Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Praktikum IPA ini dengan baik sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.

Tulisan ini adalah pengamatan Praktikum IPA selama menyelesaikan tugas praktik yang telah
kami lakukan selama bulan Oktober dan November 2019 dalam melaksanakan tugas besar mata kuliah
PRAKTIKUM IPA DI SD PDGK 4103 serta hal yang lain sesuai dengan tugas

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan laporan
seperti ini, pengamatan yang kami laksanakan dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari
kembali pada kesempatan lain untuk kepentingan proses belajar kita terutama praktikum IPA di SD.

Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Bapak AGUS SUBEKTI,S.Pd sebagai tutor mata
kuliah praktikum IPA SD yang telah memberikan banyak saran, petunjuk dan dorongan dalam
melaksanakan tugas ini, juga rekan-rekan mahasiswa semua. Semoga segala yang telah kita kerjakan
merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita
semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini
kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan ilmu pengetahuan.

Sidomulyo,29 November 2019

Penyusun,

………………..
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………. 1-3
B. Tujuan Praktikum IPA DI SD ………………………………………………………….. 3
C. Sistematika ……………………………………………………………………………... 3

BAB II TEMUAN-TEMUAN DALAM PRAKTIKUM IPA DI SD


A. Kelemahan dalam Praktikum IPA………………………………………………………. 5
B. Kelebihan dalam Praktikum IPA……………………………………………………….. 5-7
C. Hal-hal Unik yang terjadi selama Praktikum IPA……………………………………… 7

BAB III KESIMPULAN


A. Kelemahan Selama Praktikum………………………………………………………….. 8
B. Penyebab Kelemahan…………………………………………………………………… 8
C. Kelebihan Selama Praktikum…………………………………………………………… 8-9
D. Penyebab Kelebihan……………………………………………………………………. 9
E. Solusi Untuk Praktikum Selanjutnya…………………………………………………… 9

MODUL 1: MAKHLUK HIDUP


Kegiatan Praktikum 1
Ciri-ciri makhluk hidup ………………………………………………………………………… 1-18
Kegiatan Praktikum 2
Simbiosis………………………………………………………………………………………… 19-22
Kegiatan Praktikum 3
Pertumbuhan, Perkembangan, dan perkembangbiakan makhluk hidup ………………………... 23-33

MODUL 2: EKOSISTEM
Kegiatan Praktikum 1
Ekosistem………………………………………………………………………………………... 34-40
Kegiatan Praktikum 2
Pencemaran Lingkungan………………………………………………………………………... 40-43
MODUL 3: MAKANAN
Kegiatan Praktikum 1
Jenis Zat dalam Makanan……………………………………………………………………….. 44-49
Kegiatan Praktikum 2
Uji Makanan (Uji Karbohidrat, Lemak dan Protein)…………………………………………… 50-55
Kegiatan Praktikum 3
Pencernaan Makanan……………………………………………………………………………. 56-58

MODUL 4: MEKANIKA
Kegiatan Praktikum 1
Gaya …………………………………………………………………………………………….. 59-65
Kegiatan Praktikum 2
Gerak …………………………………………………………………………………………… 66-68
Kegiatan Praktikum 3
Pesawat Sederhana ……………………………………………………………………………… 69-70

MODUL 5: KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT DAN PERPINDAHANNYA PADA


SUATU ZAT
Kegiatan Praktikum 1
Perubahan Wujud Zat…………………………………………………………………………… 71-74
Kegiatan Praktikum 2
Perpindahan dan Pertukaran panas pada suhu zat……………………………………………… 75-78
Kegiatan Praktikum 3
Perubahan Panas Pada Suhu Zat ……………………………………………………………….. 79-81

