MODUL 2
PROSES UMUM PEMBELAJARAN TERPADU
Oleh Kelompok 3 :
1. Ni Putu Riza Anggita (859028977)
2. Dian Fitria Sari (859029037)
3. Dewa Ayu Febri Pratini Dewi (859028945)
4. Dyah Chrisna Gontari Herlin Oematan (859030468)
5. Putu Indira Indriyani (859030468)
6. Kadek Dwi Aquari Jesica (859028519)
UPBJJ UT DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran pada satuan Pendidikan sekolah dasar, terutama untuk kelas-
kelas awal harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman
belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus
dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman
belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik
di dalam maupun antar mata pelajaran, akan memberi peluang bagi terjadinya
pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran
yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi
pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pembelajaran
terpadu diharapkan siswa dapat aktif dalam menemukan sendiri konsep yang telah
dipelajari. Dalam pembelajaran seorang guru berperan sebagai pelaksana pembelajaran,
sehingga mampu mengarahkan siswa pada pengembangan kreativitas dalam menemukan
keterkaitan konsep satu pelajaran dengan mata pelajaran lain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
yang tidak langsung berkaitan dengan materi. Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam
pembelajaran ini ialah menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif,
memberikan acuan, melaksanakan kegiatan apersepsi (apperception), dan penilaian awal (pre-
test).
1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran
Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pMengecek atau
memeriksaembelajaran yang efektif adalah dengan cara-cara berikut :
a. Mengecek atau Memeriksa Kehadiran Siswa (Presence, Attendance)
Keberhasilan siswa dalam belajar banyak ditentukan oleh frekuensi kehadiran siswa
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Anak yang presentase kehadirannya tinggi
biasanya memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan
tingkat kehadirannya rendah. Guru sebaiknya mengecek kehadiran siswa terlebih dahulu
sebelum memulai pembelajaran.
Dengan melakukan pengecekan kehadiran siswa, secara tidak langsung guru
memberikan motivasi terhadap siswauntuk selalu hadir dalam proses pembelajaran. Dengan
car aini juga dapat menanamkan kedisiplinan pada siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Menumbuhkan Kesiapan Belajar Siswa (Readiness)
Dalam pembelajaran perlu kesiapan belajar dari diri siswa. Kesiapan belajar siswa
merupakan kegiatan belajar yang membuat siswa siap memberi jawaban dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam teori Koneksionisme atau teori Asosiasi, dengan tokohnya,
yaitu Edward L. Thorndike, yang merupakan teori paling awal dari rumpun Behaviorisme,
dikemukakan bahwa kehidupan itu tunduk kepada hukum stimulus-respon atau aksi reaksi.
Dalam teori tersebut dikemukakan tiga hukum belajar (law of learning), yaitu : hukum
kesiapan (law of readness), hukum tentang pentingnya latihan (law of exercise) dan hukum
penguatan (law of effect).
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan
belajar siswa, khususnya yang dilakukan pada awal pembelajaran, diantaranya:
1) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber
belajar yang diperlukan dalam kegiatan kegiatan belajar.
2) Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.
3) Menunjukkan sikap penuh semangat dan minat mengajar yang tinggi.
4) Mengontrol seluruh siswa mulai dari awal pembelajaran
5) Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta
minat dan perhatian siswa.
3
6) Menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
c. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
Sebagai guru harus membuat suasana pembelajaran yang demokratis dalam rangka
menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan ciri pembelajaran
terpadu yang menekakan pada keaktifan siswa (student centered). Siswa diharapkan
dapat mengeluarkan ide, gagasan dan keberanian dalam berpendapat. Guru dapat
mengajukan pertanyaan- pertanyaan awal mengenai topik yang akan dibahas. Pertanyaan
tersebut diajukan untuk merangsang agar menjawab atau memberi pendapat.
d. Membangkitkan motivasi belajar siswa
Motivasi merupakan motor penggerak aktivitas belajar. Motivasi belajar siswa
berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa. Bila siswa pada saat belajar
menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna dan bermanfaat bagi siswa
tersebut, maka motivasi belajarnya akan muncul dengan kuat. Motivasi belajar seperti itu
disebut motivasi instrinsik atau motivasi internal. Motivasi instrinsik disebut motivasi
murni, karena berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus
memunculkan motivasi instrinsik pada diri siswa di awal kegiatan pembelajaran terpadu.
Selain memunculkan motivasi instrinsik, guru juga harus memunculkan motivasi
ekstrinsik dengan cara: memberikan penguatan seperti memberi pujian atau hadiah,
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan atau memberi nasihat.
e. Membangkitkan perhatian Siswa
Perhatian erat sekali dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Perhatian adalah
pemusatan energi pikiran dan perasaan terhadap suatu objek yang dipelajari.
