Anda di halaman 1dari 14

HIPOTESIS PENELITIAN

OLEH
KELOMPOK 2
AYU NASRA (E1B120034)
TRISKA AMALIAH NASIR (E1B120084)
RAHMAWATI (E1B120078)
AMIRUDDIN (E1B120030)
MUHDIN (E1B120046)
DIRZAN KAHAR (E1B120066)
LD. AFDHAL DIAN SAFAAT (E1B119011)
MUH. SUDARRTONO DEGA (E1B119014)
MUHAMMAD FAUZI A (E1B118024)
ABDURRAHMAN ALWI (E1B120056)
LD. ALMUBARAK (E1B120070)
GLADYS NOVITA (E1B120038)
LM. ALFARABI (E1B119070)
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
i

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul ‘Hipotesis Penelitian’ dapat selesai.
Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Selain itu, penyusunan laporan ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca secara khusus.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dosen yang
mengampu mata kuliah Metodologi Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik
yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kendari 8 April 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Hipotesis..................................................................................3
2.2 Fungsi Hipotesis........................................................................................4
2.3 Ciri-ciri Hipotesis......................................................................................4
2.4 Syarat-syarat Hipotesis..............................................................................5
2.5 Jenis-jenis Hipotesis..................................................................................5
2.6 Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis................................7
2.7 Cara Menguji Hipotesis.............................................................................8
2.8 Peranan Hipotesis dalam Penelitian..........................................................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus
dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu
sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu
hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah
merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat
tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama,
Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat
dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai
konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau
tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya
untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari
dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar
atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang
menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik
terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis.
Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada
kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian,
maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu
seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar
terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai
hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian
hipotesis
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah, yaitu:
(1) Apa pengertian hipotesis?
(2) Apa fungsi hipotesis dalam penelitian?
(3) Apa saja ciri-ciri hipotesis dalam penelitian?
(4) Apa saja syarat-syarat Hipotesis?
(5) Bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian?
(6) Apa saja kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis?
(7) Bagaimana cara menguji hipotesis?
(8) Bagaimana peranan hipotesis dalam penelitian?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
(1) Untuk mengetahui pengertian hipotesis dalam penelitian.
(2) Untuk mengetahui fungsi hipotesis dalam penelitian.
(3) Untuk mengetahui ciri- ciri hipotesis dalam penelitian.
(4) Untuk mengetahui syarat-syarat hipotesis.
(5) Untuk mengetahui penjelasan mengenai hipotesis yang baik.
(6) Untuk mengetahui cara menguji hipotesis.
(7) Untuk mengetahui peranan hipotesis dalam penelitian.
(8) Untuk mengetahui jenis- jenis hipotesis dalam penelitian.
3

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipotesis
Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang
pemecahan
masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya
dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari
jawabannya melalui penelitian yang dilakukan.
Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf
pencapaiannya yaitu:
(1) Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai
melalui membaca.
(2) Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai
setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.
Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, yaitu “hypo”
yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis
yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah- kaidah berfikir biasa, secara sadar,
teliti dan terarah. Dalam penggunaannya sehari- hari hipotesa ini sering juga
disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang
dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian
yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis,
4

tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut


akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama
serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang
kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis.
Selanjutnya
peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data
yang
paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul,
peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status
menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak
terbukti.Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua
hal:
(1) Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
(2) Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang
terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).
2.2 Fungsi Hipotesis
Ada beberapa fungsi hipotesis yaitu :
(1) Memperkenalkan penelitian untuk berpikir dari awal suatu penelitian
(2) Menentukan tahap atau prosedur penelitian
(3) Membantu menetapkan bentuk untuk penyajian, analisis dan interprestasi
data
2.3 Ciri-ciri Hipotesis
Ciri – ciri hipotesis sebagai berikut :
(1) Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan
dalam bentuk kalimat tanya.
(2) Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan
yang sedang atau akan diteliti.
(3) Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat
dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya
akan sulit mencapai hasil yang objektif.
(4) Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas
sifatnya.
Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu
dipertimbangkan berbagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan
digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik
5