MODUL 6: GELOMBANG
Kegiatan Praktikum 1
Jenis dan Bentuk Gelombang…………………………………………………………………… 82-85
Kegiatan Praktikum 2
Getaran dan Bunyi………………………………………………………………………………. 86-91
Kegiatan Praktikum 3
Telinga …………………………………………………………………………………………. 92-95
MODUL 7: OPTIK
Kegiatan Praktikum 1
Sifat Cahaya……………………………………………………………………………………... 96-104
Kegiatan Praktikum 2
Lensa Cembung dan Cermin Cekung …………………………………………………………... 105-106
Kegiatan Praktikum 3
Mata …………………………………………………………………………………………….. 107-111

MODUL 8: LISTRIK DAN MAGNET


Kegiatan Praktikum 1
Kelistrikan………………………………………………………………………………………. 112-118
Kegiatan Praktikum 2
Kemagnetan ……………………………………………………………………………………. 119-125

MODUL 9: BUMI DAN ALAM SEMESTA


Kegiatan Praktikum 1
Udara dan batuan ……………………………………………………………………………….. 126-128
Kegiatan Praktikum 2
Alam Semesta…………………………………………………………………………………… 129-136

PENUTUP ……………………………………………………………………………………… 137


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktikum merupakan bentuk pengajaran yang kuat untuk membelajarkan keterampilan,
pemahaman, dan sikap serta kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman
mahasiswa tentang teori atau agar mahasiswa menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan
dengan suatu pengetahuan atau suatu mata kuliah. Dalam merancang system pembelajaran,
menyusun kurikulum atau dosen dapat memasukan kegiatan praktikum/latihan/responsi dalam
perencanaanya jika ada dukungan kuat bahwa materi mata kuliah hanya dapat dipahami kalu
disertai praktikum/latihan/responsi.
Suatu mata kuliah dapat semata-mata berupa praktikum. Hal ini dapat terjadi karena dua
alasan. Pertama, mata kuliah itu merupakan mata kuliah yang selain diperlukan oleh jurusan yang
bersangkutan, juga diperlukan oleh jurusan lain (mata kuliah layanan) yang tidak memerlukan
praktikum. Kedua, praktikum itu sendiri mempunyai bobot kredit yang cukup banyak sehingga
memerlukan penanganan tersendiri walaupun materinya tetap tidak terpisah dari mata kuliah yang
menyelenggarakan tatap muka teorinya saja. Menurut Soekarno dkk (1990:14) “metode praktikum
adalah suatu cara mengajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu fakta
yang diperlukan atau ingin diketahui”. Kegiatan praktikum pada dasarnya dapat digunakan untuk:
1. Mendapat atau menemukan suatu konsep. Mencapai suatu definisi sampai mendapat dalil-
dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.
2. Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah
dipelajari.

Menurut Djamara dan Zain (2002:95) memberi pengertian bahwa metode praktikum adalah
proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,
mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik suatu kesimpulan suatu obyek,
keadaan dan proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya. Sehingga
dapat menjawab pertanyaan dan bagaimana prosesnya.

Firman (2000) mengungkapkan bahwa kegiatan praktikum dapat dipakai untuk


mengembangkan keterampilan-keterampilan proses, membangkitkan minat belajar, serta
memberikan bukti-bukti bagi kebenaran teori. Selain itu, kegiatan praktikum juga dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa dalam membangun konsep-konsep IPA dan dapat
memberikan pengalaman belajar IPA secara nyata kepada siswa serta mengembangkan
keterampilan dasar bekerja di laboratorium.

Kata praktikum berasal dari kata Practiqu/Pratique (Prancis), Practicus (Latin), atau Praktikos
(Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif: atau Prattein/prassein (Yunani) yang berarti
“mengerjakan”

Dalam bahasa inggris, pratikum bermakna sama dengan excersice (exercice) [Prancis],
exercitium/execere [Latin] yang secara harfiah berarti “tetap aktif/sibuk” yang juga bermakna
sama dengan “latihan” atau “responsi”.