Memunculkan perhatian siswa pada suatu objek dapat diakibatkanoleh dua hal. Pertama,
siswa merasa bahwa objek yang disajikan guru mempunyai kaitan dengan dirinya. Kedua,
objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang berbeda, yang lain dari yang sudah
biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.
Belajar dengan perhatian akan menyebabkan proses dan hasil belajar yang lebih baik.
Upaya guru untuk menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengaitkan pelajaran dengan
pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa.
4
2. Memberi Acuan
Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan
singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh
selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan,
di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Memberitahukan Tujuan (Kemampuan) yang Diharapkan atau Garis Besar Materi yang
Akan Dipelajari
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah
memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa setelah
pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari untuk mencapai
tujuan atau kompetensi tersebut. Hal ini diperlukan agar siswa megathui kemampuan apa
saja yang diperolehnya setelah pembelajaran berakhir.
b. Menyampaikan Alternatif Kegiatan Belajar yang Akan Ditempuh Siswa
Kegiatan yang dapat dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan alternatif
kegiatan yang akan dilaksanakan siswa. Pada tahap ini, guru menyampaikan pada siswa
tentang kegiatan belajar yang akan ditempuh. Penjelasan-penjelasan mengenai kegiatan
belajar yang akan ditempuh siswa tersebut harus dilakukan karena dalam pembelajaran
terpadu lebih diutamakan terjadinya proses belajar yang kadar aktivitas tinggi. Siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya sehingga prinsip-
prinsip belajar dalam teori konstruktivisme dapat dijalankan.
5
a. Mengajukan Pertanyaan Tentang Bahan Pelajaran yang Sudah Dipelajari Sebelumnya
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut
penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran yang
dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari siswa.
b. Menunjukkan Manfaat Materi yang Dipelajari
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat
yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan
awal pembelajaran guru hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi
atau materi yang dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari.
c. Meminta Siswa Mengemukakan Pengalaman yang Berkaitan dengan Materi yang Akan
Dibahas
Untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa, pada kegiatan awal
pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Dengan melihat kaitan antara apa yang akan
dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan
memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung.
6
Kemampuan yang diharapkan setelah Anda mempelajari adalah mampu menjelaskan
makna kegiatan inti pembelajaran terpadu dan memberikan contoh kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan guru dalam kegiatan inti pembelajaran.
7
pembelajaran yang bervariasi, yang mampu mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam upaya
penemuan pengetahuan baru.
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang guru agar terjadi proses belajar
pada diri siswa. Proses belajar akan terjadi pada diri siswa apabila siswa terlibat aktif secara
intelektual dan emosional (termasuk keterlibatan fisik) dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa akan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
eksplorasi.
Belajar terjadi melalui proses pengalaman Pengalaman tersebut dapat berasal dari
mengerjakan sesuatu atau mengamati orang lain melakukan sesuatu. Pengalaman yang
diperoleh dari mengerjakan sesuatu dapat dirancang oleh guru dengan meminta siswa
melakukan percobaan, berlatih mengerjakan soal, berdiskusi, membuat karangan, melakukan
wawancara, dan sebagainya. Sementara itu, pengalaman yang diperoleh dari pengamatan dapat
dikembangkan guru melalui kegiatan demonstrasi yang dilakukan guru, mengamati teman lain
yang melakukan suatu keterampilan, pemberian penjelasan tentang materi, pemutaran program
video atau audio, dan sebagainya.
Kegiatan inti pembelajaran, baik dalam pembelajaran terpadu maupun pembelajaran biasa,
menggambarkan penggunaan strategi dan media pembelajaran serta metode mengajar dalam
upaya membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan kompetensi
yang harus dikuasai siswa, yang mencakup penguasaan pengetahu an, keterampilan, serta sikap
dan nilai, kegiatan pembelajaran harus memberikan ke sempatan kepada siswa untuk mengkaji,
berlatih, dan menghayati.
Berkenaan penggunaan strategi pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan guru. Faktor-faktor tersebut adalah tujuan, materi, siswa, guru, serta fasilitas,
ruang, dan waktu (Wardani, 2002).
a. Tujuan
Setiap jenis kemampuan menuntut kegiatan pembelajaran yang berbeda.Penguasaan
pengetahuan menuntut adanya kegiatan pengkajian seperti mendengarkan penjelasan guru,
memperhatikan demonstrasi, melakukan observasi, melaksanakan percobaan, berdiskusi, dan
sebagainya. Pembentukan keterampilan menuntut adanya kegiatan latihan. Keterampilan
hanya akan dikuasai siswa apabila siswa melakukan latihan. Kemampuan siswa memainkan
alat musik dapat dikuasai dengan baik oleh siswa apabila siswa banyak berlatih. Keterampilan
menyatakan pendapat dengan lancar akan dapat dikuasai oleh siswa apabila pembelajaran
memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih menyatakan pendapat. Sementara itu,
pembentukan sikap dan nilai menuntut pembelajaran berupa penghayatan. Sikap kerja sama
8
akan dimiliki siswa apabila kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan kerja sama. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran
menentukan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru.