tertemu dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang
dibuat dapat digunakan dalam penelitian.
2.4 Syarat-syarat Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk
dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis
sebagai berikut:
(1) Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
(2) Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua
atau lebih variabel.
(3) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para
ahli
atau hasil penelitian yang relevan
2.5 Jenis-jenis Hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
(1) Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha/H1.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel independen
(X) dan variabel dependen (Y), atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
 Jika... maka...
 Ada perbedaan antara... dan... dalam...
 Ada pengaruh... terhadap...
Contoh sederhana:
 Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka penyakit menular
di daerah tersebut tinggi.
 Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka
kematian bayi di daerah tersebul tinggi.
 Jika pendapatan perkapita suatu negara rendah, maka status kesehatan
masyarakat di negara tersebut rendah pula
Meskipun pada umumnya rumusan hipotesis seperti tersebut di atas, tetapi
hal tersebut bukan satu-satunya rumusan hipotesis kerja. Karena dalam
rumusan hipotesis kerja yang paling penting adalah bahwa rumusan hipotesis
harus dapat memberi penjelasan tentang kedudukan masalah yang diteliti,
sebagai bentuk kesimpulan yang akan diuji. Oleh sebab itu penggunaan
rumusan lain seperti di atas masih dapat dibenarkan secara ilmiah.
(2) Hipotesis nol (null hypotheses) atau Hipotesis Statistik disingkat Ho.
6

Hipoiesis Nol biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau


tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kelompok atau lebih
mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan
antara dua variabel, disebut hipotesis alternatif.
Rumusan hipotesis nol:
 Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...
 Tidak ada pengaruh... terhadap..
Contoh sederhana hipotesis nol adalah:
 Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung
antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.
 Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak
mendapat ASI pada waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang
mendapat ASI pada waktu bayi.
 Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok
penduduk yang menggunakan air minum dari PAM dengan kelompok
penduduk yang menggunakan air minum dari sumur.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang
bersangkutan adalah sama, misalnya status gizi dari balita yang mendapatkan
ASI sama dengan status gizi anak balita yang tidak mendapatkan ASI. Bila
hal tersebut dirumuskan dengan “selisih” maka akan menunjukkan hasil
dengan nol, maka disebut hipotesis nol. Bila dirumuskan dengan “persamaan”
maka hasilnya sama, atau tidak ada perbedaan. Oleh sebab itu apabila diuji
dengan metode statistika akan tampak apabila rumusan hipotesis dapat
diterima, dapat disimpulkan sebagaimana hipotesisnya.
Tetapi bila rumusannya ditolak, maka hipotesis alternatifhya yang
diterima. Itulah sebabnya maka sdperti rumusan hipotesis nol dipertentangkan
dengan rumusan hipotesis altematif. Hipotesis nol biasanya menggunakan
rumus Ho (misalnya HO : x = y) sedangkan hipotesis alternatif menggunakan
simbol Ha (misalnya, Ha : x = > y).
Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
pertama, hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu
hipotesis yang menjadi sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain. Kedua,
hipotesis minor, hipotesis penunjang, atau anak hipotesis, yaitu hipotesis yang
dijabarkan dari hipotesis mayor. Di dalam pengujian statisik hipotesis ini
sangat penting, sebab dengan pengujian terhadap tiap hipotesis minor pada
hakikatnya adalah menguji hipotesis mayornya.
Contoh tidak sempurna.
Hipotesis mayor: “Sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan
tingginya penyakit menular”. Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua
variabel, yakni variabel penyebab (sanitasi lingkungan) dan variabel akibat
7

(penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit menular itu luas sekali,
antara lain mencakup penyakit- penyakit diare, demam berdarah, malaria,
TBC, campak, dan sebagainya. Sehubungan dengan banyaknya macam
penyakit menular tersebut, kita dapat menyusun hipotesis minor yang banyak
sekali, yang masing-masing memperkuat dugaan kita tentang hubungan
antara penyakit-penyakit tersebut dengan sanitasi lingkungan, misalnya :
 Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi
lingkungan.
 Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi
lingkungan.
 Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi
lingkungan.
Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti
bermakna korelasi antara kedua variabel di dalam masing-masing hipotesis
minor tersebut, maka berarti hipotesis mayornya juga diterima. Jadi ada
korelasi yang positif antara sanitasi lingkungan dengan penyakit menular.
(3) Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan
Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2
variabel alau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya
hubungan antara dua variabel. Misalnya, ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan praktek pemeriksaan hamil. Hipotesis dapat diperjelas lagi
menjadi : Makin tinggi pendidikan ibu, makin sering (teratur) memeriksakan
kehamilannya. Sedangkan hipotesis perbedaan menyatakan adanya
ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua variabel; misalnya. praktek
pemberian ASI ibu-ibu de Kelurahan X berbeda dengan praktek pemberian
ASI ibu-ibu di Kelurahan Y. Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi: praktek
pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan
praktek pemberian ASI ibu-ibu di Kelurahan Y
2.6 Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis
Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan
tidaknya hipotesis tersebut. Seorang peneliti mungkin merumuskan hipotesis yang
isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis
tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti
merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokkan dengan
datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti.
Dalam hal lain dapat terjadi perumusan hipotesisnya benar tetapi ada
kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Kesalahan penarikan kesimpulan tersebut
barangkali disebabkan karena kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada
variabel lain yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel
prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan.
Macam-macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis.
8