Responsi (Responsum/Responsio [Latin], Jawaban) merupakan istilah untuk kegiatan


Tanya/jawab yang umumnya dipakai dalam bidang matematika dan statistika untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap teori. Dalam system kredit semester (SKS) yang berlaku di
Indonesia, mata kuliah disertai kegiatan praktikum mempunyai symbol ABC IJK (X [Y-Z]).

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23)
merupakan “pengetahun hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-
hentinya serta diperoleh dari melalui metode tertentu yaitu tertentu, sistematis, berobjek,
bermetode dan berlaku secara universal”. Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan
“pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain”. Dari
pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan
manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah berupa metode ilmiah dan
didapatkan hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus
disempurnakan.

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta
persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energy dan perubahannya, bumi dan alam
semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan
Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek
Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan Makhluk hidup serta lingkungannya.
Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk
hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
Dari uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa praktikum IPA adalah suatu
rangkaian kegiatan yang saling berhubungan. Dikarenakan IPA mempunyai arti pengetahuan dari
hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa
metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga
akan terus disempurnakan. Sehingga IPA tidak bisa sempurna apabila tidak dilakukan adanya
sebuah praktikum untuk mengetahui hasil eksperimen atau observasi tersebut.

B. TUJUAN PRAKTIKU IPA DI SD


Tujuan umum praktikum (Field Practice), adalah sebagai jembatan penghubung atau alat untuk
mengintegrasikan antara teori dan praktik. Tujuan pertama lebih bersifat “atomistic”, karena
mengembangkan keterampilan keterampilan spesifik seperti mengamati, mengukur, menafsirkan
data, menggunakan alat, tujuan ini tak kalah pentingnya dengan dua tujuan yang lain. Penguasaan
keterampilan dasar ini memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan praktikum lainnya.
Disamping itu kebiasaan kerja secara cermat, bersih, dan sistematis dapat berkembang bersamaan
dengan pencapaian tujuan ini.

C. SISTEMATIKA
Menurut Ida Royandiah dan Sri Suharmini W (2011: 1.33) sistematika yang digunakan penulis
dalam penyusunan laporan PRAKTIKUM IPA DI SD ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan Praktikum IPA di SD
c. Sistematika
2. Bab II. Temuan-Temuan dalam Praktikum IPA di SD
a. Kelemahan dalam Praktikum
b. Kelebihan dalam Praktikum
c. Hal-hal unik yang terjadi selama praktikum IPA
3. Bab III. Kesimpulan
a. Kelemahan selama Praktikum
b. Penyebab Kelemahan
c. Kelebihan selama Praktikum
d. Penyebab Kelebihan
e. Solusi untuk Praktikum Selanjutnya
4. Daftar Lampiran sebagai pelengkap pembuatan laporan Praktikum IPA di SD, selama penulis
melaksanakan Praktikum di lingkungan kampus (SMAN 1 SIDOMULYO) dan di rumah
tempat tinggal (RT.003 RW.004 Desa Talang Baru Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
Lampung Selatan).

BAB II

TEMUAN-TEMUAN DALAM PRAKTIKUM IPA DI SD

A. KELEMAHAN DALAM PRAKTIKUM IPA


Kegiatan praktikum merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran dan tentu saja terdapat
komponen penilaian didalamnya. Penilaian praktikum biasanya hanya terbatas pada penilaian hasil
tes tertulis dan penilaian laporan kelompok maupun laporan individu yang merupakan produk dari
praktikum (Lestari:2008). Selain penilaian-penilaian tersebut, ada aspek lain yang menjadi
penilaian dalam praktikum yaitu aspek proses berupa aktivitas siswa selama kegiatan praktikum
berlangsung. Salah satu bentuk penilaian untuk aspek aktivitas siswa atau psikomotor berupa
penilaian kinerja. Penilaian kinerja ini dapat melihat kemampuan siswa selama proses
pembelajaran tanpa harus menunggu hingga proses tersebut berakhir. Penilaian kinerja yang
selama ini telah dilaksanakan pada beberapa sekolah seluruhnya dilakukan oleh guru sehingga
guru dituntut untuk mengobservasi setiap aktivitas siswa selama kegiatan praktikum berlangsung.
Hal ini tentu saja memberatkan guru dalam melakukan penilaian dikarenakan terbatasnya
kemampuan guru dalam mengobservasi setiap siswanya. Selain itu, perbandingan yang tidak
seimbang antara guru dan jumlah siswa dapatmenyebabkan luputnya perhatian guru terhadap
kinerja siswa yang muncul. Oleh karena itu, perlu dicari bentuk penilaian lain yang dapat menutupi
keterbatasan guru. Salah satu bentuk penilaian alternative tersebut adalah penilaian sendiri (Self
Assessment). Kelebihan dari penilaian ini adalah adanya keterlibatan siswa dalam menilai belajar
mereka sehingga dapat mengetahui kekurangan mereka dalam belajar dan dapat melatih kejujuran
serta melatih objektivitas. Hal tersebut dapat dijadikan umpan balik bagi siswa untuk memperbaiki
hasil belajarnya.

B. KELEBIHAN DALAM PRAKTIKUM IPA


Sedikitnya ada empat alas an yang dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai
pentingnya kegiatan praktikum (Woolnough & Allsop, 1985:5-8). Pertama, praktikum
membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, Praktikum mengembangkan keterampilan-
keterampilan dasar melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar
pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.
Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Motivasi mempengaruhi belajar
siswa yang termotivasi untuk belajar lebih mendalam. Menurut paham psikologi humanisme dalam
diri individu terdapat dorongan untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan (Yelon,
1977:300). Motivasi ini merupakan motivasi instrinsik yang independen dari motivasi ekstrinsik.
Praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin
bias. Prinsip ini sangat menunjang kegiatan praktikum yang didalamnya siswa menemukan
pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.
Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan
eksperimen. Kegiatan yang banyak dilakukan scientist adalah melakukan eksperimen. Untuk
melakukan eksperimen diperlukan keterampilan dasar, seperti mengamati, mengestimasi,
mengukur dan memanipulasi peralatan biologi. Keterampilan menggunakan alat diperlukan agar
mahasiswa dapat menangani alat secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan agar mahasiswa
dapat menangani alat secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan untuk merancang,
melakukan dan menginterpretasikan eksperimen perlu pula dikembangkan melalui kegiatan
praktikum.
Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Diyakini oleh banyak pakar
pendidikan IPA bahwa tidak ada cara terbaik agar siswa belajar pendekatan ilmiah kecuali
menjadikan mereka sebagai scientist. Nuffield, suatu objek pengembangan kurikulum di inggris,
mengembangkan kegiatan praktikum IPA dengan prinsip ini.
Namun demikian terdapat penafsiran yang berbeda di kalangan pakar tentang apa yang
dilakukan Scientist, sehingga berkembang beberapa model dalam organisasi praktikum IPA sesuai
perbedaan penafsiran tadi.
Penganut Faham Prancis Bacon memandang pekerjaan scientist adalah mengumpulkan pola
hubungan diantara data, dan selanjutnya menemukan teori untuk merasionalisasi semua itu.
Pandangan ini melahirkan model praktikum induktif, dari fakta menuju perampatan (Generalisasi).
Penganut Faham Popper memandang scientist mengawali penyelidikannya dengan suatu
hipotesis yang diturunkan dari gabungan antara pengalaman dan kreativitasnya. Lebih lanjut
scientist menguji kesalahan atau kebenaran hipotesisnya itu melalui observasi dan eksperimen.
Faham ini melahirkan model praktikum verifikasi. Kegiatan praktikum lebih diarahkan pada
pembuktian teori yang telah dipelajari sebelumya.
Pandangan bahwa scientist sebagai penemu (Discovery) pengetahuan heuristic dalam
pendidikan IPA dengan kegiatan praktikumnya mendapat kritik karena lebih menekankan metode
sendiri untuk menemukan dari pada “Subjek Matter”. Penekanan yang lebih pada penyelidikan
menyebabkan terbangkalainya pengajaran konsep dari prinsip IPA serta kurangnya kesimpulan
yang membuka wawasan mahasiswa tentang aspek-aspek IPA yang berkaitan dengan lingkungan
hidup dan masyarakat.
Pandangan lain berasal dari Polanya yang mengatakan bahwa kegiatan ilmiah perlu dibiasakan
sebagai kegiatan keterampilan, bergantung kepada pengetahuan pribadi tentang suatu hal dan
pertimbangan atributnya. Melalui pengalaman seorang scientist membangun konsep dan kepekaan
terhadap gejala alam yang diamatinya. Dengan demikian sejak kecil siswa sudah dilatih
mengembangkan bakat dan minat, sehingga dia dapat menyimpulkan secara intuitif dengan data
yang sedikit pada waktu melakukan eksperimen.
Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran. Umumnya para pakar
berpendapat bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi. Praktikum
memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mebuktikan teori, menemukan teori atau
mengelusidasi teori. Dari kegiatan-kegiatan tersebut maka pemahaman mahasiswa terhadap suatu
pelajaran telah merasionalisasi fenomena ini. Banyak konsep dan prinsip belajar IPA dapat
terbentuk dalam pikiran mahasiswa melalui proses perampatan (generalisasi) dari fakta yang
diamati dalam kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum juga dapat membentuk ilustrasi (1989),
yakni:
1. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah.
2. Meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran.
3. Mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.

C. HAL-HAL UNIK YANG TERJADI SELAMA PRAKTIKUMIPA


1. Kita dapat menemukan sesuatu hal yang tidak mungkin kita temui, contohnya suatu tumbuhan
yang hidup dalam perairan.
2. Dapat menemukan sesuatu hal yang terjadi setelah kita melakukan kegiatan praktikum.
3. Kita dapat menemukan sebuah kerjasama tim didalam menyelesaikan sebuah praktikum
(Kekompakan)
4. Selalu menemukan tempat baru jika melakukan observasi di lapangan.
5. Dapat menemukan gagasan-gagasan yang sebelumnya belum diketahui atau tidak terpikirkan
sebelumnya.
BAB III

KESIMPULAN

A. KELEMAHAN SELAMA PRAKTIKUM


Kelemahan selama praktikum IPA, dalam kegiatan praktikum masih banyak kekurangan
terutama terletak pada cara kerja suatu praktikum tersebut, yang langkahnya kurang bias di pahami
oleh para siswa sehingga siswa susah untuk mengikuti rentetan penyelesaian sebuah praktikum.
Dalam sebuah praktikum banyak kelemahan yang terjadi, contohnya kurangnya kekompakan
dalam suatu kelompok kerja, jika masing-masing individu tidak sejalan selama menjalankan
praktikum maka akan terjadi ketidak tercapaian hasil yang diharapkan, dan tentunya hasil yang
sebenarnya direncanakan tidak sesuai dengan apa yang diterapkan, yang tentunya juga berdampak
pada hasil praktikum yang kurang begitu memuaskan atau kurang maksimal.

B. PENYEBAB KELEMAHAN
Dewasa ini, masih banyak penyebab kelemahan dalam praktikum, diantaranya; kurangnya
pemahaman terhadap kegiatan praktikum, SDM (Sumber Daya Manusia) terbatas. Selain itu,
kekurangan alat dan bahan yang digunakan selama proses praktikum juga sangat berpengaruh
terhadap hasil praktikum. Tetapi kelemahan ini akan menjadi catatan yang penting dan tentunya
akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar lagi guna memperbaiki kelemahan atau
kekurangan praktikum selanjutnya.