b. Materi
Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut menentukan penentuan kegiatan
pembelajaran. Jika materi yang akan dibahas bersifat abstrak maka dalam kegiatan
pembelajaran guru hendaknya memberikan contoh-contoh. Dan jika materi yang dibahas
merupakan materi baru maka guru hendaknya memberikan penjelasan singkat atau melakukan
demonstrasi. Sebaliknya apabila materi yang akan dibahas sudah dikenal siswa maka guru
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengatasi masalah
yang berkaitan dengan materi tersebut.
c. Siswa
Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan faktor siswa,
yang mencakup karakteristik dan jumlah siswa di dalam kelas. Apabila akan melaksanakan
percobaan di laboratorium, guru harus yakin bahwa bahan dan alat yang ada di laboratorium
bukan merupakan hal yang baru sehingga pada waktu memasuki laboratorium siswa tidak
merasa canggung menggunakan alat-alat percobaan.
d. Guru
Di samping tujuan, jenis dan tingkat kesulitan materi, serta siswa, faktor guru juga turut
menentukan perancangan kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila guru merasa
tidak mampu melakukan percobaan, sebaiknya guru meminta bantuan guru lain untuk
melakukan percobaan tersebut.
e. Fasilitas, Ruang, dan Waktu
Faktor lain yang perlu diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pembelajaran adalah
fasilitas, ruang, dan waktu yang tersedia. Melakukan percobaan secara individual memang
akan sangat baik bagi siswa. Tetapi apabila alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi untuk
setiap siswa, bukan berarti kegiatan percobaan ditiadakan. Dalam hal ini guru dapat meminta
siswa untuk melakukan percobaan kelompok. Selain itu, apabila Anda memiliki waktu yang
tidak banyak, metode kerja kelompok kurang tepat dilaksanakan karena Anda akan
menghabiskan waktu tersebut hanya untuk membentuk kelompok dan mempersiapkan fasilitas
yang diperlukan.
Selain menggambarkan penggunaan strategi pembelajaran dan metode mengajar, dalam
kegiatan inti pembelajaran juga menggambarkan penggunaan media pembelajaran. Seperti kita
9
ketahui bahwa media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
berkaitan dengan komponen lainnya dalam pembelajaran dalam rangka membantu siswa
belajar. Tanpa media pembelajaran yang bervariasi maka kegiatan inti pembelajaran terpadu
tidak akan berjalan dengan efektif. Dengan menggunakan media pembelajaran, kita dapat
memanfaatkan nilai yang terkandung dalam media pembelajaran untuk memfasilitasi
terjadinya proses belajar pada diri siswa. Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik dari
penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu.
10
4. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
5. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa. L Mengatasi
keterbatasan waktu dan ruang.
6. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
Dengan memperhatikan nilai dan kekuatan yang dimiliki media pembelajaran dalam
mengoptimalkan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran memberikan kontribusi yang
sangat besar terhadap tercapainya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Berikut ini
beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam pemanfaatan media dalam kegiatan inti
pembelajaran terpadu.
a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi
tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal
ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang
tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi dasar,
indikator, dan isi/bahan pembelajaran terpadu. Hal ini mengandung makna bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran terpadu harus selalu memperhatikan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa dan karakteristik bahan pembelajaran.
d. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa
dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat menguasai kompetensi dasar dan
bahan pembelajaran secara lebih mudah dan lebih cepat.
e. Media pembelajaran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya.
f. Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk sehingga dapat
mengurangi terjadinya verbalisme.
Penggunaan strategi dan metode mengajar serta media pembelajaran tidak akan
memberikan hasil yang optimal dalam kegiatan inti pembelajaran apabila dilakukan tanpa
memperhatikan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. Untuk itu, dalam penetapan strategi
dan metode mengajar serta media pembelajaran guru perlu mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut agar kegiatan inti pembelajaran berlangsung optimal.
11
2.3 Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Terpadu
Kegiatan akhir dan tindak lanjut merupakan prosedur terakhir yang perlu
dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu dan pembelajaran pada umumnya. Kegiatan ini
dilakukan untuk memantapan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah
berlangsung. Karena satu kesatuan dengan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti
pembelajaran maka kegiatan akhir dan tindak lanjut memiliki peranan yang sangat penting
dalam rangka mencapai standart kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, guru
perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam
kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran terpadu. Kegiatan yang dapat dilakukan
pada kegiatan akhir dan tindak lanjut adalah dapat membantu dan mengarahkan siswa
dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator.