Kesimpulan dan Keadaan Sebenarnya


Keputusan Hipotesis benar Hipotesis salah
Terima Hipotesis Tidak membuat Kekeliruan macam II
kekeliruan
Tolak Hipotesis Kekeliruan macam I Tidak membuat
kekeliruan
Selanjutnya ditentukan bahwa probabilitas melakukan kekeliruan macam I
dinyatakan dengan ɑ (alpha), sedangkan melakukan kekeliruan macam II
dinyatakan dengan β (beta). Nama-nama ini akhirnya digunakan untuk
menentukan jenis kesalahan.
Kesalahan tipe I ini disebut taraf signifikansi pengetesan, artinya
kesediaan yang berwujud besarnya probabilitas jika hasil penelitian terhadap
sampel akan diterapkan pada populasi. Besarnya taraf signifikansi ini pada
umumnya sudah diterapkan terlebih dahulu. Untuk penelitian-penelitian di bidang
ilmu pendidikan pada umumnya digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01,
sedangkan untuk peneliti obat-obatan yang resikonya menyangkut jiwa manusia,
diambil 0,005 atau 0,001, bahkan mungkin 0,0001.
2.7 Cara Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan
apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi
empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data,
selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis, apakah harus menerima atau
menolak hipotesis.
Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau
membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan
menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat
ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan
memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk
mencari kebenaran.
Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian
hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak
hipotesis tersebut.
Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis
alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho).
Misal dengan asumsi bahwa populasi tergambar dalam kurva normal. Maka
jika kita menentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan 2 ekor, maka
akan terdapat dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva,
masing-masing 2½%.
9

Daerah kritik merupakan daerah penolakan hipotesis (hipotesis nihil) dan


disebut daerah signifikansi. Sebaliknya daerah yang terletak di antara dua daerah
kritis, yang diarsir, dinamakan daerah penerimaan hipotesis, atau daerah non-
signifikansi. Cara menguji hipotesis, menggunakan daerah kurva normal dan dari
perhitungan Z-score dengan rumus:

Apabila harga Z-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang


dirumuskan, tidak diterima.
2.8 Peranan Hipotesis dalam Penelitian
Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai
berikut :
(1) Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
(2) Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
(3) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau
data.
(4) Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang
akan diteliti (diamati).
Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih
sementara dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau
arah dari pelaksanaan penelitian.
10

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai pedoman kerja, peneliti menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan
arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan
mengambil kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk
membuktikan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu
bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis
berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan
mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.
Ada 2 macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja, yang juga disebut hipotesis
alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) (hipotesis nihil) yang juga disebut hipotesis
statistik.
Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita
buat:
1. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha (ɑ).
2. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta (β).
Cara menguji hipotesis, menggunakan daerah kurva normal. Apabila harga Z-
score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan, tidak
diterima.
11

DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. diakses tanggal
6 April 2022.
Zenius.net. (2022, 5 Januari). Pengertian Hipotesis dan Informasi Penting
Lainnya. Diakses pada 6 April 2022, dari https://www.zenius.net/blog/pengertian-
hipotesis#Jenis-Jenis_Hipotesis.
Katadata.co.id. (2022, 12 Januari). Pengertian Hipotesis, Tujuan, Jenis, dan Cara
Membuatnya. Diakses pada 6 April 2022, dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61de98cfc8639/pengertian-hipotesis-tujuan-
jenis-dan-cara-membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai