyebutkan bahwa, cooperative
Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur heterogen.
Asep Jihad (2008:30-31) mengemukakan bahwa, keberhasilan
pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan kelemahan diantaranya:

Keunggulan:
a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak sepenuhnya bergantung
pada guru.
b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide/gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
mendengarkan ide-ide orang lain.
c. Dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari
serta menerima segala perbedaan.
d. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahaman sendiri.
e. Memberikan rangsangan untuk berfikir.
Kekurangan:
a. Untuk memahami dan mengerti pembelajaran kooperatif
membutuhkan waktu.
b. Penilaian yang diberikan di dasarkan pada nilai kelompok.
c. Keberhasilan pembelajaran kooperatif merupakan periode yang cukup
panjang.

9|PTK SMK PGRI 1 LAMONGAN


Hal ini dilihat dari tugas penerapan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial.
Dari berbagai tinjauan diatas pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, penerimaan terhadap keragaman.
Model Pembelajaran Kooperatif agar siswa dapat menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara
lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial, serta
pengembangan ketrampilan sosial yang artinya aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea
atau pendapat.

C. Pengertian Tipe STAD (Student Team Achviement Division)

R E Slavin dalam Aina (2011:14) menyebutkan bahwa, ide dasar STAD


adalah agar memotivasi siswa untuk saling bekerja sama dan membantu satu sama
lain, baik dalam memahami materi maupun penyelesaian tugas dalam satu
kelompok. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual, terutama terhadap siswa-siswi yang di dalam kinerja akademiknya
lemah atau mainstream. Isjono (2007:143) menyebutkan bahwa, STAD terdiri
atas lima komponen utama yaitu:
a. Presentasi kelas
b. Tim
c. Kuis
d. Skor kemampuan individu
e. Rekognisi Tim
Presentasi Kelas atau tahap penyajian materi, guru memulai dengan
menyampaikan indikator yang dicapai dan memotivasi siswa tentang materi yang
akan dipelajari. Mengenai teknik penyajian materi dapat dilakukan secara klasikal
atau melalui audiovisual.
Tim terdiri atas empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari

10 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
tim atau kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar
belajar, tim atau kelompok mengerjakan tugas dalam bentuk lembar tugas. Tiap
anggota tim diharapkan melakukan sesuatu yang terbaik untuk tim atau
kelompoknya.
Kuis, setelah guru memberikan presentasi dan/atau siswa telah
melaksanakan praktek tim atau kerja kelompok (diskusi), para siswa akan
mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling
membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab
secara individual untuk memahami atau pencapaian materi.
Skor Kemajuan Individual dihitung berdasarkan skor awal yang diperoleh
dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang
sama atau berdasarkan pada nilai evaluasi semester sebelumnya. Pada skor awal
setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor
maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperoleh. Poin kemajuan
individual diperoleh dari selisih skor tes dengan tes awal.
Rekognisi Tim, akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang
lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Tiga macam
tingkatan penghargaan didasarkan pada rata-rata skor tim, yakniTim Baik, Tim
Sangat Baik, Tim Super
.
D. Hipotesis Tindakan
            Proses dan hasil belajar mata pelajaran Prduktif 2 (Sistem Pendingi) pada
peserta didik kelas X TKR 1 SMK PRI 1 LAMONGAN akan meningkat melalui
penerapan model pembelajaran “Student Team Achievement Division”

11 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode Action Research (Penelitian


Tindakan). Penelitian Tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan
dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Penelitian ini dilakukan bersama-sama antara peneliti dan kolaborator
yaitu Guru Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan. Dalam penelitian
tindakan peneliti menggunakan Desain Model Kurt Levin, dimana konsep
pokok dari penelitian Levin terdiri dari empat siklus yaitu:
1. Perencanaan (Plain)
2. Tindakan (Action)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflection)
(Sukardi, 2004:213)
Siklus proses pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD), dapat digambarkan dengan diagram di bawah
ini:
Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan
Siklus III dst.

12 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
Adapun gambaran rencana pelaksanaan setiap siklus adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Langkah yang disusun peneliti bersama guru Pemeliharaan Kelistrikan
Kendaraan Ringan pada perencanaan awal yakni mengidentifikasi masalah
dan menetapkan jalan keluar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team achievement Division (STAD), sebagai berikut:
1) Peneliti dan kolaborator merencanakan pembelajaran yang diterapkan
di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe
STAD.
2) Mempersiapkan silabus.
3) Menentukan Standar Kompetensi (SK) sesuai dengan Standar Isi (SI)
Produktiif 2 (Sistem Pendingin) Semester I kelas X TKR 1 yaitu 3.
Memahami sistem pendingin
4) Menentukan dulu Kompetensi Dasar (KD) yaitu 3.1 Mengetahui fungsi
sistem pendingin beserta komponennya
5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
6) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
7) Menyiapkan daftar hadir siswa.
8) Menyiapkan lembar kolaborator.
9) Melaksanakan tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

b. Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan:
1) Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD).
2) Melakukan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa apakah ada yang
pernah tahu ruang lingkup pekerjaan Pemeliharaan Sistem Pendingin.
3) Membagi kelas menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat
sampai lima siswa.
4) Memberikan pengenalan topik yang akan dibahas.
5) Setiap kelompok diberikan lembar tugas/pertanyaan.