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya sebagai kegiatan penutup
pembelajaran. Kegiatan ini juga mengandung makna sebagai kegiatan untuk memantapkan
pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar dan bahan pembelajaran yang telah
dipelajari. Kegiatan akhir ini juga untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan akhir biasanya guru memberikan tes, baik
tertulis maupun lisan. Guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa
memperoleh gambaran utuh tentang materi yang sudah dipelajari. Kegiatan ini berupa
kegiatan meninjau Kembali penugasan siswa.
12
2.3.2 Bentuk Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam memantapkan pemahaman siswa. Kegiatan akhir dan tindak lanjut waktu
yang disediakan relative singkat membuat guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu
seefisien mungkin dengan bentuk-bentuk kegiatan yang tepat.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ,
salah satunya guru bisa berkreasi sendiri dalam menetukan cara yang terbaik. Berikut
beberapa alternatif bentuk kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan akhir dan
tindak lanjut pembelajaran terpadu disekolah dasar.
b. Melaksanakan Penilaian
Penilaian terhadap pemahaman siswa sangat penting dilakukan guru dengan
maksud untuk mengetahui siswa telah mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.
Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa.
Salah satu kegiatan akhir yang sering dilakukan guru adalah memberikan tes. Tes
akhir (post-test) merupakan tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dengan
13
tujuan untuk mengetahui tingkat penugasan siswa terhadap materi yang telah
dipelajari.
Karena waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir relatif singkat, guru perlu
mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk menilai penguasaan
siswa. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan atau tertulis.
Oleh sebab itu guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam menilai hasil
belajar siswa agar pelaksanaan penilaian akhir tersebut efektif dan efisien.
14
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas
yang belum dipahaminya.
4) Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas
dapat di laksanakan rumah atau di sekolah, sesuai dengan karakteristik
tugas yang bersangkutan.
5) Guru hendaknya meminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
6) Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.
15
e. Mengemukakan Topik untuk Pertemuan Berikutnya
Mengemukakan atau memberikan gambaran kepada siswa tentang topik
bahasan atau tema yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, ini
merupakan kegiatan tindak lanjut lain yang dapat dilakukan oleh guru.
Diharapkan siswa akan membaca atau mempelajarinya terlebih dahulu.
Dengan demikian, pemahaman akan topik atau tema yang akan dibahas akan
lebih mudah dipahami dalam waktu relatif singkat.
16
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan mengenai Prosedur Umum Pembelajaran
Terpadu adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari
komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan
pendahuluan, di antaranya adalah menciptakan kondisi awal pembelajaran yang
kondusif. memberi acuan, membuat kaitan (kegiatan apersepsi), dan melaksanakan
penilaian awal (pre-test). Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara
mengecek memeriksa kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan belajar siswa,
menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar siswa,
dan membangkitkan perhatian siswa.
Apersepsi berfungsi untuk mempersiapkan kondisi awal belajar pada diri siswa
terutama kesiapan mental siswa menghadapi pelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan
dalam membuat kaitan atau apersepsi di antaranya adalah mengajukan pertanyaan
tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya, menunjukkan manfaat
materi yang dipelajari, atau meminta siswa mengemukakan pengalamannya yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Penilaian awal dilakukan dengan tujuan
untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dimiliki oleh siswa. Penilaian awal dapat dilakukan melalui pertanyaan
secara lisan pada beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh siswa.
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu merupakan kegiatan yang menekankan pada
proses pembentukan pengalaman belajar siswa (learning experiences). Kegiatan inti
pembelajaran terpadu menggambarkan penggunaan strategi dan media pembelajaran
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Dalam pengorganisasian
kegiatan inti pembelajaran terpadu, pembahasan bahan pembelajaran harus dilakukan
melalui penghubungan konsep dari beberapa mata pelajaran. Dalam menentukan
kegiatan inti pembelajaran, guru hendaknya mempertimbangkan faktor kompetensi
yang diharapkan dicapai siswa, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran,
karakteristik siswa, guru, serta fasilitas, ruang. dan waktu yang tersedia. Dalam
menentukan dan menggunakan media pembelajaran, guru perlu memperhatikan fungsi
media serta kekuatan dan kelemahan dari setiap jenis media pembelajaran.
17
3. Kegiatan akhir dan tindak lanjut dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa
terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung, mengetahui keberhasilan siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani, serta memberikan tindak lanjut untuk
mengembangkan kemampuan yang baru dikuasai siswa. Alternatif bentuk kegiatan
yang bisa diterapkan dalam kegiatan akhir adalah meninjau kembali penguasaan siswa
dan melaksanakan penilaian, sedangkan alternatif kegiatan tindak lanjut adalah
memberikan pekerjaan rumah, membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit,
menugaskan membaca materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan
belajar dan mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya
18
DAFTAR PUSTAKA
19