C. KELEBIHAN SELAMA PRAKTIKUM


Kelebihan selama praktikum IPA, kegiatan Praktikum IPA di SD merupakan model
pembelajaran dengan melakukan pengamatan langsung atau survey ditempat. Kegiatan praktikum
adalah sarana prasarana bagi murid kelas-kelas di SD yang lebih didasarkan pada interaksi
terhadap alam sekitar. Mengembangkan komunikasi dan kerjasama dalam pembelajaran,
menggabungkan antara teori dan praktik.
Hal ini mampu mengembangkan taraf perkembangan kognitif, efektif, dan psikomotorik
seorang siswa. Sehingga para siswa akan mampu menganalisa atau mengetahui hal-hal yang belum
pernah mereka ketahui sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya proses praktikum didalamnya
sehingga siswa mengerti tentang apa yang mereka pelajari, mereka pahami, dan mereka terapkan
dilingkungan mereka (masing-masing).
D. PENYEBAB KELEBIHAN
Selama ini kegiatan praktikum selalu dipelajari dalam pembelajaran IPA. Kelebihan lain dalam
praktikum banyak sumber yang dapat diamati, contohnya lingkungan sekitar kita yang selalu kita
jumpai dan kita amati. Untuk itu alam sebagai sumber atau media harusnya selalu kita jaga dan
lestarikan supaya alam tidak hilang dan mampu memberi hal baru, dimana kita sebagai manusia
yang mengerti akan pentingnya alam karena alam adalah sumber ilmu bagi para manusi di bumi.

E. SOLUSI UNTUK PRAKTIKUM SELANJUTNYA


Setelah kegiatan praktikum ini selesai dilaksanakan, pasti banyak kesalahan yang dilakukan
selama proses praktikum berlangsung. Maka dibutuhkan banyak solusi untuk kegiatan praktikum
selanjutnya agar menjadi lebih baik. Solusi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
 Sebaiknya anggota dari sebuah kelompok tersebut saling terjalin koordinasi yang baik.
 Sebelum melakukan sebuah praktikum, sebaiknya dipersiapkan segala kebutuhannya,
missal; alat-alat, bahan-bahan, dan perlengkapan lainnya.
 Melakukan observasi langsung dilapangan agar dicapai hasil yang akurat.
 Mencari banyak sumber informasi jika menemui banyak masalah dalam penyelesaian
sebuah laporan.
 Belajar dengan semangat tentang kekurangan yang terjadi pada praktikum sebelumnya, agar
tidak terjadi kesalahan serupa pada praktikum selanjutnya.
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada pengetahuan dalam bidang IPA dimasa sekarang ini sangat perlu karena dapat kita
ketahui sendiri betapa pentingnya dan betapa pesatnya perkembangan teknologi dinegara
kita.sebagai penduduk kita dituntut untuk giat belajar dengan penuh semangat. Khususnya dalam
ilmu praktikum IPA di SD yang segala sesuatunya saat ini sudah menggunakan system
kompetensi.

B. SARAN
Kami benar-benar mendapat banyak manfaat setelah melakukan praktik ini, tidak hanya
mengerti teori-teori tetapi juga bias membuktikannya dengan melakukan percobaan. Seperti
pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak” begitu pula dengan hasil laporan ini yang tentunya ada
kekurangan. Oleh karena itu kami meminta maaf dan menerima kritik serta saran yang
membangun agar kami dapat membuat laporan lain yang lebih baik.

Sidomulyo, 29 November 2019.

Penyusun,

DWI NOVITA SARI


LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Praktikum tentang Ciri-Ciri Makhluk Hidup


2. Praktikum tentang Makhluk Hidup dan Lingkungannya
3. Praktikum tentang Makanan
4. Praktikum tentang Mekanika
5. Praktikum tentang Kalor Perubahan Wujud Zat dan Perpindahannya pada suatu Zat
6. Praktikum tentang Gelombang
7. Praktikum tentang Optik
8. Praktikum tentang Listrik dan Mangnet
9. Praktikum tentang Bumi dan Alam Semesta
10. Praktikum tentang Udara dan Batuan.

Anda mungkin juga menyukai