13 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
6) Selama mengerjakan tugas/pertanyaan setiap anggota harus dapat
menjawab tugas/pertanyaan sekaligus memahami materi ajar.
7) Setelah tugas selesai guru memberikan kuis atau pertanyaan sesuai
pada tugas/pertanyaan dalam kelompok.
8) Diusahakan setiap kelompok dapat menjawab kuis atau pertanyaan =
berhasil.
9) Peneliti memberikan Postest secara individu

c. Pengamatan (Observation)
Kolaborator mengamati pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan. Sekaligus pencapaian/pemahaman materi
ajar untuk siswa pandai maupun siswa yang biasa, bahkan pada siswa yang
kurang bersemangat belajar (malas-malas belajar). Dan kolaborator
menuliskannya kedalam lembaran yang sudah disiapkan.

d. Refleksi (Reflection)
Dari pengamatan pada waktu pembelajaran siklus pertama, peneliti
bersama kolaborator merinci dan menganalisa permasalahan, yang
tentunya harus mengadakan perbaikan dan akan dilaksanakan pada siklus
kedua. Bila nilai siswa pada siklus pertama masih ada dibawah KKM,
maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan tahapan yang
sama seperti pada siklus pertama.

B. Sumber Data dan Data Penelitian

1) Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
penelitian guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
dilaksanakan pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK PGRI 1
LAMONGAN.

14 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
2) Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah kapan penelitian ini dilaksanakan atau saat
berlangsungnya penelitian tersebut. Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 (Juli-Agustus)
3) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI 1
LAMONGAN Jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada tahun ajaran
2015/2016.
4) Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan
Ringan 1.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang diguanakan dalam mengumpulkan data pada


penelitian ini adalah:
1) Tes (pemberian tes pada setiap akhir siklus)
2) Instrumen validasi perangkat pembelajaran, lembar validasi digunakan
untuk mengetahui valid atau tidaknya instrument yang digunakan.
3) Lembar observasi, lembar observasi meliputi data pengamatan kegiatan
guru mengajar dan kegiatan belajar siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1) Metode observasi (observasi kegiatan guru mengajar dan observasi


pengamatan siswa belajar)
2) Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk tes hasil belajar.

E. Teknik Analisis Data


Kemudian data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui observasi,
tes atau menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis
deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

15 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran
mata pelajaran Produktif 2 tentang Pemeliharaan Sistem Pendingin materi
pokok memahami sistem pendingin di kelas X TKR 1 SMK PGRI 1
LAMONGAN setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe
Student Team Achievement Division (STAD).
Adapun teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-
data yang disajikan berdasarkan angka-angka maka menggunakan analisis
deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Persentase ¿ x 100 %
Jumlah siswa
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian pendidikan ini apabila:
1) Meningkatnya hasil belajar mata pelajaran Produktiif 2 (Sistem Pendingin)
materi pokok memahami sistem pendingin ditandai rata-rata nilai yang
dicapai diatas KKM sebanyak 75% dari jumlah peserta didik.
2) Adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada kategori sangat
aktif dan aktif yang mencapai 80%.

16 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N
DAFTAR PUSTAKA

Aina Mulyana. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Ix-C
Smpn 2 Cikeusik Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Division (Stad). Proposal
Penelitian Tindakan Kelas.
Asep Jihad, 2008, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Pressindo.

“Contoh Prosedur Penelitian PTK IPA Kelas II”.


http://contohptkproposal.blogspot.com/2014/02/contoh-prosedur-penelitian-ptk-
ipa.html

“Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”. Oktober 2014.


http://mettaadnyana.blogspot.com/2014/10/a.html

Isjono, 2007, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta.

Nana, Sujana, 2004, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Ngalim Purwanto, 1988, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya.
Ngalim Purwanto, 2001, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nurdin Ibrahim, 2000, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil
Belajar Siswa SLTP Terbuka, Jurnal Teknodik, Oktober.
Sukardi, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya,
Jakarta : Bumi Aksara.

17 | P T K S M K P G R I 1 L A M O N G A N

Anda mungkin juga menyukai